• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM POLITIK LAOS SISTEM POLITIK LAOS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM POLITIK LAOS SISTEM POLITIK LAOS"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN

REPUBLIK DEMOKRATIS LAOS

(

Lao People’s Democratic Republic)

M. Ridla ImamAl-Haq ,Kurnia Islami ,Hendro Prasetiyo , Aisyah Permata Erisnaeni

Program Studi Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Salah satu unsur penting dalam terbentuknya suatu negara adalah adanya pemerintahan yang mampu mengatur jalannya segala aktivitas dalam suatu negara baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial dan menjamin keamanan bagi warga negaranya. Dalam pelaksanannya, terdapat beberapa jenis sistem pemerintahan yang diterapkan oleh negara-negara di seluruh dunia, bahkan dalam suatu kawasan yang sama pun akan memiliki keragaman dalam hal sistem pemerintahnnya. Tidak jarang sistem pemerintahan yang diterapkan oleh suatu negara mampu memberikan pengaruh yang sangat besar bagi warga negaranya baik itu sifatnya positif maupun negatif. Sistem pemerintahan yang ada juga mampu menunjukkan bagaimana kekuasaan

masing-masing lembaga pemerintahan di antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif diatur dengan adil dan sesuai dengan konstitusi yang ada dalam negara tersebut.

(2)

insular. Daerah mainland mencakup negara Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, sebagian Malaysia dan Singapura sedangkan insular terdiri atas Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, dan sebagian Malaysia (dekat pulau Kalimantan).

Berdasarkan kondisi geografisnya, kedua daerah ini jelas memiliki perbedaan. Dalam hal sistem pemerintahan, masing negara juga memiliki keunikan masing-masing. Laos menjadi salah satu negara yang unik dan menarik untuk dibahas tentang bagaimana pemerintahnnya terbentuk dan dinamika politik yang terjadi di dalamnya. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas pemerintahan di Asia Tenggara dan ciri khasnya masing-masing serta Laos sebagai salah satu negara di daerah mainland dalam struktur pemerintahnnya.

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem politik dan pemerintahan negara mainland dan insular di kawasan Asia Tenggara ?

2. Bagaimana sejarah politik dan pemerintahan negara Laos ? 3. Bagaimana sistem pemerintahan negara Laos ?

1.3Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sistem politik dan pemerintahan negara mainland dan insular di kawasan Asia Tenggara.

2. Mengetahui sejarah politik dan pemerintahan negara Laos. 3. Mengetahui sistem pemerintahan negara Laos.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Politik Negara-negara di Asia Tenggara

(3)

yang dekat dengan Australia. Kedua, berdasarkan soial budaya, negara-negara mainland cenderung mempunyai sosial budaya yang hampir sama. Mainland ini terdiri dari negara Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand. Sedangkan untuk wilayah Insular meliputi negara Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Singapura.1

Negara mainland adalah negara yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh daratan dan negara insular sebagian wilayah negaranya didominasi oleh negara kepulauan. Ada yang menarik dari pembagian ini, karena disamping ada persamaan geografis dan sosial budaya, ternyata sistem politik di kedua wilayah ini juga hampir sama. Negara mainland seperti Thailand, Laos, Kamboja, Myanmar dan Vietnam memiliki pemerintahan yang sifatnya tidak demokratis. Selain itu ada yang monarki konstitusional (Kamboja dan Thailand2) serta negara partai (Laos dan Vietnam). Sedangkan di negara insular kebanyakan seperti Indonesia, Filipina dan Singapura merupakan negara republik.3 Hal ini dikarenakan sejarah dari masing-masing negara yang hampir sama. Misalnya negara mainland, negara-negara ini mempunyai sejarah yang hampir sama yaitu masuk dalam cengkeraman ideologi komunisme melalui Indochina Communist Party (ICP) yang awalnya tersebar dari China secara mudah sebab letak geografis yang berdekatan. Bahkan seperti Vietnam yang menjadi sasaran pertempuran ideologi dalam Perang Vietnam. Berbeda dengan negara insular yang mempunyai sejarah kolonisasi dari negara Eropa, dimana pengaruh kolonialisasi ini

berdampak pada sosial budaya dan sistem politik yang ada di negara insular. Indonesia, Malaysia, Filipina, Brunei, semuanya dijajah oleh negara Eropa. Hal ini menyebabkan proses sosial politik di negara itu cenderung demokratis, walaupun Brunei masih menerapkan sistem monarki.

Mainland 1. Kamboja

Kamboja adalah sebuah negara berbentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara. Negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14. Bentuk pemerintahan suatu negara yang dipimpin oleh seorang raja namun kekuasaan raja dibatasi oleh Undang

1

Yah, The Long Road Ahead , Chapter 1 : The Land and Its History, hlm 2

2Ibid

hlm 2

3Ibid

(4)

Undang Dasar. Berdasarkan konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yang menganut sistem demokrasi liberal, pluralisme dan ekonomi pasar.4 Raja Kamboja menjabat Kepala Negara menjabat sebagai Kepala Negara, tetapi tidak memerintah. Pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dengan dibantu oleh para menteri yang tergabung dalam Dewan Menteri (Council of Minister). Kamboja merupakan parlemen bikameral, artinya sistem perwakilan ada dua yaitu Dewan Nasional dan Senat Kamboja.

2. Vietnam

Republik Sosialis Vietnam adalah sebuah negara partai tunggal. Sebuah konstitusi baru disahkan pada April 1992 menggantikan versi 1975. Peran utama terdahulu Partai Komunis disertakan kembali dalam semua organ-organ pemerintah, politik dan masyarakat. Hanya organisasi politik yang bekerjasama atau didukung oleh Partai Komunis diperbolehkan ikut dalam pemilihan umum. Ini meliputi Barisan Tanah Air Vietnam (Vietnamese Fatherland Front), partai serikat pedagang dan pekerja.5 Meskipun negara tetap secara resmi berjanji kepada sosialisme sebagai doktrinnya, makna ideologi tersebut telah berkurang secara besar sejak tahun 1990-an.

Presiden Vietnam adalah kepala negara dan secara nominal adalah panglima tertinggi militer Vietnam, menduduki Dewan Nasional untuk Pertahanan dan Keamanan

(Council National Defense and Security). Peran presiden sebagai kepala negara tidak pernah lepas dari bantuan seorang kepala pemerintahan, yaitu Perdana Menteri. Perdana Menteri Vietnam adalah kepala pemerintahan mengepalai kabinet yang terdiri atas 3 deputi perdana menteri dan kepala 26 menteri-menteri dan perwira-perwira. Vietnam memiliki sebuah lembaga yang berperan sebagai perumus Undang-Undang pemerintah (Parlemen Unikameral). Lembaga tersebut bernama Majelis Nasional Vietnam

(National Assembly of Vietnam). Lembaga ini memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lembaga eksekutif dan yudikatif.

4

Profil Cambodia dalam http://hukum.unsrat.ac.id/etc/cambodia.pdf, diakses tanggal 11 Maret 2015 pukul 19.24 WIB

5

Lucius, Casey, 2009, Vietnam’s Political Process: How Education Shapes Political Decision Making, Routledge, Hoboken. Dalam

(5)

3. Laos

Satu-satunya partai politik yang diakui di Laos adalah Partai Revolusioner Rakyat Laos (LPRP). Kepala negara adalah seorang presiden yang ditentukan oleh parlemen untuk masa jabatan 5 tahun. Kepala pemerintahan adalah seorang perdana menteri yang ditunjuk oleh presiden dengan persetujuan dari parlemen. Kebijakan pemerintahan ditentukan oleh partai melalui 9 anggota yang sangat berkuasa Politburo dan 49 anggota Komite Pusat. Keputusan pemerintah yang penting ditentukan Dewan Menteri. Jenis kekuasaan negara Laos adalah republik sosialis dan berbentuk kesatuan. Sistem pemerintahan adalah presidensil dan parlemennya merupakan unikameral.

4. Thailand

Thailand adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah pada masa kolonialisasi. Bentuk pemerintahan Thailand adalah monarki konstitusional berbentuk legislatif bikameral demokratis. Dalam perjalanan negara Thailand, pemerintahan dikendalikan oleh kekuatan militer negara, serta pernah mengalami sitem politik multipartai. Namun saat ini, bentuk pemerintahan negara Thailand mengarah kepada partai tunggal yang dipilih melalui pemilihan umum.

Pemerintahan Thailand dikepalai oleh oleh Perdana Menteri dengan raja sebagai kepala negara turun-temurun, serta konstitusi mengakui raja sebagai Budha, raja juga sebagai “penegak agama”. Badan eksekutif terdiri dari Dewan Menteri kabinet yang dipimpin oleh kepala pemerintahan. Thailand memiliki legislatif bikameral yang disebut Majelis Nasional (Rathasapha) terdiri dari dua Senat yaitu Wuthisapha yang dipilih secara populer dari konstituen satu kursi secara non partisan untuk jangka enam tahun dan Sapha Phuthaen Ratsadon (DPR) dipilih melalui pemilu untuk masa jabatan empat tahun. Pemimpin DPR merangkap sebagai Ketua Majelis Nasional dan pemimpin dari Senat berfungsi sebagai wakil ketua Majelis Nasional.6

Untuk memilih kepala negara dan pemerintahan digunakan dengan sistem monarki yang kekuasaannya diwariskan secar turun temurun berdasarkan Undang -Undang Palace Suksesi diberlakukan pada tahun 1924, yang memungkinkan raja

6

(6)

menunjuk ahli warisnya, jika gagal melakukannya maka Privy Council mencalonkan ahli waris untuk dipertimbangkan oleh Majelis Nasional. Perdana Menteri dan Senat dipilih melalui pemilihan umum dengan suara terbanyak atau partai mayoritas di DPR.

5. Myanmar

Myanmar merupakan salah satu Negara yang terletak di Asia Tenggara, dan merupakan salah satu anggota dari ASEAN yang berbentuk negara kesatuan. Bentuk pemerintahan Myanmar adalah Juntai Militer yang di kenal dengan nama The State Peace and Development Council (SPDC). Kepala Negara Myanmar di pegang oleh Juntai (Jendral), sedangkan kepala pemerintahan dikepalai oleh perdana menteri. Sejak Juntai Militer menguasai Myanmar, banyak terjadi demonstrasi yang di lakukan oleh rakyat Myanmar. Para pendemonstrasi ini terdiri dari rakyat Myanmar yaitu para aktivis mahasiswa dan para tokoh agama yaitu para biksu.

Myanmar pemerintahannya berbentuk Oligarki Militer. Oligarki adalah negara yang kekuasaan politiknya dipegang oleh kelompok elit kecil dari masyarakat, baik dibedakan menurut kekayaan, keluarga atau militer. Parlemen: Menurut konstitusi seharusnya Bikameral (Pyithu Hluttaw/setara House of Representatives + Amyotha Hluttaw/setara Senate), namun saat ini dijalankan oligarki militer.

Insular

1. Indonesia

Negara Indonesia adalah negara kesatuan (desentralis) yang berbentuk republic, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik. Negara kesatuan adalah negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal di mana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan subnasionalnya hanya menjalankan kekuasaan -kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan.

Indonesia menganut bentuk pemerintahan Republik Konstitusional, merupakan bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden. Kekuasaan presiden dibatasi

oleh UUD atau konstitusi. Presiden Republik

(7)

Sistem parlemen di Indonesia menganut bikameral yang tidak sempurna, yaitu MPR yang terdiri dari DPR dan DPD. DPR merupakan wakil partai dan DPD merupakan wakil pemerintah daerah. Ketidak sempurnaan itu ditunjukan antara lain : MPR sebagai lembaga masih berdiri dan mempunyai fungsi tersendiri terlepas dari lembaga DPR dan DPD. Fungsi DPD hanya lembaga pelengkap dari DPR karena tidak punya fungsi legislatif secara penuh. Dari kedua alasan di atas, parlemen Indonesia dapat dikatakan menganut Trikameral (Tiga Kamar).7

2. Brunei Darussalam

Brunei Darussalam terkenal sebagai negara yang bernuansa islami, hal ini terlihat dari dijadikannya Istana Nurul Iman sebagai ikon negara Brunei. Mayoritas penduduk Brunei menganut agama Islam dan beretnis melayu. Sistem pemerintahan Brunei menggunakan sistem kesultanan konstitusional atau Monarki Islam Melayu. Terdapat tiga komponen utama dalam pemerintahan Brunei, yaitu budaya Melayu, agama Islam, dan kerangka politik Monarki. Ketiga komponen tersebut tergabung dalam konsep “Melayu Islam Beraja”.8 Sultan Brunei yang berkuasa saat ini adalah Sultan Hassanal Bolkiah yang memerintah sejak 5 Oktober 1967 dan merepresentasikan kepala negara (Yang Di-Pertuan Agong), kepala pemerintahan, pemimpin keagamaan, sekaligus Menteri Pertahanan dan Menteri Keuangan.

Sebagai negara eks-kolonial Inggris, sistem partai politik juga tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam sistem politik di Brunei karena hanya ada satu partai politik Brunei yang diakui secara legal, yaitu Brunei Solidarity National Party (PPKB). Pada tahun 2013, Sultan Brunei memperkenalkan undang-undang berdasarkan syariat Islam, yang direncanakan akan mulai diberlakukan pada tahun 2014. Pemerintahan Kesultanan Brunei sangat royal kepada warganya yakni dengan memberikan berbagai jaminan yang disediakan pemerintah telah memberikan keuntungan dan kemudahan dalam kehidupan penduduk Brunei. Meskipun cukup stabil, Brunei sempat mengalami pergeseran sistem pemerintahan dari monarki absolut menjadi demokrasi parlementer.

7

Federasi Australia Otonomi Indonesia, Indonesia’s Political System, dalam

http://www.abc.net.au/ra/federasi/tema1/indon_pol_chart_e.pdf, diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.13 WIB

8

Country Profile : The Local Government System in Brunei Darusaalam, dalam

(8)

3. Malaysia

Malaysia adalah sebuah federasi dari 13 negara bagian dan 3 wilayah federal. Sistem pemerintahan yang dianut oleh Malaysia adalah sistem parlementer. Sistem pemerintahan di Malaysia erat model sistem Westminster parlementer, warisan dari pemerintahan kolonial Inggris. Dalam sistem pemerintahan Malaysia yang menjadi kepala pemerintahan adalah seorang perdana menteri. Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri; konstitusi Malaysia menetapkan bahwa perdana menteri haruslah anggota dewan rendah (Dewan Rakyat), yang direstui Yang di-Pertuan Agong dan mendapat dukungan majoritas di dalam parlemen.9

Dalam kekuasaan legislative Malaysia memiliki sistem bikameral yang terdiri dari Senat (Dewan Negara) dan House of Representatives (Dewan Rakyat). Senat menguasai 70 kursi di parlemen sementara HoR menguasai 219 kursi. 44 anggota Senat ditunjuk oleh pemimpin tertinggi sementara 26 lainnya ditunjuk oleh badan pembuat UU di negara bagian.

4. Filipina

Filipina merupakan negara kepulauan yang sistem pemerintahannya berbentuk republik. Presiden berfungsi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, dan Panglima Tertinggi angkatan bersenjata. Presiden dipilih dalam pemilu untuk masa jabatan 6 tahun, dan memilih dan mengepalai kabinet. Bentuk negara kesatuan dan sistem pemerintahan presidensil. Dewan Legislatif Filipina mempunyai dua kamar: Kongres terdiri dari Senat dan Dewan Perwakilan; anggota keduanya dipilih oleh pemilu. 10 Cabang yudikatif pemerintah dikepalai oleh Mahkamah Agung, yang memiliki seorang Ketua Mahkamah Agung sebagai kepalanya dan 14 Hakim Agung, semuanya ditunjuk oleh Presiden.

9Malaysia Comparative National Systems

, 2009, dalam http://www.mitchellorenstein.com/wp content/uploads/2012/07/Malaysia.pdf, diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.28 WIB

10

GIGA Research Programme, Political Party and Party System Institutionalisation in Southeast Asia: A Comparison of Indonesia, the Philippines, and Thailand, dalam

(9)

5. Singapura

Singapura adalah sebuah republik parlementer dengan sistem pemerintahan parlementer unicameral atau Westminster yang mewakili berbagai konstituensi. Konstitusi Singapura menetapkan demokrasi perwakilan sebagai sistem politik negara ini. Partai Aksi Rakyat (PAR) mendominasi proses politik dan telah memenangkan kekuasaan atas Parlemen di setiap pemilihan. Singapura merupakan negara republik dengan bentuk pemerintahan parlementer. Kepala negara presiden, kepala pemerintahan perdana mentri. Singapura menganut sistem multipartai dengan 20 partai politik yang terbesar diantaranya partai aksi rakyat.11

Lembaga-lembaga yang memegang kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif tercantum dalam konstitusi negara Singapura. Kepala Negara Singapura adalah seorang Presiden. Administrasi pemerintahan dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana Menteri dan anggota kabinetnya diangkat oleh Presiden diantara para anggota parlemen. Seluruh anggota kabinet bertanggung jawab kepada parlemen. Kepala Negaranya seorang Presiden yang dipilih berdasarkan Undang-undang Presiden, dalam Undang-undang Presiden, dinyatakan bahwa pemilihan Presiden dilakukan sekali dalam enam tahun melalui pemilihan umum. Perdana Menteri sebagai pemimpin kabinet yang menjalani pemerintahan sehari-hari dipilih dari pimpinan partai yang memegang mayoritas di Parlemen.

2.2Komunisme dan Perkembangannya di Asia Tenggara

Komunisme berakar dari paham Owenisme di Inggris pada tahun 1820an sebagai sebuah gerakan ekspresi ketidakpuasan terhadap sistem ekonomi dan politik yang ada. Gerakan owenisme ini kemudian terpecah menjadi dua gerakan yang berbeda yakni sosialisme dan komunisme di tahun 1840 an, dimana sosialisme dikawal oleh J.S Mill sementara komunisme dibawah pengaruh Thompson. 12 Perbedaan diantara keduanya dalam sistem ekonomi salah satunya terkait dengan pengakuan terhadap hak milik pribadi atas faktor produksi. 13Sosialisme masih mengakui adanya hak milik

11

Country Profile: Singapore, The Local Government System in Singapore, dalam

http://www.clgf.org.uk/userfiles/1/files/Singapore%20local%20government%20profile%202011-12.pdf, diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.54 WIB

12What is communism? What’s in a word?

hlm 1

13Communism vs Socialism

, Diffen, Tersedia pada

(10)

Tabel 1.1 Perbedaan ide komunisme– sosialisme

sumber :www.diffen.com

faktor produksi oleh perusahaan/koperasi dan perseorangan dengan diimbangi kontribusi terhadap stabilitas perekonomian. Sementara komunisme sangat menolak hak milik faktor produksi, dimana semua faktor produksi dikuasai negara dan digunakan untuk kebutuhan masyarakat secara langsung tanpa bertujuan menghasilkan keuntungan material bagi pihak-pihak tertentu. Lihat tabel 1.1

Komunisme sendiri kemudian berkembang menjadi berbagai varian, diantaranya co-operative communism, Marxism, dan Marxism-Leninism. Co-operative communism merupakan gagasan William Thompson yang agak mirip dengan sosialisme dan merupakan varian komunisme tertua yang memisahkan diri dari sosialisme J.S Mill. Awalnya, Thompson meneliti dan membahas eksploitasi pemilik faktor produksi terhadap pekerja dalam bukunya berjudul Labour in Irish History dimana para petani dipaksa menanam komoditas yang diinginkan tuan tanah serta petani tidak memiliki hak kepemilikan tanah. Peristiwa ini lalu melahirkan gagasan co-operative communism untuk memperjuangkan kesejahteraan komunitas pekerja.

Berbeda dengan Owenisme atau sosialisme yang mempercayakan pendistribusian kesejahteraan pada negara. Thompson sangat skeptis memandang negara sehingga ia mendukung pendistribusian kesejahteraan dilakukan dengan membentuk komunitas di luar kendali negara.Prinsip untuk „keluar‟ dari negara ini pula yang membuatnya memisahkan diri dari owenisme dan sosialisme.14

Upaya Thompson membentuk komunitas di luar kontrol negara diawali dengan kepemilikannya atas beberapa bidang tanah pertanian yang diperuntukkan sebagai lahan kerja petani. Thompson juga memberikan pengarahan dalam pertanian untuk membuat

14William Thompson

(11)

petani lebih mandiri, sejahtera dan tidak dianiaya oleh kelas tuan tanah yang eksploitatif. Komunitas ini sempat sukses mendapat empati hingga beranggotakan ratusan orang, namun seiring berjalannya waktu komunitas ini tak berjalan dengan baik dan menyudahi episodenya.

Varian lain yakni Marxisme dalam komunis diperkenalkan oleh Karl Marx melalui gagasannya yang terkenal yakni perjuangan kelas pekerja. Meskipun dalam analisisnya Marx juga menjelaskan terjadinya eksploitasi sebagaimana penjelasan Thompson, tujuan utama Marx bukan pada isu tersebut. Justru, Marx menyatakan bahwa sejarah eksploitasi kelas pekerjalah yang memicu perjuangan kelas pekerja untuk mengurangi bahkan meniadakan eksploitasi terhadap diri mereka, misalnya melalui tuntutan kebijakan pengurangan jam kerja.15 Terhadap reformasi sistem ekonomi, sayangnya Marx masih cacat dalam memberikan gambaran masyarakat paska kapitalisme.

Berikutnya, varian Marxisme-Leninisme merupakan adaptasi varian Marxisme oleh Vladimir Lenin tahun 1917 yang melahirkan Uni Sovyet serta kebanyakan negara komunisme di dunia. Pemikiran ini meyakini bahwa revolusi kelas proletar tidak dapat

terjadi secara alamiah begitu saja. Revolusi kelas pekerja harus berjalan bertahap. Pertama harus ada partai yang memimpin kelas pekerja untuk menggulingkan kapitalisme dan mengangkat pemerintah diktator dari kelas pekerja. Kedua, perjuangan

kelas ini harus disebarkan pada negara lainnya, khususnya negara berkembang untuk meruntuhkan sistem global yang kapitalis. Berkaitan dengan tahap kedua ini, Lenin menyatakan bahwa negara maju tidak akan melakukan revolusi pekerja sebab kapitalisme telah berpindah pada tahap berikutnya dimana ekspor modal semakin luas dan para pekerja dibujuk dengan upah yang lebih tinggi.16 Kiranya gagasan perjuangan kelas oleh Vladimir Lenin ini cukup manjur untuk menggulingkan rezim kapitalis sehingga banyak sekali negara-negara yang menganut paham komunis saat ini adalah penganut varian Marxisme-Leninisme, termasuk Laos.

15What is communism

, op cit hlm 4

16Marxism-Leninism

, New World Encyclopedia. Tersedia pada

(12)

Perbedaan Komunisme Vietnam dan Laos

Laos Vietnam

Posisi presiden Kepala Negara Kepala Pemerintahan dan Kepala Tertinggi Militer

Partisipasi partai Hanya ada 1 partai penguasa

Partai hanya boleh mengikuti pemilu apabila bekerjasama dan disetujui oleh Vietnam Communist Party

Pengambilan Keputusan Ditentukan oleh partai melalui 9 anggota yang sangat berkuasa Politburo dan 49 anggota Komite Pusat.

Ditentukan oleh Majelis Nasional Vietnam yang kedudukannya lebih tinggi dari lembaga eksekutif dan yudikatif

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Komunisme

Komunisme adalah sebuah teori atau sistem sosial berdasarkan persamaan yang sama antara kepemilikan masyarakat dan negara, dengan semua kegiatan ekonomi dan sosial dikendalikan oleh negara yang didominasi oleh partai politik tunggal. Sudah terjadi stigma di masyarakat bahwa komunis itu buruk, bahkan dalam bidang akademik kita diajarkan tentang buruknya sistem ini. Walaupun saat ini masih banyak negara yang menerapkan sistem komunisme seperti : Laos, Vietnam, Korea utara, Kuba dan China. Akan tetapi di masing-masing negara tersebut telah dimodifikasi dalam sosial-politik mereka. Apakah komunisme selalu otoriter? Apakah hanya ide praktis? Akan ada

saatnya dimana komunisme ini akan berjaya seperti kapitalisme dan dapat membangun suatu negara. Untuk itu, ideologi ini menawarkan beberapa kelebihan diantaranya:

1. Semua Orang Sama

(13)

2. Setiap Orang Berhak Mendapat Pekerjaan

Semua orang berhak mendapatkan pekerjaan apapun. Hal ini dikarenakan pemerintah memiliki semua alat-alat produksi. Pemerintah dapat menyediakan pekerjaan untuk setidaknya mayoritas rakyatnya. Setiap orang di negara komunis diberikan kesempatan kerja yang cukup bagi mereka untuk hidup dan bertahan hidup. Setiap warga negara, bagaimanapun, harus mendapatkan apa yang sudah menjadi bagiannya dalam perekonomian yaitu untuk menerima gaji dan insentif.

3. Sistem Ekonomi Internal Stabil

Pemerintah memegang kendali dalam menjaga stabilitas perekonomian. Setiap warga negara bekerja sesuai dengan bidangnya dan setiap pekerjaan itu berguna dan saling ada keterikatan satu sama lain. Hal ini akan menciptakan insentif untuk berpartisipasi dan membantu dalam pertumbuhan ekonomi. Artinya bahwa apapun pekerjaannya itu sangat dibutuhkan oleh negara khususnya masyarakat. Dokter dan petani sama-sama penting untuk membangun perekonomian negara.

4. Pembentukan Komunitas yang Solid

Dengan adanya pembagian kelompok ini menimbulkan semangat kebersamaan dalam komunitarian tersebut. Dalam komunisme, ada hukum-hukum tertentu, aturan dan tujuan dalam mengalokasikan sumber daya dan tanggung jawab. Jika warga negara

mematuhi undang-undang tersebut, ini mengarah ke semangat harmonisasi dengan satu tujuan bersama. Ini akibatnya membangun komunitas sosial yang lebih kuat, dan ekonomi yang lebih kuat.

5. Tidak Ada Kompetisi

Dalam masyarakat komunis, semua orang dianggap sama dalam menerima haknya dari negara. Ini berarti bahwa setiap orang dapat bekerja keras sama dan harmonis tanpa menginjak-injak kepentingan masing-masing. Semua pekerjaan, tanggung jawab, dan semua manfaat menuai dibagi secara merata di antara masyarakat. Jika orang tidak memiliki rasa iri, cemburu atau ambisi yang melawan tujuan negara, maka pembangunan ekonomi yang harmonis dapat dipertahankan.

6. Efisiensi Distribusi Sumber Daya

(14)

distribusi sumber daya bahkan di daerah lokal. Hal ini sangat penting terutama pada saat dibutuhkan dan dalam situasi darurat.17

Komunisme adalah pemikiran politik berdasarkan pembagian usaha dan berbagi sumber daya. Meskipun saat ini, tidak ada negara mandiri telah menggunakan kebijakan komunis yang ideal, bentuk modifikasi masih bisa dianggap praktis. Namun, selama keuntungan kapitalisme tetap menjadi sistem ekonomi yang dominan di dunia, warga negara dan negara-negara akan jelas memilih atas komunisme. Tampaknya ada tidak ada ruang untuk ideologi politik ini di usia ini konsumerisme dan kewirausahaan swasta, tetapi komunisme memiliki aspek praktis, terutama dalam mengontrol sumber daya alam.

Memang benar bahwa komunisme ini selalu digambarkan sebagai sistem perampasan hak kebebasan individu. Sistem ini menekan kreatifitas dan kolektivitas dari warga negara untuk menentukan nasibnya sendiri. Sistem ekonomi dan politik komunisme secara efektif menentukan apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan dalam dunia bisnis. Ada keterbatasan untuk jumlah bisnis yang dapat memproduksi dan keuntungan dari bisnis tersebut.

Selain langsung mengendalikan alat-alat produksi, Komunisme menempatkan aturan ketat tentang bagaimana bisnis beroperasi. Tidak peduli apa bidang spesialisasi usaha, pemberian bantuan dana akan dialokasikan sama untuk masing-masing dan

setiap pekerja akan menerima jumlah uang yang sama. Hal ini dapat menyebabkan kerusuhan emosional antara pekerja yang ingin secara khusus diakui untuk pekerjaan mereka. Hal ini dapat berfungsi untuk menciptakan kondisi nyaman bagi pekerja di masyarakat tanpa pangkat atau bervariasi khusus. Akhirnya, dapat menyesakkan semangat kewirausahaan, yang merupakan kunci untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara dan pembangunan. AS, negara kapitalis, telah sangat diuntungkan dari itu usaha kecil dan suasana kewirausahaan, latar belakang untuk impian Amerika. Ada beberapa kerugaian dalam menerapkan komunisme, diantaranya:

17

Boundless. “The Benefits of Communism”dalam

(15)

1. Pemerintah menguasai semua bisnis dan properti (alat-alat produksi). 2. Tidak ada kebebasan berbicara.

3. Dengan jumlah populasi dan kondisi geografis yang luas akan sulit untuk mengakomodasi kepentingan yang beragam dan lebih sulit untuk mengontrol aturanpembagian sumber daya bersama.

4. Perencanaan terpusat sulit dicapai.

5. Kebutuhan konsumen tidak dipertimbangkan.

6. Produktivitas dan efisiensi yang sulit dicapai tanpa keuntungan motif para pekerja.

7. Sulit untuk mencapai keseimbangan internal antara penawaran dan permintaan tanpa mekanisme harga.18

Para penentang komunisme selalu menggambarkan komunisme sebagai proses berbagi hal-hal yang sama. Mereka menyatakan bahwa komunis ingin menyita segala sesuatu dan untuk membagi semuanya, untuk membagi negeri itu, untuk membagi sarana produksi lainnya, dan untuk berbagi keluar juga semua permasalahan konsumsi. Ini akan menciptakan sejumlah kepemilikan dengan modal kecil. Tapi kita telah melihat

bahwa dari kepemilikan kecil dan persaingan antar pemilik kecil ada isu skala besar kepemilikan. Bahkan jika hal itu mungkin untuk mewujudkan seperti pembagian yang sama, siklus lama yang sama akan direproduksi.

2.3Sejarah Politik dan Pemerintahan Laos

Struktur politik tradisional Laos awalnya mengikuti struktur politik orang-orang

Tai (Thailand, Lao, Shan, dan sebagainya) yakni meuang, semacam distrik. Distrik-distrik ini kemudian bersatu pada Distrik-distrik yang lebih besar dan membentuk Meuang Lao , sebuah mandala (kerajaan berbasis Hindu/Buddha).19 Kerajaan ini kemudian dikenal sebagai kerajaan tertua di Laos yang berdiri pada tahun 1353 Masehi dengan nama kerajaan Lan Xang dan berpusat di Luang Prabang.20 Setiap distrik dari kerajaan

18

Boundless Business, “Disadvantages of Communism” dalam

https://www.boundless.com/business/textbooks/boundless-business-textbook/economics-and-business-2/businesses-under-communist-systems-31/the-disadvantages-of-communism-167-559/, diakses pada tanggal 16 Maret 2015 Pukul 21.18 WIB

19

Martin Stuart, Politics and Reform in the Lao People’s Democratic Republic, 2005, Queensland : Murdoch University (Asia Research Centre), hlm 3

20

(16)

dipimpin oleh seorang chao meuang yang berasal dari keluarga aristokrat. Adapula penasihat chao meuang yang juga berasal dari kerabat keluarga aristokrat.

Kondisi ini memang mencerminkan adanya hirarki status sosial, sebagaimana sistem monarki tentu menciptakan adanya kelas sosial. Meskipun demikian, di Lan Xang tidak tampak kesenjangan sosial yang signifikan sebab hubungan masyarakat biasa dan aristokrat sangat baik dimana masyarakat mendapatkan perlakuan yang adil dalam hukum, dapat mengajukan tuntutan keadilan, dan pemerintah kerajaan sangat terbuka terhadap rakyatnya.

Kehidupan politik monarki ini juga berjalan damai sebab adanya rasa persatuan yang didasari prinsip kesetiaan dan kepatuhan terhadap negara. Masyarakat awam dan para chao meuang meyakini bahwa pemerintah adalah sosok pelindung yang bertugas melindungi diri mereka dari ancaman luar serta bertanggungjawab terhadap kesejahteraan kehidupan mereka. Dalam praktiknya, terdapat hubungan timbal balik, saling memberi antara sipil dan pemerintah. Pemerintah menjamin kesejahteraan dan keamanan rakyat, sebagai timbal baliknya rakyat bersedia memberikan tenaganya (baik untuk militer atau non-militer) kapanpun dibutuhkan oleh pemerintah.

(17)

Hubungan pemerintah pusat kerajaan Lan Xang dengan distrik yang lebih kecil tidak terlalu otoriter, bahkan sangat terkesan otonom. Ini disebabkan sejarah Lan Xang yang berakar dari distrik kecil yang ingin bersatu dan membentuk pemerintahan pusat untuk melindungi mereka secara keseluruhan. Pemerintahan pusat dibentuk secara sukarela, dan hanya bertugas

melindungi keseluruhan distrik dari ancaman luar dan memastikan semua distrik dalam keadaan baik-baik

saja. Sebagai imbalannya, pemimpin distrik yang lebih kecil memberikan upeti atau personil militer. Namun ini bukanlah kewajiban dan pemerintah tidak mewajibkannya. Kembali lagi, mekanisme ini terjadi karena prinsip bahwa pemerintah menyadari tugasnya melindungi rakyat, tidak mengorientasikan diri pada imbalan yang didapat, dan pemerintah yang lebih kecil, masyarakat menyadari perannya untuk memberikan imbalan sebagai rasa terima kasih atas jasa yang diberikan pemerintah.

Prinsip-prinsip yang menumbuhkan loyalitas tersebut sebenarnya tidak hanya dapat menciptakan stabilitas mandala, melainkan juga berpotensi menimbulkan ketidakstabilan politik ketika terjadi konflik kepentingan dan perbedaan prinsip dalam tubuh pemerintahan, terlebih pemerintah pusat. Sebuah contoh sederhana terjadi ketika tahun 1694 raja Surinyavongsa wafat dan terjadi kekosongan kekuasaan, muncul konflik kepentingan anak keturunannya yang berebut ingin menjadi raja21. Masing-masing tidak ingin mengalah, bahkan meminta bantuan kerajaan luar untuk mengalahkan saudaranya sendiri. Akibatnya, mandala terbagi menjadi 3 bagian yakni Luang Prabang, Viang Chan dan Champasak.22 Berikutnya, hal ini pula yang sempat membuat adanya pertentangan kubu politik di Laos.

21The Chronologies History of Laos : Part I [1300-1900]

Tersedia pada

http://www.oocities.org/capitolhill/lobby/7374/southeastasia/LAOS.HTML diakses pada 11 Maret 2015

22

Martin Stuart, op.cit, hlm 6.

Gambar 1.1 Terpecahnya Lan Xang menjadi 3 bagian

(18)

2.4Sistem Pemerintahan Laos yudikatif dan anggota komisi tetap dalam parlemen. Berikutnya, presiden berhak menunjuk Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan dan membentuk kabinet dengan persetujuan parlemen yang mana semua ini untuk masa jabatan lima tahun.

Kolonialisme dan Lahirnya Lao People’s Democratic Republic

Kolonialisme di Laos pertama kali dipelopori oleh Prancis sejak tahun 189324 melalui ultimatum terhadap Siam untuk menyerahkan sebagian daerah kekuasaannya di bawah pemerintah Prancis yang mana saat itu wilayah Laos sebagian besar diduduki oleh Siam. Berawal dari titik ini pula Laos dipandang sebagai bagian dari kesatuan Siam padahal Laos merupakan wilayah kekuasaan tersendiri yang saat itu –kebetulan dan kurang beruntungnya- terpecah menjadi 3 bagian dan sebagian dikuasai Siam bahkan China.

Perjanjian Prancis dengan Siam awalnya tidak menyebabkan seluruh wilayah Laos langsung jatuh pada pihak Prancis sebab penentuan batas pada perjanjian tersebut hanya berdasarkan garis sungai Mekong dan kurang sesuai dengan batas nyata distrik meuang yang telah lama terbentuk. Berbagai perjanjian kemudian dilanjutkan Prancis untuk memperluas wilayah kolonialisasinya dengan mencari legitimasi dari Inggris. Setelah cukup berhasil membangun awal kolonialisme, Prancis mengadakan resident superiur. Sebuah jabatan yang berfungsi mengatur seluruh teritori Laos sejak tahun

23

Pasal 40 ayat 5 Konstitusi Laos. To elect or remove the President of state and the Vice- President of state on the recommendation of the National Assembly Standing Committee

24Laos 1800-1940 : Laos to 1800.

Tersedia pada

http://www.san.beck.org/20-9-Sistem Partai Satu Partai Otoriter

(LPRP)

Kepala Negara Presiden

Kepala Pemerintahan Perdana Menteri

(19)

192325 dimana saat itu Prancis menetapkan batas teritori Laos persis sebagaimana yang sekarang digunakan (meliputi 3 meuang yang dulu terpecah). Sebagai sebuah contoh badan eksekutif sederhana, resident superiur memiliki badan penasihat yakni Indigenous Consultative Assembly yang anggotanya ditunjuk oleh resident superiur dan umumnya merupakan penerus keluarga-keluarga ningrat dahulu.

Berkat dimulainya hubungan sosial antara orang-orang Prancis dan bangsawan Laos ini maka keturunan darah biru Laos mulai mengenal dunia pendidikan ala Barat dan disekolahkan di luar negeri, salah satunya adalah Kaysone Phomvihane yang berkuliah di Universitas Hanoi, Vietnam. Saat itu di Vietnam sedang berkembang pesat Partai Komunis Indochina yang diketuai oleh Ho Chi Minh tahun 1930. Partai ini berusaha mengusung pemikiran Marxist dan Leninist yang ingin memperjuangkan kelas proletar dan menumbangkan rezim borjuis melalui sebuah revolusi. Semangat ini kemudian diaplikasikan Partai Komunis Indochina untuk menghapus pengaruh Prancis di Indochina (Laos, Kamboja, Vietnam). Salah satu langkah yang dilakukan oleh partai ini adalah merekrut anggota dari Indochina dan mengembangkan sayap melalui section, termasuk Lao section di Laos. Perekrutan kelas elit atau keturunan raja dalam partai ini

lambat laun berhasil membuat luasnya dukungan masyarakat Laos terhadap partai ICP dan diterimanya ideologi Marxisme-Leninisme dengan isu perjuangan kelas.

Meskipun demikian sempat terjadi pertentangan di pihak Laos sendiri paska

1945 (keluarnya Jepang dari Laos). Keluarga kerajaan Laos sebagian menerima kembalinya Prancis ke Laos sedangkan keturunan raja lainnya yakni pangeran Phetsarath, Souvanna Phouma dan Souphanouvong menolak keras kembalinya berbagai intervensi pihak luar terhadap Laos.26 Pangeran Souphanouvong kemudian menjadi pelopor berdirinya Pathet Lao yang bertransformasi menjadi Phak Pasason Lao / Partai Revolusioner Rakyat Laos/ Lao People's Revolutionary Party (LPRP). Kedua kubu ini meskipun bertentangan masih sama-sama mendapat dukungan dari masyarakat –dan memang mudah bagi mereka melakukannya– sebab prinsip budaya politik tradisional Laos yang masih melekat khususnya karma sehingga masyarakat mudah percaya terhadap nilai-nilai yang diserukan oleh keturunan raja.

25

Sanderson Beck, Siam Cambodia and Laos 1800-1905 Tersedia pada http://www.san.beck.org/20-9-Siam,Laos,Cambodia1800-1950.html#a7 diakses pada 14 Maret 2015

26Lao Issara,

Encyclopaedia Brittanica Tersedia pada

(20)

Pada titik ini pula terjadi intervensi luar yang bersamaan dengan momen Perang Dingin, perebutan pengaruh ideologi liberalisme dan komunisme. Ketika itu kebetulan pula kondisi Laos sedang terpecah menjadi kubu komunis (LPRP) dan pemerintah kerajaan (Royal Lao Government /RLG). Kubu LPRP mendapat dukungan dari Vietnam sedangan kubu RLG mendapat dukungan dari Amerika Serikat. Konflik dua kubu ini semakin memanas dan akhirnya menjadi bagian sekaligus dampak dari perang Vietnam yang menjadi salah satu faktor keberhasilan LPRP mengambil alih kekuasaan RLG dan mendirikan rezim baru di Laos tahun 1975 melalui sebuah negara bernama Lao

People’s Democratic Republic (Lao PDR)27.

1.3.1 Sistem Partai Laos

Laos merupakan negara yang menganut sistem one authoritarian party sehingga hanya ada 1 partai yang menduduki kekuasaan di negara ini yaitu Lao People's Revolutionary Party (LPRP). Dalam konstitusi Laos yang diadopsi pada Agustus 1991 tepatnya pada Artikel 3, dikatakan bahwa LPRP merupakan inti pimpinan (leading nucleus) dalam sistem politik di Laos. Undang-undang LPRP yang kemudian direvisi pada Kongres Partai ke-5 di tahun 1991 semakin menunjukkan peran dominan dari partai ini seperti yang ditunjukkan dalam paragraf berikut.

“The party is...the leading core of the entire political system, hub of intelligence, and representative of the interest of the people of all strata. The party formulates and revises the major lines and policies on national development in all spheres; finds solutions to major problems; determines the policies regarding personnel management, training of cadres, and supplying key cadres for different levels; controls and supervises activities of party cadres and members, state agencies and mass organizations.”

Melalui pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa LPRP merupakan pemimpin inti dari keseluruhan sistem politik Laos. Partai ini juga dapat merumuskan kebijakan dalam hal pembangunan nasional di berbagai lapisan, memberikan solusi bagi permasalahan-permasalahan utama serta mampu mengendalikan dan mengawasi aktivitas kader dan anggota partai, perwakilan negara, dan organisasi massa.28

27

Nick J Freeman, Government and Politics in Southeast Asia hlm 124 28

(21)

2.4.1.1Sejarah Lao People's Revolutionary Party (LPRP)

Keberadaan Lao People's Revolutionary Party (LPRP) tidak dapat dilepaskan dari peran Indochinese Communist Party (ICP) yang didirikan oleh Ho Chi Minh pada tahun 1930. ICP memiliki anggota yang berasal dari Vietnam pada awal pendiriannya, yang kemudian membentuk Committee for Laos atau "Lao section" di tahun1936. Baru kemudian pada pertengahan tahun 1940-an, kaum revolusioner komunis Vietnam membuka peluang aktif bagi anggota partai yang berasal dari Laos. Pada Februari 1951, Kongres Kedua ICP memutuskan untuk membubarkan partai dan membentuk 3 partai terpisah yang dapat mewakili 3 negara Indochina. Hingga akhirnya pada pelaksanaan Kongres Pertama Partai pada tanggal 22 Maret 1955, pembentukan Phak Pasason Lao (Lao People's Party-LPP) secara resmi diumumkan. (Nama LPRP diadopsi pada Kongres LPP Kedua pada tahun 1972). Kemudian pada tahun 1956, LPP mendirikan The Neo Lao Hak Xat (Lao Patriotic Front-LPF) yaitu partai politik bangsa Laos (Pathet Lao) yang bertindak sebagai organisasi politik massa.

Sementara LPP terlihat tersembunyi dalam mengarahkan aktivitas LPF, masyarakat Vietnam memberikan panduan kritis dan mendukung pertumbuhan partai

pada masa revolusi. Mereka membantu untuk memperoleh kepemimpinan bagi pergerakan komunis Laos. Dalam permulaannya, LPRP Political Bureau (Politburo) terdiri atas banyak individu yang sangat dekat dengan orang Vietnam. Penasehat partai

maupun tenaga militer diberikan oleh masyarakat Vietnam kepada LPF. Dalam tuntunan yang berasal dari Vietnam Utara, para pimpinan LPRP membentuk partai Marxist-Leninist, organisasi massa dan politik, serta tentara dan birokrasi yang semuanya berdasarkan pada gaya Vietnam Utara.

Kaum komunis Laos tidak berkompromi dalam hal legitimasi sebagai gerakan nasionalis oleh ketergantungannya terhadap Hanoi. Pada saat periode revolusi sebelum tahun 1975, para pimpinan LPRP dan Vietnam Utara menemukan banyak kesamaan yakni kedua partai menghadapi musuh yang sama yaitu Prancis dan Amerika Serikat. Mereka memiliki pandangan yang sama tentang dunia dan solusi terhadap masalah-masalah yang ada. Dalam beberapa kasus, kesamaan ini diperkuat dengan hubungan keluarga yang ditunjukkan melalui ikatan pernikahan. 29

29

(22)

2.4.1.2Struktur Partai

LPP telah mengalami perkembangan secera stabil dalam hal anggota yang awalnya berjumlah 300 menjadi 400 orang. Pada tahun 1965, anggotanya mencapai 11.000 orang kemudian mencapai angka 21.000 orang ketika akan memasuki koalisi final dengan RLG (Royal Lao Government) di tahun 1972. Pada 1975, ketika LPP mencapai kekuasaannya secara penuh keanggotaan telah berhasil mencapai 25.000 orang dan pada Kongres Partai Kelima di tahun 1991 LPRP telah menyatakan bahwa anggotanya telah meningkat hingga pada jumlah 60.000 orang.

LPRP memiliki cara kerja yang sama dengan partai komunis khususnya dengan Vietnamese Communist Party. Dalam struktur partai ini, kekuasaan tertinggi terletak pada kongres partai yakni pertemuan yang dihadiri oleh seluruh kader partai yang datang dari seluruh wilayah di Laos selama beberapa hari untuk melaksanakan agenda-agenda diantaranya mempelajari perencanaan strategi partai di masa depan dan mengesahkan keputusan yang telah diambil oleh pimpinan partai. Kemudian struktur di bawahnya ditempati oleh Central Committee (sejak dihapuskannya Secretariat pada tahun 1991) yaitu para elit partai yang akan mengisi posisi politik di negara ini. Selain

diisi oleh anggota Politburo dan mantan anggota Secretariat, komite ini juga terdiri atas menteri pemerintahan, pimpinan tentara, sekretaris komite partai provinsi, dan ketua organisasi massa.

Central Committee terdiri atas 21 anggota dan 6 wakil kemudian pada kongres partai keempat, jumlahnya semakin meluas menjadi 51 orang dan 9 wakil. Jumlah perempuan di Central Committee meningkat dari tiga hingga lima, termasuk Thongvin Phomvihan, kemudian istri Sekretaris Jenderal Kaysone yang merupakan ketua LPRP's People's Revolutionary Youth Union dan pada tahun 1982 menjadi wanita pertama yang ditunjuk oleh Central Committee. Meskipun LPRP menyatakan persamaan etnis dalam partainya, Komite Sentral didominasi oleh golongan Lao lowland. Kelompok minoritas upland tetap jarang diwakili pada tingkat tertinggi kepemimpinan partai, hanya terdapat empat anggota kelompok etnis minoritas yang duduk di Komite Sentral dan terpilih pada Kongres Partai Kelima.

(23)

Administratif Partai dan Sekolah Negara untuk Teori Politik, dan Komite Penyebaran Kebijakan Partai. Meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana proses pengambilan keputusan dalam Politburo, kolegialitas telah menjadi cara yang paling lama digunakan dan telah berkembang. Masing-masing 16 provinsi yang terdapat di Laos diarahkan oleh komite partai yang diketuai oleh sekretaris partai yang merupakan tokoh politik yang dominan di provinsi ini. Pada tingkat yang lebih rendah terdapat 112 kabupaten (muang), dibagi lagi menjadi kecamatan (tasseng), masing-masing dengan komite partai mereka sendiri. Secara administratif, kecamatan telah dihapuskan pada prinsipnya sejak sekitar tahun 1993, namun pelaksanaannya tidak merata di seluruh provinsi.30

2.4.1.3Ideologi Lao People's Revolutionary Party (LPRP

)

Pada saat para pimpinan LPRP memperoleh kekuasaan di tahun 1975 dengan pahamnya yaitu Marxisme-Leninisme, mereka tetap bersemangat dalam menciptakan suatu masyarakat sosialis yang baru. Mereka mendeklarasikan tujuan ekonomi kembar sebagai pencapaian transformasi sosialis dengan konstruksi sosialis. Mereka menegaskan kemunculan LPRP telah melengkapi revolusi demokrasi nasional. Tujuan nasionalnya adalah untuk mengusir penjajah imperialis Perancis dan Amerika Serikat sedangkan tujuan demokrasi adalah untuk menggulingkan pengkhianat reaksioner,

kaum borjuis, birokrat, reaksioner, feodal dan militeris. LPRP menyatakan telah memenangkan revolusi demokrasi nasional dengan memenangkan perang rakyat (people's war) dengan aliansi buruh-tani (worker-peasant) di bawah kepemimpinan rahasia dari LPRP yang bekerja melalui barisan nasional.

Meskipun ideologi komunis mulai mengikis, mempertahankan kekuasaan politik eksklusif tetap menjadi tujuan utama partai. Dalam pidato pada tahun 1990, Sekretaris Jenderal Kaysone menegaskan dasar legitimasi partai: partai ini merupakan pusat kebijaksanaan. Di dalamnya telah ditetapkan kebenaran, pola dan langkah-langkah konstruktif yang sesuai dengan realitas di negara kami sehingga membuat orang-orang Laos mampu dalam mengatasi kesulitan dan berbagai ujian untuk memenangkan kemenangan hingga memperoleh kemenangan akhir. Sejarah telah menunjukkan bahwa

30

(24)

partai kami adalah satu-satunya partai yang telah memenangkan kredibilitas dan kepercayaan dari masyarakat. Kepemimpinan partai kami dalam revolusi negara merupakan syarat obyektif dan tugas bersejarah yang dipercayakan oleh masyarakat multietnis Laos. Partai politik lainnya yang telah ada di negara kami telah mengalami kemunduran dalam proses transformasi sejarah. Mereka gagal untuk memenangkan kontrol dan dukungan dari masyarakat karena tidak membela kepentingan nasional atau memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat.31

2.4.1.4Pengaruh Lao’s People Revolutionary Party terhadap Pemerintahan Laos

Sejak LPRP mengambil alih kekuasaan RLG tahun 1975, semua kegiatan politik menjadi kontrol partai sepenuhnya atau mengalami monopoli. Segala aktivitas politik ditekan sehingga tidak ada pilihan bagi orang yang berminat di bidang politik kecuali masuk ke dalam partai LPRP. Bentuk monopoli LPRP ini dapat dilihat pula dari merasuknya unsur partai di pemerintahan, birokrasi, organisasi massa, dan militer. Setiap orang yang menduduki jabatan penting dalam empat institusi ini hanyalah mereka yang merupakan anggota partai LPRP.32

Sistem satu partai yang terjadi di Laos ini kemudian menyebabkan adanya tumpang tindih pula dalam pemerintahannya. Berbagai aktivitas pemerintahan tidak mungkin terjadi melainkan ada inisiatif dari Partai Revolusioner Rakyat Laos. Buktinya,

pertemuan-pertemuan menteri ditentukan oleh partai dan disahkan melalui parlemen. Pejabat pemerintahan pun tidak sepenuhnya murni merupakan suara parlemen, justru lebih sering merupakan pilihan partai yang disuarakan melalui pihak terkait. Bahkan kebijakan-kebijakan yang ada merupakan inisiatif partai. Oleh sebab itu pemerintah hanyalah perpanjangan tangan partai.33

Dalam sistem birokrasi, para birokrat menjalankan tugasnya dipengaruhi oleh partai politik, hubungan personal, dan harapan akan biaya kompensasi. LPRP sangat mudah mempengaruhi birokrat dalam mengambil keputusan salah satunya disebabkan rendahnya kompetensi dan pengetahuan para birokrat dalam mengelola pemerintahan. Umumnya kader LPRP memiliki pengetahuan dan kompetensi yang lebih baik, dimana

31

Lao People's Revolutionary Party – LPRP: Ideology of the Lao People's Revolutionary Party diakses dari http://countrystudies.us/laos/85.htm pada 12 Maret 2015 pukul 19:49

32

Martin Stuart, op.cit, hlm 12-13

(25)

ini juga merupakan akibat adanya re-education , pelatihan birokrasi awal periode LPDR dalam kamp seminar yang disponsori oleh Vietnam.34 Terbatasnya kompetensi yang hanya terdapat pada elit politik LPRP membuat anggota non partai dan anggota non-elit partai yang beroperasi dalam birokrasi mempercayakan pengambilan keputusan pada elit LPRP sehingga mempermudah pengaruh LPRP. Cara lain yang digunakan LPRP untuk memperkuat pengaruhnya dalam birokrasi adalah melalui dana kompensasi atau sogokan yang tidak hanya diberikan untuk mendukung kebijakan tertentu melainkan juga dapat diberikan dalam momen lainnya seperti upacara pernikahan keluarga atau acara pertunjukan Laos pada waktu tertentu.

Pada ranah organisasi massa, LPRP hanya mengizinkan the Lao Front for National Construction (LFNC), Lao Trade Unions (LTO), the Lao Women’s Union (LWU), dan the Revolutionary Youth Union (RYU) sebagai wadah organisasi masyarakat Laos. Front Pembangunan Nasional Laos merupakan organisasi massa yang paling besar jumlah anggotanya namun paling tidak jelas pula tujuannya dibandingkan dengan tiga organisasi lainnya.35 Meskipun berniat mengusung motto persatuan multi-etnis Laos, agaknya organisasi ini tampak lebih memfokuskan diri pada visi LPRP.

Sementara itu, Persatuan Perdagangan Laos (LTO) bertujuan mengawasi pertumbuhan tenaga kerja dan memastikan upah buruh yang cukup rendah untuk menarik investasi luar sebab perekonomian Laos masih sangat bergantung pada bantuan dan investasi

asing. Organisasi lainnya yakni LWU -yang menyatukan aspirasi perempuan Laos- bertujuan memperjuangkan peran perempuan secara aktif di pemerintahan dan mengembangkan keterampilan perempuan, sehingga LWU sering mengadakan seminar yang melibatkan perempuan dari berbagai negara. Terakhir, RYU sebagai wadah pemuda Laos bertujuan sebagai alat rekruitmen politik LPRP yang nampaknya menyasar pemuda sebagai sosok penting pembawa masa depan LPRP.

2.3.2 Eksekutif Pemerintahan Laos

Eksekutif Laos membedakan jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan. Peran sebagai kepala negara dijalankan oleh presiden dan wakilnya yang disetujui oleh setidaknya 2/3 anggota parlemen. Berdasarkan konstitusi Laos Pasal 53 Bab V tentang Presiden Negara, tugas dan wewenang presiden adalah :

34

Government of Laos. Tersedia pada http://countrystudies.us/laos/84.htm diakses pada 12 Maret 2015

35

(26)

1. Menyebarluaskan Konstitusi dan UU yang telah disahkan oleh Majelis Nasional 2. Mengeluarkan keputusan negara dan tindakan atas rekomendasi dari Komite

Tetap Majelis Nasional (National Assembly Standing Committe)

3. Menunjuk atau memberhentikan Perdana Menteri dan anggota pemerintah dengan persetujuan atau resolusi tidak percaya dari Majelis Nasional

4. Mengangkat, memindahkan atau menghapus gubernur provinsi dan walikota kota atas rekomendasi dari Perdana Menteri

5. Memutuskan untuk meningkatkan atau menurunkan jajaran jenderal di pasukan pertahanan dan keamanan nasional pada rekomendasi dari Perdana Menteri; 6. Menjadi kepala angkatan bersenjata rakyat

7. Memimpin pertemuan pemerintah bila diperlukan

8. Menentukan penganugerahan medali emas nasional, tanda jasa, medali kemenangan dan tertinggi gelar kehormatan dari negara

9. Memutuskan pemberian grasi

10.Memutuskan wajib militer umum atau parsial dan menyatakan keadaan darurat di seluruh negara atau dalam setiap wilayah tertentu

11.Menyatakan pada ratifikasi atau penghapusan semua perjanjian dan kesepakatan yang ditandatangani dengan negara-negara asing

12.Mengangkat dan mengingat wakil berkuasa penuh dari Laos ke atau dari

negara-negara asing, dan menerima perwakilan berkuasa penuh dari negara-negara-negara-negara asing

(27)

Selain itu, presiden juga menerima dan menunjuk duta besar serta dapat menyatakan keadaan darurat atau perang.

Kekuasaan yang diberikan kepada presiden telah mengalami perkembangan ketika proses penyusunan konstitusi, namun kematian mendadak dari Kaysone, yang sebelumnya menjadi perdana menteri kemudian menjadi presiden setelah adanya penyebaran konstitusi, kemudian menimbulkan keraguan dalam hal potensi kekuasaan relatif di antara dua kantor (two offices). Walau bagaimanapun, presiden memimpin angkatan bersenjata dan memiliki hak serta kewajiban untuk meyebarkan hukum dan surat keputusan. Organisasi utama untuk administrasi adalah pemerintahan yang teridiri atas perdana menteri (selaku pimpinan), deputi perdana menteri, menteri, dan kepala kementerian (setara dengan komite negara). Perdana menteri dipilih oleh presiden dengan persetujuan Majelis Nasional untuk masa jabatan 5 tahun. Kewajiban dari posisi ini meliputi memimpin dan mengawasi kerja dari kementerian dan komite pemerintahan dan juga bagi gubernur provinsi dan walikota. Perdana menteri menunjuk semua deputi dalam dua level pemerintahan tersebut serta bagi pimpinan distrik lokal.36

2.3.3 Legislatif Pemerintahan Laos

Majelis nasional yang merupakan badan legislatif tertinggi adalah majelis yang dipilih setiap lima tahun sekali. Penetapan ini pada awalnya digunakan pada zaman kolonial RLG dan Perancis pada akhir tahun 1975. Terletak di sebuah gedung yang lebih besar dari pada masa kolonial, majelis nasional berfungsi sebagai pembuat keputusan yang berkaitan dengan isu-isu fundamental serta mengawasi organ administratif dan peradilan. Sebagai sebuah badan legislatif, Majelis Nasional memiliki power yang besar, di antaranya adalah mampu memilih serta memberhentikan presiden, Mahkamah Agung dan Jaksa Penuntut Umum, yang tentunya diawali dengan banyak pertimbangan dan rekomendasi dari pihak-pihak tertentu lain. Power lain yang dimiliki oleh Majelis Nasional mencakup amandemen konstitusi, menetapkan pajak, menyetujui anggaran negara, mendukung atau membatalkan undang-undang, serta memilih atau

menghapus tokoh-tokoh peradilan dalam sistem pemerintahan suatu negara. Anggota dari Majelis Nasional sendiri memiliki hak untuk menginterpelasi anggota pemerintah.

36The President

(28)

Selain itu, Majelis Nasional juga dapat meratifikasi perjanjian serta memutuskan pernyataan perang dan perdamain. Power yang dimiliki Majelis Nasional memang terbukti memiliki batasan, meskipun menurut aturan, Majelis Nasional hanya bertemu di dalam suatu persidangan sebanyak dua kali dalam setahun. Selain itu, komite tetap (standing committee) untuk sementara juga dapat menyelenggrakan sidang luar biasa jika dibutuhkan. Konstitusinya juga tidak menentukan jumlah dari anggota Majelis Nasional yang mana calon-calonnya ditetapkan oleh LPRP. Dalam pemilihan pada tahun 1989, ada setidaknya 79 anggota dalam Majelis Nasional yang merepresentasikan masing-masing distrik yang ada, yaitu sekitar 40.000 sampai 50.000 orang. Kampanye pemilihan tersebut berlangsung selama dua bulan. Proses pemilihannya berisi semacam eliminasi terhadap kandidat-kandidat yang tidak memenuhi kriteria yang diinginkan sampai tersisa kandidat-kandidat yang terpilih di akhir pemilihan.37

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Sistem pemerintahan di Asia Tenggara memiliki perbedaan yang identik

berdasarkan pembagian sub-region mainland dan insular. Negara mainland memiliki bentuk negara non-republik. Ada yang otoriter, monarki konstitusional, atau negara partai. Sementara negara insular mayoritas merupakan negara republik.

2. Laos merupakan negara partai (party-state) dengan sistem pemerintahan parlementer. Negara ini hanya memiliki 1 partai tunggal yaitu Lao People’s Revolutionary Party, eksekutifnya dipimpin oleh presiden, dan legislatifnya dipimpin oleh Majelis Nasional.

37Legislature

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Country Profile : The Local Government System in Brunei Darusaalam, dalam http://www.clgf.org.uk/userfiles/1/files/Brunei%20local%20government%20profile

%202011-12.pdf

Country Profile: Singapore, The Local Government System in Singapore, dalam http://www.clgf.org.uk/userfiles/1/files/Singapore%20local%20government%20profi le%202011-12.pdf,

Country Studies : Government of Laos, diakses dari http://countrystudies.us/laos/84.htm pada 12 Maret 2015

Country Studies : Lao People's Revolutionary Party – LPRP

Country Studies : Legislature, diakses dari http://countrystudies.us/laos/89.htm

Country Studies : The President, diakses dari http://countrystudies.us/laos/88.htm

Dari Komunis Hingga Monarki: Sistem Politik dan Pemerintahan Negara-negara ASEAN dalam http://deteksi.co/2014/12/dari-komunis-hingga-monarki-sistem-politik-dan-pemerintahan-negara-negara-asean-bagian-1/

Federasi Australia Otonomi Indonesia, Indonesia’s Political System, dalam http://www.abc.net.au/ra/federasi/tema1/indon_pol_chart_e.pdf

GIGA Research Programme, Political Party and Party System Institutionalisation in Southeast Asia: A Comparison of Indonesia, the Philippines, and Thailand, dalam http://www.giga-hamburg.de/en/system/files/publications/wp44_ufen.pdf ,

Lao Issara, Encyclopaedia Brittanica http://www.britannica.com/EBchecked /topic/330134/Lao-Issara

Laos 1800-1940 : Laos to 1800. Tersedia pada http://www.san.beck.org/20-9-Siam,Laos,Cambodia1800-1950.html#a7

Lucius, Casey, 2009, Vietnam’s Political Process: How Education Shapes Political

Decision Making, Routledge, Hoboken. Dalam

http://www.griffith.edu.au/__data/assets/pdf_file/0011/454979/Huyen_decision_mak ing_casey.pdf diakses tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.09 WIB

(30)

Martin Stuart, Politics and Reform in the Lao People’s Democratic Republic, 2005, Queensland : Murdoch University (Asia Research Centre)

Nick J. Freeman, Government and Politics in Southeast Asia

Pasal 40 ayat 5 Konstitusi Laos. To elect or remove the President of state and the Vice- President of state on the recommendation of the National Assembly Standing Committee

Profil Cambodia dalam http://hukum.unsrat.ac.id/etc/cambodia.pdf

Sanderson Beck, Siam Cambodia and Laos 1800-1905 http://www.san.beck.org/20-9-Siam,Laos,Cambodia1800-1950.html#a7

The Chronologies History of Laos : Part I [1300-1900] http://www.oocities.org/capitolhill/lobby/7374/southeastasia/LAOS.HTML

Gambar

Gambar 1.1 Terpecahnya Lan

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

Dengan partisipasi yang aktif warga Negara dan keloyalan terhadap Negara maka proses perkembangan budaya politik di suatu Negara akan mengalami kemajuan yang sangat pesat..

Dengan partisipasi yang aktif warga negara dan keloyalan terhadap negara maka proses perkembangan budaya politik di suatu negara akan mengalami kemajuan yang

Namun ketika kekuasaan (termasuk pembuatan hukum) sudah begitu menyebar dan semangat moralitas keagamaan/kedaerahan merasuk ke dalam peraturan perundang-undangan (di tingkat

dimiliki oleh Presiden mengakibatkan tidak terjadinya check and balances pada lembaga-lembaga negara, dan akhirnya mengakibatkan terpusatnya kekuasaan di tangan satu

Dengan pengalaman tersebut, ketika mereka memasuki tahapan perkembangan keluarga selanjutnya, mereka sudah memiliki pengalaman dari proses perkembangan sebelumnya, sehingga

Kajian ini tidak hanya akan melihat bagaimana proses partisipasi masyarakat dalam penyusunan undang-undang, namun secara mendalam akan melihat latar belakang

 Kabinet Demokrasi Pancasila/Orba 1966-1998 - Kabinet Presidensiil dengan kekuatan dominan ada di tangan Presiden Soeharto - Kabinet sangat stabil dan efektif namun otoritarian -