• Tidak ada hasil yang ditemukan

Macam Macam Rasio Keuangan dan Rumusnya (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Macam Macam Rasio Keuangan dan Rumusnya (1)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

 About

Home » Kinerja Keuangan » Rasio Keuangan » Macam-Macam Rasio Keuangan dan Rumusnya

Macam-Macam Rasio Keuangan dan

Rumusnya

Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan

Macam-Macam Rasio Keuangan Rasio keuangan menjelaskan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam suatu laporan keuangan. Tujuan analisis rasio keuangan dimaksudkan agar perbandingan-perbandingan yang dilakukan terhadap pos-pos dalam laporan keuangan merupakan suatu perbandingan yang logis, dengan menggunakan ukuran-ukuran tertentu yang memang telah diakui mempunyai manfaat tertentu pula, sehingga hasil analisisnya layak dipakai sebagai pedoman pengambilan keputusan. (Pahami pula: Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan)

Pada dasarnya rasio keuangan itu banyak macamnya dan dapat dibuat sesuai kebutuhan penganalisis. Berdasarkan sumbernya, rasio keuangan digolongkan menjadi tiga, yaitu:

(2)

 Pertama, Rasio-rasio neraca (Balance Sheet Ratio), yakni rasio-rasio yang disusun dari data dalam neraca.

 Kedua, Rasio-rasio laporan rugi-laba (Income Statement Ratio), yakni rasio-rasio yang disusun dari data dalam laporan rugi laba.  Ketiga, Rasio-rasio antar laporan (Intern Statement Ratio), yaitu

rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya yang berasal dari laporan rugi laba.

Berdasarkan tujuan analisis angka-angka rasio dibagi menjadi 4 yakni: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas

yang dapat dijelaskan berikut ini:

A. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera dipenuhi (hutang jangka pendeknya). Perusahaan yang mempunyai cukup kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek disebut perusahaan yang likuid sedang bila tidak disebut ilikuid. Rasio likuiditas yang umum dipergunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan antara lain:

1. Current Ratio

Rasio ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Current Ratio memberikan informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang lancar. Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar (Harahap, 2002:301)

2. Quick Ratio

(3)

likuiditasnya. Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek (Martono, 2003:56). Jadi rumusnya:

Jika terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio dengan current ratio, dimana current ratio meningkat sedangkan quick ratio menurun, berarti terjadi investasi yang besar pada persediaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat

(Harahap, 2002:302).

3. Cash Ratio

Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk rekening Koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Negara yang menjadi domisili perusahaan bersangkutan. Rumus untuk menghitung cash ratio adalah:

Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100% (Harahap, 2002:302).

B. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Perusahaan yang mempunyai aktiva/kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut perusahaan yang solvable, sedang yang tidak disebut insolvable. Perusahaan yang solvabel belum tentu ilikuid , demikian juga sebaliknya yang insolvable belum tentu ilikuid. Macam-macam rasio keuangan berkaitan dengan rasio solvabilitas yang biasa

digunakan adalah:

(4)

Rasio yang biasa disebut dengan rasio hutang (debt ratio) ini mengukur prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Hutang yang dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Kreditor lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik (Sutrisno, 2001:249). Untuk mengukur besarnya rasio hutang ini digunakan rumus:

Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil (Harahap, 2002:304).

2. Debt to Equity Ratio

Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknya, besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Maksudnya, semakin kecil porsi hutang terhadap modal, semakin aman. Rumusnya:

C. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas atau profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba (Baca pula: pengertian dan analisis rasio profitabilitas). Perhatian ditekankan pada rasio ini karena hal ini berkaitan erat dengan kelangsungan hidup perusahaan. Ada beberapa ukuran rasio rentabilitas yang dipakai, yakni:

1. Profit Margin

(5)

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasionya semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba

cukup tinggi (Harahap, 2002:304).

2. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. Rasio ini mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiahpenjualan. Semakin besar rasionya berarti semakin baik kondisi keuangan perusahaan (Munawir, 2001:89). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan dan mengukur seluruh efisien, baik produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak. Semakin tinggi rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang

tinggi pada tingkat penjualan tertentu.

Tetapi jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut (Prastowo dan Juliaty, 2003:91). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik, karena menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi

pada tingkat penjualan tertentu.

(6)

Return On Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT (Sutrisno, 2001:255). Rasio ini dihitung dengan rumus:

Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih (setelah pajak) yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah investasi yang dikeluarkan. Semakin besar rasionya semakin baik (Sutrisno, 2001:255).

5. Return On Assets

Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Sutrisno, 2001:254).Rasio ini dihitung dengan rumus:

Rasio ini mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang digunakan. Semakin besar rasionya semakin baik (Sutrisno, 2001:254).

D. Rasio Aktivitas

Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam padaaktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Beberapa rasio aktivitas

yang digunakan adalah:

1. Perputaran Piutang

(7)

pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang (Prastowo dan Juliaty, 2003:82). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Rasio ini mengukur efektivitas peng elolaan piutang. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan piutangnya (Sutrisno, 2001:252).

2. Perputaran Persediaan

Seperti halnya perputaran piutang, rasio ini juga menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara mengukurefisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun. Hal ini menandakan efektivitas manajemen persediaaan. Sebaliknya, jika perputaran persediaan rendah menunjukkan pengendalian atas persediaan kurang efektif (Hanafi dan Halim, 2000:80). Rumus perhitungannya adalah:

Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan persediaanya

(Sutrisno, 2001:251).

3. Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut. Pada beberapa industri seperti industri yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang tinggi, rasio ini cukup penting diperhatikan. Sedangkan pada beberapa industri yang lain seperti industri jasa yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang kecil, rasio ini barangkali tidak begitu penting untuk diperhatikan (Hanafi dan Halim, 2000:81). Perputaran aktiva tetap dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam mendapatkan penghasilan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya (Sutrisno, 2001:253).

4. Perputaran Total Aktiva

(8)

perputaran total aktiva. Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya (Hanafi dan Halim, 2000:81). Rasio perputaran total aktiva menggunakan rumus:

Rasio ini merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya (Sutrisno, 2001:253).

Demikian uraian macam-macam rasio keuangan dan rumusnya. Dalam menilai kesehatan keuangan suatu perusahaan, rasio keuangan menjadi pertimbangan utama. (baca juga: indikator kesehatan keuangan perusahaan asuransi). Semoga artikel ini dapat membantu dan memudahkan dalam membuat analisis rasio laporan keuangan.

0 inShare

Related Posts :

 Macam-Macam Rasio Keuangan dan Rumusnya Macam-Macam Rasio Keuangan Rasio keuangan menjelaskan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam suatu … Read More...

 Perihal Kinerja dan Rasio Keuangan Bank Perihal Kinerja dan Rasio Keuangan Bank - Kinerja keuangan sebagaimana diuraikan dalam pengertian kinerja keuangan menurut para ahli meru… Read More...

 Analisa Rasio Keuangan Bank dengan Metode CAMEL Analisa rasio keuangan bank sebagaimana analisa rasio keuangan perusahaan pada umumnya adalah studi tentang informasi yang menggam… Read More...

 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan dapat dipahami sebagai hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi … Read More...

Newer Post Older Post Home

(9)

Pengertian Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu.

James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) : definisi rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.

Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. Berikut ini adalah bentuk– bentuk rasio keuangan :

Analisis Rasio Keuangan

(10)

Jenis-Jenis Rasio Keuangan

1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu :

 Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

 Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

 Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.

 Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.

 Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi

dalam surat berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.

1. Rasio Likuiditas

Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.

Baca:

Definisi Rasio Likuiditas

Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia

Aktiva Lancar

Current ratio = --- x 100% Hutang Lancar

(11)

Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

Aktiva Lancar −Persediaan Quick Ratio = --- x Hutang Lancar

2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.

Dalam analisa aktivitas rasio yang digunakan adalah: a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)

Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Rumusnya

(12)

Inventory Turn-over = --- x 1 kali Persediaan

b. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)

Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

Penjualan

Total Asset Turn-over = --- x 1 kali Modal Aktiva

3. Rasio Solvabilitas

Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008),

Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio yang digunakan adalah:

Baca:

Pengertian Rasio Solvabilitas Jenis Tujuan

dan Manfaatnya

a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini

Total hutang

(13)

Modal Aktiva

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.

Total hutang

Debt to equity ratio = --- x 100% Modal Sendiri

4. Rasio Profitabilitas

Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304), “Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”.

Baca:

Pengertian Rasio Profitabilitas

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.

Laba Kotor

Gross Profit Margin = --- x 100% Penjualan

b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

(14)

Laba setelah pajak

Operating Profit Margin = --- x 100% Penjualan

c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.

Laba setelah pajak Net Profit Margin = --- x 100% Penjualan

Daftar Pustaka Makalah Analisis Rasio Keuangan

Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.

Irawati Susan, 2005, Manajemen Keuangan, Pustaka, Bandung

Rahardjo, Budi, 2007, Keuangan dan Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

 Home

 Who We Are

 Services & Capabilities  Gallery

(15)
(16)

o September o Agustus o Juli o Juni o Mei o April o Maret o Februari  2014

o Desember o November o Oktober

RASIO: CARA ANALISIS LAPORAN

KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN

02 June 2017

Category: MANAGEMENT SYSTEM

Penulis: Christine Yohandoyo, S.E., GMA.

(17)

Analisa laporan keuangan mencakup perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu.

Cara perusahaan untuk dapat menganalisa laporan keuangan salah satunya adalah dengan analisa rasio. Berikut beberapa rasio keuangan beserta dengan kegunaannya untuk analisa laporan keuangan:

1.RASIO LIKUIDITAS

Rasio likuiditas menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Posisi likuiditas perusahaan akan sangat berhubungan dengan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya.

-Cash Ratio

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancar berdasarkan kas dan setara kas yang dimiliki oleh perusahaan.

-Quick Ratio

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan.

-Current Ratio

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar berdasarkan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan.

2.RASIO AKTIVITAS

Rasio aktivitas ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio ini juga untuk melihat kewajaran nilai aktiva pada neraca, sehingga nilai aktiva yang disajikan tidak terlalu tinggi, terlalu rendah.

-Inventory Turn Over Ratio

(18)

Rasio ini berguna untuk mengukur waktu yang diperlukan dari bahan baku sampai digudang hingga siap untuk diproduksi

-Account Receivable Turn Over Ratio

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan mengubah piutang menjadi kas

-Account Payable Turn Over Ratio

Rasio ini berguna untuk mengukur waktu yang diperlukan perusahaan untuk membayar hutang

3.RASIO SOLVABILITAS

-Debt Ratio

Rasio ini berfungsi untuk mengukur presentasi dana pembiayaan perusahaan yang disediakan oleh kreditur dengan total aset

-Debt to Equity Ratio

Rasio ini berfungsi untuk mengukur presentasi dana pembiayaan perusahaan yang disediakan oleh kreditur dengan modal usaha

(19)

Rasio ini mengukur seberapa besar laba operasional dapat menurun sampai perusahaan tidak dapat memenuhi beban bunga tahunan

*EBIT : Earning Before Interest Tax

4.RASIO MODAL KERJA

-Working Current Aset

Rasio ini untuk mengukur seberapa besar aset lancar yang dimiliki dibandingkan dengan total aset yang dimiliki

-Working Current Liabilities

Rasio ini untuk mengukur seberapa besar hutang lancar yang dimiliki dibandingkan dengan total hutang yang dimiliki

-Working Current Turn Over

Rasio ini untuk mengukur penjualan bersih yang dapat dihasilkan dari setiap modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan

Diatas merupakan beberapa rasio yang dapat digunakan untuk analisa laporan keuangan. Berdasarkan rasio tersebut dapat dilakukan analisa untuk menentukan strategi perusahaan ke depan.

For Further Information, Please Contact Us!

Home | Who We Are | Services & Capabilities | Our Divisions | News & Articles | Contact

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Kalsium yang tidak diserap akan memperberat kerja usus bayi untuk mengeluarkan, dan dapat mengganggu keseimbangan (ekologi) dalam usus bayi (Purwanti, 2004). Kandungan

Sebanyak 7 dari 8 LKPD yang memiliki langkah kerja yang tidak terstruktur sehingga banyak terjadi kebingungan dalam melaksanakan praktikum dan waktu yang diperlukan

Intervensi berupa Pelatihan Strategi Koping Adaptif dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para wanita hamil pranikah terkait bagaimana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fraksi dari ekstrak etanol daun kersen yang memiliki efek antiinflamasi melalui parameter penurunan volume eksudat, penurunan jumlah

Padahal usus manusia dewasa itu berkisar antara 8 - 12 meter (bervariasi setiap manusia) melingkar-lingkar & berlipat-lipat didalam tubuh kita, analogi sederhananya: jika

Berdasarkan analisis data dan hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara simultan pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah,

IRR memiliki pengaruh positif maupun negatif terhadap risiko pasar karena jika Interest Sensitivity Asset (IRSA) meningkat dengan presentase lebih besar daripada presentase

Enzim katalase merupakan enzim yang tahan panas, karena sifat tersebut maka katalase digunakan katalase merupakan enzim yang tahan panas, karena sifat tersebut maka katalase