• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAGA PEMBIAYAAN LAINNYA and LEMBAGA K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LEMBAGA PEMBIAYAAN LAINNYA and LEMBAGA K"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diera tahun 70-an sampai tahun 80-an, masyarakat Indonesia

berlomba-lomba masuk menjadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh

pensiun dimasa tuanya. Pensiun merupakan dambaan memperoleh penghasilan

setelah berakhir masa kerja seseorang dan masa itu masyarakat masih berpikir

bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang sudah tidak produktif lagi.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pilihan utama mereka terjun ke dunia

kerja adalah pegawai negeri, karena pegawai negerilah pada saat itu memberikan

kepastian adanya pensiun.

Jika pada era tahun 70-an sampai 80-an belum banyak perusahaan

yang menyediakan dana pensiun bagi karyawannya, maka di era tahun 90 menjadi

sebaliknya. Apalagi setelah keluarnya UU No. 11 tahun 1992 yang mengatur

tentang dana pensiun. Hampir seluruh perusahaan dewasa ini telah

menyelenggarakan dan pensiun bagi karyawannya, baik yang dikelola sendiri atau

lewat lembaga lain. Bahkan bagi perusahaan yang tidak menyelenggarakan dana

pensiun bagi karyawannya, banyak alternative pilihan untuk memperoleh pensiun

(2)

Pemberian pensiun kepada karyawannya bukan saja hanya

memberikan kepastian penghasilan dimasa depan, tetapi juga ikut memberikan

motivasi bagi karyawannya untuk lebih giat bekerja. Dengan memberikan

program jasa pensiun para karyawan merasa aman, terutama bagi mereka yang

menganggap ada usia pensiun sudah tidak produktif lagi. Sedangkan bagi

sebagian masyarakat yang merasa masih produktif juga akan memberikan

motivasi bahwa jasa-jasa mereka masih dihargai oleh perusahaannya.

Berkembangnya jasa pensiun dewasa ini telah menarik beberapa

lembaga untuk mendirikan dana pensiun. Hal ini disebabkan pengelolaan dana

pensiun ini jika dilihat dari kacamata bisnis sangat menguntungkan. Dapat

dibayangkan keuntungan yang akan diperoleh dari iuran yang diperoleh tanpa

bunga yang kemudian di investasikan kembali dalam bentuk berbagai bidang

investasi.

Beralih ke lembaga keuangan Internasional, Lembaga keuangan

internasional didirikan untuk menangani masalah-masalah keuangan yang bersifat

internasional, baik berupa bantuan pinjaman atau bantuan lainnya. Pemberian

bantuan yang dilakukan oleh lembaga keuangan internasional dapat bersifat lunak

artinya dengan suku bunga yang rendah dan jangka waktu pengembaliannya

relative panjang. Kemudian bantuan internasional juga dilakukan dengan tujuan

komersil, yang biasanya dilakukan oleh lembaga keungan internasional swasta.

Dalam bab ini hanya akan dibahas 2 buah lembaga keuangan

(3)

internasional. Namun demikian, sebenarnya lembaga keuangan internasional

jumlahnya cukup banyak apalagi lembaga keuangan internasional yang dimiliki

oleh swasta. Pembahasan lebih lanjut kedua lembaga keuangan internasional akan

dibahas di bab selanjutnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas, kami dapat mengidentifikasikan masalah

sebagai berikut :

a. Lembaga Pembiayaan Lainnya

b. Lembaga Keuangan Internasinal

1.3 Rumusan Masalah

Setelah kami mengidentifikasi masalah, makalah ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

a. Apa yang dimaksud Dana Pensiun?

b. Apa Pengertian Program Pensiun, Iuran Pasti dan Program Pensiun

Manfaat Pasti?

c. Bagaimana Metoode perhitungan manfaat dan premi bagi masing-masing

program?

d. Apa pengertian dan peranan Bank Dunia?

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dana Pensiun

Dana pensiun atau pension fund sebenarnya merupakan suatu institusi atau pranata yang berasal dari sistem hukum Anglo-Amerika. Banyak pengertian dana pensiun, namun berikut ini akan dikemukakan beberapa diantaranya, menurut David L. Scott (1988)pension funds is a financial institution that controls assets and disburses income to people after they have retired from gainful employment; menurut FE Perry (1983)pension fund is an investment maintened by companies and other employers to pay the annual sum required under the business or organization’s pension scheme.Sedangkan menurut Abdulkadir Muhammad dan Rita Muniarti (2000) Dana pensiun adalah yang secara khusus dihimpun dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada peserta ketika mencapai usia pensiun, mengalami cacat, atau meninggal dunia.

Dari definisi-definisi tersebut terlihat bahwa dana pensiun merupakan dana yang sengaja dihimpun secara khusus dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun, meninggal dunia atau cacat. Dana yang terhimpun ini dikelola dalam suatu lembaga yang disebut trust sedangkan pengelolanya disebut trustee atau dapat juga dilakukan oleh perusahaan asuransi atau badan lain yang dibentuk secara khusus untuk mengelola dana tersebut.

(5)

memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun.

Selanjutnya pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

Dana pensiun syariah adalah dana pensiun yang dikelola dan dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Pertumbuhan lembaga keuangan syariah di Indonesia, secara lambat tetapi pasti juga mendorong perkembangan dana pensiun yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah. Sampai saat ini dana pensiun syariah berkembang pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang dilaksanakan oleh beberapa bank dan asuransi syariah.

2.2 Pengertian Program Pensiun Iuran Pasti dan Program Pensiun Manfaat Pasti

A. Program Pensiun Iuran Pasti

Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun. Salah satu penyelenggara Program Pensiun Iuran Pasti adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang pendiriannya hanya dapat dilakukan oleh Bank atau Asuransi Jiwa.

Dari segi pendanaan, PPIP tidak mempunyai resiko bagi Pemberi Kerja yang mana hal ini sangat berbeda dengan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dimana Pemberi Kerja sangat dimungkinkan untuk mempunyai "kekurangan kewajiban pendanaaan" (unfunded liability).

(6)

pengelolaan program pensiun melalui DPLK dapat dilakukan secara professional, efisien dan optimal.

Pada program pensiun iuran pasti memiliki keuntungan dan kerugian, yaitu sebagai berikut :

Keuntungan :

1. Dari sisi pemberi kerja, keuntungan PPIP adalah :

a. Pembiayaan dapat dikendalikan dan memudahkan dalam penyusunan anggaran

b. Tidak ada resiko investasi dan pendanaan stabil 2. Dari sisi peserta, keuntungan PPIP adalah :

a. Manfaat bagi yang berhenti di usia muda relative lebih besar b. Terlibat dalam memutuskan strategi investasi

Kerugian :

1. Dari sisi pemberi kerja, kekurangan PPIP adalah :

a. Berpotensi menumbulkan keresahan bila manfaat yang dihasilkan kecil

b. Iuran tidak fleksibel karena sudah ditetapkan 2. Dari sisi peserta, kekurangan PPIP adalah :

a. Besar manfaat tidak dapat diketahui b. Besar manfaat tergantung kinerja investasi B. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)

Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) adalah program pensiun yang

memberikan formula tertentu atas manfaat yang akan diterima peserta pada

saat mencapai usia pensiun. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) memiliki

perbedaan yang mendasar dengan program PPIP. Program Manfaat Pasti

(7)

peserta pada saat pensiun telah dapa ditetapkan terlebih dahulu. Penetapan ini

disarkan pada formula tertentu yang ditetapkan pada peraturan dana pensiun.

Pembayaran Pensiun sekaligus dilakukan oleh perusahaan dengan

pertimbangan antara lain bahwa :

a. Perusahaan tidak mau pusing dengan karyawan yang sudah pensiun

b. Untuk memberikan kesempatan kepada pensiunan agar dapat

mengusahakan uang pensiun yang diperolehnya untuk berusaha karena

biasanya penerimaan pensiun sekaligus uangnya dalam jumlah besar

c. Karena permintaan pensiun itu sendiri

Terdapat Keuntungan dan Kerugian dalam Program Pensiun Manfaat

Pasti (PPMP) :

Keuntungan :

1. Dari sisi pemberi kerja, Keuntungan PPMP adalah :

a. Kinerja investasi yang baik memungkinkan terjadinya surplus yang

dapat mengurangi iuran

b. Jadwal iuran tambahan (bila ada) lebih fleksibel

2. Dari sisi peserta, keuntungan PPMP adalah :

a. Jumlah manfaat yang akan diterima sudah pasti

(8)

Kerugian :

1. Dari sisi pemberi kerja, Kerugian PPMP adalah :

a. Iuran berfluktuasi dan pendanaan tidak stabil

b. Pemberi kerja menangung resiko investasi

2. Dari sisi peserta, Kerugian PPMP adalah :

a. Manfaat yang berhenti di usia muda relative lebih kecil

b. Manfaat kurang fleksibel

2.3 Metode Perhitungan Manfaat dan Premi bagi masing-masing Program

Pada saat menerima pensiun, biasanya perusahaan dapat menawarkan dua

macam sistem pembayaran kepada karyawan. Sistem pembayaran memiliki

maksud tertentu yang saling menguntungkan bagi karyawan dan perusahaan.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343/KMK.017/1998. Tanggal 13

Juli 1998. Menurut peraturan ini ada 2 jenis pembayaran dan ketentuan

pembayaran.

Ada dua jenis pembayaran pensiun:

1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) Pertimbangannya:

a. Perusahaan tidak mau mengurusi karyawannya yang sudah pensiun.

b. Memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk berusaha dengan uang

pensiunnya.

(9)

Rumus sekaligus pada PPMP :

MP = FPd x MK x PDP

Keterangan :

MP = Manfaat Pensiun

FPd = Faktor Penghargaan dalam decimal MK = Masa Kerja

PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata beberapa bulan terakhir.

Dalam hal ini manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan rumus sekaligus besar faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5% dan total manfaat pensiun tidak boleh 80 kali penghasilan dasar pensiun.

Sedangkan menurut rumus bulanan pada PPMP :

MP = FPe x MK x PDP

Keterangan :

MP = Manfaat Pensiun

FPe = Faktor Penghargaan dalam persentase

MK = Masa Kerja

PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata beberapa bulan terakhir.

(10)

Sebagai contoh menurut perhitungan Final Earning pensiun plan adalah jika gaji terakhir Anda sebelum pensiun adalah Rp. 1.000.000,-sementara masa kerja 20 tahun, maka anda akan memperoleh uang pensiun bulanan sebesar 2,5% x 20 x Rp. 1.000.000,- = Rp.

500.000,-Contoh lain menurut perhitungan career average earning atau pendapatan rata-rata selama masa kerja misalnya gaji awal pertama kali bekerja adalah Rp. 50.000 dan terakhir adalah Rp. 1.000.000,- kemudian jika dihitung secara rata-rata selama 20 tahun adalah sebesar Rp. 400.000,- maka pensiun per bulan yang diterima adalah 2,5% x 20 x Rp. 400.000,- = Rp.

200.000,-Selanjutnya sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343/kmk. 017/1998 pembayaran manfaat pensiun oleh dana pensiun dapat pula dilaksanakan :

a. Dalam hal jumlah yang akan dibayarkan perbulan oleh dana pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti yang menggunakan rumus bulanan kurang dari RP. 300.000,- nilai sekarang dari manfaat pensiun tersebut dapat dibayarkan sekaligus;

b. Dalam hal manfaat pensiun yang menjadi hak peserta pada Program Pensiun Manfaat Pasti yang menggunakan rumus sekaligus lebihh kecil dari Rp. 36.000.000,- manfaat pensiun tersebut dapat dibayar sekaligus.

2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)

(11)

Keterangan :

IP = Iuran Pensiun

FPd = Faktor Penghargaan per tahun dalam decimal

PDP = Penghasilan Dasar Pensiun per tahun

Sedangkan perhitungan dengan rumus bulanan adalah :

IP = 3 x Fpe x PDP

Keterangan :

IP = Iuran Pensiun

FPe = Faktor Penghargaan per tahun dalam persen

PDP = Penghasilan Dasar Pensiun per tahun

Asas-asas Dana Pensiun

Dalam pengelolaan dana pensiun, pemerintah menganut asas-asas berikut ini.

1. Penyelenggaraan yang dilakukan dengan sistem pendanaan

(12)

2. Pemisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan pendiri

Kekayaan dana pensiun harus dipisahkan dari kekayaan pendiri. Dengan demikian, tidak diperkenankan adanya pembentukan “cadangan pensiun” dalam pembukuan pendiri atau perusahaan.

3. Kesempatan untuk mendirikan dana pensiun

Setiap pemberi kerja memperoleh kesempatan untuk mendirikan dana pensiun bagi karyawannya. Keputusan untuk membentuk dana pensiun merupakan tindak lanjut dari prakarsa pemberi kerja yang menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya. Janji itu membawa konsekuensi pendanaan, yaitu timbulnya kewajiban pemberi kerja untuk membayar iuran.

4. Penundaan manfaat

Penghimpunan dana dalam penyelenggaraan program pensiun dimaksudkan untuk memenuhi pembayaran hak peserta yang telah pensiun agar kesinambungan penghasilan terpelihara. Sejalan dengan itu, berlaku asas penundaan manfaat yang mengharuskan pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta memasuki masa pensiun dan dapat diberikan secara berkala.

5. Pembinaan dan pengawasan

(13)

6. Kebebasan

Maksud asas ini adalah kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun. Berdasarkan asas ini, keputusan membentuk dana pensiun merupakan prakarsa pemberi kerja untuk menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawan, yang membawa konsekuensi pendanaan. Dengan demikian, prakarsa tersebut harus didasarkan pada kemampuan keuangan pemberi kerja.

2.4 Sejarah, Pengertian dan Peranan Bank Dunia

S

ejarah dan Perkembangan Bank Dunia

Bank Dunia didirikan bersama-sama dengan didirikannya IMF pada tahun 1944 di Britton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat. Bank Dunia dibentuk oleh dua negara promotor dan pendukung utama, yaitu Amerika Serikat dan Inggris. Tujuan awal didirikannya adalah untuk mencegah berulangnya peristiwaGreat Depression sebagaimana pernah terjadi pada sekitar tahun 1930 (Hutagalung, 2009). Hal ini disebabkan perang dunia kedua yang melanda hampir seluruh belahan bumi sangat berpotensi meninggalkan puing-puing perekonomian yang luluh lantak di Eropa dan juga di sebagian besar negara-negara korban perang lainnya.

(14)

pun semakin kecil. Pada saat itu, Bank Dunia di bawah kepemimpinan Mc-Namara menggeser fokusnya ke arah pembangunan infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik, terutama di negara-negara dunia ketiga yang notabene tertinggal dari negara maju.

Pengertian Bank Dunia

Bank Dunia (World Bank) merupakan sebuah lembaga keuangan internasional yang menyediakan pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian modal.

Tujuan Bank Dunia

Tujuan resmi dari Bank Dunia adalah pengurangan kemiskinan. Namun selain itu terdapat pula tujuan Bank Dunia yang lainnya, yaitu :

1. Untuk membantu rekonstruksi dan pembangunan di daerah anggota dengan cara memfasilitasi investasi modal untuk tujuan produktif, termasuk pemulihan kembali ekonomi yang hancur atau rusak karena perang, perubahan kembali fasilitas-fasilitas produktif yang dibutuhkan untuk usaha damai dan dorongan pembanunan untuk fasiltas produktif dan sumber-sumber di negara-negara miskin.

(15)

3. Untuk mendorong keseimbangan perkembangan jangka panjang perdagangan internasional dan untuk mempertahankan keseimbangan saldo pembayaran dengan mendorong investasi internasional untuk kemajuan sumber-sumber produktif para anggota, dengan cara membantu menaikkan produktivitas, standar kehidupan dan keadaan buruh di daerah mereka.

4. Untuk meyusun pinjaman-pinjaman yang dibuat atau dijamin olehnya dalam hubungannya dengan pinjaman internasional melalui sumber lainnya sehingga dapat lebih berguna dna proyek-proyek yang mendesak, besar ataupun kecil, dapat diatasi segera.

5. Untuk menjalankan kegiatannya dengan dasar untuk mempengaruhi investasi internasional dalam persyaratan bisinis di dalam daerah anggota dan, dalam tahun tahun setelah perang, untuk membantu membuat masa transisi dari suasana perang ke keadaan ekonomi yang damai.

Peran Bank Dunia Bagi Dunia Internasional

Sejak didirikan, Bank Dunia telah mengambil banyak peran bagi perkembangan dunia Internasional. Sebagaimana tujuan didirikannya, Bank Dunia telah membantu negara-negara korban perang, terutama di wilayah Eropa, untuk segera merekonstruksi infrastruktur dan perekonomiannya yang hancur pascaperang dunia kedua. Seteah proses rekonstruksi pascaperang selesai, Bank Dunia memulai peran baru sebagai lembaga pemberi pinjaman uang berbunga rendah untuk Negara-negara berkembang yang membutuhkan.

(16)

Bagaikan pisau bermata dua, bantuan dari Bank Dunia dirasakan oleh negara-negara peminjam memberikan dua dampak sekaligus, di mana satu dan yang lainnya saling bertolak belakang. Di satu sisi, bantuan Bank Dunia seringkali merupakan penyelamat keuangan dan perekonomian negara peminjam. Namun di sisi lain, bantuan tersebut juga tidak jarang menimbulkan masalah baru yang kadang jauh lebih besar dari masalah yang telah diatasi.

Negara peminjam biasanya merupakan negara berkembang yang notabene-nya tergolong “miskin”, apalagi jika dibandingkan dengan negara maju. Mereka membutuhkan suntikan modal untuk proyek-proyek di berbagai bidang, meskipun biasanya berujung pada satu harapan, yaitu menggerakkan dan menggeliatkan roda perekonomian. Dengan hal tersebut, mereka bisa mendongkrak keuangan dan pendapatan dalam negeri. Modal inilah yang seringkali tidak bisa mereka dapatkan kecuali melalui lembaga-lembaga keuangan internasional. Dalam konteks ini, Bank Dunia memberikan keuntungan bagi negara-negara peminjam karena biasanya pinjaman yang diberikan tergolong berbunga rendah.

Bergeraknya roda perekonomian merupakan sesuatu yang sangat penting bagi suatu negara. Dengan roda perekonomian yang terus bergerak positif, negara-negara dunia ketiga memiliki sedikit harapan untuk menyusul atau setidaknya menyamai perekonomian di negara-negara maju. Hal ini tentunya menjadi keinginan seluruh negara berkembang, sehingga tidak mengherankan jika kemudian Bank Dunia dan juga lembaga-lembaga keuangan internasional lainnya menjadi penyedia “jalan pintas” menuju terwujudnya harapan tersebut.

(17)

kemunduran ekonomi suatu negara (yang mungkin terjadi tanpa bantuan Bank Dunia) dapat berdampak bagi negara-negara lainnya, baik di tingkat regional ataupun multinasional.

Namun masalahnya adalah, seperti yang sudah disebutkan, bahwa bantuan dana tersebut seringkali justru menimbulkan masalah-masalah baru yang kadang jauh lebih serius dari masalah yang telah ditanganinya. Tidak bisa dipungkiri, rata-rata negara peminjam biasanya merupakan negara dengan sistem kelembagaan dan profesionalisme pengelolaan uang yang kurang dibandingkan dengan negara-negara maju.

Analogi sederhananya adalah seperti seorang entrepreneur amatir yang sedang berusaha menjalankan roda bisnisnya dengan uang pinjaman dari investor kaya. Di satu sisi, pinjaman uang tersebut menjadi solusi karena tanpa modal uang pinjaman itu bisnis tidak akan bisa dijalankan sama sekali. Tapi di sisi lain, entrepreneur amatir seperti itu kemungkinan besar tidak ahli dalam pengelolaan modal yang telah diberikan, sehingga resiko kerugiannya sangat besar. Hal ini bisa disebabkan kesalahan dalam menggunakan uang, tidak efektif, tidak efisien, atau bahkan tidak bermanfaat.

Kembali ke konteks negara-negara peminjam, dana pinjaman dari Bank Dunia seringkali digunakan untuk proyek-proyek yang bisa jadi salah sasaran. Alih-alih mengambil keuntungan dari uang pinjaman yang diberikan, justru kerugian yang didapat beserta utang berbunga (meskipun rendah) yang terus menumpuk. Dalam hal inilah kemudian seringkali pinjaman dari Bank Dunia disertai prasyarat-prasyarat ataupun anjuran-anjuran berupa kebijakan keuangan atau kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan proyek yang didanai.

(18)

asumsi bagi seluruh negara-negara peminjam, padahal sangat mungkin satu kebijakan yang cocok di satu negara justru merusak jika diterapkan di negara yang lain. Sebagai contoh, liberalisasi keuangan dan kapitalisme yang senantiasa dikampanyekan Bank Dunia (karena didominasi dari sejak pembentukannya oleh dua motor kapitalisme, AS dan Inggris), bisa berdampak sangat negatif jika negara yang menerapkannya tidak memiliki kesiapan yang baik, sebagaimana terjadi pada Indonesia yang mengalami krisis pada tahun 1997.

Prasyarat dan anjuran lain dari Bank Dunia yang sering jadi bahan tudingan adalah mengenai pelaksana atau pihak yang terlibat dalam proyek. Dengan alasan ketidakmampuan negara peminjam untuk secara mandiri menjalankan proyek tersebut karena kendala teknologi dan profesionalisme, Bank Dunia secara eksplisit maupun implisit, secara langsung maupun tidak langsung, seringkali mensyaratkan keterlibatan negara maju yang notabene-nya merupakan negara pendonor dana bantuan itu. Dalam hal ini, negara maju yang dimaksud diminta untuk menjadi semacam “kontraktor” ataupun konsultan yang terlibat langsung dalam menjalankan proyek tersebut. Dampaknya adalah kembalinya aliran uang pinjaman kepada negara peminjam.

(19)

atas proyek yang dilaksanakan tidak menjadi masalah baginya, karena uang ganti ruginya pun ditanggung oleh entrepreneur sebagai pihak peminjam.

Kembali ke dalam konteks negara peminjam, alih-alih uang pinjaman menjadi stimulasi untuk menggerakkan roda ekonomi, sebagian besarnya justru menjadi penggerak roda ekonomi di negara pemberi pinjaman. Sementara yang tertinggal di negara peminjam hanyalah bentuk fisik maupun non-fisik hasil dari proyek yang telah dilaksanakan.

Akumulasi dari dampak-dampak negatif di atas adalah kemelut utang yang semakin menumpuk bagi negara peminjam. Selain itu, bisa terjadi kerawanan sosial di dalam negeri peminjam akibat penggunaan dana proyek yang salah sasaran, tidak profesional, atau banyak “kebocoran”. Sehingga mayoritas masyarakat negara peminjam yang seharusnya menikmati uang pinjaman yang diberikan justru merasa tidak mendapat apa-apa, yang ada hanyalah segelintir orang kaya di dalam negeri yang semakin kaya lantaran mendapat bagian “jatah” proyek yang telah dilaksanakan.

(20)

Peran Bank Dunia Terhadap Indonesia

Kebijakan politik pemerintahan Presiden Soekarno yang mendekat ke blok Uni Soviet menyulitkan Bank Dunia yang memiliki paham berseberangan untuk mengambil peran lebih banyak bagi Indonesia. Oleh karena itu, Bank Dunia baru mulai berperan sebagai lembaga pemberi pinjaman bagi Indonesia pada saat awal masa pemerintahan Presiden Soeharto, yaitu sekitar tahun 1968. Namun sebelum memberikan pinjaman, Bank Dunia “menjajaki” Indonesia dengan memberikan bantuan teknis untuk identifikasi kebijakan makroekonomi, kebijakan sektoral yang diperlukan, dan kebutuhan pendanaan yang kritis (Hutagalung, 2009).

Di masa-masa awal pemberian pinjaman, Indonesia masih dianggap sebagai negara yang memiliki nilai credit worthiness yang rendah. Oleh karena itu, pinjaman yang diberikan oleh Bank Dunia pada saat itu menggunakan skema IDA atau pinjaman tanpa bunga, kecuali administrative fee ¾ persen per tahun dan jangka waktu pembayaran 35 tahun dengan masa tenggang 10 tahun. Dana pinjaman pertama yang diberikan kepada Indonesia adalah sebesar 5 juta dolar AS pada September 1968 (Hutagalung, 2009).

Pada masa-masa awal tersebut, dana pinjaman dari Bank Dunia digunakan untuk pembangunan di bidang pertanian, perhubungan, perindustrian, tenaga listrik, dan pembangunan sosial. Pada tahun-tahun berikutnya, Indonesia berhasil menunjukkan performa ekonomi yang memuaskan, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen per tahun, jauh lebih besar dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara peminjam yang lain. Oleh karena itu, sejak akhir dekade 70-an Indonesia sudah mulai dianggap sebagai negara yang lebih

(21)

deregulasi sektor keuangan, selain masih tetap digunakan bagi pengembangan sektor-sektor sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.

Pada awal dekade 90-an hingga sebelum memasuki krisis moneter tahun 1997, Indonesia menunjukkan performa ekonomi yang mengagumkan, bahkan sempat dijuluki sebagai salah satu Asian Miracle. Laporan dan analisis Bank Dunia terhadap perekonomian Indonesia acap kali dihiasi dengan berbagai pujian. Sayangnya, sebagaimana terjadi pada banyak negara lain seperti yang sudah dijelaskan di bagian sebelumnya, performa ekonomi yang memikat tersebut ternyata lebih tepat sebagai “penundaan masalah”.

Kekeliruan dan dampak negatif dari bantuan Bank Dunia, baik berupa dana pinjaman maupun anjuran kebijakannya, terbukti nyata (meski bukan faktor satu-satunya) pada saat Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1997. Liberalisasi sektor keuangan yang didukung penuh oleh Bank Dunia terbukti tidak cocok, bahkan mencelakakan, Indonesia. Pada saat krisis terjadi, mungkin salah satu bantuan paling berharga yang diberikan oleh Bank Dunia berupa persetujuan atas permintaan pemerintah Indonesia untuk membatalkan pinjaman yang tidak terserap sebesar 1,5 miliar dolar AS dan menyesuaikan (realokasi) pinjaman lainnya sebesar 1 miliar dolar AS untuk membiayai program mendesak, seperti bantuan biaya sekolah, beasiswa, dan jaring pengaman sosial.

(22)

Dari penjelasan tahap demi tahap bantuan Bank Dunia kepada Indonesia sejak tahun 1968, kita dapat melihat betapa besar peran yang dimainkan oleh Bank Dunia terhadap pembangunan dan pasang surut perekonomian nasional. Mulai dari infrastruktur yang dibangun selama dekade 1970-an hingga kebijakan-kebijakan terbaru di era reformasi, semuanya tidak terlepas dari peran Bank Dunia.

Krisis moneter yang melanda Indonesia tahun 1997 seharusnya dapat memberi pelajaran berharga mengenai dua mata pisau yang diberikan oleh “bantuan” Bank Dunia. Terlepas dari kontroversi niat dan tujuan pemberian bantuan oleh Bank Dunia, Indonesia sejatinya bisa memilih menjadi negara yang mandiri dan menentukan masa depannya sendiri, mengukur kemampuan membayar dan menghitung jumlah dana yang mungkin dipinjam, menyeleksi proyek yang dijalankan agar sesuai dengan sasaran serta mencapai efektifitas dan efisiensi, menilik kebijakan yang bisa diliberalisasi dan yang tidak, serta membekali diri dengan pengetahuan dan teknologi. Karena bagaimanapun, kejahatan tidak hanya disebabkan niat dari pelakunya, tapi juga kelengahan dan kesempatan yang diberikan oleh korbannya.

Presiden Bank Dunia

(23)

9. James D. Wolfensohn (Juni 1995–Mei 2005) 10.Paul Wolfowitz (Juni 2005–Mei 2007) 11.Robert Zoellick (Juni 2007–Juni 2012) 12.Jim Yong Kim (Juni 2012-...)

2.5 Pengertian dan Peranan Bank Pembangunan Asia

Bank Pembangunan Asia (BPA) didirikan pada tahun 1966 dengan tujuan mendukung perkembangan sosial dan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik. Dana bersumber dari negara-negara anggota, pinjaman dari pasar modal dunia, dan dari pendapatan Bank sendiri.Tujuan bank pembangunan asia, lebih didasarkan dalam rangka kerja sama ekonomi dan pembangunan. Akibat sulitnya memperoleh bantuan dari negara-negara maju.

Bank Pembangunan Asia didirikan untuk berfungsi dan mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:

 Menyokong investasi modal pemerintah maupun swasta di wilayah Asia

untuk tujuan-tujuan pembangunan.

 Memanfaatkan sumber-sumber daya yang tersedia untuk membiayai pembangunan, dengan memprioritaskan wilayah dan sub-wilayah Asia, berupa berbagai proyek dan program regional yang berperan secara efektif terhadap pertumbuhan ekonomi yang selaras di wilayah tersebut secara keseluruhan. Dan yang sangat diutamakan adalah kebutuhan dari negara-negara kecil atau negara-negara-negara-negara yang sulit berkembang di wilayah Asia.

(24)

 Memberikan bantuan teknis (technical assistance) untuk menyiapkan, membiayai, dan melaksanakan berbagai program dan proyek-proyek pembangunan, termasuk memformulasikan usulan bagi proyek-proyek tertentu.

 Bekerja sama dengan PBB, dan badan-badan organisasi di bawah PBB

terutama ECAFE, dan juga dengan berbagai lembaga negara dan lembaga internasional Iainnya seperti berbagai organisasi nasional baik pemerintah maupun swasta, yang berkepentingan dengan investasi dari pengembangan dana di suatu wilayah, serta memberikan berbagai kesempatan untuk melakukan investasi bagi lembaga-lembaga tersebut.

 Melaksanakan berbagai kegiatan dan memberikan berbagai jasa lainnya

sesuai dengan tujuan Asian Development Bank.

 Memberi pinjaman dan modal ekuitas untuk kemajuan ekonomi dan sosial negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya;

 Memberikan bantuan teknis dan jasa konsultasi untuk persiapan dan

pelaksanaan proyek-proyek dan program pembangunan;

 Mendukung investasi swasta dan modal publik untuk kepentingan pembangunan;

 Menanggapi permintaan bantuan tentang koordinasi kebijakan dan rencana

pembangunan negara-negara anggota.

(25)

untuk mereformasi MDBs mendasarkan kegiatannya pada asumsi bahwa pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan tidak mungkin tanpa partisipasi masyarakat informasi dalam proses pengambilan keputusan. BPA bermarkas di Manila. Anggota BPA terdiri dari 56 negara, 40 diantaranya dari kawasan Asia dan Pasifik dan 16 dari Eropa dan Amerika Utara. Pemegang saham terbesar adalah Amerika Serikat dan Jepang dan peminjam terbesar adalah Indonesia dan Cina. Sektor transportasi dan komunikasi telah menerima bagian terbesar dari pinjaman, diikuti oleh sektor energi, infrastruktur sosial, pinjaman multi-sektor, pertanian dan sumber daya alam, industri, keuangan dan bahan tambang bukan-minyak. Pinjaman total BPA setiap tahunnya sekitar US$6-7 milyar.

Keprihatinan masyarakat sipil dengan ADB meliputi:

 Akses informasi mengenai operasi ADB

 Partisipasi publik dalam, implementasi desain pemantauan, dan evaluasi proyek ADB

 Sosial dan lingkungan dari program-program ADB dan proyek, dan

akuntabilitas Bank untuk dampak-dampak  ADB sektor swasta pinjaman

 ADB peran dalam kerjasama ekonomi regional dan sub-regional

Bank Information Center, bekerja sama dengan mitra-mitranya, bekerja ke arah demokratisasi ADB sehingga pertimbangan sosial dan lingkungan yang tergabung dalam keputusan Bank 'proses pembuatan dan operasi.

(26)

adalah swastanisasi, deregulasi dan dukungan untuk investasi asing. Kritik menandaskan bahwa kebijakan semacam ini hampir tidak ada peranannya dalam mengurangi kemiskinan atau melindungi llingkungan hidup. Seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia masih memiliki catatan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan IMF dalam hal konsultasi dengan masyarakat. LSM dapat memaksa untuk mengadakan pertemuan dengan para wakil misi, menyoroti kebijakan atau target yang belum diterapkan dan kebijakan yang bermasalah dan menyarankan kebijakan yang patut disertakan. LSM sebaiknya menghubungi Liaison Officer Bank Pembangunan Asia Indonesia, Cecile Gregory.

Seperti halnya lembaga-lembaga multiliteral lainnya, tujuan BPA yang tercantum dalam “the 2002 Country Assistance Strategy” ditujukan untuk mengurangi kemiskikan dan ketimpangan wilayah dengan meningkatkan ketata pemerintahan (good governance), memenuhi kebutuhan lokal melalui desentralisasi, pengembangan sumber daya manusia, menejemen lingkungan, mempromosikan pengaturan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan dan menigkatkan perospek pertumbuhan jangka panjang. Stategi ini dilakukan sampai 2006. BPA juga menekankan pentingnya koordinasi dengan agen-agen multiliteral lainnya.

Tugas Bank Pembangunan Asia

(27)

Sumber-sumber Dana Bank Pembangunan Asia

1. Sebagian besar dari Negara-negara asia. Begitu pula para pemimpinnya bank pembangunan asia tidak hanya dinegara-negara kawasan asia akan tetapi sudah meliputi Negara-negara non Asia.

2. Bank pembangunan asia juga memiliki dana tambahan yang diperoleh melalua pembiayaan bersama dengan institusi lainnya terutama dari sektor swasta, resmi dan institusi penyedian kredit expor. Pada tahun 2003, total kerja sama berjumlah US$ 2,42 milyar untuk 28 pinjaman proyek serta US$ 471,93 juta dalam bentuk hibah dan bantuan teknis yang digunakan untuk mmbiayai 89 proyek. Bentuk-bentuk tahun 1970 sampai akhir 2003 , total pembiayaan berjumlah US$ 40,65 milyar untuk 637 proyek

3. Pinjaman dan US$ 1,055 milyar dalam bentuk hibah dan bantuan teknis yang digunakan untuk membiayai sekitar 590 proyek

4. Pinjaman untuk 6 proyek BPA di Indonesia yang dibiayai oleh sektor swasta dari 1 januari 1999 sampai dengan 31 desember 2003 bejumlah total US$ 733,8 juta. Pembiayaan dari sumber swasta terutama lebih banyak digunakan untuk program restrukturisasi sektor energi sebesar US$ 400 juta.

Pinjaman dan Pembiayaan Bank Pembangunan Asia

(28)

Macam-macam Pembiayaan yang Diberikan

Dalam hal memberikan pinjaman, baik sebagai pemberi pinjaman satu-satunya maupun bersama-sama dengan pemilik dana lainnya, dilaksanakan oleh ADB dengan cara-cara berikut ini:

1. Dengan memberikan pinjaman sebagian dalam mata uang lokal dan sebagian lagi dalam mata uang asing agar kebutuhan biaya-biaya proyek dalam mata uang yang bersangkutan bisa dipenuhi, atau

2. Dengan memberikan fasilitas untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran lokal suatu proyek, yang dapat dilakukan dengan menyediakan mata uang lokal tanpa harus menjual cadangan emas atau devisa negara yang bersangkutan.

Dalam suatu masalah khusus, yang menurut opini ADB suatu proyek dapat menyebabkan tekanan pada kondisi Neraca Pembayaran suatu negara tempat proyek tersebut dilaksanakan, ADB dapat memberikan pinjaman dalam bentuk mata uang lainnya.

Dalam kasus demikian ini, jumlah pembiayaan yang dijamin oleh ADB untuk tujuan ini tidak boleh melebihi porsi yang wajar dari total pengeluaran lokal yang boleh dilakukan oleh negara peminjam.

Aktivitas penyaluran dana ADB terbagi dalam 2 kategori utama: pemberian fasilitas pinjaman yang biasa dilaksanakan, dan pemberian fasilitas pinjaman khusus.

(29)

ADB tidak menstandardisir formulir Permohonan pinjaman ataupun garansi. Dalam memproses aplikasi pinjaman atau garansi, ADB hanya akan berhubungan dengan pemohon atau perwakilan yang berwenang, tidak dengan perantara. Permohonan diajukan secara tertulis, dan mengungkapkan informasi-informasi yang dibutuhkan ADB sebagai berikut:

 Sejarah, latar belakang usaha, dan kegiatan-kegiatan pemohon, bila permohonan datang dari suatu institusi (bukan pemerintah suatu negara anggota ADB). Selanjutnya permohonan dari institusi kenegaraan harus menjelaskan secara terperinci hubungan finansial dan legal dari institusi tersebut dengan pemerintahnya, nama-nama perusahaan yang menjadi pengurus perseroan, penyokong, kompanyonnya-bila ada-, beserta kepentingan mereka ataupun hubungan kepemimpinan mereka dengan pemohon.

 Deskripsi secara umum mengenai proyek tersebut.

 Rencana operasi untuk aktivitas, termasuk informasi menurut:

1. jenis dan jumlah dari produk-produk serta jasa-jasa yang diberikan,

2. jenis dan jumlah dari sumber bahan-bahan mentah, 3. penyediaan transportasi dan sarana-sarana utama lainnya, 4. proses dan peralatan manufacturing (perpabrikan), 5. rencana-rencana pelaksanaan, dan

(30)

 Studi kelayakan, survei pre-investasi, dan setiap informasi yang akan membantu menjelaskan kondisi kelayakan ekonomi dan teknis dari proyek yang bersangkutan.

 Bila seluruh data yang dibutuhkan belum tersedia, pemohon hendaknya memberitahu ADB setiap rencana untuk mendapatkan data-data tambahan yang diperlukan.

 Total pengeluaran proyek yang diperkirakan, diperinci secara detail; dengan menyertakan daftar terpisah mengenai pengeluaran-pengeluaran dalam mata uang lokal maupun mata uang asing negara yang bersangkutan, dasar-dasar perkiraan biaya, termasuk detail mengenai pos-pos administratif.

 Besarnya pinjaman yang dibutuhkan, tujuan penggunaan pinjaman yang diuraikan secara terperinci, jadwal pelunasan pinjaman, kondisi neraca yang diperkirakan harus dicapai, termasuk besar dan peranan modal dari pemohon itu sendiri.

 Detail dan hasil dari setiap usaha -bila ada-yang dilakukan untuk memperoleh bantuan pembiayaan atau fasilitas-fasilitas di tempat lain.

 Laporan-laporan keuangan-bila perlu-untuk periode operasi selama 3 tahun terakhir, termasuk neraca dan laporan laba rugi.

 Perkiraan mengenai dampak finansial dan cash flow, termasuk pendapatan tahunan, pengeluaran dan keuntungan yang diperoleh dalam 1 tahun pertama operasi atau sampai dengan tahun pertama tingkat operasi sudah sepenuhnya dilaksanakan.

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmad dan karunia-Nya saya bisa menyelesaikan masa studi S-1 saya dengan sangat baik dan tepat waktu

Memang, alih-alih mengikuti pola representasi yang menyasar pada kontekstualisasi ‘makna’ atau ‘arti’ pada kehidupan sosial, Handiwirman justru berangkat dari

Data primer dalam penelitian ini adalah buku-buku yang ditulis oleh Cak Nun yang berkaitan dengan etika sufistik, yaitu: Hidup Itu Harus Pintar Ngegas dan

Logika Fuzzy merupakan peningkatan dari logika Boolean yang berhadapan dengan suatu konsep kebenaran tidak penuh (sebagian), dimana peran logika klasik menyatakan bahwa segala

Permasalahan yang kami temukan dalam penelitian ini adalah Bagaimana membuat siswa memahami konsep volume kubus secara lebih bermakna dan membuat matematika

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menganalisis pola perubahan penggunaan lahan hutan menjadi penggunaan lain di Kabupaten Katingan; (2) Menganalisis

Saran dalam penelitian ini, diharapkan dapat lebih meningkatkan pemahaman mengenai nilai moral, khususnya nilai moral dalam novel Megalomania karya Marhalim Zaini,

2. Bagaimana pemanfaatan teknologi RFID untuk dapat terintegritas dengan Sistem Informasi perpustakaan AMIK STIEKOM Sumatera Utara berbasis client server ? Penelitian