• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penurunan Permukaan Tanah di DKI Jakarta (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penurunan Permukaan Tanah di DKI Jakarta (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENURUNAN PERMUKAAN TANAH DI JAKARTA

DISUSUN OLEH:

Gangsar Yudistiro (1506680030) Maulia Safitri Dewi (1506681310)

Putri Suci Liony (1506681462) Salma Assyifa (1506682931) Viyaya Antasari (1506681084)

Makalah Sebagai Tugas MPKT B Kelas 8 Dosen Pengajar : Endah Zuraidah S.Si., M.Epid

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penurunan permukaan tanah ialah pemerosotan secara bertahap atau anjloknya permukaan tanah secara tiba-tiba seiring dengan pergerakan material bumi1. Penurunan tanah dapat berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga jika terjadi terus menerus, daerah-daerah yang mengalami penurunan tanah akan men-galami dampaknya, apalagi bila penurunan tanah tidak merata di setiap daerah. Penurunan tanah, khususnya di wilayah DKI Jakarta terbesar didominasi di Jakarta bagian utara. Setiap tahunnya terjadi penurunan 5 hingga 10 cm, sebagai akibatnya 40% dari Jakarta berada di bawah permukaan laut.

Dampak penurunan tanah dirasa cukup besar bagi warga Jakarta. Dampak tersebut adalah banjir yang rutin melanda Jakarta di saat musim hujan, kekuran-gan air tanah disaat musim panas dan parahnya bahkan diperkirakan bagian utara Jakarta akan tenggelam. Melihat dampaknya yang sangat merugikan, kami para penulis tertarik untuk membahas tentang penurunan tanah di Jakarta.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. 1. Apa penyebab terjadinya penurunan tanah di Jakarta?

2. Apa saja resiko yang ditimbulkan jika terjadi penurunan tanah?

3. Bagaimana cara memantau penurunan permukaan tanah melalui pemanfaatan alat Teknologi Informasi dan Komunikasi?

1.3. TUJUAN PENULISAN

(3)

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui penyebab utama terjadinya penurunan tanah di Jakarta.

2. Mengetahui resiko apa saja yang ditimbulkan dari penurunan tanah di Jakarta.

3. Mengetahui cara cara memantau penurunan permukaan tanah melalui pemanfaatan alat Teknologi Informasi dan Komunikasi

1.4. MANFAAT

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menginformasikan kepada para pembaca dan masyarakat luas tentang kondisi penurunan tanah di Jakarta.

(4)

i. Pendahuluan ………1

ii. Pembahasan………..4

iii. Penyebab Penurunan Tanah di Jakarta………...4

iv. Dampak Penurunan Tanah di Jakarata...6

v. Upaya Menanggulangi Penurunan Tanah di Jakarta…………...6

vi. Memanfaatkan Alat TIK dalam Pemantauan Penurunan Tanah di Jakarta ……….7

vii. Kesimpulan………..8

viii. Daftar Pustaka……….9

(5)

PEMBAHASAN

2.1. Penyebab Penurunan Tanah di Jakarta

Penurunan tanah di Jakarta disebabka oleh dua faktor. Yaitu dari faktor alami dan dari faktor tingkah laku manusia. Faktor alami adalah sebab yang mem-pengaruhi turunnya tanah di Jakarta dari kondisi alam di Jakarta. Faktor alami dibagi menjadi tiga yaitu faktor geologi, topografi dan ketinggian tanah di Jakarta. Sedangkan untuk faktor dari tingkah laku manusia adalah karena sifat manusia yang tidak bijak dalam memanfaatkan air tanah dan juga sifat serakah manusia untuk membangun gedung-gedung bertingkat.

2.1.1. Faktor Alami a) Siklus Geologi

Penurunan tanah dapat disebabkan oleh proses-proses siklus geologi seperti pelapukan, pengendapan, dan pergerakan kerak bumi.

b) Kondisi Topografi

Daerah dataran Jakarta yang memiliki kemiringan 0-2 derajat ditambah ke-landaiannya yang lebih dari lima derajat menjadikan posisi tanah Jakarta yang rentan mengalami penurunan tanah.

c) Ketinggian

Menurut data yang ada, wilayah Jakarta memiliki ketinggian pantai sekitar 0-10 meter diatas permukaan laut dan tinggi banjir kanal di Jakarta hanya sekitar 5-50 meter diatas permukaan laut.

(6)

a) Eksploitasi Air Tanah yang Berlebihan

Memasuki abad ke 20, penduduk Jakarta memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan mereka, kebutuhan air minum, maupun kebutuhan industri pabrik. Namun seiring waktu, kebutuhan air meningkat, sehingga pemanfaatan air tanah pun juga meningkat. Peningkatan pemanfaatan air tanah menyebabkan tu-runnya tanah di Jakarta. Peningkatan pemanfaatan air tanah di Jakarta terjadi karena beberapa faktor, yaitu urbanisasi dan padatnya penduduk Jakarta, serta ak-tivitas industri. Ekploitasi air tanah Jakarta yang berlebihan, menyebabkan posisi Jakarta terhadap laut makin rendah. Kondisi ini diperburuk dengan kecenderungan meningkatnya muka air laut sampai hampir di sebagian besar kota-kota dunia aki-bat pemanasan global (global warming).

b) Pembangunan Gedung-Gedung Bertingkat

Menyempitnya lahan di Jakarta ditambah banyaknya masyarakat yang ting-gal di Jakarta membuat pembisnis para pembisnis properti memanfaatkan hal tersebut. Para perusahaan properti berlomba-lomba membangun berbagai macam gedung bertingkat tinggi mencakar langit di Jakarta yang dimanfaatkan untuk rumah susun modern (Apartment), hotel, serta pusat perbelanjaan bertingkat (Mall). Gedung bertingkat tersebut membutuhkan tanah sebagai pondasi diban-gunnya gedung-gedung tersebut. Penambahan bangunan diatas tanah yang berat mengakibatkan lapisan tanah dibawahnya mengalami pemampatan. Pemampatan tersebut disebabkan adanya suatu deformasi partikel tanah, keluarnya air atau udara dari dalam pori-pori tanah sehingga lama kelamaan mengakibatkan turun-nya permukaan tanah.

(7)

Dengan menurunnya permukaan tanah, maka akan meningkatnya resiko terjadinya banjir karena semakin mengecilnya pori-pori tanah untuk menyerap air saat hujan. Selain itu dapat pula mengakibatkan banjir rob di sekitar pantai-pantai di Jakarta turun, posisi Jakarta terhadap laut semakin rendah. Dampak ekonomi adalah kerugian material saat terjadi banjir juga rusak dan retaknya bangunan karena mengalami penurunan permukaan tanah. Dampak berbahaya lainnya karena penurunan tanah di Jakarta adalah, diprediksi bahwa beberapa wilayah utara di Jakarta akan mengalami tenggelam pada kurun waktu belasan tahun mendatang.

Beberapa daerah di Jakarta yang saat ini sudah mengalami penurunan permukaan tanah adalah di kawasan Pademangan, Ancol, Penjaringan, Cengkareng, Tanjung Priok, Cilincing, dan Pulogadung. Data dari Dinas Perindustrian dan Energi menunjukkan, di daerah - daerah tersebut telah terjadi penurunan lebih dari 100 cm.

2. 3. Upaya dalam Menanggulangi Penurunan Tanah di Jakarta

Melihat dari besarnya dampak yang ditimbulkan dari penurunan tanah di Jakarta, maka ada beberapa cara yang harus dilakukan untuk memperlambat juga menanggulangi terjadinya penurunan tanah di Jakarta. Upaya yang pertama adalah dengan bijak saat menggunakan air tanah. Bijak adalah dengan tidak boros dalam penggunaan air tanah dan dapat pula beralih ke pemakaian air permukaan yaitu PDAM.

Upaya yang kedua adalah membuat suatu kolam penampungan air hujan, baik dibuat di atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah. Selain upaya yang harus dilakukan oleh warga Jakata tersebut, pemerintah juga memiliki kewajiban untuk membuat kebijakan dalam membatasi proses pembangunan gedung bertingkat. Kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan akan memimalisir terjadinya pembangunan gedung-gedung bertingkat yang baru di Jakarta.

(8)

Penurunan permukaan tanah dapat dipantau dengan beberapa metode seperti dengan metode hidrologis yaitu dengan mengamati level muka air tanah serta pengamatan dengan ekstensometer dan pierzometer yang diinversikan kedalam besaran penurunan muka tanah, maupun melalui metodi geodetik seperti dengan melalui survei sipat datar, server gaya berat mikro, survey Insar (Interferometic Synthetic Aperture Radar) dan survey GPS (Global Positioning System).

a) Melalui Sipat Datar

Dengan metode ini, dapat diukur tinggi bidik alat sipat datar optis di lapangan dengan menggunakan rambu ukur. Metode ini merupakan cara pengukuran beda tinggi yang paling teliti. Sehingga ketelitian kerangka dapat dipastikan secara tepat.

b) Melalui GPS

Metode ini memanfaatkan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang berbasis pada pengamatan GPS. Prinsip metodi ini adalah menempatkan beberapa titik pantau di beberapa lokasi yang dipilih, secara periodik atau kontinyu untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode survei GPS. Cara kerja sistem GPS adalah dengan menanamkan beberapa titik pantau dibeberapa lokasi yang dipilih. GPS memberikan informasi nilai vektor pergerakan tanah serta penurunan dalam bentuk tiga dimensi. Data tersebut diperoleh dari sinyal-sinyal satelit bagian kontrol yang diteruskan ke bagian angkasa dan disalurkan melalui bagian pengguna. Bagian pengguna dikirimkan melalui sinyal radio yang memberikan info-info mengenai fenomena penurunan tanah secara detail yang diamati oleh satelit GPS.

(9)

KESIMPULAN

Penyebab penurunan tanah di Jakarta ada dua faktor yaitu secara alami dan juga karena faktor sifat manusia. Secara alami dilihat dari posisi kemiringan dataran di Jakarta, kondisi Jakarta yang berada di dataran rendah yang dekat dengan air laut serta kondisi geologi tanah Jakarta. Secara faktor ulah manusia adalah dengan tidak bijaknya penggunaan air tanah di Jakarta oleh warga Jakarta, serta banyak dibangunnya gedung-gedung bertingkat di Jakarta.

Penurunan tanah di Jakarta berbahaya karena menimbulkan terjadinya banjir bahkan tenggelamnya beberapa daerah di utara Jakarta. Penggunaan air yang bijak serta pembuatan kebijakan oleh pemerintah untuk membatasi timbulnya pembangunan gedung bertingkat baru di Jakarta dibutuhkan sebagai upaya untuk menanggulangi terjadinya penurunan permukaan tanah di Jakarta.

Penurunan permukaan tanah dapat dipantau melalui alat TIK seperti dengan Sipat datar dan GPS. Dengan kedua alat TIK tersebut, dapat diperoleh informasi secara detail tentang kondisi penurunan permukaan tanah di Jakarta.

(10)

- http://en.ncicd.com/tag/berita-medi a diakses pada 26 April 2016

-

http://www.technokonstruksi.com/menuartikel/31-teknologi-aquifer-storage-and recovery?showall=1&limitstart diakses pada 30 April 2016

- http://water.epa.gov/type/groundwater/uic/aquiferrecharge.cfm diakses

pada 1 Mei 2016

- http:// lipsus.kompas.com/smartliving/read/2010/09/19/05130577/Penurun

an.Tanah.di.Jakarta.Utara diakses pada 1 Mei 2016

- http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Penurunan_Tanah_DKI_Jaka

Referensi

Dokumen terkait

Kewajaran untuk menggunakan taksonomi pembelajaran kognitif Bloom sebagai asas teoritikal kajian adalah didasarkan kepada kandungan input daripada taksonomi tersebut tepat

siswa selama proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Example non Examples. Berdasarkan hasil perhitungan data tes formatif dan post tes

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. ©Rami Faisal A.J 2016 Universitas

Para shahabat saling berbeda pendapat, apakah malam itu beliau melihat Rabb ataukah tidak. Diriwayatkan secara shahih dari Ibnu Abbas. bahwa beliau melihat-Nya. Namun

Setelah dilakukan penarikan kesimpulan dari penelitian mengenai pengaruh beban pajak, tunneling incentive, dan mekanisme bonus terhadap keputusan perusahaan untuk

konsensus nasional Pemerintah Orde Baru, yaitu suatu bentuk konsensus yang disepakati bangsa Indonesia mela- lui tokoh-tokoh partai-partai / golongan politik yang

Peridotit di daerah penelitian merupakan batuan induk yang dipengaruhi oleh larutan hydrothermal yang terjadi pada akhir pembentukan magma merubah peridotit menjadi

Otot merupakan jaringan umum pada tubuh kebanyakan binatang yang terbuat dari sel panjang atau benang- benang khusus untuk kontraksi.. Hal itu menyebabkan