• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LIMBAH BIJI SALAK SEBAGAI BA (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN LIMBAH BIJI SALAK SEBAGAI BA (2)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i PEMANFAATAN LIMBAH BIJI SALAK (Salacca sumatrana) SEBAGAI

BAHAN BAKU PEMBUATAN CMC (Carboxy Methyl Cellulose) DI KAWASAN PADANG SIDEMPUAN SUMATERA UTARA

Diusulkan oleh :

Nira Wati 2012 4123220017

Pricilia Ayu Elvira 2012 4121111019

Yuli Hardiyanti 2012 4122220013

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN

(2)
(3)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan

hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikn karya ilmiah ini yang berjudul, “Pemanfaatan Limbah Biji Salak (Salacca sumatrana) sebagai Bahan Baku Pembuatan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) Di Kawasan Padang Sidempuan

Sumatera Utara” dalam kajian Biologi sebagai bentuk pengajuan dalam kompetisi Karya Tulis AGROTECH’S FAIR 2014. Dengan diselesaikannya karya tulis ini maka perkenankan kami untuk mengucapkan terimakasih atas bantuan dan bimbingan

terutama untuk: kedua orang tua yang memberikan bimbingan moral maupun materiil

dan kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc. selaku dosen pembimbing

Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk karya

tulis ini. Akhir kata, semoga segala informasi yang terdapat di dalam karya tulis ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 15 Februari 2014

(4)

iv

1.4. Manfaat Penulisan ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Salak ... 3

2.2. Biji Salak ... 4

2.3. CMC (Carboxy Methyl Cellulose) ... 4

BAB III. METODE PENULISAN 3.1. Jenis Penulisan ... 6

3.2. Objek Penulisan ... 6

3.3. Teknik Pengambilan Data ... 6

3.4. Prosedur Penulisan ... 6

3.5. Kerangka Berpikir ... 7

BAB IV. PEMBAHASAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA 12

(5)

v DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Morfologi Salak dan Biji Salak 4

(6)

vi ABSTRAK

Indonesia yang mendapat sebutan sebagai negara agraris memiliki banyak potensi dalam bidang pertanian. Setiap daerahnya memiliki ciri hasil produksi pertanian tersendiri, Sumatera Utara khususnya di kawasan Padang Sidempuan yang merupakan penghasil utama salak dengan jumlah produksi salak sebesar , yang mendapat julukan kota Salak. Julukan ini dibuktikan dengan produksi salak dapat mencapai 8370 ton pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 9140 ton pada tahun 2008. Produksi salak yang besar, maka akan menghasilkan produksi biji salak yang relatif besar, hal ini merupakan suatu permasalahan terhadap lingkungan apabila tidak ada bentuk solusi yang ditawarkan. Untuk itu, kami menawarkan suatu bentuk alternatif kecil yakni pembuatan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) atau karboksimeti selulosa berupa bahan pengental yang mana biji salak berpotensi sebagai bahan baku pembuatan CMC karena memiliki senyawa selulosa. CMC ini sendiri nantinya akan digunakan dalam berbagai produk minuman seperti sirup. Alternatif ini sangat mudah dibuat serta ramah lingkungan, dan proses pembuatannya dimulai dari biji salak dijadikan serbuk melalui proses pengovenan, dan tahap pembuatan CMC berupa proses alkalisasi, berupa penambahan NaOH pada serbuk biji salak dan eterifikasi berupa penambahan Na-Kloroasetat. Untuk kedepannya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga dapat menjadi salah satu pengental alternatif yang ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk kalangan masyarakat, baik untuk dikonsumsi maupun untuk dijadikan bahan produk lain.

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia yang mendapat sebutan sebagai negara agraris memiliki banyak

potensi dalam bidang pertanian. Setiap daerahnya memiliki ciri hasil produksi

pertanian tersendiri, seperti halnya dengan Sumatera Utara khususnya di kawasan

Padang Sidempuan yang merupakan penghasil utama salak dengan jumlah produksi

salak sebesar , yang mendapat julukan kota Salak. Julukan ini dibuktikan dengan

produksi salak dapat mencapai 8370 ton pada tahun 2007 dan meningkat menjadi

9140 ton pada tahun 2008. Produksi salak terbanyak terdapat di Kecamatan

Padangsidimpuan Tenggara dan Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.

Dari jumlah produksi salak dengan angka yang relatif tinggi, maka limbah

dari biji salak yang dihasilkan juga besar, hal ini dapat membahayakan lingkungan

apabila tidak dikelola. potensi biji salak guna menaikkan nilai ekonomis dari biji

salak tersebut mendorong kami untuk melakukan suatu alternatif dalam pembuatan

CMC (Carboxy Methyl Cellulose) atau Karboksimetil Selulosa yang pada akhirnya

akan digunakanan sebagai pengikat, penstabil, penahan air, serta pengental dalam

produk pangan.

Dengan adanya pemanfaatan biji salak dalam pembuatan CMC (Carboxy

Methyl Cellulose) atau Karboksimetil Selulosa ini dapat menambah nilai ekonomis

dari biji salak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana faktor-faktor yang menjadikan biji salak sebagai bahan pembuatan

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)?

(8)

2 3. Bagaimana cara membuat serbuk selulosa menjadi CMC (Carboxy Methyl

Cellulose)?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui faktor yang menjadikan biji salak sebagai bahan pembuatan CMC

(Carboxy Methyl Cellulose).

2. Mengetahui cara membuat biji Salak menjadi serbuk selulosa.

3. Mengetahui cara membuat serbuk selulosa menjadi CMC (Carboxy Methyl

Cellulose).

1.4 Manfaat

Memberikan informasi mengenai pemanfaatan biji salak yang sekarang belum

dimanfaatkan dalam CMC (Carboxy Methyl Cellulose) yang akan menambah nilai

ekonomis dari biji salak, dan memberikan alternatif kepada masyarakat dalam

(9)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SALAK

Tanaman salak (Sallaca sumatrana) adalah salah satu tanaman asli Indonesia. Tanaman ini termasuk suku palem yang rendah, berakar serabut, tegak, hampir tidak

berbatang, cabangnya sangat banyak, berduri dan tingginya 1,5-5 meter.

Berdasarkan Anonim, klasifikasi dari salak adalah :

Kingdom : Plantae

Species : Salacca sumatrana

Daerah pertumbuhan yang baik untuk tanaman salak yaitu pada tanah

podsolik dengan ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Disamping itu, tanaman

salak membutuhkan penyinaran matahari yang tidak langsung dan kelembapan yang

tinggi selama pertumbuhannya, sehingga biasanya diantara tanaman salak sering

ditanami pohon-pohon yang tinggi dengan daun yang mudah busuk jika telah gugur.

Untuk kawasan Sumatera, Salak (Salacca sumatrana) banyak dijumpai di kawasan Padang Sidempuan, yang mendapat julukan kota Salak. Julukan ini

dibuktikan dengan produksi salak dapat mencapai 8370 ton pada tahun 2007 dan

meningkat menjadi 9140 ton pada tahun 2008. Produksi salak terbanyak terdapat di

Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara dan Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua

(10)

4 2.2 BIJI SALAK

Buah Salak terdiri atas 3 bagian utama yakni kulit buah, daging buah dan biji.

Pada salak, biji berwarna kehitaman dan memiliki struktur sebagian cembung dan

sebagian datar. Dan pada tiap 1 daging buah, hanya terdapat 1 biji. Biji salak

termasuk dalam biji yang mengalami dormansi sekunder, yakni proses penghentian

pertumbuhan oleh keadaan lingkungan yang terjadi pada saat biji telah matang dan

dalam proses imbibisi biji. Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

sebulan setengah. Struktur morfologi salak dan biji salak seperti pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Struktur Morfologi Salak dan Biji Salak (Sumber : Anonim dan Dokumentasi Penulis)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Aji. 2012), bahwa

kandungan pada biji salak yakni selulosa. Dan sebagai tambahan akan kandungan biji

salak yakni air 54,84%, lemak 0,48%, protein 4,22%, karbohidrat 38,9%. (Ariel.

2012).

2.3 CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

CMC (Carboxy Methyl Cellulose) atau Karboksimetil selulosa merupakan

(11)

5 biodegradable, tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, butiran atau bubuk yang

larut dalam air namun tidak larut dalam larutan organik, memiliki rentang pH sebesar

6.5 sampai 8.0, stabil pada rentang pH 2 – 10, bereaksi dengan garam logam berat

membentuk film yang tidak larut dalam air, transparan, serta tidak bereaksi dengan

senyawa organik.

CMC (Carboxy Methyl Cellulose) atau Karboksimetil selulosa telah banyak

digunakan dan bahkan memiliki peranan yang penting dalam berbagai aplikasi.

Karboksimetil selulosa secara luas digunakan dalam bidang pangan, kimia,

perminyakan, pembuatan kertas, tekstil, serta bangunan. Khusus di bidang pangan,

karboksimetil selulosa dimanfaatkan sebagai stabilizer, thickener, adhesive, dan

emulsifier. Karboksimetil selulosa atau Carboxymethyl Cellulose (CMC) banyak digunakan pada berbagai industri seperti: detergen, cat, keramik, tekstil, kertas dan

makanan. Fungsi CMC disini adalah sebagai pengental, penstabil emulsi atau

suspensedan bahan pengikat (Arum.2005)

Proses pembuatan karboksi metil selulosa melalui 2 (dua) tahap reaksi, yaitu

pertama reaksi alkalisasi dan kedua reaksi eterifikasi . Pada reaksi tahap pertama,

yaitu alkalisasi merupakan reaksi antara selulosa dengan larutan soda (basa) menjadi alkali selulosa (selulosa bersifat larut dalam larutan soda). Sedangkan tahap kedua,

yaitu eterifikasi merupakan reaksi antara alkali selulosa dengan senyawa natrium

kloro asetat menjadi natrium karboksi metil selulosa (Na.CMC) yang membentuk

(12)

6 BAB III

METODE PENULISAN

3.1 JENIS PENULISAN

Karya tulis ini bersifat kajian pustaka atau library research. Data disertai dengan analisis dan disajikan secara deksriptif sehingga menunjukkan sebuah kajian ilmiah

yang dapat dikembangkan lebih lanjut.

3.2 OBJEK PENULISAN

Objek penulisan karya tulis ini adalah “Pemanfaatan Limbah Biji Salak (Salacca sumatrana) sebagai Bahan Baku Pembuatan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) di Kawasam Padang Sidempuan Sumatera Utara”.

3.3 TEKNIK PENGAMBILAN DATA

Sumber informasi atau referensi yang digunakan berasal dari jurnal ilmiah, artikel

website, buku yang relevan dan hasil konsultasi dengan dosen dalam cara pembuatan

serbuk biji salak dengan bentuk alternatif yang akan diteliti yakni CMC (Carboxy

Methyl Cellulose). Informasi yang dikumpulkan berkaitan dengan biji salak baik dari

deskripsi maupun kandungannya, dan proses pembuatan CMC (Carboxy Methyl

Cellulose) yang berkualitas.

3.4 PROSEDUR PENULISAN

Selanjutnya semua sumber informasi yang diperoleh akan diseleksi untuk memilih

dan memilah informasi yang sesuai dengan tujuan penulisan karya.

Setelah semua sumber informasi diseleksi sesuai dengan objek yang dikaji,

selanjutnya dilakukan pengambilan data dan informasi yang relevan. Adapun pokok

(13)

7  Proses pembuatan serbuk biji salak.

Proses pembuatan CMC (Carboxy Methyl Cellulose).

3.5 Kerangka Berfikir

LATAR BELAKANG

Produksi salak di Padang Sidempuan yang melimpah sekitar 8370 ton

pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 9140 ton pada tahun 2008. Hal ini

menjadi potensi besar untuk kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Namun,

apabila tidak ditangani dengan baik, maka hal ini dapat membahayakan

lingkungan. Maka untuk itu, kami menawarkan alternatif baru yakni pembuatan

CMC (Carboxy Methyl Cellulose) atau Karbosimetil Selulosa.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana faktor-faktor yang menjadikan biji salak sebagai bahan

pembuatan CMC (Carboxy Methyl Cellulose)?

2. Bagaimana cara membuat Biji Salak menjadi serbuk selulosa?

3. Bagaimana cara membuat serbuk selulosa menjadi CMC (Carboxy Methyl

Cellulose)?

STUDI LITERATUR

o Tinjauan tentang Salak (Salacca sumatrana) o Tinjauan tentang Biji Salak

(14)

8 PEMBAHASAN

Pembuatan CMC diawali dengan melakukan proses pengovenan

terhadap bahan yakni biji salak guna mendapatkan serbuk biji salak.

Ada 2 tahap proses pembuatan CMC dengan bahan serbuk selulosa

yakni :

1. Tahap Alkalisasi : penambahan NaOH

2. Tahap Eterifikasi : penambahan Na-kloroasetat

Dan setelah itu tahap pendinginan hingga 3 jam

LUARAN YANG DIHARAPKAN

Mengimplementasikan serbuk biji Salak (Salacca sumatrana) sebagai CMC (Carboxy Methyl Cellulose) untuk bahan

pembuatan pengental makanan yang dapat memberikan nilai

efisiensi keselamatan bagi pengguna dan nilai ekonomis bagi

(15)

9 BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deksripsi Karya

Adapun proses pembuatan biji salak menjadi CMC membutuhkan waktu

sekitar 1 hari dimulai dari proses pembuatan serbuk sampai tahap pembuatan CMC.

Adapun prosedur pembuatan biji salak menjadi CMC yakni :

1. Untuk proses pelunakan biji salak dilakukan dengan Secara Fisika : Biji salak

dimasukkan oven (variasi suhu 110-150 ºC dan variasi tekanan 1-5 atm). Selama

2 jam dan pengulangan sebanyak 5 kali.

2. Mencampurkan 10 gram serbuk selulosa biji salak dengan NaOH 10%, ini

dinamakan proses alkalisasi dengan temperatur 73 selama 30 menit.

3. Menunggu sampai terbentuk 2 fase yakni Na-Selulosa dan air.

4. Mencampurkan hasil reaksi alkalisasi berupa Na-Sesulosa dengan Na-kloroasetat

selama 30 menit dengan temperatur 70 . Proses ini dinamakanan eterifikasi.

5. Proses pendinginan, sampai berkisar 2-3 jam.

(16)

10 BAB V

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

1. Biji salak menjadi alternatif dalam pembuatan CMC (Carboxy Methyl

Cellulose) menggantikan selulosa kayu.

2. Cara pembuatan serbuk biji salak dengan melakukan proses pengovenan agar

dapat dipisahkan bagian selulosanya.

3. Pembuatan CMC dari biji salak, dengan menggunakan 2 proses utama berupa

alkalisasi dan eterifikasi.

5.2 Saran

Dalam peningkatan mutu dari Carboxy Methyl Cellulose Biji Salak, maka

dibutuhkan penelitian lebih lanjut akan keefektifan dari CMC sehingga dapat menjadi

(17)

11 DAFTAR PUSTAKA

Aji. 2012. Pemanfaatan Serbuk Biji Salak (Salacca zalacca) Sebagai Adsorben Cr(VI) Dengan Metode Batch dan Kolom. Surabaya : Institut Teknologi

Sepuluh November.Vol. 1, No. 1 (1 – 6).

Anonim. 2010. Profil Wilayah kota Padang Sidempuan

https://www.google.com/search?SalakPadangsidempuanpdf (Diakses pada

tanggal 14 Februari 2014)

Nico, Ariel. 2012. Usulan Program Kreativitas Mahasiswa Kandungan Gizi Biji

Salak (Salacca edulis) Ditelaah dari Berbagai Metode Pelunakan Biji. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana

Permatasari, Linda. 2012. Pembentukan Senyawa Karboksi Metil Selulosa (CMC)

Bandung : Politeknik Negeri Bandung

Wijayani, Arum dkk. 2005. Karakterisasi Karboksimetil Selulosa (CMC) dari Eceng

(18)

12 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KETUA KELOMPOK

1. Nama Lengkap : Nira Wati

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 17 Desember 1993

3. Alamat : Jalan Pamah Gang Amri 2, Deli Tua

4. Email : nirawati95@yahoo.co.id

5. No. Telp : 083194851121

6. Riwayat Pendidikan :

2000 – 2006 SD Negeri 108075 Deli Tua Barat 2006 – 2009 SMP Negeri 1 Deli Tua

2009 – 2012 SMA Negeri 1 Deli Tua 2012 – Sekarang Universitas Negeri Medan 7. Karya-karya Ilmiah yang pernah dibuat :

 Pemanfaatan Tumbuhan Kitolod (Isotoma longiflora) Sebagai Alternatif Obat

(19)

13 ANGGOTA KELOMPOK 1

1. Nama Lengkap : Pricilla Ayu Elvira

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 07 April 1995

3. Alamat : Jln. K. L. Yos Sudarso KM 8 Medan

4. No. Telp : 082362614643

5. Riwayat Pendidikan :

2000 – 2006 SD Amal Luhur Medan

2006 – 2009 SMP Negeri 18 Medan

2009 – 2012 SMA Negeri 9 Medan

2012 – Sekarang Universitas Negeri Medan

(20)

14 ANGGOTA KELOMPOK II

1. Nama Lengkap : Yuli Hardiyanti

2. Tempat, Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 08 Juli 1994

3. Alamat : Jl. Surya Haji Kompleks Taman Surya Indah No. 10

Medan

4. No. Telp : 085762021750

5. Riwayat Pendidikan :

1998 – 2000 TK Al-Huda Pematangsiantar

2000 – 2006 SD Negeri 126784 Pematangsiantar

2006 – 2009 SMP Negeri 1 Pematangsiantar

2009 – 2012 SMA Negeri 2 Pematangsiantar

2012 – Sekarang Universitas Negeri Medan

6. Karya-karya Ilmiah yang pernah dibuat :

o Pemanfaatan Ekstrak Binahong (Anredera cordifolia) dalam Pembuatan Perbiomag (Permen Binahong Makanan Ringan Penderita Maag).

o Pemanfaatan Biji Saga (Adenanthera pavonina) dalam pembuatan Tempe dengan Inovasi Daun Pandan oleh Anak Jalanan di Kawasan Medan

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Morfologi Salak dan Biji Salak
Gambar 4.1 Bahan Pembuatan CMC

Referensi

Dokumen terkait

konsentrasi carboxy methyl cellulose memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar total padatan yoghurt sari biji nangka yang dihasilkan. Hasil uji

Energi alternatif dapat dihasilkan dari teknologi tepat guna dengan memanfaatkan limbah biomassa seperti sekam padi dan biji salak yang merupakan hasil sampingan

Dari Selulosa Kulit Ari Biji Alpukat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Tomat.. Kategori :

- Berapakah α -selulosa yang dihasilkan dari isolasi kulit ari biji alpukat. - Berapakah CMC yang dihasilkan dari α -selulosa hasil isolasi dari

sebagai Bahan Baku Pembuatan CMC (Carboxy Methyl Cellulose ) dengan Media Reaksi Campuran Larutan Metanol – Propanol” merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi kurikulum

Hasil anasilis ragam menunjukkan bahwa kadar gula total kue kuping gajah pada perlakuan substitusi kopi biji salak menunjukkan hasil berbeda nyata, sedangkan pada

Dari hasil uji analisis sedimentasi menunjukkan bahwa volume sedimentasi yang terjadi pada suspensi ZnO dengan suspending agent Na CMC (Carboxy Methyl Cellulose) lebih

Studi Potensi Biji Salak (Salacca edulis Reinw) Sebagai Sumber Alternatif Monosakarida dengan Cara Hidrolisis Menggunakan Asam Sulfat.Skripsi FTP Universitas Gadjah Mada