A. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
Dalam sebuah perusahaan sangat diperlukan para sumber daya manusia yang menjadi penggerak dari berbagai macam pekerjaan yang akan dikerjakan oleh karyawan. Karyawan mempunyai tingkat pekerjaan yang berbedabeda dalam melaksanakan pekerjaan mereka, namun terkadang karyawan malah tidak tahu apa yang harus dikerjakan terkait banyaknya pekerjaan yang harus mereka kerjakan. Untuk itu sangat diperlukan pelatihan dan pengembangan bagi sumber daya manusia agar para karyawan bisa paham dan mengerti atas pekerjaan mereka sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan bisa dengan cepat terlaksana dan mencapai target yang diharapkan.
Wexley dan Yukl (1976: 282) mengemukakan : “training and development are terms reffering to planned efforts designed
facilitate the acquisition of relevan skills, knowledge, and
attitudes by organizational members”. Selanjutnya Wexley dan
middle and upper level management, while training involves
lower level employees and the presentation of more factual and
narrow subject matter” .
Pendapat Wexley dan Yukl tersebut lebih memperjelas penggunaan istilah pelatihan dan pengembangan. Mereka berpendapat bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan istilahistilah yang berhubungan dengan usahausaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill , pengetahuan dan sikapsikap pegawai atau anggota
organisasi. Pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas hubungan manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana).
Menurut Mariot Tua Efendi. H (2002), “Latihan dan pengembangan dapat didevenisikan sebagai usaha yang
terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan pegawai”. Selanjutnya Mario
Tua Efendi. H menambahkan pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.
Lain lagi dengan Sjafri Mangkuprawira (2004), “Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap
agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan
tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan
standar.” Sedangkan pengembangan memiliki ruang lingkup
yang mungkin digunakan segera atau sering untuk kepentingan dimasa depan. Pengembangan sering dikategorikan secara eksplisit dalam pengembangan manajemen, organisasi, dan pengembangan individu karyawan. Penekanan lebih pokok adalah pada pengembangan manajemen. Dengan kata lain, fokusnya tidak pada pekerjaan kini dan mendatang, tetapi pada pemenuhan kebutuhan organisasi jangka panjang.
Dari berbagai macam pendapat para ahli diatas, dapat ditarik satu kesimpulan kalau pelatihan dan pengembangan bagi sumber daya manusia adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar bisa menjadi sumber daya yang berkualitas baik dari segi pengetahuan, keterampilan bekerja, tingkat profesionalisme yang tinggi dalam bekerja agar bisa meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuantujuan perusahaan yang baik.
B. Tujuan Pelatihan Dan Pengembangan
kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Adapun tujuantujuannya sebagai berikut:
1. Memperbaiki kinerja karyawankaryawannya yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan merupakan calon utama pelatihan, kendati pun tidak dapat memecahkan semua masalah kinerja yang efektif, progaram pelatihan dan pengembangan yang sehat sering berfaedah dalam meminimalkan masalah ini.
2. Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat megaplikasikan teknologi baru secara efektif. Perubahan teknologi pada gilirannya, berarti bahwa pekerjaan senantiasa berubah dan keahlian serta kemampuan karyawan haruslah dimuktahirkan melalui pelatihan, sehingga kemajuan teknologi dapat diintegrasikan dalam organisasi secara sukses.
3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompoten dalam pekerjaan. Seorang karywan baru acap kali tidak menguasai keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi ”job comotent” yaitu mencapai output dan standar mutu yang diharapkan.
dan kelimpahan sumber daya: kelangkaan sumber daya finansial dan sumber daya teknologis manusia (human tecnilogical resourse), dan kelimpahan masalah keuangan,
manusia dan teknologis.
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi satu cara untuk menarik, menahan, dan memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan karir yang sistematis. Pengembangan kemampuan promosional karyawan konsisten dengan kebijakan sumber daya manusia untuk promosi dari dalam: pelatihan adalah unsur kunci dalam sistem pengembangan karir. Dengan secara berkesinambungan mengembangkan dan mempromosikan sumber daya manusianya melalui pelatihan, manejer dapat menikmati karyawan yang berbobot, termotivasi dan memuaskan.
6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, karena alasan inilah, beberapa penyelenggara orientasi melakukan upaya bersama dengan tujuan mengorientasikan para karyawan baru terhadap organisasi dan bekerja secara benar.
menyediakan aktivitasaktivitas yang menghasilkan efektifitas organisasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua karyawan. C. Faktor Psikologis Dalam Pelatihan Dan Pengembangan
Pada pelatihan dan pengembangan perlu diperhatikan beberapa faktor berikut, dijelaskan (dalam Hariandjana, Efendi dan Hardiwati 2002) yaitu :
1. Costeffectiveness.
2. Desired program content.
3. Appropriateness of the facilities. 4. Trainer preferences and capabilities. 5. Trainer preferences and capabilities. 6. Learning principle.
Dari beberapa faktor diatas satu faktr yang perlu mendapat perhatian penting yaitu learning principle,hal ini penting dalam suatu proses belajar mengajar, juga karena faktor ini dapat dikendalikan. Secara teoritis terdapat beberapa prinsip belajar yang dianggap sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pelatihan, yaitu :
Participation
Merupakan keterlibatan peserta latihan dalam kegiatan pelatihan secara aktif dan secara langsung.
Repetition
Pelatihan mempunyai arti atau manfaat yang sangat penting pada seseorang, melaksanakan pekerjaan melalui langkahlangkah tertentu dan ini mempunyai arti penting karena memudahkan dia dalam pelaksanaan pekerjaan.
Transference
Kesesuaian antara pelatihan dengan pekerjaan yang dilakukan seharihari oleh pegawai, transferenceakan memotivasi seseorang untuk belajar, sebab pelatihan akan dirasakan bermanfaat dalam melakukan tugastugas seharihari.
Feedback
Adalah pemberian informasi atas kemajuan yang telah dicapai oleh peserta pelatihan, mana yang harus diperbaiki dan mana yang harus dipertahankan.
Selanjutnya beberapa faktor lagi yang harus diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan, menurut Dole Yoder (dalam As’ad, 1998) agar pelatihan dan pengembangan dapat berhasil dengan baik, maka harus diperhatikan delapan faktor sebagai berikut :
1. Individual Differences
mengerjakan suatu pekerjaan yang sama, dengan diperolehnya hasil yang berbeda.
2. Relation to job analysis
Tugas utama dari analisa jabatan untuk memberikan pengertian akan tugas yang harus dilaksanakan didalam suatu pekerjaan, serta untuk mengetahui alatalat apa yang harus dipergunakan dalam menjalankan tugas itu. Untuk memberikan pelatihan pada para karyawan terlebih dahulu harus diketahui keahlian yang dibutuhkannya. Dengan demikian program dari pelatihan dapat di arahkan atau ditujuakan untuk mencapai keahlian itu. Suatu pelatihan yang tidak disesuaikan dengan bakat, minat dan lapangan kerja karyawan, berakibat merugikan berbagai pihak, yaitu karyawan, perusahaan dan masyarakat.
3. Motivation
Motivasi dalam pelatihan ini sangat perlu sebab pada dasarnya motif yang mendorong karyawan untuk menjalankan pelatihan tidak berbeda dengan motif yang mendorongnya untuk mwlakukan tugas pekerjaannya.
4. Active Participation
para trainess apabila saransarannya diperhatikan dan dipergunakan sebagai bahanbahan pertimbangan untuk memecahkan kesulitan yang mungkin timbul.
5. Selection of trainee
Pelatihan sebaiknya diberikan kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti latihan itu dengan berhasil. Dengan demikian apabila latihan diberikan kepada mereka yang tidak mempunyai minat, bakat dan pengalaman, kemungkinan berhasil sedikit sekali. Oleh karena itulah sangat perlu diadakan seleksi.
6. Selection of trainers
Berhasil atau tidaknya seseorang melakukan tugas sebagai pengajar, tergantung kepada ada tidaknya persamaan kualifikasi orang tersebut dengan kualifikasi yang tercantum dalam analisa jabatan mengajar. Itulah sebabnya seorang trainer yang baik harus mempunyai kecakapankecakapan sebagai berikut:
a. Pengetahuan vak yang mendalam dan mempunyai kecakapan vak.
b. Mempunyai rasa tanggungjawab dan sadar akan kewajiban.
d. Dapat berfikir secara logis.
e. Mempunyai kepribadian yang menarik.
7. Trainer Pelatihan
Trainer sebelum diserahi tanggung jawab untuk memberikan pelajaran hendaknya telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Dengan demikian salah satu asas yang penting dalam pendidikan ialah agar para pelatih mendapatkan didikan sebagai pelatih.
8. Training Methods
Metode yang dipergunakan dalam pelatihan harus sesuai dengan jenis pelatihan yang diberikan. Misalnya, pemberian kuliah tidak sesuai untuk para karyawan pelaksana. Untuk karyawan pelaksana hendaknya diberikan lebih banyak peragaan disamping pelajaran teoritis.
D. TAHAP PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Adapun tahaptahap dalam melaksanakan perencanaan pelatihan dan pengembangan bagi sumber daya manusia adalah sebagai berikut :
1. Analisisi Kebutuhan Pelatihan (Training need analysis).
Fungsi Training Need Analysis (TNA) yaitu :
a. Mengumpulkan informasi tentang skill, knowledge dan feeling pekerja;
b. Mengumpulkan informasi tentang job content dan job context;
c. Mendefenisikan kinerja standar dan kinerja aktual dalam rincian yang operasional;
d. Melibatkan stakholders dan membentuk dukungan;
e. Memberi data untuk keperluan perencanaan.
2. Perencanaan dan Pembuatan Desain Pelatihan.
Keseluruhan tugas yang harus dilaksanakan pada tahap ini adalah :
a. Mengidentifikasi sasaran pembelajaran dari program pelatihan.
b. Menetapkan metode yang paling tepat.
c. Menetapkan penyelenggara dan dukungan lainnya.
e. Menetapkan isi.
f. Mengidentifikasi alatalat evaluasi.
g. Menyusun uruturut pelatihan.
3. Implementasi Pelatihan.
Tahap berikutnya untuk membentuk sebuah kegiatan pelatihan yang efektif adalah implementasi dari program pelatihan. Keberhasilan implementasi program pelatihan dan pengembangan SDM tergantung pada pemilihan (selecting) program untuk memperoleh the right people under the right conditions. TNA dapat dapat membantu mengidentifikasi right people dan the right program sedangkan beberapa pertimbangan (training development) and concideration program dapat membantu dalam menciptakan the right condition.
4. Evaluasi Pelatihan.
vital untuk memastikan bahwa pelatihan yang telah dilakukan berhasil mencapai tujuan ataukah justru sebaliknya.
E. PERBEDAAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga kera. (Simamora: 2006: 273). Menurut pasal I ayat 9 undangundang No.13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan.
(Gomes:2003:197) Mengemukakan pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya. Menurutnya istilah pelatihan sering disamakan dengan istilah pengembangan, perbedaannya kalau pelatihan langsung terkait dengan performansi kerja pada pekerjaan yang sekarang, sedangkan pengembangan tidaklah harus, pengembangan mempunyai skcope yang lebih luas dandingkan dengan pelatihan.
Pelatihan Iebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini (current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini.
Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan keahhan individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran dan program pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipai perubahan yang mungkin terrjadi tanpa direncanakan(unplened change) atau perubahan yang direncanakan (planed change). (Syafaruddin:200 1:2 17).
difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan seorang pekerja. Dan pengertian ini menunjukkan bahwa fokus pengembangan karir adalah peningkatan kemampuan mental tenaga kerja.
F. METODEMETODE PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Secara garis besar ada enam macam metode yang paling sering digunakan dalam proses pelatihan dan pengembangan, yaitu dalam bentuk sebagai berikut :
1. Kuliah
Merupakan suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan pendidikan. Kuliah adalah pembicaraan yang diorganisasikan secara formal tentang halhal khusus. Keuntungan dari kuliah adalah bahwa metode ini dapat dipakai untuk kelompk yang sangat besar sehingga biaya per trainee adalah rendah serta dapat menyajikan banyak materi pengetahuan dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan kelemahan dalam metode ini, para trainee bersikap pasif mendengarkan daripada aktif untuk mencerna pengetahuan. Pada kuliah hanya terjadi komunikasi satu arah sehingga tidak ada umpan balik dari trainees. Kuliah cenderung menekankan ingatan saja pada faktafakta atau gambar.
2. Konferensi atau diskusi kelompok
Diskusi kelompok menekankan adanya (i) diskusi kelompok kecil (ii) bahan yang terorganisasi (iii) keterlibatan peserta secara aktif. Metode diskusi kelompok ini diperlancar melalui partisipasi lisan dan interaksi para anggota kelompok. Para trainee dianjurkan untuk memberikan gagasangagasan mereka yang kemudian didiskusikan, dievaluasi bahkan diubah oleh pandangan dari para anggota yang lain. Jadi dalam metode ini para trainee terlibat lebih aktif dalam suatu pelatihan.
3. Studi Kasus
Merupakan uraian tertulis atau lisan tentang masalah dalam perusahaan atau tentang keadaan perusahaan yang berlangsung selama waktu tertentu yang nyata atau masih berbentuk hipotesis. Metode ini adalah metode belajar melalui perbuatan dan bermaksud untuk meningkatkan pemikiran yang analitis dalam memecahkan masalah. Hal tersebut adalah kekuatan dari metode ini sedangkan kelemahannya adalah keadaan nyata data yang diperlukan untuk menyelasaikan masalah masih harus dikumpulkan atau dicari oleh seorang manajer.
4. Bermain Peran (Role Playing)
melalui perbuatan, menekankan kepekaan dan interaksi manusia, memberitahu secara langsung hasilnya, menimbulkan minat dan keterlibatan yang tinggi, dan menunjang pengalihan hasil pembelajaran (transfer of learning).
5. Bimbingan Berencana atau Instruksi Bertahap
Bimbingan berencana terdiri atas suatu urutan langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau suatu kelompok tugas pekerjaan. Metode ini dapat menggunakan alat bantu seperti memakai buku pedoman atau sebuah mesin pengajaran. Keuntungan dari metode ini : trainee dapat belajar sesuai dengan temponya sendiri, bahan yang harus dipelajari dibagibagi dalam satuansatuan yang kecil, sehingga mudah diserap dan diingat, adanya umpan balik langsung, partisipasi yang aktif, perbedaan antar individu yang diperhatikan, pelatihan dan pengembangan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
6. Metode Simulasi
materimateri pembelajaran yang telah disampaikan sebelumnya.
G. PRINSIP DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Pelaksanaan pelatihan hendaknya diawali dengan mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya yang menjadi prinsip dari pelatihan itu sendiri Manullang (2004 : 86) mengemukakan bahwa prinsipprinsip pelatihan, yaitu :
1. Individual Difference
Perencanaan dan pelaksanaan suatu pelatihan harus tetap mengingat adanya perbedaan perseorangan pengikut training baik dalam latar belakang pendidikan, pengalaman maupun keinginan. Sehingga pelatihan tersebut memberikan hasil yang memuaskan.
2. Relation to Job analysis
Job specification untuk suatu jabatan tertentu biasanya menjelaskan pendidikan yang harus dimiliki calon pekerja untuk dapat melaksanakan tugas itu dengan berhasil. Oleh karena itu bahan yang diajarkan dalam pendidikan harus berhubungan dengan apa yang dinyatakan dalam job specification.
3. Motivation
Orang akan bersungguhsungguh dalam melaksanakan tugas tertentu bila ada daya perangsangnya. Kenaikan upah atau kenaikan kedudukan adalah beberapa daya perangsang yang dapat digunakan untuk merangsang para pengikut pelatihan.
Para pengikut pelatihan harus aktif ambil bagian dalam pembicaraan. Oleh karena itu pelatihan harus juga dapat memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran dengan pelatih. Dengan demikian pengikut pelatihan turut aktif selama pelatihan berlangsung.
5. Selection of Trains
Seleksi atau pemilihan calon pengikut pelatihan perlu dilakukan untuk menjaga agar perbedaan tidak terlalu besar. Pelatihan sebaiknya diberikan kepada mereka yang Jabatan pengajar perlu suatu kualifikasi tersendiri, oleh karenanya orang menganggap pula bahwa salah satu asas penting dari pelatihan adalah tersedianya tenaga pelatih yang berminat dan mempunyai kesanggupan untuk mengajar.
7. Trainer Training
Para pelatih dalam suatu pelatihan harus sudah mendapat pendidikan secara khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Karena itu tidak semua orang yang menguasai dalam suatu bidang tertentu dapat mengajarkan kepandaiannya kepada orang lain.
8. Training method
9. Principles of Learning
Orang akan lebih mudah menangkap pelajaran apabila didukung oleh pedoman tentang caracara belajar dengan cara efektif bagi para karyawan. Prinsipprinsip ini adalah bahwa program bersifat partisipatif, relevan serta memberikan umpan balik mengenai kemajuan para peserta pelatihan.”
H. PRINSIP PSIKOLOGI BELAJAR DALAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
1. Psychology Principles of Learning
Psikolog telah banyak melakukan beberapa penelitian tentang pembelajaran (learning). Namun, setelah beberapa tahun meneliti dan berteori tentang pembelajaran, tetap sulit untuk menemukan masalah pelatihan dalam organisasi yang spesifik. Prinsipprinsip pembelajaran dapat dijabarkan menjadi pedoman umum tapi bukan merupakan suatu hukum yang spesifik.
a. Perbedaan Kemampuan setiap Individu (Individual Differences in Ability).
b. Motivasi
Motivasi dan keinginan untuk belajar adalah hal yang teramat penting dalam pelatihan. Pembelajaran tidak akan membuahkan hasil jika peserta latihan tidak memiliki keinginan untuk belajar. Peserta latihan harus dapat dipengaruhi bahwa program pelatihan akan memberikan hasil yang pasti untuk masa depan mereka, maka hal tersebut akan memotivasi mereka.
c. Berlatih secara Aktif (Active Practice of the Material) Latihan atau praktek sangat membantu walaupun tidak selalu akan menghasilkan sesuatu yang sempurna. Agar program pelatihan dapat memberikan efek yang maksimal, maka peserta latihan harus terlibat dalam proses pembelajaran, tidak hanya bersikap pasif sebagai penerima informasi. Program pelatihan juga harus menyediakan kesempatan untuk berpraktek atau melakukan tindakan nyata.Tidak juga dianjurkan untuk pekerja melakukan praktek dalam tugas yang sulit tanpa adanya pengawasan atau intruksi dari superior, mereka bisa dengan mudah menerima hal yang salah.
d. Massed versus Distributed Practice
mengajarkannya. Tapi untuk materi yang susah sebaiknya digunakan distributed practice.
e. Whole versus Part Learning
Keduanya sama baiknya, tergantung dari tingkat kesulitan alami dari material dan juga kemampuan peserta latihan. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing.Kebanyakan dari peserta latihan yang lebih pintar mampu belajar dengan baik yang dilakukan di tempat kerja yang sesungguhnya. Namun, tetap saja ada kesulitan atau perbedaan antara pelatihan dan pekerjaan yang sesungguhnya.Peserta latihan yang mengikuti program latihan dengan baik belum tentu dapat bekerja dengan baik setelah latihan selesai. Positive transfer terjadi ketika adanya banyak kesamaan antara situasi di pelatihan dan dalam dunia kerja sesungguhnya, sebaliknya, jika hanya sedikit kesamaan yang terjadi, maka akan terjadi negative transfer.
g. Pengetahuan tentang Hasil (Knowledge of Results) Orang akan belajar dengan lebih baik jika mereka diberitahu dengan jelas apa yang sudah mereka lakukan. Feedback atau hasil latihan sangat penting untuk diberikan selama pelatihan.Hal ini dapat membuat peserta latihan menyadari kesalahan mereka dalam latihan dan memperbaikinya.
Orang cenderung akan mengulang perilaku yang sama ketika perilaku tesebut mendapat suatu penghargaan. Semakin bagus penghargaan yang diberikan, semakin sukses pengaruhnya.Penguatan yang dimaksudkan seperti tepukan di bahu, sebuah senyuman, dan pujian.Untuk hasil yang maksimal, penguatan harus diberikan tepat setelah perilaku yang diinginkan terjadi.Tapi tidak dianjurkan untuk memberikan suatu hukuman (punishment) untuk menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.
2. Konsep dan Prinsip Pembelajaran
Motivasi
Pengukuhan Kembali
Pengetahuan tentang Hasil
Praktek Aktif/Pembelajaran melalui penghayatan (Experiential Learning)