• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI WAKALAH DI LEMBAGA KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI WAKALAH DI LEMBAGA KEUANGAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI WAKALAH DALAM PERBANKAN SYARIAH

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih

Kontemporer Perbankan

Dosen Pengampu :

Imam Mustafa, SHI, MSI

Disusun Oleh :

MIA TIRTA

NPM. 141267910

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG

(2)

2 A. Wakalah

Seperti yang tercantum dalam UU Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008, bank syariah mempunyai beberapa fungsi, tidak hanya sebagai lembaga perhimpunan dan penyaluran dana tetapi juga berlaku sebagai lembaga jasa. Jasa perbankan adalah pelayanan bank terhadap nasabah dengan tidak menggunakan modal tunai. Untuk pelayanan ini bank menerima imbalan (fee). Jasa-jasa itu berupa: Pengiriman Uang (Transfer), Pencairan cek (Inkaso), Penukaran uang asing (Valas), Letter of Credit, Letter of Guarantee. Dalam kajian fiqh terdapat beberapa bentuk akad fiqh yang dipraktekan dalam perbankan syariah yang digunakan dalam akad jasa perbankan tersebut seperti al-Rahn, Wakalah, Kafalah, Hiwalah.1 Dalam transaksi jasa pembiayaan syariah seperti pembukuan L/C, Inkaso, Transfer uang, penitipan, kliring, payment. perbankan syariah diperlukan suatu akad pelengkap. Akad pelengkap ini merupakan prasyarat bagi suatu produk perbankan syariah terutama produk jasa dapat dikatakan sah menurut syariat. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, namun ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Meskipun demikian, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya pengganti biaya ini sekedar untuk menutupi biaya yang benar-benar timbul.

Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, Akad wakalah dalam produk perbankan syariah perlu benar-benar dipahami apa, bagaimana akad ini seharusnya diterapkan dan diaplikasikan dan produk jasa bank syariah.

1 Hosen,M.N. Direktur Eksekutif PKES “

(3)

3 B. Implementasi Wakalah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Wakalah dalam praktik di LKS biasanya terkait dengan akad lain yang dilakukan oleh nasabah. Misalnya dalam akad pembiayaan murabahah, pihak LKS mewakilkan kepada nasabah untuk mencari barang yang akan dibeli dengan pembiayaan tersebut. Begitu juga dalam akad salam, istisna’, ijarah dan akad lainnya yang menuntut adanya perwakilan pihak LKS oleh nasabah.2

Selain praktik wakalah diatas, di Lembaga Keuangan Syariah umumnya ada jenis produk yang menggunakan akad wakalah yaitu produk jasa berupa

Letter Of Credit(L/C) atau penerusan permintaan akan barang dalam negeri dari bank diluar negeri. Wakalah juga dapat diterapkan untuk mentransfer dana nasabah kepada pihak lain, penitipan,kliring, payment, serta jasa inkaso.3Atas dasar prinsip wakalah, bank membuka L/C atas permintaan nasabah dengan meminta nasabah untuk menyetorkan dana yang cukup (100%) dari besarnya L/C yang dibuka. Setoran dana tersebut disimpan oleh bank dengan prinsip wadiah dan bank memungut ujr (fee atau komisi) sebagai kontraprestasi. Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap hukum. Dalam pelaksanaannya di perbankan syariah akad Wakalah memiliki berbagai bentuk dalam pelayanan jasa perbankan yang dapat berbentuk sebagai berikut4:

2 Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2014),

h.182

3 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia , (Yogyakarta:Gadjah Mada

University Press, 2007), h. 167

4 Indah Nuhyatia, “Penerapan Dan Aplikasi Akad”,

(4)

4 1. Transfer (Kiriman Uang)

Jasa yang diberikan bank untuk mewakili nasabah dalam pemindahan dana dari satu rekening kepada rekening lainnya. Proses transfer uang ini adalah proses yang menggunakan konsep akad

Wakalah, dimana prosesnya diawali dengan adanya permintaan nasabah sebagai Al-Muwakkil terhadap bank sebagai Al-Wakil untuk melakukan perintah/permintaan kepada bank untuk mentransfer sejumlah uang kepada rekening orang lain, kemudian bank mendebet rekening nasabah (Jika transfer dari rekening ke rekening), dan proses yang terakhir yaitu dimana bank mengkreditkan sejumlah dana kepada kepada rekening tujuan. Berikut adalah beberapa contoh proses dalam transfer uang ini : a. Wesel Pos, Pada proses wesel pos, uang tunai diberikan secara

langsung dari Al-Muwakkil kepada Al-Wakil, dan Al-Wakil

memberikan uangnya secara langsung kepada nasabah yang dituju. Berikut adalah contoh proses pentransferan uang dalam Wesel Pos : Aldi ingin mengirimkann uang ke Adi sebesar Rp. 1.000.000 dengan

menggunakan fasilitas Wesel pos/Western Union. Jadi Aldi mewakilkan

atau meminta wesel pos untuk mengirimkan uang ke Adi

(5)

5 c. Transfer melalui ATM, Pada proses ini transfer uang pendelegasian tidak secara langsung uangnya diberikan dari Al-Muwakkil kepada bank sebagai Al-Wakil. Dalam model ini, Nasabah Al-Muwakkil

meminta bank untuk mendebet rekening tabungannya, dan kemudian meminta bank untuk menambahkan di rekening nasabah yang dituju sebesar pengurangan pada rekeningnya sendiri. Yang sangat sering terjadi saat ini adalah proses yang ketiga ini, dimana nasabah bisa melakukan transfer sendiri melalui mesin ATM.Berikut adalah proses pentransferan uang untuk skema ini:

Contoh : Aldi ingin mentransfer uang kepada Seka dengan jumlah Rp.

1.000.000 menggunakan fasilitas ATM dari Bank BRI Syariah. Nah

fasilittas ATM ini secara tidak langsung menjadi wakil Aldi untuk

mengirimkan uang ke Seka.

Sedangkan dilihat dari nominalnya,kiriman uang dibedakan menjadi dua jenis :

a. Kiriman uang dengan nominal kecil, transfer dengan nominal yang nilainya kurang dari Rp.100.000.000,-. Transfer ini dapat dilakukan melalui lembaga kliring setempat dan atau melalui RTGS (Real Time Gross Sattlement) yaitu transfer dengan sistem elektronik. b. Kiriman uang dengan nominal besar. Transfer dengan jumlah

(6)

6 Transfer sejumblah besar tidak boleh dilakukan melalui lembaga kliring setempat. 5

Berikut adalah skema trasfer uang melalui bank :

Untuk menggambarkan aktivitas transfer, maka di bawah ini akan diilustrasikan mekanisme transfer :

a. Anita nasabah Bank BCA mengirimkan dananya kepada Amanda melalui Bank BCA. Anita mengisi formulir aplikasi transfer di Bank BCA.

b. Bank BCA meneruskan permintaan transfer tersebut untuk mengirimkan dana ke Bank BRI, dengan menerbitkan nota kredit untuk diserahkan kepada bank indonesia

c. Bank Indonesia menerima nota kredit, berdasarkan nota kredit maka BI akan mengurangi saldo dana bank BCA dan menambahkan dana saldo rekening dana bank BRI.

d. Bank BRI mengambil nota kredit dari bank BI, Bank BRI akan mengkreditkan kiriman uang tersebut ke rekening Amanda. e. Amanda bisa mengambil kiriman uang tersebut di Bank BRI 6

5 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h.196 6

(7)

7 2. Inkaso

Inkaso yaitu kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat. Disini bank berlaku melakukan penagihan dan menerima pembayaran tagihan untuk kepentingan Nasabah.7 Inkaso juga merupakan jasa penagihan yang diberikan oleh bank terhadap warkat kliring dan atau surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berada di luar wilayah kliring.8Adapun warkat-warkat yang dapat diinkasokan atau ditagihakan adalah warkat yang bverasal dari luar kota atau luar negeri seperti : Cek, Bilyet giro, wesel, kwitansi, surat aksep, deviden, dll9

Contoh skema dan mekanisme inkaso :

Anita menyetorkan bilyet giro sebesar Rp. 5.000.000,- di Bank BCA Lampung. BG tersebut diterbitkan oleh Bank BRI Jakarta atas beban Nasabah Budi.

a. Anita melakukan penjualan laptop kepada Budi b. Budi membayarnya dengan BG Bank BRI Jakarta c. Anita menyetor BG kepada bank BCA Lampung

7Indah Nuhyatia, “Penerapan Dan Aplikasi Akad”.

.., h.107

8 Ismail, Manajemen Perbankan...., h.163 9

(8)

8 d. Bank BCA menerima BG, kemudian diperiksa ternyata BG

tersebut diterbitkan diluar wilayah kliring Bank BCA e. Bank BCA menagih BG melalui cabang Bank BCA jakarta f. Bank BCA Jakarta menerima setoran inkaso, karna BG

diterbitkan oleh bank diwilayah Jakarta, maka Bank BCA dapat mengkliringkan di Bank Indonesia

g. Bank Indonesia menerima warkat kliring, kemudian menagihkan ke Bnak BRI Jakarta

h. Bank BCA Jakarta menerima hasil kliring dan meneruskan tagihan tersebut ke Bank BCA Lampung

i. Setelah menerima hasil inkaso Bank BCA Lampung meneruskannya ke rekening Anita

3. Kliring

Kliring adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peseta klirig baik atas nama peserta maupu atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Kliring merupakan jasa perbankan yang diberikan dalam rangka penagihan warkat antar bank yang berasal dari wilayag kliring yang sama. Warkat yang dapat dilakukan dalam transaksi kliring anatara lain : cek, bilyet, giro dan surat berharga lainnya. Biasanya proses kliring memakan waktu satu hari pada umumnya.10 Warkat merupakan alat pembayaran non tunai yang diperhitugkan atas beban nasabah dan atau untuk keuntungan rekening atas bank.Skema alurnya akan diperlihatkan sebagai berikut :

10

(9)

9 4. Penitipan

Penitipan merupakan akad pendelegasian pembelian barang, terjadi apabila seseorang menunjuk orang orang lain sebagi pengganti dirinya untuk membeli sejumlah barang dengan menyerahkan uang dengan harga penuh sesuai dengan harga barang yang akan dibeli dalam kontrak wadiah. Agen (wakil) membayar pihak ketiga dengan menggunakan titipan muwakkil untuk membeli barang. bank menitipkan sejumlah uang kegiatan penitipan barang bergerak, yang penatausahaannya dilakukan oleh Bank untuk kepentingan Nasabah berdasarkan suatu akad.11 Sebagai contoh bank mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli barang, dengan menggunakan akad Wakalah dan akad Murabahah bisa dilakukan secara prinsip apabila barang yang sudah dibeli melalui

Wakalah telah menjadi milik bank.

5. Letter of Credit (L/C)

Letter of credit dapat di definisikan sebagai jaminan bersyarat yang diberikan oleh bank yang menerbitkan L/C (issuing bank atau opening bank) untuk membayar wesel yang ditarik oleh berficiary sepanjang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam L/C dan mengacu pada UCP 600. Letter of credit adalah suatu kontrak, dengan mana suatu bank (issuing bank) bertindak atas permintaan dan perintah dari seorang nasabah (pemohon L/C) yang biasanya berkedudukan sebagai importer

11 Sri Nurhayati, Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia , Edisi 2, (Bandung, Salemba

(10)

10 untuk melakukan pembayaran kepada pihak pengespor atau pihak ketiga. 12

Letter of Credit(L/C) juga merupakan surat pernyataan akan membayar kepada yang diterbitkan oleh Bank untuk kepentingan Importir/ Eksportir dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai dengan prinsip syariah L/C syariah dalam pelaksanaannya dapat menggunakan akad-akad: Wakalah bil Ujrah, Qardh, Murabahah, Salam/Istishna‟, Mudharabah, Musyarakah, dan Hawalah, ijarah.13

Bagi L/C yang menggunakan akad Wakalah tugas, wewenang dan tanggung jawab bank harus jelas sesuai kehendak nasabah bank. Setiap tugas yang dilakukan harus mengatas namakan nasabah dan harus dilaksanakan oleh bank. Atas pelaksanaan tugasnya tersebut, bank mendapat pengganti biaya berdasarkan kesepakatan bersama.Pemberian kuasa berakhir setelah tugas dilaksanakan dan disetujui bersama antara nasabah dengan bank.

12

Hendro Prima S,Ekonomi-Jasa-Jasa Bank,(Klaten:PT Intan Pariwara,2013), h.53

13Indah Nuhyatia, “Penerapan Dan Aplikasi Akad”

(11)

11 6. Payment

Merupakan pelayanan jasa yang diberikan oleh bank dalam melaksanakan pembayaran untuk kepentingan nasabah. Bank akan mendapatkan fee atas pelayanan jasa yang diberikan. Beberapa pelayanan jasanya adalah:

a. Pembayaran telepon

b. Pembayaran rekening listrik

c. Pembayaran pajak dan lain sebagainya.14 Contoh :

Aldi ingin membayar tagihan listrik bulanan kemudian, Aldi ini datang ke Bank BRI Syariah dan memberikan kuasa/mewakilkan ke bank untuk membayarkan listrik bulanan di rumahnya. Kemudian bank yang berkerjasama dengan PLN membayaran ke sistem PLN.

14

(12)

12 C. KESIMPULAN

Di Lembaga Keuangan Syariah umumnya ada jenis produk yang menggunakan akad wakalah yaitu produk jasa berupa Letter Of Credit (L/C) atau penerusan permintaan akan barang dalam negeri dari bank diluar negeri. Wakalah juga dapat diterapkan untuk mentransfer dana nasabah kepada pihak lain, penitipan, kliring, payment, serta jasa inkaso.

Pertama pada transfer (Kiriman Uang) jasa yang diberikan bank untuk mewakili nasabah dalam pemindahan dana dari satu rekening kepada

rekening lainnya sedangkan yang kedua inkaso yaitu kegiatan jasa Bank

untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat, lalu ketiga kliring sendiri adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peseta klirig baik atas nama peserta maupu atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Sedangkan yang keempat penitipan merupakan akad pendelegasian pembelian barang, terjadi apabila seseorang menunjuk orang orang lain sebagi pengganti dirinya untuk membeli sejumlah barang dengan menyerahkan uang dengan harga penuh sesuai dengan harga barang yang akan dibeli dalam kontrak wadiah.

(13)

13 DAFTAR PUSTAKA

Imam Mustofa. Fiqih Mu’amalah Kontemporer. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2014.

Abdul Ghofur Anshori. Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 2007.

Indah Nuhyatia, “Penerapan Dan Aplikasi Akad”, Jurnal Ekonomi Dan Hukum Islam, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah), Vol. 3/ No.2.

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.

Sri Nurhayati, Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Edisi 2. Bandung, Salemba Empat Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam; Sinar Baru Algensindo, 1994. Hosen,M.N. Direktur Eksekutif PKES “Buku Saku Perbankan Syariah”. Jakarta;

Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah Nopember 2005.

Ismail. Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana, 2011.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Tentu saja walaupun itu sama-sama lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar 1945 tentu saja berbeda kalau kita berbicara dari sudut kekuasaan yang

Aplikasi ini cukup baik digunakan oleh Guru dan dosen untuk pengolahan nilai siswa atau mahasiswa, yaitu untuk mendapatkan jumlah nilai, rata-rata nilai, untuk menentukan

Puji syukur dan terima kasih Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah, maka Penulis dapat menyelesaikan penulisan

Adapun Reni (2001) juga menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah daya penggerak dalam diri siswa untuk mencapai taraf prestasi setinggi mungkin, sesuai

Dua tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1913, Niels Bohr menyempurnakan model atom Rutherford, secara umum, atom tersusun dari inti atom yang berisi proton,

Agar program-demi program zakat produktif dapat berjalan efektif dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara tepat, dibutuhkan upaya dan usaha dari

Penggunaan model pembelajaran Modified Free Inquiry (MFI) disertai Peer Tutoring lebih efektif dibanding metode Modified Free Inquiry (MFI) terhadap prestasi belajar

permasalahan yang dikaji dalam makalah adalah bagaimana menghitung kebutuhan traksi minimum pada berbagai kondisi operasi kendaraan truk angkutan barang untuk.. melakukan