ABSTRAC
Every individual must have the character and nature of different. That human beings, we are
created by the mind. No human mind is capable of using reason well, some are not, the result,
the nature of man so different - different, there is a miserly, there is a generous, nobody likes
to help, no one likes to do evil, there is selfishness, there is a hard head and others - others.
Likewise with our characters, that have no character Sanguine, Choleric, melancholic, and
plegmatis. Most people who have a talkfest Sanguine character. People love to have ruled
Choleric character. People who have a high level of intelligence has a melancholy character.
Meanwhile, people who have the character plegmatis very closed and reserved. In the world
of work was influential characteristics. In the world of work any individual characteristics
also affected, as any in the world of work also need people who have a certain character and
nature in order to support a company for the better. Therefore, every individual needs the
motivation to support their work.
Keywords : character, motivation, plegmatis, Sanguine, work.
ABSTRAK
Setiap individu pasti memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda. Itulah manusia, kita diciptakan dengan akal pikiran. Ada manusia yang mampu menggunakan akal pikirannya dengan baik, ada juga yang tidak, hasilnya, sifat orang jadi beda - beda, ada yang kikir, ada yang dermawan, ada yang suka menolong, ada yang suka berbuat jahat, ada yang egois, ada yang keras kepala dan lain - lain. Begitu juga dengan karakter kita, ada yang mempunyai karakter sanguin, kolerik, melankolis, dan plegmatis. Kebanyakan orang yang banyak omong mempunyai karakter sanguin. Orang yang suka memerintah mempunyai karakter kolerik. Orang yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi memiliki karakter melankolis. Sedangkan orang yang memiliki karakter plegmatis sangat tertutup dan pendiam. Dalam dunia kerja pun karakteristik berpengaruh. Dalam dunia kerja pun karakteristik setiap individu ikut berpengaruh, karena setiap dalam dunia kerja pun membutuhkan orang yang mempunyai karakter dan sifat tertentu agar dapat mendukung suatu perusahan menjadi lebih baik. Oleh karena itu setiap individu perlu motivasi untuk mendukung pekerjaannya.
I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk yang berpikir atau homo sapiens, makhluk yang
berbentuk atau homo faber, makhluk yang dapat dididik. Berbagai pandangan
tersebut membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Manusia
sebagai pribadi yang utuh dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan akan
lebih ditekankan hakekat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan
sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani dan sebagai makhluk Tuhan dengan
menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupannya di akhirat.
Manusia merupakan kesatuan Psikofisis dan Psikosomatis yang terus mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Untuk memberi gambaran bahwa makna
pertumbuhan dibedakan dari makna Perkembangan, sedangkan pertumbu-han
digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik
atau biologis dan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan
kualitatif mengenai aspek atau aspek sosial. Setiap individu memiliki ciri dan
sifat atau karakteristik bawaan (heredi-tas) dan karakteristik yang diperoleh dari
pengaruh lingkungan. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor
bilogis cenderung lebih bersifat tetap, se-dangkan faktor karakteristik yang
berkaitan dengan sosial Psikologis lebih kepada faktor lingkungan.
Sehingga pada setiap individu mampu memahami Perbedaan Individual antara
satu dengan yang lain agar dapat memberikan stimulasi dan mengarahkan
pembentukan perilaku dari masing-masing individu dengan mengetahui ciri
khusus, agar dapat mengetahui Perkembangan dan Karakteristik setiap individu
dengan tepat sebagai seorang guru.
II.
ANALISIS DAN METODE
Penelitian Penelitian yang dilakukan ini berupa penelitian lapangan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yakni berupa penelitian yang prosedurnya
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis.Populasi penelitian ini
adalah Masyarakat sekitar.
.
Analisis data secara kuantitatif digunakan pada penelitian dengan
pendekatan kuantitatif. Pada pendekatan seperti ini menggunakan alat statistik.
Bila pendekatan menggunakan alat statistik berarti analisis data dilakukan
menurut dasar-dasar statistik
.
Jenis data dari penelitian ini adalah Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh
dari tinjauan kepustakaan melalui literatur, jurnal-jurnal, dan situs internet yang
dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan kualitas layanan dan
kepuasan pelanggan yang sesuai dengan masalah penelitian.
III.
PELAKSANAAN
III. 1. Karakter dasar manusia
1.1 Sanguinis Yang Populer Spiritual, Spontan, Kreatif
Tipe Sanguin adalah tipe yang paling terbuka diantara semua tipe perangai. Bahkan tipe ini dapat disebut super terbuka. Orang Sanguin adalah orang yang suka berbicara mudah menyesuaikan diri ramah hangat dan penuh humor dan responsive. Tipe Sanguin tidak tahan melihat orang asing didepan mereka tanpa memberi tanggapan kepadanya. Orang Sanguin adalah orang yang suka bergaul dan spontan. Mereka jarang kwatir akan masa depan dan masa lalu, mereka menikmati lebih banyak kegembiraan dari hari-hari yang dilaluinya dibandingkan dengan tipe-tipe lainnya.
keputusan yang bersifat emosional hampir selalu merupakan keputusan-keputusan yang buruk.
Sanguin adalah orang yang gembira, yang senang hatinya, mudah untuk membuat orang tertawa, dan bisa memberi semangat pada orang lain. Tapi kelemahannya adalah dia cenderung impulsive, yaitu orang yang bertindak sesuai emosi atau keinginannya.
1.2 Melankolis Yang Sempurna Emosional, Sensitif, Teliti
Tipe yang paling berbakat dari semua tipe adalah tipe Melankolik sekalipun mereka tipe paling akhir yang menghargai bakat mereka sendiri. Tipe Melankolik mempunyai sifat dasar yang tertutup. Mereka sering mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi dan bersifat estetis yang mendalam sehingga mereka lebih menghargai seni dibandingkan dengan perangai yang lainnya.
Tipe Melankolik cenderung suka murung dan mudah putus. Orang Melankolik dilahirkan sebagai orang pefeksionis, sering meremehkan diri mereka sendiri untuk tidak tidak melakukan dengan lebih baik walaupun pada kenyataannya produktivitas mereka lebih daripada kebanyakan perangai lainnya. Mereka adalah orang yang mau mengorbankan diri sendiri, serius, dan takut akan kegagalan. Mereka mempunyai sifat dasar yang teliti, hidup dengan tantangan atau visi untuk menginvestasikan hidup mereka, tetapi jarang dapat menghasilkan sendiri.
Tipe melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling bagus, yang paling sempurna dan dia memang adalah seseorang yang mengerti estetika keindahan hidup ini. Perasaannya sangat kuat, sangat sensitif maka kita bisa menyimpulkan bahwa cukup banyak seniman yang memang berdarah melankolik. Kelemahan orang melankolik, ia mudah sekali dikuasai oleh perasaan dan cukup sering perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan murung.
1.3 Koleris Yang Kuat
Rasional, Cerdas, Cekatan
Tipe kolerik adalah juga tipe terbuka tetapi biasanya tingkat keterbukaannya lebih rendah daripada tipe Sanguin yang super terbuka. Orang Kolerik adalah juga orang yang aktif, semangat pekerja keras, ambisius, motivator bagi orang lain. Karena sifatnya yang berkemauan keras mandiri dan berpendidikan keras, orang kolerik cenderung keras kepala.
pertentangan. Bagian dari sifat dasar mereka yang belum berkembang adalah emosi mereka. Mendapatkan persetujuan dari mereka hampir merupakan hal yang tidak mungkin.
Mencapai tujuan mereka adalah ambisi bagi orang Kolerik, dan beberapa orang Kolerik mendapatkan reputasi mereka dengan memperalat orang lain. Seseorang yang kolerik adalah seseorang yang dikatakan berorientasi pada pekerjaan dan tugas, dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan akan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya.
Kelemahan orang yang berciri kolerik adalah kurangnya kemampuan untuk bisa merasakan perasaan orang lain (empati), belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga agak minim, karena perasaannya kurang bermain.
1.4 Phlegmatis yang damai Materialistis, Tenang, Stabil
Tipe Plegmatik merupakan orang yang tertutup yang sangat diam, tidak menuntut kalem dan lambat. Mereka tidak pernah menjadi gelisah membuat malu diri mereka sendiri dengan meminta maaf untuk segala sesuatu yang telah mereka katakana. Mereka jarang mengeluarkan ide-ide atau perasaan jika mereka tidak yakin mereka tidak akan melukai atau menyakiti orang lain.
Orang plegmatik merupakan orang yang sangat baik dengan sifat yang bahagia dan menyenangkan. Banyak yang dari mereka sangat lucu karena mereka mempunyai daya humor. Mereka dilahirkan dengan bakat diplomat dan pembawa damai, mereka dicintai oleh anak-anak. Orang-orang Plegmatik merupakan teman yang menyenangkan dan tidak menakutkan, dua dari kelemahan mereka yang utama adalah rasa takut dan egois, walaupun mereka menunjukkan sikap ini dengan sangat diplomatis sehingga bahkan beberapa teman baik mereka tidak mengenal mereka.
Tipe plegmatik adalah orang yang cenderung tenang, dari luar cenderung tidak beremosi, tidak menampakkan perasaan sedih atau senang. Naik turun emosinya itu tidak nampak dengan jelas. Orang ini memang cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik, ia intorspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Kelemahan orang plegmatik adalah ia cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah, sehingga suka mengambil jalan pintas yang paling mudah dan gampang.
III. 2. Hubungan Koleris-Melankolis
Mereka yang mempunyai kombinasi koleris-melankolis adalah orang yang teliti, cermat, analitis, cepat dan berani. Tipe ini mampu melakukan analisis secara mendalam (sifat melankolis) namun sangat cepat (sifat koleris) sehingga hasil pekerjaannya jauh lebih produktif daripada tipe melankolis murni, lebih cermat serta lebih memperhatikan detail dibandingkan dengan tipe koleris murni. Sifat melankolis yang terlalu kritis, perfeksionis dan lambat dalam bertindak diimbangi dengan optimisme dan sifat praktis seorang koleris. Dengan demikian, orang dengan tipe ini mampu bertindak cepat dan hati-hati serta luar biasa produktif.
Sifat pragmatis dari koleris yang tidak terlalu mempedulikan cara mencapai tujuan akan disempurnakan oleh sifat melankolis yang menghargai kualitas hasil pekerjaan dan kebenaran cara mencapainya.
Seseorang yang mempunyai tipe koleris-melankolis biasanya optimis mencapai tujuan, keras kepala, dan mudah marah. Kemampuan seorang koleris yang dapat mengambil keputusan secara cepat dan selalu berpikir bahwa dia selalu benar seperti halnya seorang melankolis murni akan menyebabkan orang ini cenderung otoriter, sombong, dan tidak merasa membutuhkan orang lain. Inilah kelemahan tipe koleris-melankolis ini.
III.3.Melankolis-Koleris
Tipe melankolis-koleris tergambar pada pemimpin yang menyelesaikan banyak pekerjaan dengan kualitas di atas rata-rata. Namun, ada perbedaan dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan antara tipe ini dan tipe koleris-melankolis — di mana sifat koleris paling dominan dan melankolis adalah dominan kedua. Tipe koleris-melankolis terdorong menyelesaikan pekerjaan karena tantangan, kesempatan, dan tujuan yang ingin diraih, sedangkan tipe melankolis-koleris terdorong karena “keharusan” atau tugas dan kewajiban menyelesaikan pekerjaan.
Sisi melankolis yang ideal dan berorientasi pada kebenaran menyebabkan orang tipe ini sangat baik bekerja pada bidang organisasi sosial dan kemanusiaan, sedangkan tipe koleris-melankolis lebih cocok di bidang bisnis yang profit-oriented karena “sikut-menyikut” dalam bisnis akan dilakukannya dengan senang hati. Sifatnya yang pragmatis dari sisi koleris lebih dominan dan dia berhasrat menang dan menjadi nomor satu di mana saja berada.
dipimpinnya dan, jika perlu, menyingkirkan orang-orang yang dianggapnya dapat menghalangi tujuan. Tipe melankolis-koleris juga lebih tertutup daripada tipe koleris-melankolis. Si Melankolis-Koleris ini juga sangat task-oriented (berorientasi pada tugas). Hasratnya untuk bekerja secara sempurna.
III.4. PERBANDINGAN URUTAN MOTIVASI KERJA
ANTARA STAF PROVINSI DAN STAF KABUPATEN
sedang mendambakannya. Demikian juga halnya dengan sarana dan prasarana. Hal lain yang dicermati adalah pembagian dan pendelegasian tugas pada provinsi kurang menjadi prioritas apabila dibandingkan dengan yang milik staf kabupaten. Kalau boleh saya mengira-ira, staf provinsi sepertinya lebih mendapatkan pembagian tugas yang jelas dari saudaranya yang ada di kabupaten/kota. Dan yang jelas, para staf golongan I dan II itu tidak begitu butuh pekerjaan menarik dan butuh mikir. mungkin yang praktis-praktis dan rutin lebih mereka perlukan.
Sedangkan hasil urutan motivasi kerja menurut para staf golongan I dan II pada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, diuraikan sebagai berikut.
1. Alasan Yang Bijaksana
Ada 10 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel atasan yang bijaksana merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Atasan yang bijaksana diharapkan mampu menjadi panutan bagi para staf. Disamping itu, atasan yang bijak diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang bijaksana, melihat segala hal dari semua sisi, tidak hanya seihak saja. Sedangkan apabila staf memiliki atasan yang pendendam, pilih kasih dan suka mengucilkan bawahan akan membuat para staf memiliki rasa ketakutan yang berlebihan sehingga tidak dapat bekerja dengan baik.
2. Sarana dan Prasarana kantor Yang Memadai
Ada 3 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel sarana dan prasarana kantor merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Sarana prasarana yang memadai dapat membantu memperlancar tugas pekerjaan sehingga pekerjaan menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. Hal itu otomatis akan menambah semangat dalam bekerja.
3. Hubungan emosional antar Karyawan Yg Harmonis
Ada 8 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel hubungan antar karyawan yang harmonis merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Alasannya, hubungan kerja yang harmonis akan memberikan kesenangan dalam bekerja, sehingga kerja dapat lebih rileks tanpa terbebani dan tanpa ada rasa keterpaksaan.
4. Unit Kerja yang sesuai dengan latar belakang pendidikan
Ada 2 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel unit kerja yang sesuai latar belakang pendidikan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Hal ini disebabkan jika kita bekerja di tempat yang sesuai akan lebih mengerti apa yang akan dikerjakan, rencana pa yang harus kita persiapkan dan otomatis hasil pekerjaan juga lebih baik.
5. Nilai-Nilai luhur yang dikembangkan di unit kerja
luhur ini diharapkan dapat menciptakan niat yang tulus dalam bekerja sehingga bekerja dapat lebih bersemangat.
6. Pembagian dan Pendelegasian Tugas Yang Jelas
Ada 1 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel pembagian dan pendelegasian tugas yang jelas merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Dengan pembagian dan pendelegasian tugas yang jelas maka staf akan lebih bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan oleh atasan.
7. Pemberian wewenang dan tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan
Ada 3 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel pemberian wewenang dan tanggung jawab merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Pemberian wewenang dan tanggung jawab, dapat dijadikan dasar bagi staf untuk bekerja sesuai prosedur sekaligus dapat mengembangkan aktualisasi diri.
8. Kesempatan untuk aktualisasi diri
Ada 1 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel aktualisasi diri merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Aktualisasi diri menurut peserta dapat menjadikan kerja yang lebih bersemangat karena hasil kerja merupakan bukti karya nyata dari kemampuan seorang staf.
9. Kesempatan belajar
ada 2 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel kesempatan belajar merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Menurut peserta, kesempatan belajar baik melalui pendidikan formal maupun diklat akan menambah pengetahuan yang dimiliki oleh staf.
10. Pekerjaan yang menarik dan menantang kemampuan intelegensia
Tak ada satu pun peserta yang menyatakan bahwa variabel pekerjaan menarik dan menantang merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja..
11. Honor atau Insentif Yang Cukup
Tak ada satu pun peserta yang menyatakan bahwa honor atau insentif yang cukup merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja.
12. Penghargaan Penuh untuk Pekerjaan Yang Dilaksanakan dg Baik
13. Adanya Peluang untuk dipromosikan oleh pimpinan
Tak ada satu pun peserta yang menyatakan bahwa variabel peluang promosi dari atasan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja.
III.5. CARA MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat ketekunan dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi internal) maupun dari luar individu (motivasi eksternal). Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan tentang pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain/organisasi
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki seseorang akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
Seperti yang telah dikemukakan, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk dalam faktor internal adalah (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; dan (g) prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain: (a) jenis dan sifat pekerjaan; (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung; (c) organisasi tempat bekerja; (d) situasi lingkungan pada umumnya; dan (e) sistem imbalan yang berlaku serta cara penerapannya.
Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang atau motif mempunyai dua unsur, yaitu berupa daya dorong untuk berbuat dan sasaran atau tujuan yang akan diarahkan oleh perbuatan itu. Dua unsur inilah yang membuat seseorang mau melakukan kegiatan dan sekaligus mencapai apa yang dikehendaki melalui kegiatan tersebut. Dan kedua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan, karena bila salah satu unsur tidak ada maka tidak akan timbul suatu kegiatan.
Sumber dari motivasi kerja diantaranya adalah adanya kesempatan untuk berkembang, jenis pekerjaan yang dilakukan, serta adanya perasaan bangga menjadi bagian dari organisasi dimana seseorang tersebut bekerja. Di samping itu, motivasi kerja juga dipengaruhi oleh perasaan aman dalam bekerja, gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan kerja yang menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja, serta perlakuan yang adil dari pimpinan.
Dalam suatu organisasi formal, motivasi merupakan tugas seorang pimpinan untuk membuat karyawan melakukan apa yang harus dilakukan. Pimpinan dapat memotivasi karyawan dengan berbagai cara, diantaranya:
(2) Mendorong, yaitu dengan merangsang orang untuk melakukan apa saja yang harus dilakukan melalui pujian, persetujuan dan bantuan.
(3) Mendesak, yaitu membuat orang merasa harus melakukan apa yang harus dilakukan dengan sesuatu cara, termasuk paksaan, kekerasan dan ancaman jika perlu. Namun, motivasi jenis ini sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman dan bersifat negatif karena karyawan bekerja disebabkan adanya paksaan tanpa ada motif dari dirinya sendiri.
III.6. Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh pimpinan dalam
menumbuhkan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja
karyawan, diantaranya:
(1) Memberikan kepada karyawan keterangan yang mereka perlukan untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan baik;
(2) Memberikan kesempatan umpan balik secara teratur;
(3) Meminta masukan dari karyawan dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka;
(4) Membuat saluran komunikasi yang mudah dipergunakan, sehingga karyawan dapat menggunakannya untuk mengutarakan pertanyaan/kehawatiran mereka dan memperoleh jawaban;
(5) Belajar dari para karyawan itu sendiri apa yang memotivasi mereka;
(6) Menghargai karyawan karena pekerjaan mereka yang baik secara umum;
(7) Terus menerus memelihara hubungan dengan karyawan yang dbawahi;
(8) Memberi selamat secara pribadi kepada karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik;
(9) Kenalilah kebutuhan-kebutuhan pribadi karyawan karena karyawan akan lebih terdorong untuk bekerja bagi perusahaan yang memperhatikan keperluan pribadinya;
(10) Menulis memo secara pribadi kepada karyawan tentang hasil kinerja mereka;
(11) Memastikan apakah karyawan mempunyai sarana kerja yang terbaik;
(12) Memberi karyawan satu pekerjaan yang baik untuk dikerjakan dan pimpinan harus memperlihatkan kepada karyawan bagaimana mereka dapat berkembang dan memberi kesempatan untuk mempelajari kemampuan-kemampuan baru;
(14) Gajilah karyawan secara bersaing berdasarkan apa yang mereka kerjakan;
(15) Menawarkan “pembagian keuntungan” (profit sharing) kepada karyawan.