• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA DESAIN PADA PERUMAHAN DAERAH URBAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA DESAIN PADA PERUMAHAN DAERAH URBAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA DESAIN PADA PERUMAHAN DAERAH URBAN SEBAGAI

PEMBENTUK TERITORI

Isniar TL.Ritonga/Ruth l. Sibagariang Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatra Utara

Teritori merupakan suatu bagian dalam pembahasan arsitektur perilaku. Teritori pada dasarnya dibentuk dalam upaya penandaan wilayah yang menjadi domain individu yang menggunakannya. Penandaan domain individu yang dilakukan dalam lingkungan binaan berupa upaya disain merupakan penterjemahan pada setting secara arsitektural.

Kajian ini membahas upaya disain yang dilakukan dalam menterjemahkan teritori berdasarkan teori dari Gary T. Moore dan Irwin Altman. Upaya disain dalam teritori juga dilihat pada keberadaan setting arsitektural yang merupakan perumahan daerah urban. Hal ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana upaya disain yang ada pada perumahan daerah urban menampilkan penandaan teritorinya berdasarkan kedua teori tersebut diatas.

Kata kunci : teritori, perumahan urban, upaya disain.

Abstract..

Territory is a part in the discussion of the behavior of the architecture. Teritory basically formed in the region tagging effort into individual domains that use it. Tagging individual domains is done in the form of the built environment is a translation of the design effort is architectural setting.

This study discusses the design efforts made in translating the theory of territory by Gary T. Moore and Irwin Altman. Design efforts in the territory is also seen in the presence of the architectural setting is urban housing. It is intended to see how the existing design efforts on housing urban areas show marking its territory by the two theories mentioned above.

Keywords: territory, urban housing, efforts to design

Pendahuluan.

Perumahan pada daerah urban pada saat sekarang ini lebih didasarkan pada rancangan teknis dan ekonomis.Setiap pengembang membuat perencanaan sendiri mengenai kawasannya dengan tujuannya sendiri-sendiri. Tujuan sendiri tersebut salah satunya merupakan konsep teritorialitas yang menyatakan bahwa

daerah perumahan dan kediaman dirancang untuk bisa bertahan terhadap kejahatan dan vandalisme (Newman, 1973) menjadi bagian dari perumahan pada daerah urban pada umumnya lebih individualis.Dimulai dari skala kecil yaitu rumah tinggal yang tertutp dan defensive sehingga akses interaksi terhadap tetangga tidak cukup, sehingga membentuk

(2)

masyarakat lain yang lebih individualis, saling curiga dan ego yang tinggi.

Rancangan yang bersifat teknis dan ekonomis pada perumahan urban ditampilkan dalam tampilan bentangan arsitekturalnya. Hal ini dapat dilihat melalui pengolahan bentuk disain seperti tampak dan site plan yang diolah dengan sangat efektif dan terencana sehingga mengahasilkan tampilan yang menarik yang merupakan bagian identitas individual yang jelas. Upaya dalam bentuk disain ini tidak hanya memberi tampilan yang baik bagi identitas individual penghuni perumahan maupun perumahan daerah urban yang ada, namun dapat juga merupakan bagian dari penandaan teritori bagi penghuni perumahan daerah urban.

Perancangan yang terencana merupakan bagian dalam upaya disain/perancangan pada perumahan daerah urban. Upaya disain yang dilakukan umumnya menuju kecenderungan yang individualis karena menghasilkan identitas yang jelas. Upaya disain yang bagaimana dilakukan pengembang dalam penandaan teritori individual perumahan pada daerah urban ditinjau berdasarkan teori Gary T. Moore dan Irwin Altman merupakan suatu keadaan yang hendak dilihat dalam pembahasan berikut ini.

Upaya Desain Dalam Teritori

Dalam perancangan ruang-ruang arsitektural, apabila didasari drajat teritori yang berkaitan dengan aksesibilitas menuju ruang-ruang tertentu dapat dinyatakan melalui batas nyata, seperti dinding, pintu, ataupun batas simbolik melalui artikulasi bentuk, penggunaan material, permainan cahayadan warna sehingga membentuk tatanan yang utuh.

Secara simbolik teritori ditunjukkan melalui bentuk pintu gerbang dengan langgam dari etnik tertentu yang membedakan daerah satu dengan daerah lainnya.Penandaan teritori juga dapat dilakukan dengan menempatkan logo tertentu.

Batas teritori juga dapat berupa pintu apabila terdapat dua buah ruang publik terletak

berdampingan dan diperlukan pembedaan teritori.Bila pintu tersebut mebatasi ruang public dan ruang privat, maka di pakai bahan massif.

Arsitek dapat memberi kontribusi dalam merancang suatu lingkungan yang menawarkan peluang-peluang bagi individu untuk membuat identifikasi dan tanda-tanda personal sedemikian rupa sehingga bersinergi dengan kepentingan publik membentuk tempat yang menjadi teritori mereka.

Dalam perancangan ruang-ruang arsitektur , perbedaan teritori dapat dilakukan dengan memberikan batas nyata seperti dinding, pintu, atau dapat pula dengan simbolik atau logo tertentu.

Penandaan dalam Teritori

Teritori berasal dari bahasa latin yaitu terra (bumi, lahan) dan territorium (wilayah pertanian di sekitar kota). Edward T.Hall dalam buku The Hidden Dimension, 1966 “… Behaviour by which an organism characteristically lays claim to an area and defend it against member of its spacies.”Teritorialitas adalah perilaku pengakuan suatu daerah oleh individu yang akan dilindungi dari gangguan individu lain.

Menurut Elden’s teritori muncul berdasarkan perhitungan ruang. Teritori manusia terdiri atas objek dan batasan. Batasan menentukan bagaimana objek tersebut dapat digunakan dan dikontrol. The territories are dynamic, multi-dimensional and change over time (Pierce, et. al. 2003). Teritori selalu berubah dari waktu ke waktu. Territories also exist vertically across and between levels in the socialstructure of families or the hierarchical berlaku karena social, struktur keluarga ataupun kedudukan.

(3)

Karakteristik seseorang, seperti jenis kelamin, usia, dan kepribadian yang berpengaruh terhadap sikap seseorang. Kecenderungan teritorialitas pada manusia lebih besar dari pada binatang.Kecenderungan ini semakin besar apabila tidak terdapat batas-batas teritori yang jelas, sebaliknya apabila batas teritori tersebut semakin jelas maka kemungkinan untuk konflik akan semakin kecil.

Gary T.Moore, Environtment Behaviour Studies dalam buku “Introduction to architecture” (1979) menyatakan 5 hal yang berkenaan dengan objek-objek, tempat-tempat, wilayah geografis yang ukuran luasnya tidak tertentu dan karakteristik teritori sebagai berikut:

1. Teritori mempunyai bentuk misalnya benda, mainan, kursi, kamar, rumah sampai Negara.

2. Teritori menyangkut masalah

kepemilikan /kendali terhadap penggunaan suatu tempat/objek.

3. Pemilik teritori akan memberikan identitas dirinya dengan menggunakan simbol-simbol ataupun benda-benda sebagai tanda.

4. Teritori dapat dikuasai, dimiliki atau dikendalikan oleh seorang individu ataupun kelompok-kelompok.

5. Teritori berhubungan dengan kepuasan terhadap kebutuhan/ dorongan atas status.

Menurut Irwin Altman kategori teritori dibagi menjadi 3 bagian yaitu : (dalam Gifford, 1996;120)

1. Primary Territories

Primary territories merupakan teritori yang yang dimiliki oleh seseorang maupun sekelompok orang, yang merupakan keudukan permanen dan merupakan pusat keseharian dari para individunya.Contonya adalah hunian keluarga atau kamar tidur.

2. Secondary territories ini tidak terlalu kuat, and dapat berbagi dengan orang lain. Contoh meja seseorang dalam kantor,loker dalam pusat kebugaran dll.

3. Public territories

Teritori jenis ini berkaitan dengan ruang publik dan komunitas tertentu. Teritori pubik hadir karena ada pembatasan keperluan ataupun acara yang berlangsung pada waktu tertentu.Sebagai contoh adalah bar yang hanya boleh dimasuki oleh orang-orang yang umurnya sudah memiliki batas tertentu.

Pembatasan teritori dalam suatu wilayah menghasilkan pembagian wilayah menjadi zona-zona tertentu (Chermayeff & Alexander, 1962; 210). Pembatasan teritori merupakan salah satu cara untuk mendapatkan keeksklusifan pelaksanaan suatu kegiatan dalam suatu ruang. Mekanisme pembatasan teritori suatu wilayah dapat dilakukan melalui : (Scheflen dan Ashcraft, 1976; 184)

Tanda, peringatan maupun

larangan.Tanda ataupun peringatan hadir untuk memberikan pengarahan mengenai wilayah yang akan imasuki secara halus bahwa yang tidak berkepentingan dilarang masuk.

(4)

Kamera, monitor dan tindakan pendisiplinan.

Sinkronisasi, pengguna suatu kawasan yang memiliki teritori secara bersama.

Pembatasan fisik, berupa gerbang maupun pintu. Pembatasan ini membatasi masuknya pihak luar yang tidak memiliki akses kedalam wilayah.

Pembagian hirearki ruang (Zona) dari skala yang paling besar ke skala yang lebih kecil adalah sebagai berikut : (Chermayef dan Alexander, 1962; 121)

 Urban Public, merupakan tempat dan fasilitas yang dimiliki bersama seperti jalan raya, tol dan taman.

 Urban-Semi-Public, merupakan area tertentu yang igunakan dibawah pengawasan pemerintah maupun instansi tertentu.

 Group-Public, merupakan ruang terjadinya pertemuan antara pelayanan public dengan utilitas dan property milik pribadi yang memiliki akses bersama contoh pengambilan sampah, akses ke pemadam kebakaran dan pengontrolan terhadap utilitas

 Group Private , merupakan wilayah

sekunderyang dibawahi oleh

manajemen yang bergerak atas perintah pribadi atau sekelompok orang. Conroh penerimaan ruang tamu, taman bersama, taman bermain, binatu.

 Family private, merupakan tempat di dalam wilayah pribadi yang diawasi oleh sebuah keluarga imana terjadinya kegiatan kekeluargaan seperti makanan, hiburan, kebersihan

 Individual-private, merupakan ruang untuk diri sendiri dimana seseorang dapat memisahkan dirinya dari dunia luar untuk mendapatkan ketenangan contoh : Kamar tidur.

Personalisasi dan penandaan

Menurut Newman penandaan teritori dapat berupa penandaan secara nyata maupun simbolik.Contoh penandaan teritori secara simbolik adalah dinding tinggi, gedung berbentuk U, serta gerbang ataupun pintu yang terkunci.Pembatasan secara simbolik dapat berupa gerbang terbuka, penerangan, jalan setapak, tanaman maupun perubahan tekstur pada permukaan jalan.

Personalisasi dan penandaan seperti member nama, tanda, atau memenpatkan di lokasi strategis, bisa terjadi tanpa kesadaran akan teritorialitas.Seperti tas, membuat pagar batas, member papan nama yang merupakan tanda kepemilikan .Meski belum tentu akan memacu terjadinya pertahanan aktif, hal ini lebih member keuntungan psikologis bagi pemiliknya.Perilaku personalisasi bisa juga dilakukan secara verbal.

Penandaan juga dipakai seseorang untuk mempertahankan haknya di teritori publik, seperti nomor kursi di kereta ataupun bioskop.Personalisasai dan penandaan muncul dimana-mana, termasuk di tempat yang tidak kita harapkan.

(5)

PERUMAHAN URBAN DAN STUDI KASUS

Perumahan merupakan tempat tiap individu yang ada saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain serta memiliki sense of belonging atas tempat tinggalnya. (Abrams, 1964:7). Perumahan dapat diartikan sebagai suatu cerminan dan pengejawantahan dari diri pribadi manusia, baik secara perorangan maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan dengan lingkungan alamnya dan dapat juga mencerminkan taraf hidup, kesejahtraan, kepribadian, dan peradaban manusia penghuninya, masyarakat ataupun suatu bangsa.(yudohusodo, 1991:1)

Perumahan pada daerah urban pada umumnya lebih individualis.Dimulai dari skala kecil yaitu rumah tinggal yang tertutp dan defensive sehingga akses interaksi terhadap tetangga tidak cukup, sehingga membentuk masyarakat lain yang lebih individualis, saling curiga dan ego yang tinggi.

Pola keruangan pada perumahan memiliki gradient privasi yang terjadi mulai dari ruang terluar ke ruang terdalam untuk membentuk teritori.

Studi perumahan kota Medan

1.Perumahan Cemara Asri

Perumahan Cemara Asri merupakan perumahan yang dianugrahi Best Property and developer of the year pada tahun 2010 .Fasilitas yang ada pada perumahan ini adalah kolam renang dengan standard internasional , lapangan bulu tangkis dan tenis.Vihara local yang merupakan vihara terbesar di asia tenggara, Masjid, sekolah local Chandra Kusuma, restaurant.

(6)

Perumahan Cemara Asri merupakan salah satu perumahan elit di Kota Medan, meskipun ditinjau dari segi keamanan cenderung kurang aman dimana mobil-mobil dapat masuk sesuka hati.Pada perumahan ini terdapat ruko yang dapat difungsikan sebagai tempat berniaga skaligus sebagai tempat tinggal.

TAMAN SETIA BUDI INDAH

Perumahan Taman Setia Budi Indah berada di kelurahan Tanjung rejo, diantara kecamatan Medan Sunggal dan Medan Selayang. Perumahan ini merupakan perumahan dalam bentuk real Estate pertama di kawasan Medan.

(7)

PENANDAAN SEBAGAI PEMBENTUK TERITORI PADA PERUMAHAN URBAN

Penandaan teritori yang terjadi pada perumahan Cemara Asri dan Taman Setia Budi berdasarkan kriteria Gary T. Moore terjadi dengan hadirnya batas wilayah kedua perumahan yang jelas berupa pemasangan tembok massif. Tembok massif ini membatasi wilayah perumahan dengan wilayah disekitarnya. Pembatasan ini menimbulkan posisi eksklusif bagi penghuni perumahan.

Penandaan teritori juga terjadi di dalam lingkungan perumahan. Hal ini terbukti dengan hadirnya pagar pembatas wilayah kapling dari tiap unit rumah yang ada. Hadirnya pagar pada kapling menjadi penanda bahwa kontak antar penghuni di dalam komplek semakin rendah yang menunjukan individualisme yang semakin besar. Upaya perancangan dengan menghadirkan dinding pembatas massif maupun non massif / berupa pagar besi antara kapling perumahan merupakan bagian dari penandaan teritori dalam pengendalian terhadap suatu area. Pengendalian yang jelas memang meminimalkan hadirnya konflik namun kontak sosial semakin terbatas.

Penandaan teritori yang dilakukan perumahan Cemara Asri dan taman Setia Budi pada perumahan berdasarkan kategori teritori oleh Irwin Altman, dimana :primary territories yang ditandai dengan adanya area rumah yang dimiliki oleh pribadi ataupun keluarga yang dibatasi dengan pagar-pagar pemisah yang jelas dan beragam tampilan. Keberaadaan pagar ini merupakan upaya disain dalam memberikan informasi yang jelas.

Sekunder territories :kedua perumahan urban yang ditinjau kurang memiliki area ini karena kuatnya identitas akibat upaya disain pada primary teritori yang jelas dan kuat sehingga aktivitas lingkungan sosial minim terjadi.

Public territories : Fasilitas publik dari perumahan tersebut seperti taman, lapangan sepak bola, kolam renang tempat peribadatan, dll.Kedua perumahan memiliki fasilitas public yang bahkan bias dinikmati oleh masyarakat yang bukan penghuni perumahan urban. Hal ini menyebabkan area perumahan yang tadinya hanya diperuntukan untuk penghuni perumahan

menjadi terpapar dengan masyarakat dari luar. Kondisi ini menjadi ancaman terhadap teritori primer bagi penghuni perumahan urban sehingga menjadi salah satu pemicu hadirnya upaya disain berupa pagar yang tegas, jelas dan tertutup.

Perumahan juga dibagi menjadi zona-zona tertentu, sehingga perlu diberikan pembatasan seperti penggunaan kamera CCTV dan secara fisik upaya desain yang dapat dilakukan adalah pemberian pagar, dinding, penggunaan material yang berbeda sehingga dapat mengkomunikasikan perbedaan zona kepada pengguna secara tidak langsung.

Perumahan Cemara Asri maupun Taman Setia Budi bila ditinjau berdasarkan pembagian hierarki zona merupakan area family private yang berada dalam lingkaran zona urban semi publik yang merupakan suatu area yang dikuasai oleh satu instansi tertentu. Kedua hierarki zona ini dihubungkan/ area tranfer dengan hierarki group public berupa fasilitas utilitas layanan public dan group private dengan hadirnya fasilitas public seperti taman dan pertokoan, kolam renang, dan lain-lain yang digunakan bersama oleh penghuni perumahan.

KESIMPULAN

Perumahan urban pada dasarnya merupakan area private yang difasilitasi dengan fasilitas semi public dan public. Keberadaan membatasi teritori public dan private yang ada.

Upaya disain yang dimaksud dalam pembatasan teritori tersebut adalah dengan hadirnya pembatas-pembatas massif. Pembatas tersebut berupa tembok/dinding yang membatasi wilayah perumahan dengan lingkungan sekitar serta pagar pada tiap kapling yang tegas dan jelas. Keberadaan pembatas ini adalah dalam rangka penandaan teritori kepemilikan yang jelas untuk mengurangi intervensi yang terjadi akibat hadirnya pengguna public dari luar wilayah perumahan urban yang ada dengan studi kasus Perumahan Cemara Asri dan Taman SetiaBudi.

(8)

Paragraf 2

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Rowland (2003) Domestication by Cappucino or A Revenge on Urban Space? Control and Empowerment in the Management of Public Space. Urban Studies, Vol. 40, No. 9, 1829-1843

Banerjee, T.; Loukaitou-Sideris, A (1992), Private Production of Downtown Public Open Space Experience of Los Angeles and San Francisco, Los Angeles , CA, University of Southern California Blakely, E.J.; Snyder, M.G. (1997) Fortress

America: Gated Communities in the United State. Wahington DC : Brooking Institution Press

Carr, S, Francis, M. Rivlin, L.g., and Stone, A.M. (1992) Public Space, Cambridge: Cambridge University Press

Clarke, D.B. (1997) Consumption and the City, modern and postmodern, International Journal of Urban and Regional Research, 21 (2), pp 218-237

Crawford, M (1992), The world in a shopping mall , in : M. Sorkin (ed.) Variation on a Theme Park : The New American City and the End of Public Space. New York : Hill & Wang

Das, Daisy, (2008), Urban Quality of Life: A Case Study of Guwahati, Springer Science+Business Media B.V. ,Soc Indic Res (2008) 88:297–310

Day, Kristen (1999) Introducing Gender to the Critique of Privatized Public Space. Journal Of Urban Design, Vol.4, No. 2 Francis, Mark (1997) A Case Method For

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengungkap lebih jauh ada tidaknya hubungan antara sikap terhadap keperawanan dengan intensitas perilaku seksual

Seluruh teman-teman mahasiswa/i Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara kelas Bappeda Angkatan 2009

Hak Cipta dari tulisan yang tertera di bawah ini dialihkan kepada jurnal Buletin Penelitian Kesehatan dan berlaku efektif sejak tulisan diterima untuk dipublikasikan. Pengalihan

Tabel hubungan antara perilaku seks pra nikah dengan waktu luang (peluang) diperoleh bahwa ada sebanyak 24 responden dari 53 responden yang tidak memiliki waktu luang (45,3%)

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 12 October 2016 Topik #27 Membangun Budaya Baca dan Mengantisipasi Perubahan Manajemen Perpustakaan

Dari seluruh penghitungan dengan model (Q,r) tanpa kendala untuk semua bahan baku maka diperoleh jumlah kuantitas pemesanan optimal (Q) serta penghitungan total biaya pembelian

 Ahli Untuk Untuk Layanan Layanan Jasa Jasa Konsultansi Konsultansi Konstruksi, Konstruksi, pada pada Pasal Pasal 12 12 ayat ayat (1) (1) disebutkan disebutkan

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul