MENGENAL EKONOMI PERTANIAN akhmad susilo wardoyo
ekonomi pertanian
Ilmu Ekonomi diperlukan oleh manusia karena, pertama tidak terbatasnya kebutuhan manusia, dan kedua karena terbatasnya sumberdaya / factor besar penduduk Indonesia hidup dari sector pertanian, baik sebagai produsen penghasil produk pertanian maupun sebagai pengguna hasil pertanian (sebagai konsumen).
Sebagai produsen maka petani perlu memahami ilmu ekonomi pertanian agar mampu mengambil keputusan yang terbaik tentang penggunaan sumber daya, atau mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki sehingga hasil pertanian yang dihasilkan maksimal.
Sebagai konsumen, petani tentu harus mampu mengelola kebutuhannya sesuai dengan anggaran serta ketersediaan barang di pasar, sehingga bisa mencukupi barang maupun jasa yang dibutuhkan.
distribusi factor produksi dan produksi pertanian perlu diambil secara tepat, sehingga produsen bisa diuntungkan / tidak dirugikan dan konsumen tidak terlalu terbebani oleh kesulitan mendapatkan produk pertanian, baik dari sisi harga maupun dari sisi ketersediaan barang pertanian itu sendiri. Peran yang diambil oleh pemerintah selain dalam hal distribusi, ekspor – import, juga kebijakan harga termasuk subsidi.
Kebijakan pembangunan ekonomi yang diambil suatu negara harus tepat sesuai dengan potensi yang dimiliki suatu negara. Kesalahan memilik jalur pembangunan dapat menyebabkan stagnasi pertumbuhan negara yang bersangkutan.
Argentina dan India termasuk contoh negara yang pernah mengalam kesalahan memilih jalur pembangunan. Dua negara tersebut pada decade 1950 menekankan industrialisasi dan mengesampingkan sector pertanian, padahal memiliki potensi pertanian yang bagus. Akibatnya terjadi kemerosotan ekonomi pada decade 1950 tersebut.
Bagi para mahasiswa, ekonomi pertanian perlu dipelajari agar para mahasiswa mampu menjelaskan peranan sector pertanian dalam kaitannya dengan aspek-aspek social ekonomi petani, ilmu ekonomi baik mikro maupun makro serta ilmu-ilmu lain seperti ekonometri, statistika, akuntansi, matematika serta permasalahan di sector pertanian beserta implikasinya terhadap perekonomian nasional.
Secara umum ahli pertanian mempelajari pengorganisasian bisnis dibi dalam penggunaan sumberdaya secara optimal.dang pertanian secara individual. Oleh karena itu pengajaran ekonomi pertanian lebih
ditekankan pada ilmu ekonomi mikro. Namum masalah ekonomi makro juga tetap dipelajari missal dalam hal kesempatan kerja, inflasi, dan investasi yang dalam kenyataanya sangat mempengaruhi usaha agribisnis.
2. Pendekatan Konsumsi-Produksi.
Terdapat kaitan yang erat antara produsen dan konsumen dalam ilmu ekonomi pertanian. Produsen menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen memerlukan produksi dari produsen untuk memuaskan kebutuhannya.
Hubungan antara produsen dengan konsumen dapat dilihat pada gambar berikut.
PRODUSEN
KONSUMEN
PENERIMAAN PRODUSEN
3. Pendekatan Positif-Normatif
Pada pendekatan Positif, ahli ekonomi hanya menampilkan atau melaporkan temuan-temuannya apa adanya tanpa memberikan penilaian. Artinya para ahli hanya memberikan alternatif-alternatif penyelesaian masalah tanpa mencoba mengidentifikasikan alternatif terbaik.
Sebaliknya pada pendekaran normatif para ahli bisa membuat penilaian mengenai fakta ekonomi yang diamati.
Dalam penerapannya Ilmu ekonomi pertanian memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu yang lain seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar Hubungan ilmu ekonomi pertanian dengan ilmu-lmu
GAMBAR 1: HUBUNGAN EKONOMI PERTANIAN DENGAN ILMU LAIN ILMU PENGETAHUAN
MATEMATIKA
FISIKA
BIOLOGI
AKUNTANSI
EKONOMETRIKA
PSIKOLOGI
ILMU EKONOMI
Dalam pembahasan lebih lanjut, materi Ekonomi Pertanian ini cukup kental dengan Ekonomi Mikro, seperti perilaku konsumen maupun perilaku produsen yang selalu kait-mengakit. Oleh karena itu alangkah baiknya apabila para mahasiswa bisa membaca kembali modul Ekonomi Mikro atau
suplemennya yang telah disediakan UT di
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4415/new_page_1.htm
Inisiasi mendatang akan dibahas tentang perilaku konsumen dan produsen pertanian, teori produksi, pemasaran, kebijakan-kebijakan di sector pertanian serta perdagangan internasional.