• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter I Hubungan Higiene Ibu Dan Anak Serta Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter I Hubungan Higiene Ibu Dan Anak Serta Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan (setengan padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Haryono, 2012). Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan tinja yang encer atau cair (Ode, 2012).

(2)

Jumlah penderita penyakit diare yang berobat rawat jalan ke sarana kesehatan pemerintah dari pencatatan dan pelaporan yang ada, baru sekitar 1,5-2 juta. Jumlah ini adalah sekitar 10 % dari jumlah penderita yang datang berobat untuk seluruh penyakit, sedangkan jika ditinjau dari hasil survei rumah tangga diantara 8 penyakit utama, ternyata persentase penyakit diare yang berobat sangat tinggi yaitu 72% dibandingkan 56% untuk rata-rata penderita seluruh penyakit yang memperoleh pengobatan (Suraatmaja, 2010)

Salah satu langkah dalam pencapaian target Millenium Development

Goals (MDG’s) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun

1990 sampai pada tahun 2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia.

Berdasarkan data WHO tahun 2010, pada Weekly Morbidity and Mortality Report (WMMR) IDP husting and crisis affected districts, Kyberpakhtunkhwa,

Pakistan, dilaporkan bahwa pada minggu ke-22 (29 Mei-4 Juni 2010) dari semua

jumlah kunjungan pasien 12% diantaranya adalah kasus penyakit diare dan dari semua jumlah kunjungan pasien 23% diantaranya adalah balita, dimana yang menderita penyakit diare adalah 9% dari semua jumlah kunjungan pasien balita.

(3)

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, insiden dan

period prevalence diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 3,5 %

dan 7,0 %. Lima provinsi dengan insiden maupun period prevalen diare tertinggi adalah Papua, Sulawesi Selatan, Aceh, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah. Insiden diare balita di Indonesia adalah 6,7 persen. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan Banten (8,0%). Di sumatera utara insiden rate diare sebesar 4,9 % terjadi penurunan sebesar 3,9% dari tahun 2007. Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%), laki-laki (5,5%), tinggal di daerah pedesaan (5,3%).

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatra Utara 2007, dilaporkan bahwa di beberapa kabupaten/kota di Sumatra Utara terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) diare. Di Tapanuli Tengah terjadi KLB diare dengan CFR 1,26%. Di Nias terjadi KLB diare dengan CFR 3,77%. Di Tapanuli Utara terjadi KLB dengan CFR 7,60%. Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Tebing Tinggi 2008, dilaporkan dari semua kejadian diare 50,49% diantaranya terjadi pada anak balita. Sementara tahun 2007 dari semua kejadian diare 49,90% diantaranya terjadi pada anak balita (Simarmata,2013).

(4)

penelitian Umiati (2010), diketahui bahwa ada hubungan bermakna antara kesakitan diare dengan sumber air bersih dan kepemilikan jamban.

Anak-anak balita di Desa Sijambur sering bermain di luar rumah yaitu di atas tanah tanpa menggunakan sandal dan sering bermain-main tanah atau lumpur. Banyak balita yang tidak selalu dalam pengawasaan orangtua sehingga bisa saja balita buang air besar di sembarang tempat dan langsung makan tanpa mencuci tangan mereka. Disamping itu mayoritas ibu bekerja sebagai petani kopi yang sering kontak dengan tanah atau kotoran-kotoran. Selain bertani, masyarakat Desa Sijambur juga beternak kerbau/lembu yang kandangnya langsung di bawah rumahnya dan kandang babi di samping rumahnya.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih tingginya kejadian diare, higiene ibu dan anak serta sanitasi dasar yang belum diketahui kategori baik atau buruk. Sehingga perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan higiene ibu dan anak serta sanitasi dasar dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

(5)

1.3.2 Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik ibu meliputi pendidikan, pekerjaan, umur dan karakteristik balita yang memungkinkan terjadinya diare pada balita.

b. Mengetahui hubungan antara cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada ibu dan anak dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015.

c. Mengetahui hubungan antara perilaku buang air besar pada ibu dan anak dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015.

d. Mengetahui hubungan antara sumber air bersih dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015.

e. Mengetahui hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015.

f. Mengetahui hubungan antara pembuangan sampah dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015.

(6)

1.4 Hipotesis Penelitian

a. Ada hubungan antara Cuci Tangan Pakai Sabun pada ibu dan anak dengan kejadian diare pada balita.

b. Ada hubungan antara perilaku buang air besar pada ibu dan anak dengan kejadian diare pada balita.

c. Ada hubungan antara sumber air bersih dengan kejadian diare pada balita. d. Ada hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare pada balita. e. Ada hubungan antara tempat pembuangan sampah dengan kejadian diare pada

balita.

f. Ada hubungan antara saluran pembuangan air limbah (SPAL) dengan kejadian diare pada balita.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai tambahan informasi dan bahan masukan tentang hubungan antara higiene dan sanitasi dasar dengan kejadian penyakit diare sehingga dapat meningkatkan penyuluhan dan pembinaan terhadap masyarakat luas.

2. Menambah pengetahuan tentang hubungan antara higiene dan sanitasi dasar dengan kejadian penyakit diare sehingga masyarakat dapat lebih meningkatkan higiene dan sanitasi dan dapat menjadi data dasar bagi peneliti lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

 Umpan balik adalah jenis tertentu dari aliran pesan komunikasi, bahwa informasi yang disampaikan menggambarkan kinerja sistem pada titik sebelumnya dalam waktu untuk

Tindakan perataan laba (Income Smoothing) adalah suatu sarana yang dapat digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi pelaporan penghasilan dan memanipulasi

Dari- pada hampir 1,000 masjid dan pusat Islam di Amerika Syarikat yang ditinjau pada pertengahan tahun 1990-an, kurang daripada 100 ada- lah bangunan yang memang pada asalnya

Kesadaran terhadap inti agama ini menjadi basis utama bagi tindakan-tindakan keagamaan yang merespon realitas faktual dengan instrument yang telah menjadi bagian inheren dalam

Untuk moment ulang tahun, kado yang cocok dibeli adalah tas, dompet, sepatu, baju dan celana.. Khusus untuk sepatu, baju, dan celana, kamu harus tau dulu ukuran

[r]

Diberitahukan bahwa berdasarkan hasil evaluasi dokumen penawaran, Kelompok Kerja 1 Unit Layanan Pengadaan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah menetapkan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan perputaran piutang, perputaran modal kerja dan rasio utang berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan