ETIKA BISNIS & PROFESI
KELOMPOK 4 :
1. FITRIAH HASDAMIAR HASLIM
2. IKA JUNIANTI
3. MARIO NOVA
4. SITI HAJRAH
APA ITU ETIKA ?
Etika merupakan filsafat / pemikiran kritis dan rasional mengenal nilai dan norma moral yg menentukan dan
terwujud dalam sikap dan pada perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok. Alasan etika bisnis diperlukan karena para pelaku bisnis dituntut profesional, persaingan semakin tinggi, kepuasan konsumen faktor
PEMBAGIAN ETIKA
Etika Umum:
Membahas tentang norma dan nilai moral,
kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk
bertindak secara etis, bagaimana manusia
mengambil keputusan etis, teori-teori etika,
lembaga-lembaga normatif (seperti suara
hati).
Etika umum ini menyangkut atau menyeroti
seluruh kehidupan manusia.
Etika Umum:
Membahas tentang norma dan nilai moral,
kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk
bertindak secara etis, bagaimana manusia
mengambil keputusan etis, teori-teori etika,
lembaga-lembaga normatif (seperti suara
hati).
Etika umum ini menyangkut atau menyeroti
seluruh kehidupan manusia.
Etika Khusus :
-
Etika Individual
, menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap diri sendiri, dan prinsip
integritas pribadi.
-
Etika Sosial
, berbicara mengenai kewajiban dan
hak, sikap dan pola perilaku manusia sebagai
makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesama,
keluarga, gender, profesi, politik, dan kritik idiologi.
-
Etika Lingkungan Hidup
, berbicara mengenai
hubungan antar manusia baik secara individu
maupun sebagai kelompok dengan lingkungan
alam semesta.
Etika Khusus :
-
Etika Individual
, menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap diri sendiri, dan prinsip
integritas pribadi.
-
Etika Sosial
, berbicara mengenai kewajiban dan
hak, sikap dan pola perilaku manusia sebagai
makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesama,
keluarga, gender, profesi, politik, dan kritik idiologi.
-
Etika Lingkungan Hidup
, berbicara mengenai
KENAPA ETIKA
DILANGGAR ?
Ada beberapa hal yg menyebabkan etika itu dilanggar. Seperti
karena adanya sifat :
1. Materialisme, nafsu akan keuntungan material. 2. Pragmatisme, mentalitas menempuh jalan pintas.
3. Oportunisme, memanfaatkan segala kesempatan tanpa
memikirkan kesempatan orang lain.
4. Formalisme, bersikap berpura-pura, asalkan namanya
baik.
5. Regionalisme, menganggap daerah yang secara
geografis berdekatan merupakan daerah yang terpenting dibandingkan yang secara geografis berjauhan.
CONTOH KASUS
Kamis, 8 Oktober 2009 | 04:01 WIB
PADANG, KOMPAS.com - Derita korban gempa 7,6 SR di Sumatera Barat (Sumbar) ternyata
belum mampu menyentuh hati sejumlah oknum warga yang selamat untuk Bersimpati
meringankan dampak musibah ini. Sebaliknya, mereka malahan justru menangguk untung
berlipat dengan menjual kebutuhan pokok jauh di atas harga wajar. Rabu malam (30/9),
beberapa jam setelah bumi berguncang, ribuan warga Yang terjebak antrean panjang
kendaraan untuk menyelamatkan diri dari Kemungkinan terjadinya tsunami di Padang
telah disuguhkan lonjakan harga gila-gilaan.
Di tengah atrean ribuan mobil dan sepeda motor di ruas-ruas jalan yang gelap
karena listrik padam, beberapa pemuda menawarkan air mineral gelas dengan harga
Rp 2.000 sedangkan biasanya hanya Rp 500 per gelas. Warga yang haus dalam antrean,
terpaksa membeli dengan harga yang telah naik tiga kali lipat itu. Ada juga yang menjual
rokok Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per bungkus sedangkan harga normalnya hanya
Rp10.000 per bungkus. "Sehari pascagempa, saat warga butuh bahan bakar untuk
transportasi, banyak pedagang eceran menjual bensin dengan harga tak wajar,
sedangkan membeli ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) harus antre berjam
Lanjutan Contoh Kasus…..
Di saat kebutuhan akan bahan bakar minyak, ada oknum warga yang sempat membeli
bensin di SPBU dengan harga wajar, tapi kemudian justru menjual lagi harga hingga Rp 40
ribu per liter. Karena memang sangat butuh untuk transportasi dan menghidupkan
mesin genset karena listrik PLN padam total, banyak warga yang terpaksa membeli
bensin eceran dengan harga gila-gilaan. "Saya terpaksa harus beli bensin itu untuk
bahan bakar sepeda motor yang akan dipakai untuk melihat saudara dan keluarga saya
yang belum diketahui nasibnya pasca gempa," tambahnya. Melihat kondisi demikian,
pemerintah bersikap cepat dengan mengusahakan pendistribusian BBM ke SPBU-SPBU
pasca gempa. Instruksi langsung dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo
Yusgiantoro membuat upaya percepatan pendistribusian BBM dapat berjalan cepat. Pada
hari ke tiga pascagempa, pasokan BBM ke SPBU-SPBU di Padang dapat mulai lancar
dilakukan sehingga antrian panjang pembeli dapat diatasi dan pedagang eceran yang
Lanjutan Contoh Kasus…..
Harga di tingkat eceran langsung anjlok menjadi Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per liter
dan masih diburu pembeli yang belum mengetahui pasokan BBM ke SPBU telah normal
kembali. Namun sebelumnya, ratusan orang dengan sangat terpaksa membeli
mencapaiRp 40 ribu perliter dengan pasrah, sebaliknya oknum pedagang tersenyum
puas dapat untung berlipat-lipat. Lonjakan harga kebutuhan pokok pascagempa tidak
hanya terjadi pada BBM tapi juga beberapa pelayanan jasa dan barang yang sangat
dibutuhkan masyarakat atau relawan yang datang ke Sumbar untuk membantu mencari
korban yang hilang. Harga yang naik menggila itu seperti tarif taksi yang mencapai
Rp 500 ribu sekali jalan, atau kebutuhan bahan masakan seperti cabe yang naik menjadi
Rp 100 ribu per kilogram. "Kita tahan dulu makan dengan lauk-pauk pakai cabe. Harga cabe
tak terjangkau lagi, karena ada yang menjual Rp 100 ribu di pasar pagi," kata Rama
seorang ibu rumah tangga. Mie instan sebagai bahan makanan praktis dan sangat
dibutuhkan saat masa darurat juga melonjak tinggi harganya dari biasa Rp 25 ribuan per
kardus menjadi Rp 75 ribu per kardus. Kehadiran Menteri Perdagangan Marie Pangestu
dengan agenda mengantar bantuan, tidak berdampak besar terhadap upaya
menstabilkan harga, sehingga beban masyarakat tetap semakin berat setelah
Lanjutan Contoh Kasus…..
Harga bahan bakar minyak (BBM) di tingkat pengecer di Kota Padang melonjak hingga Rp10.000/liter seiring dengan menipisnya persediaan. Berdasarkan pantauan di Padang, Kamis (1/10), stok bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) maupun di tingkat pengecer di kota tersebut mulai menipis, sehingga harga melonjak hingga
mencapai Rp10.000 per liter. Kebutuhan BBM di Kota Padang meningkat akibat aksi borong masyarakat yang khawatir tidak mendapatkan BBM setelah gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter pada Rabu sore (30/9) melumpuhkan aktivitas kota tersebut. Masyarakat
tampak tidak hanya menyerbu SPBU tetapi juga kios-kios pengecer BBM di Kota Padang. Diperkirakan masyarakat kota tersebut akan lumpuh pada Kamis siang, mengingat stok BBM di beberapa SPBU sudah mulai habis.
Masyarakat Kota Padang mulai kesulitan untuk mencari BBM jenis premium,
Sehingga lebih memilih tidak berpergian dengan menggunakan kendaraan. Sebelumnya Wali Kota Padang Fauzi Bahar menginstruksikan agar pemilik SPBU tetap membuka
KESIMPULAN
Dengan adanya kenaikan harga BBM di pengecer, air mineral, mie instan, hingga mencapai lebih dari harga normal tentu saja itu merupakan suatu tindakan yang tidak manusiawi kepada konsumen yang membutuhkan. Pertistiwa ini secara tidak langsung masuk dalam pelanggaran etika bisnis yang terjadi pasca gempa yang sangat merugikan masyarakat. Masyarakat Sumatra Barat terkena musibah, tetapi ada sebagian oknum yang
memanfaatkan untuk memporoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal yang dilakukan pelaku bisnis tersebut telah melanggar hak keadilan bagi konsumen. Para pelaku bisnis telah melakukan berbagai macam cara hanya Untuk mendapatkan keuntungan semata tanpa memikirkan bagaimana