• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERCOBAAN VI Judul Percobaan ALUMINIUM D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERCOBAAN VI Judul Percobaan ALUMINIUM D"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

96

PERCOBAAN VI

Judul Percobaan : ALUMINIUM DAN SENYAWANYA

Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari Kimia Aluminium dan Senyawanya

2. Membandingkannya dengan Magnesium dan Senyawanya.

Hari / Tanggal : Kamis / 29 April 2010.

Tempat : Laboratorium Kimia FKIP Unlam Banjarmasin.

I. DASAR TEORI

(Latin: alumen, alum) Orang-orang Yunani dan Romawi kuno

menggunakan alum sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Pada tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum dan Lavoisier, pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam yang belum ditemukan.

Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil mengisolasi logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah berhasil dipersiapkan oleh Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807, Davy memberikan proposal untuk menamakan logam ini aluminum (walau belum ditemukan saat itu), walau pada akhirnya setuju untuk menggantinya dengan

aluminium. Nama yang terakhir ini sama dengan nama banyak unsur lainnya

yang berakhir dengan “ium”.

Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika sampai tahun 1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk menggantikannya dengan aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang terakhir yang digunakan di publikasi-publikasi mereka.

Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini ditemukan oleh Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan di Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan untuk memproduksi aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan yang merupakan campuran natrium, aluminium dan kalsium fluorida.

Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh adalah oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O, dan

(2)

97

Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina, Al2O3. meskipun

demikian, kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf dan terhidrat yang sifatnya bergantung kepada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat, Al2O3 yaitu α – Al2O3 dan γ – Al2O3. α – Al2O3 stabil pada

suhu tinggi dan juga metastabil tidak terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat di alam sebagai mineral korundum dan dapat dibuat dengan pemanasan γ – Al2O3 atau oksida anhidrat apapun di atas 1000oC. γ – Al

2O3 diperoleh dengan

dehidrasi oksida terhidrat pada suhu rendah (~450oC). α – Al

2O3 keras dan

tahan terhadap hidrasi dan penyerangan asam, sedangkan γ – Al2O3 mudah

menyerap air dan larut dalam asam. Alumina yang digunakan untuk kromatografi dan diatur kondisinya untuk berbagai kereaktifan adalah γ – Al2O3.

Adapun sifat-sifat alumunium yang lain :

1. Bereaksi dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida yang

melindungi dari oksidasi lebih lanjut.

2. Bereaksi dengan asam membebaskan gas hidrogen.

3. Bila dipanaskan kuat di udara, Al terbakar membentuk oksida dan

sedikit nitrida.

4. Alumunium larut dalam larutan NaOH encer

Al (s) + OH-(aq) + 3H2O (l) Al(OH)4- + 3/2 H2(g)

5. Dapat mereduksi Fe2O3 disertai pelepasan panas yang besar (dipakai

untuk mengelas baja).

6. Senyawa hidroksidanya bersifat amfoter

Al(OH)3 + 3 HCl AlCl3 + 3 H2O

Al(OH)3 + NaOH NaAlO3 + 2 H2O

7. Logam Al berwarna putih mengkilap, mempunyai titik leleh tinggi

(660°C), moderat lunak, dapat dibuat aliansi, dan tahan terhadap korosi udara.

8. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³)

9. Tahan korosi

10. Penghantar listrik dan panas yang baik

11. Mudah di fabrikasi/di bentuk

12. Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa

(3)

98

Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi dengan pemaduan dan heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya. Aluminium komersil selalu mengandung ketidak murnian ± 0,8% biasanya berupa besi, silicon, tembaga dan magnesium. Sifat lain yang mnguntungkan dari aluminium adalah sangat mudah difabrikasi, dapat dituang (dicor) dengan cara penuangan apapun. Dapat deforming dengan cara: rolling, drawing, forging, extrusi dll. Menjadi bentuk yang rumit sekalipun.

Pembuatan alumunium

Aluminium dibuat dalam skala yang sangat besar, dari bauksit. Ia dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH (aq) dan diendapkan ulang sebagai

Al(OH)3 dengan menggunakan CO2. Hasil dehidrasinya dilarutkan dalam

lelehan kriolit (Na3AlF6)., dan lelehannya pada 800 sampai 1000oC

dielektrolisis. Aluminium adalah logam yang keras, kuat dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia bagai manapun juga tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang tebal seringkali dilapiskan secara elektrolitik pada aluminium, yaitu proses yang disebut anodisasi; lapisan-lapisan segar dapat diwarnai dengan pigmen.

Alumunium dapat dibuat dari elektrolisis Al2O3 cair dengan larutan

elektrolit kriolit (Na3AlF6)

Reaksi : Al2O3 2 Al3+ +3 O2 -menempati urutan ke 3 diantara unsure yang terbesar kelimpahannya dikerak bumi. Bijih Aluminium yang terpenting adalah bauksit yang mengandung

Al2O3. Sepanjang sejarah peradaban manusia, senyawa aluminium sudah

digunakan diberbagai-bagai bidang. Tanah liat pada dasarnya adalah hidrat aluminium silkikat dan tembikar sudah sejak 8000 tahun yang lampau. Aluminium adalah logam yang ringan, stabil di udara, mudah dibuat, kuat dan tahan terhadap korosi.

Untuk ekstraksi aluminium bauksit perlu dimurnikan berdasarkan sifat amfoter dari aluminium dan senyawanya. Mula-mula pada bauksit ditambahkan larutan NaOH tidak melarut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan.

(4)

99

Jika filtrat mengandung AlO2- diasamkan akan terbentuk endapan Al(OH)3

+ H2O

AlO2- Al(OH)3

Setelah disaring, Al(OH)3 dipijar dan hasil pemijarannya adalah Al2O3 (s)

+ 3H2O AlO2

-Al(OH)3

panas

Pada ekstraksi aluminium, Al2O3 (s) dilarutkan dalam leburan kriolit

Na3AlF6 kemudian dilektrolisis.

Reaksi – reaksi ion Al33+ dalam air

Bila garam aluminium dilarutkan ke dalam air, ion Al3+ mengalami hidroksi.

Al3+ + H

2 [Al(H2O)6]3+

Ion hesa aquao aluminium (III) / (Al3+

(aq))

Oleh karena kerapatan ion sangat besar maka ion ini dapat menarik

elektron dalam ikatan OH- dari air dekatnya, sehingga air merupakan donor

proton.

[ Al(H2O)6)]3+ + H2O [Al(H2O)5(OH)2+] + H3O

Oleh karena itu larutan garam Al3+ bersifat asam, asam-asam asetat.

Jika basa yang lebih kuat dari air seperti S2- dan CO

22- ditambahkan pada

larutan aluminium, ion H+ akan dilepaskan dari [ Al(H

2O)6)]3+ .

[Al(H2O)6]3+ + 3 S- [Al(H2O)3(OH)3] + 2 H2S

Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH (aq) ditambahkan pada larutan garam Al.

[Al(H2O)6]3+ + 3OH- (aq) [Al(H2O)3(OH)3] + (H2O)3

Dengan NaOH (aq) berlebih endapan akan melarut.

[Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH- [Al(H2O)3(OH)3] + H2O

Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH (aq),

(5)

100

diramal bahwa aluminium lebih reaktif dari seng dan logam ini mudah bereaksi denga oksigen, melarut dalam asam encer dan membebaskan hidrogen. Meskipun tidak terlihat denga jelas, sebenarnya aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun, setiap permukaan aluminium yang baru segera dilapisi oleh

aluminium oksida sangat tipis. Lapisan oksida yang hanya setebal 104 m sangat

keras, stabil dan tidak berpori iti melindungi aluminium dari reaksi dengan oksigen sehingga terhalang dari oksida selanjutnya.

II. ALAT DAN BAHAN

Eksperimen 1 : Reaksi dengan Asam Klorida

1. Mencampurkan 5 mL asam klorida encer dengan 3 keping logam

(6)

101

2. Memanaskan campuran ini jika Al belum bereaksi setelah 5

menit.

3. Mengulangi percobaan dengan pita Mg sebagai pengganti keping

Al.

Eksperemen 2 : Reaksi dengan Larutan Natrium Hidroksida

1. Mencampurkan 5 mL larutan NaOH encer dengan 3 keping Al

atau sesendok serbuk Al dalam tabung reaksi.

2. Memanaskan tabung reaksi tersebut jika setelah 5 menit belum

terjadi reaksi.

3. Mengulangi percobaan dengan serbuk Mg sebagai pengganti Al.

4. Membandingkan kedua reaksi.

Eksperimen 3 : Reaksi dengan Oksigen

1. Meletakkan secarik Alumunium foil dalam gelas kimia.

2. Menetesi dengan larutan merkuri (II) klorida.

3. Membiarkan beberapa menit, kemudian mencuci Al foil

dengan air.

4. Membiarkan foil ini beberapa menit di udara.

Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan Magnesium Oksida

1. Memeriksa reaksi dari aluminium oksida dan magnesium oksida dengan air.

2. Memeriksa pH larutan.

3. Memeriksa reaksi oksida-oksida ini, mula-mula dengan asam klorida encer kemudian dengan natrium hidroksida encer (menggunakan 0,1 g oksida dalam 3 mL asam atau basa).

Eksperimen 6 : Membandingkan Sifat Asam Basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi.

1. Menuangkan 3 mL larutan Al3+ (aq) ke dalam

sebuah tabung reaksi ke dalam tabung yang lain 3 mL larutan Mg2+ 0,1

M.

2. Memeriksa pH setiap larutan dengan kertas

(7)

102

3. Menambahkan larutan NaOH encer pada 3

mL larutan Al3+ (aq) 0,1 M sehingga endapan yang terbentuk melarut

lagi.

4. Mengulangi percobaan untuk larutan Mg2+

(aq) 0,1 M sebagai pengganti larutan Al3+ (aq) 0,1 M.

IV. DATA PENGAMATAN

No Variabel yang diamati Hasil Pengamatan

1

2

Eksperimen 1. Rekasi dengan HCl 5mL HCl encer + 1 Keping logam Al

- Memanaskan

5mL HCl encer + 1 keping pita Mg

- Larutan

Eksperemen 2 : Reaksi dengan Larutan Natrium Hidroksida

5mL NaOH encer + 1 keping Al

- Memanaskan

5ml NaOH encer + 1 keping pita Mg

- Memanaskan

Eksperimen 3 : Reaksi dengan Oksigen

Secarik aluminium foil + ±24 tetes HgCl2

(8)

103

No Variabel yang diamati Hasil Pengamatan

1

Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan Magnesium Oksida

Al2O3 + 3 mL air

0,1034g Al2O3 + 3mL HCl

0,1037g Al2O3 + 3mL NaOH

0,1060g MgO + 3mL air

(9)

104

kedalam larutan HCl encer menghasilkan sedikit gelembung gas di logam Al. Reaksinya berjalan lambat, sehingga memerlukan pemanasan agar keping Al melarutkan walaupun sedikit dan gelembung gas semakin banyak.

Pada dasarnya logam Al kurang reaktif karena terlindung oleh oksidanya, sehingga perlu pemanasan. Pada saat aluminium bereaksi dengan asam maka akan menghasilkan gas hidrogen. Sedangkan pada pencampuran 5 ml larutan HCl encer dengan 1 pita magnesium, reaksi berlangsung cepat, dimana Mg langsung melarut disertai terbentuk gelembung gas yang banyak dan larutan menjadi panas. Mg sangat mudah bereaksi dengan mereduksi ion

H+ menjadi H

2 dan menghasilkan garam MgCl2.

Reaksi yang terjadi :

Al (s) + 3 H+ (aq) Al3+(aq) + 3H 2 (g)

Mg+ (s) + 2HCl (aq) MgCl(aq) + 3H 2 (g)

Dilihat dari potensial elektroda masing-masing :

(10)

105

Dari harga potensial elektroda di atas dapat diketahui bahwa Mg lebih besar potensial elektroda dibandingkan potensial elektroda Al. Dengan kata lain walaupun Al dan Mg sama-sama bisa bereaksi dengan HCl encer, tetapi Mg lebih mudah bereaksi dari pada Al.

Eksperemen 2 : Reaksi dengan Larutan Natrium Hidroksida

Pada percobaan ini, saat 3 keping logam Almuium dimasukkan kedalam NaOH encer terlihat ada gelembung gas. Namun reaksi ini berlangsung agak lambat karena pada Aluminium terdapat lapoisan oksida yang melapisinya. Sehingga dilakukan pemanasan agar mempercepat reaksi.

Reaksi yang terjadi adalah:

Al2O3 (s) + 2OH- (aq) + 3H2O 2[Al(OH)4]- (aq) + H2 (g)

Pada perlakuan berikutnya yaitu memasukkan pita Mg dalam 5 ml NaOH encer menghasilkan gelembung sedikit. Bila dibandingkan dengan Aluminium, maka jumlahnya lebih sedikit, lalu dilakukan pemanasan, reaksi ini berlangsung lambat.

3MgO (s) + 3OH- + 5H2O 3 [Mg(OH)3]- + 2H2 (g) + 2O2 (g)

Eksperimen 3 : Reaksi dengan Oksigen

Percobaan ketiga ini yaitu meneteskan larutan HgCl2 pada kertas

alumunium Foil, menurut hasil pengamatan pada Aluminium Foil terbentuk gelembung seperti luka melepuh. Kemudian mendiamkan beberapa menit Aluminium Foil menjadi warna keabu-abuan akibat terkikisnya lapisan Aluminium pada aluminium Foil tersebut. Alumunium Foil dicuci dengan air terbentuk gelembung dibawahnya. Setelah itu membiarkannya beberapa menit diudara. Kertas Aluminium Foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur menjadi abu.

Reaksi dengan oksigen terjadi setelah Al Foil direaksikan dengan HgCl2

yang membentuk oksida, Al yang berbentuk seperti abu, yaitu Al2O3.

Reaksi :

HgCl2 + Al2O3 2 AlCl3 + 3 HgO

HgCl2 dapat membersihkan lapisan permukaan Alumunium Foil secara,

efektif karena HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium

(11)

106

Setelah lapisan Aluminium terkikis, kemudian dicuci dengan aquadest. Perlakuan selanjutnya yaitu membiarkan di udara, sehingga terjadi reaksi

dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida (AlCl3) yang melindungi dari

oksidasi lebih lanjut.Reaksi yang terjadi :

2 Al (s) + 3/2 O2 (g) Al2O3 (s)

Tetapi saat dibiarkan di udara kertas Al Foil terkelupas semua dan lama

kelamaan hancur menjadi abu. Hal ini mungkin terlalu banyaknya HgCl2 yang

ditetesi sehingga bukan hanya menghilangkan pelindung oksida pada aluminium melaikan menghancurkan aluminiumnya juga.

Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan Magnesium Oksida

Oksida Al (Al2O3) dalam air cenderung membentuk asam, walaupun

juga bisa bersifat basa, karena memiliki sifat amfoter, dimana H2O akan

memberikan sifat asam (H+) sehingga terbentuk 2Al(OH)

3. Pada saat

pengukuran diketahui pH= 8. Adapun reaksi yang terjadi adalah: Al2O3 + H2O 2Al(OH)3

Al2O3 dicampur dengan HCl ener menghasilkan larutan keruh dan

terdapat endapan putih dan bersifat asam.

Al2O3 (s) + 6HCl (aq) encer AlCl3 (aq) lambat + 3H2O (g)

Al2O3 yang direaksikan dengan NaOH terdapat endapan putih dan

setelah diuji dengan indikator universal didapat pH=13.

Adapun rekasi yang terjadi adalah:

Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) —> 2NaAl(OH)4(aq)

Sedangkan untuk MgO dalam air cenderung membentuk basa karena

terdapatnya endapan putih Mg(OH)2 yang merupakan basa kuat. pH=9

MgO (s) + H2O (aq) encer Mg(OH)2 (s)

Sedangkan untuk MgO dalam HCl encer menghasilkan endapan putih keruh dan melayang-layang. Setelah diuji dengan indikator universal, pH=9

(12)

107

MgO direaksikan dengan NaOH menghasilkan laruta keruh dan terdapat endapan putih, dan pada saat duji dengan kertas indikatot universal didapat pH=13. Adapun reaksi yang terbentuk adalah:

MgO(s) + 2NaOH(aq) - - - - > Mg(OH)2 + 2Na2O(aq)

Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa logam Aluminium dapat bereaksi dengan senyawa asam encer dan basa encer. Dengan kata lain sifat yang

dimiliki oleh logam Aluminium itu disebut Amfoter.

Eksperimen 6 : Membandingkan Sifat Asam Basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi.

Pada percobaan keenam, dimana ketika larutan Al3+ tersebut diperiksa

dengan kertas indikator, pHnya = 3 hal ini menunjukkan bersifat asam.

Kemudian ketika larutan Mg2+ diperiksa dengan kertas indikator pH = 6, yang

menunjukkan Mg2+ tersebut bersifat masih asam, namun sebenarnya Mg2+

bersifat basa. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan praktikan dalam mengamati warna dalam kertas indikator.

Untuk Al3+ ketika ditambahkan NaOH encer larutan berwarna putih

susu dan terdapat endapan putih, kemudian endapan melarut saat penambahan NaOH 7 mL, karena Al3+ juga bersifa basa (amfoter), sehingga ion akan

Reaksi dalam larutan NaOH berlebih :

[Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH (aq) [Al(H2O)2(OH)4]- (aq) + H2O (aq)

VI. KESIMPULAN

(13)

108

Aluminium memiliki lapisan oksida Aluminium yang bersifat melindungi logamnya. Sedang pada reaksi Pita Mg dengan HCl encer berlangsung dengan cepat tanpa ada pemanasan.

2. Logam aluminium lebih mudah terlarut dalam larutan NaOH dibandingkan dengan Magnesium

3. Larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan aluminium foil.

4. Ion Al3+ bereaksi dengan basa kuat menghasilkan endapan,

penambahan NaOH selanjutnya dapat melerutkan kembali endapan,

sedangkan untuk ion Mg2+ endapannya tidak dapat larut.

5. Aluminium bereaksi dengan asam menghasilkan gas nitrogen Al(s) + 3H+(aq) - - - > Al3+ + 3/2 H2

Aluminium beraksi dengan basa kuat menghasilkan larutan Aluminat: Al(s) + OH-(aq) - - - > [Al(OH)4]- + 3/2 H2

VII. DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia.Bandung: PT.Citra Aditya

Bakti.

Alfara. 16 Juni 2009. Pembuatan Aluminium. afrahamiryano.blogspot.

http://afrahamiryano.blogspot.com/2009/06/pembuatan-aluminium.html

.

diakses tanggal 25-06-2010.

Anonim. 5 Juni 2010. Aluminium. Wikipedia Eksiklopedia Bebas.

http://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium. diakses tanggal 25-06-2010.

Cotton dan wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarata: UI

Dini Harsanti. 17 Desmber 2008. Pembuatan Logam Aluminium.

diniharsanti.blogspot. http://diniharsanti.blogspot.com/

2008/12/pembuatan-logam-aluminium.html. diakses tanggal 25-06-2010.

S,Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung : ITB

Saadi, Parham dan Mahdian. 2008. Panduan Praktikum Kimia Anorganik.

(14)

109

LAMPIRAN

Eksperimen.1.Reaksi dengan HCl

1. Reaksi dengan HCl

- Al = saat ditambahkan HCl terbentuk gelembung gas dikeping Al,

reaksi lambat sehingga memerlukan pemanasan. Reaksi

Al2O3(s) + 6 HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2(g)

- Mg = saat ditambahkan HCl, Mg melarut dan terbentuk gelembung-gelembung gas, reaksi cepat sehingga tanpa pemanasan.

Reaksi

Mg(s) + 2 HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)

2. Baik Al maupun Mg dapat bereaksi dengan HCl membentuk suatu garam

dan gas H2, dan harga potensial elektrodanya positif (+) sehingga dapat

bereaksi. Al lambat bereaksi karena harga potensial elektroda Mg lebih besar dibandingkan Al.

Eksperimen.2. Reaksi dengan larutan NaOH

3. Logam Al

Saat ditambahkan NaOH terdapat gelembung gas sedikit (namun lebih banyak bila dibanding dengan Mg). Logam Al melarut dan timbul gelembung gas yang banayak pada saat pemanasan.

Pita Mg

Saat ditambahkan NaOH terdapat gelembung-gelembung gas setelah dipanaskan Mg melarut sedikit (reaksi berjalan lambat dibanding dengan logam Al).

4. Persamaan reaksi yang terjadi:

(15)

110

Mg(s) + 2NaOH Mg(OH)2 +2 Na+

6. Karena apabila panci Aluminium dicuci dengan Na2CO3 akan rusak dan

bereaksi dengan Na2CO3 sehingga lapisan Aluminium akan terkikis.

Eksperimen.3. Reaksi dengan Oksigen

7. Reaksi dengan Oksigen

Ketika larutan HgCl2 diteteskan pada kertas Al Foil. Pada Al Foil

terbentuk gelembung dan terkikis, setelah didiamkan kemudian dicuci dengan air, terbentuk gelembung dibawah Al. Foil. Saat dibiarkan diudara lapisan Al terkelupas semua dan lama-kelamaan hancur seperti abu. Persamaan reaksi :

HgCl2(aq) + Al2O3(s) 2 AlCl3 + 3 HgO

2 Al(s) + 3/2 O2(g) Al2O3(s)

8. Karena HgCl2 dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium, sesuai

dengan reaksi no.7 di atas

9. Terbentuk Al2O3 karena saat Al bereaksi dengan udara membentuk lapisan

tipis oksida yaitu Al2O3 yang melindungi dari oksidasi lebih lanjut. Al2O3

stabil karena sulit bereaksi dengan udara yang ada disekitarnya serta sulit bereaksi dengan asam/basa encer dan asam pekat.

10. Aluminium tidak mengalami korosi karena Al terlindungi oleh oksidanya sehingga sulit bereaksi dengan udara.

11. Kegunaan logam Aluminium: a. Untuk lapisan peralatan memasak b. Untuk pembungkus makanan

c. Untuk bahan kontruksi dasar pada rangka, baik gedung mobil maupun pesawat terbang

d. Sebagai kabel listrikl

Sifat Aluminium:

(16)

111

b. Bersifat reflektif c. Daya hantar listrik besar d. Sebagai reduktor

Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan Magnesium Oksida

15. Reaksi Al2O3 dengan air menghasilkan larutan keruh dan terdapat endapan putih serta pH=8.

Reaksi MgO dengan air menghasilkan larutan berendapan putih dengan pH=8.

Adapun kedua oksida ini sama-sama bersifat basa.

16. Oksida yang bersifat basa adalah MgO Amfoter adalah Al2Cl3.

asam melepaskanIon H+ bila dilarutkan dalam air, untuk melepaskan AL2+,

sedangkan Mg2+ bersifat basa.

19. Ketika larutan Al3+ ditambahkan NaOH 1 ml terbentuk endapan putih,

kemudian ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 6 ml endapan melarut Reaksi :

Al3+(aq)+ 3 NaOH(aq) Al(OH)

3(s) + 3 Na+(aq)

[Al(H2O)6]3+ + 3 OH- [Al(H2O)3(OH)3](s) + 3H2O(l)

20. [Al(H2O)2]- melarut sedangkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak melarut, karena

[Al(H2O)2]- merupakan ion kompleks yang tentunya melarut, sedangkan

[Al(OH)3(H2O)3] tidak dapat mengion sebagai donor akseptor elektron

(17)

112

21. Ketika larutan Mg2+ 0,1M tidak melarut dalam NaOH berlebih karena

Mg2+(aq) tidak bersifat amfoter seperti Al3+(aq), sehingga tidak dapat

berbalik sifat untuk menyesuaikan dengan larutannya, karena endapan basa tidak bisa larut dalam basa.

22. Perbedaannya :

(18)

113

Larutan

5 mL HCl 0,01 M + 1 keping

Aluminium *

5 mL NaOH 0,01 M + 1 keping Aluminium

Larutan

FLOWCHART

Eksperimen 1. Reaksi dengan asam klorida

- mendiamkan selama 5 menit - memanaskan campuran jika tidak

terjadi reaksi

* Mengulangi percobaan dengan menggunakan1 pita Magnesium sebagai pengganti 1 keping Aluminium

Eksperimen 2. Reaksi dengan larutan natrium hidroksida

- mendiamkan selama 5 menit - memanaskan jika tidak terjadi reaksi

(19)

114

Aluminium foil + larutan merkuri (II) klorida

serbuk berwarna keabu-abuan

Al2O3 + Aquadest

Larutan Al(OH)3

NaOH (aq) 0,1 M + 3 mL Al3+ (aq) 0,1 M *

Larutan

Menambahkan NaOH sedikit demi sedikit sampai endapan yang terbentuk melarut lagi Eksperimen 3. Reaksi dengan oksigen

- membiarkan beberapa menit - mencuci Aluminium foil dengan air

Eksperimen 5. Reaksi dengan oksigen

- memasukkan kedalam tabung reaksi

- memeriksa rekasi

- memeriksa pH

NB: Mengulangi percobaan dengan mengganti Al2O3 dengan MgO

(20)

115

3 mL Al3+ (aq) 0,1 M

pH larutan

pH larutan 3 mL Mg2+ (aq) 0,1 M

NaOH (aq) 0,1 M + 3 mL Al3+ (aq) 0,1 M *

Larutan

Menambahkan NaOH sedikit demi sedikit sampai endapan yang terbentuk melarut lagi

NB:

- Mengulangi percobaan yang sama dengan mengganti NaOH encer dengan HCL encer.

- Mengulangi percobaan yang sama dengan mengganti Al2O3 dengan MgO

Eksperimen 6. Reaksi dengan oksigen

- memeriksa pH larutan dengan kertas indikator

- memeriksa pH larutan dengan kertas indikator

(21)

116

* Mengulang percobaan untuk larutan Mg2+ (aq) 0,1 M sebagai pengganti

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti menemukan ada usia 2 tahun dan 10 tahun yang menderita Batu Saluran Kemih di RS Martha Friska.Berdasarkan kondisi tersebut penulis tertarik untuk melakukan

Penelitian tahap kedua, ekstraksi antosianin dengan menggunakan pelarut aquades yang ditambahkan asam sitrat 1% merupakan perlakuan terbaik dalam mengekstraksi antosianin dari

Sejalan dengan itu Uchino (2004, dalam Sarafino & Smith, 2012) menyatakan bahwa social support atau dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, kepedulian, atau bantuan yang

sejauh mana konsentrasi sublethal fenol terhadap perubahan histologi insang dan hepatopankreas kepiting bakau (Scylla serata), sehingga diharapkan informasi ini

selaku Pembimbing II yang sangat membantu perjalanan proses skripsi serta atas segala masukan dan bimbingan yang membangun dalam pembuatan karya tulis skripsi..

Implementasi algoritma firefly pada n-queens problem dalam penelitian ini bertujuan untuk menemukan solusi n- queen problem berdasarkan aturan n-queen lalu

Sedangkan untuk arsip-arsip yang masa penggunaannya secara aktif dan inaktif sudah selesai berdasarkan JRA namun arsip tersebut mempunyai nilai sejarah, maka SDM pengelola

Prinsip tujuan pemanasan susu hingga suhu 35 °C pada pembuatan keju Mozzarella yaitu untuk memberikan suhu yang sesuai, sehingga kinerja enzim rennet lebih optimal.. Pemakaian