• Tidak ada hasil yang ditemukan

Islam Normatif Dan Historis dan awal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Islam Normatif Dan Historis dan awal "

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Islam Normatif Dan Historis Joko Suparyanto

138

Islam merupakan penutup semua agama yang telah diturunkan, dengan mengimani Allah. Pengikut agama Islam biasa disebut muslim. Islam sering dijadikan sebagai sebagai kajian budaya di kalangan muslim maupun non muslim. Kadang dalam melihat Islam sering terjadi persepsi berbeda untuk menjelaskan Islam. Jika melihat dari sudut normatif, Islam merupakan agama di dalamnya mengandung ajaran Allah dengan berkaitan akidah maupun mu’amalah. Dan jika melihat dari sudut historis di dalamnya terkandung sejarah maupun budaya dalam masyarakat.1

Islam merupakan agama yang mendunia dan mendapat sorotan dari berbagai pihak, baik dari perspektif insider mauput outsider dari dalam islam itu sendiri maupun dari luar islam. Era globalisasi saat ini, mengajak manusia terhadap kemampuan menjemput informasi secara cepat dan terbuka, termasuk kabar yang terkait dengan permasalahan dunia international, kususnya dalam dunia islam yang saat ini banyak di hubungkan dengan klompok fundamentalis dan radikalis.2

Kata islam dari sebagian orang islam selalu diartikan sebagai sebuah wujud yang utuh antara doktrin dan praktik yang dilakukan oleh para pemeluknya. Shingga hubungan antara doktrin dan kenyataan sosial pelakunya sebaian besar telah dipahami sebagai satu kesatian yang utuh. Secara historis hubungan antara dokrtin dan praktik perbedaanya, terutama masing-masing pada suatu wilayah masih menganduung jarak yang sngat memunkinkan untuk bisa dipilah perbedaan secara objektif.3

Dalam memahami Islam sebagai objek studi, perlu didudukkan terlebih dahulu secara jelas mana Islam doctrinal, Islam interpretasi, dan mana Islam historis. Islam doktrinal merupakan Islam pada tataran yang ideal, yaitu Islam yang dicita-citakan sebagaimana terruang dalam Al-Qur’an (sebagai kalam Allah) dan yang dijelaskan oleh Nabi dalam haditsnya. Teks Al-Qur’an sebagai wahyu dari Allah sudah teruji kebenaran dan autentisitasnya, sehingga kita yakin akan kebenarannya.

1Dedi Wahyudi Rahayu Fitri As, “Islam Dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam Di

Dunia Barat),” Fikri: Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya 1, No. 2 (2017): 268.

2Syafruddin Syam, “Studi Islam Integralistik: Antara Normativitas Dan Historisitas,”

Azkiya, (2010), 3, No. 4: 1.

3

(2)

Islam normatif adalah islam pada dimensi sakral yang diakui adanya realitas yang bersifat mutlak dan universal, melampaui ruang dan waktu atau sering disebut realitas ke-Tuhan-an.

Islam historis adalah islam yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sejarah dan kehidupan manusia yang berada dalam ruang dan waktu. Islam yang terangkai dengan konteks kehidupan orang yang mempercayainya. Oleh sebab itu realitas kemanusiaan tetap berada dibawah realitas ke-Tuhan-an. Pada umumnya normativitas ajaran wahyu dibangun, diramu, dibakukan dan ditelaah lewat berbagai suatu pendekatan teologis. Sedangkan historisitas keberagaman manusia ditelaah lewat berbagai sudut pendekatan sosial keagamaan yang bersifat multi dan disiplin, baik melalui pendekatan historis, filosofis, psikologis, sosiologis, kultural maupun antropologis.4

Islam historis merupakan unsur kebudayaan yang dihasilkan oleh setiap pemikiran manusia dalam interpretasi atau pemahamannya terhadap teks, maka islam pada tahap ini terpengaruh bahkan menjadi sebuah kebudayaan. Dengan semakin adanya permasalahan yang semakin kompleks, maka kita yang hidup pada era globalisasi harus terus berjuang untuk mendapatkan pemikiran-pemikiran untuk mengatasi permasalahan kehidupan yang semakin kompleks sesuai dengan latar belakang kultur dan sosial yang melekat pada masyarakat saat ini.

Ketika islam dilihat dari segi normatif, maka islam adalah agama yang didalamnya mengadung ajaraan ketuhanan dan leih mengarah ke akidah dan mu’amalah. Dan ketika islam dilihat dari segi historis, maka islam nampak sebagai disiplin ilmu. Historis adalah suatu ilmu yang didalamnya membahas berbagai peristiwa yang meliputi, tempat, waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku dari pristiwa tersebut.

4

Referensi

Dokumen terkait

Stoltz (2005) menambahkan bahwa individu yang memiliki kemampuan untuk bertahan dan terus berjuang dengan gigih ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan hidup,

Dewasa ini zaman semakin berkembang sejalan dengan permasalahan masyarakat yang semakin kompleks. Hal ini sangat berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakat untuk

Stoltz (2004) menambahkan bahwa individu yang memiliki kemampuan untuk bertahan dan terus berjuang dengan gigih ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan

Pada Era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini tentu tantangan-tantangan yang akan dihadapi Bangsa Indonesia akan semakin kompleks dan beragam, mulai

Pada era informasi dan tekhnologi sekarang ini, peran dunia usaha dan masyarakat sudah semakin kompleks sehingga menuntut terus akan

Dalam menghadapi era globalisasi, era otonomi daerah dan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi, tentunya dalam mewujudkan seluruh program yang telah dipaparkan

Stoltz (2004) menambahkan bahwa individu yang memiliki kemampuan untuk bertahan dan terus berjuang dengan gigih ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan

Terlebih lagi dengan perkembangan globalisasi pada era demokrasi saat ini, Polri semakin dituntut untuk terus meningkatkan eksistensinya untuk meraih kepercayaan masyarakat sebagai