• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Enhancing Learning Outcomes Through Cooperative Learning Model Group Investigation on 5th Grade Students T1 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Enhancing Learning Outcomes Through Cooperative Learning Model Group Investigation on 5th Grade Students T1 BAB III"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II tahun 2016-2017. Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dengan jumlah siswa 29 siswa, yang terdiri atas 14 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Siswa kelas V ini hasil belajarnya masih rendah dalam pembelajaran IPA. Dari 29 siswa terdapat 19 siswa mendapatkan nilai dibawah 70 atau belum mencapai KKM yang ditentukan. Karakteristik siswa kelas V ini adalah berumur antara 10 tahun sampai 11 tahun, kelompok umur tersebut sesuai dengan teori perkembangan kognitif tergolong dalam tahap berpikir konkrit atau nyata.

Sarana dan prasarana yang terdapat di SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan yaitu ruang kelas 1 sampai kelas 6, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tamu, ruang UKS, kamar mandi, gudang, lapangan yang biasa digunakan untuk upacara, olahraga, dan tempat bermain, tempat parkir dan perpustakaan. Objek pada penelitian ini adalah siswa kelas V hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini bekerja sama dengan guru kelas V yaitu, Sri Handayani S. Pd. Guru kelas yang berperan sebagai pengajar.

3.2 Jenis Penelitian

(2)

kolaboratif, yaitu yang dilakukan oleh sekelompok peneliti melalui kerjasama. Kolaborasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kolaborasi antara guru dan peneliti.

3.3 Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain yang dikemukakan oleh Kemmis dan MC Taggart yang terdiri dari empat komponen yakni: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun desain PTK yang dimaksud menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya), yang disajikan dalam bagan berikut ini.

SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Gambar 3.1 Tahap

pelaksanaan PTK

Rancangan desain penelitian ini mengacu pada model siklus menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010). Keempat siklus tersebut merupakan satu siklus atau putaran, yang artinya setelah langkah ke empat lalu kembali ke satu dan seterusnya. Meskipun sifatnya berbeda, langkah kedua dan ketiga dilaukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga pengamat, munkin pengamat dilakukan setelah pelaksana, yaitu dengan cara

PERENCANAAN

SIKLUS I PELAKSANAAN REFLEKSI

PENGAMATAN

PERENCANAAN

SIKLUS II

PENGAMATAN

(3)

mengingat-ingat apa yang telah terjadi. Secara utuh, tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan, melalui tahapan sebagai berikut:

a. Tahap 1 : Menyusun Rancangan Tindakan (Perencanaan)

Penyusunan rancangan mempunyai kesepakatan bersama antara guru yang melaukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Upaya tersebut dilaukan untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat dan mutu kecermatan pengamatan yang dilaukan. Rencana penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang terstruktur serta terencana, namun tidak menutup kemungkinan untk mengalami perubahan sesuai dengan situasi serta kondisi yang sudah ada.

b. Tahab II : Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap dua ini implementasi atau penerapan isi rancangan menggunakan tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah dalam tahap dua ini pelaksana guru harus ingat serta taat pada apa yang telah dirumuskan dalam rancangan, tapu harus pula berlau wajar. Memodifikasi tetap diperbolehkan, selama tidak mengubah prinsip.

c. Tahap III : Pengamatan

Tahap ini adalah pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Sebenarnya sedikit kurang tepat jika pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan bersamaan atau pada waktu tindakan sedang dilaukan.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini kegiatan mengemukakan kembali yang telah terjadi. Mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data dari lembar observasi dan dapat pula bertanya jawab dengan subjek tentang apa yang dialami, kemudian dilaukan evaluasi untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya.

(4)

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan 2 variabel yaitu variabel independen atau sering disebut variabel bebas dan variabel dependen atau sering disebut variabel terikat. Hal ini yang diteliti adalah hasil belajar IPA dengan menggunakan model Group Investigation siswa kelas V SDN 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.

3.4.1 Variabel Bebas Independen (X)

Variabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran tipe Group Investigasion. Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut dapat bekerja didalam tim melaukan investigasi untuk memecahkan masalah guna memperolah suatu pengetahuan.

3.4.2 Variabel Terikat Dependen (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan

3.5 Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus, yang setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Kemmis dan Mc. Taggart menyatakan bahwa ada tiga tahab rencana tindakan yang utama dalam penelitian tindakan diantaranya adalah; perencanaan (planning), tindakan (acting), dan yang terakhir pengamatan (observasing), serta refleksi (reflecting) (Arikunto, 2010). Berikut adalah rincian dari tiga tahapan penelitian tindakan kelas:

(5)

Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan tindakan yang akan dilaukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran group investigation (GI). Langkah – langkah perencanaan untuk siklus I ini adalah sebagai berikut :

a. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan materi.

b. Membuat materi pembelajaran yang sesuai materi pelajaran.

c. Mempersiapkan sumber serta media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan fasilitas yang dibutuhkan.

d. Menyiapkan LKS untuk siswa. e. Menyiapkan lembar observasi.

f. Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa. B. Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan, berikut adalah rincian pelaksanaan tindakan :

a. Salam pembuka. b. Berdo’a.

c. Presensi.

d. Apresepsi, siswa diingatkan kembali mengenai kompetensi dasar berkaitan dengan materi yang dipelajari sebelumnya.

e. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pelajaran.

f. Menyampaikan tujuan dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. g. Guru menyampaikan materi pelajaran.

h. Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

i. Guru memberi arahan jalannya pembelajaran melalui model pembelajaran GI. j. Siswa bersama kelompok memilih sub bab atau materi yang akan diinvestigasi

dengan cara melakukan percobaan.

(6)

l. Siswa dalam kelompok bekerjasama melaukan kegiatan investigasi dengan bimbingan guru.

m. Siswa diberi LKS dan melakukan diskusi kelompok. n. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan diskusi.

o. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal – hal yang belum jelas, dari materi yang dipelajari.

p. Guru mengadakan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. q. Guru memberikan evaluasi dengan cara individu.

Selama berlangsungnya proses pembelajaran, guru mengamati keaftifan siswa dalam proses melaukan investigasi dengan cara melaukan percobaan. Melalui pencatatan dengan menggunakan lembar observasi, peneliti mengamati jalannya kegiatan dalam pembelajaran serta perubahan yang terjadi saat penerapan pembelajaran IPA dengan penggunaan model GI.

C. Refleksi

a. Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran group investigation

c. Membuat daftar permasalahan yang telah terjadi pada siklus I.

d. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat memperbaiki pendekatan yang telah dilaukan pada siklus I.

Siklus II meliputi: A. Perencanaan ulang.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, selanjutnya dilaukan perencanaan ulang seperti pada perencanaan di siklus I. Setelah itu peneliti mencatat permasalahan serta kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran berlangsung dan merencanakan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.

B. Tindakan dan Pengamatan

(7)

a. Melaksanakan tindakan seperti pada siklus I sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I.

b. Mengawasi siswa yang masih pasif dengan bimbingan khusus.

c. Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan – kesalahan serta kesulitan yang dihadapi siswa.

Selama proses pembelajaran berlangsung guru mengamati aktifitas yang dilakukan oleh siswa saat melakukan investigasi dengan cara melakukan proses percobaan. Pengamat melakukan pengamatan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan lembar observasi, observer juga mengamati jalannya kegiatan dalam proses pembelajaran serta mencatat setiap kegiatan perubahan yang terjadi pada saat penerapan pembelajaran mpdel pembelajaran group investigation (GI)

C. Refleksi

a. Menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan saat observasi.

b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru pada saat menerapkan model pembelajaran GI.

c. Mengevaluasi proses serta hasil pembelajaran siklus II, apakah pemberian tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan.

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Sugiyono (2010) menyatakan teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama di dalam penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yaitu :

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik Tes

Teknik tes adalah salah satu alat untuk melaukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik pada suatu objek. Djemari (2008), tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes formatif berbentuk pilihan ganda.

(8)

a. Observasi

Menurut Arifin,(2012) Observasi merupakan suatu proses pengamatan serta pencatatan secara sistematik, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari observasi ini adalah untuk mengamati dan mengetahui perkembangan keaktifan belajar siswa dan kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan model GI.

b. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang tertulis. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik yang tertulis.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Trianto (2011) Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut sistematis dan dipermudah olehnya. Untuk memperoleh data yang akurat maka dibutuhkan instrumen yang baik, sehingga peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dapat diketahui dengan penggunaan model pembelajaran group investigation. Berikut ini adalah prosedur pembuatan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Soal Tes

Peneliti menggunakan soal tes sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Soal tersebut berupa pilihan ganda yang telah diujikan dengan menggunakan SPSS 22.0 for windows 7 bertujuan untuk mengetahui validitas dan reabilitas dari tiap butir soal dalam soal tes tersebut. Kemudia diperoleh hasil soal yang valid dan reliabel. Berikut ini adalah kisi-kisi tes siklus I dan II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

(9)

SK KD Indikator Nomor Item Jumlah

Tabel Kisi-Kisi Instrumen Tes Siklus II Mata Pelajaran IPA

SK KD Indikator Nomor

a. Lembar Obseravasi

Lembar observasi merupakan catatan yang menggambarkan suatu tingkat aktivitas guru dan siswa selama proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan observasi dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan tentang kegiatan guru dan siswa selama mengikuti proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Adapun kisi-kisi lembar observasi tentang aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3.3

(10)

Model Pembelajaran Group Investigation Siklus I dan II

Petunjuk : Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia untuk setiap aspek yang diamati

No Aspek yang diamati

Penilaian

Ya Tidak I Pra pembelajaran

1. Mempersiapkan ruang kelas yang akan digunakan untuk proses pembelajaran

2. Mempersiapkan alat dan media pembelajaran

II Kegiatan Awal Pembelajaran

3. Mengajak siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing

4. Memeriksa kehadiran siswa

5. Memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran

6. Memberikan Apresepsi

7. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

III Kegiatan Inti Pembelajaran

8. Membimbing pembelajaran dengan model GI

10. guru menyajikan materi dengan menggunakan media pembelajaran

11. Mengaitkan materi dengan realita kehidupan

12. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri dari 5-6 anak)

13. Guru menjelaskan aturan berkelompok sebelum melakukan investigasi

14. Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok 15. Guru membagikan LKS dalam setiap kelompok

16. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

17. Guru memberikan kesempatan kelompok lain untuk menanggapi

IV Kegiatan Akhir Pembelajaran/Penutup

18. Membimbing siswa membuat rangkuman kesimpulan pembelajaran

19. Melakukan refleksi.

20. Guru menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

21. Menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan salam

(11)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Siklus I dan II

Petunjuk : Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia untuk setiap aspek yang diamati

No Aspek Yang Diamati Penilaian

I Pra Pembelajaran Ya Tidak

1 Siswa menempati tempat duduknya masing-masing 2 Mempersiapkan alat tulis

II Kegiatan Awal Pembelajaran

3 Siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing 4 Absensi siswa

5 Siswa bernyanyi untuk menambah semangat

6 Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika menyampaikan tujuan pembelajaran

III Kegiatan Inti Pembelajaran

7 Memperhatikan materi yang disampaikan guru

8 Menjawab pertanyaan dari guru

9 Aktif bertanya ketika proses pembelajaran

10 Adanya interaksi posotif antar siswa

11 Kerjasama dalam menganalisis masalah sesuai subtopik yang dipilih

12 Aktif diskusi kelompok

13 Ketertarikan materi yang disajikan saat melaukan praktikum 14 Serius dalam diskusi

15 Mengerjakan tugas kelompok yang diberikan guru 16 Kerjasama antar anggota kelompok

17 Berani mempresentasikan hasil diskusi

18 Memberikan tanggapan dari hasil diskusi kelompok lain

IV Kegiatan Akhir Pembelajaran/Penutup

19 Siswa membuat rangkuman/kesimpulan 20 Merefleksi pembelajaran

21 Menutup pelajaran

Jumlah skor

3.7 Uji Realibitas dan Uji Validitas

(12)

kemampuan, sedangkan non tes untuk mengukur sikap dan keterampilan. Dalam penelitian ini, uji validitas dan uji reliabilitas hanya dilakukan untuk instrumen tes. Instrumen tes yang disusun peneliti akan diuji cobakan terlebih dahulu di kelas atasnya yaitu kelas V. Hal ini bertujuan untuk mengetahui soal yang valid dan tidak valid sehingga soal tersebut dapat dikerjakan oleh siswa kelas V dengan hasil yang maksimal. Instrumen itu dikatakan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan pemakainya apabila sudah terbukti validitas dan reliabilitasnya Usman dan Akbar, (2009).

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Slameto (2015) validitas ialah ”patokan sampai sejauh mana suatu pengujian menghasilkan pengukuran yang di-kehendaki. Untuk mengetahui tingkat kevalitan suatu soal yang akan di ujikan kepada siswa, maka sebelum diberikan soal tersebut sebaiknya diuji cobakan ke dalam kelas lain untuk mengetahui butir soal yang valid. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan di SD Negeri 04 Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dengan mengambil responden siswa kelas V yang berjumlah 29 siswa. Pedoman untuk menentukan rentang indeks validitas dapat ukur dengan rentang sebagai berikut Wardani Naniek, dkk (2012) dalam melakukan uji validitas suatu butir soal dikatakan valid jika memiliki koefisen validitas positif dan mendekati angka 1,00.

Tabel 3.5

Rentang Indeks Validitas

Uji validitas pada penelitian ini menggunakan uji validitas yang ditentukan oleh Wardani Naniek, dkk (2012) bahwa butir soal dikatakan valid jika memiliki koefisien 0.361. Uji validitas dilakukan 2 kali dengan indikator yang berbeda pada kelas V SDN 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Kemudian

No. Indeks Interpretasi

(13)

hasil pengujian diinput dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS sehingga diperoleh soal yang benar-benar valid yang dapat digunakn sebagai atal evaluasi pada akhir setiap siklus. Hasil uji validitas siklus I dan Siklus II dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Soal Tes Siklus I

No. Indikator Nomor Soal

Hasil Uji Validitas

Valid Tidak Valid

1. Menjelaskan

2. Menyebutkan sifat-sifat cahaya

2,6,8,12,15,17,21,24,26,29 2,6,8,12,17,26,29 15,21,24

3. Menyebutkan contoh peristiwa sifat-sifat koefisisen validitas sangat tinggi, tinggi maupun sedang. Dari 30 soal hanya 20 soal yang valid, soal yang valid dijadikan sebagai soal tes siklus I yang diberikan secara urut dari nomor 1-20.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Soal Tes Siklus II

No. Indikator Nomor Soal

1,3,5,7,9,11,14,18,19,23 1,3,5,7,9,11,18,23 14,19

2. Menyebutkan fungsi alat – alat optik

2,6,8,12,15,17,21,24,26,29 2,6,12,15,24,26,29 8,17,21

3. Membuat periskop sederhana

4,10,13,16,20,22,25,27,28,30 4,10,13,20,27,28 16,22,25,30

3.7.2 Uji Realibitas

(14)

Reliabilitas disebut juga keterandalan, keajegan, consistency, stability atau dependability. Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keajegan dan ketepatan skor tes. Ketententuan reliabilitas soal pada penelitian ini mengacu kepada rentang indeks reliabilitas yang dikemukakan oleh George dan Mallerry dalam Azwar (2005) yang mengikuti ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.8

Rentang Indeks Reliabilitas

No. Indeks Intrepretasi

1. a  0,7 Tidak dapat diterima

2. 0,7 < a  0,8 Dapat diterima

3. 0,8 < a  0,9 Reliabilitas bagus

4. a > 0,9 Reliabilitas memuaskan

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas soal makan diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai berikut :

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Siklus I

Tabel 3.10 Uji Reliabilitas Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.903 30

(15)

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom Cronbach’s Alpha kemudian dicocokan dengan tabel rentang indeks reliabilitas untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu soal. Setelah dilakukan uji reliabilitas menggunakan SPSS versi 16.00 maka didapat koefisiensi 903 dan 926 maka dapat dikatakan jika instrument soal termasuk dalam kategori sangat reliable. 3.8 Indikator Kerja

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian ini, dapat dilihat dengan indikator sebagai berikut:

Meningkatnya hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabuaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017 setelah melakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yang ditandai rata-rata nilai hasil sesuai dengan KKM yaitu 70 dan rata-rata siswa yang mendapatkan nilai tersebut adalah 75%.

3.9 Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif untuk membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setelah siklus II serta berdasarkan jumlah siswa yang tuntas maupun yang belum tuntas. Data yang diolah dengan analisis deskriptif adalah data dari nilai yang diperoleh pada nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I dan siklus II setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Menurut Anas (2012:43) dalam presentase dapat ditulis sebagai berikut:

Presentase = � � �

Keterangan:

P = angka persentase

F = frekuensi / jumlah yang akan dicari persentasenya N = jumlah semua frekuensi / banyaknya individu (siswa)

Menentukan persentase ketuntasan dan ketidaktuntasan secara klasikal, dengan rumus sebagai berikut:

Cronbach's

Alpha

N of Items

(16)

Ketuntasan klasikal = � ℎ � � �

� ℎ � �

Ketidaktuntasan klasikal=� ℎ � � �

� ℎ � �

Ketuntasan dan ketidaktuntasan diperoleh dari hasil perhitungan dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan, sehingga, hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu:

1. Tuntas = Nilai ≥ 70. 2. Tidak tuntas = Nilai ≤ 70.

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Tabel Kisi-Kisi Instrumen Tes Siklus II  Mata Pelajaran IPA
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Penerapan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perselisihan hubungan industrial menurut Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 2004 adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di

 Penilaian setiap peserta di setiap aspek dilakukan dengan cara mengisi sel/kotak dalam tabel sesuai dengan nomor peserta dalam kelompok yang tertulis pada baris paling atas.

Menjadi seorang pemimpin tidak hanya dituntut cakap dalam memberikan perintah, namun pemimpin juga dituntut untuk menyenangkan dan mampu menjawab ekspetasi

Rasio Likuiditas terhadap Financial Distress adalah positif tidak signifikan artinya rasio tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

Rancangan Program Hipotetik Bimbingan Pribadi Sosial Berdasarkan Profil Percaya Diri Siswa Sebelum Validasi ... Rancangan Program Hipotetik Bimbingan Pribadi Sosial

Kinerja memiliki pengukuran dari penelitian yang dilakukan oleh Soedjono (2005) ada beberapa hal antara lain adanya kualitas dari pekerjaan itu sendiri yang sesuai

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan intra kukurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh