• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWENANGAN DEBITUR PAILIT UNTUK MENGAJUKAN GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERHADAP KREDITURNYA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat- Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEWENANGAN DEBITUR PAILIT UNTUK MENGAJUKAN GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERHADAP KREDITURNYA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat- Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KREDITURNYA

S K R I P S I

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi

Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

KWENDI

100200288

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

KEWENANGAN DEBITUR PAILIT UNTUK MENGAJUKAN GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERHADAP KREDITURNYA

*) Kwendi

**) Ramli Siregar ***) Windha

Para Kreditur yang mengetahui bahwa debitur tidak mampu lagi membayar utang-utangnya akan berlomba untuk terlebih dahulu mendapatkan pembayaran piutangnya dengan cara memaksa debitur untuk menyerahkan barang-barangnya, debitur melakukan perbuatan yang hanya menguntungkan satu orang atau beberapa orang krediturnya saja dan yang lainnya dirugikan. Tindakan kreditur atau perlakuan debitur akan memberikan ketidakpastian bagi kreditur lain yang beritikad baik yang tidak ikut mengambil barang debitur sebagai pelunasan piutangnya, sehingga piutang kreditur yang beritikad baik tidak terjamin pelunasannya. Landasan gugatannya dapat dibuktikan apakah perbuatan pelaku benar telah merugikan pihak lain.

Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana akibat putusan pailit, bagaimana kewenangan debitur pailit untuk mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap krediturnya, dan bagaimanapengurusan dan pemberesan yang dilakukan oleh kurator terkait adanya pengajuan gugatan melawan hukum oleh debitur pailit.

Metode penelitian menggunakan jenis penelitian hukum normatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka dan analisis data menggunakan pendekatan dedukatif dan induktif kualitatif.

Akibat putusan pailit adalah dijatuhkannya putusan kepailitan, debitur pailit kehilangan hak untuk melakukan pengurusan dan penguasaan atas harta bendanya. Tuntutan dan gugatan mengenai hak dan kewajiban harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap kurator. Segala perbuatan debitor yang dilakukan sebelum dinyatakan pailit, apabila dapat dibuktikan bahwa perbuatan tersebut secara sadar dilakukan debitor untuk merugikan kreditor, maka dapat dibatalkan oleh kurator atau kreditor. Kewenangan debitur pailit bertindak sepenuhnya, akan tetapi tindakan-tindakan tidak dipengaruhi harta kekayaan yang telah disita. Debitur kehilangan hak untuk mengurus dan menguasai harta kekayaannya tetapi debitur tidak kehilangan kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum sepanjang perbuatan hukum tersebut tidak mempunyai akibat hukum atas harta kekayaannya yang telah dikuasai kurator. Apabila debitur melakukan perbuatan hukum yang berkaitan dengan harta pailit, maka perbuatan tersebut tidak mengikat harta pailit kecuali apabila perbuatan hukum tersebut mendatangkan keuntungan bagi harta pailit. Terkait adanya pengajuan gugatan melawan hukum oleh debitur pailit adalah selama proses kepailitan yang seluruh aset perusahaan sudah dalam budel pailit yang sedang dalam

proses pengurusan dan pemberesan terhadap para kreditur.

Kata kunci: kewenangan debitur pailit, gugatan perbuatan melawan hukum *) Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkah dan rahmat yang telah diberikan-Nya selama ini, sehingga Penulis

bisa menyelesaikan karya tulis skripsi ini dengan baik dan benar.

Penulisan Skripsi yang berjudul: Kewenangan Debitur Pailit Untuk

Mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Krediturnya

adalah guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH)

di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa hasil penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karenanya, Penulis sangat mengharapkan adanya saran dan

kritik dari para pembaca skripsi ini. Kelak dengan adanya saran dan kritik

tersebut, maka Penulis akan dapat menghasilkan karya tulis yang lebih baik dan

berkualitas, baik dari segi substansi maupun dari segi cara penulisannya.

Secara khusus, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua Penulis yang telah membesarkan, mendidik, dan

mendukung Penulis hingga bisa menyelesaikan pendidikan formal Strata Satu

(S1) ini. Terima kasih yang besar juga Penulis ucapkan kepada kakak Penulis

yang selama ini banyak mendukung dan membantu Penulis dalam proses

perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

(4)

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A(K).,

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) yang telah mengelola dan

menyelenggarakan universitas sesuai dengan visi dan misi USU.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) yang telah memimpin

penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta

membina tenaga pendidik dan mahasiswa di lingkungan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara (USU).

3. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) yang telah banyak

membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat.

4. Bapak Syarifuddin Hasibuan, S.H., M.Hum., DFM, selaku Pembantu Dekan

II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) yang telah banyak

membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang

administrasi umum.

5. Bapak Muhammad Husni, S.H., M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) yang telah banyak membantu

Dekan dalam pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan dan pelayanan

kesejahteraan mahasiswa.

6. Ibu Windha, S. H., M. Hum., selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi dan

(5)

saran dan kritik yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyelesaian skripsi

ini.

7. Bapak Ramli Siregar, S.H., M. Hum., selaku Sekretaris Jurusan Departemen

Hukum Ekonomi. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas ilmu yang telah

diberikan dalam perkuliahan.

8. Bapak Ramli Siregar, S.H., M. Hum., Dosen Hukum Ekonomi dan Dosen

Pembimbing I. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan dan

dukungannya yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyelesaian skripsi

ini.

9. Ibu Windha, S. H., M. Hum., selaku Dosen Hukum Ekonomi dan Dosen

Pembimbing II. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan,

kritikan, saran, bimbingan, dan dukungan yang sangat berarti dan bermanfaat

hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

10. Bapak Edy Yunara, S.H., M. Hum., selaku Dosen Wali. Ucapan terima kasih

sebesar-besarnya atas segala bantuan sejak baru menjadi mahasiswa sampai

sekarang selesai menyelesaikan pendidikan.

11. Para Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh staf administrasi di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara yang telah berjasa mendidik dan membantu

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman Grup D Stambuk 2010 Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara yang juga telah bersama dengan Penulis selama hampir 4 (empat) tahun

(6)

13. Serta seluruh teman Penulis dari berbagai grup (kelas) dan berbagai stambuk

di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah bersama dengan

Penulis selama ini.

Medan, 28 Maret 2014 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 5

D. Keaslian Penulisan ... 7

E. Tinjauan Kepustakaan ... 7

F. Metode Penelitian ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II AKIBAT PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO.37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Penyebab Terjadinya Kepailitan ... 18

B. Prosedur Pernyataan Pailit ... 19

C. Upaya Hukum Terhadap Putusan Pailit ... 22

D. Akibat Hukum Terhadap Putusan Pailit ... 28

BAB III KEWENANGAN DEBITUR PAILIT UNTUK

(8)

A. Unsur-Unsur Perbuatan Melawan Hukum ... 35

B. Bentuk-Bentuk Perbuatan Melawan Hukum ... 39

C. Kewenangan Debitur Pailit Untuk Mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Krediturnya ... 42

D. Tanggung Jawab Kurator Terkait Adanya Pengajuan Gugatan Melawan Hukum Oleh Debitur Pailit ... 49

BAB IV PENGURUSAN DAN PEMBERESAN YANG

DILAKUKAN OLEH KURATOR TERKAIT ADANYA PENGAJUAN GUGATAN MELAWAN HUKUM OLEH DEBITUR PAILIT

A. Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit ... 56

B. Tugas Dan Wewenang Kurator Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit ... 61

C. Pengurusan Dan Pemberesan Yang Dilakukan Oleh Kurator Terkait Adanya Pengajuan Gugatan Melawan Hukum Oleh Debitur Pailit ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

Referensi

Dokumen terkait

Pada umumnya, bahan yang dapat menghantar arus listrik dengan sempurna (logam) merupakan penghantar yang baik juga untuk kalor dan sebaliknya. Selanjutnya bila

Meskipun Koperasi Kredit Harapan Kita Kota Medan adalah Koperasi yang masih menimbulkan faktor kekeluargaan, Koperasi Harapan Kita Kota Medan lebih ,mengambil

Tujuan penelitian ini adalah memperkenalkan metoda uji small punch untuk studi awal sifat-sifat mekanik material meliputi kuat luluh, kuat tarik, temperatur transisi ulet ke

Meskipun hak ulayat diatur dalam UUPA, pihak Keraton tidak memilih status hak ulayat sebab melalui hak ulayat Keraton hanya bisa memberikan tanah dalam jangka waktu tertentu

Pengertian Bilyet Giro seperti tercantum dalam ketentuan Pasal 1 angka 3 Peraturan Bank Indonesia No. 18/41/PBI/2016 adalah sebagai berikut: “Bilyet Giro adalah surat

Kelemahan dalam pasal ini adalah, tidak disebutkannya bentuk perjudian apa yang diperbolehkan tersebut, ataukah sama bentuk perjudian sebagaimana yang

memperoleh kompensasi atas kerugian yang diderita maka konsumen dapat menuntut pertanggungjawaban secara perdata kepada pelaku usaha. Terdapat dua bentuk pertanggungjawaban

Berdasarkan dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa Peran PT.LN Rayon Panam dalam mewujudkan pelayanan publik tehadap ketersediaan tenaga listrik telah