39 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Pra Tindakan
Penelitian ini dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Klepu 01 Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang dengan jumlah 25 siswa. Pembelajran mata
pelajaran IPS masih menggunakan cara lama yaitu ceramah. Dengan model
ceramah siswa menjadi bosan dan kurang bersemangat dalam belajar mata
pelajaran IPS. Sebelum memulai penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa
peneliti mengambil nilai ulangan semester II dengan pokok bahasan usaha para
tokoh pahlawan dalam mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.
4.1.1 Hasil Belajar IPS Siswa
Berdasarkan nilai hasil ulangan mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan
usaha-usaha para tokoh pahlawan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
yang telah dilaksanakan pada semester II, masih ada 15 siswa yang memperoleh
nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM> 70). Diperoleh data hasil
pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh
Tabel 4.1 Hasil Belajar IPS Pra Tindakan
No. Skor Frekuensi Persentase Keterangan
1. 41-50 6 23,22% Belum Tuntas
2. 51-60 4 14,81% Belum Tuntas
3. 61-70 5 18,52% Belum Tuntas
4. 71-80 7 25,93% Tuntas
5. 81-90 5 18,52% Tuntas
6. 91-100 0
Jumlah 27 100%
Nilai Rata-rata 66,67
Nilai tertinggi 90
Nilai Terendah 42
Tabel 4.1 Menunjukkan bahwa pembelajarn IPS yang dilakukan belum
efektif dan berhasil, karena masih ada 15 siswa yang mendapatkan nilai di
bawah KKM (KKM > 70), Diketahui pada skor nilai antara 41-50 frekuensinya
ada 6 dengan persentase 22,22%, 51-60 frekuensinya ada 4 dengan persentase
14,81%, 61-70 frekuensinya ada 5 dengan persentase 18,52%, dari jumlah
keseluruhan siswa tidak tuntas, dan 71-80 frekuensinya ada 7 dengan persentase
25,93%, 81-90 frekuensinya ada 5 dengan persentase 18,52% dari jumlah
keseluruhan siswa yang tuntas. Dengan nilai rata-rata 66,67 sedangkan nilai
tertinggi adalah 90 dan nilai yang terendah ada 42. Untuk lebih jelasnya dapat di
lihat pada daftar nilai siswa. Dari data tersebut, peneliti merasa perlu
mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan Usaha-usaha para tokoh
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM > 70) dari diagram 4.1
dapat diketahui ada 15 yang belum tuntas. Dari 15 siswa tersebut ada 6 siswa
yang memperoleh nilai dari rentang 41-50, ada 4 siswa yang memperoleh nilai
dari rentang 51-60, dan ada 5 siswa yang memperoleh nilai rentang 61-70. Dan
sisanya ada 12 siswa sudah mencapai KKM. Hasil Perolehan nilai sebelum
tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2.
Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Tindakan
No. KKM Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persentase
1. >70 Tuntas 12 44,45%
2. <70 Belum Tuntas 15 55,55%
Jumlah 27 100%
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 42
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui pada tabel 4.2
bahwa siswa yang belum mencapai KKM <70 sebanyak 15 siswa atau sebesar
55,55%, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM >70 sebanyak 12 siswa
atau sebanyak 44,45%. Untuk lebih jelasnya ketuntasan belajar siswa dapat
Gambar 4.1
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Tindakan
Dengan kondisi seperti pada gambar 4.1 dengan ketuntasan belajar 66,67%
yang berarti belum mencapai indikator kerja yang sebesar >90%, maka peneliti
merancang penelitian tindakan kelas bekerja sama dengan guru kelas 5 sesuai
rencana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dengan berbantuan media gambar yang akan diterapkan dalam dua siklus dan setiap
siklus memuat dua kali pertemuan.
4.2Pelaksanaan Siklus 1
Setelah mendapat ijin dari Kepala Sekolah, peneliti merancang pertemuan
1, 2 dan 3 dalam siklus 1. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah :
1. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang terdiri dari 3
pertemuan.
3. Membuat lembar observasi siswa
4. Membuat lembar kerja siswa
5. Menyiapkan media yang akan digunakan.
6. Membuat lembar analisis siswa
Perencanaan pembelajaran dalam materi persiapan kemerdekaan Indonesia
dengan menggunakan model Think Pair and Share dengan berbantuan media gambar. Dalam pembelajaran ini siswa belajar materi tentang persiapan
44% 56%
Tuntas
kemerdekaan dengan bantuan media gambar, gambar yang digunakan adalah
gambar tokoh pahlawan.
4.2.1 Tindakan dan Observasi
Tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah di siapkan sebelum
melakukan tindakan pembelajaran siklus 1. Siklus 1 ini terdiri dari 3 pertemuan.
Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2017, pertemuan 2 dilaksanakan
pada tanggal 3 Juni 2017 dan pertemuan 3 dilaksanakan pada tanggal 12 juni
2017.
a. Pertemuan 1
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Juni 2017. Pada
pertemuan pertama diawali dengan guru mengucapkan salam, guru
meminta salah satu siswa untuk memimpin doa, setelah itu di lakukan
presensi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi kepada siswa tentang
tokoh-tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Setelah kegiatan awal disampaikan, di lanjutkan dengan kegiatan
inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada
kegiatan eksplorasi guru menampilkan video, terdapat siswa yang merasa
bosan dan berbicara sendiri dengan temannya. Guru menyuruh siswa
untuk melengkapi tabel gambar yang ada di papan tulis, pada saat guru
menyuruh siswa semua siswa berebutan untuk menempelkan gambar di
kertas karton/di papan tulis sehingga guru menunjuk salah satu siswa
untuk melengkapi tabel di depan. Guru memberikan suatu masalah kepada
siswa. Guru menyuruh siswa untuk memikirkan jawaban dari masalah
yang diberikan guru secara mandiri. (Think).
Pada kegiatan elaborasi guru menyuruh siswa untuk berdiskusi
dengan teman sebangku dan hasilnya ditulis di LKS (Pair). Guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok, pada tahap ini siswa semua
ramai sehingga guru mengambil alih dalam pembentukan kelompok. Guru
masing-masing dan hasil di tulis di LKS (Share). Setelah selesai diskusi, Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk maju dan membacakan hasilnya.
Pada kegiatan konfirmasi guru bersama siswa menyimpulkan
mengenai diskusi tadi. Guru bertanya kepada siswa apakah ada materi
yang belum di pahami. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru
menyampaikan materi selanjutnya serta memberi PR.
b. Pertemuan 2
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Sabtu,3 Juni 2017. Pada
kegiatan awal pembelajaran guru memberikan salam dan menyuruh salah
satu siswa untuk memimpin doa. Guru mengecek kehadiran siswa. Guru
memulai pelajaran dengan mengulas sedikit pelajaran pada pertemuan 1
untuk mengingatkan siswa dengan materi yang sudah diajarkan. Dalam
kegiatan apersepsi guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai
tokoh-tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia?.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan Inti, guru memberikan suatu permasalahan kepada
siswa “Sebutkan Usaha-Usaha dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Guru meminta siswa untuk memikirkan jawaban dari
pertanyaan tersebut secara mandiri. Guru membagikan kartu bergambar
yang berisi Piagam Jakarta Charter dan buku paket untuk menambah
informasi siswa. Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dengan teman
sebangku untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Guru
menyuruh siswa untuk membentuk kelompok dengan setiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang. Setiap siswa mengutarakan jawabannya pada
kelompok dan setelah semua sudah memberikan jawabannya lalu
kelompok membuat kesimpulan. Guru meminta perwakilan kelompok
untuk maju kedepan menyampaikan hasil diskusinya. Pada kegiatan
konfirmasi guru dan siswa menarik kesimpulan mengenai kegiatan
pembelajaran yang sudah di lakukan. Guru bertanya kepada siswa apakah
Pada akhir pembelajaran Guru memberikan kisi-kisi soal untuk tes
evaluasi pada pertemuan mendatang.
c. Pertemuan 3
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin,12 Juni 2017. Pada
pertemuan ini hanya digunakan untuk tes evaluasi akhir siklus I dan
sekaligus pembahasan soal.
4.2.1.1Hasil Tindakan Siklus I
Penelitian pada siklus 1 diperoleh hasil belajar mata pelajaran IPS yang
masih belum memuaskan karena masih ada siswa yang nilainya masih di bawah
KKM dan indikator kerja belum terpenuhi karena masih > 90% yaitu 56%.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus 1
No. Skor Frekuensi Persentase Keterangan
1. 41-50 2 7,40% Belum tuntas
2. 51-60 5 18,51% Belum tuntas
3. 61-70 5 18,51% Belum tuntas
4. 71-80 3 11,11% Tuntas
5. 81-90 9 33,33% Tuntas
6. 91-100 3 11,11% Tuntas
Jumlah 27 100%
Nilai rata-rata 72,89
Nilai Tertinggi 92
Nilai Terendah 48
Dapat di lihat dari tabel 4.3 hasil evaluasi mata pelajaran IPS dengan
Indonesia menunjukkan pembelajaran yang dilakukan sudah efektif namun masih
belum tuntas, karena masih ada 12 siswa yang nilainya masih di bawah KKM dan
menyebabkan Indikator kerja belum tercapai karena masih < 90% yaitu 56%.
Diketahui pada skor nilai antara 41-50 frekuensinya ada 2 dengan persentase
7,40%, 51-60 frekuensinya ada 5 dengan persentase 18,51%, 61-70 frekuensinya
5 dengan persentase 18,51%, dari jumlah keseluruhan siswa tidak tuntas, dan
71-80 frekuensinya ada 3 dengan persentase 11,11%, 81-90 frekuensinya ada 9
dengan persentase 33,33%, 91-100 frekuensinya ada 3 dengan persentase 11,11%
dari jumlah keseluruhan siswa yang tuntas. Dengan nilai rata-rata mengalami
kenaikan dari 66,67 menjadi 72,89. Sedangkan nilai Tertinggi mengalami
peningkatan yaitu menjadi 92 dan nilai terendah 42 menjadi 48. Adapun hasil
belajar IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share
dengan berbantuan media gambar belum mencapai ketuntasan karena indikator
kerja masih <90% yaitu sebesar 72,89% dari 27 siswa yang belum mencapai
KKM ada 12 siswa, sedangkan 15 siswa telah mencapai nilai diatas KKM.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM > 70) dari Tabel 4.2
dapat diketahui masih ada 12 siswa yang belum tuntas. Dari 12 siswa tersebut ada
2 siswa yang memperoleh nilai dari rentang 41-50, 5 siswa yang memperoleh nilai
dari rentang 51-60, dan 5 siswa yang memperoleh nilai dari rentang 61-70. Dan
sisanya yaitu ada 15 siswa sudah mencapai sudah mencapai KKM (KKM > 70),
rentang nilai 71-80 terdapat 3 siswa, 9 siswa mendapat nilai antara rentang 81-90,
dan 3 siswa mendapat nilai antara rentang 91-100. Hasil Perolehan nilai sebelum
Tabel 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1
No. KKM Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase
1. >70 Tuntas 15 56
2. <70 Belum Tuntas 12 44
Jumlah 27 100%
Nilai Rata-rata kelas 72,89
Nilai Tertinggi 92
Nilai Terendah 48
Ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 dapat diketahui bahwa siswa yang
memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM >70) sebanyak
sebanyak 12 siswa atau 44%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan
minimal sebanyak 15 siswa dengan persentase 56%. Ketuntasan belajar siswa
pada tabel 4.4 untuk lebih jelasnya lihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
56% 44%
Ketuntasan Hasil Belajar IPS
Siklus I
Tuntas
Gambar 4.2 menggambarkan ketuntasan belajar siswa siklus I sebesar 56% siswa
telah tuntas dan sebesar 44% siswa belum mencapai ketuntasan.
4.2.1.2Hasil Observasi Siklus I
Observasi terhadap tindakan siklus I dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung yang dilaksanakan oleh observer. Berikut tabel 4.5 tentang hasil
observasi guru dan siswa.
Tabel 4.5 Distribusi Tindakan Guru dan Tindakan Siswa dalam Pembelajaran IPS melalui Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair
and Share (TPS)
No. Indikator Penilaian Total skor Rata-rata
1. Indikator kegiatan mengajar
yang dilakukan oleh guru
121 3,67
2. Indikator kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa
92 3.68
Pengamatan pelaksanaan dilakukan secara intensif dan berkelanjutan,
pengamatan dilakukan oleh guru kelas 5 dengan mengamati secara langsung
jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi
lembar pengamatan yang telah disediakan. Pengamatan dilakukan untuk
mengamati aktivitas guru dan perilaku siswa selama proses pembelajaran melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share. Indikator kegiatan mengajar dilakukan guru memiliki skor 121 dengan rata-rata 3,67. Beberapa
indikator yang belum dapat mencapai skor sempurna, seperti guru kurang dalam
memberikan motivasi dengan baik dan guru kurang memperhatikan kesiapan
siswa untuk belajar. Guru sudah menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair and Share dengan cukup baik. Persiapan media pembelajaran berupa alat dan bahan untuk LKS dan materi diskusi kelompok sudah
dipersiapkan dengan baik.
Kegiatan Inti yang dilakukan yaitu pada eksplorasi yang dilakukan oleh
media untuk pembelajaran, memberikan LKS yang harus dikerjakan oleh siswa
sebagai panduan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapat dan bertanya. Guru memberikan penjelasan mengenai
materi materi yang akan dipelajari. Guru juga telah menyampaikan bagaimana
cara kerja kelompok, serta memberikan pengarahan supaya siswa dapat
mengerjakan LKS yang telah dibagikan, apa saja yang harus dikerjakan. Guru
memberikan petunjuk berdiskusi sesuai model pembelajaran TPS.
Indikator kegiatan belajar siswa memiliki skor 92 dengan rata-rata 3,68.
Tindakan siswa dalam pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, banyak
siswa yang bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Siswa melaksanakan tugas
dengan baik dan bekerja sama dengan teman kelompok. Kekurangan yang muncul
pada saat pembelajaran yaitu siswa masih ada yang ramai pada saat guru
menyampaikan materi. Siswa sudah bisa membuat kesimpulan dari suatu masalah.
Model pembelajaran Think Pair and Share berjalan dengan baik, siswa sangat antusias dalm memperoleh skor tinggi.
4.2.1.3Analisis Hasil Belajar Pra Tindakan dan Siklus I
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
pada pra tindakan dan siklus 1, berikut tabel 4.6 yang akan menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar pra tindakan dan siklus I.
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra Tindakan dan Siklus I No. Ketuntasan
belajar
Nilai Pra Tindakan Siklus I
Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas >70 12 44,45% 15 56%
2. Belum Tuntas <70 15 55,55% 12 44%
Jumlah 27 100% 27 100%
Rata-rata 66,67 72,89
Nilai Terendah 42 48
Tabel 4.6 menunjukkan adanya peningkatan indikator kerja siswa dari Pra
Tindakan yang hanya sebesar 44,45% dengan 12 siswa yang sudah tuntas dan masih
ada 15 siswa yang belum tuntas atau sebesar 55,55%. Dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa pembelajaran tersebut belum tuntas atau belum berhasil karena
indikator kerja belum mencapai 90%. Meskipun dalam siklus I indikator kerja belum
tercapai namunterjadi peningkatan pada hasil belajar siswa, diketahui sebesar 56%
meningkat 11.55% dari pra tindakan dengan 15 siswa sudah tuntas dan ada 12 siswa
belum tuntas karena mencapai belum mencapai KKM (KKM >70) atau sebanyak
44%. Begitu juga dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat 6.22 dari pra
tindakan sebesar 66.67 dan siklus I sebesar 72.89. Berikut hasil belajar siswa pra
tindakan dan siklus I bila digambarkan dalam gambar 4.3.
Gambar 4.3
Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra Tindakan dan Siklus I Diagram 4.3 menunjukkan bahwa adanya penurunan jumlah siswa yang
jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa, setelah dilakukan tindakan
dalam siklus I menurun menjadi 12 siswa yang belum tuntas.
4.2.2 Refleksi
Pada siklus I guru masih memiliki kekurangan yaitu membimbing siswa untuk
mengamati ketika pembelajaran berlangsung masih kurang maksimal dilakukan
karena masih ada siswa yang berbincang-bincang dengan teman disebelahnya dan
guru tidak membimbing siswa pada saat diskusi. Solusinya siswa diingatkan
apabila pada saat guru menjelaskan materi atau ditanya tentang materi yang telah
disampaikan oleh guru dan pada saat diskusi guru harus membimbingnya.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai baik masih
belum dilakukan guru. Solusinya yaitu guru seharusnya memberikan penghargaan
kepada kelompok yang mendapatkan nilai baik karena untuk memotivasi siswa
sehingga kelompok lain akan berusaha untuk mendapatkan nilai baik.
Memberikan penghargaan memang tidak wajib, penghargaan tidak perlu barang
tetapi bisa dengan memberikan bintang pun siswa akan sangat senang.
Pada siklus I siswa juga masih memiliki kekurangan yaitu siswa kurang
mengeksplorasi sumber bacaan solusi guru harus membimbing siswa untuk
menggunakan sumber bacaan lain tidak harus dari penjelasan guru tetapi bisa
meminjam buku di perpustakaan dan dari buku paket yang sudah disediakan
sekolah. Pada saat membentuk membentuk kelompok peserta didik masih pilih
kasih dalam membentuk kelompok sehingga siswa laki-laki dengan laki-laki dan
perempuan dengan perempuan. Solusinya guru harus turun tangan dalam hal
membentuk kelompok dan guru harus memasukkan siswa yang pandai agar siswa
yang tidak tidak paham mengenai pembelajaran bisa dibimbing oleh siswa yang
pandai. Dalam hal pengamatan seperti guru menyuruh siswa untuk mengamati
video siswa masih ada yang berbicara sendiri dan ada yang mengantuk saat
melihat video. Solusinya guru menyuruh siswa untuk mencatat hal-hal penting
yang terkandung pada video tersebut agar siswa tidak mengantuk dan berbicara
4.3Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 4.3.1 Perencanaan
Setelah melakukan refleksi pada siklus I, peneliti merancang pertemuan I dan II
dalam siklus II. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah :
1. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan.
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang terdiri dari 3
pertemuan
3. Membuat lembar observasi siswa
4. Membuat lembar kerja siswa
5. Menyiapkan media yang akan digunakan.
6. Membuat lembar analisis siswa
Perencanaan pembelajaran dalam materi persiapan kemerdekan Indonesia
dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share dengan berbantuan media gambar. Dalam pembelajaran ini siswa belajar materi tentang
usaha tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan bantuan media
gambar yaitu masih sama seperti siklus I yaitu berupa media gambar tokoh
pahlawan.
4.3.2 Tindakan dan Observasi
Tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah disiapkan sebelum
melakukan tindakan pembelajaran siklus II. Siklus II terdiri dari dua pertemuan
yaitu pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2017, pertemuan 2
dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2017 dan pertemuan 3 dilaksanakan pada
tanggal 15 Juni 2017.
a. Pertemuan 1
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Juni 2017. Pada
meminta salah satu siswa untuk memimpin doa, setelah itu di lakukan
presensi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi kepada siswa tentang
tokoh-tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Pada pertemuan pertama diawali dengan guru mengucapkan salam, guru
meminta salah satu siswa untuk memimpin doa, setelah itu di lakukan
presensi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi kepada siswa tentang
tokoh-tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Setelah kegiatan awal disampaikan, di lanjutkan dengan kegiatan
inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada
kegiatan eksplorasi guru menampilkan video, pada saat guru menayangkan
video tidak ada siswa yang berbicara sendiri semua siswa memperhatikan
video. Setelah selesai pemutaran video guru menunjuk siswa untuk
melengkapi tabel gambar yang ada di papan tulis. Guru memberikan suatu
masalah kepada siswa, ada siswa yang bingung mengenai masalah yang
diberikan guru sehingga guru menjelaskan mengenai masalah tersebut.
Kemudian siswa mengerjakan secara mandiri (Think).
Pada kegiatan elaborasi guru menyuruh siswa untuk berdiskusi
dengan teman sebangku dan hasilnya ditulis di LKS (Pair). Guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok, pada saat membentuk
kelompok semua siswa tenang/tidak ada kegaduhan. Guru menyuruh siswa
untuk mendiskusikan jawabannya ke kelompok masing-masing dan hasil
di tulis di LKS. Setelah selesai diskusi, Guru menyuruh perwakilan
kelompok untuk maju dan membacakan hasilnya (Share), pada saat perwakilan kelompok maju membacakan hasil diskusinya semua siswa
memperhatikan.
Pada kegiatan konfirmasi guru bersama siswa menyimpulkan
mengenai diskusi tadi. Guru bertanya kepada siswa apakah ada materi
yang belum di pahami. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru
menyampaikan materi selanjutnya serta memberi PR.
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu,14 Juni 2017. Pada
kegiatan awal pembelajaran guru memberikan salam dan menyuruh salah
satu siswa untuk memimpin doa. Guru mengecek kehadiran siswa. Guru
memulai pelajaran dengan mengulas sedikit pelajaran pada pertemuan 1
untuk mengingatkan siswa dengan materi yang sudah diajarkan. Dalam
kegiatan apersepsi guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai
tokoh-tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia?.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada kegiatan Inti, guru memberikan suatu permasalahan kepada
siswa “Sebutkan Usaha-Usaha dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Guru meminta siswa untuk memikirkan jawaban dari
pertanyaan tersebut secara mandiri (Think). Guru membagikan kartu bergambar yang berisi Piagam Jakarta Charter dan buku paket untuk
menambah informasi siswa. Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi
dengan teman sebangku untuk memecahkan masalah yang diberikan guru
(Pair). Guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa melakukannya dengan tenang.
Setiap siswa mengutarakan jawabannya pada kelompok dan setelah semua
sudah memberikan jawabannya lalu kelompok membuat kesimpulan. Guru
meminta perwakilan kelompok untuk maju kedepan menyampaikan hasil
diskusinya (Share), pada saat perwakilan kelompok membacakan jawabannya tidak ada siswa yang berbicara sendiri semua siswa
memperhatikan temannya yang berbicara. Pada kegiatan konfirmasi guru
dan siswa menarik kesimpulan mengenai kegitan pembelajaran yang sudah
di lakukan. Guru bertanya kepada siswa apakah ada materi yang belum
dipahami.
Pada akhir pembelajaran guru dan siswa menarik kesimpulan
mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru juga
memberikan kisi-kisi soal untuk tes evaluasi akhir siklus II.
Tindakan ini dilakukan pada hari Kamis, 15 Juni 2017. Pada
pertemuan ini guru dan siswa mereview pebelajaran pada pertemuan
sebelumnya dan mengerjakan tes evaluasi siklus II serta pembahasan soal.
4.3.2.1Hasil Tindakan Siklus II
Berdasarkan tindakan yang dilaksanakan pada siklus II, diperoleh hasil
belajar mata pelajaran IPS yang sudah memuaskan karena hanya ada 2 siswa yang
mendapat di bawah KKM dan indikator kerja pun sudah tercapai yaitu sudah
>90% dan ada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I. Pada siklus I yang
meperoleh nilai di bawah KKM ada 12 siswa atau 44%, sedangkan ada 15 siswa
atau 56% telah memperoleh nilai di atas KKM, sedangkan pada siklus II yang
memperoleh nilai di bawah nilai KKM ada 2 siswa. Nilai rata-rata kelas adalah
92,60. Sedangkan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah mengalami
peningkatan yaitu 72. Dan Indikator kerjapun telah meningkat dari 56% menjadi
92.59%. Berikut tabel 4.7 perolehan nilai siklus II.
Tabel 4.7 Hasil Belajar IPS Siklus II
No. Skor Frequensi Persentase Keterangan
1. 41-50 0 0
2. 51-60 0 0
3. 61-70 2 2% Belum tuntas
4. 71-80 4 4% Tuntas
5. 81-90 6 6% Tuntas
6. 91-100 15 15% Tuntas
Jumlah 27 100%
Rata-rata 89,48
Nilai Terendah 64
Adapun data hasil belajar IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair and Share dengan berbantuan media gambar dari tabel 4.8 dapat
dilihat indikator kerja sudah tercapai yaitu sebesar 92,59% karena dari 27 siswa
hanya ada dua siswa yang mendapatkan nilai <70.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM >70) dapat diketahui ada
2 siswa yang belum tuntas dan nilai yang diperolehnya antara 61-70. Ada 4
siswa yang memperoleh nilai antara 71-80 siswa , 6 siswa yang memperoleh
nilai antara 81-90, dan ada 15 siswa yang memperoleh nilai tertinggi yaitu antara
91-100. Hasil perolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk
tabel 4.8.
Tabel 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
No. KKM Ketuntasan Belajar Jumlah siswa
Jumlah Persentase
1. >70 Tuntas 25 92.59%
2. <70 Belum tuntas 2 7,40%
Jumlah 27 100%
Nilai rata-rata kelas 89,48
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 64
Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa masih ada
dua siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM>70) atau sebanyak 7,40%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan
minimal sebanyak 25 siswa dengan persentase 92,59%. Itu berarti bahwa
indikator kerja sudah tuntas karena jumlah ketuntasan sudah >90 yaitu sebesar
92,59%. Meskipun masih ada dua siswa yang memperoleh nilai <70. Ketuntasan
Gambar 4.4
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
Gambar 4.4 menggambarkan ketuntasan hasil belajar IPS siswa pada siklus II.
Sebesar 93% siswa telah mencapai KKM (KKM>70) atau sudah tuntas dan
yang belum tuntas yaitu sebesar 7%.
4.3.2.2Hasil Observasi
Observasi terhadap tindakan siklus I dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan oleh observer. Berikut tabel
4.5 tentang hasil observasi guru dan siswa.
Tabel 4.8 Distribusi Tindakan Guru dan Tindakan Siswa dalam Pembelajaran IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair and Share
No. Indikator Penilaian Total Skor Rata-rata
1. Indikator kegiatan mengajar
yang dilakukan oleh guru
123 3,73
2. Indikator kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa
98 3,92
Pengamatan dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan perilaku
siswa selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe
93% 7%
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Tuntas
think Pair and Share. Indikator kegiatan mengajar dilakukan guru memiliki
skor 123 dengan rata-rata 3,73. Beberapa indikator yang belum dapat mencapai
skor sempurna, seperti guru kurang dalam memberikan motivasi dengan baik
dan guru kurang memperhatikan kesiapan siswa untuk belajar. Guru sudah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share
dengan cukup baik. Persiapan media pembelajaran berupa alat dan bahan untuk
LKS dan materi diskusi kelompok sudah dipersiapkan dengan baik.
Kegiatan Inti yang dilakukan yaitu pada eksplorasi yang dilakukan oleh
guru sesuai dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru menyiapkan alat
dan media untuk pembelajaran, memberikan LKS yang harus dikerjakan oleh
siswa sebagai panduan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapat dan bertanya. Guru memberikan penjelasan mengenai
materi materi yang akan dipelajari. Guru juga telah menyampaikan bagaimana
cara kerja kelompok, serta memberikan pengarahan supaya siswa dapat
mengerjakan LKS yang telah dibagikan, apa saja yang harus dikerjakan. Guru
memberikan petunjuk berdiskusi sesuai model pembelajaran TPS.
Indikator kegiatan belajar siswa memiliki skor 98 dengan rata-rata 3,92.
Tindakan siswa dalam pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, banyak
siswa yang bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Siswa melaksanakan
tugas dengan baik dan bekerjasama dengan teman kelompok. Kekurangan yang
muncul pada saat pembelajaran yaitu siswa masih ada yang ramai. Siswa sudah
bisa membuat kesimpulan dari suatu masalah. Model pembelajaran Think Pair and Share berjalan dengan baik, siswa sangat antusias dalam memperoleh skor tinggi.
4.3.2.3Analisis Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS pada pra tindakan dan siklus I, berikut tabel 4.9 yang akan menunjukkan
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II No. Ketuntasan
Belajar
Nilai Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumah %
1. Tuntas >70 15 56% 25 92,59%
2. Belum
Tuntas
<70 12 44% 2 7,40%
Jumlah 27 100% 27 100%
Rata-rata 72,89 89,48%
Nilai tertinggi 92 100
Nilai terendah 48 64
Tabel 4.9 menunjukkan Indikator kerja belajar siswa meningkat dari
siklus I sebesar 56%, dengan 15 siswa yang sudah tuntas dan masih ada 12
siswa yang belum tuntas atau sebesar 44%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa pembelajaran tersebut sudah tuntas karena indikator kerja sudah
mencapai >90 yaitu 56%. Peningkatan juga terjadi pada siklus II, hasil
ketuntasan belajar siswa diketahui sebesar 92,59% meningkat 36.59% dari
siklus I dengan 25 siswa yang sudah tuntas dan hanya 2 siswa yang belum
tuntas karena belum mencapai KKM atau sebanyak 7,40%. Begitu juga dengan
nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat 16.59 dari siklus I sebesar 72.89
dan siklus II sebesar 89.48. Berikut hasil belajar siswa siklus I dan siklus II bila
Gambar 4.5
Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa adanya penurunanjumlah siswa yang
belum tuntas dari siklus I ke siklus II, siklus I masih ada 12 siswa yang belum
tuntas, setelah dilakukan tindakan siklus II hanya ada 2 siswa yang belum
tuntas.
4.3.3 Refleksi
Setelah terdapat kekurangan pada siklus I dan diperbaiki pada siklus II
maka hasil perbaikan pembelajaran memberikan hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan semua siswa mendapatkan nilai baik dan pada saat proses
pembelajaran berlangsung semua siswa memperhatikan sudah tidak ada lagi
siswa yang berbicara sendiri kecuali pada saat berdiskusi. Semua siswa juga
senang pada saat kegiatan pembelajaran.
4.4 Hasil Analisis Data
Analisis data kuantitatif dan deskriptif yang berasal dari hasil belajar
mata pelajaran IPS siswa saat sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II.
Perbandingan aktifitas siswa, aktifitas guru, lembar kerja siswa, dan nilai siswa
kelas 5 saat sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan di SD Negeri Klepu 01 Kecamatan Pringapus
Kabupaten Semarang diketahui bahwa dari hasil belajar mata pelajaran IPS
peningkatan. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share dengan berbantuan media gambar maka
peneliti mengambil nilai ulangan pada semester I dengan jumlah 27 siswa dan
membandingkannya dengan hasil tes evaluasi yang diberikan pada akhir siklus
I dan siklus II. Berikut tabel hasil belajar mata pelajaran IPS dari pra tindakan,
siklus I dan siklus II.
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan tabel 4.10 perbandingan hasil pembelajaran dapat
dijelaskan bahwa pada pra tindakan dengan jumlah 27 siswa ada 15 siswa
(55,55%) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM yaitu < 70,
sedangkan ada 12 siswa (44,54%) sudah tuntas karena mendapat nilai di atas
KKM yaitu 2 70. Nilai rata-rata kelas masih 66,67. Nilai tertinggi yang dicapai
sebesar 90 dan nilai terendahnya yaitu 42. Pada evaluasi Siklus I terlihat hasil
belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup bagus bila dibandingkan
dengan pra tindakan. Jumlah siswa yang belum tuntas menurun dari jumlah
semula,15 siswa menjadi 12 siswa atau 44% yang belum tuntas atau nilai
siswa atau 56%. Nilai rata-rata kelas pun meningkat dari 66,67 menjadi 72,89.
Perolehan nilai tertinggi mengalami peningkatan yaitu menjadi 92, nilai
terendah mengalami peningkatan dengan nilai 48. Dalam siklus I ini indikator
kerja belum tercapai karena masih > 90%, yaitu sebesar 56% dan masih ada 12
siswa yang belum tuntas. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan siklus II agar
indikator kerja siswa pada hasil belajar mata pelajaran IPS dapat tercapai yaitu
> 90%. Dalam siklus II nilai terendah yang diperoleh siswa meningkat menjadi
64 dan nilai tertinggi adalah 100. Jumlah siswa yang belum tuntas menurun
dari 12 siswa menjadi 2 siswa atau 7,40% saja yang belum tuntas atau nilai
belum mencapai KKM yang sudah ditentukan. Dan jumlah yang sudah tuntas
berubah menjadi 25 siswa atau 93%. Nilai rata-rata kelas pun meningkat
menjadi 89,48. Indikator kerja pun sudah tercapai karena sudah > 90% yaitu
sebesar 92,59%. Peningkatan dari siklus I ke siklus II sangat besar karena pada
siklus I guru masih kaku pada saat menggunakan model Think Pair and Share
sehingga pembelajaran tidak maksimal sedangkan pada siklus II guru sudah
menguasai model pembelajaran Think Pair and Share sehingga materi yang disampaikan secara maksimal.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat diketahui adanya
peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPS setelah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan berbantuan media gambar. Terlihat nilai tes dari siklus I dan siklus II serta nilai sebelum tindakan
atau pra tindakan. Untuk lebih memperjelas perbandingan hasil belajar antara
kondisi awal, siklus I, dan siklus 3 dapat dilihat pada gambar 4.6 sebagai
Gambar 4.6
Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Selain peneliti menganalisis hasil belajar kelas V yang menunjukkan adanya peningkatan dari pra tindakan ke siklus I dan meningkat lagi pada siklus II. Observasi yang dilakukan oleh peneliti juga mengalami peningkatan dari Siklus I menuju Siklus II peningkatan tersebut bisa ditunjukkan pada Tabel 4.11
Tabel 4.11 Perbandingan Tindakan Guru dan Tindakan Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan Tabel 4.11 Indikator Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh
guru pada siklus I memiliki skor 121 dengan rata-rata 3,67. Beberapa indikator
yang belum dapat mencapai skor sempurna karena masih terdapat kekurangan
pada saat guru mengajar seperti guru kurang dalam memberikan motivasi, guru
kurang memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar, guru
0
Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
masih kurang dalam membimbing siswa untuk mengamati video ketika
pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak tahu apa yang akan dia lakukan
serta siswa berbicara sendiri dengan teman sebangku, memberikan
penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai baik juga belum
dilakukan. Setelah melihat kelemahan pada kegiatan mengajar yang dilakukan
guru maka guru memperbaiki cara mengajarnya pada Siklus II dan hasilnya
indikator kegiatan mengajar guru mengalami peningkatan yaitu dari total skor
121 dengan rata-rata 3,67 pada siklus I meningkat menjadi 123 dengan skor
rata 3,73 pada siklus II. Seiring dengan meningkatnya aktivitas guru,
rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I total skor
pada aktivitas belajar siswa yaitu 92 dengan skor rata-rata 3,68 meningkat pada
siklus II dengan total skor 98 dengan rata-rata 3,92. Pada siklus I masih ada
indikator yang belum mencapai skor sempurna yaitu pada saat guru
menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai masih ada siswa
yang belum siap/berbicara sendiri dengan teman sebangku dan Pada siklus II
tidak ada kekurangan yang muncul.
4.5Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan tindakan dalam penelitian pembelajaran IPS pada siswa kelas
V SD Negeri Klepu 01, nampak bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa.
Pada kondisi awal sebelum menggunakan model pembelajaran skor rata-rata
hanya mencapai 66,67. Sedangkan yang tuntas ada 12 siswa atau 44,45% dan
yang tidak tuntas ada 15 siswa atau 55,55% dengan KKM yang sudah
ditentukan yaitu 70. Hal itu disebabkan cara mengajar guru hanya dengan
metode ceramah dan tidak menggunakan alat peraga sehingga siswa merasa
bosan dan pasif. Hal tersebut berdampak pada nilai siswa rendah. Berdasarkan
pada situasi ini maka direncanakan dilakukan tindakan untuk memperbaiki
ketuntasan hasil belajar siswa. Setelah menyusun perencanaan, maka
ditentukan untuk menerapkan model pembelajaran Think Pair and Share dengan menggunakan media gambar demi memperbaiki hasil belajar siswa.
menjadi 15 siswa dengan persentase 56% dan yang tidak tuntas 12 siswa
dengan persentase 44%.
Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa setelah diberi
tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan yang dicapai belum sesuai
harapan yang hendak dicapai, maka direncanakan untuk dilakukan
perbaikan-perbaikan pada tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Setelah diberikan
tindakan pada siklus II terjadi peningkatan jumlah yang tuntas menjadi 25
siswa dengan persentase 92,59%. Siswa yang belum tuntas pra siklus adalah 15
siswa dengan persentase 55,55%. Setelah diberikan tindakan pada siklus I,
mengalami penurunan menjadi 12 siswa dengan persentase 44% atau terjadi
penurunan 12% setelah diberikan tindakan pada siklus II terjadi penurunan lagi
mengalami penurunan menjadi 2 siswa dengan persentase 7,40% atau terjadi
penurunan 37%. 2% siswa yang tidak tuntas karena siswa tersebut pada saat
guru menjelaskan tidak memperhatikan dan berbicara dengan temannya sendiri
sehingga siswa tersebut bingung pada saat guru memberikan soal dan
mendapat nilai di bawah KKM.
Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang dirancang
yaitu hasil belajar IPS siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan model
pembelajaran Think Pair and Share dengan menggunakan media gambar pada
kelas V SDN Klepu 01 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Semester II
Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian ini dengan demikian mendukung
pernyataan Hamdayana TPS merupakan teknik suatu sederhana dengan
keuntungan besar. TPS dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain
serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di
depan kelas. Selain itu, TPS juga dapat memperbaiki rasa percaya diri dan
semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. Guru tidak
lagi sebagai satu-satunya sumber pembelajaran, tetapi justru siswa dituntut
untuk dapat menemukan dan memahami konsep-konsep baru.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar mengajar yang dilakukan
ke dalam kelompok-kelompok kecil. Media gambar memiliki fungsi sebagai
membantu memudahkan belajar bagi siswa dan memudahkan pengajaran guru,
menarik perhatian siswa. Penggunaan model pembelajaran Think Pair and
Share di kelas V sangat efektif karena membuat siswa lebih percaya serta aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Dampak yang ditimbulkan sangat besar untuk
siswa yang pasif dan siswa lainnya karena dapat membuat siswa yang pasif
menjadi aktif dan berani menyampaikan pendapatnya. Dampak lain dari
penggunaan model TPS ini yaitu siswa lebih mudah memahami materi IPS
yang diajarkan oleh guru, Sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Jadi
terbukti bahwa modelpembelajaran Think Pair and Share dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V SD pada materi IPS.
Pada proses Think yaitu siswa secara mandiri mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru. Soal tersebut termasuk pada pertanyaan yang menggali
(Probing question) sehingga siswa memiliki pemikiran yang kritis caranya
pada awal pembelajaran guru memberikan info berupa video tentang pahlawan,
setelah siswa mendapat info guru memberikan suatu soal kepada siswa untuk
dikerjakan sendiri disini siswa akan belajar untuk berpikir secara kritis dan
logis ditambah lagi dengan guru memberikan waktu. Siswa akan mulai mencari
tahu jawaban tersebut dengan alat bantu buku paket serta video yang
ditayangkan tadi. Dengan alat bantu tersebut siswa dapat menemukan
jawabannya.
Pada Proses Pair, siswa akan duduk berpasangan dan membandingkan
jawaban mereka. Setelah siswa sudah mengungkapkan pendapatnya siswa bisa
memperluas jawaban mereka dengan alat bantu yang disediakan oleh guru
berupa buku paket, siswa dapat memperluas wawasan mereka mengenai
pertanyaan yang diberikan oleh guru agar jawaban mereka berkualitas.
Apabila sudah ditemukan jawaban bersama dengan teman sebangku maka
siswa harus menyimpulkan jawabannya apabila jawaban pada saat proses
Think ada yang berbeda bisa ditulis di LKS beserta kesimpulan dari jawaban
Proses Share, pada tahap ini siswa akan mensharing jawaban mereka pada
saat tahap pair ke dalam kelompok besar yang sudah ditentukan oleh guru.
Pada tahap ini siswa akan memperoleh cara berkomunikasi yang baik, karena
setelah tiap-tiap siswa mengungkapkan pendapat mereka maka mereka akan
menyimpulkan kembali jawaban dari tiap-tiap siswa yang terdapat pada
kelompok menjadi satu kesimpulan disini siswa akan dibimbing oleh guru
untuk menyimpulkan, sehingga siswa dapat belajar cara menyimpulkan yang
benar.
Media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran
yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Pada saat
guru menggunakan media gambar siswa merasa tertarik dan di buat penasaran
karena media gambar berupa foto pahlawan. Pada saat itu siswa bingung
kenapa di depan meja terdapat foto pahlawan setelah siswa melihat video yang
ditampilkan guru, guru menyuruh siswa untuk menempelkan gambar pahlawan
ke papan tulis semua siswa langsung antusias untuk menempelkan gambar.
Efek yang ditimbulkan dari media gambar yaitu siswa menjadi aktif dalam