commit to user
i
P E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R L O M P A T J A U H
MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI KATELAN 4
SKRIPSI
OLEH :
R U S M I N I
X4711146
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rusmini
NIM : X4711146
Jurusan/Program Studi : PPKHB/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
LOMPAT JAUH MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS
IV SD NEGERI KATELAN 4”, ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
commit to user
iii
P E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R L O M P A T J A U H
MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI KATELAN 4
Oleh:
RUSMINI
X4711146
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juni 2012
Pembimbing I
Drs. Sapta Kunta Purnama, M.Pd
NIP.19680323 199303 1 012
Pembimbing II
Djoko Nugroho,S.Pd,M.Or
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Senin
Tanggal : 30 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang, tanda tangan
Ketua : Waluyo, S.Pd, M.Or ...
Sekretaris : Drs. Budi Satyawan, M.Pd ...
Anggota 1 : Drs. Sapta Kunta Purnama, M.Pd ...
Anggota 2 : Djoko Nugroho, S.Pd, M.Or ...
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n. Dekan FKIP UNS
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si
commit to user
vi
ABSTRAK
Rusmini. PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH
MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI
KATELAN 4. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
kualitas dan sikap siswa, serta perilaku siswa dalam pembelajaran lompat jauh.
Memberikan motivasi siswa melalui pendekatan pembelajaran dengan model
bermain sehingga siswa lebih berminat, senang dan memahami keterampilan
lompat jauh sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Penelitian ini menggunakan metode action research (tindakan kelas).
Adapun populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri
Katelan 4 Kecamatan tangen, Kabupaten Sragen, Tahun Ajaran 2011/2012.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu
mengikutsertakan seluruh individu yang ada di dalam populasi. Jadi jumlah
sampel yang digunakan adalah seluruh populasi yang ada yaitu sebanyak 24
siswa. Terdiri dari 11 siswa putra, dan 13 siswa putri.
Data hasil penelitian ini berupa hasil belajar siswa mengenai kemampuan
siswa dalam pembelajaran lompat jauh dalam setiap kondisi yaitu kondisi awal,
pembelajaran pada siklus 1, dan pembelajaran pada siklus ke 2. Hasil belajar
siswa terbentuk score total yang diperoleh siswa dalam penilaian dari setiap
komponen pembelajaran lompat jauh. Penilaian diperoleh melalui lembar
observasi yang diisi/dinilai oleh peneliti berdasarkan sikap hasil belajar yang
ditampilkan siswa pada saat pelaksanaan tes. Dari hasil analisis yang diperoleh,
terdapat penngkatan pada hasil belajar siswa dari kondisi awal dan siklus 2, baik
peningkatan dari nilai rata-rata pembelajaran lompat jauh siswa maupun nilai
ketuntasan hasil belajar. Nilai rata-rata pembelajaran lompat jauh pada rata-rata
kondisi awal (69,50), rata-rata siklus 1 (72,83) dan rata-rata siklus 2 (74,71),
sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus 2 sebesar (5,21).
Peningkatan kemampuan gerak pada pembelajaran lompat jauh siswa
commit to user
vii
Pelajaran 2011/2012 juga dapat dilihat dari ketentuan nilai ketuntasan
minimal/KKM (70,00) adalah nilai rata-rata kondisi awal siswa hanya 10 siswa
dari 24 siswa yang memiliki nilai di atas KKM (70,00) atau tuntas sebesar
(41,66%). Nilai rata-rata peningkatan hasil pembelajaran kondisi awal siswa
dengan pembelajaran pada siklus 1 sebanyak 18 siswa dari 24 siswa, atau tuntas
sebesar (75,00%) siswa yang memliki nilai di atas KKM (70,00). Nilai rata-rata
pada peningkatan siklus 2 sebanyak 22 siswa dari 24 siswa, atau tuntas sebesar
(91,66%) siswa yang memiliki nlai diatas KKM (70,00).
Simpulan penelitian ini adalah menggunakan alat bantu pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh siswa kelas IV SD Negeri Katelan 4
Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2011 / 2012.
commit to user
viii
MOTTO
Dimana ada kemauan pasti ada jalan, carilah ilmu sampai ujung usiamu, dan
belajarlah sejak dini untuk memperoleh bekal ilmu di masa yang akan datang
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
◊“Bapak dan Ibu”
Do’amu yang senantiasa untukku, kerja keras yang tak mengenal lelah,
pengorbanan yang tak ternilai, dan kasih sayang yang tak terbatas. Yang semua itu
membuatku bangga. Tiada kasih sayang yang seindah dan setulus kasih
sayangmu.
◊“Suamiku Tercinta”
Dukungan dan motivasimu membuatku lebih semangat dan percaya diri
untuk dapat menyelesaikan tugas ini.
◊“Anak-anakku Tersayang”
Keberadaanmu memacuku untuk segera meyelesaikan skripsi ini.
◊“FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta tercinta
Tempat aku menimba ilmu , ilmu pada bidang Olahraga dan Kesehatan
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Skripsi dimana kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
Katelan 4, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan Skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr.H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. rer.nat.Sajidan, M.Si, Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Muiyono, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Waluyo, S.Pd.M.Or, Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
5. Drs. Sapta Kunta Purnama, M.Pd, sebagai pembimbing I yang telah
memberikan motivasi dan arahan dalam penyusunan Skripsi.
6. Djoko Nugroho, S.Pd. M. Or, sebagai pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
8. Bapak Sunarno, S. Ag, sebagai Kepala SD Negeri Katelan 4, Kecamatan
Tangen, Kabupaten Sragen, yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.
9. Bapak Winarno, S.Pd, Guru Mapel Penjasorkes SD Negeri Katelan 3,
commit to user
xi
10. Siswa kelas IV SD Negeri Katelan 4, Kecamatan Tangen, Kabupaten
Sragen, tahun pelajaran 2011/2012 yang telah bersedia menjadi sampel
penelitian.
11. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga semua yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mendapat pahala yang berlipat ganda
dari Tuhan Ynag Maha Esa.
Akhirnya peneliti mohon ma’af apabila dalam penyampaian tulisan ini
terdapat hal yang tidak berkenan dihati para pembaca, bagaimanapun juga segala
kekurangan ada pada diri penyusun. Semoga Skripsi ini dapat memberikan
manfaat dan menambah wawasan kepada para pembaca. Peneliti berharap saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
Skripsi ini.
Sragen, 30 Juli 2012
commit to user A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 4
1. Belajar ... 4
a. Pengertian belajar ... 4
b. Prinsip-prinsip belajar... 5
c. Ciri-ciri perubahan akibat belajar ... 6
d. Hasil belajar... 6
e. Kaidah pembelajaran... 6
2. Pembelajaran Atletik ... 7
a. Pengertian lompat jauh ... 7
commit to user
xiii
c. Kesalahan umum dalam lompat jauh... 8
3. Pemanfaatan Alat Bantu ... 9
a. Pengertian alat bantu... 9
b. Prinsip pengembangan alat bantu ... 9
c. Tujuan pemanfaatan alat bantu... 10
1). Tujuan perluasan ... 10
2). Tujuan penghalusan ... 10
3). Tujuan penerapan... 11
B. Kerangka Berpikir... 11
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 12
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas ... 14
C. Subjek Penelitian... 14
D. Sumber Data... 14
E. Uji Validasi Data... 15
F. Teknik Pengumpulan Data... 15
G. Analisis Data ... 16
H. Prosedur Penelitian... 17
1. Rancangan siklus I... 18
a. Tahap perencanaan ... 18
b. Tahap pelaksanaan... 18
c. Tahap pengamatan tindakan ... 19
d. Tahap evaluasi ... 19
2. Rancangan siklus II ... 19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 20
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 21
1. Siklus I... 26
2. Siklus II ... 33
3. Antar Siklus ... 36
commit to user
xiv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 39
B. Implikasi... 39
C. Saran... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 42
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian………... 12
2. Teknik dan Alat PengumpulanData………... 16
3. Prosentase Target Capaian………... 18
4. Deskripsi Data Awal... 21
5. Deskripsi Data Siklus I... 28
6. Deskripsi Data Siklus II... 35
7. Deskripsi Data Nilai Ketuntasan Hasil Belajar... 36
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berfikir………... 11
2. Tahap Penelitian………... 17
3. Histogram Nilai Rata-rata... 37
4. Histogram Perbandingan hasil Belajar... 38
5. Foto Kegiatan Persensi... 86
6. Foto Kegiatan Pembelajaran Pemanasan... 86
7. Foto Diskusi Perencanaan Penyusunan RPP... 87
8. Foto Implementasi RPP Siklus I... 87
9. Foto Pembelajaran Melompat Dengan Alat Bantu Kardus... 88
10. Foto Pembelajaran Mendarat Dengan Alat Bantu... 88
11. Foto Pembelajaran Lompat Jauh Dengan Alat Bantu... 89
12. Foto Diskusi Perencanaam RPP Siklus II... 89
13. Foto Implementasi Pembelajaran Siklus II... 90
14. Foto Implementasi Pembelajaran Siklus II... 90
15. Foto Permainan diakhir Pembelajaran... 91
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Halaman
1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 43
2. Daftar Kelompok dan Jadwal perputaran... 44
3. Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP)... 48
4. Daftar Pendapat Siswa ... 58
5. Rekap Daftar Pendapat Siswa ... 62
6. Daftar Observasi Guru Pamong ... 63
7. Alokasi Waktu Pembelajaran... 65
8. Daftar Lembar Pengamatan Kolaborator ... 67
9. Daftar Absensi Siswa ... 69
10. Daftar Nilai Awal Siswa ... 70
11. Daftar Nilai Siklus 1 dan 2... 71
12. Daftar Nilai Kognitif Siklus 1 dan 2 ... 72
13. Daftar Nilai Afektif Siklus 1 dan 2 ... 74
14. Daftar Nilai Psikomotor Siklus 1 dan 2 ... 76
15. Foto Kegiatan Pembelajaran ... 78
16. Surat Izin Kepala Sekolah... 82
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani di dalam dunia pendidikan seperti sekarang ini,
merupakan mata pelajaran penting untuk mendidik manusia yang utuh dan
berkarakter. Pendidikan Jasmani merupakan pengetahuan dasar yang erat
hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Namun pelajaran pendidikan
jasmani bagi sebagian siswa dianggap sebagai pendidikan yang sulit dan
rumit, sehingga kemampuan siswa dalam pengetahuan dasar masih kurang.
Oleh karena itu ketidak mampuan menimbulkan kejenuhan dan kesulitan
belajar terutama didalam menganalisa secara sederhana untuk memecahkan
masalah dalam bentuk gerakan yang baik dan benar. Akibatnya hasil belajar
siswa cenderung lebih rendah dibanding dengan pelajaran yang lain.
Melihat dari kenyataan di atas, bisa kita katakan salah satu penyebab
rendahnya hasil belajar olahraga adalah kurangnya pemanfaatan alat bantu
olahraga saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sehingga siswa kurang
tertarik dan sulit memahami karena siswa tidak dilibatkan secara langsung.
Idikan Karena dalam mengajar pendidikan jasmani sangatlah diperlukan
hubungan yang berkesinambungan antara guru dan siswa. Seperti yang
disampaikan oleh Mosston (1991 )’’bahwa mengajar pendidikan jasmani
merupakan serangkaian hubungan yang berkesinambungan antara guru dan
siswa”(hal:3). Selain hubungan antara guru dan siswa yang
berkesinambungan, salah satu sarana pembelajaran pendidikan jasmani yang
juga memegang peranan penting ialah pengetahuan konsep yang menunjuk
pada pemahaman dasar dan keterampilan pada suatu yang dilakukan oleh
siswa.
Dalam hal ini peranan guru menjadi salah satu kunci utama dalam
keberhasilan pembelajaran. Seorang guru pendidikan jasmani dituntut agar
commit to user
siswa akan lebih mudah menerima dan tertarik untuk melaksanakan seperti
apa yang diinginkan oleh guru. Dengan demikian akan dapat tercapainya
tujuan pembelajaran.
Dari pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 70, hasil
evaluasi sejumlah 24 siswa menunjukkan 10 siswa yang tuntas atau 42%
siswa yang dapat mencapai kkm tersebut. Pembelajaran lompat jauh kurang
berhasil disebabkan mayoritas siswa kurang begitu senang dengan materi
yang diberikan, karena dalam pembelajaran hanya menggunakan metode
demonstrasi dan ceramah, siswa tidak dilibatkan. Tidak memanfaatkan alat
bantu yang memadai, dan siswa selalu disuruh melakukan berulang-ulang,
sehingga siswa kurang dapat merespon dan jenuh dengan pembelajaran
seperti itu. Pembelajaran yang monoton menyebabkan siswa dalam mengikuti
pembelajaran menjadi malas dengan alasan tidak bisa melakukan karena
terlalu rumit dan sulit untuk melakukan gerak dasar lompat jauh dalam
pembelajaran di SD.
Agar upaya peningkatan hasil belajar dapat meningkat, maka guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran dapat dengan memanfaatkan
media termasuk alat bantu di dalamnya. Demikian pentingnya pemanfaatan
alat bantu dalam keberhasilan suatu pembelajaran, yang nantinya akan
memberikan pengalaman lebih mengesankan sehingga memudahkan siswa
untuk memahaminya disbanding hanya dengan menggunakan metode
demonstrasi dan ceramah, yang segala sesuatunya hanya monoton.
Berdasarkan ulasan di atas dan dalam usaha untuk meningkatkan hasil
belajar olahraga siswa, perlu kiranya diadakan perbaikan pembelajaran
dengan menanfaatkan alat bantu di kelas IV SD Negeri Katelan 4, Kecamatan
Tangen, Kabupaten Sragen Tahun 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan yang
commit to user
3
’’Bagaimanakah pemanfaatan alat bantu pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas IV SD Negeri
Katelan 4 tahun ajaran 2011 / 2012 ? ’’
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, maka
tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
’’Untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas IV
SD Negeri Katelan 4 tahun ajaran 2011/2012 melalui penggunaan alat bantu
pembelajaran .’’
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi guru Penjas kelas IV SD Negeri Katelan 4 Kabupaten Sragen :
a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam memanfaatkan
alat bantu pembelajaran yang murah dan mudah didapat.
b. Mendapat pengetahuan tentang peningkatan hasil belajar lompat jauh
melalui pemanfaatan alat bantu peraga .
2. Bagi Siswa kelas IV SD Negeri Katelan 4 Kabupaten Sragen:
a. Dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan
dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran
siswa.
commit to user
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
a. Pengertian belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
adanya interaksi antara individu dan lingkungannya. Seperti yang
disampaikan oleh Slameto ( 1987 )’’ belajar diartikan sebagai suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya’’( hal:2 ) .Dengan belajar dapat
membentuk, merubah dan meningkatkan kemampuan dalam ranah kognitif,
afektif, psikomotor dan fisik.
Seperti juga pandangan yang disampaikan oleh aliran Behaviourisme
yang menekankan adanya perubahan perilaku pada peserta didik setelah
melakukan kegiatan belajar. Menurut aliran Behaviourisme belajar adalah
perubahan perilaku, perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat
diamati dan dapat diukur. Sehingga dengan belajar siswa dapat memperoleh
pengalaman, Dengan pengalaman itulah siswa dapat menyebutkan atau
memperagakan gerak dasar lompat jauh.
Dilihat dari kemampuan siswa dalam menangkap ilmu dari hasil
proses belajar maka guru dapat menilai sejauh mana siswa tersebut paham
akan materi yang disampaikan.
Berdasarkan penjelasan mengenai belajar tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa, belajar merupakan suatu proses yang terjadi di dalam diri
masing-masing individu. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu, apabila
terdapat perubahan-perubahan yang bersifat lebih baik dari pada sebelumnya.
Perubahan-perubahan tersebut diantaranya adalah perubahan keterampilan,
pengetahuan, kecakapan, kebiasaan dan sikap. Hasil belajar bersifat permanen
commit to user
5
b. Prinsip-prinsip belajar
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat komplek. Dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, pengetahuan tentang prinsip belajar
dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat, maka dalam
proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip belajar yang tepat.
Maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
benar, yang bertolak dari kebutuhan internal siswa untuk belajar. Davies
(1991 ), mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar
bagi penerapan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran, yaitu :
1). Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
2). Setiap murid belajar menurut tempo ( kecepatannya ) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
3). Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan ( reinforcement ).
4). Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembela - lajaran memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.
5). Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik (hal:32)
Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan
guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang
dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip-prinsip belajar juga
memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar
para siswa dapat berperan aktif didalam proses pembelajaran. Bagi guru,
kemampuan menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran
akan dapat membantu terwujudnya tujuan pembelajaran yang dirumuskan
dalam perencanaan pembelajaran. Sementara bagi siswa prinsip-prinsip
pembelajaran akan membantu tercapainya hasil
belajar yang diharapkan.
c.Ciri-ciri perubahan akibat belajar
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa,
commit to user
bisa. Dari belajar siswa dapat memiliki ketrampilan yang lebih baik
dibandingkan sebelumnya.
Seperti yang telah disampaikan diatas bahwa belajar dapat
didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan
terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Definisi ini mencakup tiga
unsur, yaitu : (1) belajar adalah perubahan tingkah laku, (2) perubahan
tingkah laku tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman, (3) perubahan
tingkah laku tersebut bersifat permanen atau tetap ada untuk waktu yang
cukup lama.
d. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi hasil belajar dan
tindak belajar, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
Hasil belajar merupakan puncak proses belajar yang merupakan bukti dari
usaha yang telah dilakukan. Menurut Nasrun ( 1980) mengemukakan bahwa
’’ Hasil belajar merupakan hasil akhir pengambilan keputusan mengenai
tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa selama mengikuti proses
pembelajaran’’ ( hal 25 ). Hasil belajar merupakan bagian utuh dari proses
dan tahapan kegiatan pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, guru dapat
mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukannya, pada
tiap kali pertemuan, setiap akhir kompetensi dasar, dan juga setiap akhir
semester. Dengan demikian setiap kali membahas proses pembelajaran, maka
berarti kita juga membahas tentang penilaian, karena penilaian adalah hasil
belajar di dalam proses pembelajaran.
Untuk dapat melaksanakan penilaian pembelajaran dengan benar,
maka guru harus mengetahui berbagai hal yang terkait dengan penilaian,
terutama berkaitan dengan hakekat penilaian, tujuan penilaian, prinsip-prinsip
penilaian, jenis-jenis penilaian, dan prosedur penilaian di dalam
pembelajaran.
e. Kaidah pembelajaran
Kaidah pembelajaran merupakan petunjuk atau pedoman yang
commit to user
7
1) Materi
a) Harus sesuai indikator.
b) Harus ada pembahasan yang jelas.
c) Dapat dipahami dan mudah dimengerti oleh siswa.
2) Konstruksi
a) Menerangkan secara jelas dan tegas.
b) Memberikan pertanyaan.
c) Memberikan hukuman pada siswa yang tidak bisa menjawab.
3) Bahasa
a) Dalam menjelaskan harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia.
b) Menggunakan bahasa yang komunikatif.
c) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku di lingkungannya.
Adapun selain diatas agar kaidah pembelajaran memiliki mutu yang
baik perlu juga diperhatikan bahwa peserta didik harus mendengarkan
keterangan atau penjelasan dari pengajar pada saat diterangkan, peserta didik
tidak boleh berbicara sendiri atau ramai saat diterangkan, dan peserta didik
harus bisa menerima materi yang dijelaskan. Sedangkan pengajar harus
mengamati hasil belajar para peserta didiknya dalam proses belajar mengajar
agar dalam proses belajar peserta didiknya tidak mengalami kesulitan dalam
menerima pelajaran.
Dengan demikian agar proses pembelajaran dapat tercapai dengan
baik maka dalam proses pembelajarannya harus ditata dengan sebaik-baiknya
agar peserta didik tidah bosan dengan model pembelajaran yang diberikan.
2. Pembelajaran Atletik
a.Pengertian lompat jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang
olahraga atletik. Menurut Aip Syarifuddin (1992) lompat jauh didefinisikan
commit to user
dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang
diudara ) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan
pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya ’’(hal:90).
Sedang menurut Engkos Kosasih ( 1985 )’’bahwa yang menjadi
tujuan lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya
yang mempunyai empat unsur gerakan yaitu : awalan ; tolakan ; sikap badan
diudara ; sikap badan pada waktu jatuh atau mendarat’’(hal:67). Mengenai
unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam
melakukan lompat jauh meliputi :
1) Daya ledak.
2) Kekuatan.
3) Kelincahan.
4) Keseimbangan.
5) Keterampilan.
6) Koordinasi
b.Cara melakukan lompat jauh
Adapun cara melakukan lompat jauh yaitu :
1) Berdiri tegak diatas kedua kaki.
2) Ambil ancang-ancang kemudian lari.
3) Irama lari dipercepat ketika mendekati papan tolakan.
4) Gunakan kaki yang terkuat untuk menolak ke depan atas.
5) Mendaratlah dengan ke dua kaki secara bersamaan dan sejajar.
c.Kesalahan umum dalam lompat jauh
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi didalam melakukan lompat
jauh antara lain :
1) Jarak awalan dengan papan tolakan tidak pas, sehingga
mengakibatkan :
a) Pada saat kaki menumpu jatuh sebelum papan tolakan.
commit to user
9
2) Irama langkah tidak tepat ada panjang ada pendek sehingga
mengakibatkan kaki tumpu jatuh tidak pas dengan papan
tolakan.
3) Bertumpu dengan kaki yang lemah sehingga tidak menghasilkan
lompatan yang maksimal.
4) Saat jatuh atau mendarat kedua kaki tidak bersaman dan tidak
sejajar sehingga mengurangi keseimbangan.
3. Pemanfaatan Alat Bantu
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantu yang digunakan oleh pendidik biasanya tidak sama, dan itu
tergantung oleh kreatifitas pendidik itu sendiri. Alat bantu biasa digunakan
oleh pendidik untuk mempermudah menyampaikan pembelajaran. Alat bantu
bisa juga disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan
mempraktekkan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran.
Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata
lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengarahkan indera sebanyak
mungkin suatu objek sehingga mempermudah persepsi.
b. Prinsip Pengembangan Alat Bantu
Alat bantu yang digunakan harus efisien dalam penggunaanya, dalam
waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan
tidak terlalu luas. Selain itu alat bantu tersebut juga tidak berbahaya bagi
siswa yang menggunakannya dan mudah untuk dimengerti, sehingga
membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menerima pembelajaran yang
diberikan oleh guru.
Kreatifitas guru dalam memilih alat bantu yang digunakan dalam
pembelajaran, akan disesuaikan dengan :
1) Tujuan.
2) Karakteristik materi.
3) Kondisi lingkungan.
4) Evaluasi.
commit to user
1) menimbulkan minat sasaran pendidikan.
2) mencapai sasaran yang lebih banyak.
3) membantu mengatasi hambatan bahasa.
4) membantu sasaran pendidikan untuk lebih banyak dan cepat.
5) mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
6) syarat alat bantu pembelajaran yang baik.
c. Tujuan Alat bantu
Pemanfaatan alat bantu pembelajaran sangat erat hubungannya
dengan tujuan pembelajaran dari mulai tujuan yang paling rendah sampai
tujuan yang paling tinggi. Adapun tujuan pemanfaatan alat bantu pada materi
ini dibagi menjadi tiga komponen, yaitu :
1) Tujuan Perluasan
Yang dimaksud dengan tujuan perluasan adalah tujuan pembelajaran
yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan
melakukan bentuk atau wujud ketrampilan yang dipelajarinya tanpa
memperhatikan aspek efisiensi dan efektifitas. Misalnya : siswa
mengetahui dan dapat memberikan contoh awalan lompat jauh.Dalam
contoh ini, tujuan pembelajaran lebih menekankan agar siswa lebih
menekankan agar siswa dapat mengetahui esensi awalan lompat jauh
dalam bentuk peragaan, dalam kasus ini peragaan tidak terlalu
dipermasalahkan apakah awalan lompat jauh itu sudah dilakukan secara
efektif dan efisien atau belum. Yang penting siswa dapat mengetahui
esensi wujud awalan lompat jauh.
2) Tujuan Penghalusan
Yang dimaksud dengan tujuan penghalusan adalah tujuan
pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan melakukan gerak secara efisien. Misalnya : siswa
mengetahui gerakan-gerakan dasar dalam lompat jauh. Dalam contoh ini,
tujuan tidak lagi pada level agar siswa dapat mengetahui esensi gerak
awalan lompat jauh ( misalnya : menggunakan teknik yang tepat untuk
commit to user
11
3) Tujuan Penerapan
Yang dimaksud dengan tujuan penerapan adalah tujuan pembelajaran
yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan
tentang efektif tidaknya gerakan yang dilakukan melalui pengenalan
kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran lompat jauh pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani
pada hakekatnya merupakan pelatihan suatu keterampilan yang harus
dikuasai oleh peserta didik karena pembelajaran lompat jauh gerakan-gerakan
dasarnya terlalu sulit dan rumit, yang harus dilakukan secara cepat dan tepat.
Maka pembelajaran lompat jauh tidak tepat apabila hanya disampaikan
dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi tanpa memanfaatkan
alat bantu yang baik dan tepat.
Pada pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu,
maka dasar-dasar lompat jauh, yaitu awalan, tumpuan, melayang dan
pendaratan diajarkan secara bersama-sama oleh guru melalui pemanfaatan
alat bantu . Sehingga siswa dapat latihan setahap demi setahap, dengan
demikian siswa mudah memahami dan menguasai dasar-dasar lompat jauh
dengan mudah.
Pemanfaatan alat bantu akan lebih menjamin siswa untuk dapat
menguasai dasar lompat jauh dengan lebih baik, penguasaan
dasar-dasar dengan baik akan menyebabkan hasil belajar atau prestasi lompat jauh
commit to user
Secara sistematis, kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan
sebagai berikut :
Kondisi Awal Pembelajaran
1. Guru mengajar lompat jauh secara verbal
2. Siswa tidak mendapatkan gambaran secara konkret
3. Siswa tidak dapat menguasai gerak dasar lompat jauh dengan baik
4. Hasil lompat jauh siswa rendah
Guru memanfaatkan alat bantu pada pembelajaran lompat jauh
Kondisi Akhir Pembelajaran
1. Guru mengajar dengan memanfaatkan alat bantu
2. Siswa mendapatkan gambaran secara terperinci
3. Siswa menguasai gerak dasar lompat jauh dengan baik
4. Hasil belajar lompat jauh siswa meningkat
Gambar 1.
commit to user
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV Sekolah dasar Negeri Katelan 4
Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan Maret
2012 sampai dengan selesai .
Tabel 1 ; Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiatan Penelitian
No. Rencana Kegiatan Tahun 2012
Mar Apr Mei Juni Juli
1. Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi Masalah
c. Penentuan Judul
d. Pengajuan Judul
e. Penyusunan Proposal
f. Pengajuan Izin Penelitian
2. Pelaksanaan
a. Seminar Proposal
b. Pengumpulan Data Penelitian
3. Penyusunan Laporan
a. Penulisan
commit to user
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dan dibuat
berbagai input instrument yang akan dikenakan untuk memberikan
pelaksanan dalam PTK, yaitu :
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran
Dengan kompetensi dasar Mempraktekkan gerak dasar atletik yang
dimodifikasi dengan memperhatikan nilai-nilai pantang menyerah,
sportivitas, percaya diri dan kejujuran.
2. Perangkat pembelajaran yang berupa lembar pengamatan siswa.
3. Dalam pelajaran juga akan diurutkan sesuai absen
C. Subyek Penelitian
Subyek penerima tindakan adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri Katelan 4, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen yang
berjumlah 24 siswa, subyek pelaku tindakan adalah seorang guru pendidikan
Jasmani dan Kesehatan Sekolah Dasar negeri Katelan 4 Kecamatan Tangen
Kabupaten Sragen.
D. Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan untuk melaksanakan penelitian tindakan
kelas ini terdiri dari data utama dan data pendukung. Adapun sumber utama
data adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar negeri Katelan 4 Kecamatan
Tangen Kabupaten Sragen Tahun 2011/2012. Selain itu, data utama juga
diperoleh dari buku daftar nilai siswa dan catatan harian siswa maupun
catatan tentang diri siswa. Sedangkan data pendukung berasal dari teman
sejawat yaitu, wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri Katelan 4 Kecamatan
Tangen Kabupaten Sragen , sebagai kolaborator untuk melihat tingkat
keberhasilan hasil belajar lompat jauh melalui pemanfaatan alat bantu pada
siswa kelas IV SD Negeri Katelan 4 Tangen Sragen tahun pelajaran 2011 /
commit to user
15
E. Uji Validitas Data
Cara untuk mengembangkan validitas data penelitian. Trianggulasi
merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data
dalam penelitian. Trianggulasi yang digunakan yaitu :
1. Trianggulasi data
Yang dimaksud trianggulasi data yaitu data yang sama akan lebih mantap
kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
2. Trianggulasi sumber
Yang dimaksud trianggulasi sumber yaitu mengkroscekkan data yang
diperoleh dengan informan atau nara sumber yang lain, baik dari siswa,
rekan guru, atau pihak lain (kepala sekolah).
3. Trianggulasi metode
Yang dimaksud dengan trianggulasi metode yaitu dengan mengumpulkan
data yang berbeda agar hasilnya lebih baik sehingga didapatkan hasil yang
akurat dan sebenarnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian ini adalah melalui tes, observasi dan dokumentasi.
Data yang diperlukan dalam penilaian tindakan kelas ini diperoleh
melalui caara atau teknik sebagai berikut :
a. metode observasi digunakan untuk mengungkap data tentang aktivitas
belajar kemampuan siswa dalam menguasai teknik dasar lompat jauh.
b. metode tugas berupa praktek lompat jauh.
c. metode dokumentasi, dokumentasi yang diteliti adalah daftar nilai mata
pelajaran penjasorkes siswa kelas IV pada dua tahun ajaran terakhir
khususnya untuk kompetensi dasar yang sama dengan kajian dalam
penelitian ini.
commit to user
a. Lembar Observasi dipergunakan sebagai teknik mengumpulkan data
tentang aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran lompat
jauh melalui pemanfaatan alat bantu.
b. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar lompat
jauh yang dilakukan siswa.
c. Pemahaman dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil
pemahaman siswa dari konsep materi hasil belajar lompat jauh yang
ditanyakan.
Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data
No Sumber
Data Jenis Data
Tehnik
Pengumpulan Instrumen
1. Siswa Hasil belajar lompat
jauh
3. Siswa Hasil pemahaman
konsep materi Pemahaman
Konsep materi
pembelajaran
G. Analisa Data
Analisis data pada penelitian ini dimulai sejak awal sampai
pengumpulan data dari hasil penelitian di lapangan maupun angket diolah
dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis yang digunakan pada
penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
commit to user
17
1. Hasil belajar lompat jauh, yaitu dengan menganalisis nilai rata-rata
tes hasil belajar lompat jauh. Kemudian dikategorikan dalam
klasifikasi skor yang telah ditentukan.
2. Aktifitas pembelajaran siswa, yaitu dengan menggunakan lembar
observasi siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
3. Hasil pemahaman konsep siswa, yaitu dengan menganalisis nilai
rata-rata pemahaman konsep. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi
dalam skor yang telah ditentukan.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dirancang dan dilaksanakan dalam 2
siklus, setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni : (1) perencanaan
tindakan; (2) pelaksanan tindakan; (3) observasi dan interprestasi; (4)
analisi dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
Tahap-tahap pelaksanaan PTK ini dapat dilihat dari gambar di
bawah ini :
Gambar 2. Tahap penelitian
Siklus I
perencanaan
pengamatan
refleksi pelaksanaan
refleksi
perencanaan
Siklus II
pengamatan
pelaksanaan
commit to user
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap perencanaan
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
2) Menyediakan alat atau media pembelajaran
3) Membuat alat monitoring berupa lembar observasi
4) Membuat scenario pembelajaran sebagai berikut
b. Tahap pelaksanaan
1) Kegiatan pemanasan.
a) Guru membuka pelajaran dengan ucapan salam dan selamat
pagi
b) Mengkondisikan siswa dan melakukan presensi siswa
c) Melakukan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa
tentang lompat jauh
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa di akhir
pembelajaran siswa diharapkan mampu menguasai teknik
dan praktik lompat jauh dengan baik
e) guru memimpin pemanasan (warming up)
f) menyampaikan pemanfaatan alat bantu kardus yang akan
diterapkan dalam pembelajaran lompat jauh.
2) Kegiatan Inti
a) guru menjelaskan teknik dan cara melakukan lompat jauh
dengan baik.
b) guru memberikan contoh gerakan dasar lompat jauh dengan
awalan tiga langkah, teknik lompat jauh dengan detail.
c) guru menyuruh siswa untuk menirukan contoh atau
demonstrasi yang dilakukan guru secara bersama-sama.
d) guru mengadakan tanya jawab tentang teknik dasar dan
praktik lompat jauh.
3) Kegiatan akhir
a) guru mengadakan tes siklus I, berupa penugasan melakukan
commit to user
19
b) guru memberikan pesan moral dan pesan belajar, agar siswa
mau mempelajari kembali materi yang telah didapatnya dan
diakhiri pembelajaran dengan ucapan salam dan selamat
siang.
c. Tahap pengamatan tindakan
Pengamatan dilakukan bertahap : (1) hasil ketrampilan lompat jauh
siswa baik yang ditunjukkan selama melakukan unjuk kerja maupun
tes akhir siklus; (2) aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung;
dan (3) pemahaman siswa terhadap konsep hasil belajar lompat jauh.
d. Refleksi
Refleksi diawali dengan analisis terhadap hasil temuan Selama
observasi untuk mengetahui efektifitas tindakan yang telah dilakukan,
melalui hasil refleksi dapat diketahui kelemahan dan kekurangan
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan hasilnya dapat
dijadikan acuan perbaikan dalam pembelajaran siklus selanjutnya,
hingga mencapai target yang diharapkan sesuai dengan indikator
keberhasilan. Prosentase indicator pencapaian keberhasilan PTK
dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 3. Prosentase target pencapaian
Aspek yang diukur
Hasil belajar lompat jauh 42% 75% 91%
2. Rancangan Siklus II
Rencana siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan, hasil
yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan
dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan
silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk
perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta
commit to user
Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang
ada di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Siswa kelas IV SD Negeri Katelan 4 Kecamatan Tangen Kab. Sragen Tahun
Pelajaran 2011/2012, yang mengikuti materi pelajaran penjasorkes khususnya
lompat jauh adalah 24 siswa, yang terdiri atas 11 siswa putra dan 13 siswa
putri. Dilihat dari proses pembelajaran atletik khususnya materi lompat jauh ,
dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil.
2. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran lompat
jauh , sebab guru kurang kreatif dalam mengajar materi lompat jauh , sehingga
siswa merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh.
3. Guru kesulitan menemukan contoh / model pembelajaran lompat jauh yang
baik dan benar. Seringkali contoh yang disampaikan oleh guru melalui
peragaan langsung sehingga kurang dapat dicermati oleh siswa secara baik,
sebab siswa kurang dapat melihat contoh gerakan yang diperagakan oleh guru
hal ini karena kurangnya antusiasme siswa atau contoh gerakan kurang dapat
dipahami oleh siswa.
4. Guru kurang bisa dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran lompat
jauh . Guru kurang kreatif untuk membuat cara agar siswa tertarik dan senang
mengikuti materi lompat jauh.
5. Guru kurang menggunakkan modifikasi alat bantu pembelajaran yang baik
kepada siswa agar mampu meningkatkan peran aktif siswa selama mengikuti
pembelajaran lompat jauh . Pembelajaran yang monoton atau mengakibatkan
motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya
hasil belajar lompat jauh.Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka
commit to user
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal keadaan siswa dalam materi
pembelajaran lompat jauh pada siswa kelas IV SD Negeri Katelan 4
Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. Adapun
diskripsi data yang diambil adalah hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas
IV SD Negeri Katelan 4 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Kondisi awal hasil belajar lompat jauh pada siswa IV SD Negeri Katelan 4
Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum
diberikan tindakan penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Diskripsi Data Awal/ Pra Siklus Hasil Lompat Jauh Pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Katelan 4 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen
Tahun Pelajaran 2011/2012.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah
Anak Prosentase
>90 Baik Sekali Tuntas 0 0%
80 – 89 Baik Tuntas 2 8,3%
70 – 79 Cukup Tuntas 8 33,3%
60 – 69 Kurang Tidak Tuntas 14 58,4%
< 59 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0%
Jumlah 24 100%
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan tindakan
maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa kelas IV SD Negeri Katelan 4
Kecamatan Tangen kabupaten Sragen tahun pelajaran 2011/2012 belum
menunjukan hasil belajar yang baik khususnya materi pembelajaran lompat jauh ,
hal ini diketahui dari prosentase ketuntasan belajar 42% siswa atau 10 siswa yang
telah tuntas dalam materi pembelajaran lompat jauh.
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut kriteria keberhasilan
commit to user
observasi data awal maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan hasil
pembelajaran materi lompat jauh pada siswa Kelas IV SD Negeri Katelan 4
Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012 melalui
penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran. Pelaksanaan tindakan akan
dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan,
yakni : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan
interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi.
2. Siklus I Pertemuan I a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus I pertemuan I pada tanggal 14 Mei 2012,
sebagai berikut :
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment)
yang diterapkan dalam PTK, yaitu dengan modifikasi alat bantu pembelajaran
dalam pelaksanaan pembelajaran lompat jauh.
3) Menyiapkan alat bantu pembelajaran yang diperlukan untuk membantu
pengajaran lompat jauh.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan, meliputi :
1) Pemanasan
a) Berdoa dan absensi siswa
b) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
c) Melakukan pemanasan penguluran, lari kemudian bermain.
Pemanasan menggunakan permainan yang mengarah pada inti pembelajaran.
Adapun permainan ini bernama permainan menembak rusa. Cara permainan
menembak rusa sebagai berikut : Anak dibagi menjadi 2 kelompok setiap
commit to user
menembak rusa. Salah satu kelompok memegang bola dan berusaha menembak
kaki lawan, kaki yang ditembak berusaha menghindar dengan cara meloncat
dan kaki yang tertembak berarti mati dan harus keluar , berdiri dibelakang garis
yang bertugas mengambil bola. Ini dilakukan secara bergantian Setelah
menjalankan semua siapa yang paling banyak dapat menembak rusa itulah regu
yang menang.
2) Inti Pelajaran
a) Pada inti pembelajaran guru menjelaskan materi lompat jauh , yaitu gerak
dasar lompat jauh. Setelah guru selesai menjelaskan kemudian siswa diberi
kesempatan untuk mencoba gerak dasar tersebut. Siswa melakukan awalan
lompat jauh yaitu lari dengan melewati alat bantu bilah, yang disesuaikan
dengan tungkai siswa. Siswa yang tungkainya pendek melompati bilah yang
ditata pendek-pendek begitu juga sebaliknya dengan siswa yang tungkainya
panjang. Jika siswa yang bertungkai pendek dapat melalui pilihan pertama
maka siswa tersebut dapat melanjutkan ke bilah yang dipasang lebih
panjang.
b) Pembelajaran tolakan lompat jauh menggunakan alat bantu ban bekas.
Siswa melompati ban bekas yang telah disusun dengan menggunakan satu
kaki. Kaki yang digunakan adalah kaki yang terkuat.
c) Penbelajaran sikap badan di udara dalam lompat jauh. Siswa mencoba
melompat kardus dengan variasi ketinggian.
d) Pembelajaran mendarat dalam lompat jauh. Siswa melewati ban dan kardus
dengan posisi jongkok.
e) Setelah selesai kemudian siswa dikumpulkan untuk melakukan evaluasi dari
pembelajaran yang telah dilakukan agar siswa mengetahui kekurangannya
dan juga memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
lompat jauh yang belum dipahami. Setelah selesai bertanya jawab kemudian
semua siswa mencoba melakukan lompat jauh dilapangan lompat jauh dari
materi yang telah diajarkan sesuai dengan urutan absen siswa 4 anak- 4 anak
commit to user
a) Melaksanakan penenangan/ pendinginan Siswa membuat lingkaran,
bernyanyi berjalan keliling, setelah itu duduk membuat lingkaran sambil
mendengarkan penjelasan dan menjawab pertanyaan guru.
b) Berdoa kemudian dibubarkan.
c. Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti dan
guru kolaborasi saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi
menyimpulkan bahwa siswa terlihat senang dengan menerapkan alat bantu
pembelajaran. Hal ini terlihat dari peran aktif siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, siswa semangat dan antusias saat proses pembelajaran berlangsung.
1) Pemanasan
Saat pemanasan siswa terlihat senang dan gembira dengan pemanasan yang
dikemas dengan cara permainan. Siswa sangat antusias melakukan pemanasan
karena mereka merasa ada yang berbeda dari pemanasan yang mereka lakukan
biasanya.
2) Inti
Pada saat pembelajaran siswa tampak senang dengan menggunakan modifikasi
alat bantu pembelajaran yang guru berikan. Hal ini terbukti dari peran aktif
siswa saat pembelajaran berlangsung dan berulang kali siswa meminta untuk
melakukan kembali gerakan yang telah diajarkan. Dan pada saat melakukan
rangkaian gerakan lompat jauh siswa menunjukkan kemampuannya
masing-masing dan terlihat bersungguh-sungguh dalam melakukannya terbukti dari
perubahan kemampuan lompat jauh siswa dan juga lompatan yang dihasilkan.
d. Analisis dan Refleksi
Pada pertemuan pertama terdapat keberhasilan dan kegagalan yang terjadi,
adapun keberhasilan dan kegagalan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Keberhasilan guru/siswa :
Pembelajaran melalui penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran dapat
meningkatkan peran aktif siswa selama mengikuti pembelajaran, alat bantu
tersebut memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam mengikuti
commit to user
siswa dalam melakukan gerakan lompat jauh. Selain itu dengan penerapan
modifikasi alat bantu pembelajaran siswa tidak jenuh selama mengikuti
pembelajaran lompat jauh.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa :
Pembelajaran melalui pendekatan bermain menggunakkan modifikasi alat bantu
pembelajaran yang terdapat unsur-unsur kompetisi membuat siswa harus mau
bekerjasama dalam kelompoknya, kendala yang dihadapi dalam hal ini adalah
membuat siswa putra dan putri mau bersatu dan satu kelompok tanpa ada
batasan dan juga rasa malu. Untuk mendorong siswa agar lebih aktif dalam
melakukan pembelajaran serta menghilangkan batasan dan juga rasa malu
tersebut maka sebaiknya peneliti memberikan reward kepada siswa, misalnya
berupa pujian seperti : bagus, baik sekali, tepat sekali, bagus sekali, dan lain
sebagainya. Sehingga siswa mampu termotivasi dan juga melupakan batasan
dan juga rasa malu tersebut setelah larut dalam permainan yang diberikan.
3) Rencana Perbaikan :
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran pada pertemuan pertama maka
perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, guna meningkatkan
hasil pembelajaran yang lebih maksimal. Adapun hal-hal yang dilakukan antara
lain :
a) Agar siswa tidak salah dalam melakukan setiap gerakan pada kegiatan
pembelajaran tersebut, maka peneliti memberikan penjelasan cara melakukan
gerakan dengan baik dalam pelaksanaan pembelajaran lompat jauh.
b) Siswa yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan pertama akan diberikan
perhatian yang lebih intensif pada pertemuan berikutnya. Peneliti harus tetap
memberikan pemahaman dan motivasi pembelajaran yang berorientasi pada
commit to user 3. Siklus I Pertemuan II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan I, maka perencanaan tindakan
pada siklus I pertemuan II tanggal 15 Mei 2012 yang juga akan dilakukan
penilaian adalah sebagai berikut :
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment)
yang diterapkan dalam PTK, yaitu dengan penerapan modifikasi alat bantu
pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran lompat jauh.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Berdoa dan absensi siswa
b) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
c) Melakukan pemanasan, penguluran dan lari kemudian permainan.
Pemanasan dikemas dalam sebuah permainan sederhana yaitu Hitam dan
Hijau. Caranya siswa dibagi menjadi dua kelompok tim hitam dan tim
hijau, di buat satu baris setiap tim dan di hadapkan saling membelakangi,
guru sebagai pengatur permainan, bila guru bilang hitam, tim hijau
mengejar tim hitam dengan melompat dan tim hitam melompat ke depan
lurus agar tidak tertangkap,bila tim hitam sampai batas belum tertangkap
maka tim hijau menggendong tim hitam dari batas menuju ke posisi awal
tetapi apabila tim hitam tertangkap maka tim hitam yang menggendong,
apabila guru bilang hijau maka tim hitam yang mengejar.
2) Inti Pelajaran
a) Pada inti pembelajaran guru kembali menjelaskan awalan, tolakan, sikap
commit to user
menjelaskan kemudian siswa diberi kesempatan untuk mencoba
gerakan-gerakan tersebut dan dikondisikan dengan bagi menjadi 2 berbanjar. Siswa
melakukan gerakan-gerakan tersebut sesuai dengan barisannya dan setelah
selesai berbaris pada barisan paling belakang untuk menunggu giliran
berikutnya.
b) Siswa melakukan latihan melompat melewati kardus tanpa menggunakan
awalan dengan beberapa tingkat kesulitan.
c) Setelah selesai melakukan tugas ajar tersebut kemudian siswa dikumpulkan
untuk melakukan evaluasi dari pembelajaran yang telah dilakukan agar
siswa mengetahui kekurangannya dan juga memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi lompat jauh yang belum dipahami.
Setelah selesai bertanya jawab kemudian siswa ditugaskan untuk melakukan
kembali gerakan-gerakan lompat jauh untuk memberi penguatan dari materi
pembelajaran yang telah diajarkan.
d) Siswa melakukan rangkaian lompat jauh , di lapangan lompat jauh yang
sebenarnya.
Setelah melakukan lompat jauh dengan menerapkan modifikasi alat bantu
pembelajaran, kemudian siswa melakukan rangkaian gerakan secara
keseluruhan. Siswa melakukan rangkaian gerakan lompat jauh sesuai daftar
urut absen dengan alat bantu 4 kardus dan di ambil hasil belajar yang sudah
ditunjukkan oleh siswa sebagai bahan evaluasi pada siklus I.
3) Penutup
Melaksanakan penenangan / pendinginan :
a) Siswa membuat lingkaran kemudian diminta untuk duduk dengan kedua
kaki diluruskan. Kemudian guru dengan siswa bernyanyi lagu daerah
bersama-sama.
b) Selesai mengevaluasi hasil belajar siswa kemudian guru memimpin berdoa
kemudian siswa dibubarkan.
c. Observasi dan Interprestasi
Pada dasarnya pembelajaran melalui penerapan modifikasi alat bantu
commit to user
lompat jauh , hal ini dapat dilihat dari peran aktif siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dan juga banyak siswa yang meminta untuk mengulangi lompat jauh
karena belum puas dengan hasil yang telah didapatkan. Meski hasilnya belum
memenuhi target yang diharapkan masih ada siklus ke II sebagai perbaikan dari siklus
I dan diharapkan ada peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran lompat jauh.
d. Deskripsi Data Hasil Pembelajaran Siklus I
Tabel 5 Diskripsi Data Akhir Siklus I Hasil Belajar Lompat Jauh Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Katelan 4 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah
Anak Prosentase
>90 Baik Sekali Tuntas 0 0%
80 – 89 Baik Tuntas 3 12,5%
70 – 79 Cukup Tuntas 15 62,5%
60 – 69 Kurang Tidak Tuntas 6 25%
< 59 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0%
Jumlah 24 100%
e. Analisis dan Refleksi
Dari tabel pencapaian hasil di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
lompat jauh meningkat sesuai target capaian yang dicantumkan pada proposal.
Akan tetapi masih perlu peningkatan pada metode yang diterapkan. Adapun
keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan 2 siklus I adalah :
1) Keberhasilan guru/siswa :
Dari pada kondisi awal, siswa menunjukkan hasil belajar lompat jauh yang
cukup bagus dengan prosentase siswa yang tuntas 75% atau 18 siswa
sedangkan siswa yang belum tuntas 25% atau 6 siswa.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa :
a) Kendala yang dihadapi pada pertemuan 2 pada siklus I sedikit demi sedikit
dapat diatasi meskipun demikian masih perlu peningkatan dan juga
pengembangan untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada pertemuan siklus
commit to user
b) Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal masih perlu meningkatkan
pendekatan internal kepada siswa terutama pada semangat dan peran aktif
siswa dalam pelaksanaan pembelajaran lompat jauh.
3) Rencana Perbaikan
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran siklus I, maka perlu ada
perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya, untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimal, adapun rencana perbaikan tersebut antara lain :
a) Mempersiapkan skenario pembelajaran yang lebih matang agar siswa dapat
menerima pembelajaran dengan baik dan juga menghimbau kepada siswa agar
menjaga kondisi fisik sehingga dapat mengikuti pembelajaran dengan maksimal.
b) Melakukan pendekatan internal lebih intensif pada siswa yang dirasa masih
kurang berhasil agar siswa tersebut mengetahui kekurangan sehingga
termotivasi untuk membagikan kartu ceria..
4. Siklus II Pertemuan I
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari hasil analisis dan refleksi pada siklus I, maka perencanaan
tindakan pada siklus II pertemuan I tanggal 22 Mei 2012 sebagai berikut :
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan sebelumnya. Pembelajaran
dengan menerapkan modifikasi alat bantu pembelajaran yang pada pertemuan
sebelumnya kurang berhasil dibuat lebih menarik lagi untuk lebih
meningkatkan semangat dan peran aktif siswa sehingga dapat memperoleh
hasil belajar yang maksimal
2) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran agar proses
perlaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan, adapun skenario pembelajaran lompat jauh sebagai
commit to user
1) Pemanasan.
a) Berdoa dan absensi siswa
b) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
c) Melakukan pemanasan
Pemanasan menggunakan permainan yang mengarah pada inti
pembelajaran. Adapun permainan ini bernama permainan menembak rusa.
Cara permainan menembak rusa sebagai berikut : Anak dibagi menjadi 2
kelompok setiap kelompok terdiri 12 anak. Setiap anak mempunyai tugas
yang sama yaitu menembak rusa. Salah satu kelompok memegang bola dan
berusaha menembak kaki lawan, kaki yang ditembak berusaha menghindar
dengan cara meloncat dan kaki yang tertembak berarti mati dan harus keluar
berdiri dibelakang garis yang bertugas mengambil bola. Ini dilakukan secara
bergantian Setelah menjalankan semua siapa yang paling banyak dapat
menembak rusa itulah regu yang menang.
2) Inti Pelajaran
a) Memberi panjelasan materi lompat jauh dari gerakan awalan, tolakan,
melayang di udara, dan mendarat kepada siswa.
b) Selesai menjelaskan materi lompat jauh dari awalan, cara melakukan
tolakan, sikap badan saat melayang di udara dan saat melakukan pendarat
kemudian guru menugaskan siswa untuk melakukan kembali apa yang telah
diajarkan oleh guru. Siswa dibagi menjadi 2 banjar dan melakukan gerakan
melakukan awalan dilanjutkan tolakan, sikap badan saat melayang di udara
dan melakukan pendaratan . Siswa yang telah selesai melakukan kembali
berbaris pada barisan paling belakang untuk menunggu giliran berikutnya,
setiap siswa diberi kesempatan untuk melakukan tiap gerakan yang
diajarkan sebanyak 4 kali.
c) Setelah siswa selesai melakukan gerak dasar yang diajarkan kemudian guru
mengajak siswa melakukan gabungan gerakan lompat jauh.
d) Setelah selesai melakukan tugas ajar tersebut kemudian siswa dikumpulkan
untuk melakukan evaluasi dari pembelajaran yang telah dilakukan agar
commit to user
siswa untuk bertanya tentang materi lompat jauh yang belum dipahami.
Setelah selesai bertanya jawab kemudian siswa ditugaskan untuk melakukan
kembali gabungan gerakan-gerakan lompat jauh untuk memberi penguatan
dari materi pembelajaran yang telah diajarkan. Siswa ditugaskan untuk
melakukan lompat jauh di lapangan yang sebenarnya dan dilakukan sesuai
dengan urutan absen siswa dengan alat bantu kardus yang dijajar disamping
bak lompat dengan tumpuan menggunakan alat bantu keset.
3) Penutup
Melaksanakan penenangan / pendinginan :
a) Pendinginan dilakukan berupa pelemasan dengan cara saling memijit kaki
teman dengan pasangannya masing-masing tetapi putra putri dipisah.
b) Berdoa dan siswa dibubarkan.
c. Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interpretasi ini dilakukan oleh peneliti dan guru
kolaborasi saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi
menyimpulkan bahwa :
Dari hasil observasi disimpulkan bahwa siswa semakin antusias melakukan
pembelajaran lompat jauh, tampak tidak ada kejenuhan dari siswa selama
mengikuti proses pembelajaran.
1) Pemanasan
Saat pemanasan siswa terlihat senang dengan pemanasan yang dikemas dengan
cara permainan. Siswa lebih banyak bergerak dan melakukan dengan rasa
antusias.
2) Inti
Pada saat pembelajaran siswa tampak senang dengan penyajian materi
pembelajaran lompat jauh . Melalui modifikasi alat bantu pembelajaran siswa
sudah mulai bisa menikmati pembelajaran. Siswa juga senang dengan
modifikasi alat pembelajaran yang diberikan. Hal ini terlihat dari sikap siswa
yang cenderung selalu ingin mencoba lagi. Pada pembelajaran lompat jauh,
commit to user
senang dengan modifikasi alat pembelajaran yang diberikan dan cukup
membuat siswa merasa tertantang untuk melakukan lompat jauh.
d. Analisis dan Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus II pertemuan
pertama adalah sebagai berikut :
1) Keberhasilan guru/ siswa :
Penerapan model pembelajaran bermain pada siklus II ini tampaknya semakin
membuat siswa bersemangat dan merasa tertantang, hal ini terbukti dengan sikap
siswa yang tak henti-hentinya ingin selalu mencoba setiap unsur gerakan dan
meminta guru untuk mengevaluasi serta selalu ingin mengulangi lagi.
2) Kendala yang dihadapi guru/ siswa :
a) Untuk semakin memacu semangat siswa hadiah selalu disiapkan berupa
pujian, tepuk tangan, dan acungan jempol pada siswa yang melakukan
rangkaian gerakan dengan benar akan tetapi terkadang siswa merasa hadiah
berupa pujian dari guru merupakan hal yang biasa dan meminta hadiah yang
lain.
3) Peneliti harus selalu memonitor kegiatan siswa dari awal hingga akhir
selama proses pembelajaran berlangsung agar guru mengetahui siswa yang
belum menguasai dengan baik lompat jauh yang diajarkan.
4) Rencana Perbaikan :
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran siklus pertemuan pertama, maka
perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, adapun rencana
perbaikan yang akan dilakukan antara lain :
a) Agar siswa tidak merasa asing dengan kegiatan pembelajaran tersebut maka
peneliti memberikan penjelasan cara bermain dengan benar dalam
pembelajaran lompat jauh untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b) Siswa yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan pertama akan diberikan
perhatian lebih dan diberikan semangat untuk terus berlatih dan mencoba tugas
ajar yang telah diajarkan.
c) Peneliti harus tetap memberikan pemahaman dan motivasi agar siswa tetap