• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Handphone Terhadap Sosialisasi Dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Handphone Terhadap Sosialisasi Dan"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Handphone Terhadap Sosialisasi Masyarakat

Posted by uki satriawan on 19:33 with No comments so far

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, idea, gagasan) dari satu

pihak ke pihak lain. Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat

dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti

oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,

menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.

Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non verbal.

Dahulu sebelum ada teknologi seperti sekarang, manusia lebih banyak berkomunikasi dengan

menggunakan gerak-gerik, mimik, dan sikap tubuh karena manusia sebagai mahluk sosial

membutuhkan manusia lainnya. Namun seiring dengan perkembangan zaman masyarakat

mampu membuat sebuah inovasi-inovasi baru untuk memudahkan berkomunikasi lalu

mereka menciptakan alat komunikasi bernama handphone.

Di zaman modern seperti sekarang ini handphone bukan lagi benda asing bagi siapapun dari

anak-anak sampai yang dewasa. Handphone atau yang sering kita kenal dengan sebutan HP

adalah salah satu teknologi komunikasi yang di hadirkan dan di rancang sedemikian rupa

dengan berbagai fitur yang sangat canggih. Tujuan utama handphone yang dibuat untuk

berkomunikasi sekarang sudah dilengkapi dengan berbagai fitur seperti kamera, internet,

televisi, MP3 hingga layanan messanger lainnya. Siapa yang tidak tertarik dengan benda

sekecil itu tetapi memiliki berbagai macam kegunaan.

(2)

atau berbicara jarak jauh kita mampu memperpendek jarak yang jauh menjadi dekat sehingga

kita dapat berkomunikasi secara bersamaan dan kapan saja tanpa harus bertatap muka.

Handphone bukan sekedar kebutuhan, tetapi sudah menjadi gaya hidup. Bahkan, ada

anggapan kalau tidak punya handphone, maka akan dicap sebagai orang kampungan.

Tanpa kita sadari penggunaan handphone yang kini merupakan suatu barang yang bersifat

wajib bagi setiap orang khususnya remaja mampu memberikan dampak positif dan negatif

bagi para penggunanya. Dampak positif penggunaan handphone antara lain adalah kita dapat

berkomunikasi dengan keluarga, saudara, teman yang berjauhan tanpa harus bertatap muka,

fitur internet yang di tawarkan mampu membantu kita mencari informasi

sebanyak-banyaknya tanpa harus pergi ke warnet dan membawa-bawa laptop yang berat, mampu

menghilangkan stress dengan mendengarkan MP3 atau bermain game. Bentuk yang

minimalis dan lengkap dengan berbagai fitur yang sesuai dengan kebutuhan manusia

terutama remaja mampu menambah nilai tambah tersendiri untuk teknologi canggih tersebut.

Dalam kenyataannya handphone mampu mengalihkan perhatian para remaja terhadap

lingkungan sekitar mereka dan cenderung memperhatikan handphone setiap saat.

Dampak negatif dari benda kecil tersebut sudah mampu menghilangkan cara berkomunikasi

yang baik antara individu satu dengan yang lainnya. Remaja lebih suka berbicara via SMS

atau telepon untuk bersilahturami dengan alasan menggunakan handphone lebih mudah

dibandingkan harus mengeluarkan biaya untuk bertemu keluarga, saudara atau teman yang

berjauhn. Banyak ditemui saat satu keluarga sedang berkumpul untuk makan semuanya sibuk

memegang dan bermain dengan handphone masing-masing, jika begitu apa handphone

merupakan salah satu alat komunikasi yang baik? Tentu tidak komunikasi yang baik

dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan cara bertatap muka, tidak dengan menggunakan

perantara melalui handphone. Perantara tersebut dapat kita gunakan jika kita benar-benar

tidak dapat saling bertatap muka.

(3)

bersama teman bahkan berkumpul dengan keluarga handphone dapat dipastikan selalu dalam

genggaman kita.

Melakukan aktivitas tanpa menggunakan handphone saat ini bagi sebagian orang akan terasa

janggal. Mulai kita bangun tidur sampai tidur lagi, kita tidak bisa lepas dari yang namanya

handphone dan seseorang seakan merasa tidak bisa hidup tanpa handphone. Sekarang

handphone lebih dijadikan gaya hidup tersendiri bagi penggunanya.

Seharusnya kita mampu menanggapi perkembangan teknologi komunikasi dengan bijak,

bagaimana kita memilih dan menggunakan suatu teknologi, sebuah perkembangan pastilah

membawa dampak besar bagi sekitarnya. Tidak mungkin sebuah perubahan tidak

menimbulkan dampak bagi sekitarnya. Tetapi kita sebagai masyarakat harus pandai memilih

dan mengelolanya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Gunakan teknologi yang

kita kuasai untuk bersosialisasi dengan yang lain karena teknologi komunikasiyang tidak

disikapi dengan baik akan membuat seseorang kurang peka terhadap kehidupan sosialnya,

kehadiran teknologi informasi telah mengurangi intensitas tatap muka yang terjadi dalam

organisasi atau pun sosial masyarakat.

Handphone merupakan salah satu dari perkembangan teknologi. Dengan kecanggihan

teknologi saat ini, fungsi handphone tidak hanya sebagai alat komunikasi biasa, tetapi

manusia juga dapat mengakses internet, SMS, berfoto dan juga saling mengirim data.

Dampak yang ditimbulkan dari handpone mungkin tidak kita sadari sama sekali. Selain

memudahkan dalam berkomunikasi sebagai dampak positif yang manusia dapatkan, terdapat

pula dampak negatif yang manusia dapatkan sebagai akibat menggunakanhandphone atau

telepon genggam ini.

Handphone pada saat ini tidak hanya digunakan oleh kalangan dewasa saja. Sekarang

anak-anak pun sudah banyak yang memiliki handphone dengan kecanggihan yang tidak kalah

dengan handphone orang dewasa. Sehingga dampaknya terjadi tidak hanya pada orang

dewasa tetapi juga pada anak-anak.

Misalnya pada anak-anak selain fungsi handphone sebagai alat komunikasi, anak-anak dinilai

“ikut-ikutan” terhadap tren saja. Banyak hal yang dapat diperhatikan dari fenomena ini.

Misalnya adalah jika dilihat dari segi sosial, kesenjangan akan sangat terlihat antara anak

yang berasal dari keluarga mampu secara finansial dan yang tidak dalam suatu komunitas di

sekolahnya. Penggunaan telepon selular secara tidak langsung juga dinilai dapat

mempengaruhi lingkungan pergaulan anak-anak.

(4)

keinginan untuk diterima di pergaulannya (popularitas). Kreativitas, ego serta kondisi

lingkungan (apakah teman-temannya mempunyai telepon selular) secara psikologis dapat

memicu seorang anak untuk memiliki telepon selular.

Selain itu dampak negatif dari perkembangan teknologi hadphone terjadi juga pada orang

dewasa diantaranya :

1. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet

daripada bertemu secara langsung (face to face).

2. Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam

berinteraksi. Manusia menjadi malas untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungan

sekitar. Dengan fasilitas yang dimiliki oleh HP, maka di zaman yang serba canggih dan

modern ini segalanya bisa dilakukan dengan duduk di tempat tanpa perlu beranjak dari

tempat duduk dan meninggalkan aktivitas seseorang. Mulai dari mengisi pulsa, transfer uang,

memesan tiket, belanja, hingga memesan makanan dapat dilakukan tanpa beranjak dari

tempat sedikitpun. Memang akan menjadi lebih mudah tetapi orang akan lebih tidak peduli

dengan rasa sosial.

Sebagai contohnya dapat kita lihat dalam film wall-e. film dengan setting masa depan yang

serba canggih yang segala macam bentuk aktifitasnya dilakukan secara digital. Mulai dari

makan, berbelanja, hingga mandi dilakukan dengan system komputer sehingga manusia tidak

perlu bergerak atau berjalan dan hanya tinggal duduk di kursi saja semua sudah dijalankan.

Oleh karena itu manusia menjadi malas dan karena hanya terpaku pada penggunaan teknologi

saja bahkan merekapun jadi lupa untuk bersosialisasi dengan orang sekitar saking terbuai

dengan kenikmatan teknologi.

(5)

warna atau sedikit.ringtone nya masih pollyphonic.Belum bisa mengunakan lagu sebagai

nada sambung dan perkembangan yang semakin maju.

Pada industri ponsel, dapat di lihat fenomena terlihat dengan semakin banyaknya perangkat

ponsel yang penuh dengan berbagai ragam kemampuan multimedia, dan bahkan pada

model-model tertentu sudah bisa menjadi fungsi komputer dengan kecepatan komputasi yang setara

ketika komputer pertama kali digunakan secara massal oleh konsumen. di antara

perkembangan kedua teknologi ini adalah persoalan desain. Rancangan desain ponsel

sekarang ini beribu macam, dari yang sederhana sebagai sebuah ponsel belaka sampai

tercanggih.Contohnya saja untuk handphone jaman sekarang,banyak ang sudah dilengkapi

oleh kecanggihan teknoogi seperti MMS,3G,GPRS,ringtone ujuga semakin canggih(bisa

mengunakan MP3 sebagai ringtone),warna untuk layar semakin banyak,dan untuk sekarang

ini nada sambung handphone bia mengunakan sesuai dengan yang kita inginkan.

• MMS : seperti pesan text biasa,tetapi untuk MMS dapat melakukan pengiriman pesan

beserta gambar.

• 3G : telepon dengan lawan bicara,tetapi bisa di lakukan secara tatap muka.(dan sekarang

untuk handphone yang lebih canggih dilengkapi 3,5G dan 4G).

• GPRS : untuk internet,membuka email.

Dengan semakin maju perkembangan teknologi handphone semakin membantu oran-orang

dalam melakukan segala aktifitas,karena handphone dapat dikatakan sebagai indenditas

seseorang.

Sekarang ini perkembangan teknologi ponsel sangatlah menjajikan apabila dilihat dari dunia

bisnis. Mereka memanfaatkan ide-ide kreatif mereka dengan hanya mengeluarkan modal

yang tidak banyak tapi bisa menghasilkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya.Seperti

yang kita ketahui sekarang ini banyak sekali game-game yang bisa di download ke hp kita

dengan mudahnya. Hanya dengan tinggal mengirimkan sms seharga kurang-lebih 2000

rupiah kita bisa mendapatkan game yg kita mau. Ataupun lagu-lagu yang baru-baru untuk

dijadikan ringtone.

(6)

masing-masing pihak mendapatkan keuntungannya masing-masing. Tetapi tidak semua

provider berlaku jujur karena terkadang walaupun kita telah memutuskan untuk tidak

melanjutkan berlanganan lagi, tetapi mereka tetap memotong pulsa kita. Jadi kita sebagai

konsumen harus pintar-pintar memilih.

http://wisatapikiran.blogspot.co.id/2013/06/pengaruh-handphone-terhadap-intekasi sosial.html

DAMPAK PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM TERHADAP PERILAKU SISWA

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan pengguna telepon genggam di Indonesia sangat luar biasa. Bila total penduduk Indonesia tahun 2009 adalah 245 juta berarti separuh penduduk Indonesia saat ini merupakan pengguna telepon genggam. Dapat dibayangkan, coverage pasar global saja pada 1998 terdapat sekitar 200 juta user seluler di seluruh dunia, tahun 2004 jumlahnya membengkak jadi 1,6 miliar customer. Kemudian, tahun 2006 meningkat lagi menjadi sekitar 2,6 miliar user seluler. Angka ini diprediksi tumbuh 20% menjelang 2015. Rasanya, tidak ada produk maupun perangkat teknologi yang lain mengalahkan teknologi mobile atau telepon genggam dalam Majalah SWA Marketing

(SWA Media Inc.)

Perkembangan teknologi yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara personal, seperti telepon genggam, PDA dan sebagainya. Saat ini jumlah pengguna telepon genggam di Indonesia mencapai 110 juta. Penggunanya mulai dari usia anak-anak hingga dewasa. Menurut sebuah survey (Majalah Swa dan Indosat, 2009), pengguna paling besar adalah kalangan pelajar. Fitur-fitur yang ditawarkan kepada segmen ini sangat bervariatif sehingga mendorong segmen ini untuk menggunakan

layanannya secara aktif.

Namun, hal yang menarik dari kenyataan ini adalah penggunaan telepon genggam yang sudah merebak di kalangan anak-anak, sehingga timbul anggapan bagi mereka sebagai wacana yang cenderung negatif menanggapi pernyataan tersebut, misalnya mereka (anak-anak) dinilai “ikut-ikutan” terhadap tren saja, sedangkan tidak terlihat mereka membutuhkan telepon genggam itu dari

segi fungsionalnya.

(7)

diperkenalkan terhadap teknologi juga dapat dinilai suatu dampak yang sangat positif, karena dengan demikian mereka dapat secara kreatif mengenal fitur-fitur tertentu serta dapat langsung menggunakannya.

Banyak hal yang dapat diperhatikan dari fenomena ini. Misalnya adalah jika dilihat dari segi sosial, kesenjangan akan sangat terlihat antara anak yang berasal dari keluarga mampu secara finansial dan yang tidak dalam suatu komunitas di sekolahnya. Penggunaan telepon genggam secara tidak langsung juga dinilai dapat mempengaruhi lingkungan pergaulan anak-anak.

Dalam teori Behaviorisme dijelaskan bahwa perkembangan perilaku individu selalu mengikuti aturan stimulus – respons. Stimulus dapat diartikan sebagai hal yang memicu individu untuk berbuat sesuatu, sedangkan respons merupakan reaksi terhadap pemicu/stimulus yang membentuk perilaku dari individu yang bersangkutan. Individu tidak dianggap berperan dalam menentukan perilakunya, karena tingkah laku (respon) memerlukan pengkondisian (stimulus) sebagai pemicu. Tingkah laku tersebut

dapat pula tumbuh dari hasil pengamatan lingkungan sekitar.

Keberhasilan telepon genggam menggerogoti pikiran orang, tidak disadari imperialisme budaya pun merajalela. Mereka merasa percaya diri jika memiliki telepon genggam dan seolah-olah menyatakan dirinya “saya orang modern, saya orang teknologi”. Budaya tradisional semakin jauh ketinggalan oleh gaya hidup mewah. Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Lahir dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah kegiatan-kegiatannya yang kemudian diterapkan dalam kehidupan. Kini teknologi telah berkembang pesat dan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadi pengalihan fungsi teknologi

Schramm (2007), menyatakan bahwa kegiatan komunikasi juga bisa dilihat dari kedudukan fenomena dalam kehidupan sosial. Komunikasi pada dasarnya membuat individu menjadi bagian dari

lingkungan sosial. (http://gunheryanto.blogspot.com/).

Rogers dan Kincaid dalam Panuju (1997:102) menggambarkan terbentuknya suatu realitas sosial (social reality) akibat proses komunikasi, yakni berupa saling pengertian (mutual understanding), kesempatan bersama, (mutual agreement), dan tindakan bersama (collective action).

(8)

Indonesia, (2) komunikasi telepon genggam telah menurunkan minat baca masyarakat, (3) komunikasi telepon genggam telah memunculkan praktik bisnis ilegal, (4) fenomena komunikasi dengan menggunakan telepon genggam tidak mengindahkan etika dalam penggunaanya, (5) penggunaan telepon genggam di Indonesia lebih digunakan untuk gaya hidup bukan untuk kebutuhan hidup.

Perkembangan teknologi telepon genggam di kalangan siswa, ini merupakan suatu kebanggaan bagi orang tua, karena punya anak yang tidak ketinggalan zaman. Orang tua menyadari akan pentingnya telepon genggam bagi anaknya dengan berbagai alasan. Sehingga telepon genggam dewasa ini bukan lagi kebutuhan sekunder, melainkan kebutuhan primer. Pergeseran nilai terhadap telepon genggam merupakan masalah bagi dunia pendidikan, utamanya jika telepon genggam diberi kebebasan

penggunaanya di lingkungan sekolah.

Perkembangan penggunaan telepon genggam di kalangan siswa sangat pesat bahkan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari dalam hidupnya. Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang dampak penggunaan telepon genggam terhadap perilaku siswa SMA Negeri 6 Kendari dengan harapan dapat memperoleh suatu kesimpulan berlandaskan teori atau ilmu terkait serta informasi yang

peneliti dapatkan pada saat penelitian berlangsung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dikaji dan diteliti adalah Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari penggunaan telepon genggam terhadap perilaku siswa?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak masalah di atas maka tujuan penelitian penelitian ini adalah untuk medekripsikan dampak penggunaan telepon genggam terhadap perilaku siswa SMA Negeri 6 Kendari ditinjau dari dimensi :

(9)

2. Dampak positif dan negatif terhadap perilaku siswa yang hubungannya tentang kesehatan.

3. Dampak positif dan negatif terhadap perilaku siswa yang hubungannya kondisi social.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritik

1.1. Dapat menjadi masukan bagi peneliti lain yang relefan.

1.2. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti umumnya, penulis khususnya untuk ditingkatkan ke penelitian lebih luas tentang dampak penggunaan telepon genggam dengan aspek lain

dan dimensi yang lebih luas.

2. Manfaat Praktik

2.1. Menjadi masukan kepada pengambil kebijakan tentang penggunaan telepon genggam bagi siswa

baik di sekolah maupun di luar sekolah.

2.2. Menjadi masukan kepada orang tua dalam mengambil keputusan untuk pemilikan telepon genggam kepada anak yang masih mengikuti pendidikan sesuai peruntukannya.

2.3. Menjadi masukan kepada guru untuk mengambil kebijakan dalam penggunaan telepon genggam

sesuai peruntukannya.

2.4. Dapat menjadi pertimbangan pemanfaatan telepon genggam sebagai media pembelajaran atau

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Teknologi

Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia kini telah dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi, karena cepatnya akses informasi di berbagai belahan dunia membuat dunia ini seolah-olah semakin sempit dikarenakan kita dapat melihat apa yang terjadi di Indonesia bahkan dunia, meskipun

kita berada di tempat yang berbeda .

Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Saat ini, di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi). Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah

dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa.

Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat. Dan di akui atau tidak, perlahan-lahan mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat khususnya masyarakat pedesaan dengan segala image yang menjadi ciri khas mereka.

(11)

membangun. Pengertian teknologi tidak dapat dibatasi hanya pada penggunaan peralatan mesin, meskipun dalam arti sempit dalam percakapan sehari-hari istilah tersebut sering digunakan.

Teknologi adalah “a desain for instrumental action that reduces the uncertainty in cause-effect relationships involve in achieving a desired outcome” Roger (Agung Nugroho, 2010: 2). Teknologi merupakan sebuah perangkat untuk membantu aktivitas kita dan dapat mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat yang melingkupi dalam mencapai suatu tujuan.

Sebutan teknologi komunikasi dan teknologi informasi sering saling dipergantikan, kendati

komunikasi dan informasi memiliki makna yang berbeda.

Menurut Ashadi Siregar dalam makalahnya tahun 2001 yang berjudul” Negara, Masyarakat dan Teknologi Informasi”, membandingkan teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Yang pertama memiliki fokus kajian terhadap teknologi yang membuat perubahan model komunikasi dalam masyarakat,sedang yang kedua melihat teknologi yang mempengaruhi format dan signifikansi informasi bagi penggunanya. Teknologi pada satu sisi, melalui perubahan model komunikasi mengubah struktur masyarakat (secara makro), dan pada sisi lain mengubah cara-cara pemanfaatan

Informasi (secara mikro).

Teknologi komunikasi sekarang telah berhasil mengintergrasikan teknologi komunikasi, teknologi informasi dan teknologi multimedia atau teknologi telematika. Ketika teknologi tersebut berjalan sendiri-sendiri tentunya dampak yang dihasilkan belum sebesar apabila bersatu seperti sekarang. Bervariatifnya pelayanan baru untuk mendapatkan informasi karena didukung teknologi

telekomunikasi menjadi keniscayaan.

Pelayanan baru tersebut pada hakekatnya adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi yang disajikan dalam berbagai bentuk. Karena manusia meng-encode dan men-decode informasi menggunakan panca inderanya (mata, telinga, mulut, dan kulit), maka pelayanan inipun berupaya menyajikan informasi dalam bentuk gambar, grafik, teks, suara.

Kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Namun, pada sisi lain, pesatnya kemajuan iptek ternyata juga cukup banyak membawa pengaruh negatif. Semakin kuatnya gejala "dehumanisasi", tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini, merupakan salah satu dampak yang dibawa kemajuan iptek tersebut. Bahkan, sampai tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu dapat melahirkan kecenderungan pengingkaran manusia sebagai homo-religious atau

(12)

Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat

manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas.

Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.

Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan,oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.

Dari segala dampak terburuk perkembangan iptek adalah dampak terhadap perilaku dari manusia. Iptek telah membuat orang dihinggapi sikap over confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat

sejak lahirnya revolusi industri.

Selain itu, juga terungkap perkembangan IPTEK pada hari Komunikasi Sosial se-Dunia ke-43 tanggal 24 Mei 2009 di Vatican, Paus Benediktus XVI menyampaikan pesannya bagi seluruh umat Katolik dengan tema; "Teknologi Baru, Relasi Baru: Memajukan Budaya menghormati, Dialog dan Persahabatan". Tema ini kiranya berangkat dari keprihatinan Paus bersama kita atas segala penyimpangan dan penyalahgunaan manusia. Kekeliruan dalam membuat penilaian, keputusan, dan pilihan terhadap fungsi dasar dan tujuan utama media komunikasi telah menghadirkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan manusia sendiri (http://www.wikimu.com, 2009).

(13)

manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia.

B. Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “comunication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin comunicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata comunis Dalam kata comunis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward (1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu; human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies-respond to and create messages to adapt to the environment and

one another.

Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi

dengan lingkungan satu sama lain. Prepared by Nurhablisyah.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy (1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu; (1) Komunikator (siapa yang mengatakan?), (2) Pesan (mengatakan apa?), (3) Media (melalui saluran/ channel/media apa?), (4) Komunikan (kepada siapa?),

(5) Efek (dengan dampak/efek apa?).

Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada

(14)

Menurut lexicographer, komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan (Nurhablisyah 2009). Dari berbagai sumber, dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem

lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.

Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi.

Penyalahgunaan terhadap azas manfaat dan nilai guna dari media komunikasi sedang mengancam proses komunikasi manusia karena mentalitas konsumtif dan hedonis yang berdampak pada kesalahan pengambilan keputusan dan pilihan seeara tidak bijaksana terhadap tawaran media komunikasi. Dewasa ini satu orang bisa memiliki dua atau tiga telepon genggam, dua atau tiga nomor telepon genggam. Kalau memiliki telepon genggam yang tidak "gaul" dikatakan ketinggalan zaman.

Dalam keluarga-keluarga kaya misalnya, masing-masing anggota memiliki TV di dalam karnar yang menghambat komunikasi efektif dan intensif antaranggota keluarga. Menurut pertanyaan di atas, "media komunikasi yang dimiliki benar-benar sebagai sarana komunikasi atau sekadar pamer?" Media-media komunikasi kerap dijadikan sarana untuk memuaskan egoisme pribadi.

Oleh karena itu, dalam menghadapi fenomena ini pemerintah dianggap perlu mengembangkan suatu sistem pendidikan yang berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Tujuannya sangat sederhana, membuat pelajar-pelajar di negeri kita dapat bersaing dan mengejar ketertinggalan dari pelajar di negeri maju tanpa perlu kehilangan nilai-nilai kemanusian dan budaya yang kita miliki. Atau dengan kata lain, peserta didik di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna menuju masyarakat yang "melek teknologi" yaitu bercirikan mampu mengenal, mengerti, memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai, menghasilkan produk teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi.

(15)

itu, peserta didik perlu dibekali kemampuan guna mengantisipasinya dan dapat mencari alternatif

penyelesaian masalah kehidupan yang dihadapinya.

Perkembangan teknologi satu sisi memberi kemudahan manusia termasuk anak-anak atau pelajar, namun disisi lain juga mempunyai sisi negatif terhadap anak-anak. Seperti perkembangan teknologi foto dan video dari telepon genggam yang beredar di internet meningkat jumlahnya. Ini menjadi wajar karena telepon genggam berkamera dan video telah menyandang predikat “HP sejuta umat.” Sebagian besar dari “sejuta umat” adalah kalangan generasi muda hingga berumur 18 tahun merupakan pengadopsi awal (early adopter) dari berbagai produk teknologi. Dengan teknologi ini semakin berkembang kecenderungan mereka membuka materi yang tidak pantas dilihat orang kebanyakan. Hal ini membuat anak menjadi tersangka utama sekaligus korban dari kasus-kasus ini.

Pelaku ataupun korban dalam kasus di atas sesungguhnya hanyalah korban dari sisi negatif teknologi. Semua ini terjadi, secara tidak langsung, atas izin orang tua yang membebaskan pengadopsian teknologi tanpa pendampingan. Banyak bukti sisi negatif teknologi yang tidak disadari beredar di

hadapan orangtua.

Tidak ada satu pun orang dewasa yang memperhatikan bagaimana anak-anak itu berinteraksi dengan kawan-kawannya. Kondisi nyata di masyarakat merupakan sebuah interaksi yang sangat mirip dengan acara-acara perburuan dan penyergapan terhadap para penjahat yang acap kali disiarkan di televisi.

Memang sebagian besar keluarga di Indonesia masih menempatkan televisi di ruang keluarga. Lebih parahnya lagi para orangtua yang menempatkan televisi di kamar anak-anaknya karena mereka telah meletakkan racun pikiran tepat di jantung sasaran. Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of

attention), (http://4umit.wordpress.com 2010).

Sekarang banyak dijumpai anak-anak yang dicap malas belajar. Mungkin mereka bukan malas belajar. Otak mereka sudah tidak mampu menyerap bahan pelajaran dalam jangka waktu lebih lama dari jarak di antara dua spot iklan akibat pengkondisian acara televisi. Televisi begitu dahsyat dampaknya, bagaimana dengan komputer, internet, telepon genggam, Video game dan sebagainya?

(16)

Seperti halnya televisi, meletakkan komputer dengan CD-ROM di dalam kamar anak sama bahayanya. Hal ini, selain memungkinkan anak terlalu sibuk bermain game, komputer dengan CD-ROM memungkinkan masuknya VCD porno ke kamar anak tanpa sepengetahuan orangtua.

Untuk keluarga yang memiliki lebih dari satu komputer di rumah sangat disarankan untuk membangun jaringan komputer rumah, di mana hanya komputer pusat yang terletak di ruang publik yang memiliki CD-ROM agar pengaksesan CD-ROM ini dari kamar anak- anak dapat terawasi. Akhir- akhir ini dampak VCD porno bajakan sungguh meresahkan. Hal ini diakibatkan begitu mudahnya mendapatkan VCD bajakan dan memainkannya pada sebuah VCD player sehingga anak balita pun mampu mengoperasikan untuk menyaksikan Teletubbies kesayangannya.

Begitu juga dengan internet. Akses internet harus diletakkan di ruang publik untuk mencegah anak menjadi korban predator pedofilia di internet atau perbuatan melanggar hukum yang tidak disadarinya, seperti berbagi file secara ilegal (illegal file sharing). Kita tidak bisa mencegah anak berinteraksi dengan internet karena di dalamnya banyak pula hal yang bermanfaat. Hasil penelitian terakhir pun menyatakan tak ada satu peranti lunak pun yang mampu menggantikan tugas orangtua

mengawasi kegiatan anaknya di internet.

Seyogyanya orangtua tidak bersembunyi di balik ketidakmampuan mengadopsi teknologi. Orang tua telah lebih banyak memakan asam garam hidup ini. Teknologi boleh berbeda, tetapi cara manusia menggunakannya masih sama. Dahulu, isu mengenai seseorang berhubungan seks di luar nikah beredar dari mulut ke mulut. Biasanya beredar saat pasangan tersebut putus dan diedarkan oleh pihak yang sakit hati. Kini gosip itu beredar dalam rekaman video ataupun foto. lebih parah lagi, internet

mempercepat peredarannya.

Sekali beredar di internet, akan susah menghapusnya. Pencegahannya sungguh merupakan hal yang tidak berhubungan dengan teknologi sama sekali, yaitu pendampingan orangtua terhadap anak dalam interaksi anak dengan teknologi dan proses internalisasi nilai-nilai positif kepada anak-anak oleh orang tua. Memang anak lebih cepat beradaptasi dengan teknologi, tetapi orangtua pun memiliki nilai lebih karena orangtua telah lebih dulu mengenyam berbagai pengalaman hidup. Kombinasi kedua hal ini akan menjamin proses mengadopsi teknologi dalam kehidupan keluarga menjadi lebih positif. Orangtua dan anak dapat meningkatkan kualitas waktu bersama dengan cara ini. Dengan demikian, orangtua akan mampu mencegah kejahatan teknologi yang dapat memisahkan keluarga yang dicintainya.

(17)

pembangunan di bidang teknologi dibenturkan dengan kerusakan lingkungan, sehingga terkadang seolah-olah terjadi dua kutub, kutub yang pertama teknologi yang terkesan tak peduli lingkungan dan kutub kedua pecinta lingkungan yang sinis terhadap kemajuan dan aplikasi teknologi. Teknologi sebenarnya adalah cara dan usaha untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Teknologi adalah alat bantu manusia untuk mengolah alam, mempermudah kegiatan dan lain sebagainya yang terkait dengan kebutuhan manusia. Setiap aplikasi dari teknologi akan membawa manfaat bagi manusia di satu sisi dan disisi yang lain juga membawa efek negatif baik bagi manusia ataupun bagi lingkungan.

Kendaraan misalnya, jika dahulu manusia harus menghabiskan waktu berhari- hari untuk berpindah dari satu daerah ke daerah yang lain maka dengan kendaraan sebagai aplikasi teknologi, perjalanan itu bisa ditempuh hanya dalam beberapa jam saja atau bahkan lebih cepat dari itu. Tetapi di balik keuntungan itu penggunaan kendaraan yang dari waktu ke waktu semakin banyak dan makin beragam juga ternyata menimbulkan efek negatif seperti polusi udara yang tidak hanya menimpa lingkungan

tetapi juga menyerang kesehatan manusia.

Di tingkat aplikasi teknologi yang lebih dekat dengan masyarakat umum seperti teknologi komunikasi tidak jarang memberi dampak yang sangat berbahaya, baik dari sisi perkembangan perilaku anak maupun dalam pengaruhnya terhadap kesehatan seperti radiasi tidak hanya menyebabkan kematian tetapi juga penderitaan berkepanjangan dikarenakan mutasi gen sehingga manusia cacat seumur hidupnya. Tampaknya antara efek positif dan negatif dari aplikasi teknologi seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Disinilah kecerdasan akal dan jiwa manusia teruji. Kecerdasan akal membuat manusia berupaya keras untuk meminimalisir dampak negatif teknologi sampai taraf yang tidak membahayakan atau dapat diterima sistem alami yang berlaku pada manusia ataupun alam.

Di sinilah terbukti bahwa kecerdasan akal saja tidak akan pernah cukup tanpa disertai kecerdasan jiwa. Kecerdasan jiwa akan mengontrol manusia untuk tetap memelihara sifat-sifat kemanusiaannya sehingga tidak terjadi penyimpangan menjadi sifat diliuar kemanusiannya yang menyebabkannya tega memangsa sesama. Kata kunci tetap terletak pada manusia sedang teknologi hanyalah alat yang

(18)

D. Konsep Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Dalam sebuah buku yang berjudul “Perilaku Manusia” Leonard F. Polhaupessy, menguraikan perilaku ádalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas ini sebuah bentuk perilaku.

Dalam buku lain diuraikan bahwa perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya ádalah tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) ádalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar.

Skinner dalam Suryabrata (2000:89) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon. Maka teori Skiner disebut teori “S – O – R” atau Stimulus – Organisme – Respon. Skiner membedakan adanya dua proses.

1) Respondent respon atau reflexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap, misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup perilaku emosional misalnya mendengar berita musibah menjadi sedíh atau menangis, lulus ujian meluapkan

(19)

2) Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi

dalam melaksanakan tugasnya.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat di bedakan menjadi dua yaitu: (1) Perilaku tertutup ádalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain. (2) Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa perilaku adalah respon individu atau kelompok terhadap lingkungan. Dalam fisiologi, perilaku manusia merupakan bagian penting dari perubahan fisik yang menitikberatkan pada sifat dan karakteristik yang khas dari organ-organ atau sel-sel yang ada dalam tubuh. Dalam kacamata ilmu sosial, perilaku atau perbuatan manusia merupakan manifestasi terhadap pola-pola hubungan, dinamika, perubahan dan interaksi yang menitikberatkan pada masyarakat dan kelompok sosial sebagai satu kesatuan, serta melihat individu sebagai bagian dari kelompok masyarakat (keluarga, kelompok sosial, kerabat, klien, suku, ras, bangsa).

Di antara dua kelompok ilmu pengetahuan ini terdiri psikologi, yang membidangi individu dengan segala bentuk aktivitasnya, perbuatan, perilaku dan kerja selama hidupnya. Kerangka analisis fisiologi memberikan penjelasan mengenai macam-macam tingkah laku lahiriah, yang sifatnya jasmani. Sedangkan manusia merupakan satu totalitas jasmani-rohani. Psikologi mempelajari bentuk tingkah laku atau perilaku (perbuatan, aktivitas) individu dalam relasinya dengan lingkungannya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

(20)

yaitu: (1) faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. (2) faktor eksternal yaitu lingkungan, fisik, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor

yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

Rogers dalam Suryabarata, 2000:98 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni.

1) Awareness atau keasadaran, yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus

(objek) terlebih dahulu,

2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus,

3) Evaluation, yakni menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya. Hal ini berarti

sikap responden sudah lebih baik lagi,

4) Trial, yakni orang telah mulai mencoba perilaku baru,

5) Adoption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya

terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau

bersifat langgeng (long lasting), Suryabarata (2000:102).

Menurut Suryabarata (1982:108) Dinamika perilaku individu, ditentukan dan dipengaruhi oleh:

1) Pengamatan atau penginderaan (sensation), adalah proses belajar mengenal segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar dengan menggunakan alat indera penglihatan (mata), pendengaran (telinga), pengecap (lidah), pembau (hidung), dan perabaan (kulit, termasuk otot).

2) Persepsi (perception), adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di otak atau pengertian individu tentang situasi atau pengalaman. Ciri umum persepsi terkait dengan dimensi ruang dan waktu, terstruktur, menyeluruh, dan penuh arti. Persepsi bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh perhatian selektif, ciri-ciri rangsangan, nilai dan kebutuhan individu, serta pengalaman.

(21)

bagian-bagian pengetahuan. Berpikir bertujuan untuk membentuk pengertian, membentuk pendapat, dan menarik kesimpulan. Proses berpikir kreatif terdiri dari: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Jenis berpikir ada dua, yaitu berpikir rendah dan tingkat tinggi.

3. Pendekatan tentang perilaku

Menurut Suryabarata (1982:110) Pendekatan tentang perilaku di kelompokan kedalam lima

pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan neurobiologis. Pendekatan ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf. Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi di dalam tubuh serta menentukan proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental.

b. Pendekatan perilaku. Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S – R atau Stimulus – Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini di pelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F. Skiner, dan

melahirkan banyak sub-aliran.

c. Pendekatan kognitif. Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental

sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.

d. Pendekatan psikoanalisa. Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan

menuntut untuk dipuaskan.

(22)

tentang dirinya.

2. Manusia menurut aliran behaviorisme

Manusia menurut aliran ini adalah homo mechanicus atau perilakunya digerakkan oleh lingkungannya. Manusia berperilaku sebagai hasil belajar yaitu perubahan perilaku akibat pengaruh dari lingkungannya. Dari sini timbul “teori belajar” dan teori “tabula rasa”. Manusia dalam teori tersebut dianggap sebagai kertas putih atau meja lilin ketika lahir artinya manusia belum memiliki “warna mental”. Pada perkembangannya yang menyebabkan berubahnya dan bertambahnya warna mental tersebut adalah pengalaman. Secara singkat maka aliran ini menekankan bahwa perilaku manusia, kepribadian manusia, serta tempramen didasarkan pada pengalaman inderawi (sensory experience).

Konsep perilaku manusia di atas oleh salah tokoh aliran ini Ivan Pavlov disempurnakan dengan metode yang disebut pelaziman klasik . Pada metode ini perilaku manusia disebabkan adanya stimuli yang terkondisi atau bersifat netral dengan stimuli yang tak terkondisikan. Hipotesis tersebut menunjukkan bahwa organisme bisa diajar bertindak dengan pemberian sesuatu rangsangan.Untuk menggambarkan metode ini oleh Pavlov melakukan eksperimen dengan seekor anjing yang

dikondisikan dengan stimulus tertentu.

Pada akhirnya didapati dalam eksperimen tersebut bahwa apabila anjing melihat bekas makanan maka air liur hewan itu keluar sebagai “hasil belajar' mengaitkan bekas makanan yang dilihat dengan makanan yang akan diberikan kelak. Sebagai contoh illustrasi bahwa setiap kali anak membaca majalah dan orang tuanya mengambil majalah tersebut dengan paksa maka anak tersebut akan benci

terhadap majalah (http://edwias.com, 2008).

Konsep tentang perilaku manusia ini kemudian disempurnakan oleh Skinner dengan metode yang disebut operant conditioning (pelaziman operan). Metode ini menerangkan bahwa apabila organisme menghasilkan sesuatu respon karena mengoper atas stimulus yang diterima disekitarnya. Menurut Skinner, pelaziman operan terdiri daripada dua konsep utama yaitu :

(23)

disebut sebagai peneguhan negatif. Organisme kemungkinan mengulang tingkahlaku yang dapat

mengelak atau mengurangi keadaan yang negatif.

b) Denda (punishment)

Adalah Setiap rangsangan yang menyebabkan pengulangan suatu respon tingkahlaku yang dikurangi atau dihapuskan sama sekali . Contoh: Anak yang tidak membantu ibu tidak diberi peluang untuk bermain bola dengan teman-temannya sehingga ia akan menghapuskan perilaku yang dapat membuat

dirinya tidak dapat bermain bola lagi.

Perilaku manusia menurut aliran ini semakin diperkuat dengan Social Learning Theori atau pembelajaran Sosial. Teori ini dikemukankan oleh Albert Bandura yang mengatakan salah satu sifat manusia ialah meniru (imitate) tingkahlaku atau tindak tanduk orang lain yang diterima masyarakat (socially accepted behaviour) dan juga tingkah laku yang tidak diterima masyarakat. Tingkahlaku yang diterima dan tidak diterima tersebut berbentuk; (a) berbeda antara satu budaya dengan satu budaya yang lain, (b) berbeda antara individu, (c) berbeda menurut situasi.

Sifat manusia meniru karena apa yang dilakukan membawa kepuasan atau ganjaran, yaitu peneguhan.

Bagaimana peneguhan terwujud terdiri atas 3 jenis :

a. Peneguhan Secara Langsung - Individu mendapat ganjaran seperti pujian kerana dia meniru sesuatu tingkahlaku yang diperhatikan. Misal anak yang meniru perilaku bapaknya karena dia dipuji dan

mengulangi tingkahlaku tersebut.

b. Peneguhan Mandiri - Individu meniru bukan kerana ingin dipuji tetapi kerana ingin mencapai cita-citanya sendiri, misal seorang pelajar meniru cara Edwin Moses (atlit lari Amerika ; pemecah rekor dunia) dalam berlari, ia melakukan itu bukan untuk dipuji oleh pelatihnya tetapi untuk membuktikan kepada dirinya bahwa diapun bisa berlari sama persis dengan Edwin Moses dan ini memberi kepuasan kepadanya.

(24)

yang sama.

3. Faktor-faktor Mempengaruhi Prilaku

Faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial merupakan faktor yang banyak mempengaruhi perubahan perilaku manusia, atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal),dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor eksternal).

McDougall menekankan pentingnya faktor personal dalam menentukan interaksi sosial dalam membentuk perilaku individu. Menurutnya, faktor-faktor personallah yang menentukan perilaku manusia. Sedangkan Edward E. Sampson, terdapat perspektif yang berpusat pada persona dan perspektif yang berpusat pada situasi. Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan faktor-faktor internal yakni, baik berupa instik, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia (http://jurusankomunikasi.blogspot.com/, 2009).

Menurut aliran ini, perilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi sub sistim dalam kepribadian

manusia yaitu:

a. Identitas, yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia merupakan pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan cenderung memenuhi kebutuhannya .Bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat

hewani yang terdiri dari dua bagian:

i). Libido - insting reproduktif penyediaan energi dasar untuk kegiatan – kegiatan kosntrukstif disebut

juga sebagai insting kehidupan (eros)

ii). thanatos – insting destruktif dan agresif

b. Ego, berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebgai wujud rasional. Ia bergerak berdasarkan

prinsip realitas

(25)

masyarakat. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tidak berlainan dibawah alam sadar.

Dari hal tersebut di atas maka menurut psikoanalis perilaku manusia adalh merupakan interaksi antara komponen biologis / unsur hewani (id), komponen psikologis / unsur akal rasional (ego) dan

komponen sosial / unsur moral. (Baharuddin, 2007: 214)

Secara garis besar terdapat dua faktor perubahan perilaku; (1) faktor biologis, yakni faktor yang terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiologis. Menurut Wilson ((http://jurusankomunikasi.blogspot.com/, 2009), perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. Pentingnya kita memperhatikan pengaruh biologis terhadap perilaku manusia seperti tampak dalam dua hal berikut.

Telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan bukan

perngaruh lingkungan atau situasi.

diakui pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia, yang lazim disebut sebagai motif biologis. Yang paling penting dari motif biologis adalah kebutuhan makan, minum dan istirahat, kebutuhan seksual, dan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya. (2) Faktor Sosiopsikologis yang dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen seperti: (a) Komponen Afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, (b) Komponen Kognitif Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. (c) Komponen konatif, yang

berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

Perilaku (behavior) pada remaja, merupakan cara bertindak dapat dipandang sebagai reaksi yang bersifat sederhana maupun yang bersifat kompleks. Sebagai makhluk sosial, perilaku remaja banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam diri remaja itu sendiri maupun dari lingkungannya. Menurut Kurt Lewis (http://demoel.wordpress.com, 2009), perilaku adalah fungsi karakteristik individu dan lingkungan. Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula

dengan factor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku.

(26)

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan berbeda. Dari perbedaan itu pula yang menyebabkan adanya interaksi sosial diantara manusia. Selain itu juga menunjukkan bahwa perilaku itu didorong dan diarahkan ketujuan. Mereka juga menunjukkan bahwa perilaku yang ingin mencapai tujuan cenderung untuk menetap. Terkadang manusia merasa nyaman dengan perbedan tetapi ada juga yang tidak merasa nyaman dalam perbedaan yang ada dikarenakan lingkungan tempat

manusia tersebut.

Selain faktor personal di atas,. Perilaku dipengaruhi pula oleh faktor-faktor situsional, menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional ini berupa; (1) faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim, (2) faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang, (3) faktor temporal, misal keadaan emosi, (4) suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara, (5) teknologi, (6) faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu, (7) lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya, (8) stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.

(http://massofa.wordpress.com/, 2008)

Dari faktor situasional di atas pada era teknologi dan informasi sangat banyak mempegaruhi perubahan perilaku manusi termasuk anak-anak, siswa, sampai kepada orang dewasa. Pada faktor teknologi dan informasi yang sangat pesat perkembangannya adalah telepon genggam. Perkembangan teknologi telpon genggam memberi dampak psitif dan dampak negatif.

Sebuah teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk membuat hidup manusia menjadi semakin mudah dan nyaman. Kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini membuat hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang bebas dari penggunaannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seiring arus globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang cepat, peranan

teknologi komunikasi menjadi sangat penting.

Hassan (http://demoel.wordpress.com, 2009) mengemukakan teknologi komunikasi cenderung memungkinkan terjadinya transformasi berskala luas dalam kehidupan manusia. Transformasi tersebut telah memunculkjan perubahan dalam berbagai pola hubungan antar manusia (patterns of human communication), yang pada hakikatnya adalah interaksi antar pribadi (interpersonal relations). Pertemuan tatap muka (face to face) secara berhadapan dapat dilaksanakan dalam jarak yang sangat

jauh melalui tahap citra (image to image).

(27)

komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya. Ponsel yang mudah dibawa kemana saja kini tidak mengenal usia dan kalangan, bahkan sekarang ini ponsel telah menjadi “teknologi yang merakyat”.

Dari sekian kelebihan yang telah ditawarkan dari suatu ponsel, terdapat juga banyak dampak negatif bermunculan. Budyatna (2005) mengemukakan bahwa untuk pendekatan komunikasi yang paling ideal adalah bersifat transaksional, dimana proses komunikasi dilihat sebagai suatu proses yang sangat dinamis dan timbal balik. Dengan munculnya penggunaan ponsel mempengaruhi proses transaksional tersebut. Seringkali komunikasi yang dinamis dan timbal balik dirasakan menurun kualitas dan

kuantitasnya pada interaksi tatap muka.

C. Pengertian Dampak

Suratmo, Wahyudin, (2003 : 06) ”Analisis Dampak Lingkungan” bahwa yang dimaksud dengan dampak adalah setiap perubahan yang terjadi di dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia.

Samodra, Wibawa dkk, (1994 : 6) dampak adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu intervensi program pada kelompok sasaran, baik akibat tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan oleh intervensi maaupun tidaj, dan akibat tersebut mampu menimbulkan pola perilaku baru kelompok sasaran.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Modern. (1980 : 73) dampak adalah pengaruh yang ada atau timbul dari sesuatu orang, benda dan sebagainya. Dampak yang timbul ada yang bersifat negatif dan ada juga

yang bersifat positif.

(28)

D. Telpon Genggam

1. Pengertian

Telepon genggam sering disebut handpone (disingkat HP) atau disebut pula sebagai telepon selular (disingkat ponsel) yang merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access).

Telekomunikasi dalam hal ini dimaksudkan adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi, dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam kaitannya dengan 'telekomunikasi' bentuk komunikasi jarak jauh dapat dibedakan atas tiga macam: (1) Komunikasi Satu Arah (Simplex). Dalam komunikasi satu arah (Simplex) pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh :Pager, televisi, dan radio, (2) Komunikasi Dua Arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah (Duplex) pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : Telepon dan VOIP, (3) Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex). Dalam komunikasi semi dua arah (Half Duplex)pengirim dan penerima informsi berkomunikasi secara bergantian namun tetap berkesinambungan. Contoh :Handy Talkie, FAX, dan Chat Room

(http://id.wikipedia.org/wiki/Telekomunikasi , 2010).

2. Sejarah Telepon Gengggam

Sejarah telepon genggam atau yang kita kenal HP, ternyata sudah ada dari jaman penjajahan, yaitu kira-kira tahun 1947 di negara paman sam alias Amrik dan Eropa sana. Pada tahun 1910 adalah cikal bakal telepon genggam yang ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson, yang merupakan pendiri perusahaan Ericsson yang kini di kenal dengan perusahaan Sony Ericsson. Pada awalnya, orang Swedia ini medirikan perusahaan Ericsson memfokuskan terhadap bidang bisnis perlaan telegraf, dan

perusahaanya juga tidak terlalu besar pada waktu itu.

(29)

Pada tahun 1960, di Finlandia sebuah perusahaan bernama Fennis Cable Works yang semula berbisnis dibidang kabel, melakukan ekspensi dengan mendirikan perusahaan elektronik yang bernama Nokia

sebagai handset telepon genggam.

Tahun 1970-an perkembangan telepon mobile menjadi pesat dengan di dominasi oleh 3 perusahaan besar yaitu di Eropa dengan perusahaan Nokia dan rerusahaan Motorola.

Pada tahun 1969, sistem telekomunikasi seluler dikomersialkan. Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin sering dibicarakan orang. Motorola mengenalkan telepon genggam tiga tahun kemudian. Ukurannya memang cukup besar dengan antena pendek. Dr Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi Motorola itu memasang base station di New York. Untuk proyek ini Motorola bekerja dengan Bell Labs. Penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan ponsel pertama. Di suatu pagi 3 April 1973,Cooper, saat itu menjabat sebagai general manager pada Divisi Communication Systems Motorola mempertunjukkan cara berkomunikasi aneh dari terminal telepon portable. Dia mencoba ponsel ‘raksasanya’ sambil berjalan–jalan di berbagai lokasi di New York. Itulah saat pertama ponsel

ditampilkan dan digunakan di depan publik.

Sejarah GSM diawali dengan diadakannya konferensi pos dan telegraf di Eropa pada tahun 1982. Konferensi ini membentuk suatu study group yang bernama Groupe Special Mobile (GSM) untuk mempelajari dan mengembangkan sistem komunikasi publik di Eropa. Pada tahun 1989, tugas ini diserahkan kepada European Telecommunication Standards Institute (ETSI) dan GSM fase I

diluncurkan pada pertengahan 1991.

Pada tahun 1993, sudah ada 36 jaringan GSM di 22 negara. Keunikan GSM dibanding generasi pertama adalah layanan SMS. SMS atau Short Message Service adalah layanan dua arah untuk mengirim pesan pendek sebanyak 160 karakter. GSM yang saat ini digunakan sudah memasuki fase 2.

Setelah 2G, lahirlah generasi 2,5 G yang merupakan versi lebih baik dari generasi kedua. Generasi 2,5 ini mempunyai kemampuan transfer data yang lebih cepat. Yang terkenal dari generasi ini adalah

GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE.

(30)

ruangan dan 2 Mbps untuk aplikasi indoor. Selain itu, generasi ini dapat menyediakan layanan multimedia seperti internet, video streaming, video telephone, dan lain-lain dengan lebih baik. Generasi ketiga ini menggunakan teknologi CDMA yang awalnya muncul dari teknologi militer Amerika Serikat dan dikhususkan pada standar IS-95. Beberapa paten pada jaringan-jaringan yang ada sekarang yang berbasis pada teknologi CDMA dimiliki Qualcomm Inc sehingga pembuat peralatan membayar royalti.

Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar dibanding sistem GSM karena pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan banyak pelanggan menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadinya gangguan interferensi dan cross talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang disediakan

untuk tiap sel.

Sistem komunikasi wireless berbasis CDMA pertama kali digunakan pada tahun 1995 dan sampai sekarang, CDMA merupakan saingan utama dari sistem GSM di banyak negara. Pada tahun 1999, the International Telecommunication Union (ITU) memilih CDMA sebagai standar teknologi untuk generasi ketiga (3G). Varian CDMA yang banyak digunakan adalah WCDMA dan TD-SCDMA.

Pada bulan Mei 2001 sudah terdapat 35 juta pelanggan CDMA di seluruh dunia. Dan pada tahun 2003, terdapat 100 juta pelanggan yang menggunakan CDMA di seluruh dunia. Kelebihan utama yang dimiliki generasi ketiga adalah kemampuan transfer data yang cepat atau memiliki bit rate yang tinggi.

Tingginya bit rate yang dimiliki menyebabkan banyak operator CDMA dapat menyediakan berbagai aplikasi multimedia yang lebih baik dan bervariasi, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Bayangkan saja, hanya dengan sebuah telepon genggam, kita memiliki fasilitas kamera, video, komputer, stereo dan radio. Selain itu, berbagai fasilitas hiburan pun bisa dinikmati seperti video klip, keadaan lalu lintas secara real time, teleconference, bahkan sekadar memesan tempat di restoran,

cukup dengan menekan tombol di telepon genggam.

Ketika duduk di rumah pun, masih bisa melakukan berbagai hal tanpa harus keluar ruangan, seperti mencek saldo bank, membayar SPP untuk kuliah anak-anak, memesan makanan dan lain-lain. Itu

semua bukan hal yang mustahil bagi generasi ketiga.

(31)

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah, (1) Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain, (2) Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain, (3) Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara, (4) Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain, (5) Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari

penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol"): Proses Komunikasi, Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut; Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

2. Cara Kerja Telpon Genggam

Cara kerja telepon genggam dilengkapi beberapa bagian yang memungkinkan sehingga bisa menjadi alat komunikasi seperti; terdapat sebuah pengeras suara, mikrofon, papan ketik, tampilan layar, dan powerful circuit board dengan microprocessors yang membuat setiap telepon seperti komputer mini. Ketika berhubungan dengan jaringan wireless, sekumpulan teknologi tersebut memungkinkan penggunanya untuk melakukan panggilan atau bertukar data dengan telepon lain atau dengan komputer.

(32)

menggunakan sekumpulan frekuensi radio atau saluran-saluran untuk memberikan layanan di area spesifik. Kekuatan radio ini harus dikontrol untuk membatasi jangkauan sinyal geografis. Oleh Karena itu, frekuensi yang sama dapat digunakan kembali di sel terdekat. Maka banyak orang dapat melakukan percakapan secara simultan dalam sel yang berbeda di seluruh kota atau wilayah,

meskipun mereka berada dalam satu saluran.

Dalam setiap sel, terdapat stasiun dasar yang berisi antenna wireless dan perlengkapan radio lain. Antenna wireless dalam setiap sel akan menghbungkan penelpon ke jaringan telepon local, internet, ataupun jaringan wireless lain. Antena wireless mentransimiskan sinyal. Ketika telepon genggam dinyalakan, telpon akan mencari sinyal untuk mengkonfirmasi bahwa layanan telah tersedia. Kemudian telepon akan mentransmisikan nomor identifikasi tertentu, sehingga jaringan dapat melakukan verifikasi informasi konsumen- seperti penyedia layanan wireless, dan nomor telepon.

Panggilan dari telepon genggam dapat dilakukan ke berbagai operato komunikasi seperti (1) ke telepon rumah, ketika melakukan panggilan dari telepon genggam ke telepon rumah biasa, panggilan tersebut akan berjalan-jalan di melalui antena wireless terdekat dan akan diubah oleh penghantar wireless ke sistem telepon landline tradisional. Panggilan tersebut kemudian akan langsung diarahkan ke jaringan telepon tradisional dan ke orang yang menjadi tujuan panggilan, (2) Panggilan dari Telepon genggam ke Telepon genggam, ketika melakukan panggilan dari ini, panggilan akan dirutekan melalui jaringan landline kepada pengantar wireless penerima atau akan dirutekan dalam jaringan wireless ke tempat sel terdekat dengan orang yang menjadi tujuan panggilan. Pada saat berbicara di telepon genggam, maka telepon genggam akan menangkap suara dan merubah suara menjadi energy frekuensi radio (gelombang radio). gelombang radio akan berjalan melalui udara hingga menemukan penerima di stasiun dasar terdekat. Stasiun dasar kemudian akan mengirimkan panggilan tersebut melalui jaringan wireless hingga sampai pada orang yang menjadi tujuan telepon, (3) Panggilan jarak jauh, ketika melakukan panggilan terhadap seseorang yang berada sangat jauh, panggilan akan dirutekan pada pusat pertukaran jarah jauh, yang menyambungkan panggilan antar

negara atau seluruh dunia melaui kabel fiber optik.

3. Perkembangan Telepon genggam

(33)

Teknologi 2G dapat dibagi kedalam dua kelompok besar, yaitu TDMA (time division multiple access) dan CDMA (code division multiple access). TDMA sendiri berkembang ke dalam beberapa versi, yaitu GSM di Eropa, IDEN di Amerika, DPC diservice yaitu mengirim pesan singkat dengan mengunakan text. Dengan adanya kehadiran teknologi generasi kedua, maka muncullah teknologi selular yang baru yaitu, GSM (Global System for Mobile Communications) suatu system komunikasi

wireless 2G.

Frekuensi yang dapat digunakan dalam GSM adalah 850Mhz, 900Mhz, 1800Mhz dan 1900Mhz. Generasi selular kedua yang memperbaharui generasi pertama dalam bidang teknologinya yaitu digital, yang pada teori dasarnya merupakan pembaharuan dalam bidang transfer data, contonya adalah GSM (mengunakan protocol CSD, HSCSD, GPRS dan EDGE) dan CDMA One.

Dengan adanya teknologi generasi kedua ini membuat perkembangan teknologi semakin cepat dengan menghadirkan berbagai kelebihan/fitur. Tapi semua kelebihan ini juga masih belum memuaskan para ahli untuk mengembangkan teknologi yang lebih bagus dengan segala kelebihannya dari teknologi

terdahulu (generasi pertama dan kedua).

Pada awal tahun 2000-an muncul teknologi generasi 2,5 (2,5 G) yang mempunyai kemampuan transfer data yang lebih cepat, dan yang terkenal dari generasi ini adalah GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) suatu protokol yang mengatur cara kerja transfer data pada system wireless GSM. Dalam teorinya kecepatan transfer data EDGE dapat mencapai 384 Kbps. Teknologi 2G ada perbaikan cukup signifikan, sehingga muncullah variannya,

yaitu 2.5G dan 2,75G.

Varian ini tidak dibuat oleh konsorsium, tetapi sebagai strategi pemasaran oleh beberapa pabrik ponsel. Ciri khas teknologi 2,5G (generasi dua setengah) adalah teknologi GPRS (global package radio service) yang dapat digunakan untuk berkirim data dalam jumlah besar, tidak seperti SMS yang hanya dapat mengirim dan menerima alfa numeric saja. Generasi 2.5G ini ada juga yang menamakannya dengan generasi 2.75G, karena lebih dekat dengan teknologi 3G. Teknologi 2.5G (atau 2.75G) ini, di sistem GSM disebut system EDGE (enhanced Data rates for GSM Evolution) sedang pada system CDMA disebut dengan CDMA 2000 1x.

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK MELALUI PENERAPAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PBL) BAGI SISWA

Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan penulis, penelitian tentang Efek Lama dan Suhu Pencampuran Terhadap Sifat Fisis Dan Stabilitas Emulsi Oral A/M Ekstrak Etanol Buah

Mahasiswa mampu mengidentifikasi bentuk format variabel free format, formatted, penulisan format berbagai jenis variabel dan penggunaan file system Fortran (S.9, S.12, KU.1, KU.2,

Orientasi usaha pemberdayaa ini bisa tertuju pada sektor usahanya, dengan memberikan motivasi atau dukungan dan peluang usaha serta tertuju kepada individu

Anak berkesulitan belajar umum secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus maupun umum, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis,

Mengenai transformasi masjid ke madrasah, ada beberapa pendapat yang menjelaskan hal tersebut, antara lain: Menurut pendapat George Makdisi yang dikutip oleh

SALAH SATUNYA YAITU DENGAN MENGADAKAN LOMBA-LOMBA YANG MNGASAH KREATIFITAS PARA SANTRI. SEPERTI LOMBA MEMBACA PUISI, PIDATO 3 BAHASA(INDONESIA,INGGRIS

Tugas akhir dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kepuasan Guru Terhadap Kinerja Guru di SD dan SMP Surabaya Grammar School” ini diajukan sebagai syarat