• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN KOMUNIKASI DAN PENDEKATAN KUALITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENELITIAN KOMUNIKASI DAN PENDEKATAN KUALITA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Judul

METHODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUALITATIF

UNIVERSITAS : MERCU BUANA (KRANGGAN) TA 2014-2015 FAKULTAS : IKMU KOMUNIKASI

JURUSAN :

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUALITATIF KELAS : PKK

DOSEN : DRS HASYIM ALI IMRAN , MSi.

SAP

Fakultas Program Studi

Tatap

Muka Kode MK Disusun Oleh

Fakultas Ilmu Komunikasi

Program Studi Humas

(2)

PERTEMUAN

KE : MATERI AJAR OUT PUT OUTCOMES

1 Pengertian Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif

-asumsi filosofis -- -free Will -value – free value

-aphosteriori -konseptualisasi

-penggunaan teori sebatas konsep2 teoritik

Mahasiswa memahami Inti persoalan komunikasi Kualitatif

Mahasiswa bisa membedakan Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif dari Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif

2 Persimpangan dalam Penelitian Pendekatan Kualitatif

Mahasiswa bisa membedakan mana penelitian kualitatif bersasis teks dan berbasis field.

3 kualitatif bersasis teks dan berbasis field.

4 Permasalahan dan merumuskan masalah

penelitian kualitatif Mahasiswa memahami dan mengerti cara merumuskan masalah penelitian dalam eksistensi teori yang relevan dengan Paradigma Teori yang relevan dengan penelitian teori yang bersifat kualitatif

6 Paradigma Penelitian yang relevan dengan penelitian Pendekatan Kualitatif

7 Resume materi kuliah dan kisi-kisi soal ujian UTS

Mahasiswa ter-refresh terkait dengan materi kuliah yang sudah diberikan

Mahasiswa diharapkan mampu menjawab soal-soal ujian mid test.

8 UTS Bahan : Materi ajar K 1-7 Mahasiswa dapat Menguasai

materi yang ditanyakan dalam UTS menurut materi K 1-7

9

Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks :

1) Semiotika : Saussure, Pierce, Barthes

2) Semiotika Sosial : Van Leuuween ; posisi analisis teks dalam penelitian komunikasi dengan pendekatan kuialitatif.

Mahasiswa dapat memutuskan dengan tepat untuk

mengadopsi suatu metode analisis teks yg relevan dengan subyek analisis teks dalam penelitian komunikasi kualitatif

10

Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks : Aplikatif : Model Saussure dan Model Pierce

Mahasiswa dapat memahami cara dalam menggunakan model analisis teks berbasis Model Saussure Kualitatif Berbasis Teks : Aplikatif : Model Semiotika Sosial MAK Halliday

Mahasiswa dapat memahami cara dalam menggunakan model analisis teks berbasis Model Pierce

Mahasiswa dapat melakukan analisis tesk dengan

berbasiskan model analisis teks semiotika Model Pierce

12 Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks : Aplikatif : Model Semiotika Sosial Van Leuuween

(3)

13 Penelitian Komunikasi

Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks :

Aplikasi Model Analisis Teks Marxis

Mahasiswa dapat memahami cara dalam menggunakan model analisis teks berbasis Model Analisis Teks Marxis

Mahasiswa dapat melakukan analisis teks dengan

berbasiskan model analisis teks Analisis Teks Marxis

14 Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks : Aplikatif :

Mahasiswa dapat memahami cara dalam menggunakan model analisis teks berbasis

Mahasiswa dapat melakukan analisis teks dengan berbasiskan model analisis teks berbasis

15 Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks : Aplikatif : Critical Discourse

Analysis : Norman Fairclough

Mahasiswa dapat memahami cara dalam menggunakan model analisis teks berbasis Critical Discourse

Analysis : Norman Fairclough

Mahasiswa dapat melakukan analisis teks dengan

berbasiskan model Critical Discourse

Analysis : Norman Fairclough

16 UAS Bahan : Materi ajar : 9-12 Mahasiswa dapat Menguasai materi yang ditanyakan dalam UAS menurut materi K 9-15

Designed by hasyim ali imran

Fakultas Program Studi

Tatap

Muka Kode MK Disusun Oleh

Fakultas Ilmu Komunikasi

Program Studi Humas

13 85021 Nama : Drs. Hasyim Ali Imran, MSi.

Abstract Kompetensi

Membahas tentang Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks : Aplikatif : Model

Analisis Teks Marxis

Diharapkan mahasiswa menjadi tahu dan mengerti secara esensial

mengenai aplikasi Model Analisis Teks Marxis

(4)

PENELITIAN KOMUNIKASI PENDEKATAN KUALITATIF BERBASIS TEKS : Aplikasi Model Analisis Teks Marxis

Marxis Analisis

Model Analisis Teks Marxis

Konsep analisis wacana Marx sebenarnya sangat sederhana hanya berkisar antara konsep phrase dan content (Fairclogh 2010, 335, Critical Discours Analysis, The critical study of language, Longman, England, London) di mana Marx lebih mengutamakan atau menitik beratkan bahwa konten dari sebuah kalimat atau tanda adalah sebuah pinjaman dari masa lalu. Atau dari banyak partikel kejadian, actor, dan pengalaman sosial yang membentuk suatu bentuk sistem wacana–tanda, symbol— tertentu. Secara fisikal model Marxis sendiri tampaknya memang belum ada. Tapi dari penjelasan Fairclogh (2010, 335) sebelumnya, maka penjelasan itu dapat dijadikan petunjuk untuk membangun model Marx tadi. Model Marx sendiri kira-kira bangunannya dapat diwujudkan seperti tampak pada gambar di bawah ini;

Model Analisis Teks Marxis

Phrase Content

(Petanda/Makna)

Relation

-symbol -intertextual relation -social relation

-production

Tujuan-Menemukan material teks/symbol seperti gambar, tulisan, warna yang terkait dengan teks dari suatu obyek analisis dalam masalah penelitian (lihat contoh hasil analisis dalam tabel)

-Menafsirkan konten berbasis intertekstual dan konteks dari teks subyek penelitian.

Penemuannya dilakukan melalui interpretasi teks.

Catatan :

Relation : -social relation; -production (Tujuan hanya sebatas untuk membongkar skema produksi saja) : Terkait konsep tersebut, maka pertanyaan-pertanyaannya diantaranya adalah seperti : 1) Bagaimana relasi kekuasaan bermain/terbentuk dalam teks ? 2) Representasi dominasi kapitalis melalui relasi kekuasaan dalam teksasi Isu Dahlan Iskan Pada Pemberitaan JPNN ? Untuk ini, maka berdasarkan subyek teks analisis, penemuannya dilakukan melalui interpretasi teks. Tujuan analisis komponen social relation yaitu untuk menemukan relasi sosial berupa relasi kapitalisme dengan bahasa, misalnya berupa bahwa kapitalis media secara deliberatif/sengaja menggunakan bahasa dalam media untuk menjaga kekuasaannya, misalnya memunculkan kata-kata “Dahlan menang konvensi” dan lain-lain.

Catatan : Penelitian kualitatif pada dasarnya bukan pada scanning/pemindaian fenomena, tapi lebih kepada interpretasi terhadap fenomena secara mendalam.

Heteroglosia/intertekstualitas : Kata yang bermakna beda berdasarkan masa-masa lalu , misalnya soal sorban sebagai simbol orang muslim.

Guna kepentingan pengaplikasian model sebagaimana dimaksud, maka untuk efektif dalam pelaksanaannya, langkah pertama yang kiranya harus disadari adalah menyangkut eksistensi permasalahan yang diformulasikan dalam suatu kegiatan penelitian yang berkenaan dengan analisis teks Marxis. Dalam hubungan ini maka langkah pertamanya adalah mengenal rumusan ideal masalah penelitian dalam konteks studi analisis teks Marxis. Pertanyaan penelitian yang biasa ditemui terkait Marxist analysis teks ini misalnya adalah seperti :

1) Bagaimana relasi dominasi kapitalis media dengan (phrase) bahasa media..? Dalam kaitan phrase (bahasa media) dimaksud, misalnya adalah, “Bagaimana relasi dominasi kapitalis media dalam representasi keunggulan Dahlan Iskan sebagai pemenang konvensi pada berita JPNN?”

(5)

Baiklah, dalam kaitan kepentingan penjelasan pada bagian ini, maka dalam hubungan sejumlah contoh formulasi pertanyaan sebelumnya, maka penjelasannya akan berbasiskan pada contoh rumusan pertanyaan penelitian nomor “1”, yaitu “Bagaimana relasi dominasi kapitalis media dalam representasi keunggulan Dahlan Iskan sebagai pemenang konvensi pada berita JPNN?” Untuk kepentingan analisis teks dimaksud, maka sebagai contoh kasus teksnya diambil dari teks JPNN dalam genre berita yang

berjudul “Lagi, Dahlan Iskan Diprediksi Menang Konvensi”. (terlampir)

-(sumber : JPNN.com http://www.jpnn.com/ read/ 2013/ 10/20/ 196613). Dengan mengacu pada model sebelumnya, maka selanjutnya di bawah ini disajikan contoh penggunaaan analisis wacana ala Marx. Perlu dicatat bahwa analisis ini sebenarnya adalah analisis sederhana dari Marx untuk menjelaskan hubungan bahasa dan kapitalisme, di mana jelas bahwa bahasa diungkap untuk memberikan penjelasan tentang relasi sosial antara kapitalisme dan abstraksi konsep buruh dan proletarian,

Tabel

Hasil Analisis Teks Berbasis Model Marx Judul Berita :

Teks : Berita, Judul “Lagi, Dahlan Iskan Diprediksi Menang Konvensi”

Media : JPNN.com http://www.jpnn.com/read/2013/10/20/196613

Tema Minor : Dahlan Iskan direpresentasikan sebagai Capres Partai Demokrat yang didukung rakyat. (perumusannya selalu mengacu pada Dahlan Iskan adalah pemilik dari jaringan media Jawa Post, penerbit berita ini. Sebagai subyek yang dihiperboliskan, itu terlihat dari penggunaan kata-kata seperti “diunggulkan” dan “terkuat” sebagaimana disajikan dalam paragraf 1, “Dahlan Iskan lagi-lagi diunggulkan sebagai yang terkuat memenangkan Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat 2014.”, merupakan bentuk hiperbola dari dukungan seolah-olah dukungan politik itu mengarah pada dirinya (Dahlan-pemilik media) . (p. 1)

1) Bentuk hiperbola ini

merupakan suatu symbol

bahwa ada dukungan media terhadap Dahlan ada bentuk pembuatan makna bahwa Dahlan didukung oleh banyak orang.

1) Arah positif pemberitaan terkait dengan relasi Dahlan Iskan sebagai pemilik Jawa Post di mana Jawa Post adalah Koran yang dipakai untuk publikasi ini.

2) Pengukuhan terhadap Dahlan Iskan sebagai pemilik Jawa Post dalam konvensi, juga terlihat melalui judul berita yang dibuat. Itu tercermin melalui penggunaan kata-kata “lagi” dan “Diprediksi”

2) Penggunaan kata-kata “lagi” dan “Diprediksi” dalam rentetan kalimat judul berita juga mencer-minkan sikap hiperbola awak media terha-dap Dahlan Iskan se-bagai

(6)

dalam rentetan kalimat judul berita “Lagi, Dahlan Iskan Diprediksi Menang Konvensi”. Ini tentu mencerminkan sikap dukungan awak media terhadap “bos” mereka dalam konvensi.

subyek pemilik media yang nota bene menjadi “bos” mere-ka. Sikap hiperbola ini dengan sendirinya menyim-bolkan dukungan media berupa upaya memaknakan sekuat mungkin bahwa khalayak luas berikan pendukungannya terhadap pemilik media (Dahlan Iskan).

“Diprediksi” pada kalimat judul berita, menyimbolkan dan mengesankan makna bahwa memang ada relasi positif antara media (awak media) dengan pemilik media (Dahlan Iskan).

3) “...Dahlan memperoleh dukungan paling kuat; Dahlan Iskan memeroleh dukungan terkuat publik," (p.3)

3) Bentuk hiperbola melalui pemakaian phrase “paling kuat” dan “terkuat publik”, dengan pemiliknya itu tampak dari atau terasa dari makna yang coba dibentuk atau dibangun media dengan cara sekuat mungkin melalui bentuk hiperbola dengan pemakaian phrase “paling kuat” dan “terkuat publik”, dalam teksasi

content berita pada paragraf 3. dengan hasil survei, maka Dahlan adalah salah satu tokoh kuat yang dicalonkan sebagai presiden oleh dalam pemberitaan, menyim-bolkan tendensi bahwa media (Dahlan Iskan), terlihat dari gaya bahasa hiperbola yang coba ditampailkan wartawan dalam teksasi berita pada p. 4. Upaya wartawan/media membangun gaya bahasa hiperbola itu tampak dari teksasi mereka mengenai proposi yang gunakan phrase “jika” dan “maka” dalam content terkait posisi Dahlan Iskan dalam even konvensi PD.

5) “....capres rill yang memenuhi syarat Indeks Capres 2014 hanya Megawati, Aburizal dan pemenang Konvensi Capres PD.”

.(p.8)

5) Teksasi pada paragraf 8 ini menyimbolkan bahwa Dahlan Iskan sebagai salah satu dari tiga capres rill yang memenu-hi syarat Indeks Capres 2014. Ini tersimbolisasikan melalui penggunaan phrase “ peme-nang” Konvensi Capres PD yang nota bene sebelum-sebelumnya dalam konten telah ditendensikan ke arah

5) Penekanan Subyek Dahlan Iskan dalam teks yang melalaui teksasi paragraf 8 dimetaforakan melalui

(7)

itu.

Setelah analisis teks selesai dilakukan, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah melakukan interpretasi untuk menemukan tema-tema minor yang cenderung menonjol dari setiap teks yang dijadikan subyek penelitian. Untuk kasus teks sebagaimana dimaksud sebelumnya, maka tema minornya adalah : “Dahlan Iskan direpresentasikan sebagai Capres kuat Partai Demokrat yang didukung rakyat.“ Penyajian deskripsi tema minor, diantaranya dapat disajikan di atas pojok kanan tabel analisis teks. Biasanya deskripsi tema minor itu penyajiannya dimulai dengan kalimat seperti, “Dahlan Iskan direpresentasikan sebagai ... “. Itu kalau mengacu pada contoh kasus teks yang dianalisis tadi dan sekaitan dengan relevansinya pada rumusan masalah pokok penelitian. Rumusan masalah yang diacu tadi sendiri, tatanan sentennya berupa “Bagaimana relasi dominasi kapitalis media dalam representasi keunggulan Dahlan Iskan sebagai pemenang konvensi pada berita JPNN?” Dengan rumusan masalah dimaksud, maka tema minor yang muncul dari hasil analisis teks sebelumnya, rumusannya antara lain misalnya seperti, “Dahlan Iskan direpresentasikan sebagai Capres Partai Demokrat yang didukung rakyat.” Sebagai sebuah temuan penelitian, maka rumusan tema minor ini diletakkan pada bagian atas tabel hasil analisis teks. Langkah yang sama ini tetap dilakukan terhadap teks-teks lain yang menjadi subyek analisis. Jadi, jika misalnya ada 8 teks, maka ada 8 tabel hasil analisis yang sama formatnya terkait aplikasi model analisis teks Marx dalam penelitian komunikasi dengan pendekatan kualitatif berbasis teks.

Menyepakati jumlah 8 tadi sebagai contoh penjelasan dalam bagian ini, selanjutnya yang harus dilakukan adalah proses pengelompokan atau kategorisasi dari sejumlah tema minor yang ditemukan. Karena jumlah teks yang dianilis itu berjumlah 8, maka jumlah tema minornya sudah pasti ada delapan. Sebagai alat bantu, dalam pengelompokan tema minor tadi sebaiknya itu disajikan ke dalam sebuah tabel. Tabel itu misalnya seperti disajikan berikut ini,

Subyek Teks Analisis Tema Minor

Hasil Analisis Teks Positip Kategorisasi Representasi Negatip 1) Berita, Judul “Lagi, Dahlan Iskan

Di-prediksi Menang Konvensi” (JPNN.

com http: //www.jpnn.com/ read /2013/ 10/20/ 196613

Dahlan Iskan direpre-sentasikan sebagai Ca-pres kuat Partai De-mokrat yang didukung rakyat.

Ada relasi positip antara media (kelas buruh) deng-an pemilik media (kapi-talis) dalam mediasi reali-tas Dahlan Iskan terkait konvensi PD. 2)

(8)

5) 6) 7) 8)

Langkah berikut setelah selesai kategorisasi yaitu memaparkan hasil penelitian. Hasil penelitian ini pemaparannya dalam format : Bagian pertama mendeskripsikan temuan-temuan hasil analisis teks. Pendeskripsian dilakukan tetap berorientasi pada upaya menjawab masalah penelitian. Masalah penelitian ini yaitu “Bagaimana relasi dominasi kapitalis media dalam representasi keunggulan Dahlan Iskan sebagai pemenang konvensi pada berita JPNN?” Jadi, deskripsi tadi diorientasikan pada upaya menjawab masalah tersebut berdasarkan temuan-temuan penelitian yang muncul dalam riset. Karena itu, sub bab paparannya berjudul yang relevan dengan maslah pokok tadi. Sub Judul itu misalnya, “Representasi Relasi Dominasi Kapitalis Media dalam mediasi JPNN mengenai Dahlan Iskan Pemenang Konvensi PD”. Dalam proses paparan dimaksud, itupun harus dilakukan dalam nuansa Marxis yang memiliki jargon-jargonnya sendiri. Jargon-jargon Marxis dimaksud, misalnya seperti unconsius; marginalisasi; inklusi; eksklusi/mengurangi/menghilangkan; kesadaran palsu; dominasi kelas; aleniasi; reifikasi=pemberian nilai, negasi= mengurangi. Setelah fase ini selesai, maka fase berikutnya adalah menyajikan analisis terhadap tema minor.

Penyajian analisis tema minor juga dilakukan pada sub bab tersendiri. Sub bab ini titelnya kira-kira jadi seperti berikut ini : Dominasi Kapitalis Dalam Pemediasian Dahlan Iskan Pemenang Konvensi PD; Alternatifnya : Dominasi Dalam Relasi Media dan Kapitalis. Sub judul ini tergantung dari apa kira-kira interpretasi yang dapat ditarik dari kategoriasi yang telah dibuat sebelumnya.

Dalam sub bab ini selanjutnya sajikan data, analisis dan interpetasi kita. Dalam proses ini, pakai konsep-konsep teoritik yang terutama berasal dari paradiga teori kritis. Penggunaan konsep teoritik dalam fase ini yaitu sebatas menjelaskan data menurut konsep teoritik. Fungsi konsep teoritik di sini sebagai penjelas temuan data penelitian. Singkatnya, apa kata teori terhadap data. Jadi, teori yang digunakan dalam tahap ini bisa banyak dan itu tergantung pada dinamika analisis dan interpretasi kita terhadap data penelitian. Hal yang demikian terjadi karena mengingat penelitiaan dengan pendekatan kualitatif itu sifatnya tidak bebas konteks. Karena itu sifatnya jadi dinamis.

(9)

Lagi, Dahlan Iskan Diprediksi Menang Konvensi - JPNN.com http://www.jpnn.com/read/2013/10/20/196613

JAKARTA - Dahlan Iskan lagi-lagi diunggulkan sebagai yang terkuat memenangkan Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat 2014. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis, jika pemilihan presiden di antara peserta konvensi dilakukan hari ini maka Menteri Badan Usaha Milik Negara itu akan memenangi persaingan dengan raihan 16,1 persen. (p.1)

Di bawah nama Dahlan ada Pramono Edhie Wibowo (5,3 persen) dan Marzuki Alie (3,2 persen), Gita Wirjawan (2,2 persen). Sedangkan kandidat lainnya seperti Irman Gusman, Anies Baswedan, Sarundajang, Hayono Isman, Endiartono Sutarto, Dino Patti Djalal dan Ali Masykur Musa hanya meraih di bawah 2 persen. (p.2)

Dengan begitu, berdasar survey LSI di antara peserta konvensi, Dahlan memperoleh dukungan paling kuat atau di atas 10 persen. "Maka sesuai hasil survei LSI Oktober 2013 dari 11 nama yang ikut Konvensi Demokrat Dahlan Iskan memeroleh dukungan terkuat publik," kata Peneliti LSI Adjie Alfaraby, Minggu (20/10), dalam paparan hasil survei bertajuk "Indeks Capres Pemilu 2014 : Capres Rill Versus Capres Wacana", di Jakarta. (p.3)

Ia mengungkapkan jika Susilo Bambang Yudhoyono dan PD konsisten dengan hasil survei, maka Dahlan adalah salah satu tokoh kuat yang dicalonkan sebagai presiden oleh partai berlambang bintang mercy ini. (p.4)

Survei LSI ini diadakan pada 12 September hingga 5 Oktober 2013 pada 33 provinsi di Indonesia dengan menggunakan 1200 responden. Metodenya adalah multistage random sampling dengan margin error kurang lebih 2,9 persen. Survei menggunakan kuisioner dengan wawancara tatap muka. Dalam survei ini, LSI menggunakan indikator baru yang disebut Indeks Capres. Ada tiga variabel yang mencakup Indeks Capres, yaitu dicalonkan oleh koalisi atau tiga partai terbesar atau teratas dalam perolehan suara pemilu, pengurus struktural partai atau pemenang konvensi dan dicalonkan secara resmi oleh partai. Karenanya, LSI menyatakan dari survei terbaru Oktober 2013, tiga partai yang berpeluang masuk tiga besar adalah Partai Golkar 20,4 persen, PDI Perjuangan 18,7 persen dan PD 9,8 persen. (p.5)

Menurut Adjie, di luar Golkar, PDIP, PD belum ada satupun partai perserta pemilu 2014 yang elektabilitasnya di atas 10 persen. Dari sejumlah tracking survei LSI sejak 2011, elektabilitas partai-partai tersebut masih di bawah 10 persen. "Jika terjadi "tsunami politik" yang maha dahsyat, Golkar, PDIP, Demokrat tetap punya kans yang lebih kuat untuk menjadi tiga partai perolehan suara terbanyak dengan elektabilitas di atas 10 persen," ujar Adjie. Menurutnya pula, walau dilanda berbagai kasus korupsi yang melibatkan petingginya, PD adalah partai penguasa yang masih banyak "amunisi" untuk tetap bertahan di tiga besar. "Di antaranya adalah jika kinerja pemerintahan dipersepsikan baik dan berbagai program populis yang dibuat menjelang pemilu 2014," kata Adjie. (p.6)

(10)

banyak mereka yang belum menyatakan memilih ketiga tokoh tersebut yaitu 32,4 persen,"ungkap Adjie. (p. 7)

Lebih jauh Adjie mengatakan berdasarkan survei Oktober 2014 capres rill yang memenuhi syarat Indeks Capres 2014 hanya Megawati, Aburizal dan pemenang Konvensi Capres PD. Menurut Adjie, nama Joko Widodo, Prabowo Subianto, Wiranto dan lain-lain hanya menjadi capres wacana karena tidak memenuhi Indeks Capres 2014. Adjie menambahkan, Capres Rill 2014 dapat berubah jika Megawati menolak mencalonkan diri sebagai Capres 2014 . "Dan Demokrat tak mendapatkan dukungan partai lain untuk memenuhi syarat tiket Capres 2014 (yaitu) : 20 persen kursi atau 25 persen suara dalam pemilu legislatif 2014," ungkap Adjie. (boy/gil/jpnn) (p. 8)

Lagi, Dahlan Iskan Diprediksi Menang Konvensi -JPNN. comhttp:// www.jpnn.com/ read/2013/ 10/20/196613/Lagi,-Dahlan-Iskan-Dipre...

Referensi

Dokumen terkait

menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan bibit IV dengan komposisi lumpur yang berasal dari lumpur selokan tahu 50%, lumpur RPH 25 % dan lumpur sungai Badung 25 %

Hubungan Modal Sosial dan Modal Manusia dengan Tingkat Pendapatan Petani karet di Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir, tujuan dari penelitian ini adalah

Variasi maltodekstrin berpengaruh terhadap kadar abu, total fenolik, aktivitas antioksidan, waktu larut, dan uji ALT serta tidak berpengaruh terhadap kadar air minuman

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang merupakan kawasan kabupaten yang fungsinya melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.Terdapatnya dua Kecamatan di

sering g adala# tulang&t adala# tulang&tulang pan!ang. Pada ulang pan!ang. Pada anak&a anak&anak" nak" sarkom sarkoma a e$ing merupakan tumor 

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi istilah asing bidang perkomputeran yang paling dikenal oleh kalangan mahasiswa di Kota Surakarta, (2)

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yakni suatu metode penelitian yang bersifat reflektif dengan melaksanakan

RENCANA PEMBELAJARAN/SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) 1. Nama Diklat : Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan 100 2. Deskripsi Singkat : Mata Diklat ini membekali peserta