JKMK
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT KHATULISTIWA
http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php?journal=jkmk&page=index
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS
MENSTRUASI SISWI MAN 1 SAMARINDA
Lia Kurniasari1, Erni Wingki Susanti2, Nur Asmawati3
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur1,2,3 Jalan Juanda No. 15 :Samarinda, Kaltim-75124 Indonesia Info Artikel Abstrak
Sejarah Artikel:
Diterima: 1 Januari 2018 Disetujui: 19 Februari 2018 Di Publikasi: 28 Februari 2018
Pubertas terjadi pada beberapa wanita muda usia 10-19 harus mendapat perhatian lebih karena dapat menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor: anemia, stres, status gizi, pola tidur dan aktivitas fisik. 106 siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda mengalami penyimpangan haid. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dengan ketidakteraturan siklus menstruasi siswa perempuan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda.Teknik penelitian ini menggunakan teknik penelitian observasional analitik. Desain cross sectional dengan sampel 155 siswa yang diambil dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Analisis data dengan menggunakan uji statistik Chi Square. Sebanyak 75,3% siswa perempuan menderita anemia dan siklus haid tidak teratur, 65,2% mengalami stres ringan dan siklus menstruasi tidak teratur, secara statistik diperoleh p-value 0,000 (p <0,05) untuk status anemia, nilai p-p-value sebesar 0,004 (p< 0,05) sampai tingkat stress. Ada hubungan antara status anemia dan stres dengan ketidakteraturan siklus menstruasi siswa perempuan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda sehingga siswa diharapkan aktif dalam mencari informasi dan meningkatkan frekuensi sumber energi makanan apakah itu hewan atau sayuran, vitamin dan zat besi.
Keywords:
Anemia, Stres, Siklus Menstruasi.
FACTORS ARE RELATED TO IRREGULARITY OF MENSTRUATION CYCLE IN FEMALE
STUDENTS MAN 1 SAMARINDA
Abstract
Puberty happens to some young women aged 10-19 should receive more attention because it can cause irregularity of the menstruation cycle can be influenced by several factors: anemia, stress, nutritional status, sleep patterns and physical activity. Based on the preliminary study were 106 students in Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda experience menstruation irregularities. This resears objective to identify factors are related to irregularity of the menstruation cycle of the female students in Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda. This research technique used analytical observational research techniques. Design cross sectional with sample of 155 students were taken using proportionate stratified random sampling technique by using statistical test of Chi Square. As many as 75.3% female students suffer from anemia and irregular menstruation cycle, 65.2% experienced mild stress and irregular menstruation cycle, statistically obtained p-value 0.000 (p < 0.05) for anemia status, p-value of 0.004 (p < 0.05) to the level of stress. There is a relationship between anemia status and stress with irregularity of the menstruation cycle of the female students in Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda so that students are expected to be active in seeking information and increase the frequency of food energy source whether it is animal or vegetable, vitamins and iron.
Alamat Korespondensi:
ISSN 2581-2858
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Email: liakesmas@umkt.ac.id / Hp: 085231669773
PENDAHULUAN
Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukan
bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta
jiwa, 63,4 juta diantaranya adalah remaja yang terdiri dari
laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70 %) dan
perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30%).
Besarnya jumlah penduduk kelompok remaja ini akan
sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa
yang akan datang.1
Masa remaja yang berkisar 10 sampai 19 tahun
merupakan masa transisi, suatu masa periode pematangan
organ reproduksi manusia (pubertas), dimana seorang
perempuan yang mengalami pubertas ditandai dengan
menstruasi.2 Menstruasi merupakan salah satu bagian dari
kesehatan reproduksi wanita. Menstruasi merupakan
pengeluaran darah, mukus, dan debris sel dari mukosa
uterus secara berkala. Gangguan menstruasi adalah
indikator penting untuk menunjukan adanya gangguan
sistem reproduksi yang dapat dikaitkan dengan
peningkatan risiko berbagai penyakit seperti kanker leher
rahim, kanker payudara dan infertilitas.3
Salah satu gangguan pada sistem reproduksi adalah
siklus mentruasi yang tidak teratur dimana seorang
perempuan mengalami siklus menstruasi kurang dari 21
hari atau lebih dari 35 hari. Ketidak teraturan siklus
menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu anemia
merupakan kurangnya kadar hemoglobin, dimana
hemoglobin dibutuhkan untuk mengangkat oksigen
menuju otak. Apabila kinerja otak berkurang karena
jumlah oksigen yang diterima tidak optimum maka akan
mempengaruhi kerja hipotalamus yang berdampak pula
pada kerja hormon yang dapat merangsang pematangan
kelenjar reproduksi dan pelepasan hormon seksual
menjadi terhambat.4
BAHAN DAN METODE
Penelitian yang dilakukan adalah teknik penelitian
observasional analitik dengan desain penelitian cross
sectional. Populasi yang diambil dalam penelitian ini
adalah siswi kelas kelas X dan XI di Madrasah Aliyah
Negeri 1 Samarinda dengan jumlah populasi 265 siswi.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik
sampling probability dengan metode proportionate
stratified random sampling dimana sampel yang diambil
adalah kelas yang memiliki tingkatan berbeda, Sampel
dalam penelitian memiliki dua kriteria yaitu: Kriteria
Inklusi Remaja yang berusia 10-19 tahun dan mengalami
menstruasi, Siswi kelas X dan XI yang ada di Madrasah
Aliyah Negeri 1 Samarinda, Tidak memiliki riwayat
penyakit (kista dan hipertensi), Bersedia menjadi
responden. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah remaja
perempuan yang berusia 10-19 tahun yang mengalami
mentruasi tidak hadir sampai hari terakhir penelitian dan
atau pindah sekolah pada saat penelitian.
HASIL
Karakteristik Responden
Responden di Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda
yang berjumlah 155 orang berdasarkan karakteristik umur
yang berkisar 14-19 tahun dan terbanyak adalah siswi
yang berusia 16 tahun yaitu sebanyak 86 orang (55,5%)
dan yang berusia 19 tahun sebanyak 1 orang (0,6 %) serta
berusia 14 tahun sebanyak 1 orang (0,6%).
Responden berdasarkan karakteristik umur
pertama kali mengalami menstruasi pada usia 12
tahun yaitu sebanyak 77 orang (49,7%) dan yang
mengalami menstruasi pertama pada usia 18 tahun
Analisis Univariat
Anemia pada siswi di Madrasah Aliyah Negeri
1 Samarinda diukur menggunakan
rapid test
.
Tingkatan anemia pada siswi di Madrasah Aliyah
Negeri 1 Samarinda yang berjumlah 155 orang
sebanyak 81 orang mengalami anemia (52,3%) dan
sebanyak 74 orang (47,7%) tidak mengalami anemia.
Tingkatan stress siswi di Madrasah Aliyah Negeri 1
Samarinda, stress merupakan suatu situasi yang
menimbulkan atau menciptakan tuntutan fisik dan
psikis pada siswi yang diukur mengunakan kuesioner
DASS.
Tingkatan stress siswi di Madrasah Aliyah
Negeri 1 Samarinda yang berjumlah 155 orang yaitu
sebanyak 69 orang (44.5 %) berada pada tingkatan
stress ringan dan 12 orang (7,7%) berada pada
tingkatan stress berat. Status gizi siswi di Madrasah
Aliyah Negeri 1 Samarinda.
Status gizi siswi di Madrasah Aliyah Negeri 1
Samarinda berjumlah 155 orang yang diukur
menggunakan IMT dimana dilihat dari tinggi dan
berat badan siswi tersebut dan didapatkan sebanyak
76 orang termasuk dalam status gizi normal (49,0%)
sedangkan siswi yang memiliki status gizi gemuk
yaitu pada siswi dengan katagori Status gizi gemuk
sebanyak 27 orang (17,4%). Ketidakteraturan siklus
menstruasi pada siswi di Madrasah Aliyah Negeri 1
Samarinda yang berjumlah 155 orang sebanyak 85
(54,8%) siswi mengalami ketidakteraturan siklus
menstruasi dan sebanyak 70 orang (45,2%)
mengalami keteraturan siklus menstruasi.
Analisis Bivariat
Hubungan
antara
Anemia
dengan
ketidakteraturan siklus menstruasi pada siswi di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda. Didapatkan
hasil responden dengan anemia dan memiliki siklus
menstruasi yang tidak teratur sebesar 61 responden
(75,3%) dan responden yang mengalami anemia
dengan siklus menstruasi yang teratur sebanyak 20
responden (24,7%). Berdasarkan hasi uji
Chi Square
yang telah dilakukan, diperoleh nilai p-value sebesar
0.000, nilai ini lebih kecil dari taraf signifikan yaitu
0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan
antara anemia dengan ketidakteraturan siklus
menstruasi pada siswi di Madrasah Aliyah Negeri 1
Samarinda.
Hubungan
antara
tingkat
Stres
dan
ketidakteraturan siklus menstruasi pada siswi di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda Didapatkan
hasil responden tidak stres dan mengalami
keteraturan siklus menstruasi yaitu 35 responden
(64,8%) sedangkan tingkat stres ringan dan siklus
menstruasi tidak teratur sebanyak 45 responden
(65,2%). Berdasarkan hasi uji
Chi Square
yang telah
dilakukan, diperoleh nilai p-
value
sebesar 0.004,
nilai ini lebih kecil dari taraf signifikan yaitu 0,05.
Hubungan Status gizi dengan ketidakteraturan siklus
menstruasi pada siswi di Madrasah Aliyah Negeri 1
Samarinda. Didapatkan hasil terbanyak adalah
responden dengan status gizi kurus dengan siklus
menstruasi tidak teratur sebanyak 36 responden
(69,2%) dan responden dengan status gizi normal
sebesar 0.014, nilai ini lebih kecil dari taraf
signifikan yaitu 0,05, sehingga dapat disimpulkan
terdapat hubungan antara status gizi dengan
ketidakteraturan siklus menstruasi pada siswi di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda.
Tabel 1. Karakteristik Siswi
Variabel Frekuensi Persentase (%) Umur (tahun)
14 15 16 17 19
1 47 86 20 1
0,6 30,3 55,5 12,9 0,6 Umur pertama kali
Menstruasi (tahun) 10
11 12 13 14 15 18
4 5 77 44 20 4 1
2,6 3,2 49,7 28,4 12,9 2,6 0,6
Sumber: Data Primer, 2016
Tabel 2. Gambaran Anemia, Tingkat Stress dan Status Gizi Siswi
Variabel Frekuensi Persentase (%) Anemia
Anemia <12 g/dl
Tidak anemia ≥ 12 g/dl 81 74
52,3 47,7 Tingkat Stres
Tidak Stress ≤ 19 Stress Ringan 20-39 Stress Sedang 40-59 Stress Berat ≥ 80
54 69 20 12
34,8 44,5 12,9 7,7 Status Gizi
Kurus <18,5 Normal 18,5-25 Gemuk 26-29,9
52 76 27
33,5 49,0 17,4 Siklus Menstruasi
Tidak teratur ≤21/≥35 Teratur 21-35
85 70
54,8 45,2
Tabel 3. Hubungan antara Anemia, Tingkat Stress dan status gizi dengan ketidakteraturan siklus menstruasi pada siswi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda
Variabel
Siklus Menstruasi
Total
p value
Tidak teratur Teratur
n % n % n %
Sumber: Data Primer, 2016
PEMBAHASAN
Anemia adalah dimana jumlah sel darah merah yang
ada didalam tubuh kurang dari normal yaitu 12,0 g/dl.
Anemia yang terjadi karena kurangnya konsumsi zat besi
pada tubuh sehingga terjadi ketidak seimbangan didalam
tubuh. Zat besi sangat dibutuhkan didalam tubuh karena
membantu dalam pembentukkan hemoglobin5.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Madrasah
Aliyah Negeri 1 Samarinda dengan jumlah responden
sebanyak 155 siswi dengan mengunakan rapid test
didapatkan lebih dari 50% siswa mengalami anemia
dengan melihat kadar haemoglobin ≤ 12 g/dl. Anemia yang dialami oleh siswi dapat disebabkan oleh kurangnya
asupan zat besi yang terdapat pada makanan sehari-hari
remaja disana, dilihat dari kebiasaan siswa disana yang
lebih memilih makanan cemilan saat di jam istirahat
seperti gorengan, pentol kanji yang kandungan zat
besinya sangat minim sekali, dan ini dilakukan setiap hari
terus menerus, sehingga pemasukan zat besi tidak
maksimal didapatkan saat sedang bersekolah.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Briawan ,
pada mahasiswa di Bogor menunjukan total asupan zat
susu), dan 18,4% dari kelompok lauk nabati (tahu dan
tempe). Pangan lain diluar makanan lengkap
kontribusinya cukup besar yaitu 39,5%. Rendahnya
asupan zat besi tersebut disebabkan oleh nilai densitas zat
besi, didalam menu konsumsi mereka antara 6-9 mm/
1000 kkal. Hal tersebut membuktikan bahwa hanya 7%
dari sampel yang diteliti memiliki densitas zat besilebih
dari 13 mg/1000 kkal.
Jumlah kantin dan fasilitas tempat duduk untuk
beristirahat yang kurang memadai juga menjadi salah satu
penyebab timbulnya anemia pada siswi karena dengan
jumlah kantin yang tidak sesuai dengan banyaknya
jumlah siswi dan lamanya jam istirahat menyebabkan
beberapa siswi memilih untuk tidak makan siang,
walaupun ada beberapa siswi yang memilih untuk
membawa bekal sendiri. Sehingga asupan gizi yang
dibutuhkan juga berkurang dan dapat menganggu
konsentrasi pada saat belajar.
Stress merupakan situasi yang menciptakan tuntutan
fisik dan psikis pada seseorang. Stress sebagai kerusakan
yang terjadi pada tubuh tanpa mempedulikan apakah
stress, stress ringan, stress sedang, stress berat dan stress
berat sekali.6
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda dengan jumlah
responden 155 siswi dengan mengunakan kuesioner
DASS 42. Siswi yang mengalami stress pada siswi di
madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda disebabkan karena
beberapa hal yaitu masalah pribadi yang dialami oleh
siswi, kegiatan organisasi dan ekstrakurikuler, selain itu
rasa tidak percaya diri yang dialami beberapa siswi yang
dapat menyebabkan rasa cemas dan akhirnya stress.
Kegiatan organisasi dan ekstrakurikuler dapat menjadi
salah satu penyebab stress karena tugas yang didapatkan
atau tanggung jawab yang didapatkan seorang siswi
menjadi bertambah bukan hanya kewajiban dalam belajar
dan mengerjakan pekerjaan rumah namun terkadang
ditambah dengan tugas dari kegiatan yang mereka ikuti
dan tidak menutup kemungkinan waktu libur mereka juga
digunakan untuk kegiatan di luar aktivitas belajar di
sekolah, apabila siswi tersebut tidak bisa
mengimbanginya maka akan terjadi ketidak seimbangan
didalam tubuhnya yang dapat menyebabkan stress.7
Stress yang dialami dimulai dari tahap pertama yaitu
rasa semangat dalam melakukan suatu pekerjaan namun
tanpa disadari cadangan energi didalam tubuh semakin
menipis, selanjutnya dampak stress yang semula
menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan
seperti bisa merasakan santai dan gangguan tersebut akan
selalu meningkat.
Hubungan anemia dengan ketidakteraturan siklus
menstruasi reproduksi manusia yang normal melibatkan
interaksi antara berbagai hormon dan organ, yang diatur
oleh hipotalamus. Hipotalamus menghasilkan hormon
yang disebut releasing factors (RH). RH berjalan ke
hipofisa (sebuah kelenjar yang terletak di bawah
hipotalamus) dan merangsang hipofisa untuk melepaskan
hormon lainnya. Misalnya gonadotropin-releasing
hormone (dihasilkan oleh hipotalamus) merangsang
hipofisa untuk menghasilkan luteinizing hormone (LH)
dan follicle-stimulating hormone (FSH). LH dan FSH
merangsang pematangan kelenjar reproduktif dan
pelepasan hormon seksual. Siklus menstruasi
dikendalikan oleh sistem hormon dan dibantu oleh
kelenjar hipofisis. Selain dipengaruhi oleh hormon
estrogen, siklus menstruasi juga dipengaruhi oleh hormon
progesteron. Apabila kinerja otak berkurang karena
jumlah oksigen yang diterima tidak optimum maka akan
mempengaruhi kerja hipotalamus.8
Hipotalamus yang terganggu akan berdampak pula
pada kerja hormon yang dapat merangsang pematangan
kelenjar reproduksi dan pelepasan hormon seksual
menjadi terhambat atau lebih lama bekerja. Sehingga
biasanya siklus menstruasi tersebut tidak teratur dan
Panjang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdapat
hubungan antara anemia dengan ketidakteraturan siklus
menstruasi yaitu didapatkan sebanyak 75,3% siswi yang
mengalami anemia dan juga mengalami ketidakteraturan
siklus menstruasi dimana hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan dari siswi dan kurangnya
minat membaca sehingga informasi yang dibutuhkan
tidak didapatkan ataupun jumlah asupan zat besi didalam
tubuh yang kurang sehingga diperlukan asupan zat besi
yang bisa didapatkan bukan hanya dari makanan tetapi
juga bisa didapatkan dari suplemen zat besi.
Sebanyak 24,7% siswi yang mengalami anemia
tetapi mengalami keteraturan dalam siklus menstruasi.
Siswi yang mengalami anemia akan tetapi teratur dalam
siklus menstruasi dapat disebabkan oleh status gizi siswi
tersebut dalam keadaan normal, walaupun anemia
disebabkan oleh kadar zat besi yang ada didalam tubuh
oleh jumlah asupan zat besi akan tetapi juga ditentukan
oleh zat gizi lain seperti karbohidrat dan protein.
Sehingga walaupun seorang terkena anemia bisa saja
siklus mentruasinya dalam keadaan normal.
Kadar Hb erat kaitannya dengan anemia, dan dapat
mempengaruhi perubahan siklus menstruasi. Kadar Hb
yang rendah juga dapat disebabkan oleh kelainan
koagulasi yang apabila tidak ditangani dapat
mengakibatkan tergangguanya pola siklus menstruasi
seperti menorrhagia (menstruasi dengan banyak dan/atau
lamanya berlebihan). Kita tahu bahwa darah haid akan
keluarterlalu banyak jika ada bekuan darah haid.
Lamanya perdarahan ditentukan oleh daya penyembuhan
luka atau dengan kata lain oleh daya regenerasi
endometrium.9
Hubungan tingkatan stress dengan ketidakteraturan
siklus menstruasi, Stress merupakan kerusakan yang
terjadi pada tubuh tanpa mempedulikan apakah penyebab
stress tersebut positif atau negatif. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan terdapat hubungan antara stress
dengan ketidakteraturan siklus menstruasi siswi yaitu
didapatkan sebanyak 35,2% siswi yang tidak mengalami
stress akan tetapi menggalami ketidakteraturan siklus
menstruasi hal ini dapat disebabkan oleh kelenjer gondok
yang diproduksi didalam tubuh berlebih atau hiperteroid
maupun terlalu rendah karena jika kelenjer tiroid tidak
dalam keadaan normal maka sistem hormonal tubuh akan
ikut terganggu dan sebanyak, 64,8% siswi yang tidak
mengalami stress dan teratur dalam siklus menstruasi.
Siswi yang tidak mengalami stress dan teratur dalam
siklus menstruasi pada siswi di Madrasah Aliyah Negeri
1 Samarinda disebabkan oleh siswi tersebut mampu
mengontrol diri dan kurang peduli terhadap lingkungan
sekitar mereka hanya fokus dengan apa yang ada
hormon kortisol sebagai produk dari glukokortioid
korteks adrenal yang disintesa pada zona fasikulata bisa
mengganggu siklus menstruasi karena mempengaruhi
jumlah hormon progesterone dalam tubuh. Jumlah
hormon dalam darah yang terlalu banyak inilah yang
dapat menyebabkan perubahan siklus menstruasi. Stress
yang diukur menggunakan kuesioner DASS 42 dengan
jarak kejadian 1 minggu terakhir, stress yang dialami
siswi berasal dari masalah pribadi yang membuat siswi
selalu merasa cemas dan akhirnya panik karena tidak
dapat mengontrol diri, dan keaktifan siswi didalam suatu
kegiatan baik itu organisasi ataupun kegiatan
ekstrakurikuler yang berlebihan yang mana kegiatan ini
juga juga terkadang menjadi salah satu penyebab seorang
mengalami stress misalnya seperti menghadapi sebuah
lomba yang menyebabkan seseorang menjadi khawatir
dan takut apabila tidak dapat memberikan yang terbaik
ataupun dengan tugas-tugas spele yang diberikan namun
tidak biasa dilakukan ditambah dengan susahnya
mengontrol diri karena rasa mudah putus asa sehingga
perasaan cemas dapat muncul kapan saja.
Keteraturan dalam siklus menstruasi namun dalam
keadaan stress pada siswi disebabkan oleh beberapa siswi
yang sedang melakukan persiapan untuk pelaksanaan
lomba sehingga rasa stress yang dialami karena tuntutan
dari dalam diri yang mana setelah kegiatan tersebut
selesai maka rasa cemas yang mengakibatkan stress
tersebut juga akan hilang kemudian siswi yang teratur
dalam siklus menstruasi dan tidak mengalami stress
disebabkan oleh siswi yang rajin berolahraga kemudian
asupan gizi yang dikomsumsi siswi tersebut cukup untuk
berlangsungnya metabolisme didalam tubuh sehingga
membatu dalam pematangan sel telur.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Serly,
semakin tinggi ketidakteraturan siklus menstruasi. Hal ini
dapat terlihat bahwa apabila remaja memiliki asupan gizi
yang baik dengan stabilitas emosi yang baik disertai gaya
hidup dan pola makan yang baik bisa membuat kerja
hipotalamus menjadi baik sehingga bisa memproduksi
hormon-hormon yang dibutuhkan tubuh terutama hormon
reproduksi, sehingga siklus menstruasi bisa menjadi
teratur.10
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda didapatkan
kesimpulan bahwa ada hubungan antara status anemia
dan stress dengan ketidakteraturan siklus menstruasi pada
siswi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda.
Diharapkan pihak sekolah mampu mengajarkan ke Siswi
aktif untuk aktif dalam mencari info tentang kesehatan
reproduksi khususnya tentang siklus menstruasi dan
faktor yang mempengaruhi serta memperhatikan pola
makan. Menyediakan media informasi seputar menstruasi
dan gizi pada siswi yang dapat diakses kapan saja, seperti
penyedian buku di perpustakaan. Mampu membahas
lebih banyak variabel mengenai faktor yang
mempengaruhi siklus menstruasi dan menganalisis faktor
mana yang lebih berpengaruh.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada pihak sekolah Madrasah Aliyah
Negeri 1 Samarinda yang telah bersedia membantu dan
memfasilitasi untuk penelitian ini berjalan dengan baik,
dan tentunya para siswi yang dengan berbahagia
membantu dalam kelancaran penelitian ini. Puskesmas
Air Putih yang membantu dalam perhitungan anemia
serta memberikan hasil pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional.
Kajian Profil Penduduk Remaja. Jakarta: Puslitbang. (1) 6; 2011
2. Briawan, Dodik. Anemia masalah gizi pada remaja.
Jakarta: EGC; 2014.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Manajemen Kebersihan Menstruasi .[internet]; 2012. [diakses 2 Desember 2015]. Diunduh dari:
www.depkes.go.id
4. Rohan, Hasdianah Hasan, Siyoto Sandu. Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika; 2013
5. Khikmawati,Elok. Hubungan kadar hemoglobin
dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMP Negeri 8. Jurnal Keperawatan Indonesia. 1. 1291-2689-1; 2013. [diakses 2 Desember 2015]. Diunduh dari:https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn120120 10/article/view/1291
6. Briawan, Dodik. Anemia masalah gizi pada remaja.
Jakarta: EGC; 2014.
7. Suparyanto.Stress dan cara pengukurannya. [internet];
2011 [diakses 2 Desember 2015]. Diunduh dari:http://dr-Suparyanto. blogspot. in/2014/03/.
8. Proverawanti, Atikah. Menarche Menstruasi Pertama
Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika; 2009.
9. Sunaryo. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta:EGC;
2013.
10.Lestari, Tri Rahayuning. Stress dengan siklus
menstruasi mahasiswi angkatan empat..Artikel; 2014.[diakses 2 Desember 2015]. Diunduh dari:https://scholar.google.co.id/scholar?q=related:w TUG6q1h9NUJ:scholar.google.com/&hl=id&as_sdt= 0,5
11.Toduho, Serly. Hubungan Stress Psikologi dengan