• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Kausalitas antara FDI dan Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Kausalitas antara FDI dan Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan kedua variabel utama, yaitu Foreign Direct Investment (FDI) dan pertumbuhan ekonomi di ASEAN. Penelitian terdahulu, yang merupakan acuan dari penelitian ini juga akan disampaikan dalam bab ini dan selanjutnya akan diakhiri dengan kerangka pemikiran yang menganalisis hubungan kedua variabel diatas, sehingga nantinya dapat diambil kesimpulan penelitian yang benar mengenai hubungan dan pengaruh antara kedua variabel tersebut.

2.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dimana penekanannya terdapat pada tiga hal yaitu proses, output per kapita dan jangka panjang. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal (Sukirno, 2006:9)

(2)

komponen utama yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi suatu masyarakat (Todaro:2000), yaitu:

1. Akumulasi modal

Akumulasi modal meliputi bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal atau sumber daya manusia. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. Demikian pula investasi dalam sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitasnya dan dengan demikian akan menghasilkan efek yang sama terhadap produksi, bahkan akan lebih besar lagi bertambahnya jumlah manusia.

2. Pertumbuhan penduduk

(3)

3. Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi bagi para ahli ekonomi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih penting. Dengan adanya kemajuan teknologi, maka ditemukan pula cara berproduksi atau perbaikan produksi yang dapat meningkatkan nilai tambah yang tinggi.

2.2. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi

2.2.1. Teori Pertumbuhan Klasik

Teori pertumbuhan klasik dipelopori oleh beberapa tokoh, yaitu Adam Smith, David Ricardo, Robert Malthus, dan John Stuart Mill. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan.

(4)

mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah. Apabila keadaan ini dicapai, ekonomi dikatakan telah mencapai keadaan tidak berkembang (stationary state). Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup (subsistence). Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik setiap masyarakat tidak mampu menghalangi terjadinya keadaan tidak berkembang tersebut.

2.2.2. Teori Schumpeter

Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam mengemukakan teori pertumbuhannya, Schumpeter memulai analisisnya dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan seterusnya konsumsi masyarakat menjadi bertambah tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru. Maka menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan atas dua golongan yaitu penanaman modal otonomi dan penanam modal terpengaruh.

(5)

tidak berkembang” atau “stationary state”. Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi.

2.2.3. Teori Harrod-Domar

Teori pertumbuhan Harrord-Domar dikembangkan oleh Evsey Domar dan Roy F.Harrod. Model pertumbuhan Harrod-Domar menjelaskan mekanisme perekonomian yang mengandalkan peningkatan investasi dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Model ini menyarankan bahwa setiap perekonomian pada dasarnya harus senantiasa mencadangkan atau menabung sebagian dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal (gedung, alat-alat dan bahan baku) yang telah susut atau rusak. Namun, untuk memacu pertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan netto terhadap cadangan atau stok modal (capital stock). Bila kita asumsikan bahwa ada hubungan ekonomi langsung antara besarnya total stok modal (K), dengan GNP total (Y), maka hal itu berarti bahwa setiap tambahan netto terhadap stok modal dalam bentuk investasi baru akan menghasilkan kenaikan arus output nasional atau GNP.

………... (2.1)

(6)

2.2.4. Model Pertumbuhan Solow

Teori ini menjelaskan bagaimana tingkat tabungan investasi, pertumbuhan dan populasi dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output perekonomian dan pertumbuhannya sepanjang waktu (Mankiw, 2000:114). Dalam teori ini perkembangan teknologi diasumsikan sebagai variabel yang eksogen. Hubungan antara output, modal dan tenaga kerja dapat ditulis dalam bentuk fungsi sebagai berikut.

………... (2.2) Dari persamaan 2 terlihat bahwa output per pekerja (Y) adalah fungsi dari

capital stock per pekerja. Sesuai dengan fungsi produksi yang berlaku hukum “ the law of deminishing return “, dimana pada titik produksi awal, penambahan kapital per labor akan menambah output per pekerja dan bahkan dapat mengurangi output per pekerja. Sedangkan fungsi investasi dituliskan sebagai berikut.

………... (2.3) Dalam persamaan tersebut, tingkat investasi per pekerja merupakan fungsi

capital stock per pekerja. Capital stock sendiri dipengaruhi oleh besarnya investasi dan penyusutan dimana investasi akan menambah capital stock dan penyusutan akan menguranginya.

(7)

Tingkat tabungan yang tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan

capital sock dan akan meningkatkan pendapatan sehingga memunculkan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Tetapi dalam kurun waktu tertentu pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan jika telah mencapai apa yang disebut steady-state level of capital. Kondisi ini terjadi jika investasi sama dengan penyusutan sehingga akumulasi modal.

Selain tingkat tabungan, pertumbuhan juga dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi lebih dapat menjelaskan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Populasi meningkatkan jumlah labor dan dengan sendirinya akan mengurangi capital stock per pekerja. Tingkat pertumbuhan populasi dan tingkat penyusutan secara bersama-sama akan mengurangi capital stock.

Pengaruh pertumbuhan populasi secara matematis dapat ditulis sebagai berikut. t, ...………... (2.5)

dimana n adalah tingkat pertumbuhan populasi. Dalam teori in diprediksi bahwa negara-negara dengan pertumbuhan populasi yang tinggi akan memiliki GDP perkapita yang rendah (Mankiw, 2000:101).

Dalam perumusan selanjutnya fungsi produksi adalah Y = f (K,L,E), dimana E adalah efisiensi tenaga kerja. Selanjutnya Y/LE dimana LE menunjukkan jumlah tenaga kerja efektif. Pengaruh dari kemajuan teknologi terhadap perubahan modal dapat dirumuskan sebagai

(8)

ekonomi secara berkelanjutan karena mengoptimalkan efisiensi tenaga kerja yang terus tumbuh.

Menurut teori Solow ada beberapa hal yang dilakukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Meningkatkan porsi tabungan akan meningkatkan akumulasi modal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Selain itu meningkatkan investasi yang sesuai dalam perekonomian baik dalam bentuk fisik maupun non-fisik. Mendorong kemajuan teknologi dapat meningkatkan pendapatan per tenaga kerja sehingga pemberian kesempatan untuk berinovasi pada sektor swasta akan beerpengaruh besar dalam pertumbuhan ekonomi.

2.3. Foreign Direct Investment (FDI)

FDI merupakan salah satu bentuk aliran modal internasional. Menurut Krugman (1991) yang dimaksud dengan FDI adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Bentuk aliran modal internasional tersebut biasanya dimulai dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham mayoritas dari suatu perusahaan. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi pemberlakuan kontrol terhadap perusahaan di luar negeri. Dalam konteks internasional, bentuk investasi ini biasanya dilakukan oleh multinational corporation (MNC) dengan operasi di bidang manufaktur, industri pengolahan, ekstraksi sumber alam, industri jasa, dan sebagainya.

2.3.1. Motif Foreign Direct Investment

(9)

a. Untuk mendapatkan return yang lebih tiggi, perpajakan yang lebih menguntungkan, dan infrastruktur yang lebih baik.

b. Untuk menghindari hambatan tarif dan non-tarif yang dibebankan kepada impor sekaligus memanfaatkan berbagai insentif dalam bentuk subsidi yang diberikan oleh pemerintah lokal untuk mendorong FDI.

c. Untuk memiliki competitive advantage melalui direct control dengan melakukan hal-hal berikut ini:

Horizontal Integration

Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan besar yang biasanya berada dalam posisi monopolistic atau oligopolistic dengan tujuan untuk melakukan direct control, khususnya yang berkenaan dengan penguasaan ilmu pengetahuan atau teknologi, dan managerial skill tertentu sehingga tetap memiliki competiive advantage di setiap pasar luar negeri yang dimasuki.

Vertical Integration

Competitive advantage melalui direct control juga dapat dilakukan dengan vertical integration, baik melalui “backward” maupun forward integration”. Backward integration dilakukan dengan jalan FDI di bidang pertambangan dan pertanian/perkebunan untuk memperoleh jaminan supply bahan baku tertentu dengan harga semurah mungkin.

Forward integration dilakukan dengan jalan membangun jaringan distribusi, misalnya untuk produk automotive dan elektronik.

(10)

2.3.2. Dampak Foreign Direct Investment

a. Dampak Positif

• Sebagai sumber dana untuk pembangunan, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia.

• Terjadinya transfer teknologi dan pengetahuan di bindang manajerial perusahaan.

• Mendorong pembangunan regional dan sektoral. • Membuka lapangan pekerjaan.

• Kenaikan produksi dan pendapataan nasional negara sasaran.

• Meningkatkan jiwa kewirausahaan dan persaingan sehat dalam negeri. b. Dampak negatif

•Munculnya dominasi industrial, yang berpotensi mematikan industri dalam negeri yang kalah dalam segi modal.

•Perubahan budaya.

•Ketergantungan teknologi.

(11)

2.4. Hubungan Foreign Direct Investment (FDI) dan Pertumbuhan

Ekonomi

Secara teori, FDI berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya bagi negara tuan rumah lewat beberapa jalur seperti yang dikemukakan oleh Tulus Tambunan (2008) .

Gambar 2.1

Efek Positif dari FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi Lewat Beberapa Jalur

(12)
(13)

mereka telah membawa pengetahuan dan keahlian baru dari perusaan FDI ke perusaan domestik dan lewat keterkaitan produksi antara FDI dan perusahaan-perusahaan lokal, termasuk usaha kecil dan menengah.

2.5. Penelitian Terdahulu

Hubungan antara FDI dan pertumbuhan ekonomi telah menjadi satu topik yang menarik bagi para ekonom dalam beberapa tahun terakhir. Dalam melakukan penelitian ini, penulis mencoba untuk mengumpulkan beberapa penelitian/studi empiris terdahulu mengenai hubungan FDI dan pertumbuhan ekonomi, yakni:

Luiz De Mello pada tahun 1999 meneliti hubungan FDI dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai dampak FDI pada akumulasi modal, output dan pertumbuhan total faktor produktifitas (TFP). Penelitian ini menggunakan data time series dan panel dengan sampel negara-negara OECD dan non-OECD pada periode 1970-1990. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa meskipun FDI diekspektasikan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang melalui transfer teknologi dan pengetahuan, namun hubungan ini dipengaruhi oleh derajat saling melengkapi (complementary) dan derajat substitusi antara FDI dan investasi dalam negeri.

(14)

satu arah antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi, hubungan saling mempengaruhi antara FDI dan pertumbuhan ekonomi serta hubungan saling mempengaruhi antara FDI dan ekspor.

Li dan Liu pada tahun 2005 melakukan penelitian untuk menguji hubungan endogen antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di 84 negara. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat hubungan komplemen yang kuat antara FDI dan pertumbuhan ekonomi baik di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang. Modal manusia dan kemampuan menyerap teknologi sangat penting bagi aliran masuk FDI dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang. Selama ada hubungan endogen yang terus meningkat antara FDI dan pertumbuhan ekonomi, peningkatan modal manusia, kecanggihan teknologi, dan pembangunan ekonomi akan membuat aliran masuk FDI lebih banyak. Hal ini akan menaikkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing.

(15)

Eni Setyowati, Wuryaningsih dan Rini Kuswari pada tahun 2008 meneliti kausalitass investasi asing terhadap pertumbuhan ekonomi menggunakan error correction model. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki dampak siginifikan dalam jangka pendek adalah investasi asing langsung (FDI) terhadap PDB dan sebaliknya. Hasil penelitian ini telah membuktikan adanya kausalitas dua arah.

Andrian Tony Prakoso pada tahun 2009 menganalisis hubungan perdagangan internasional dan FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama periode 1990-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan kausalitas dua arah, pertumbuhan ekonomi menyebabkan FDI, dan perdagangan internasional menyebabkan FDI.

(16)

2.6. Kerangka Pemikiran

Globalisasi

Integrasi Ekonomi

Foreign Direct Investment (FDI)

Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

2.7. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan literatur yang terkait dengan penelitian ini, maka dapat diterapkan dua hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan jangka panjang antara FDI dengan pertumbuhan ekonomi di ASEAN.

Gambar

Gambar 2.1 Efek Positif dari FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi Lewat
Kerangka PemikiranGambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Chaudhry Muhammad Sharif, Sistem Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana, 2012), h. 9 Ajeng Mar„atus Solihah, “Penerapan Akad Ijarah Pada Pembiayaan Multijasa Dalam Perspektif Hukum

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan bimbingan serta ridho yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan PERLINDUNGAN HUKUM

Penelitian ini berjudul “ Pengaruh Reduksi Pupuk NPK dengan Pembenaman Jerami, Aplikasi Pupuk Organik dan Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2007. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan modal usaha terhadap laba usaha pedagang kaki lima,

Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lanisa, mempertahankan dan meningkatkan status mental, memfasilitasi kebutuhan spiritual

Selaras dengan berbagai tujuan yang telah ada di Indonesia maka tujuan pendidkan akhlak yang ada dalam Kitab Al-Akhlak li Al Banin karya Syaikh Umar Baraja tidak lain

Hasil dapatan kajian daripada 30 item soal seldik berkaitan dengan tahap nilai harga diri yang diketengahkan, secara keseluruhannya pelajar menunjukkan tahap nilai harga diri yang

Hasil dalam penelitian ini secara statistik menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara status ekonomi keluarga terhadap status imunisasi dasar