BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ruang Terbuka Publik
2.1.1. Pengertian Ruang Terbuka Publik
Ruang terbuka publik menurut Stephen Carr, dkk (1992) sebagai ruang
milik bersama, juga sebagai tempat masyarakat melakukan aktivitas yang
fungsional dan juga ritual dalam suatu komunitas, baik juga kehidupan sehari-hari
maupun dalam perayaan. Dan juga tempat masyarakat melakukan aktivitas pribadi
maupun kelompok. Adapun pengertian-pengertian yang dikemukakan para ahli
perencanaan kota mengenai ruang terbuka publik yang sangat beragam, berikut
beberapa pengertian ruang terbuka publik tersebut, yaitu:
a. Ruang terbuka publik merupakan elemen vital dalam sebuah ruang kota
dikarenakan keberadaan yang teletak dikawasan yang berintensitas
kegiatan yang tinggi, sebagai lahan yang tidak terbangun dan ruang
terbuka biasanya terletak tepat dilokasi yang strategis dan banyak dilalui
masyarakat (Nazarudin, 1994).
b. Ruang terbuka publik yang merupakan wadah ruang aktivitas sosial yang
melayani dan juga mempengaruhi kehidupan masyarakat kota. Selain
wadah aktivitas sosial ruang terbuka juga menjadi wadah dari kegiatan
fungsional maupun aktivitas ritual yang mempertemukan suatu kelompok
masyarakat dalam rutinitas normal dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam kegiatan periodik (Carr, 1992).
c. Ruang terbuka publik sebagai civic centre yaitu suatu ruang luar yang
terjadi dengan membatasi alam dan komponen-komponen (bangunan)
menggunakan elemen keras dan elemen lunak (Sugi, 2013).
d. Ruang terbuka publik adalah lahan tidak terbangun didalam kota dengan
penggunaan tertantu. Pertama, ruang terbuka kota didefinikan sebagai
bagian dari lahan kota yang tidak ditempati oleh bangunan dan hanya
dapat dirasakan keberadaannya jika sebagian atau seluruh lahannya
dengan penggunaan spesifik yang fungsi atau kualitas terlihat dari
komposisinya (Rapuano dalam Asmullany, 2014).
e. Ruang terbuka publik adalah bagian dari ruang yang memiliki definisi
sebagai wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu
lingkungan yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik
(Budihardjo, 1998).
Jadi dari penjelasan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa ruang terbuka publik adalah ruang di bagian luar bangunan yang
dimanfaatkan sebagai wadah untuk melakukan berbagai aktivitas.
2.1.2. Tujuan Ruang Terbuka Publik
Ruang terbuka publik merupakan suatu wadah umum yang menampung
aktivitas manusia dalam suatu lingkungan terbuka atau tidak memiliki penutup
yang memiliki tujuan, menurut Carr (1992) secara umum tujuan ruang terbuka
publik dibagi menjadi 5 tujuan, yaitu:
a. Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat menjadikan motivasi dasar dalam bentuk
penciptaan dan pengembangan ruang terbuka publik yang menyediakan jalur
untuk pergerakan, pusat komunikasi, dan tempat untuk merasa santai dan bebas.
b. Peningkatan Visual
Keberadaan ruang terbuka publik disuatu kota akan meningkatkannya
kualitas visual kota menjadi lebih manusiawi, harmonis, dan indah.
c. Peningkatan Lingkungan
Penghijauan pada suatu ruang terbuka publik sebagai sebuah nilai estetika
juga paru-paru kota yang memberikan udara-udara segar di tengah-tengah polusi.
d. Pengembangan Ekonomi
Pengembangan ekonomi menjadi tujuan umum dalam penciptaan dan
pengembangan ruang terbuka publik.
e. Peningkatan Kesan
Merupakan tujuan yang tidak tertulis secara jelas dalam kerangka
2.1.3. Fungsi Ruang Terbuka Publik
Keberadaan ruang terbuka publik pada suatu kawasan di pusat kota sangat
penting artinya karena dapat meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan baik dari
segi lingkungan, masyarakat maupun kota melalui fungsi pemanfaatan ruang
didalamnya.
Ruang terbuka publik adalah ruang tidak terbangun dalam kota yang memiliki
berbagai macam fungsi bila dipandang dari beberapa aspek (Amelia, 2012), yaitu:
a. Aspek Sosial
Ruang terbuka publik berfungsi sebagai sarana interaksi sosial masyarakat
dengan lingkungan sosial sekitarnya dan sebagai tempat masyarakat untuk
menampung wadah aktivitas dalam bersosialisasi satu sama lain baik sama
kerabat bahkan orang yang tidak dikenal.
b. Aspek Ekonomi
Ruang terbuka publik dapat berfungsi sebagai lahan berjualan bagi
pedagang-pedagang dikarenakan ramainya aktivitas yang ada di ruang terbuka
publik yang mampu menampung aktivitas aktivitas dagang yang banyak
disekitarnya.
c. Aspek Budaya
Ruang terbuka publik yang dapat menampung acara-acara yang
menonjolkan kebudayaan.
d. Aspek Politik
Ruang terbuka publik sebagai tempat pagelaran acara-acara Negara serta
menyampaikan aspirasi masyarakat seperti pemilu dan demonstrasi.
e. Aspek Ekologis
Ruang terbuka publik yang berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan
kebersihan, kesehatan, keserasian, maupun keindahan lingkungan. Selain itu
berfungsi juga tempat untuk mendapatkan udara segar dan menyerap air hujan.
f. Aspek Arsitektural
Ruang terbuka publik berfungsi sebagai sarana penghubung satu tempat
dengan tempat yang lainnya dan berfungsi sebagai pembatas diantara massa
Banyak fungsi-fungsi lain dari ruang terbuka publik bila dikaji menurut
pandangan orang-orang. Dalam buku Public Space, Stephen Carr (1992) menyatakan bahwa ruang terbuka publik harus responsif, demokratis, dan
bermakna.
a. Responsif artinya ruang terbuka publik harus dapat digunakan untuk
berbagai kegiatan dan kepentingan luas.
b. Demokratis berarti ruang terbuka publik yang harus dapat digunakan oleh
masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan
budaya serta aksesibel yang bagi penyandang cacat tubuh, lanjut usia, dan
berbagai macam kondisi fisik manusia.
c. Bermakna berarti ruang terbuka publik yang harus memiliki tautan dengan
manusia, dunia luas, dan konteks sosial.
Apabila ditinjau dari salah satu elemen perancangan kota, ruang terbuka
publik mempunyai fungsi-fungsi:
a. Melayani kebutuhan sosial masyarakat kota dan memberikan pengetahuan
ke pengunjungnya (Nazarudin, 1994).
b. Merupakan simpul dan sarana komunikasi pengikat sosial untuk
menciptakan interaksi antarkelompok masyarakat (Carr, 1992).
2.1.4. Manfaat Ruang Terbuka Publik
Menurut penelitian Amelia, dkk (2012) yang menyatakan manfaat ruang
terbuka publik bagi masyarakat seperti oase pada gurun yang berarti tempat
berteduh di perkotaan yang sangat padat. Memberikan suatu kelegaan dari jadwal
yang padat dan bisa juga meredakan tingkatstressseseorang. Suatu ruang terbuka publik bermanfaat juga bagi kesehataan karena membuat masyarakat/pengunjung
memiliki wadah dalam berolahraga yang lebih menarik. Dilihat dari aspek
ekonomi pun juga mempunyai manfaat bagi kehidupan perekonomian penduduk
sekitar lokasi ruang terbuka publik dimana mereka bisa memanfaatkan lahan
ruang terbuka publik sebagai suatu kesempatan untuk bekerja. Apabila dilihat dari
menjadi lebih indah estetikanya apalagi suatu ruang terbuka publik didesain
secara indah dan fungsional.
2.1.5. Ruang Terbuka Publik yang Berhasil
Project for Public Space, (2004) menyatakan 4 kunci utama mengenai keberhasilan ruang terbuka publik, yaitu:
a. Kenyamanan dan kesan (comfort and image)
Ruang terbuka publik yang nyaman dan menampilkan dirinya dengan
baik, memiliki kesan yang baik untuk menjadi kunci keberhasilannya.
Kenyamanan mencakup persepsi tentang keselematan, kebersihan, dan
juga ketersediaan tempat duduk. Pentingnya memberikan orang piihan
untuk duduk di mana mereka inginkan umumnya diremehkan. Perempuan
khususnya hakim yang baik pada kenyamanan dan kesan, karena mereka Gambar 2.1. Kunci utama ruang terbuka publik yang berhasil
cenderung lebih diskriminatif tentang ruang terbuka publik yang mereka
gunakan.
• Keamanan.
Keamanan di ruang terbuka publik akan tercapai dengan adanya
ketersediaan fasilitas penjagaan seperti pos jaga yang mampu
mengawasi yang terjadi di suatu ruang terbuka publik dengan jarak
penglihatan yang jelas. Ruang terbuka publik yang memiliki fasilitas
- fasilitas yang rusak akan menurunkan rasa aman di ruang terbuka
publik tersebut. • Kebersihan.
Ruang terbuka publik yang bersih akan memberikan rasa nyaman
bagi remaja untuk beraktivitas di ruang terbuka publik, dimana para
remaja umumnya menghindari kunjungan ke ruang terbuka
publik yang kotor (Gearin dan Kahle, 2006). • Vegetasi
Vegetasi yang disediakan berupa pepohonan dan tanaman untuk
menciptakan keindahan, sebagai peneduh, serta untuk mengurangi
polusi. Suasana rindang / sejuk dalam beraktivitas dapat diciptakan
dengan menyediakan fasilitas vegetasi berupa pepohonan dan
tanaman hijau. • Tempat duduk.
Umumnya tempat duduk harus diletakkan pada tempat - tempat
yang tepat berupa tempat dimana orang - orang senang untuk Gambar 2.2. Foto kenyamanan
duduk sambil mengamati aktivitas orang lain. Selain itu, tempat
duduk tidak boleh diletakkan di tempat - tempat yang minim
aktivitas. Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam meletakkan posisi tempat duduk di ruang
terbuka publik, yaitu :
a. Tempat duduk diletakkan dekat dengan tempat sampah.
b. Tempat duduk tidak boleh diletakkan berhadapan secara
langsung kecuali untuk keperluan bermain. Hal ini dikarenakan orang akan merasa kurang nyaman untuk duduk
berhadapan dengan orang asing.
c. Tempat duduk harus dibuat dari material yang awet dan tahan
terhadap segala kondisi cuaca, bahaya karat dsb. Adapun
jenis material yang dapat dipakai sebagai material untuk
permukaan tempat duduk berupa material beton, kayu, besi,
baja dan fiberglass. Namun, material yang paling baik untuk
digunakan sebagai material tempat duduk adalah materila kayu dikarenakan lebih awet dan tidak mudah mengkonduksi panas
dan dingin sehingga lebih nyaman untuk digunakan. • Lampu.
Lampu penerangan ditempatkan secara merata di ruang terbuka
publik. Area - area tertentu yang agak terutup dan rawan akan
tindakan kriminal, harus memiliki penerangan yang memadai
terutama pada saat malam hari.
b. Akses dan hubungan (access and linkage)
Menilai aksesibilitas tempat dari hubungannya dengan lingkungannya,
baik visual dan fisik. Sebuah ruang terbuka publik yang berhasil adalah
mudah untuk mendapatkan dan melewati itu baik dari kejauhan maupun
• Kemudahan Akses Masuk / Mencapai
Pencapaian ke ruang terbuka publik tersebut juga harus dapat
dilakukan dengan beragam moda transportasi mulai dari berjalan
kaki, kenderaan umum hingga kenderaan pribadi. Selain itu,
ruang terbuka publik ini tidak boleh terhalang dan harus mudah
terlihat dari area - area di sekitarnya. • Jalur pejalan kaki
Penempatan pepohonan dan tanaman di sepanjang jalur pejalan kaki
dapat memberikan rasa sejuk, perlindungan dan menciptakan
kualitas visual yang membuat para pejalan kaki merasa nyaman
untuk berjalan kaki. Jalur pejalan kaki sebaiknya dibuat dari
materila yang kasar dan tidak licin berupa beton, bata, atau batu. • Papan Penanda / Informasi (signage).
Tanda penunjuk diletakkan berada di tempat terbuka, tidak
terhalang oleh pepohonan, mudah dilihat, tidak merusak arsitektur
bangunan disekitarnya dan memberikan informasi jelas mengenai
lokasi - lokasi serta berfungsi sebagai penunjuk arah.
c. Fungsi dan aktivitas (uses and activity)
Aktivitas adalah blok bangunan dasar dari suatu tempat. Memiliki sesuatu
untuk dilakukan dan memberikan kesan untuk pengguna agar ada alasan
untuk datang ke suatu tempat dan kembali. Prinsip yang penting diingat
dalam mengevaluasi fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik salah Gambar 2.3. Foto akses dan hubungan
satunya adalah semakin banyak kegiatan yang terjadi maka memiliki
kesan yang baik dan adanya keseimbangan yang baik laki-laik dan
perempuan.
• Keaktifan
a. Waktu berkunjung.
Apabila dilihat dari segi waktu berkunjung, ruang terbuka
publik yang selama waktu operasionalnya selalu dikunjungi
oleh orang - orang untuk melakukan aktivitas tertentu
dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan fungsi
dan aktivitas di ruang terbuka publik tersebut.
b. Lama berkunjung.
Semakin lama seseorang berkunjung ke suatu ruang terbuka
publik, maka menunjukkan bahwa seseorang tersebut
semakin merasa nyaman untuk beraktivitas di ruang terbuka
publik tersebut. • Kegunaan
Apabila dilihat dari segi jenis - jenis aktivitas, keberagaman jenis
aktivitas yang berlangsung di suatu ruang terbuka publik dan
besarnya peluang orang - orang untuk turut terlibat di dalam
aktvitas tersebut dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan
fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik tersebut. Gambar 2.4. Foto aktivitas
d. Kemampuan sosial (sociability)
Ini adalah kunci yang sulit untuk ruang terbuka publik mencapainya, akan
tetapi setelah mencapainya dan menjadi fitur yang jelas di mana pengguna
bertemu dan saling berinteraksi baik yang sudah dikenal maupun dengan
orang asing.
2.1.6. Aktivitas Ruang Terbuka Publik
Aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan pada ruang terbuka publik
berdasarkan fungsi yang dapat dilihat dari beberapa aspek (Amelia, 2012), yaitu:
a. Aspek sosial yang menampung aktivitas dalam bersosialisasi antar
pengunjung.
b. Aspek ekonomi menimbulkan aktivitas jual beli seperti adanya pedagang
kaki lima.
c. Aspek politik menimbulkan aktivitas masyarakat yang menyampaikan
aspirasinya seperti kampanye, demonstrasi, dan pemilu.
Sedangkan menurut Jahn Gehl dan Lars Gemzoe dalam bukunya Public Space–Public Life(1996) kegiataan terbagi atas 2 bagian:
a. Kegiatan yang berskala kecil
Contohnya seperti kegiataan musisi jalanan (pengamen) dan berbagai
macam komunitas yang membagikan informasi-informasi.
b. Kegiatan yang berskala besar
Aktivitas yang terencanakan seperti festival musik maupun festival tari
kebudayaan. Yang menggunakan ruang terbuka publik sebagai panggungnya. Gambar 2.5. Foto interaksi sosial
2.2. Persepsi
2.2.1. Pengertian Persepsi
Persepsi menurut Kurniawan dkk, 2004 dapat diartikan sebagai proses
yang memiliki oleh seseorang yang menilai dan menginterpretasikan obyek,
peristiwa maupun hubungan-hubungan yang diperoleh yang hasil akhirnya
menyimpulkan tentang adanya informasi dan menafsirkan pesan secara
keseluruhan. Adapun pengertian-pengertian persepsi menurut beberapa ahli: • Proses dimana seseorang bagaimana menyeleksi atau mengatur
masukan-masukan informasi agar menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti
(Kotler, 2000).
• Persepsi merupakan pandangan seseorang dan penangkapan seseorang tentang sesuatu yang terpengaruhi oleh informasi yang diterima terhadap
informasi yang ada (Murphy, 1985).
• Persepsi bisa disebut suatu proses tentang petunjuk-petunjuk (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk
menghasilkan gambaran seseorang agar terstruktur dan bermakna pada
situasi tertentu (Ruch, 1967).
Dari penjelasan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang meninterpretasikan
kesan-kesan sensorinya dalam usaha yang memberikan suatu makna tertentu didalam
lingkungannya.
2.2.2. Proses Persepsi
Proses persepsi yang telah dikemukan beberapa ahli yang dicantumkan
dalam jurnal ilmiah Kurniawan, dkk (2004), yaitu:
1. Tahap penerimaan stimulus, proses ini mencakup adanya pengenalan dan
pengumpulan informasi tentang stimulus yang tersedia, baik stimulus fisik
maupun stimulus sosial melalui alat indera manusia.
2. Tahap pengelolahan, terdapat stimulus sosial melalui proses seleksi serta
3. Tahap perubahan stimulus yang dicerna individu dalam menanggapi
lingkungan melalui suatu proses kognisi yang dipengaruhi adanya
pengalaman, cakrawala, serta adanya pengetahuan individu.
Stimulus yang diterima seseorang akan diorganisasikan, diinterpretasikan,
sehingga seseorang menyadari tentang apa yang diinderanya dan menjadi lebih
berarti. Dengan persepsi, seseorang menyadari keadaan lingkungan sekitarnya dan
apa yang dialami oleh individu yang bersangkutan. Walaupun stimulusnya sama
tetapi pengalamannya tidak sama, kemampuan berpikirnya tidak sama, kerangka
acuannya tidak sama. Dengan demikian kemungkinan hasil persepsi setiap
individu akan berbeda. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi
lebih bersifat individual.
2.2.3. Proses Persepsi Manusia Terhadap Lingkungan
Menurut Bell, dkk. (1978), komunikasi antara suatu objek dan manusia
akan menimbulkan persepsi manusia terhadap objek tersebut. Jika
hasil komunikasi antara manusia dengan objek tersebut masih berada
dalam batas wajar, maka manusia akan berada dalam keadaan stabil. Namun,
bila hasil komunikasi antara manusia dengan objek tersebut berada di luar
batas kewajaran, maka manusia akan mengalami depresi dan harus berusaha
untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Bila manusia tidak berhasil
beradaptasi terhadap lingkungannya, maka manusia akan mengalami depresi berkelanjutan.