41 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD N Ngrombo 3 dan SD N Katelan 3 yang terletak di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen. Jumlah seluruh siswa di SD N Ngrombo 3 dari kelas 1-6 terdapat 133 siswa, sedangkan jumlah seluruh siswa SD N Katelan 3 dari kelas 1-6 terdapat 120 siswa. Pekerjaan sebagian besar orangtua siswa di kedua SD adalah sebagai petani dan pedagang di daerah sekitar tempat tinggal siswa yang bertempat di Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen.
Penelitian ini dilakukan di kelas 4. Jumlah siswa kelas IV di SD N Ngrombo 3 adalah 20 siswa, sedangkan kelas 4 di SD N Katelan 3 sejumlah 13 siswa. Siswa kelas 4 di kedua SD tersebut terbiasa dengan pembelajaran konvensional yang hanya terpusat kepada guru. Siswa cenderung pasif dan hanya menerima materi saja. Tempat duduk siswa di kedua SD tersebut
di-setting dengan siswa yang mempunyai kemampuan akademis rendah dibagian depan, dan siswa yang berkampuan akademis tinggi dibagian belakang. Hal ini dilakukan guru agar siswa yang berkemampuan akademis rendah dapat lebih memperhatikan pembelajaran dengan lebih seksama. Sehingga pemahaman akan materi pelajaran dapat lebih baik.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
aktivitas siswa diamati oleh observer.Setelah itu siswa di kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberi tes untuk mengukur hasil belajar siswa.
Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 4 kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Pada saat pembelajaran di kelas 4 SD Ngrombo 3 sebagai kelas eksperimen, siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok beranggota 5 siswa yang berbeda kemampuan akademisnya. Setiap kelompok diberi identitas berdasarkan nama warna.
Tabel 4.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Hari/ tanggal Uraian Kegiatan
1. Jum’at, 6 Maret 2015
Observasi pembelajaran di SD N Ngrombo III sebagai kelas eksperimen
- Pretest kelas eksperimen - Pretest kelas kontrol 4. Rabu, 25 Maret
2015
- Pertemuan pertama pada kelas eksperimen (melanjutkan materi tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan berpenyebut sama dan berbeda) eksperimen (permainan CEPAT TEPAT yang menggunakan model
cooperative learning tipe TGT
pengurangan pecahan)
- Pengamatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran oleh observer - Posttest untuk melihat hasil belajar
siswa 6. Jum’at, 27 Maret
2015
- Pertemuan pertama kelas kontrol(melanjutkan materi tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan berpenyebut sama dan berbeda) - Pengamatan aktivitas guru dan siswa
selama pembelajaran oleh observer 7. Sabtu, 28 Maret
2015
- Pertemuan kedua pada kelas kontrol (pemantapan materi serta latihan soal) - Pengamatan aktivitas guru dan siswa
selama pembelajaran oleh observer - Posttest untuk melihat hasil belajar
siswa
4.3 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Oleh karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu uji validitas dan reliabilitas untuk menguji intrumen, uji normalitas, homogenitas serta uji hipotesis.Berikut adalah penjelasan penghitungan secara rinci.
4.3.1Uji Normalitas
dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Soal Pretest dan Posttest
Hasil uji normalitas diatas menunjukkan bahwa signifikansi pretest
kelas kontrol 0,684, signifikansi pretest kelas eksperimen 0,399, signifikansi posttest kelas kontrol 0,750 serta signifikansi posttest kelas eksperimen 0,396, seluruh signifikansi > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa baik data dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Homogenitas
4.3.2.1Uji Homogenitas Pretest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji adalah homogenitas nilai pretest dari kelas kontrol serta kelas eksperimen. Analisis homogenitas data menggunakan program SPSS for Windows
version 16.0 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variansi yang dimiliki oleh sampel-sampel adalah homogen (Priyatno, 2010).
Tabel 4.3
Hasil Uji Homogenitas Pretest
Berdasarkan hasil homogenitas data pretest diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansinya 0,083. Maka dapat dikatakan bahwa varians data yang dimiliki kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat signifikansinya 0,083>0,05.
4.3.2.2Uji Homogenitas Posttest
Uji homogenitas juga dilakukan pada data nilai postest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data nilai postest diperoleh dari nilai tes yang diberikan kepada kelas kontrol dan eksperimen setelah dilakukan tindakan.
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Posttest
Berdasarkan hasil homogenitas data postest diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansinya 0,124. Maka dapat dikatakan bahwa varians data
Test of Homogeneity of Variances Nilai pretest
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
3.220 1 31 .083
Test of Homogeneity of Variances Nilai posttest
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
yang dimiliki kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat signifikansinya 0,124>0,05.
4.4 Analisis Desktriptif Setiap Variabel
4.4.1 Analisis Deskriptif Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe TGT Penelitian ini hendak mencari tahu adakah pengaruh positif dan signifikan penggunaan model Cooperative Learning tipe TGT terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada mat pelajaran Matematika. Melalui model
Cooperative Learning tipe TGT diharapkan hasil belajar siswa kelas 4 dapat meningkat. Selama kegiatan pembelajaran, dilakukan observasi oleh observer guna memantau jalannya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sudah sesuai dengan sintaks pembelajaran yang digunakan. Observasi dilakukan oleh guru kelas 4 dari SD N Ngrombo 3. Penggunaan model Cooperative Learning tipe TGT dikatakan berhasil apabila semua langkah pembelajaran sudah sesuai dengan sintaks TGT dan dilaksanakan dengan baik.
Hasil observasi penggunaan model Cooperative Learning tipe TGT pada pertemuan pertama berjalan sesuai langkah-langkah yang telah direncanakan dalam RPP yang dibuat oleh peneliti. Seluruh langkah-langkah telah dilakukan. Pada pertemuan kedua guru juga telah berhasil melaksanakan TGT sesuai sintaks dan langkah-langkah yang telah direncanakan dalam RPP. Namun pada saat pengerjaan soal soal dalam permaianan “cepat tepat” siswa sudah tanggap dan cepat namun masih banyak yang belum tepat menyelesaikan soal dikarenakan lebih fokus untuk menyelesaikan soal dengan cepat. Namun, diluar hal tersebut keseluruhan proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar dan baik.
4.4.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa
4.4.2.1Analisis Deskriptif Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Analisis deskriptif hasil pretest dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum dan rata-rata nilai pretest dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen.Nilai pretest kelas eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan rincian sebagai berikut.
Tabel 4.5
Tabel Deskriptif Nilai Pretest Kelompok Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
hasil eksperimen
pretest 20 30 60 46.10 7.196
Valid N (listwise) 20
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh data bahwa rata-rata nilai pretest dari kelompok eksperimen adalah 46,10 dengan nilai minimum 30 dan nilai maksimum 60, sedangkan standar deviasi adalah 7,196. Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut.
Grafik 4.1
Kurva lengkung pada grafik 4.1 menunjukan bahwa data pretest kelompok eksperimen berdistribusi normal.
Tabel 4.6
Tabel Deskriptif Nilai Pretest Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation hasil kontrol
pretest 13 33 63 51.38 9.648
Valid N (listwise) 13
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh data rata-rata nilai pretest kelompok kontrol adalah 51,38 dengan nilai minimum 33 dan nilai maksimum adalah 63, sedangkan deviasi adalah 9,648. Berdasarkan tabel analisis deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut.
Grafik 4.2
Grafik Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol
Kurva lengkung pada grafik 4.2 menunjukan bahwa data pretest kelas kontrol berdistribusi normal.
hasil pretest kelompok kontrol adalah 51,38. Terdapat selisih rata-rata
pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 5,28. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok kontrol memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibanding kelompok eksperimen.
4.4.2.2Analisis Deskriptif Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Analisis deskriptif hasil posttest dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum dan rata-rata nilai posttest siswa kelas IV SD N Ngrombo III sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IV SD N Katelan III sebagai kelas kontrol.Nilai posttest kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir setelah diberikan perlakuan dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 4.7
Tabel Deskriptif Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation eksperimen
postest 20 37 100 73.30 13.123
Valid N
(listwise) 20
Grafik 4.3
Grafik Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
Kurva lengkung pada grafik 4.3 menunjukan bahwa data posttest
kelompok eksperimen berdistribusi normal. Tabel 4.8
Tabel Deskriptif Nilai Posttest Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
kontrol postest 13 60 77 66.46 5.502
Valid N
(listwise) 13
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh data bahwa rata-rata nilai posttest
Grafik 4.4
Grafik Histogram Nilai Posttest Kelompok Kontrol
Kurva lengkung pada grafik 4.4 menunjukkan data posttest kelompok kontrol berdistribusi normal.
Hasil posttest kelas 4 SD N Ngrombo 3 sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir setelah pemberian perlakuan dengan rata-rata 73,30 sedangkan rata-rata posttest kelas 4 SD N Katelan 3sebagai kelompok kontrol sebesar 66,46. Terdapat selisih rata-rata nilai posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 6,84. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok eksperimen memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata-rata-rata pada kelompok kontrol. 4.5 Hasil Analisis dalam Penelitian
4.5.1 Uji T Pretest dan Posttest
Pengujian dengan menggunakan uji T dilakukan terhadap hasil pretest
dan posttest kelompok eksperimen serta kelompok kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan. Data dianalisis dengan teknis uji T atau T-test
menggunakan program SPSS for Windows version 16.0.
Tabel di bawah ini merupakan hasil dari Uji-T hasil pretest dan posttest
Cooperative Learning tipe TGT pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional.
Tabel 4.9
Tabel Uji T-Pretest
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat pada kolom Levene’s Test for
Equality of Variances pada signifikansi adalah 0,083>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians data sama atau homogen. Karena varian sama maka uji T menggunakan Equal Variances Assumed.
Pengujian menggunakan kedua sisi,dengan tingkat signifikansi 5%. Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5% atau 0,05. Selanjutnya adalah menentukan t hitung. T hitung dilihat dari Equal Variances Assumed yaitu 1,802 dengan signifikansi 0,081>0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
kontrol. Perbedaan rata-rata kedua kelompok adalah 5,285 dan perbedaan berkisar -0,697 sampai 11,266 yang terlihat pada lower dan upper.
Tabel 4.10
t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Equality of Variances pada signifikansi adalah 0,124>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians data sama atau homogen. Karena varian sama maka uji T menggunakan Equal Variances Assumed.
Matematika siswa kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
Daerah Penerimaan H0
d1 d2
Daerah
Penolakan H0 Daerah Kritis
Luas 1/2a
Luas 1/2a
Daerah Penolakan H0
Gambar 4.1 Daerah Penentuan
Setelah pengujian Independent Samples T-Test dilakukan pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi. Dasar pengambilan keputusan bedasarkan signifikansi adalah sebagai berikut :
1. Apabila sig. (2-tailed) > 0,05, maka diterima dan ditolak.
Yang berarti tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penenerapan model cooperative learning tipe TGT terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
2.
Apabila sig. (2-tailed) < 0,05, maka ditolak dan diterima. Yang berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penenerapan model cooperative learning tipe TGT terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa signifikansi (2-tailed) adalah 0,086. Karena probabilitas > 0,05, maka maka diterima dan ditolak atau dengan kata lain tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
0
-2,042 2,042
T tabel T tabel
dari penenerapan model cooperative learning tipe TGT terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji Independent Samples T-Test serta pengambilan keputusan berdasar signifikansi yang telah dilakukan diketahui bahwa diterima dan ditolak Dengan kata lain tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penerapan model cooperative learning tipe TGT terhadap hasil belajar siswa kelas 4 SD N Ngrombo 3.
Tabel 4.11
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
No. Nama Pretest Posttest
1 A 43 70
2 B 57 90
3 C 30 70
4 D 37 37
5 E 50 75
6 F 43 65
7 G 47 100
8 H 45 75
9 I 37 60
10 J 60 77
11 K 45 60
12 L 47 77
13 M 40 70
14 N 47 75
15 O 55 80
16 P 55 70
18 R 43 75
19 S 47 70
20 T 47 77
Tabel 4.12
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
No. Nama Pretest Posttest
1 A 60 60
2 B 40 60
3 C 55 70
4 D 55 60
5 E 63 67
6 F 60 73
7 G 50 65
8 H 45 70
9 I 60 77
10 J 47 67
11 K 60 65
12 L 40 60
13 M 33 70
Dilihat dari hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, penerapan model cooperative learning tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar pada kelas 4 SD N Ngrombo 3. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat jumlah rata-rata awal nilai pretest
kelompok eksperimen adalah 46,10 (tabel 4,5) setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen berupa penerapan model cooperative learning
dibandingkan rata hasil belajar kelompok kontrol yang memiliki rata-rata 51,38 (tabel 4.6) pada pretest dan 66,46 (tabel 4.8) pada posttest. Jika melihat dari hasil serta dikaitkan dengan teori yang ada pada model
cooperative learning tipe TGT, terdapat beberapa komponen yang membuat hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi. Komponen yang dimaksud adalah beberapa komponen yang terdapat dalam model
cooperative learning tipe TGT (Ismail 2002, dalam Zaenudin 2011) yaitu penyajian kelas, kelompok, game atau permainan, serta tournament. Antusiasme siswa dalam menjalani pembelajaran pada kelompok eksperimen lebih tinggi dikarenakan karakteristik peserta didik ternyata sesuai dengan komponen yang ada dalam model cooperative learning tipe TGT. Karakteristik peserta didik yang dimaksud antara lain senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, senang memperagakan sesuatu secara langsung (Kurniawan 2007, dalam Naniek Sulitya dkk 2012:5). Antara komponen model cooperative learning tipe TGT dengan karakteristik peserta didik yang saling berkaitan, hal tersebut yang membuat proses belajar mengajar menjadi lebih bermakna bagi siswa karena di samping siswa belajar memahami materi yang diajarkan, siswa juga mempunyai kesempatan untuk bermain, bekerjasama dalam kelompok bersama teman sebaya, serta dapat bergerak dalam permainan yang siswa lakukan dalam pembelajaran menggunakan model cooperative learning
hanya mendengarkan dan menerima semua informasi dari guru sehingga siswa belum bisa membangun pengetahuan sendiri. Namun ternyata disaat siswa aktif belum tentu dapat meningkatkan hasil belajar karena siswa cenderung lebih fokus pada permainan yang dilaksanakan dibandingkan dengan ketepatan dalam mengerjakan soal. Hal ini terkhusus dapat dilihat pada kelompok eksperimen yaitu kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen.
Kenaikan hasil belajar yang menggunakan model cooperative learning tipe TGT tersebut tidak berpengaruh secara positif dan signifikan yang terlihat dari uji Independent Samples T-Test serta pengambilan keputusan berdasar signifikansi yang telah dilakukan hasil penelitian eksperimen yang dilakukan Susiyanto, Wardani, Naniek Sulistya tahun 2011 yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri Wadaslintang Wonosobo Semester 2 tahun pelajaran 2010/2011”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa TGT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPS yang ditunjukkan oleh besarnya skor rata-rata pada kelas eksperimen 85.3571, dan pada kelompok kontrol sebesar 72.3438. besarnya skor rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dari skor rata-rata kelompok kontrol, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Independent samples test pada t-test for equality of means nilai sig (2-failed) 0,000 berarti sangat signifikan.
Kendala yang dialami sehingga membuat penerapan model