• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usia Anak dan Pendidikan Ibu sebagai Fak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Usia Anak dan Pendidikan Ibu sebagai Fak"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Usia Anak dan Pendidikan Ibu sebagai Faktor Risiko Gangguan Perkembangan Anak

Children Age and Mother Literacy as the Risk Factors for Children Development Disorder

1 2

Ariani , Mardhani Yosoprawoto

1Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang

2Laboratorium Ilmu Penyakit Jantung dan Kedokteran Vaskuler Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang

ABSTRAK

Kata Kunci:

ABSTRACT

Keywords:

Masalah perkembangan anak saat ini makin meningkat sehingga perlu deteksi dini untuk menurunkan gangguan perkembangan anak. Kuesioner Pra Skrining perkembangan (KPSP) merupakan skrining perkembangan yang mudah dilakukan oleh tenaga kesehatan, bahkan oleh guru sekolah atau orangtua anak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perkembangan balita di daerah perkotaan di Kotamadya Malang dan faktor yang mempengaruhinya dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2010 di Kecamatan Klojen, Kotamadya Malang. Subyek penelitian adalah semua anak di Taman Kanak-Kanak dan PAUD di wilayah kerja Puskesmas Arjuno Kecamatan Klojen Kotamadya Malang. Didapatkan 2,1% angka kejadian suspek keterlambatan perkembangan pada balita yang tinggal di Kecamatan Klojen, Kotamadya Malang. Faktor yang berperan dalam tumbuh kembang anak adalah umur anak dan pendidikan ibu.

Anak, developmen, skrining

Children, development, screening

Developmental problems in children is increasing nowadays. Early detection is required to reduce the incidence of developmental problems. Pre screening questionnaire of development is an easy screening tool conducted by health workers, school teachers or even parents. The purpose of this study to know the description of early childhood development in urban areas in Malang Municipality and factors that influencing. The study design was cross-sectional, conducted in August-December 2010 in the District Klojen, Malang Municipality. The study subjects were all children in kindergarten and early childhood health centers in the region of Malang Municipality Klojen Arjuno District. The incidence of children with suspected developmental delay was 2,1%. The factors that play a role in the development of the child is the child's age and maternal education.

Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 27, No. 2, Agustus 2012; Korespondensi: Ariani. Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang, Jl. Jaksa Agung Suprapto No.2 Malang Tel. (0341) 366242 Email: arianidr@yahoo.com

(2)

Karakteristik dasar pasien berupa umur, jenis kelamin, PENDAHULUAN

pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, status Umur anak di bawah 5 tahun merupakan periode emas gizi dicatat kemudian disajikan dalam tabel deskriptif. yang menentukan kualitas hidupnya di masa yang akan Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji Chi datang. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan Square untuk menentukan hubungan pendidikan merupakan masalah yang sering dijumpai di masyarakat, orangtua, pekerjaan orangtua, umur orangtua terhadap tetapi terkadang kurang mendapatkan penanganan yang hasil KPSP.

tepat. Banyak orangtua yang menunda penanganan keterlambatan perkembangan mengakibatkan prognosis

HASIL yang kurang baik.

Selama periode penelitian telah dilakukan skrining Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan hasil

perkembangan terhadap 248 anak. Proporsi terbanyak skrining perkembangan yang berbeda-beda,dengan

anak berusia 61-72 bulan (41,9%) dengan jenis kelamin rentang nilai sebesar 13%-28,5% (1,2). Tujuh puluh persen

perempuan sebesar 56,5%, status gizi sebagian besar anak dengan keterlambatan tidak teridentifikasi tanpa

menunjukkan normal (67,7%). Sebagian besar pendidikan skrining, sedangkan 70%-80% anak dengan

ibu setingkat diploma/sarjana (63,8%)(Tabel 1). keterlambatan perkembangan teridentifikasi dengan

skrining perkembangan yang baik (3,4).

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan salahsatu alat skrining yang diwajibkan oleh Depkes untuk digunakan di tingkat pelayanan kesehatan primer. KPSP sangat mudah digunakan baik oleh petugas kesehatan bahkan bagi guru TK (Taman Kanak-kanak), guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), maupun orangtua untuk mendeteksi dini adanya kelainan perkembangan anak sejak usia 3 bulan sehingga dengan cepat dapat dilakukan intervensi dini (5,6). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran perkembangan balita di daerah perkotaan di Kota Malang dan faktor resikonya, sehingga dapat diketahui permasalahan yang ada dan solusi pemecahannya.

METODE

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2010 dengan desain cross sectional di Kecamatan Klojen, Kotamadya Malang. Subjek penelitian adalah semua anak di Taman Kanak-Kanak dan PAUD di wilayah kerja Puskesmas Arjuno Kecamatan Klojen Kotamadya Malang dan orangtua bersedia mengikuti penelitian dengan

menandatangani informed consent. Heteroanamnesis Hasil skrining dengan KPSP menunjukkan 236 anak (95,1%) terhadap orangtua atau pengasuh mengenai data dasar,

anak menunjukkan perkembangan yang sesuai dan 12 pemeriksaan fisik, skrining dengan menggunakan KPSP

anak (0,05%) menunjukkan perkembangan meragukan dan pengukuran antropometri dilaksanakan oleh peneliti

atau ada penyimpangan. dan beberapa pembantu peneliti. Nilai Kappa dari peneliti

dan pembantu peneliti terhadap penggunaan KPSP Analisis chi square menunjukkan faktor umur anak

didapatkan hasil 0,70. (OR=2,93; p=0,007) dan pendidikan ibu (OR=3,44;

p=0,004) merupakan faktor risiko terjadinya gangguan Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan

tumbuh kembang anak. Keterlambatan perkembangan digital dengan tingkat kepekaan 0,01. Tinggi badan adalah

lebih banyak ditemukan pada usia muda. hasil pengukuran menggunakan stadiometer mikrotoise

dengan kepekaan 0,1 cm. Pendidikan orangtua adalah pendidikan terakhir dari orangtua sampai tamat dibagi menjadi rendah-sedang (tidak sekolah, tamat SD, Tamat SMP, tamat SMA), dan tinggi (tamat diploma atau sarjana). Body Mass Index (BMI) ditentukan dengan menggunakan kurva pertumbuhan WHO 2005.

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan berisi 9-10 pertanyaan untuk skrining pendahuluan perkembangan bayi mulai umur 3 bulan sampai 6 tahun. Setiap umur tertentu pertanyaan tersebut harus diisi atau dijawab oleh orangtua ataupengasuh dengan jawaban “ya” atau “tidak?. Jika jawaban “ya” sebanyak 6 atau kurang disebut “Penyimpangan”, anak dicurigai terdapat gangguan perkembangan dan perlu segera dirujuk. Jika jawaban “ya” sebanyak 7-8, disebut “meragukan”, perlu diperiksa ulang 1 minggu kemudian sambil dilakukan stimulasi. Jika jawaban “ya” 9-10, disebut “sesuai”, anak dianggap tidak ada gangguan perkembangan (7).

119

Usia Anak dan Pendidikan....

Tabel 1. Karakteristik sampel

(3)

DAFTAR PUSTAKA 3. Centers for Health Care Strategies. Improving Developmental Screening: One Child at Time. (Online) 1. Fadlyana E, Alisjahbana A, Nelwan I, Noor M, Selly

S e p te m b e r 2 0 0 4 . htt p : / / w w w. c h c s . o rg / dan Sofiyatin Y. Pola Keterlambatan Perkembangan

publications3960/publications_show.htm?doc_id=6

Balita di daerah Pedesaan dan Perkotaan serta

23283 [diakses tanggal 10 Mei 2012].

Faktor-faktor yang Mempengaruhnya. Sari Pediatri.

2003; 4(4): 168-175. 4. Schol EL. Best Practices in Developmental Screening

and Services. (Online) 10 Mei 2012. http:// 2. Tim Peneliti Direkorat Bina Kesehatan Keluarga dan

www.earlychildhoodnm.com/Documents/5-05 Direktorat Kesehatan Jiwa. Laporan Akhir Penelitian

[diakses tanggal 10 Mei 2012].

Pengembangan Paket Pemantauan Perkembangan

Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik 5. Soedjatmiko. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh

Indonesia; 1990. Kembang Balita. Sari Pediatri. 2001; 3(3): 175-188.

DISKUSI mengalami keterlambatan perkembangan dibandingkan

orangtua yang berpendidikan tinggi (10). Kedua orangtua Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterlambatan

bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan perkembangan anak-anak di Taman Kanak-Kanak maupun

salah satu faktor risiko keterlambatan perkembangan PAUD di daerah perkotaan di Kecamatan Klojen,

anak. Keberadaan pengasuh atau pengganti ibu berperan Kotamadya Malang memiliki angka kejadian sebesar

dalam mencegah keterlambatan perkembangan. 2,1%. Angka ini lebih rendah daripada penelitian

Pendidikan ibu yang sebagian besar tergolong tinggi dalam terdahulu di Pulau Jawa sebesar 13% balita memiliki

penelitian ini menunjang tumbuh kembang anak yang potensi mengalami keterlambatan perkembangan (2). Hal

baik. Pada penelitian ini, jenis kelamin, pekerjaan ibu, dan ini dapat merupakan indikator keberhasilan petugas

BMI (Body Mass Index) tidak berpengaruh terhadap kesehatan di daerah perkotaan Malang dalam

kejadian keterlambatan perkembangan pada balita. mendukung tumbuh kembang balita sejak dini.

Skrining gangguan perkembangan sangat penting Penulis meneliti bahwa KPSP telah digunakan di hampir

dilakukan sedini mungkin, bisa dilakukan oleh orangtua seluruh puskesmas di wilayah Kotamadya Malang.

sendiri, namun hasil skrining bukanlah diagnosis sehingga Instrumen KPSP juga telah disosialisasikan di hampir

perlu pemeriksaan lebih lanjut. Hasil penelitian Damayanti seluruh TK dan PAUD untuk dipergunakan sebagai alat

(11), sensitivitas dan spesifisitas KPSP masing-masing 60% pemeriksaan perkembangan anak didiknya yang

dilakukan sekali dalam kurun waktu 6 bulan. Dengan dan 92%. Dengan hasil seperti ini dapat menimbulkan alasan demikian, maka tidak heran jika angka kejadian underdetection karena sekitar 40% anak yang sebenarnya gangguan perkembangan di wilayah kerja Puskesmas mempunyai kecurigaan keterlambatan perkembangan Arjuno, Kotamadya Malang ini kecil. Kewaspadaan tetapi tidak terdeteksi oleh KPSP (false negative).

terhadap masalah perkembangan telah dilakukan sedini Berbagai hal yang menjadi penyebab adanya perbedaan mungkin sehingga intervensi juga pasti dilakukan sedini hasil dengan hasil penelitian yang lain adalah penggunaan mungkin, menyebabkan berkurangnya kejadian alat yang tidak sepadan karena KPSP diterjemahkan dari keterlambatan perkembangan. Dengan skrining sejak PDQ (Parent Developmental Questions) dikembangkan dini, maka adanya penyimpangan keterlambatan dapat

dari DDST(Denver Developmental Screening Test), segera dideteksi sejak dini sehingga intervesi dapat

sedangkan sebagai gold standard digunakan DENVER II dilakukan secara dini pula.

yang merupakan revisi dari DDST. Penyebab lain yaitu Anak yang mengalami keterlambatan bila dibiarkan daerah yang dijadikan tempat penelitian merupakan sebagian besar (89%) akan mengalami kegagalan di daerah kumuh, lingkungan, pendidikan orangtua yang sekolahnya (7). Faktor lingkungan yang dapat sebagian besar hanya tamat SMA dapat mempengaruhi menyebabkan gangguan tumbuh kembang umumnya pengetahuan orangtua mengenai perkembangan anak dilatarbelakangi oleh kemiskinan dan ketidak tahuan (12-15).

masyarakat tentang proses tumbuh kembang dan

Kelemahan penelitian ini adalah skrining dilakukan hanya penanganannya (8). Umur anak dan pendidikan ibu

sekali, seharusnya dilakukan pemeriksaan ulangan untuk berpengaruh terhadap perkembangan anak. Artinya

menghindari bias pemeriksaan. Skrining sebaiknya semakin muda umur anak maka kemungkinan terjadinya

keterlambatan perkembangan semakin besar. dikombinasi dengan alat skrining yang lain atau dengan alat diagnosis masalah perkembangan yang lain Tingkat pendidikan orangtua sangat berpengaruh mengingat nilai diagnostik KPSP yang kurang sehingga terhadap perkembangan anak. Tingkat pendidikan dapat menyebabkan underdetection, kemungkinan orangtua yang rendah merupakan risiko untuk terjadinya terdapat hasil negatif palsu yang besar. Subjek yang dinilai keterlambatan perkembangan anak. Hal ini disebabkan meragukan dalam penilaian hasil KPSP harus dilakukan pengetahuan dan kemampuan dalam memberikan ulangan pemeriksaan 1-2 minggu kemudian setelah stimulasi kurang dibandingkan ibu dengan tingkat pemeriksaan pertama untuk memastikan adanya pendidikan yang lebih tinggi. Tingkat pendidikan orangtua keterlambatan perkembangan.

terutama ibu sangat mempengaruhi pola asuh kepada

anaknya, perilaku hidup sehat, pendidikannya dan Hasil penelitian ini mengidentifikasi 2,1% angka kejadian sebagainya (9). Hal ini sesuai dengan penelitian suspek keterlambatan perkembangan pada balita yang sebelumnya di Thailand, anak yang diasuh oleh orangtua tingal di Kecamaan Klojen, Kotamadya Malang dengan yang berpendidikan rendah memiliki risiko tiga kali faktor umur anak dan pendidikan ibu sebagai faktor risiko.

120

(4)

6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Deteksi Dini 11. Damayanti M. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan Tumbuh Kembang Balita. Jakarta: Ditjen Binkesmas. (KPSP) Anak. Sari Pediatri. 2006; 8(1): 9-15.

Departemen Kesehatan RI; 1998.

12. Slyper AH. Childhood Obesity, Adipose Tissue

7. Frankenburg WK, Fandal AW, and Kemper MB. Distri

Developmental Screening. In: Frankenburg WK (Ed). Pediatric Developmental Diagnosis 1st edition. New

13. Boyle CA, Decoufle P, and Yeargin-Allsopp M. York: Thieme Stratton Inc.; 1981; p. 15-27.

Prevalence a

8. Young ME. Early Child Development: Investing in the Future. Washington: The International Bank for Reconstruction and Development/The World Bank;

1996: p. 1-25. 14. Sand N, Silverstein M, Glascoe FP, et al. Pediatricians'

9. Illingworth RS. The Normal Child. Edisi ke-10. Edinburgh: Churchill Livingstone; 1991; p. 167-88. 10. Isaranurug S, Nanthamongkolchai S, and Kaewsiri D.

15. Glascoe FP. Parents' Concerns About Children's Factors Influencing Development of Children Aged

Develop One to Under Six Years Old. Journal of the Medical

Association Thailand. 2005; 88(1): 86-90.

bution, and the Pediatrics Practitioner.

Pediatrics. 1998; 102: e4.

nd Health Impact of Developmental Disabilities in US Children. Pediatrics. 1994; 93(3): 399-403.

Reported Practices Regarding Developmental Screening: Do Guidelines Work? Do They Help?

Pediatrics 2005; 116(1): 174-179.

ment: Prescreening Technique or Screening Test. Pediatrics 1997; 99(4): 522-528.

121

Gambar

Tabel 1. Karakteristik sampel

Referensi

Dokumen terkait

Mengembangkan manajemen pengetahuan melalui kemitraan dengan ITB dalam rangka meningkatkan kualitas sistem perencanaan. meningkatkan

Bahan makanan yang ditetesi dengan reagen biuret dan mengocoknya, berubah warna menjadiungu, maka bahan makanan tersebut mengandung protein.bahan makanan yang didenan

4 Penelitian ini menguji sikap mahasiswa kesejahteraan sosial mengenai definisi berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap istri oleh suami serta faktor-faktor yang

Desain yang digunakan mengacu pada keyword yaitu sebuah perjalanan alam, dimana digambarkan ada 2 orang yang melakukan perjalanan ke tempat Ekowisata Mangrove

Arrester dengan Rating voltage dan Arus nominal discharge berapa yang akan anda pilih (silakan menggunakan. datasheet yang ada pada contoh di slide

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Perilaku pemasaran kakao di Kabupaten Lombok Utara yaitu : 1) Petani memproduksi biji kakao kemudian melakukan penjualan biji kakao

Tulos- ten perusteella voidaan todeta, että toiminta on tarpeellista sekä omaisten kan- nalta, mutta myös hoitajien kannalta.. Toiminnalla on vaikutusta hoitajien päivit- täiseen

dalam kumpulan huruf yang bersifat geseran berbeza dengan pandangan moden seperti yang telah dijelaskan. Walaupun terdapat huruf yang berkongsi makhraj dan sifat dan ada yang