• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengendalian Persediaan Produk Synchrowood Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Eoq) Pada Toko Creative Interior Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengendalian Persediaan Produk Synchrowood Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Eoq) Pada Toko Creative Interior Chapter III V"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan

pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan variabel yang satu dengan variabel

yang lain atau variabel satu dengan standar. 3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Toko Creative Interior yang berlokasi di jalan

Pasar III Krakatau no 77 Medan, Sumatera Utara.

3.3Definisi Konsep

Konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Persediaan adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan

dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

material), produk jadi (finish product), komponen rakitan (component), bahan

pembantu (substance material), dan barang sedang dalam proses pengerjaan

(working in process inventory) (Haming dan Nurnajamuddin, 2014:4).

2. Pengendalian persediaan adalah sekumpulan kebijakan dan pengendalian,

yang memonitor tingkat inventory, dan menentukan tingkat mana yang harus

dijaga, bila stok harus diisi kembali dan berapa banyak yang harus dipesan (Assauri, 2016:225).

3. Metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah suatu bentuk usaha dari

(2)

untuk selalu menciptakan kondisi dan situasi yang seimbang dan selalu stabil

dalam berbagai kondisi (Fahmi, 2014:121).

3.4Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang dibagi berdasarkan jenis datanya, yaitu:

1. Pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan

melakukan wawancara kepada pemilik usaha sebagai informan kunci dan beberapa karyawan sebagai informan tambahan.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan

melakukan studi kepustakaan dan studi dokumentasi.

3.5Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis Total Biaya Persediaan

Analisis ini untuk mengetahui berapa total biaya persediaan yang terdiri

dari biaya pembelian, biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Rumus untuk mencari total biaya persediaan adalah sebagai berikut:

Biaya Total Pemesanan (TIC) = biaya pemesanan + biaya penyimpanan

=D

D = Permintaan tahunan dalam satuan S = Biaya pemesanan per pesanan H = Biaya penyimpanan per unit

Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011)

3.5.2 Analisis Economic Order Quantity (EOQ)

(3)

optimal dan ekonomis atau Economic Order Quantity (EOQ). Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menghitung biaya pemesanan dan biaya penyimpanan a. Biaya pemesanan setiap kali pesan (OC)

= Total Biaya Pesan Frekuensi Pemesanan

b. Biaya penyimpanan (CC)

= 10% × harga per unit

Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011) 2. Menghitung EOQ

EOQ =

2(D)(OC)

CC

Keterangan:

EOQ = Economic Order Quantity D = permintaan tahunan (demand) OC = biaya pemesanan (ordering cost) CC = biaya penyimpanan (carrying cost) Sumber: Manajemen Produksi dan Operasi (2014) 3. Menghitung frekuensi pemesanan persediaan

N = D Q∗

Keterangan:

N = frekuensi pemesanan D = permintaan persediaan

Q* = jumlah unit yang dipesan (EOQ)

Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011)

(4)

Analisis ini untuk mengetahui berapa jumlah persediaan pengaman (safety

stock). Metode safety stock yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

service level tipe 1 (SL-1). Adapun rumus dari metode ini adalah sebagai berikut:

�����������= ������������������������������ kebutuhan inventori

Sumber: Manajemen Logistik Terintegrasi 2015

Untuk menghitung standard deviation kebutuhan inventori, digunakan

rumus sebagai berikut:

�����������������= �∑(kebutuhan − rata−rata kebutuhan)

2

jumlah periode−1

Sumber: Manajemen Logistik Terintegrasi 2015

3.5.4 Analisis Reorder Point

Analisis ini untuk mengetahui kapan titik pemesanan kembali yang ideal untuk menghindari kekosongan persediaan. Reorder Point dapat diketahui dengan penetapan lead time dan jumlah safety stock yang tersedia. Rumus untuk

mencari Reorder Point adalah:

ROP = (d × L) +�����������

d =

D

Jumlah hari kerja per tahun

Keterangan:

ROP = reorder point

d = permintaan persediaan per hari

L = lead time

D = total kebutuhan selama 1 periode

buffer stock = persediaan pengaman

(5)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Usaha

Toko Creative Interior adalah salah satu UMKM yang bergerak di bidang

penjualan produk interior dan desain ruangan. Toko Creative Interior berlokasi pada jalan Pasar III Krakatau no. 77 Medan, Sumatera Utara. Pelanggan utama

toko Creative Interior biasanya berasal dari sektor perhotelan, perumahan maupun kantor arsitektur di kota Medan.

Toko Creative Interior berdiri pada tahun 2010 di lokasi yang sama. Toko

ini didirikan oleh bapak Ronny Chandra bersama dengan kakaknya ibu Widiana Chandra. Inspirasi pendirian toko ini adalah karena pandangan bapak Ronny

Chandra dan ibu Widiana Chandra mengenai tren arsitektur yang baru serta desain interior minimalis yang semakin mulai diminati masyarakat kota Medan. Tidak hanya itu, bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra juga melihat adanya

peluang usaha yang besar yang dikarenakan masih minimnya persaingan usaha di bidang sejenis.

Produk yang dijual Toko Creative Interior adalah wallpaper, furniture,

parquet dll. Khusus untuk produk jenis parquet yang merupakan produk Toko

Creative Interior yang paling populer adalah potongan-potongan kayu yang

digunakan untuk melapisi lantai layaknya keramik namun lebih bermotif unik, minimalis, mudah dipasang, efisien dan ekonomis. Pelanggan Toko Creative

(6)

jumlah besar pada perumahan-perumahan, kantor-kantor dan perhotelan yang

baru berdiri maupun renovasi ruangan.

Pada awal usahanya, Toko Creative Interior hanya memiliki 4 karyawan

yang terdiri dari 1 orang admin, 1 orang sales, 1 orang supir dan 1 orang kernet. Proses pemasangan parquet dan wallpaper pada awalnya menggunakan jasa tukang secara freelance. Seiring dengan perjalanan Toko Creative Interior,

jumlah karyawan yang bekerja juga bertambah menjadi 13 orang dengan penambahan pada sales menjadi 2 orang, supir menjadi 2 orang, kernet menjadi 4

orang dan juga merekrut tukang pemasangan parquet dan wallpaper sebanyak 3 orang. Sedangkan jumlah admin tetap 2 orang.

Strategi pemasaran yang digunakan pada awal usaha adalah dengan cara

door to door, menawarkan pada pihak kontraktor perumahan dan perhotelan,

kantor-kantor arsitektur dan juga mengandalkan relasi maupun kerabat bapak

Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra. Proses pengenalan usaha dan produk ini berlangsung selama beberapa tahun hingga pada akhirnya saat ini bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana tidak perlu lagi bersusah payah untuk

mendapatkan pelanggan tetap karena pelanggan sebelumnya merasa puas dengan kinerja dan produk yang dijual.

Seiring dengan berjalannya usaha ini pada beberapa tahun, permintaan akan produk parquet pun semakin tinggi. Namun hal ini tidak membuat bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra berpikir mengenai pengaturan

manajemen persediaan yang lebih baik dan hanya melakukan pemesanan apabila stok persediaan dalam gudang mulai menipis atau habis. Selama ini bapak Ronny

(7)

untuk tetap mempertahankan nilai kepuasan pelanggan terhadap Toko Creative

Interior.

Melihat banyaknya pesanan dari pelanggan-pelanggan baru maupun

pelanggan sebelumnya pada Toko Creative Interior baik produk populer seperti

parquet, bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra berencana untuk

melakukan ekspansi usaha. Ekpansi usaha yang dimaksud adalah dengan

membuka toko baru yang lebih besar dan berdesain layaknya kantor arsitektur khusus untuk produk parquet. Pembangunan toko baru tersebut sudah berada

pada tahap penyelesaian dan akan beroperasi pada pertengahan tahun 2017. 4.1.2 Visi dan Misi Usaha

Visi dan Misi yang dirumuskan, merupakan pedoman dalam mencapai

tujuan organisasi. Visi dan misi Toko Creative Interior adalah sebagai berikut: a. Visi

Menjadi toko yang mampu memperkenalkan kreativitas desain ruangan secara efisien, ekonomis dan tahan lama.

b. Misi

Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik, efisien, cepat dan ekonomis serta menjual produk yang memiliki kualitas

(8)

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Toko Creative Interior adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Toko Creative Interior

Sumber: Toko Creative Interior (2016) 4.1.4 Deskripsi Tugas

Berikut ini adalah deskripsi tugas masing-masing jabatan yang berada

dalam struktur organisasi Toko Creative Interior, antara lain sebagai berikut: 1. Pemilik Usaha

a. Memimpin di Toko Creative Interior

b. Mengatur dan mengurus bagian keuangan toko

c. Membayar tagihan-tagihan toko 2. Manajer

(9)

c. Mengurus tagihan

d. Mengatur dan mengoordinasi kerja sales

e. Memantau dan Mengontrol pekerjaan para karyawan 3. Admin I

a. Mengatur pengiriman barang melalui supir dan kernet

b. Mengecek ketersediaan barang dalam gudang c. Merangkap menjadi pengawas gudang persediaan

4. Admin II

a. Menginput dan membuka pemesanan barang dari sales b. Membuat tagihan pemesanan

5. Sales

a. Mengunjungi toko-toko

b. Mengunjungi dan memantau pekerjaan proyek pemasangan parquet atau

wallpaper

c. Membuka order pemesanan

d. Memantau dan mengontrol pemasangan parquet atau wallpaper yang

dilakukan oleh tukang 6. Tukang

a. Melakukan pemasangan parquet atau wallpaper

b. Melapor kepada sales atau manajer apabila proses pemasangan telah

selesai 7. Supir

a. Membantu muat barang di gudang

(10)

8. Kernet

a. Menemani supir mengantar barang

b. Membantu muat barang dalam gudang c. Mengawasi barang selama proses pengiriman

4.1.5 Produk

Produk-produk yang ditawarkan Toko Creative Interior pada umumnya

adalah furniture, aksesoris ruangan, wallpaper dan parquet. Berikut adalah detail produk-produk yang dijual pada Toko Creative Interior:

a. SYNCHROWOOD FLOORING AC 3

b. SYNCHROWOOD FLOORING AC 4

c. SYNCHROWOOD FLOORING AC 4+

d. SYNCHROWOOD FLOORING AC 5

e. MDF SKIRTING (T:9CM) f. PVC SKIRTING (T:7,5CM) g. PVC REDUCER

h. PVC END CAP i. PVC L CAP

j. PVC T CAP k. PVC F CAP

4.1.6 Segmentasi Pasar

Pasar sasaran atau segmentasi pasar dari Toko CreativeInterior adalah

sebagai berikut:

(11)

c. Kantor arsitektur dan desain ruangan d. Toko-toko furniture

e. Pemilik rumah f. Relasi

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Pembelian Persediaan

Toko Creative Interior melakukan pembelian persediaan dari supplier produk synchrowood di Malaysia yang telah menjadi rekan bisnis Toko Creative

Interior selama ini. Data yang diperoleh dari Toko Creative Interior tentang

pembelian persediaan pada tahun 2016 dan telah diolah dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 4.1

Pembelian Produk Synchrowood Pada Tahun 2016

No Bulan Periode Jumlah (m2)

Jumlah 7675,49

(12)

Terlihat pada tabel 4.1 bahwa tidak terjadi peningkatan volume pemesanan

bahan baku pada periode 1 dan 2 dikarenakan Toko Creative Interior masih memiliki stok persediaan dari tahun sebelumnya. Terjadi penurunan volume

pemesanan bahan baku pada periode 3 karena masih adanya stok persediaan dalam jumlah yang besar. Permintaan akan produk synchrowood biasanya meningkat pada awal tahun sampai pertengahan tahun. Karena lamanya lead time

produk sampai ke toko, maka Toko Creative Interior selalu melakukan pemesanan dan penumpukan persediaan pada akhir tahun untuk mengantisipasi

waktu lead time dan kekurangan stok persediaan apabila dibutuhkan. Gambar 4.1

Grafik Pembelian Produk Synchrowood Pada Tahun 2016

Sumber: Data Diolah (2017)

4.2.2 Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan yang ditampilkan pada tabel di bawah merupakan total dari seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan selama melakukan proses pemesanan

persediaan.

Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5

Pembelian Produk Synchrowood Pada

Tahun 2016 (m2)

(13)

Tabel 4.2

Rincian Biaya Pemesanan Toko Creative Interior

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)

1 Biaya Ekspedisi 50.000.000

2 Biaya Bongkar Muat 1.000.000

3 Biaya Telepon 500.000

Jumlah 51.500.000

Sumber: Data Diolah (2017)

4.2.3 Biaya Penyimpanan

Biaya pemesanan merupakan total biaya-biaya yang dikeluarkan selama

pengoperasian toko dalam sebulan.

Tabel 4.3

Rincian Biaya Penyimpanan Toko Creative Interior

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)

1 Biaya Listrik 1.500.000

2 Gaji Karyawan 36.000.000

3 Biaya Asuransi Persediaan 8.000.000

Jumlah 45.500.000

Sumber: Data Diolah (2017)

4.2.4 Perhitungan Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan 1. Biaya Pemesanan setiap kali pesan (OC)

= Rp 257.500.000 5

= Rp 51.500.000

2. Biaya Penyimpanan Persediaan dalam satuan m2 (CC)

(14)

= Rp 32.000,−

4.3 Analisis Data

4.3.1 Perhitungan Total Biaya Persediaan (TIC) 4.3.1.1 Kebijakan Perusahaan

Toko Creative Interior melakukan pemesanan produk synchrowood sebanyak 5 kali pada tahun 2016. Pemesanan produk synchrowood ini dilakukan tidak secara terjadwal. Toko Creative Interior hanya akan melakukan pemesanan

produk apabila sisa persediaan digudang telah menipis atau habis. Khusus untuk awal tahun yang dimana permintaan akan produk synchrowood lebih tinggi

dibanding waktu lainnya, maka Toko Creative Interior membuat kebijakan khusus untuk mengantisipasi kekurangan persediaan dengan melakukan pemesanan produk synchrowood dalam jumlah besar. Berikut adalah perhitungan

total biaya persediaan (TIC) menurut kebijakan Toko Creative Interior:

1. Pembelian Persediaan (Q) dapat dihitung berdasarkan kebijakan perusahaan

yang melakukan pemesanan sebanyak 5 kali pada periode 2016. Perhitungan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:

Q = Total Kebutuhan Bahan Baku

Frekuensi Pemesanan

= 7675,49 m2 5

= 1535,098 m2

(15)

2. Total Biaya Persediaan (TIC)

Agar dapat melakukan perhitungan total biaya persediaan (TIC) yang diperlukan Toko Creative Interior, maka diketahui:

- Total kebutuhan persediaan (D) = 7675,49 m2 - Pembelian rata-rata persediaan (Q) = 1535,098 m2 - Biaya pemesanan per order (S) = Rp 51.500.000 - Biaya simpan per m2 (H) = Rp 32.000

Total biaya persediaan (TIC) adalah sebagai berikut:

TIC =

D

= Rp 257.500.000 + Rp 24.561.568

= Rp 282.061.568

Jadi, total biaya persediaan (TIC) menurut kebijakan Toko Creative

Interior adalah Rp 282.061.568.

4.3.1.2 Metode EOQ (Economic Order Quantity)

Hal-hal yang harus diperhitungkan dalam menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) adalah sebagai berikut:

1. Pembelian Persediaan Optimal (Q*)

Pembelian persediaan yang ekonomis ini didasarkan pada: - Permintaan Tahunan (D) = 7675,49 m2 - Biaya Pemesanan (OC) = Rp 51.500.000 - Biaya Penyimpanan (CC) = Rp 32.000

Maka setelah diketahui hal-hal diatas, besarnya pembelian persediaan

ekonomis menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut:

Q* =

2(D)(OC )

(16)

=

2×7675,49×Rp 51.500.000

Rp 32.000

= �24705483,4375

= 4970,46 m2

Jadi, jumlah pembelian persediaan yang ekonomis dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 4970,46 m2.

2. Frekuensi Pemesanan Persediaan

Dengan menggunakan metode EOQ, dapat dihitung jumlah frekuensi pemesanan dalam satu tahun atau sering disebut frekuensi pembelian dapat

dihitung sebagai berikut:

F = D Q∗

= 7675,49 m 2

4970,46 m 2

= 1,54

= 2 kali

Jadi, frekuensi pemesanan persediaan menurut metode EOQ adalah 2 kali dalam setahun.

3. Total Biaya Persediaan (TIC)

Agar dapat menghitung total biaya persediaan (TIC), maka ada beberapa

hal yang perlu diketahui sebagai berikut :

(17)

TIC =

D

= Rp 79.527.394,84 + Rp 79.527.360

= Rp 159.054.754,84

Jadi, total biaya persediaan (TIC) menurut metode EOQ (Economic Order

Quantity) adalah Rp 159.054.754,84.

4.3.2 Perhitungan safety stock dan reorder point 4.3.2.1 Safety Stock

Safety stock juga sering disebut sebagai persediaan pengaman. Di dalam

suatu perusahaan produksi atau distribusi, persediaan pengaman ini sangat diperlukan untung mengantisipasi kekurangan persediaan saat proses produksi

atau distribusi. Antisipasi dengan persediaan pengaman ini bertujuan untuk mempelancar proses operasional suatu perusahaan sehingga dapat mencegah

terjadinya beberapa kendala dalam produksi seperti kekurangan bahan baku atau persediaan yang dibutuhkan selama proses produksi atau operasional suatu perusahaan. Jika hal tersebut terjadi, tentu saja proses produksi akan terhenti

sementara dan para karyawan tidak dapat melanjutkan aktivitas operasional perusahaan. Hal ini sangat merugikan perusahaan terutama dalam biaya dan

waktu operasional perusahaan. Dalam melakukan perhitungan akan persediaan pengaman atau safety stock dapat menggunakan metode statistik dengan membandingkan rata-rata pemakaian bahan baku atau persediaan dengan

(18)

Tabel 4.4

Standar Deviasi Pemakaian Persediaan Pada Tahun 2016

No Bulan

Jumlah 951903,77

Sumber: Data Diolah (2017)

Standar Deviasi =

∑(kebutuhan −rata−rata kebutuhan )

Dengan menggunakan asumsi atau perkiraan bahwa Toko Creative

(19)

5%, maka safety factor berdasarkan tabel safety level dan safety factor adalah

sebesar 1,65. Maka perhitungan safety stock adalah sebagai berikut:

Safety stock = ����������������������������� kebutuhan inventori

= 1,65 × 294,17

= 485,38 m2

Jadi, persediaan pengaman atau safety stock yang perlu diantisipasi oleh Toko Creative Interior adalah sebesar 482,38 m2.

4.3.2.2 Reorder Point

Toko Creative Interior memiliki waktu tunggu pemesanan sampai barang tiba ke lokasi selama 3 minggu atau 21 hari. Dengan demikian lead time yang

dibutuhkan oleh Toko Creative Interior adalah selama 21 hari. Rata-rata jumlah hari kerja karyawan di Toko Creative Interior adalah 300 hari dalam setahun.

Sebelum melakukan perhitungan untuk mencari reorder point, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan permintaan persediaan per hari dengan cara sebagai berikut:

d = D

Jumlah hari kerja per tahun

= 7675,49 m2 300

= 25,58 m2

Dapat diketahui bahwa jumlah permintaan persediaan per hari adalah

25,58 m2. Setelah itu maka perhitungan reorder point adalah sebagai berikut: ROP = (d × L) +�����������

= (25,58 m2 × 21) + 485,38 m2

(20)

Dengan demikian, Toko Creative Interior harus melakukan pemesanan

kembali pada tingkat jumlah persediaan sebesar 8159,38 m2.

4.3.3 Perbandingan TIC antara Kebijakan Perusahaan dan Metode EOQ Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka telah diketahui perbandingan total biaya persediaan (TIC) antara kebijakan Toko Creative

Interior dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Rincian perbandingan

tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 4.5

Perbandingan Kebijakan Toko Creative Interior Dengan Metode EOQ

No Keterangan Kebijakan Toko

Creative Interior Metode EOQ 1 Pembelian rata-rata

persediaan 1535,098 m2 4970,46 m2

2 Total biaya persediaan

(TIC) Rp 282.061.568 Rp 159.054.754,84

3 Frekuensi pemesanan 5 2

4 Persediaan pengaman

(safety stock) - 482,38 m2

5 Pemesanan kembali

(reorder point) - 1022,56 m2

Sumber: Data Diolah (2016)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa total biaya persediaan (TIC) yang dikeluarkan oleh Toko Creative Interior adalah sebesar Rp 282.061.568, sedangkan menggunakan metode EOQ adalah Rp 159.054.754,84. Penghematan

biaya persediaan yang dapat dilakukan adalah sebesar Rp 123.006.813,16.

Kendala yang dialami oleh Toko Creative Interior sehingga tidak dapat

(21)

Selama ini Toko Creative Interior tidak memiliki waktu pemesanan persediaan

(22)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan total biaya

persediaan antara kebijakan Toko Creative Interior dengan metode EOQ, dapat disimpulkan bahwa:

1. Jumlah pembelian persediaan rata-rata apabila Toko Creative Interior

menggunakan metode EOQ adalah 4970,46 m2.

2. Jumlah frekuensi pembelian persediaan Toko Creative Interior dalam 1

periode apabila menggunakan metode EOQ adalah 2 kali.

3. Total biaya persediaan apabila Toko Creative Interior menggunakan metode

EOQ adalah Rp 159.054.754,84.

4. Jumlah safety stock yang harus diantisipasi Toko Creative Interior apabila

menggunakan metode EOQ adalah 482,38 m2.

5. Jumlah reorder point yang harus diperhatikan oleh Toko Creative Interior

apabila menggunakan metode EOQ adalah 1022,56 m2.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama

pihak Toko Creative Interior adalah sebagai berikut:

1. Toko Creative Interior sebaiknya menerapkan metode EOQ karena

(23)

2. Apabila Toko Creative Interior menerapkan metode EOQ, maka Toko

Creative Interior juga dapat mengatahui jumlah persediaan pengaman atau

safety stock dan juga titik pemesanan kembali (reorder point) yang dimana

sebelumnya tidak mendapat perhatian khusus.

3. Toko Creative Interior sebaiknya memperluas luas gudang yang dimiliki

sebagaimana kendala yang dimiliki Toko Creative Interior dalam

Gambar

Tabel 4.1 Synchrowood
Grafik Pembelian Produk Gambar 4.1 Synchrowood
Tabel 4.2 Rincian Biaya Pemesanan Toko
Tabel 4.4 Standar Deviasi Pemakaian Persediaan Pada Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian selanjutnya di lakukan oleh Zahreni & Pane (2012) menggunakan teori Ajzen & Fisbein (1975) yang menyatakan bahwa intensi berwirausaha merupakan

Dalam pedoman penatalaksanaan ini yang dimaksud dengan kanker paru ialah kanker paru primer, yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus

penilaian pembelajaran dari nilai siklus 1 ke siklus 2 yang mengalami peningkatan sebesar 17,07.; 3) penggunaan portofolio mampu meningkatkan tanggung jawab dan

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan kerja adalah keadaan di dalam tempat bekerja yang mencerminkan hubungan

Dengan mengetahui struktur dan morfologi selulosa bacterial, material sintetik dapat didisain untuk memiliki sifat mekanik yang tepat, dengan bentuk,

Setelah lama bergelut dengan region, saya menemui kendala yaitu akan cukup sulit menggunakan region bila bentuk form yang akan kita buat tidak sama dengan bentuk dasar

Kelompok Tani di Kecamatan Sungai Tabuk pengelolaan nya dilaksanakan oleh Kios Warga Tani yang merupakan salah satu kios di Kecamatan Sungai Tabuk yang dipilih

Kata  “komunikasi” merupakan asal  dari bahasa latin, communis,