• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PANDUAN AKADEMIK 2015FINAL COVER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BUKU PANDUAN AKADEMIK 2015FINAL COVER"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

Nomor : 223/UN3/1.3/2015 Tentang

PANDUAN PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA BIDANG HUKUM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

MENIMBANG : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pembinaan dan pengembangan program pendidikan di Perguruan Tinggi, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, maka diperlukan panduan belajar dan kegiatan belajar mengajar dengan unsur-unsur utama dan penunjang yang serasi untuk mencapai tujuan program pendidikan tersebut;

b. bahwa sehubungan dengan butir a maka dipandang perlu untuk menetapkan Buku Panduan Program Pendidikan Sarjana Bidang Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga

MENGINGAT : 1. Undang-undang Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (L.N. RI Tahun 2003 No. 78, TLN No. 4301).

2. Undang-undang Nomor: 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (L.N. RI Tahun 2012 No.158, TLN No. 5336).

3. Peraturan Pemerintah Nomor : 30 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas Airlangga (LN. RI Tahun 2014 No.100, TLN No. 5535).

4. Peraturan Rektor Universitas Airlangga No.5/H3/PR/2012 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Rektor Universitas Airlangga No. 11/H3/PR/2009 Tentang Peraturan Pendidikan Universitas Airlangga.

M E M U T U S K AN

MENETAPKAN : PERATURAN DEKAN TENTANG PANDUAN PENDIDIKAN

PROGRAM SARJANA BIDANG HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Dekan ini yang dimaksud dengan :

(3)

2

3. Mahasiswa adalah Mahasiswa Program Sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

4. Buku Panduan adalah buku petunjuk bagi mahasiswa dalam menjalankan proses belajar mengajar di Fakultas.

BAB II

PEMBERLAKUAN PANDUAN PENDIDIKAN Pasal 2

Dekan memberlakukan Panduan Pendidikan Program Sarjana Bidang Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga sebagaimana terlampir dalam peraturan ini.

BAB III

ATURAN PERALIHAN Pasal 3

1) Peraturan ini diberlakukan bagi mahasiswa mulai angkatan 2013.

2) Bagi mahasiswa angkatan sebelumnya tetap diberlakukan kurikulum sebelum peraturan ini.

BAB IV

ATURAN PENUTUP Pasal 4

Pada saat Peraturan Dekan ini mulai berlaku, Peraturan Dekan Nomor 340/UN3.1.3/2014 Tentang Pedoman Pendidikan Sarjana Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini.

Pasal 5 Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : SURABAYA

Pada tanggal : 1 Juli 2015 Dekan,

Prof. Dr. MUCHAMMAD ZAIDUN, S.H., M.Si. NIP. 195205291974121001

Salinan disampaikan kepada yth.:

1. Direktur Pendidikan Universitas Airlangga

(4)

3

BAB I

PENDAHULUAN

L A M P I R A N

PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

Nomor : 223/UN3/1.3/2015 Tentang

PANDUAN PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA BIDANG ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

VISI, MISI DAN TUJUAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA A. Visi

Menjadi Fakultas Hukum yang mandiri, inovatif, terkemuka dan adaptif di kawasan regional (ASIA) , pelopor pendidikan hukum yang berorientasi sebagai yuris, serta memiliki kompetensi hukum dan moralitas tinggi.

B. Misi:

Menyelenggarakan pendidikan hukum yang menghasilkan lulusan sebagai yuris, yang memiliki kompetensi hukum, mampu mengembangkan penelitian yang inovatif untuk menunjang pendidikan hukum, pengabdian pada masyarakat dan melakukan Tri Dharma yang berorientasi pada mutu serta daya saing nasional maupun internasional.

C. Tujuan:

1. Menghasilkan yuris yang memahami konsep, prinsip dan kaidah dasar ilmu hukum sebagai dasar penguasaan kompetensi (kemahiran dan ketrampilan) hukum;

2. Menghasilkan yuris yamg memiliki kemampuan legal reasoning dalam menerapkan konsep, prinsip dan norma hukum untuk memecahkan masalah hukum melalui cara litigasi dan non litigasi.

3. Memiliki kemampuan penelitian, pengabdian pada masyarakat dan pengembangan hukum yang inovatif.

D. Institusi/Lembaga

(5)

4

K No. 2321/Kab. Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Surabaya berubah menjadi Cabang Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Berdasarkan Naskah Pelaksanaan Pemisahan tanggal 9 April 1954, Cabang Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta di Surabaya dilebur menjadi Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya.

Pada Tahun Ajaran 1979/1980 berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Nomor : I/2481/Fhk/10/79 tanggal 10 Juli 1979, Fakultas Hukum menerapkan sistem kredit semester (sks) dalam proses pembelajaran. Dalam perkembangannya, sejak tahun 2004 kurikulum Fakultas Hukum menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dengan harapan mampu melahirkan sarjana hukum yang mempunyai kemampuan profesional sesuai minat studi yang ditempuh. Penerapan KBK diikuti dengan pengembangan metode pembelajaran klasikal dan praktik di laboratorium untuk mata kuliah tertentu. Sejak saat itu Fakultas Hukum Universitas Airlangga memiliki Laboratorium Pendidikan Hukum Klinik (LPHK), yang terlengkap di Indonesia. LPHK mengelola kegiatan praktikum yang meliputi : penyusunan dokumen hukum, peragaan praktik hukum melalui moot court, peragaan praktik penyelesaian sengketa alternative (PSA), simulasi kantor hukum dan praktik pra profesi.

(6)

5

Keputusan Rektor Universitas Airlangga Nomor: 1192/UN3/2014

Tentang

Penetapan Kurikulum Program Pendidikan Sarjana Program Studi Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga

Jo

Nomor: 2451/UN3/2014 Tentang

Pengesahan Struktur Kurikulum Yang Memuat 4 (Empat) Mata Kuliah Wajib Untuk Program Pendidikan Sarjana (S1) Dan Diploma (D3 Dan D4)

Pada Fakultas Di Lingkungan Universitas Airlangga A. MATA KULIAH WAJIB NASIONAL (KURNAS): 70 sks

No. Kode Nama Mata Kuliah sks Prasyarat

1. HKD100 Pengantar Ilmu Hukum 4 - 2. HKD103 Pengantar Hukum

Indonesia

2 -

3. HKD102 Hukum Adat 2 HKD100, HKD103

4. HKA100 Hukum Administrasi 4 HKD100, HKD103

5. HKA104 H A P T U N 4 HKA100

6. HKA102 Hukum Agraria 2 HKD100, HKD103

7. HKA103 Hukum Lingkungan 2 HKT100, HKP100, HKA100

8. HKI 101 Hukum Internasional 4 HKD100, HKD103

9. HKN100 Ilmu Negara 2 -

10. HKN101 Hukum Tata Negara 4 HKD100, HKD103

11. HKP100 Hukum Pidana 4 HKD100, HKD103

12. HKP101 Hukum Acara Pidana 4 HKP100

13. HKT100 Hukum Perdata 4 HKD100, HKD103

14. HKT101 Hukum Acara Perdata 4 HKT100

15. HKT102 Hukum Dagang 4 HKD100, HKD103

16. HKT103 Hukum Islam 2 HKD100, HKD103

17. ETH102 Etika Profesi Hukum 2 HKD100, HKD103 18. PHH103 Pengantar Filsafat Hukum 2 HKD100, HKD103

HKD202

19. PNH497 Penelitian Hukum 2 HKD202

20. PNH499 Skripsi 4 (Min. 110 SKS)

21 HKN103 Perancangan Perundang-undangan

2 HKN200

22 HKT104 Perancangan Kontrak 2 HKT205

23 BAI101 Bahasa Indonesia 2 -

24 NOP104 Pendidikan 2 -

BAB II

(7)

6 Kewarganegaraan

TOTAL 70

B. MATA KULIAH WAJIB FAKULTAS: 54 sks

No. Kode Nama Mata

Kuliah

sks Prasyarat

1. HKD202 Argumentasi Hukum 2 HKT101, HKP101, HKA104

2. HKA202 Pemerintahan Daerah 4 HKA100

3. HKI200 Hukum Laut 2 HKI101

4. HKP203 Kejahatan Terhadap Nyawa dan Harta Kekayaan

4 HKP100

5. HKP204 Hukum Pidana Korupsi 2 HKP100

6. HKT200 Hukum Perikatan 4 HKT100

7. HKT208 Hukum Perseroan 4 HKT102

8. HKI202 Hukum Perdagangan Internasional

4 HKI101 9. HKN200 Hukum

Perundang-undangan

2 HKA100, HKN101

10. HKT205 Hukum Kontrak 2 HKT200

11. HKT206 Hukum Waris (Adat, Islam, BW)

4 HKT100, HKT103, HKD102 12. HKT204 Penyelesaian Sengketa

Alternatif

3 HKT101

13. HKN201 HAM 2 -

14. KNH101 K K N 3 110 sks

15. NOP103 Pancasila 2 -

16. AGB101 Agama Budha 2 -

17. AGH101 Agama Hindu 2 -

18. AGI101 Agama Islam 2 -

19. AGK101 Agama Kristen Katholik 2 - 20. AGP101 Agama Kristen Protestan 2 -

21. AGC101 Agama Khong Hu Chu 2 -

22. HKT202 Hukum Perbankan 4 HKT100

23. HKP202 Praktik Peradilan Pidana dan Perdata

2 HKP101, HKT101 24. HKT207 Hukum Acara Peradilan

Agama

2 HKT103

(8)

7

C. MATA KULIAH WAJIB MINAT STUDI C.1. MATA KULIAH WAJIB MINAT STUDI BISNIS : 14 sks

No. Kode Nama Mata Kuliah sks Prasyarat

1. HKA300 Hukum Pajak 2 HKA100

2. HKT309 Hukum Perburuhan 2 HKD100, HKD103

3. HKT302 Hukum Investasi 2 HKT 208

4. HKT303 Hukum Persaingan Usaha 2 HKT102

5. HKT308 Hukum Transportasi 2 HKI200, HKT102

6. HKT304 HKI (Hak Kekayaan Intelektual)

4 HKT102

Total 14

C.2. MATA KULIAH WAJIB MINAT STUDI PERADILAN : 14 sks

No. Kode Nama Mata

Kuliah

sks Prasyarat

1. HKP303 Hukum Pidana Ekonomi 4 HKP100

2. HKP304 Hukum Pidana Napza 2 HKP100

3. HKT421 Hukum Kepailitan 2 HKT101, HKT 208

4. HKT400 Hukum Surat Berharga 2 HKT102

5. HKT403 Hukum Pasar Modal 2 HKT102

6. HKP302 Hukum Pidana Anak 2 HKP100

Total 14

C.3. MATA KULIAH WAJIB MINAT STUDI PEMERINTAHAN: 14 sks

No. Kode Nama Mata

Kuliah

sks Prasyarat

1. HKA304 Hukum Perizinan 2 HKA100

2. HKA307 Hukum Pengadaan dan Pendaftaran Hak Atas Tanah

2 HKA102

3. HKA303 Hukum Penataan Ruang 2 HKA100, HKA103

4. HKN303 Hukum Pemilu 2 HKN101

5. HKN304 Teori Konstitusi 2 HKN101

6. HKN305 Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

2 HKN101

7. HKN306 Hukum Kewarganegaraan dan Imigrasi

2 HKN101

(9)

8

C.4. MATA KULIAH WAJIB MINAT STUDI INTERNASIONAL: 14 sks

No. Kode Nama Mata 6. HKI 305 Penyelesaian Sengketa

Internasional

2 HKI101

Total 14

C.5. MATA KULIAH WAJIB MINAT BISNIS SYARIAH: 14 sks

No. Kode Nama Mata

Kuliah

sks Prasyarat

1. HKS300 Pengantar Ilmu Fiqh 2 HKT103 2. HKS301 Pengantar Fiqh Muamalat 2 HKT103

3 HKS302 Pengantar Perbankan Syariah

2 HKT103

4 HKS303 Pengantar Lembaga Keuangan Syariah

4 HKT103

5 HKS304 Pengantar Perdagangan Syariah

2 HKT103

6 HKT302 Hukum Investasi 2 HKT208

Total 14

D. MATA KULIAH PILIHAN MINAT STUDI

D.1. MATA KULIAH PILIHAN MINAT STUDI BISNIS: 6 DARI 44 sks

No. Kode Nama Mata

Kuliah

sks Prasyarat

1. HKA307 Hukum Pengadaan dan Pendaftaran Hak Atas Tanah

2 HKA102

(10)

9

7. HKT404 Hukum Pembiayaan 2 HKT 208

8. HKI412 Hukum Siber 2 HKI101

9. HKT407 Hukum Perdata Internasional

2 HKT100

10. HKT409 Hukum Perlindungan Konsumen

2 HKT100

11. HKS302 Pengantar Perbankan Syariah

AKA102 Akuntansi Untuk Profesi Hukum

2 -

16.

HKT417

Pengantar Hukum Pengadaan Barang Dan Jasa

2 HKT100

17. HKA405 Hukum Pertambangan 2 HKA100

18.

HKI413 Perbandingan Hukum Kontrak ASEAN

2 HKI101, HKT205 19.

HKT419 Praktik Negosiasi dan Mediasi

2 HKT204

20. HKT420 Praktik Arbitrase 2 HKT204

21. HKI414 Arbitrase Internasional 2 HKI101

22. HKA304 Hukum Perizinan 2 HKA100

TOTAL 44

D.2. MATA KULIAH PILIHAN MINAT STUDI PERADILAN: 6 DARI 52 sks

No. Kode Nama Mata Kuliah sks Prasyarat

1. HKI306 Hukum Humaniter Internasional

2 HKI101 2. HKI402 Kejahatan Internasional

& Transnasional

7. HKP406 Hukum Kesehatan 2 HKT100, HKP100

8. HKT402 Hukum Asuransi 2 HKT102

9. HKT404 Hukum Pembiayaan 2 HKT 208

10. HKT410 Hukum Wakaf & Zakat 2 HKT103 11. AKA102 Akuntansi Untuk Profesi

Hukum

2 - 12. KDY401 Ilmu Kedokteran

Kehakiman

2 HKP101

13. PSG115 Psikiatri Kehakiman 2 HKP101

14. SOS415 Sosiologi Hukum 2 -

(11)

10

16. SOS417 Viktimologi 2 -

17. HKT417 Pengantar Hukum Pengadaan Barang Dan Jasa

2 HKT100

18. HKS400 Asuransi Syariah 2 HKT 402

19. HKS401 Pasar Modal Syariah 2 HKT 403 20. HKS302 Pengantar Perbankan

Syariah

2 HKT103

21. HKP407 Pengantar Perbandingan Hukum Pidana

2 HKP100

22. HKP408 Hukum Pidana Korporasi 2 HKP100 23. HKP409 Klinik Anti Korupsi 2 HKP100

24. HKA411 Klinik Lingkungan 2 HKA103

25. HKT309 Hukum Perburuhan 2 HKD100, HKD103

TOTAL 52

D.3. MATA KULIAH PILIHAN MINAT STUDI PEMERINTAHAN: 6 DARI 38 sks

No. Kode Nama Mata Kuliah sks Prasyarat

1. HKA300 Hukum Pajak 2 HKA100

2. HKA400 Hukum Kepegawaian 2 HKA100

3. HKA401 Hukum Keuangan Negara 2 HKA100 4. HKA404 Hukum Perumahan dan

Permukiman

2 HKA102

5. HKA412 Pengantar Hukum Sumber Daya Alam

2 HKA102

6. HKA405 Hukum Pertambangan 2 HKA100, HKA103

7. HKA407 Hukum Rumah Susun 2 HKA102

8. HKA408 Hukum Pelayanan Publik 2 HKA100 9. HKI417 Hk. Udara dan Angkasa 2 HKI101 10. HKN401 Hukum Negara-negara

ASEAN

2 HKN101

11. HKN301 Perbandingan HTN 2 HKN101

12. SOS415 Sosiologi Hukum 2 -

13. HKT417 Pengantar Hukum Pengadaan Barang Dan Jasa

2 HKT100

14. HKI408 HAM Internasional 2 HKI101

15. HKA409 Penyelesaian Sengketa Lingkungan

2 HKA100, HKA103 16. HKA410 Hukum Ruang Bawah

Tanah

2 HKA102

17. HKI409 Hukum Nuklir 2 HKI100

18. HKA411 Klinik Lingkungan 2 HKA103

19. HKT309 Hukum Perburuhan 2 HKD100, HKD103

(12)

11

D.4. MATA KULIAH PILIHAN MINAT STUDI INTERNASIONAL : 6 DARI 32 sks No. Kode

Nama Mata Kuliah

sks

Prasyarat 1. HKN306 Hukum Kewarganegaraan

dan Imigrasi

2 HKN101

2. HKI417 Hukum Udara dan Angkasa 2 HKI101 3. HKI402 Kejahatan Internasional dan

Transnasional

4 HKI101, HKP100

4. HKN301 Perbandingan HTN 2 HKN101

5. HKN401 Hukum Negara-negara ASEAN

2 HKN101

6. HKT407 Hukum Perdata Internasional

2 HKT100

7. HKT408 Perjanjian Dagang Internasional

2 HKT102

8. HKT308 Hukum Transportasi 2 HKI200, HKT102

9. HKI412 Hukum Siber 2 HKI101

10. HKI408 HAM Internasional 2 HKI101

11. HKI411 Hukum Migran 2 HKI101

12. HKI413 Perbandingan Hukum Kontrak Asean

2 HKI101, HKT205 13. HKI414 Arbitrase Internasional 2 HKI101

14. HKI409 Hukum Nuklir 2 HKI101

15. HKT309 Hukum Perburuhan 2 HKD100, HKD103

Total 32

D.5. MATA KULIAH PILIHAN MINAT BISNIS SYARIAH 6 DARI 30 sks No. Kode

Nama Mata Kuliah

sks

Prasyarat 1 HKS402 Pengantar Perusahaan

Syariah

2 HKT201

2 HKS403 Arbitrase Syariah 2 HKT204

3 HKS404 Negosiasi Dan Mediasi Syariah

11 HKT308 Hukum Transportasi 2 HKI101, HKT102

(13)

12 A. Sistem Kredit Semester (SKS)

1. Sistem kredit adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan tinggi yang menggunakan satuan kredit semester (sks) sebagai cara menyatakan beban studi mahasiswa, beban tugas tenaga pengajar, dan beban penyelenggaraan program pendidikan.

2. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 14 sampai 16 minggu kuliah atau kegiatan terjadual lainnya, berikut kegiatan lainnya, termasuk 2 sampai 3 minggu kegiatan ujian akhir semester dan penilaian.

3. sks adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama 1 semester melalui kegiatan terjadual per minggu, sebanyak 1 jam perkuliahan/tutorial, atau 2 jam praktikum, atau 4 jam kerja lapangan, yang masing-masing diiringi oleh sekitar 1-2 jam kegiatan terstruktur dan sekitar 1-2 jam kegiatan mandiri.

4. Tujuan Sistem Kredit Semester (SKS):

a. Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa yang cakap dan giat belajar, dapat menyelesaikan studi dalam waktu yang relatif singkat, sesuai dengan kemampuan dan rencana individualnya;

b. Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa, agar dapat mengambil mata kuliah yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya;

c. Membuka kemungkinan dilaksanakan sistem pendidikan dengan masukan (input) dan keluaran (output) sesuai minat studi;

d. Mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu, sesuai dengan perkembangan ilmu, khususnya ilmu hukum dan teknologi maupun perubahan kebutuhan masyarakat yang berjalan sangat cepat;

e. Memberi kemungkinan agar sistem evaluasi studi kemajuan belajar mahasiswa dapat diselenggarakan dengan tata-cara yang lebih cermat dan lebih obyektif;

f. Memungkinkan pengalihan (transfer) kredit antar fakultas/jurusan/ program studi di lingkungan Universitas Airlangga;

g. Memungkinkan perpindahan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri lain ke Universitas Airlangga, ataupun sebaliknya.

B. Nilai Kredit dan Beban sks

1. Nilai kredit adalah besarnya beban studi yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk satu semester maupun beban studi untuk menyelesaikan pendidikan. 2. Nilai kredit ditetapkan dengan sks

3. Satu sks bagi mahasiswa adalah kegiatan akademik yang terdiri atas : a. Tatap muka terjadual dengan dosen selama 50 menit

b. Kegiatan tidak terjadual selama satu jam (pekerjaan rumah, penulisan karangan, dan sebagainya)

c. Kegiatan mandiri selama satu jam, misalnya membaca di perpustakaan. BAB III

(14)

13

4. Beban studi program sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat) sks dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) sks yang dijadualkan untuk 8 (delapan) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 8 (delapan) semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester.

C. Indeks Prestasi

1. Dalam sks dikenal adanya dua jenis indeks prestasi yaitu indeks prestasi semester (IPS) dan indeks prestasi kumulatif (IPK)

2. IPS merupakan ukuran keberhasilan mahasiswa dalam menempuh mata kuliah pada satu semester.

3. IPK adalah ukuran keberhasilan mahasiswa yang dihitung mulai awal studi sampai semester terakhir yang telah diikuti.

4. Jumlah sks yang diambil untuk rencana studi bergantung pada indeks prestasi dalam semester sebelumnya. Jumlah sks yang boleh diambil dalam semester berikutnya ditentukan dengan pedoman sebagai berikut :

IP semester lalu Jumlah sks yang boleh diambil

< 2,00 : 15 sks

2,00 – 2.50 : 18 sks

2,51 - 3,00 : 20 sks

> 3 : 24 sks

5. IP ditetapkan dengan menjumlahkan perkalian tiap-tiap sks dengan bobot nilainya kemudian dibagi dengan jumlah sks.

Contoh :

Mata Kuliah sks Nilai Bobot Nilai Perhitungan

1. Hukum Kepegawaian 2 A 4 2 x 4 = 8

2. Hukum Perburuhan 2 AB 3,5 2 x 3,5 = 7

3. Hukum Pidana 4 B 3 4 x 3 = 12

4. Hukum Acara Perdata 4 BC 2,5 4 x 2,5 = 10

5. Hukum Perikatan 4 C 2 4 x 2 = 8

6. Hukum Acara Pidana 4 D 1 4 x 1 = 4

7. Hukum Lingkungan 2 E 0 2 x 0 = 0

22 49

IP = 49 : 22 = 2,23 D. Kurikulum

1. Tahun Akademik Fakultas Hukum Universitas Airlangga terdiri atas dua semester, yaitu Semester Gasal dan Semester Genap

2. Mata kuliah dalam Kurikulum Fakultas Hukum terdiri dari : a.Mata Kuliah Wajib Nasional

b.Mata Kuliah Wajib Fakultas c.Mata Kuliah Wajib Minat Studi d.Mata Kuliah Pilihan Minat Studi

(15)

14

c.Mata Kuliah Wajib Minat Studi Hukum Pemerintahan; dan d.Mata Kuliah Wajib Minat Studi Hukum Internasional. e.Mata Kuliah Wajib Minat Studi Bisnis Syariah

4. Mata kuliah Pilihan Bidang Minat :

a.Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Hukum Bisnis; b.Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Peradilan;

c.Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Hukum Pemerintahan; dan d.Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Hukum Internasional. e.Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Bisnis Syariah

5. Mata Kuliah Wajib Nasional merupakan mata kuliah wajib dalam kurikulum nasional. Mata Kuliah Wajib Nasional, Wajib Fakultas dan Wajib Minat ditawarkan pada Semester Gasal dan Semester Genap, sedangkan Mata Kuliah Pilihan Minat sebagian ditawarkan pada Semester Gasal dan sebagian ditawarkan pada Semester Genap.

6. Mata Kuliah Wajib Fakultas, merupakan mata kuliah yang wajib diprogram oleh semua mahasiswa.

7. Mata Kuliah Wajib Minat Studi, merupakan mata kuliah yang wajib diprogram oleh mahasiswa sesuai dengan pilihan minat studi.

8. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi, merupakan mata kuliah yang dapat diprogram untuk melengkapi jumlah sks minimal 144 dan maksimal 160. Mata kuliah prasyarat harus memperoleh nilai minimal D.

9. Mahasiswa yang gagal memperoleh kredit untuk Mata Kuliah Pilihan, tidak diharuskan memprogram kembali. Mata kuliah tersebut dapat ditinggal dan diganti dengan Mata Kuliah Pilihan yang lain.

10.Pemrograman kembali mata kuliah yang mendapat nilai BC, C, D, dan E dilakukan selambat-lambatnya 4 semester terhitung setelah pemrograman pertama kali. Adapun nilai yang diambil adalah nilai yang terbaik. Mata kuliah yang diulang atau ditempuh kembali, nilai tertinggi yang diperoleh adalah A. 11.Mahasiswa berhak menyatakan Mata Kuliah Pilihan yang pernah diperoleh,

untuk tidak digunakan dalam perhitungan IP Kumulatif. E. Administrasi Sistem Kredit Semester

1. Untuk melaksanakan kegiatan akademik dan administrasi sistem kredit dalam tiap semester diperlukan beberapa tahapan, yaitu:

a. Pendaftaran ulang didahului dengan membayar Biaya Operasional Pendidikan (BOP) sesuai ketentuan peraturan akademik Universitas;

b. Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) / Kartu Perubahan Rencana Studi (KPRS);

c. Perkuliahan dan/atau praktikum; d. Ujian dan pengumuman hasil ujian;

e. Pengadministrasian nilai (penerbitan Kartu Hasil Studi atau KHS).

2. Bagi mahasiswa baru, pendaftaran dilakukan pada awal tahun akademik. Bagi mahasiswa lama pendaftaran ulang dilakukan pada setiap awal semester.

3. Bagi mahasiswa baru pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan Surat Tanda Diterima sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

4. Bagi mahasiswa lama, pendaftaran dilakukan dengan syarat-syarat : a. Tidak melampaui batas akhir masa studi;

b. Tidak dikenai sanksi akademik;

(16)

15

5. Setelah terdaftar, mahasiswa menerima Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).

6. Dengan KTM yang masih berlaku mahasiswa berhak mengikuti semua kegiatan akademik dan menggunakan fasilitas pendidikan yang tersedia.

7. Mahasiswa di bawah bimbingan Dosen Wali/Penasihat Akademik, menyusun rencana studinya dengan beban studi sesuai dengan Indeks Prestasi Semester terakhir.

8. Mahasiswa wajib mengisi KRS melalui cyber campus setelah berkonsultasi dengan Dosen Wali/Penasehat Akademik. Apabila sudah disetujui oleh Dosen Wali/Penasehat Akademik, mahasiswa mencetak KRS sebanyak rangkap 3 (tiga) masing-masing untuk Sub Bagian Pendidikan, Dosen Wali/Penasehat Akademik dan arsip mahasiswa bersangkutan.

9. Bidang minat studi ditentukan sendiri oleh mahasiswa setelah mendapatkan pengarahan Dosen Wali/ Penasihat Akademik.

10.Mahasiswa mencantumkan Mata Kuliah Wajib dan Mata Kuliah Pilihan dalam Kartu Rencana Studi sesuai dengan bidang minat studi yang ditempuhnya. 11.Mahasiswa tidak diperkenankan memprogram mata kuliah yang jadual

kuliahnya bersamaan, jika hal tersebut terjadi maka mata kuliah yang bersamaan tersebut batal.

12.Mata kuliah dengan prasyarat, dapat diprogram jika mata kuliah prasyarat telah lulus, jika mata kuliah prasyarat tidak lulus maka mata kuliah tersebut batal. 13.Mahasiswa dapat merubah KRS dengan persetujuan Dosen Wali/Penasihat

Akademik dengan cara mengisi Kartu Perubahan Rencana Studi (KPRS) melalui cyber campus dalam waktu yang ditetapkan.

14.KPRS hanya dilakukan jika telah mengisi KRS. 15.Mata kuliah yang diprogram tidak dapat dibatalkan.

16.Mahasiswa wajib mematuhi tata tertib dan peraturan yang ditetapkan, demi kelancaran proses belajar mengajar, termasuk tata tertib perkuliahan, praktikum, ujian dan kegiatan yang sah di dalam maupun di luar kampus.

F. Ujian

1. Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian:

a.Menilai penguasaan mahasiswa terhadap bahan/materi yang disajikan dalam suatu mata kuliah;

b.Mengelompokkan mahasiswa ke dalam beberapa kategori berdasarkan kemampuannya, yaitu A, AB, B, BC, C, D, dan E.

2. Ujian dapat dilaksanakan dalam berbagai macam bentuk, antara lain ujian tertulis dalam bentuk karangan atau tes obyektif, ujian lisan, ujian dalam bentuk seminar/skripsi, ujian dalam bentuk pemberian tugas, ta ke home exam. Ujian praktik dapat dilaksanakan dengan cara praktik dan dapat disertai dengan ujian tertulis dan atau lisan. Bentuk ujian tersebut disesuaikan dengan tujuan agar dapat dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu.

3. Pelaksanaan ujian sesuai dengan kalender akademik fakultas.

4. Mahasiswa diperkenankan ikut ujian apabila telah menghadiri paling sedikit 75% dari jumlah perkuliahan dan/atau praktikum.

5. Ujian susulan dapat diselenggarakan atas persetujuan PJMA hanya dengan alasan sakit, menjalankan tugas negara, tugas fakultas, atau tugas universitas. 6. Mahasiswa yang terlambat hadir dengan alasan yang sah diperkenankan

(17)

16

a. menandatangani daftar hadir yang telah disediakan;

b. menunjukkan Kartu Ujian untuk diparaf oleh pengawas ujian; c. menunjukkan KTM yang masih berlaku;

d. mengerjakan soal ujian dengan tenang, jujur dan mandiri; e. menaati semua peraturan dan ketentuan ujian yang berlaku;

f. menaati petunjuk-petunjuk teknis tentang penyelenggaraan ujian yang diberikan pengawas kepadanya;

g. sebelum waktu ujian berakhir, mahasiswa yang meninggalkan tempat meminta persetujuan pengawas terlebih dahulu;

h. menyerahkan lembar jawaban ujian kepada pengawas ujian. 8. Dosen pengawas ujian berwenang:

a. mengatur, menentukan tempat duduk, melakukan presensi peserta ujian; b. menetapkan peralatan ujian yang boleh dibawa oleh peserta ujian ke tempat

duduk;

c. menolak kehadiran seseorang yang tidak terdaftar sebagai peserta ujian; d. mencatat kecurangan yang dilakukan oleh peserta ujian dalam Berita Acara

Pelaksanaan Ujian.

9. Dosen Penanggung Jawab Mata Ajar (PJMA) bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ujian.

G. Penilaian

1. Penilaian dinyatakan dengan huruf :

No Skor Nilai Huruf Bobot

1 75 – 100 A 4

2 70 – 74.9 AB 3,5

3 65 – 69.9 B 3

4 60 – 64.9 BC 2,5

5 55 – 59.9 C 2

6 40 – 54.9 D 1

7 0 – 39.9 E 0

2. Nilai akhir terdiri atas keseluruhan hasil yang diperoleh selama proses belajar mengajar semester yang bersangkutan, yaitu gabungan nilai Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).

3. Komponen yang digunakan dalam menetapkan nilai akhir terdiri dari : a.Nilai tugas;

b.Soft Skill;

c.Nilai ujian tengah semester; d.Nilai ujian akhir semester.

4. PJMA wajib menyerahkan nilai akhir selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah UTS maupun UAS berlangsung.

(18)

17

6. Penilaian hasil studi ditentukan berdasarkan IPS yang merupakan perbandingan/fungsi perkalian antara bobot SKS dengan bobot nilai yang diperoleh dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang ditempuh.

7. Hasil Studi dicatat dalam format Kartu Hasil Studi (KHS) dan/atau dapat diakses melalui sistem informasi elektronik.

8. KHS lembar pertama diberikan kepada mahasiswa untuk digunakan sebagai dasar menyusun rencana studi semester berikutnya.

9. KHS lembar kedua diberikan kepada Dosen Wali / Penasihat Akademik. 10.KHS lembar ketiga dikirimkan kepada orangtua/wali mahasiswa.

11.KHS lembar keempat disimpan sebagai arsip. H. Yudisium, Penggelaran dan Wisuda

1. Mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan Program Sarjana Hukum melalui rapat yudisium dengan syarat sebagai berikut :

a. Telah mengumpulkan kredit minimal 144 sks dan maksimal 160 sks; b. Indeks Prestasi minimal 2.00;

c. Tidak ada nilai E;

d. Nilai D tidak lebih dari 20%.

2. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus, diberikan predikat kelulusan dengan ketentuan sebagai berikut :

No. Predikat Indeks Prestasi

1 Memuaskan 2.00 – 2.75

2 Sangat Memuaskan 2.76 - 3.50

3 Cum Laude/Dengan Pujian 3.51 - 4.00

3. Predikat Cum Laude diberikan dengan syarat masa studi ≤ 8 semester.

4. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam rapat yudisium wajib mengikuti Penggelaran Sarjana Hukum yang dilaksanakan oleh Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

5. Untuk memperoleh ijazah sarjana, mahasiswa wajib mengikuti wisuda. I. Masa Studi

1. Program Sarjana (S1) dapat ditempuh ≤ 8 (delapan) semester dan maksimal 14 (empat belas) semester.

2. Mahasiswa diperkenankan mengambil cuti akademik maksimum dua semester selama masa studi dan tidak berturut-turut.

3. Cuti akademik hanya diberikan kepada mahasiswa yang telah menempuh pendidikan selama empat semester berturut-turut.

4. Selama cuti akademik mahasiswa harus dalam status terdaftar. 5. Cuti akademik tidak diperhitungkan dalam evaluasi masa studi.

6. Mahasiswa dinyatakan gagal studi apabila tidak dapat menyelesaikan program pendidikannya dalam batas waktu maksimal yang ditetapkan.

(19)

18 J. Evaluasi

1. Evaluasi studi dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan rencana studi untuk suatu semester tertentu.

2. Hasil evaluasi studi tergambar dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang dipergunakan sebagai dasar penentuan keberlanjutan studi.

3. Evaluasi periodik dilakukan pada : a. Akhir dua tahun pertama; b. Akhir empat tahun pertama; c. Akhir tahun ketujuh.

4. Pada akhir dua tahun pertama, hasil studi mahasiswa dievaluasi untuk menentukan mahasiswa tersebut diperkenankan melanjutkan studi atau tidak. Mahasiswa dapat melanjutkan studinya jika telah mengumpulkan sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) sks dengan IP kumulatif minimum 2,00 pada akhir empat semester pertama.

5. Pada akhir empat tahun pertama, hasil studi mahasiswa dievaluasi untuk menentukan mahasiswa tersebut diperkenankan melanjutkan studi atau tidak. Mahasiswa dapat melanjutkan studi jika telah mengumpulkan sekurang-kurangnya 80 (delapan puluh) sks dengan IP kumulatif minimum 2,00.

6. Pada akhir tahun ketujuh, hasil studi mahasiswa dievaluasi, bagi mahasiswa yang tidak memperoleh 144 sks dengan IPK minimal 2,00 dinyatakan Gagal Studi. K. Pelanggaran Etika dan Sanksi Akademik

1. Pelanggaran Etika Akademik adalah :

a. Menyontek, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menggunakan atau mencoba meniru/ menyalin berkas ujian mahasiswa lain, menggunakan bahan-bahan informasi atau alat bantu studi lainnya tanpa izin dari pengawas atau dosen penguji;

b. Memalsu, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa tanpa ijin mengganti atau mengubah nilai atau transkrip akademik, ijazah, KTM, tugas-tugas dalam rangka perkuliahan/tutorial/praktikum, surat keterangan, laporan, atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik;

c. Melakukan plagiat, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan sengaja menggunakan kalimat, data atau karya orang lain sebagai karya sendiri (tanpa menyebutkan sumber aslinya) dalam suatu kegiatan akademik;

d. Menyuap, memberi hadiah, dan mengancam, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik;

e. Menggantikan kedudukan orang lain dalam kegiatan akademik, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan orang lain atas kehendak diri sendiri;

f. Menyuruh orang lain menggantikan kedudukan dalam kegiatan akademik, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menyuruh orang lain untuk menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan baik untuk kepentingan sendiri ataupun kepentingan orang lain;

(20)

19

2. Kepada pelaku perbuatan kecurangan akademik dikenakan sanksi : a. Peringatan secara lisan maupun tertulis;

b. Pembatalan atau pengurangan nilai ujian bagi mata kuliah atau kegiatan akademik yang bersangkutan;

c. Tidak lulus mata kuliah atau kegiatan akademik yang bersangkutan; d. Tidak lulus semua mata kuliah pada semester yang sedang berlangsung; e. Tidak diperkenankan mengikuti kegiatan akademik pada kurun waktu

tertentu;

f. Pemecatan atau dikeluarkan dari Universitas Airlangga. 3. Pihak yang mempunyai wewenang memberikan sanksi:

a. Pemberian sanksi terhadap kecurangan akademik huruf a, b dan c ditetapkan oleh Tim Pengajar mata kuliah yang bersangkutan;

b. Pemberian sanksi terhadap kecurangan akademik huruf d ditetapkan oleh Dekan atas usulan Tim Pengajar mata kuliah yang bersangkutan;

(21)

20 A. Umum

A.1. Pengertian

Skripsi (hukum) adalah karya tulis akademik yang disusun oleh mahasiswa berdasarkan penelitian hukum untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum (S1). Skripsi seyogyanya memberikan sumbangan kepada khasanah ilmu pengetahuan berupa pemecahan masalah, atau setidaknya dapat menyajikan diskripsi ilmiah dari suatu objek penelitian, dan bukan merupakan duplikasi/pengulangan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan.

A.2. Pengajuan Rencana Skripsi

1. Mahasiswa telah mengumpulkan 110 sks atau lebih dan telah memprogram pada KRS/KPRS.

2. Mahasiswa mengambil formulir bimbingan skripsi di Sub Bagian Akademik. 3. Formulir yang telah diisi disampaikan kepada Ketua Departemen paling lambat

2 minggu setelah KPRS.

4. Topik Skripsi dapat diajukan lebih dari 1 (satu), dan harus sesuai dengan minat studi pilihan.

5. Ketua Departemen berwenang untuk menyatakan kelayakan topik skripsi, dan meminta perbaikan topik skripsi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sejak formulir diterima.

6. Apabila topik skripsi sesuai dengan mata kuliah wajib maka mahasiswa yang bersangkutan wajib lulus mata kuliah yang bersangkutan.

7. Apabila topik skripsi sesuai dengan mata kuliah pilihan maka mahasiswa yang bersangkutan tidak wajib lulus mata kuliah yang bersangkutan dan selanjutnya diserahkan kepada Ketua Departemen untuk menentukan boleh atau tidaknya mahasiswa yang bersangkutan mengambil topik tersebut.

8. Ketua Departemen berwenang untuk menentukan dosen pembimbing untuk topik yang telah disetujui.

9. Formulir Bimbingan Skripsi yang telah ditandatangani oleh Ketua Departemen disampaikan kepada Koordinator Program Studi oleh mahasiswa yang bersangkutan maksimal 2 (dua) minggu setelah ditandatangani oleh Ketua Departemen.

10.Koordinator Program studi menandatangani formulir dan menyerahkan ke Ketua Departemen melalui kasubag akademik.

A.3. Pembimbingan Skripsi

1. Waktu pembimbingan skripsi minimal 3 (tiga) bulan sejak persetujuan pembimbingan skripsi oleh Koordinator Program Studi.

2. Setiap pembimbingan harus dilengkapi dengan Kartu Kendali yang ditandatangani Dosen Pembimbing.

(22)

21 A.4. Ujian Skripsi

1. Ujian skripsi hanya dapat dilaksanakan setelah pembimbingan berlangsung minimal 3 (tiga) bulan sejak ditandatanganinya persetujuan pembimbing oleh Koordinator Program Studi.

2. Ujian skripsi dihadiri oleh 4 (empat) penguji termasuk pembimbing dan ketua penguji.

3. Apabila anggota penguji (bukan pembimbing) tidak hadir maka Ketua penguji dapat menunjuk dosen lain untuk menggantikan.

4. Ujian skripsi dilaksanakan dalam waktu minimal selama 1 (satu) jam. 5. Penentuan kelulusan berdasarkan pada rapat permusyawaratan penguji. A.5. Batas Waktu

1. Skripsi yang disusun pada semester berjalan, berakhir maksimal pada akhir semester pemrograman, apabila tidak terpenuhi maka nilai skripsi pada KHS diberi kode K. Mahasiswa wajib memprogram kembali melalui KRS/KPRS, tanpa harus memperbarui formulir bimbingan skripsi.

2. Penulisan skripsi maksimal dua semester berturut-turut, apabila tidak terpenuhi maka mahasiswa wajib mengganti topik dan/atau pembimbing.

A.6. Bahan Dan Ukuran

1. Skripsi ditulis di kertas HVS 70 – 80 gram secara satu muka (tidak bolak-balik).

2. Ukuran kertas : A4.

3. Font : Times New Roman, Ukuran: 12.

4. Tulisan yang dicetak pada sampul sama dengan yang terdapat pada halaman judul.

A.7. Kerangka Skripsi

Kerangka skripsi dibagi dalam tiga bagian : bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

A. Bagian awal

1. Halaman judul (bagian luar dan bagian dalam) 2. Kata Pengantar

3. Daftar Isi

4. Daftar Peraturan PerUndang-Undangan 5. Daftar Putusan Pengadilan (kalau ada) 6. Daftar Singkatan (kalau ada)

B. Bagian isi Bab Pendahuluan

1. Latar Belakang (relevan dengan masalah) 2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Penelitian 4. Manfaat Penelitian 5. Metode:

a. Tipe Penelitian Hukum

(23)

22 b. Pendekatan (approach)

Misal: Statute approach, case approach, historical approach, conceptual approach, comparative approach

c. Sumber bahan hukum (legal sources)

- bahan hukum primer (misal: Undang-Undang, Perda, Putusan Pengadilan);

- bahan hukum sekunder (misal: jurnal hukum, buku hukum) d. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum

e. Analisis Bahan Hukum 6. Pertanggungjawaban Sistematika

Berisi argumentasi tentang sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi. Pertanggungjawaban sistematika tidak hanya sekedar memindahkan daftar isi namun masing-masing bab dan sub bab harus diberikan pertanggungjawaban.

Bab Uraian

Pembagian bab tergantung dari jumlah permasalahan. Apabila permasalahannya dua maka permasalahan pertama dibahas dalam bab 2 sedangkan permasalahan kedua dibahas dalam bab 3 dan seterusnya.

Pembagian bab dan sub bab tidak terlepas dari pendekatan (approach) yang digunakan.

Bab Penutup 1. Kesimpulan

Kesimpulan harus merupakan jawaban dari masalah. 2. Saran.

Saran merupakan rekomendasi yang bersifat operasional terhadap kesimpulan.

Bagian Akhir

1. Daftar Bacaan 2. Lampiran (jika ada)

A.8. Judul Skripsi

Judul skripsi harus merupakan rangkaian dua proposisi atau lebih dan minimal mengandung satu konsep hukum.

Contoh:

Rumusan judul skripsi yang tidak tepat: 1. Hukum Pidana Ekonomi

2. PHK di PT LANCAR JAYA Surabaya

3. Perubahan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah 4. Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung.

Rumusan judul skripsi yang tepat :

1. Aspek Penegakan Hukum dalam Tindak Pidana Ekonomi

(24)

23

3. Implikasi Yuridis atas Perubahan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

4. Wewenang KPUD dalam Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung Catatan:

Perhatikan keserasian atau konsistensi antara judul, rumusan masalah, serta penarikan kesimpulan.

B. Tata Cara Penulisan B.1. Pengetikan

1. Jenis atau bentuk huruf : Times New Roman dengan ukuran 12. 2. Jarak antar baris: 2 (dua) spasi.

3. Batas tepi.

Diukur dari tepi kertas sebagai berikut: a. Batas tepi atas : 4 cm

b. Batas tepi bawah : 3 cm c. Batas tepi kiri : 4 cm d. Batas tepi kanan : 3 cm 4. Pengisian ruangan.

Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh mulai dari batas tepi kiri sampai batas tepi kanan, jangan ada ruangan kosong, kecuali alinea baru, sub judul atau hal-hal khusus.

5. Alinea baru.

Dimulai 1 (satu) centimeter dari marjin kiri. 6. Judul, sub judul, sub sub judul, dan lain-lain

a. Judul Bab harus ditulis dengan huruf besar (kapital), dicetak tebak, semua diatur simetris dimulai pada batas tepi atas, tanpa diakhiri titik.

b. Sub judul diketik mulai pada batas tepi kiri, semua kata dimulai dengan huruf besar (kapital), kecuali kata penghubung atau kata depan, tidak diakhiri dengan titik, dicetak tebal.

Kalimat pertama sesudah Sub Judul dimulai dengan alinea baru.

c. Sub sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri, hanya huruf pertama saja menggunakan huruf besar (kapital), tanpa diakhiri titik, dicetak tebal.

Kalimat pertama sesudah sub sub judul dimulai dengan alinea baru. 7. Perincian ke bawah

Jika ada perincian yang harus disusun ke bawah, dipakai nomor urut dengan angka atau huruf sesuai dengan derajat perincian. Penggunaan tanda selain angka dan huruf tidak dibenarkan.

8. Huruf miring

Huruf miring digunakan untuk:

a. Penekanan sebuah kata atau kalimat b. Menyatakan kata atau frasa asing. B.2. Penomoran

1. Dua halaman judul dihitung, tetapi tidak diberi nomor.

(25)

24

3. Halaman-halaman berikutnya (mulai Pendahuluan) diberi nomor urut angka (1, 2, 3, dan seterusnya) ditulis di sudut atas kanan, dua spasi di atas teks, kecuali pada halaman bab.

4. Nomor halaman tiap-tiap bab ditulis dengan angka Arab di bagian bawah tengah halaman, dua spasi di bawah teks.

5. Tiap-tiap bab diberi nomor urut angka Romawi besar (I, II, III, dan seterusnya) di atas judul bab. Pendahuluan dijadikan Bab I.

B.3. Kutipan

1. Kutipan langsung

a. Harus sama dengan aslinya baik mengenai susunan kata-katanya, ejaannya, maupun tanda-tanda bacanya.

b. Jika panjangnya kurang dari lima baris, pengetikannya diintegrasikan dalam teks/naskah dengan dua spasi dan diberi tanda kutip pada awal dan akhir kutipan.

Contoh :

Actio Pauliana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1341 KUHPerdata diatur pula dalam Undang-Undang Kepailitan : ”actio pauliana di dalam UUK merupakan ketentuan yang lazim ada pada bankruptcy law dari banyak negara. Pencantuman ketentuan ini, yang dikenal pula dengan nama ’claw back provision’ ,didalam Undang-Undang Kepailitan sangat perlu.”1

c. Jika panjangnya lima baris atau lebih menggunakan spasi satu tanpa tanda kutip pada awal dan akhir kutipan, dimulai setelah 1,5 cm dari batas tepi kiri. Jarak antara kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih dan teks adalah dua spasi.

Contoh :

Berdasarkan ajaran perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad) jika ternyata terbukti Direksi tidak menjalan kewajibannya secara pantas (kennelijk onbehoorlijk taakvervulling) dan akibat dari kelalaiannya itu menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pihak yang dirugikan berhak menuntut anggota Direksi secara pribadi sebagai pihak yang telah melakukan perbuatan melawan hukum, yang menurut hukum Indonesia berdasarkan pasal 1365 KUH Perdata (di Negara Belanda Pasal 1639 N.B.W.)17

d. Apabila dalam kutipan perlu dihilangkan beberapa bagian dari kalimat, maka pada bagian yang dihilangkan diganti 3 titik.

Contoh:

“… program restrukturisasi kredit perbankan yang dilaksanakan selama ini … berkaitan dengan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan bank.”

e. Kalau dari suatu kutipan yang dihilangkan itu langsung sampai pada akhir kalimat, maka diganti dengan 4 titik.

Contoh:

“Permohonan pengesahan dana pensiun diajukan oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa ….”

f. Titik 4 juga digunakan jika yang dihilangkan bagian awal kalimat berikutnya atau lebih.

Contoh:

(26)

25

g. Kalau perlu disisipkan sesuatu ke dalam kutipan, dipergunakan tanda kurung besar [ …].

Contoh:

Bentuk utang pajak tagihan yang lahir dari Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 [sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1999]. (Pertimbangan Putusan No. 015K/N/1999 tanggal 4 Juli 1999)

h. Kutipan yang panjangnya kurang dari lima baris terdapat tanda kutip (dua koma), maka tanda kutip itu diubah menjadi tanda kutip satu koma.

Contoh:

Ketentuan mengenai actio pauliana di dalam UUK merupakan ketentuan yang lazim ada pada bankruptcy law dari banyak negara. Pencantuman ketentuan ini, yang dikenal pula dengan nama “claw back provision” , didalam Undang-Undang Kepailitan sangat perlu.

Jika dikutip maka pengetikannya seperti berikut ini:

”Ketentuan mengenai actio pauliana di dalam UUK merupakan ketentuan yang lazim ada pada bankruptcy law dari banyak negara. Pencantuman ketentuan ini, yang dikenal pula dengan nama ’claw back provision’ , didalam Undang-Undang Kepailitan sangat perlu.”

i. Kata-kata yang tidak bergaris dalam aslinya, tetapi oleh pengutip dianggap perlu diberi garis, dibubuhi catatan langsung di belakang bagian yang diberi garis di antara tanda kurung besar.

Contoh :

“Dalam hal seperti itu, ternyata Presiden sama sekali tidak [garis miring dari penulis] mempunyai pengaruh apa-apa”.

Cara ini berlaku bagi setiap perubahan dan tambahan terhadap bentuk asli bahan yang dikutip.

j. Tiap-tiap kutipan diberi nomor kutipan pada akhir kutipan. Nomor diketik setengah spasi di atas baris kalimat, langsung sesudah akhir kutipan. Nomor kutipan berurut sampai bab terakhir, tidak dibubuhi titik, tanda kurung, dan lain-lain.

2. Kutipan tidak langsung (parafrasa)

a. “Paraphrase” (parafrase) adalah “a restatement of the sense of a text or

passage in other words, as for clearness; afree rendering or translation, as

of a passafe ….” ( tulis dalam catatan kaki : lihat The New Grolier Webster

International Dictionary. Vol II, 1976, h. 668). Yang diutamakan dalam kutipan tidak langsung adalah semata-mata isi, maksud, atau jiwa kutipan bukan cara dan bentuk kutipan.

b. Pada kutipan tidak langsung harus dicantumkan nomor kutipan dan sumber kutipan yang dimuat dalam footnote dengan nomor yang sama.

B.4. F ootnote (Catatan Kaki)

1. Footnote adalah catatan di kaki halaman untuk menyatakan sumber, pendapat, fakta, atau ikhtisar atau suatu kutipan dan dapat juga berisi komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam teks.

2. Sesuai dengan namanya, footnote ditempatkan di kaki halaman, yaitu :

(27)

26

b. Pada jarak dua spasi di bawah teks baris kalimat terakhir ditarik garis pemisah mulai dari batas margin kiri sampai margin kanan;

c. Footnote pertama pada halaman yang bersangkutan juga ditempatkan pada jarak dua spasi dibawah garis pemisah;

d. Nomor-nomor footnote disusun berurutan mulai nomor satu sampai nomor terakhir (nomor footnote pertama dalam bab berikutnya adalah lanjutan nomor footnote terakhir bab sebelumnya), tanpa titik, tanpa kurung, dan lain-lain.

3. Tiap-tiap nomor footnote ditempatkan setengah spasi di atas baris pertama tanpa dibubuhi titik, tanda kurung, dan lain-lain, tetapi langsung diikuti huruf pertama dalam footnote (tanpa diselingi satu pukulan ketik).

4. Tiap-tiap footnote diketik berspasi satu dan dimulai sesudah 1,5 cm dari batas tepi kiri. Baris kedua dan seterusnya dari suatu footnote dimulai pada batas tepi kiri.

5. Kalau suatu footnote terdiri atas dua alinea atau lebih, maka tiap-tiap alinea disusun seperti petunjuk di atas ini.

6. Jarak antara tiap-tiap footnote adalah dua spasi. B.5. Bentuk-Bentuk F ootnote

Berikut ini diuraikan bentuk-bentuk dan contoh-contoh footnote untuk sumber kutipan dari buku, makalah, surat kabar, karya yang tidak diterbitkan, wawancara, ensiklopedi, internet, dan lain-lain.

1. B u k u

Yang dicantumkan berturut-turut adalah nomor footnote nama pengarang (nama kecil atau nama depan, nama tengah/initial untuk orang barat umumnya, dan nama akhir atau nama keluarga), judul buku, jilid, cetakan, edisi, penerbit, tempat diterbitkan, tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip. Judul buku diberi garis atau dicetak miring jilid atau dicetak tebal. a. Satu orang pengarang :

1

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta, 2005. h. 15

2

Lon L. Fuller, Jurisprudence, The Foundation Press, Mineloa, New York, 1949, h. 14.

b. Dua atau tiga orang pengarang:

3

Judit-Anne Mackenzie dan Mary Phillips, Textbook on Land Law, 9 th edition, Oxford University Press, 2002, h. 14.

4

Leon Boim, Glenn G. Morgan, dan Aleksander W. Rudzinski, Legal Controles in the Soviet Union, A.W. Sijthoff, Leiden, 1966, h. 302. c. Lebih dari tiga orang pengarang, hanya nama pengarang, pertama yang

dicantumkan diikuti et al.,

5

Haanappel, Peter, at al, The Civil Code Of The Netherlands Antilles And Aruba, Kluwer Law International, 2002

6

Padmo Wahyono et al., Kerangka Landasan Pembangunan Hukum, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1989, h. 37

d. Editor/penyunting/penghimpun.

7

(28)

27 e. Lembaga atau Badan :

8

Sekretariat Negara Republik Indonesia, Konferensi Tingkat Tinggi Asean, Bali 23–25 Pebruari 1976, h. 85.

9

Badan Pembinaan Hukum Nasional, Lokakarya Sistem Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan, Binacipta, Bandung, 1977, h. 51.

f. Terjemahan :

10

F.J.H.M. van der Ven, Pengantar Hukum Kerja, Cet. II, (terjemahan Sridadi), Kanisius, Yogyakarta, 1969, h. 61.

g. Mengutip dari bahan yang dikutip: penulis yang langsung dikutip dicantumkan lebih dahulu, kemudian penulis asli :

The Guidance of Learning Activities, D. Appleton-Century Company, New York, 1952, h. 186, dikutip dari Ernest Hilgard, Theories of Learning, Appleton, New York, 1948, h. 37.

h. Kumpulan karangan :

12John Stanner, “Family Relationships in Malaysia”, dalam David

C. Buxbaum (ed), Family Law and Customary Law in Asia: A Contemporary Legal Perspective, Martinus Nijhoff, The Haque, 1968, h. 202.

2. Majalah

Yang dicantumkan berturut-turut : nama penulis (seperti pada buku), judul tulisan di antara kutip, nama majalah (diberi bergaris, cetak miring atau cetak tebal), nomor, tahun majalah dalam angka Romawi (kalau ada), bulan dan tahun penerbitan, penerbit, tempat penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip.

13Oemar Seno Adji, “Perkembangan Delik Khusus dalam Masyarakat

yang Mengalami Modernisasi”, Hukum dan Pembangunan, No. 2 Th. X, Maret 1980, h. 113.

Kalau tidak diketahui nama pengarang suatu artikel dalam majalah, maka nama pengarang ditiadakan, jadi footnote dimulai dengan judul karangan.

14”Sekolah

-sekolah di Yogyakarta”, Suara Guru II, September 1957, h. 18, 19, 21.

3. Surat Kabar

15Lim, “Sudah Tiba Waktunya Hukum Intergentil Ditinggalkan sebagai

Mata Kuliah”, Kompas, 28 Agustus, 1979, h. III.

Artikel koran online hanya boleh dikutip ketika tidak terdapat artikel yang sama pada edisi cetaknya dengan ketentuan sebagai berikut:

Tempat penerbitan diganti dengan ‘(online)’;

Halaman kutipan harus disebutkan jika artikel online tersebut memiliki halaman; dan URL harus dicantumkan setelah tanggal penerbitan (bukan tanggal akses) atau halaman kutipan jika ada.

11Fajar Pratama, ‘Akankah Politikus KMP Hadiri Rapat DPR

(29)

28 Investasi, Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya, 2003, h. 44.

5. Pidato Pengukuhan Guru Besar

17

Rudhi Prasetya, Perseroan Terbatas sebagai Wahana Membahagiakan dan Menestapakan, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, Tgl._, h._. 6. Wawancara

17

Wawancara dengan Ketua Pengadilan Negeri Surabaya, Tempat, Tgl. 16 Juni 1980.

7. Tulisan dalam ensiklopedi

Nama penulis diketahui atau tidak diketahui

18Erwin N. Griswold, “Legal Educatioan”,

Encyclopedia Americana XVII, Penerbit, tempat diterbitkan, 1977, h. 164.

19”Interpellation”,

Encyclopedia Britannica XII, 1955, h. 534. 8. Peraturan Perundang-undangan

20

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587), Ps. 4.

21

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3741), Ps. 7.

9. Internet

22Lim, “Su

dah Tiba Waktunya Hukum Intergentil Ditinggalkan sebagai Mata Kuliah”, www.hukumonline.com, 1 Desember 2007, h. 2, dikunjungi pada tanggal 7 Desember 2007.

10.Artikel dalam Jurnal

12Steven Rares, ‘An International Co

nvention on Off-Shore Hydrocarbon Leaks?’, Australian and New Zealand Maritime Law Journal, Vol 26, No 10, 2012, h 12.

13Simon Marsden, ‘Regulatory Reform of Australia’s Offshore Oil and

Gas Sector After the Montrara Commission of Inquiry: What About Transboundary Environmental Impact Assessment?’, Flinders Law Journal, Vol 15, No 41, 2013, h 45.

(30)

29

14Kate Lewins, ‘What’s the Trade Practices Act Got to Do with It?

Section 74 and Towage Contracts in Australia’, eLaw Journal: Murdoch University Electronic Journal of Law, No 13, Isu 1, 2006, h 62 <https://elaw.murdoch.edu.au/archives/issues/2006/1/eLaw_Lewins_13_2006_ 05.pdf>.

B.6. Mempersingkat F ootnote (pengulangan)

Kalau suatu sumber sudah pernah dicantumkan lengkap dalam footnote, maka footnote itu selanjutnya dapat dipersingkat dengan menggunakan ibid., op.cit., dan loc.cit.

1. Ibid

Ibid, kependekan dari ibidem, artinya “pada tempat yang sama”

Dipakai apabila kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahului (tidak disela oleh sumber lain), meskipun antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman.

Ibid, tanpa nomor halaman dipakai, jika bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang sama. Jika bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang berbeda, maka digunakan ibid, dengan nomor halaman yang berbeda.

Contoh:

1.

Dedi Soemardi, Sumber-Sumber Hukum Positif, Alumni, Bandung, 1980, h. 10.

2. Ibid. 3.

Ibid, h. 34.

Ibid, tidak boleh dipakai, jika diantara dua sumber terdapat sumber lain. Dalam hal ini dipakai op.cit. atau loc.cit.

2. Op.Cit.

Op.cit. kependekan dari dari opere citato, artinya “dalam karya yang telah disebut”

Dipakai untuk menunjuk kepada sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap, tetapi telah diselingi oleh sumber lain.

Pemakaian op.cit. harus diikuti nomor halaman yang berbeda.

Kalau dari seorang penulis telah disebut dua macam buku atau lebih, maka untuk menghindarkan kekeliruan harus dijelaskan buku mana yang dimaksud dengan mencantumkan nama penulis diikuti angka Romawi besar I, II, dan seterusnya pada footnote sesudah tahun penerbitan di antara dua tanda kurung. Contoh:

17

Sudargo Gautama, Hukum Agraria Antar Golongan, Alumni, Bandung, 1973 (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama I), h. 131.

18

Sudargo Gautama, Masalah Agraria, berikut Peraturan-peraturan dan Contoh-contoh, Cet. II, Alumni, Bandung, 1973 (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama II), h. 98.

19

(31)

30

Loc.cit. kependekan dari loco citato, artinya “pada tempat yang telah disebut”, Digunakan kalau menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap, tetapi telah diselingi oleh sumber lain.

Contoh:

1

Komar Kantaatmadja, Hukum Perusahaan Bagi Perusahaan-perusahaan Asing, Tarsito, Bandung, 1984, h.45.

2

R.M. Suryodiningrat, Azas-azas Hukum Perikatan, Tarsito, Bandung, 1982, h.59.

3

Kantaatmadja, Loc.Cit.

4

Suryodiningrat, Loc.Cit.

4. Contoh pemakaian Ibid, Op.Cit., dan Loc.Cit. dalam rangkaian footnote

21

Kuntjoro Porbopranoto, Beberapa Cata tan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara, Cet. II, Alumni, Bandung, 1978, h. 86.

22

Ibid. (berarti : juga dari h. 86)

23

Ibid, h. 90. (halamannya berbeda)

24

Michael P. Barber, P ublic Administration, Macdonald & Evans, London, 1972, h. 212.

25

E. Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Cet. IV, Ichtiar, Jakarta, 1960, h. 178.

26

Michael P. Barber, Op.Cit., hal. 215. (halamannya berbeda)

27

Utrecht, Loc.Cit. (berarti : juga dari h. 178)

B.7. Daftar Bacaan

1. Pada bagian akhir skripsi dicantumkan Daftar Bacaan. Jangan menggunakan Daftar Buku, Kepustakaan, Daftar Pustaka, dan lain-lain, karena Daftar Bacaan mencakup semua bahan yang dibaca dalam kegiatan penyusunan skripsi. Di dalamnya sudah termasuk buku, surat kabar, brosur, kamus, dan sebagainya. 2. Bentuk daftar bacaan hampir sama dengan bentuk footnote, tetapi ada perbedaan

pengetikan sebagai berikut :

a. Nama pengarang mulai diketik pada garis margin, sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai setelah 1,02 cm dari garis margin, dengan spasi satu. b. Antara dua sumber dikosongkan dua spasi;

c. Nomor halaman tidak ada;

(32)

31

Fuller, Lon L., Jurisprudence, The Foundation Press, Mineola, New York, 1949.

Gautama, Sudargo, Hukum Agraria Antar Golongan, Alumni, Bandung, 1973.

Poerbopranoto, Kuntjoro, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara, Cet. II, Alumni, Bandung, 1978. e. Kalau sebuah karya ditulis oleh dua atau tiga orang, maka hanya nama

pengarang yang pertama yang disusun seperti uraian huruf d. Nama penulis kedua dan ketiga ditulis biasa seperti pada footnote. Kalau penulis berjumlah lebih dari tiga orang, maka hanya penulis pertama yang disusun seperti di atas ditambah et.al., seperti pada footnote;

f. Apabila dalam daftar bacaan terdapat dua karya atau lebih yang ditulis oleh seorang ahli, maka untuk karya kedua dan seterusnya sebagai pengganti nama penulis dicantumkan garis sepanjang 1,78 (jadi nama penulis tidak perlu diulang);

g. Jika sumber dalam daftar bacaan banyak dan bermacam-macam (buku, majalah, surat kabar, brosur, dan lain-lain), maka sumber-sumber tersebut dikelompokkan dan tiap-tiap kelompok juga disusun menurut abjad.

B.8. Bahasa

1. Bentuk kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama atau orang kedua (saya, kami, kita, engkau dan lain-lain). Dalam penyajian ucapan terima kasih pada pengantar, saya dapat diganti dengan penulis.

2. Isi (Kata) Pengantar mengenai substansi skripsi tidak perlu merendah secara berlebihan supaya tidak timbul kesan pada pembaca bahwa skripsi Anda kurang berkualitas. Kata Pengantar dapat dipergunakan untuk menyampaikan kesan, pesan, ucapan yang bersifat personal tetapi harus dituliskan dengan gaya bahasa formal.

3. Tidak dibenarkan menggunakan : a. Kalimat panjang.

b. Kata-kata ”….dimana….”….yang mana….”, ”….sejauh mana…”....oleh karena mana....” dan kata semacam itu.

4. Istilah yang dipakai istilah Indonesia atau yang sudah di-Indonesia-kan, jika terpaksa harus memakai istilah asing digunakan huruf italic atau dicetak miring. 5. Penggunaan kata penghubung, kata depan, awalan, akhiran dan tanda baca

secara tepat, antara lain :

a. Tidak membutuhkan koma untuk kata “bahwa”, “karena”, “sebab”, “supaya.” ;

b. Membutuhkan koma sebelum kata “akan tetapi”, “tetapi”, melainkan”, “maka”;

c. Membutuhkan koma sebelum dan setelah kata “misalnya”, “contohnya“, “ialah” ;

(33)

32 B.9. Hal-Hal Lain

1. Gelar, pangkat, dan sebagainya seperti Prof., Mr., S.H., Dr., dan atribut-atribut lain semacam itu terutama dalam footnote dan daftar bacaan tidak boleh dicantumkan. Perkecualian hanya dalam Kata Pengantar yang berisi pernyataan terima kasih (acknowledgments), dan dengan alasan-alasan tertentu, dalam teks. 2. Daftar Singkatan

Dalam daftar singkatan berikut ini dimasukkan juga singkatan-singkatan yang belum biasa digunakan oleh para penulis Indonesia, tetapi yang perlu diketahui untuk memahami tulisan-tulisan dalam bahasa asing, khususnya bahasa Inggris.

anon

anoniem, tanpa nama (t.n.); no name (n.n.) di atas, di muka, supra

among others, antara lain (a.l.); inter alia (i.a) dalam hal ini (dhi.)

article(s); aya(-ayat)

circa, kira-kira, sekitar (ttg. Tahun) confer, bandingkan (bdk)

chapter(s), bab (-bab)

colum(s), kolom (-kolom); lajur (-lajur) continued, bersambung

casu quo, dalam perkara/kejadian ybs

cum suis, dan kawan-kawan (dkk.); et alii (et al) definition, definisi, batasan

dissertation, disertasi editor(s), penyunting, editor

exempli gratia, umpama (ump.), misal (mis.) et alii, dan kawan-kawan (dkk.); cum suis (c.s.) etcetera, dan lain-lain (dll.)

et sequentia, dan selanjutnya dan seterusnya (dst.); lihat f. following (page, halaman berikutnya; following (pages)), halaman-halaman berikutnya

figure(s), gambar (-gambar) halaman

inter alia, antara lain (a.l.); among others (a.o). ibidem, pada tempat yang sama

idem, sama (tentang orang)

id est, yaitu, yakni, ialah; that is, namely, viz dibawah; post

juncties, berhubungan dengan (jamak) juncto, berhubungan dengan (tunggal) line(s), baris (-baris)

loco citato, pada tempat yang telah disebut/dikutip

nota bene, harap diperhatikan; let well; post scriptum (P.S. umumnya pada surat)

no date, tanpa tanggal (t.t) atau tahun penerbitan nomen nisco, tanpa nama (t.n.); anou

numero(s), nomor (-nomor), no.

(34)

33

tersebar dalam suatu karya di bawah; infra

post. Scriptum, catatan akhir

qualitate qua, dalam kedudukan (kualitas) sebagai wakil pada hal tidak

respectively, berturut-turut section(s), pasal (-pasal) series, jilid, volume(s), vol(s) memang begitu dalam naskah asli di atas, ante

volume (sj. Jilid, series (ser))

3. Dengan pengetikan menggunakan computer (bukan mesin ketik manual), perlu diperhatikan antara lain:

a. Garis bawah dihilangkan dan diganti dengan huruf tebal atau cetak miring; b. Garis pemisah antara naskah dengan footnote tidak memanjang memenuhi

lebar naskah, melainkan sesuai dengan format komputer.

C. Pembimbing

C.1. Dosen Pembimbing

Syarat umum bagi seorang dosen untuk bertindak sebagai pembimbing adalah: 1. Dosen tetap;

2. Mengasuh mata kuliah yang berkaitan, sesuai dengan SK Dekan;

3. Ditandatangani oleh Koordinator Program Studi dan ditetapkan oleh Wakil Dekan I;

4. Dekan dapat menyetujui dosen di luar persyaratan umum melalui pertimbangan-pertimbangan akademis.

C.2. Beban Dan Tanggung Jawab Pembimbing

1. Dosen Pembimbing wajib menyediakan waktu, tenaga dan perhatian yang cukup kepada mahasiswa dengan mempertimbangkan kesempatan masing-masing, agar proses pembimbingan skripsi efektif dan efisien.

2. Jumlah mahasiswa yang dibimbing maksimal 10 (sepuluh) orang tiap semester.

3. Untuk pemerataan beban kerja dosen, Koordinator Program Studi mempunyai wewenang untuk mengatur jumlah bimbingan bagi dosen di Departemen yang bersangkutan.

(35)

34 C.3. Penggantian Dosen Pembimbing

Pembimbing tidak dapat melanjutkan tugas pembimbingan karena beberapa alasan :

1. Kesehatan;

2. Tugas Fakultas melampaui batas waktu penyusunan skripsi; 3. Perbedaan pendapat yang cukup mendasar dengan mahasiswa.

Apabila hal tersebut terjadi, pembimbing atau mahasiswa harus memberitahukan secara tertulis kepada Koordinator Program Studi . Koordinator Program Studi menetapkan pembimbing baru secara langsung atau dengan mempertimbangkan usul mahasiswa.

D. Pengujian

D.1. Prosedur Administrasi

1. Ujian skripsi dilakukan minimal 3 (tiga) bulan dihitung sejak tanggal formulir permohonan mengikuti program skripsi ditandatangani Dekan u.p. Wakil Dekan I.

2. Ujian skripsi dilaksanakan maksimal 2 (dua) minggu setelah ujian akhir semester.

3. Ujian skripsi dapat dilaksanakan apabila mahasiswa telah lulus English Language Proficiency Test(ELPT) dari Pinlabs Unair dengan nilai minimal 450. 4. Skripsi yang telah selesai disusun, diperbanyak, dan ditandatangani oleh pembimbing sebelum diteruskan ke SBAK untuk diproses guna pelaksanaan ujian skripsi minimal 7 (tujuh) hari kalender sebelum waktu ujian berlangsung. 5. Dosen Pembimbing mengajukan surat pemberitahuan disertai usulan satu nama

dosen penguji kepada Ketua Departemen untuk pelaksanaan ujian skripsi. 6. Ketua Departemen menunjuk Ketua Penguji dan dua orang penguji termasuk

dosen Pembimbing sebagai Tim Penguji.

7. Ketua Departemen mengajukan surat pemberitahuan kepada Dekan u.p. Wakil Dekan I untuk melaksanakan ujian skripsi terhadap mahasiswa yang bersangkutan, termasuk tentang susunan tim penguji dan judul skripsi.

8. Berdasarkan surat dari Ketua Departemen, Wakil Dekan I menerbitkan surat pemberitahuan ujian skripsi ditujukan kepada mahasiswa yang bersangkutan dengan tembusan panitia penguji yang terdiri atas 4 (empat) orang penguji. 9. Pada waktu ujian skripsi yang telah ditentukan, Subag Akademik menyiapkan

berita acara ujian skripsi dan diserahkan pada saat ujian akan berlangsung. 10.Berita Acara Ujian skripsi disimpan oleh Ketua Panitia Penguji atau Ketua/

Sekretaris Departemen hingga mahasiswa menyelesaikan revisi dan penjilidan skripsi.

11.Berita Acara Ujian setelah diisi dan ditandatangani oleh Tim Penguji diserahkan ke Subag Akademik dalam rangkap 5 (lima) lembar :

a. Masuk ke berkas mahasiswa yang bersangkutan; b. Dikirim ke Bagian Komputasi;

c. Dikirim ke Bagian Keuangan; d. Arsip Dosen Penguji; dan e. Arsip Dosen Pembimbing.

(36)

35 c. Arsip Ketua Panitia Penguji; d. Arsip Pembimbing;

e. Arsip yang bersangkutan;

f. Arsip Bagian Keuangan (bagi yang memperoleh bantuan dana penulisan skripsi).

D.2. Penguji

1. Untuk pelaksanaan ujian skripsi, dibentuk tim penguji yang terdiri atas ketua dan anggota. Pembimbing tidak diperbolehkan menjadi ketua penguji. Tim penguji diusulkan oleh Koordinator Program Studi kepada Wakil Dekan I. 2. Syarat penguji sama dengan syarat dosen pembimbing, dengan perkecualian

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akademis, Dekan dapat menetapkan lain dari ketentuan tersebut.

3. Jumlah Penguji 4 (empat) orang termasuk pembimbing.

4. Penetapan penguji oleh Koordinator Program Studi didasarkan pada: a. Bidang keahlian yang sesuai dengan skripsi.

b. Pemerataan kesempatan menguji. D.3. Pelaksanaan Ujian

1. Waktu ujian minimal 60 menit.

2. Ujian dihadiri oleh 4 (empat) orang penguji. Ujian yang dilaksanakan kurang dari 4 (empat) orang penguji dinyatakan batal.

3. Ujian bersifat open book.

4. Mahasiswa mempunyai hak untuk menempuh ujian skripsi maksimal 2 (dua) semester terhitung mulai tanggal penyelesaian penulisan skripsi selama masa studinya masih memungkinkan. Apabila masa studinya kurang dari waktu tersebut, maka sisa masa studinya menjadi batas waktu dalam menggunakan hak untuk menempuh ujian.

5. Kecurangan dalam ujian pada hakikatnya merupakan kecurangan dalam penulisan skripsi, yang bentuknya antara lain:

a. mengutipan dari sumber tertentu tetapi tidak benar; b. plagiat sebagian atau seluruhnya.

Jika kecurangan tersebut ditemukan selama ujian berlangsung, maka ujian dibatalkan dan mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan tidak lulus yng dimuat dalam berita acara ujian. Mahasiswa diwajibkan menyusun skripsi baru. Apabila kecurangan tersebut diketahui oleh siapapun setelah mahasiswa dinyatakan lulus, maka sanksinya ditetapkan oleh Rektor berdasarkan laporan Dekan. D.4. Penilaian

1. Batas penilaian di antara angka 0 sampai dengan 100 2. Penilaian meliputi:

a. Teknis Penulisan

Penilaian teknis adalah penilaian terhadap cara/teknik penyusunan skripsi dalam arti kesesuaian dengan Buku Pedoman.

Bobot penilaian teknis sebesar 20%. b. Materi

Referensi

Dokumen terkait

formulir pendafataran yang telah disediakan di website fakultas dan/atau program studi masing-masing. Formulir pendaftaran dapat diperbanyak oleh calon mahasiswa

Program Studi S1 Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan UGM saat ini menerapkan Kurikulum Berbasis Luaran (outcome based education = OBE) yang secara detail dicantumkan

Buku Pedoman ini memuat berbagai informasi dan penjelasan terkait dengan FKG yang meliputi organisasi fakultas, program pendidikan Kedokteran Gigi, standar

1) Menghadiri acara pembukaan dan penutupan kegiatan PPL dari Fakultas Tarbiyah IAINU Tuban. 2) Berkoordinasi dengan Pimpinan Sekolah/madrasah merencanakan kegiatan PPL untuk

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Buku Panduan Pendidikan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Tahun

(3) Setiap mahasiswa yang menghina dan/atau mencemarkan nama baik pimpinan universitas, fakultas, program studi, lembaga, unit, dosen, dan/ atau karyawan di dalam atau di luar

Buku Pedoman Akademik Fakultas Kelautan dan Perikanan UNUD Buku Pedoman Akademik Fakultas Kelautan dan Perikanan UNUD halaman 2 Untuk alasan yang lebih spesifik pula,

DAFTAR ISI Profil DTAP 1 Staf pengajar Staf administrasi Denah dan fasilitas Kegiatan mahasiswa Info UGM 15 Info Fakultas Teknik Unit Kegiatan Mahasiswa Fasilitas Universitas Info