REDESAIN DAN ANALISIS PELAT LANTAI BETON
PRATEGANG POST TENSION PELAT LANTAI DAK PADA
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SERBA GUNA (DOME)
AKADEMI PARIWISATA MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Penyelesaian Pendidikan Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh:
RICHARD EFFENDI SITUMEANG 12 0424 005
BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Redesain dan Analisis Pelat Lantai Beton
Prategang Post Tension Pelat Lantai Dak Pada
Proyek Pembangunan Gedung Serba Guna (Dome)
Akademi Pariwisata Medan
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil
Dikerjakan Oleh:
RICHARD EFFENDI SITUMEANG 12 0424 005
Pembimbing:
Ir. Sanci Barus, MT. NIP. 19520901 198112 1 001
Penguji I Penguji II
Ir. Torang Sitorus, MT. Rahmi Karolina, ST.,MT. NIP. 19571002 198601 1 001 NIP. 19820318 200812 2 001
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Richard Effendi Situmeang NIM : 12 0424 005
Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir saya ini dengan judul “Redesain dan Analisis Pelat Lantai Beton Prategang Post Tension Pelat Lantai Dak Pada Proyek Pembangunan Gedung Serba Guna (Dome) Akademi Pariwisata Medan” bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terhadap plagiat dalam Tugas Akhir saya tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian pernyataan ini saya perbuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Medan, Mei 2016 Penyusun,
ABSTRAK
Perkembangan dunia pendidikan yang dari masa ke masa berkembang semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Dalam perencanaan setiap bangunan gedung diharapkan memiliki syarat-syarat tertentu dalam merencanakan dimensi bangunan berdasarkan fungsi dan muatan bangunan tersebut agar lebih efisien, ekonomis dan memiliki nilai estetika didalamnya. Pada pembahasan yang diambil pada Tugas Akhir ini yaitu dijumpai sebuah pekerjaan yang mana belum dilakukan pekerjaan pelat lantainya sehingga dilakukan usulan desain menggunakan beton prategang sistem post tension. Dalam meredesain ulang pelat prategang sistem post tension digunakan metode pengerjaan peralihan tumpuan, dengan asumsi posisi tendon diawal. Dari hasil perbandingan pada pelat beton bertulang biasa dengan hasil redesain yang dilakukan menggunakan sistem pelat prategang sistem post tension dengan membuang balok anak yang ada maka dapat menghemat pemakaian baja tulangan dan mall/bekisting pada balok anaknya, yang mana telah dihilangkan serta memberikan kesan lebih lepang/luas tanpa adanya balok anak sehingga memiliki nilai estetika.
ABSTRACT
The development of education from time to time growing more rapidly demanding their facilities and infrastructure that support. In the planning of any building expected to have certain conditions in the plan dimensions of the building based on the functions and content of such buildings to be more efficient, economical and aesthetic value therein. In the discussion taken in this final project that found a job which has not carried out the work floor plate so do the design proposal using prestressed concrete post-tension system. In the redesign post tension slab prestressing system used method of execution transition pedestal, assuming the position of the beginning of the tendon. From the comparison on a reinforced concrete slab usual with the results of the redesign is done using a system of plate prestressing system of post tension by removing the joists are then able to save the use of rebars and mall / formwork on the beams of his son, which had been removed and gives the impression of more cucumber / wide without any joists that have aesthetic value.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
DAFTAR ISI ……….. ii
DAFTAR TABEL ……….. viii
DAFTAR GAMBAR ……….. x
DAFTAR NOTASI ……….. xviii
KATA PENGANTAR ………... xxiv
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
1.1. LATAR BELAKANG ………... 1
1.2. PERUMUSAN MASALAH ……….. 4
1.3. TUJUAN ………. 4
1.4. MANFAAT ………. 5
1.5. PEMBATASAN MASALAH ……… 6
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN ……….. 7
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ……….. 9
2.1. UMUM ………. 9
2.1.1. Definisi Pelat Lantai ………. 9
2.1.2. Tumpuan Pelat Lantai ………... 10
2.1.3. Jenis-Jenis Perletakkan ……….. 11
2.2. KOMPOSISI BETON PRATEGANG ………… 12
2.2.1. Beton ………. 12
2.3. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
2.6.2. Pendimensian Penampang Pelat ……….. 28
2.6.3. Lendutan Untuk Jenis Struktur Pelat Lantai ……….. 30
2.7. KEHILANGAN GAYA PRATEGANG ……... 35
Rangkak Batas ……….. 41 2.7.4.2. Metode Nilai Koefisien
Rangkak ………. 41 2.7.5. Akibat Susut Pada Struktur Beton ……… 43 2.7.6. Akibat Relaksasi Baja ……… 44 2.8. EKSENTRISITAS DAN
GAYA PRATEGANG ………. 45 2.9. DAERAH AMAN KABEL/TENDON ………… 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….. 52 3.1. LATAR BELAKANG DAN
PENGUMPULAN DATA ……… 52 3.2. PEMODELAN STRUKTUR PRATEGANG …. 53 3.3. PEMBEBANAN STRUKTUR ……… 55 3.4. REDESAIN PELAT LANTAI
PRATEGANG POST TENSION ……… 55 3.5. KONTROL DESAIN PELAT LANTAI
PRATEGANG POST TENSION ……… 59 3.6. ANALISA PERBANDINGAN
HARGA/BIAYA ANTARA DESAIN AWAL (KONSULTAN) DENGAN
REDESAIN TERBARU ………. 59
3.7. BAGAN ALIR PENYELESAIAN
BAB IV DESAIN DAN ANALISA ………. 62
4.1. DATA UMUM ………. 62
4.1.a. RENCANA ULANG (PELAT
PRATEGANG POST TENSION) ……… 62 4.1.b. DESAIN DARI KONSULTAN
PERENCANA (BETON
BERTULANG BIASA) ………... 63 4.2. PEMBEBANAN STRUKTUR ……… 64 4.3. DESAIN PELAT LANTAI PRATEGANG
POST TENSION ……….. 64 4.3.1. PRATEGANG POST TENSION
PELAT A (continue) ………. 64 a. Desain dan Analisa Posisi Kabel
(Tendon) ………. 64 b. Hitung Tegangan Yang Terjadi
Dan Kebutuhan Kabel ……… 67 c. Analisa Lendutan Maksimum Pada
Pelat Post Tension ………... 69 d. Desain Penulangan Non Prategang …. 70 4.3.2. PRATEGANG POST TENSION
PELAT B (continue) ………. 71 a. Desain dan Analisa Posisi Kabel
Dan Kebutuhan Kabel ……… 72 c. Analisa Lendutan Maksimum Pada
Pelat Post Tension ………... 73 d. Desain Penulangan Non Prategang …. 73 4.3.3. PRATEGANG POST TENSION
PELAT C (continue) ………. 73 a. Desain dan Analisa Posisi Kabel
(Tendon) ………. 73 b. Hitung Tegangan Yang Terjadi
Dan Kebutuhan Kabel ……… 75 c. Analisa Lendutan Maksimum Pada
Pelat Post Tension ………... 76 d. Desain Penulangan Non Prategang …. 76 4.4. MENCARI VOLUME MATERIAL
BETON DAN TULANGAN ………... 77 4.4.1. BERDASARKAN DESAIN ULANG
(BETON PRATEGANG
POST TENSION) ………. 77 a. Pelat Tipe A (uk. 6x56 m) …………... 77 b. Pelat Tipe B (uk. 7x21 m) …………... 89 c. Pelat Tipe C (uk. 5x56 m) …………... 93 4.4.2. BERDASARKAN DESAIN
b. Pelat Tipe B (uk. 7x21 m) …………... 120
c. Pelat Tipe C (uk. 5x56 m) …………... 127
4.5. MENCARI VOLUME MATERIAL MALL/CETAKAN ……….. 142
4.5.1. BERDASARKAN DESAIN PRATEGANG POST TENSION ……… 142
a. Pelat tipe A (uk. 6x56 meter) ……….. 142
b. Pelat tipe B (uk. 7x21 meter) ……….. 147
c. Pelat tipe C (uk. 5x56 meter) ………... 149
4.5.2. BERDASARKAN DESAIN KONSULTAN PERENCANA ………… 154
a. Pelat tipe A (uk. 6x56 meter) ………... 154
b. Pelat tipe B (uk. 7x21 meter) ………... 158
c. Pelat tipe C (uk. 5x56 meter) ………... 161
4.6. PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) ………. 167
BAB V PENUTUP ……… 171
5.1. KESIMPULAN ……… 171
5.2. SARAN ………. 172
DAFTAR PUSTAKA ………... xxvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Luas Penampang Tulangan Biasa (Non Prategang) Tabel 2.2. Tipikal Baja Prategang
Tabel 2.3. Asumsi Rasio Panjang Bentang Dengan Tinggi Pelat (Lin, 1982) Tabel 2.4. Asumsi Rasio Panjang Bentang Dengan Tebal Pelat (PTI, 1977) Tabel 2.5. Koefisien Lendutan Pelat β Untuk Rasio Poisson υ = 0,2 (Gilbert,
1990)
Tabel 2.6. Tabel Batasan Lendutan Menurut BMS
Tabel 2.7. Batas Lendutan Ijin Maksimum Berdasarkan SNI Tabel 2.8. Koefisien Wobble dan Koefisien Friksi (SNI 2002) Tabel 2.9. Koefisien Susut Ksh
Tabel 3.1 Harga Kebutuhan Pelaksanaan Pekerjaan/Proyek
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Kebutuhan Beton Prategang (f’c = ± 30 MPa)
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Kebutuhan Baja Tulangan Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Kebutuhan Kabel Prategang
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Kebutuhan Beton Bertulang (f’c = 18,6 MPa) Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Kebutuhan Baja Tulangan
Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Kebutuhan Mall/Cetakan Untuk Perencanaan Pelat Prategang Post Tension Pada Balok
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Kebutuhan Mall/Cetakan Untuk Perencanaan Pelat Prategang Post Tension Pada Pelat Lantai
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Kebutuhan Mall/Cetakan Untuk Perencanaan Pelat Beton Bertulang Pada Pelat Lantai
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Final Desain (Konsultan Perencana) Gambar 1.2. Pekerjaan Pembangunan Tahap 1
Gambar 1.3. Denah Pelat Lantai Balkon Lt. 2 (Pelat Continue) Yang Ditinjau Gambar 2.1.a. Pelat Ditumpu Balok (monolit)
Gambar 2.1.b. Pelat Ditumpu Dinding
Gambar 2.1.c. Pelat Ditumpu Balok Baja Dengan Sistem Komposit Gambar 2.1.d. Pelat Ditumpu Kolom Secara Langsung
Gambar 2.2.a. Pelat Terletak Bebas Gambar 2.2.b. Pelat Terjepit Elastis Gambar 2.2.c. Pelat Terjepit Penuh
Gambar 2.3. Diagram Hubungan Tegangan-Regangan Beton
Gambar 2.4. Tulangan Non Prategang Penahan Tarik Di Tengah Bentang Gambar 2.5. Tulangan Non Prategang Penahan Tarik Di Tepi Bentang Gambar 2.6. Tulangan Non Prategang Penahan Tekan
Gambar 2.7. Tulangan Non Prategang Penahan Lentur Gambar 2.8. Tulangan Non Prategang Penahan Retak Gambar 2.9. Diagram Tegangan Regangan Tulangan Biasa Gambar 2.10. Untaian Kawat (strand)
Gambar 2.15. Sistem pasca tarik (post tension)
Gambar 2.16. Daerah Aman Kabel (Daerah Kern) Pada Struktur Balok Gambar 2.17. Daerah Aman Kabel (Daerah Kern) Pada Struktur Balok Gambar 3.1. Denah Lokasi Proyek Studi Kasus
Gambar 3.2. Pelat Lantai Prategang Post Tension A (continue) Gambar 3.3. Pelat Lantai Prategang Post Tension B (continue) Gambar 3.4. Pelat Lantai Prategang Post Tension C (continue) Gambar 3.5. Asumsi Bila Posisi Kabel/Tendon Awal
Gambar 3.6. Mekanisme Aksi-Reaksi Akibat Gaya Prategang Dengan Gaya Pada Tumpuan Akibat Beban Yang Dipikul
Gambar 3.7. Perubahan Letak Tendon Setelah Dianalisa Gambar 3.8. Perubahan Letak Garis Berat Akibat Kabel Gambar 3.9. Bagan Metodologi Penelitian
Gambar 4.1. Metode Peralihan Tumpuan, berdasarkan (Nawy, Edward G,2, 2001)
Gambar 4.2. Pelat A (continue), (a) Asumsi Posisi Tendon Diawal, (b) Momen Primer (M1), (c) Reaksi Melawan Lendutan, (d) Momen Sekunder (M2), (e) Momen Total (M3), (f) Posisi Tendon Yang Baru
Gambar 4.3. Posisi Tendon Pada Saat Awal Dan Yang Baru (Akibat M3) Pada Pelat Lantai Prategang A (continue)
Gambar 4.4 Penampang Pelat Lantai A
Gambar 4.6. Pelat B (continue), (a) Asumsi Posisi Tendon Diawal, (b) Momen Primer (M1), (c) Reaksi Melawan Lendutan, (d) Momen Sekunder (M2), (e) Momen Total (M3), (f) Posisi Tendon Yang Baru
Gambar 4.7. Posisi Tendon Pada Saat Awal Dan Yang Baru (Akibat M3) Pada Pelat Lantai Prategang B (continue)
Gambar 4.8. Penampang Pelat Lantai B
Gambar 4.9. Desain Prategang Pelat B Tiap 1 Meter
Gambar 4.10. Pelat C (continue), (a) Asumsi Posisi Tendon Diawal, (b) Momen Primer (M1), (c) Reaksi Melawan Lendutan, (d) Momen Sekunder (M2), (e) Momen Total (M3), (f) Posisi Tendon Yang Baru
Gambar 4.11. Posisi Tendon Pada Saat Awal Dan Yang Baru (Akibat M3) Pada Pelat Lantai Prategang B (continue)
Gambar 4.12. Penampang Pelat Lantai C
Gambar 4.13. Desain Prategang Pelat C Tiap 1 Meter
Gambar 4.14. Rencana Sistem Pelat Prategang A, B dan C, Dimana Nilai Gaya dan Eksentrisitasnya Sama Pada Arah Memanjang
Gambar 4.23. Struktur Prategang Pelat A4 Ukuran 3,5 x 2,5 Meter Gambar 4.24. Struktur Kolom dan Balok Tipe B Untuk Beton Prategang Gambar 4.25. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 7,0 Meter Gambar 4.26. Struktur Prategang Pelat B Ukuran 7 x 21 Meter Gambar 4.27. Struktur Prategang Pelat A1 Ukuran 7 x 7 Meter
Gambar 4.28. Struktur Kolom dan Balok Tipe C Untuk Beton Prategang Gambar 4.29. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 2,0 Meter Gambar 4.30. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 3,0 Meter Gambar 4.31. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 5,0 Meter Gambar 4.32. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 7,0 Meter Gambar 4.33. Struktur Prategang Pelat C Ukuran 5 x 56 Meter Gambar 4.34. Struktur Prategang Pelat A1 Ukuran 5 x 7 Meter Gambar 4.35. Struktur Prategang Pelat A2 Ukuran 3,0 x 3,5 Meter Gambar 4.36. Denah Lantai 2
Gambar 4.37. Sistem Pembalokkan Level 2 Gambar 4.38. Sistem Pelat Lantai Level 2
Gambar 4.47. Struktur Kolom dan Balok Tipe B Untuk Beton Bertulang Gambar 4.48. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 3,5 Meter Gambar 4.49. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 7,0 Meter Gambar 4.50. Struktur Beton Bertulang Pelat B Ukuran 6 x 56 Meter Gambar 4.51. Struktur Beton Bertulang Pelat F1 Ukuran 3,5 x 3,5 Meter Gambar 4.52. Struktur Kolom dan Balok Tipe C Untuk Beton Bertulang Gambar 4.53. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 2,0 Meter Gambar 4.54. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 3,0 Meter Gambar 4.55. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 5,0 Meter Gambar 4.56. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 7,0 Meter Gambar 4.57. Struktur Beton Bertulang Pelat C Ukuran 5 x 56 Meter Gambar 4.58. Struktur Beton Bertulang Pelat F1 Ukuran 2,0 x 3,0 Meter Gambar 4.59. Struktur Beton Bertulang Pelat F3 Ukuran 3,0 x 3,5 Meter Gambar 4.60. Struktur Beton Bertulang Pelat F4 Ukuran 2,0 x 3,5 Meter Gambar 4.61. Struktur Prategang Pelat A Ukuran 6 x 56 cmeter
Gambar 4.62. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO1 Pada Pelat Tipe A
Gambar 4.63. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe A
Gambar 4.64. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai A1 Pada Pelat Tipe A
Gambar 4.66. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai A3 Pada Pelat Tipe A
Gambar 4.67. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai A4 Pada Pelat Tipe A
Gambar 4.68. Struktur Prategang Pelat B Ukuran 7 x 21 cmeter
Gambar 4.69. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe B
Gambar 4.70. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe B
Gambar 4.71. Struktur Prategang Pelat C Ukuran 5 x 56 cmeter
Gambar 4.72. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO1 Pada Pelat Tipe C
Gambar 4.73. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe C
Gambar 4.74. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai A1 Pada Pelat Tipe C
Gambar 4.75. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai A2 Pada Pelat Tipe C
Gambar 4.76. Struktur Beton Bertulang Pelat A Ukuran 6 x 56 cmeter
Gambar 4.77. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO1 Pada Pelat Tipe A
Gambar 4.79. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai F1 Pada Pelat Tipe A
Gambar 4.80. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai F2 Pada Pelat Tipe A
Gambar 4.81. Struktur Beton Bertulang Pelat B Ukuran 7 x 21 cmeter
Gambar 4.82. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO1 Pada Pelat Tipe B
Gambar 4.83. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe B
Gambar 4.84. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai F1 Pada Pelat Tipe B
Gambar 4.85. Struktur Beton Bertulang Pelat C Ukuran 5 x 56 meter
Gambar 4.86. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO1 Pada Pelat Tipe C
Gambar 4.87. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe C
Gambar 4.88. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai F1 Pada Pelat Tipe C
Gambar 4.89. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai F3 Pada Pelat Tipe C
Gambar 4.90. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai F4 Pada Pelat Tipe C
Gambar 4.91. Grafik Perbandingan Pemakaian Volume Beton (m3)
Gambar 4.93. Grafik Pemakaian Volume Kabel Tendon (kg)
DAFTAR NOTASI
fc’ Kuat Tekan Beton fy Tegangan Leleh
fp Tegangan Tarik Baja Prategang (Strand) σts Tegangan Tarik Beton
Ec Modulus Elatis Bahan
D Beban Mati
L Beban Hidup
W Beban Angin
A Beban Atap
R Beban Hujan
E Beban Gempa
Ru Aksi Desain
Rn Kapasitas Nominal Bahan Mu Momen Ultimate/Batas Mn Kapasitas Momen Nominal
Φ Koefisien Reduksi
I Momen Inersia Penampang
L Panjang Bentang
h Tinggi/Tebal Pelat Lantai K Faktor Sistem Pelat δ Lendutan Yang Diijinkan
wus Beban Merata Tetap
β Koefisien Lendutan Pelat
Ly Bentang Panjang Dari Pelat Lx Bentang Pendek Dari Pelat α Faktor Kondisi Pelat
As Luas Penampang Tulangan δ sus Lendutan Jangka Pendek
φl Koefisien Rangkak
δ sh Lendutan Akibat Susut
Ksh Kelengkungan Nilai Rata-Rata Akibat Susut Le Nilai Panjang Bentang Yang Ditinjau
εsh Regangan Susut
ES Kehilangan Tegangan Akibat Perpendekkan Elastis n Perbandingan Modular Es/Ec atau EBaja/EBeton.
Pi Gaya Prategang Awal Ac, A Luas Penampang Beton
As Luas Penampang Baja, Luasan Kabel Tendon
Δ Deformasi Pada Angkur
Ps Nilai Prategang Yang Disebabkan Oleh Gesekan /Friksi Px Nilai Gaya Prategang Di Posisi Titik X Atau Posisi Tinjauan µ Nilai Koefisien Kelengkungan Gesekan/Friksi
Lpa Nilai Jarak Dari Tendon Yang Ditarik
αt Jumlah Ketetapan Nilai Mutlak Pada Semua Deviasi Angular Dari
βp Nilai Deviasi Angular (Dalam Wobble), Dimana Nilainya Ditinjau Berdasarkan Diameter Selongsong (ds)
ANC Nilai Persentase Kehilangan Akibat Slip CR Kehilangan Akibat Rangkak
Kcr Nilai Koefisien Rangkak, Dimana Harganya 2,0 Untuk Sistem Pratarik Dan 1,6 Untuk Sistem Pasca Tarik
fci Nilai Tegangan Pada Beton Pada Level Baja Sesaat Setelah Transfer
fcd Nilai Tegangan Pada Beton Di Titik Pusat Berat Tendon Akibat Beban Mati
fcp Nilai Tegangan Tekan Beton Rata-Rata Di Pusat Berat Tendon εcs Nilai Regangan Susut Sisa Total
SH Kehilangan Susut Pada Beton
V Volume Beton Struktur Yang Ditinjau RH Nilai Kelembaban Udara Relatif C Koefisien Faktor Reaksi
Kre Nilai Koefisien Relaksasi
J Koefisien Faktor Berdasarkan Waktu
RE Nilai Relaksasi Rencana Yang Dinyatakan Dalam Satuan %
ECS Hilangnya Tegangan Di Daerah Tendon Yang Disebabkan Oleh Rangkak CR Serta Akibat Proses Susut SH
e Nilai Eksentrisitas Penampang
σb Nilai Tegangan Serat Bawah Di Kondisi Awal (Trnasfer) Dan
Final
yt, yb Jarak Serat Terluar Terhadap Garis Netral, Baik Di Daerah Tekan Maupun Tarik
σti Nilai Tegangan Ijin Tarik Di Kondisi Awal/Transfer
σci Nilai Tegangan Ijin Tekan Di Kondisi Awal/Transfer
σts Nilai Tegangan Ijin Tarik Di Kondisi Akhir/Final
σcs Nilai Tegangan Ijin Tekan Di Kondisi Akhir/Final
Mmin, Mtr Nilai Momen Maksimum Yang Bekerja Pada Kondisi
Awal/Transfer, Yang Mana Momen Yang Muncul Akibat Dari Berat Sendiri Struktur Di Kondisi Awal/Transfer
Mmax, Mf Nilai Momen Total Maksimum Yang Bekerja Pada Kondisi
Akhir/Final.
Sa, Wa Modulus Penampang Arah Atas (Momen Perlawanan Atas) Sb, Wb Modulus Penampang Arah Bawah (Momen Perlawanan Bawah) f’tr Tegangan Akibat Prategang Kondisi Transfer (Awal)
f’f Tegangan Akibat Prategang Kondisi Final (Layan) Ka Jarak Pusat Penampang Kearah Serat Atas Kern Kb Jarak Pusat Penampang Kearah Serat Bawah Kern k’a Batas Posisi Kern Arah Atas Kern
k’b Batas Posisi Kern Arah Bawah Kern
σg Nilai Tegangan Akibat Gaya Prategang Di Kondisi Final
σgi Nilai Tegangan Akibat Gaya Prategang Di Kondisi Saat Penarikan
Eoa Daerah Aman Tendon Arah Atas Eob Daerah Aman Tendon Arah Bawah fc’ Kuat Tekan Beton
fy Kuat Tarik Baja Tulangan
fp Tegangan Tarik Baja Prategang (Strand)
U Kombinasi Pembebanan
D/Qbs Beban Mati/Berat Sendiri
L/Ql Beban Hidup
P Gaya Prategang
M1, Mtr Momen Primer Akibat Beban Mati (Berat Sendiri)
M2 Momen Sekunder Akibat Beban Hidup
M3, Mtot Momen Total
eB Eksentisitas Di Titik B
I Momen Inersia Penampang b Lebar Penampang/Struktur
h Tinggi Penampang
Yt Posisi Letak Tendon Ditinjau Dari Titik Berat Penampang As Luasan Kabel Tendon
t/h Tinggi/Tebal Pelat Lantai fc’ Kuat Tekan Beton
Ec Modulus Elastisitas Beton Φ/D/d Diameter Tulangan/Tendon
fp Kuat Tarik Tendon
EIΔB Nilai Lendutan Di Titik B
R Nilai Reaksi Gaya Di Tumpuan
ya Jarak Titik Pusat Berat Kearah Serat Atas
yb Jarak Titik Pusat Berat Kearah Serat Bawah
Wa/Sa Modulus Penampang Atas Struktur Wb/Sb Modulus Penampang Bawah Struktur
σci Tegangan Tekan Beton Prategang Kondisi Transfer
σti Tegangan Tarik Beton Prategang Kondisi Transfer
σcs Tegangan Tekan Beton Prategang Kondisi Final
σts Tegangan Tarik Beton Prategang Kondisi Final
P Nilai Tegangan Pada Diberikan Pada Tendon Prategang n Jumlah Kabel Prategang
X Jarak Antar Kabel K Faktor Sistem Pelat
Δ Nilai Lendutan Yang Terjadi
Acf Luas Minimum Strutur Pelat
BO1 Balok Pada Struktur Ukuran Dimensi 20x30 cm BO2 Balok Pada Struktur Ukuran Dimensi 35x65 cm
V Volume
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang telah dianugerahkan pada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sesuai dengan waktu yang diberikan. Tugas Akhir ini berjudul “ Redesain dan Analisis Pelat Lantai Beton Prategang Post Tension Palat Lantai Dak Pada Proyek Pembangunan Gedung Serba Guna (Dome) Akademi Pariwisata Medan”.
Laporan Tugas Akhir ini merupakan satu diantara beberapa syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materiil, spiritual, informasi, maupun segi administrasi. Oleh karena itu, sudah selayaknya penyusun menghaturkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr-Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara;
2. Bapak Ir. Syahrizal, MT., selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara;
3. Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc., selaku Koordinator PPSE Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara;
5. Bapak Ir. Torang Sitorus, MT. dan Ibu Rahmi Karolina ST, MT. selaku Dosen Pembanding Tugas Akhir ini yang mana telah banyak memberi saran dan masukkan terhadap terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini;
6. Bapak Henry S. Sidabutar, ST., IAI., selaku Direktur Utama PT. Bina Mitra Artanami yang merupakan konsultan perencana pada proyek tersebut, Bapak Simanjuntak selaku Direktur Utama PT. Batesda Mandiri yang merupakan kontraktor pelaksana tahap 1 pada proyek tersebut, Abang Sniper dan Abang Simanjuntak selaku koordinator lapangan proyek tersebut;
7. Kepada pegawai administrasi dan pegawai-pegawai Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara lainnya;
8. Orang tua terkasih, Bapak Sahat Halomoan Situmeang, BSc., dan Ibu Sitianna br. Siahaan, AmKep., yang telah banyak memberi kasih sayang, doa, semangat, perhatian, waktu dan materi yang tiada hentinya sehingga penyusun termotivasi untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini;
9. Buat seluruh keluarga penyusun yang telah memberikan doa dan semangat dalam menyusun Tugas Akhir ini;
10.Rekan-rekan seperjuangan bang irbar, bang philip, adil, samuel, founder, guido, eva, grace, dilla, kak merin, rekan-rekan mahasiswa ekstension stambuk 2011 & 2013 dsb.
penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun yang akan menjadi masukkan dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Harapan penyusun semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Medan, Mei 2016 Penyusun,