• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Kitosan Nanopartikel Dari Cangkang Belangkas (Tachypleus gigas) Dengan Tripolifosfat Yang Bermuatan Ion Logam Zn2+ Untuk Uji Aktivitas Bakteri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Kitosan Nanopartikel Dari Cangkang Belangkas (Tachypleus gigas) Dengan Tripolifosfat Yang Bermuatan Ion Logam Zn2+ Untuk Uji Aktivitas Bakteri"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir penerapan antimikroba alami telah mendapat

perhatian yang serius. Eksplorasi biopolimer alami seperti polisakarida dan

protein (enzim/biokatalis) sekarang ini mendapat banyak perhatian di berbagai

bidang karena biokompabilitas, biodegradabilitas serta tidak beracun dan

memiliki potensi untuk digunakan sebagai antibakteri alami. Permintaan akan

biopolimer juga terus meningkat seiring dengan kebutuhannya untuk keperluan

sintesa berbagai bahan obat-obatan yang kompleks, bahan industri makanan,

pakan, serta bahan-bahan kimia tertentu untuk berbagai keperluan (Wibowo,

2008).

Kitosan sangat menarik dan dianggap penting karena kombinasi unik dari

sifat-sifatnya seperti pengkompleks logam dan memiliki aktivitas antibakteri.

Aktivitas antibakteri dari kitosan telah dieksplor secara luas. Sejumlah turunan

kitosan dengan modifikasi yang berbeda telah disiapkan untuk meningkatkan

aktivitas antibakteri. Baru-baru ini kompleks kitosan dengan logam yang berbeda

telah disiapkan untuk meningkatkan aktivitas antibakteri, seperti kompleks

kitosan Ag+ dan kompleks kitosan Cu2+ menunjukkan aktivitas antibakteri yang

tinggi in vitro (Li Du et al. 2009).

Penggunaan bahan alam dan pemanfaatan limbah sebagai bahan baku

merupakan salah satu alternatif yang menjanjikan baik dari segi keamanan

maupun ekonomi karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di

dunia, dengan keanekaragaman hayatinya, sehingga menyimpan potensi yang luar

biasa dan juga dapat menekan tingkat pencemaran lingkungan (Nurfadilah, 2013).

(2)

Salah satu limbah yang sangat potensial untuk diolah di Indonesia adalah

limbah cangkang belangkas (Tachypleus gigas), yang dapat diolah menjadi kitin

dan kitosan dengan rentang pemanfaatan yang luas, dapat diaplikasikan di bidang

nutrisi, pangan, medis, kosmetik, lingkungan, dan pertanian. Kitosan yang

dihasilkan dari belangkas kadarnya lebih tinggi serta memiliki kandungan abu dan

logam berat yang rendah (Suhartono, 2006).

Kitosan adalah polisakarida alami hasil dari proses deasetilasi

(penghilangan gugus-COCH3) kitin. Kitin merupakan penyusun utama

eksoskeleton dari hewan air golongan crustacea seperti kepiting dan udang. Kitin

tersusun dari unit-unit N-asetil-D-glukosamin

(2-asetamida-2-deoksi-D-glukopiranosa) yang dihubungkan secara linier melalui ikatan β-(1→4). Kitin

berwarna putih, keras, tidak elastis, merupakan polisakarida yang mengandung

banyak nitrogen, sumber polusi utama di daerah pantai (Goosen, 1997).

Nanopartikel dibuat dari polimer alami atau polimer buatan dengan ukuran

10-1000 nm. Satu nanometer adalah 10-9 m. Sehingga nanopartikel mempunyai

luas permukaan yang lebih besar. Kitosan nanopartikel tripoliposfat telah

disintesis dan digunakan secara umum sebagai pembawa obat seperti dilaporkan

pada penelitian sebelumnya (Li Du et al. 2009).

Dewi (2010) telah meneliti pengaruh waktu ultrasonik bath terhadap

karakterisasi kitosan nanopartikel, dimana semakin lama waktu penggunaan

ultrasonik bath maka nilai derajat deasetilasinya semakin meningkat. Li Du et al.

(2009) telah membuat kompleks kitosan nanopatikel dengan logam Cu2+ yang

menunjukkan aktivitas antibakteri yang tinggi in vitro. Sedangkan menurut Tsai

dan Su (1999) telah meneliti adanya efek bakterial dari kitosan udang terhadap

Escherichia coli. Yamamoto (2001) juga melaporkan bahwa aktivitas antibakteri

meningkat dengan menurunnya ukuran partikel. Adams et al (2006) melaporkan

bahwa ZnO memiliki efek yang lebih baik pada mikroorganisme dari oksida

logam lain seperti MgO dan CaO.

(3)

Berdasarkan latar belakang ini, peneliti tertarik untuk meneliti tentang

pembuatan kitosan nanopartikel dari cangkang belangkas (Tachypleus gigas)

dengan tripolifosfat yang bermuatan ion logam Zn2+ untuk uji aktivitas bakteri.

1.2 Permasalahan

Bagaimana pembuatan kitosan nanopartikel dari cangkang belangkas

dengan tripolifosfat yang bermuatan ion logam Zn2+ untuk uji aktivitas bakteri.

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada penyediaan kitosan nanopartikel dari

cangkang belangkas dengan tripolifosfat yang bermuatan ion logam Zn2+ dengan

konsentrasi 0,3% serta aktivitas antibakterinya terhadap Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus.

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan pembuatan kitosan

nanopartikel dari cangkang belangkas dengan tripolifosfat yang bermuatan ion

logam Zn2+ untuk uji aktivitas antibakteri.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

kegunaan kitosan nanopartikel dari cangkang belangkas dengan tripolifosfat yang

bermuatan ion logam Zn2+ sebagai antibakteri serta dapat diterapkan dalam bidang

biomedis.

(4)

1.6 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian FMIPA USU, di

Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU, Laboratorium Kimia Organik FMIPA

UGM dan Laboratorium Fisika FMIPA UNIMED.

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dimana kitosan diubah

menjadi kitosan nanopartikel dengan cara melarutkan kitosan sebanyak 3 g

didalam 1000 ml asam asetat 1%, diaduk hingga homogen. Kemudian 1000 mL

larutan kitosan ditambahkan 40 mL larutan tripolifosfat kemudian diaduk hingga

homogen dengan menggunakan pengaduk selama 20 menit. Diletakkan pada

ultarasonik bath selama 30 menit. Disentrifugasi pada 1.200 rpm selama 10 menit

kemudian didekantasi. Endapan dimasukkan ke dalam freeze dryer untuk

menghasilkan kitosan nanopartikel kemudian diuji karakterisasinya dengan SEM

dan FT-IR. Kitosan nanopartikel dilarutkan dalam asam asetat 1% ditambahkan

larutan ion Zn2+ hingga konsentrasi 120 μg/mL dan diaduk selama 12 jam pada

temperatur kamar. Larutan tersebut dicetak film pada plat kaca. Film tersebut

dikeringkan hingga benar-benar kering kemudian diuji karakterisasinya dengan

FTIR dan diuji aktivitas antibakterinya dengan mengukur diameter zona bening

yang terbentuk disekitar cakram kertas.

Referensi

Dokumen terkait

Akhir sekali, saya ingin menyeru kepada semua pihak untuk menjadikan Protokol Veterinar Malaysia Salmonellosis unggas bersama APTVM berkaitan sebagai panduan bagi

[r]

Merupakan kejadian klinikal atau subklinikal AIB yang dikesan dan dikenalpasti oleh Pihak Berkuasa Veterinar (PBV) pada ayam dan disahkan melalui pemencilan

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya kerjasama ini, MK terima kasih terutama Bapak Menteri yang membawahi semua apa namanya

PERTAMA : Penyelenggara Ujian Nasional melalui rapat dewan guru menetapkan kelulusan peserta didik berdasarkan kreteria kelulusan sebagaimana yang diatur oleh Peraturan

[r]

[r]

Kewenangan ini diberikan agar pembubaran partai politik tidak terjebak pada otoritarianisme dan arogansi, tidak demokratis, dan berujung pada pengebirian kehidupan