BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Kualitatif yaitu
jenis pendekatan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subyek penelitian (perilaku, persepsi, tindakan, dll) dengan cara mendeskripsikannya dalam
bentuk kata - kata dan bahasa. Pendekatan kualitatif tidak menggunakan prosedur analisis
statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong, 2012: 6). Pendekatan ini memberi peluang
besar terciptanya interpretasi-interpretasi alternatif (Sobur, 2009 : 147).
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bermaksud
untuk memberikan gambaran mengenai suatu gejala sosial tertentu yang menjadi fokus
perhatian yang ingin dijelaskan. Jenis penelitian deskriptif bertujuan membuat deskripsi
secara sistematis tentang fakta - fakta dan fenomena - fenomena dari objek yang diteliti
(Sugiyono, 2011:69).
Pada penelitian ini memfokuskan pada semiotika, yaitu sebagai sebuah ilmu yang
mengkaji tanda-tanda yang ada di dalam suatu obyek di dalam suatu kelompok masyarakat.
Dari sini nantinya peneliti mengkaitkan simbol dan definisi subyek yang terdapat dalam film
yang akan diteliti yaitu film Thapki.
3.2 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian dibagi dalam dua jenis yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti.
Pawito (2007) menjelaskan bahwa data dalam penelitian kualitatif pada dasarnya
dapat berupa teks, foto, cerita, gambar, serta artifact dan bukan berupa angka yang dapat dihitung. Dengan demikian maka data primer dalam penelitian ini film Thapki. Sedangkan
data sekunder adalah data pendukung yang diambil melalui sumber lain seperti buku,
majalah, situs yang berhubungan dengan penelitian.
3.3 Unit Amatan dan Analisis
Unit amatan merupakan unit yang merupakan sumber untuk memperoleh data
dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang hal – hal yang hendak dianalisis,
dengan kata lain unit analisa merupakan sesuatu yang menjadi fokus dari sebuah penelitian
(Masri & Sofian 2006:155).
Berdasarkan pengertian diatas maka yang menjadi unit amatan dalam penelitian ini
adalah aktor Thapki itu sendiri, sedangkan unit analisis dari penelitian ini adalah
bentuk-bentuk penerimaan dan penolakan terhadap penyandang stutter serta bentuk – bentuknya dalam film Thapki.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Secara garis besar data dalam penelitian kualitatif dapat dikelompokan menjadi tiga
jenis yaitu: data yang diperoleh dari hasil observasi, data interwiew serta data berupa dokumen, teks atau karya seni yang dinarasikan (Pawito 2007:96). Karya seni yang
dimaksudkan dalam hal ini adalah gambar, film, patung, musik dan lainnya (Sugiyono 2011:240). Berdasarkan klasifikasi jenis data kualitatif tersebut maka data dalam penelitian
ini adalah sebuah teks atau karya seni yang dinarasikan dalam bentuk film (Thapki).
Hal utama yang menentukan kualitas data adalah pengumpulan data dan
instrumennya. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat utama adalah peneliti sendiri .
Berhubung data yang dipakai dalam penelitian ini berupa teks atau karya seni yang
dinarasikan dalam (Film), maka teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu 1. Mengamati secara langsung film“ Thapki”.
2. Menyimak dan mengamati kata demi kata serta setiap adegan yang
memperlihatkan bentuk penerimaan maupun penolakan terhadap penyandang
stutter dalam film tersebut.
3. Mengkategorikan serta mengemukakan temuan-temuan yang didasarkan pada
permasalahan yang akan diteliti sebagai sumber data.
4. Sebagai proses pengecekan atas hasil, penulis mengambil keputusan dan
membuat pertimbangan mengenai data mana yang harus disajikan serta
dianalisis.
3.5 Metode Analisa Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah
dimengerti. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu
mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian dan studi pustaka yang tidak
memungkinkan untuk menggunakan pengukuran secara numerik atau analisis kuantitatif.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis gambaran
serta bentuk – bentuk penerimaan dan penolakan terhadap penyandang stutter yang terdapat pada film Thapki dengan menggunakan analisis semiotika, yaitu dengan mengacu pada level
realitas, level representasi serta level ideologi, sehingga ditemukannya gambaran serta
bentuk–bentuk penerimaan dan penolakan terhadap penyandang stutter dalam film Thapki.
3.6 Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah
dimengerti. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu
analisa yang diperoleh melalui proses observasi langsung terhadap objek yang diteliti untuk
mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian dan studi pustaka yang tidak
memungkinkan untuk menggunakan pengukuran secara numerik atau analisis kuantitatif.
Berhubung objek yang diteliti berupa film maka dalam hal penelitian ini, penulis
mengumpulkan sequence yang menjadi objek penelitian dengan meng-cut dari keseluruhan film dan memilih apa yang menjadi pokok pikiran di setiap sequence nya. Dalam hal ini peneliti dengan cermat memperhatikan semua isi yang terkandung, baik itu kata–kata,
adegan, gerak gerik tubuh, maupun istilah-istilah yang dipakai sehingga diketahui bagaimana
bentuk penerimaan dan penolakan terhadap penyandang stutter yang digambarkan dalam film tersebut. Pengambilan sequence untuk penelitian menggunakan fungsi narasi Propp. Fungsi narasi Propp dikelompokan oleh Fiske menjadi enam bagian, yaitu preparation (persiapan), complication (komplikasi), transference (pemindahan), struggle (perjuangan), return (kembalinya), serta recognition (pengakuan). Dari keenam bagian fungsi narasi Propp Sequence yang diteliti dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Prolog (sequence pembuka) yang terdiri dari preparation dan complication. Preparation merupakan tahap pembentuk cerita dalam film dengan memperkenalkan para tokoh serta situasi awal dari permasalahan yang terjadi dalam film. Complication merupakan tahap yang menunjukan permasalahan atau kesulitan yang dihadapi oleh para tokoh dalam
film.
merupakan tahap perjuangan tokoh utama dalam melakukan perlawanan terhadap apa yang
menjadi lawannya dalam film tersebut.
3. Epilog (sequence penutup) terdiri dari return dan recognition. Return dimaknai sebagai kembalinya tokoh utama dari misi yang ia jalankan, da recognition adalah tahap penyelesaiaan dari masalah. (Fiske, 1987 : 135- 136).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori semiotika model John Fiske yaitu
mengacu pada level realitas, level representasi serta level ideologi. Peneliti kemudian
melakukan interpretasi atas hasil analisis tersebut berlandaskan pada konsep – konsep
mengenai penerimaan dan penolakan terhadap penyandang stutter. Tahap terakhir, peneliti menarik kesimpulan dari hasil analisis.
3.7 Kredibilitas Data
Uji kredibilitas data dalam penelitian ini dilakukan penulis dengan cara mengaitkan
atau menghubungkan data yang telah peneliti peroleh dengan karya film lainnya yang saling berhubungan, atau dengan kata lain intertekstualitas. Intertekstualitas merupakan
pengembangan pikiran oleh Kristeva. Dalam pandangan Kristeva, sebuah teks atau karya seni
tidak hanya sekedar relasi antara penanda dan petanda, tapi juga dilihat pentingnya dimensi
ruang dalam menganalisis sebuah teks atau karya seni (Pilang 2010:117). Dasar pemikiran
dari konsep ini ialah adanya hubungan atau relasi antara teks atau karya seni dengan teks atau
karya seni lainnya. Teks atau karya seni dipandang sebagai sesuatu yang menyisipkan atau