• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOTEKNOLOGI dan yang id bab 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BIOTEKNOLOGI dan yang id bab 5"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bioinformatika merupakan bidang ilmu dalam biologi yang menggunakan teknologi

komputer untuk penerapannya dalam ilmu biologi. Bioinformatika ini lebih ditekankan dalam

bidang khusus ilmu biologi, yaitu biomolekuler. Namun bila penerapannya teknologi komputer

dalam ilmu biologi lebih dikenal dengan komputasi biologi. Perkembangan bioinformatika

menyebabkan pesatnya ilmu biologi khusunya bidang biologi molekuler, dengan menggunakan

teknlogi memudahkan dalam penelitian, dan menghasilkan keakuratan dalam pengerjaan. Bioinformatika merupakan suatu metode yang memadukan antara teknologi komputasi

dengan biologi molekuler yang memungkinkan kita untuk melakukan sebuah simulasi

molekuler dengan akurasi hasil yang cukup tinggi. Metode ini telah banyak dikembangkan

untuk kepentingan berbagai bidang, salah satunya untuk desain vaksin.

Di bioinformatika sering digunakan untuk sekeun DNA, RNA, protein, dan lain-lain yang

berkaitan. Banyak kalangan yang tidak mengetahui tentang bioinformatika itu seperti apa. Maka

dari itu penulis menulis makalah ini dengan tujuan dapat memberika wawasan kepada para

ilmuan, pembaca, dan pihak yang bersangkutan pada umumnya yang akan membahasa tentang

bioinformatika dan khusunya tentang metode desain vaksin.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana sejarah bioinformatika?

2. Apa pengertian bioinformatika?

3. Apa yang dimaksud dengan bioinformatika klasik? 4. Apa yang dimaksud dengan bioinformatika baru? 5. Apa cabang-cabang terkait dengan bioniformatika?

6. Bagaimana desain vaksin dengan pendekatan bioinformatika?

(2)

Tujuan dibuatkan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang bioinformatika, manfaat

atau peran dari bioinformatika dan penerapannya dalam bidang ilmu biologi terutama pada

metode desain vaksin. 1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan menambah pengetahuan penulis, maupun pembaca, serta

pihak-pihak yang terkait tentang apa itu bioinformatika, bagaimana peranannya dibidang biologi

terutama metode desain vaksin.

BAB II ISI

2.1 Sejarah Bioinformatika

Istilah bioinformatika awalnya dikemukakan di era 1980-an untuk mengolah data analisis

biologi dengan menggunakan komputer. Bioinformatika sering diterapkan dalam bidang-bidang

(3)

Paulien Hogeweg merupakan tokoh yang menciptakan istilah bioinformatka pada tahun

1970. Komputer menjadil oenting dalam ilmu biologi molekuler seiring dengan penemuan urutan

insulin di awal tahun 1950an oleh Frederick Sanfger, pelopor bioinformatika di lapangan adalah

Margaret Oakley DAydoff yang dipuji oleh David Lipman (National Center of Biotechnology

Information). Daydoff berhasil menyusun salah satu database urutan protein pertama. Pelopor

lain, Elvin A. Kabat, berhasil memelopori analisis urutan biologis pada tahun 1970 (Herman

1997).

2.2 Pengertian Bioinformatika

Bioinformatika berasal dari kata “bioinformatics” yang artinya (ilmu yang mempelajari)

penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis. Bidang

ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk

memcahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam

amino serta informsi yang berkaitan (Herman 1997).

Bioinformatika merupakan ilmu terapan yang lahir dari perkembangan teknologi

informasi dibidang molekuler. Pembahasan dibidang bioinformatika ini tidak terlepas dari

perkembangan biologi molekular modern, salah satunya peningkatan pemahaman manusia dalam

bidang genomik yang terdapat dalam molekul (DNA).

Bioinformatika merupakan kajian yang memadukan disiplin biologi molekul,

matematika, dna teknologi informasi. Ilmu ini didefinisikan sebagai aplikasi dari alat komputasi

dan analisis untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi molekul. Biologi

molekul sendiri juga meruapaj bidang interdisipliner, mempelajari kehidupan dalam level

molekul. Bioinformatika didefinisikan sebagai aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk

(4)

Ilmu ini merupaka ilmu baru yang merangkul berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu

komputer, matematika, fisika, biologi, dan ilmu kedokteran, yang semuanya saling menunjang

dan saling bermanfaat satu sama lainnya. Bioinformatika merupakan metode matematika,

statistik, dna komputasi yang betujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah biologi dengan

menggunakan sekuen DNA dan asam amino serta informasi-informasi yang terkait (MacIntosh

dkk., 1990).

2.3 Bioinformatika Klasik

Bioinformatika klasik merupaka bioinformatika yang lebih mentitikberatkan pada sekuen

DNA, yang merupakan materi genetik yang terdapat pada asam nukleat di protein. Protein

terdapat di tubuh makhluk hidup. Protein merupakan senyawa organik yang penting, termasuk

bahan dasar materi genetik DNA dari asam nukleat (Herman, 2000).

Bioinformatika klasik belum dilakukan perbandingan genom dari beberapa spesies yang

berbeda. Selain itu, belum juga dilakukan pengukuran jumlah relatif dari cetakan dari sebuah

pesan genetik seperti pada bioinformatika baru. Selain itu, juga bias menemukan fungsi dan

keterkaitan dari gen, juga belum dapat melihat kerja fungsi hormon (Herman, 2000).

2.4 Bioinformatika Baru

Bioinformatika baru telah berhasil mencapai suatu metode besar yang belum dapat

dilakukan pada bioinformatika klasik. Proyek pemetaan genom manusia disebut dengan Human

Genome Project. Proyek Human Genome Project menyebabkan berubahnya bentuk dan prioritas

riset, serta terjadi perubahan pula pada penerapan bioinformatika. Berhasilnya riset Human

Genom Project membawa perkembangan yang pesat bagi biologi molekuler terutama dengan

(5)

berada pada masa pascagenom. Selesainya proyek Human Genome Project maka membawa

perubahan pada bioibformatika yaitu, dapat mencari perbedaan dan persamaan diantara gen-gen

yang berbeda pada spesies yang sama maupun spesies yang berbeda. Dari perbedaan-perbedaan

tersebut maka dapat digunakan untuk proses identifikasi secara molekuler, identifikasi, dan

pengelompokan secara filogenik dengan berdasarkan persamaan dan perbedaan genetik,

sehingga dapa diketahui proses evolusi, sehingga melahirkan cabang ilmu yang disebut dengan

ilmu evolusi yang disebut juga dengan perbandingan genom (scomparative genomics)

(Maryam dan Romsyah, 2007).

Di era ini muncul suatu teknologi yang didesain untuk mengukur jumlah kopian atau

cetakan sebuah pesan genetik dari beberapa tingkatan yang berbeda pada perkembangannya.

Contohnya adalah DNA Microarrays. Selain itu cara tersebut dapat mengidentifikasi

fungsi-fungsi dan suatu ketertarikan den akan semakin tumbuh. Perubahan besar akan terjadi dalam

penekanan dari gen itu sendiri dari hasil-hasil gen, pada akhirnya akan menuntuk ke usaha untuk

mengkatalogkan semua aktivitas dan karakteristik interaksi antara semua hasil-hasil dari gen

(pada manusia) yang disebut proteomics, usaha untuk mengkristalisasi dan memprediksikan

struktur-struktur dari semua protein pada manusia yang disebut sturuktural genomik.

Bioinformatika sangat memepengaruhi kehidupan manusia. Bioinforrmatika menyebabkan

kepesatan yang didapat dari ilmu biologi dengan memanfaatkan teknologi yang memudahkan

dalan pengerjaannya dan mendapatkan hasil keakuratan yang tinggu sehingga menunjang

kehidupan manusia (Herman, 1997).

2.5 Cabang-Cabang Terkait dengan Bioinformatika

Bioinformatika merupakan penerapan kecanggihan teknologi komputer pada ilmu

(6)

ilmu lain, terutama ilmu-ilmu yang terkait dengan dunia SAINS. Beberapa ilmu yang terkait

adalah biophysics, Computational Biology, Medical Informatic, Cheminformatic, Mathematical

Biology, Proteomics, dan Pharmacogenomics, yang akan dibahasa satu perstay dibawah ini,

antara lain (Anonim, 2010) :

1. Biophysics

Biofisika merupakan cabang ilmu yang menerapkan beberapa ilmu atau teknik fisika

untuk menerpakan ilmu biologi. Bioinformatika juga tercipta berdasarkan analisis dan teknik

yang ada di ilmu fisika. Maka dari itu ilmu fisika juga diperlukan dalam biologi, termasuk pada

bioinformatika.

2. Computational Biology

Komputasi biologi sangat dekat hubungannya dengan ilmu bioinformatika. Komputasi

biologi memfokuskan pada populasi, biologi teoritis, dan gerak evolusi, dari pada dalam

biomedis dalam biologi molekuler dan biologi sel. Biologi molekuler penting dalam

computational biologu. Diartikan bahwa data-data yang disajikan lebih pada gaya statistika

daripada model yang sebenarnya. Tidak semua pada komputasi biologi merupakan biologi,

namun komputasi lebih cenderung pada ilmu matematika. 3. Medical Informatics

Bidang medis memerlukan ilmu an penerapan bioinformatika. Medical informatics

diterapakan sebagai analisis atau diagnosa suatu penakit. Memprediksi beberapa tingkat

kecepatan pertumbuhan penyakit. Informasi medis juga dikodekan atau ditampilkan dalan bentuk

algoritma. Dengan demikian maka akan membantu dan memudahkan ilmu medis dalam

perkembangan dan kemajuan bidang ilmu medis. Biologi memegang peranan yang besar dan

keterkaitannya besar dengan ilmu medis. 4. Cheminformatics

Cheminformatics adalah bidang dalam ilmu kimia yang menggunakan cara dalam

biologi, sedangkan cara dalam kimia seperti kombinasi dari sintesis kimia. Pada intinya

(7)

manfaat manusia, seperti penemuan obat penisilin yang dapat menggambarkan bagaimana cara

untuk menemukan dan mengembangkan obat-obatan hingga sekarang. Keberhasilan dalam

penemuan ini pun didasarkan atas usaha dan waktu yang lama. Dibutuhkan tahap-thap penting

dan ketelitian hingga berhasil dalam proses pembuatan obat. Keadaan yang lambat salah satu

factor penghambat dalam pembuatahn obat, namun ketersediaan obat dibutuhkan, maka

diterapkanlah teknologi informasi untuk membantu proses pengerjaan pembuatan obat-obatan.

Yaitu dengan mengotomatiskan proses-proses yang terkait dengan sintesis kimiawi yang

dilakukan oleh ahli kimia, maupun para ahli biokimia. Kecepatan pengerjaan dalam sintesis obat

seperti inilah yang menjadi target dari Cheminformatics.

Beberapa bidang yang dikaji dalam cheminformatics antara lain: visulisation tools,

shynthesis planning, reaction dan structure retrieval, 3-D structure retrieval, modeling,

computational chemistry, dan utilities. 5. Mathematical Biology

Merupakan penerapan bidang ilmu biolog pada matematika. Matematika biologi seing

menggunakan ilmu biologi yang dianalisis secara matematika, baik menggunakan algoritma,

menggunakan statistik, menggunakan grafik, yang tujuannya adalah untuk mempermudah

pembacaan data. Mathematical biology sering digunakan untuk aplikasi software. Dengan

mathematical biology menggnakan software dengan analisis matematika dan diterpkannya pada

biologi, misalnya pembuatan software klasifikasi tumbuhan ataupun klasifikasi hewan pada

taksonomi tumbuhan dan taksonomi hewan. Dengan mengunakan prinsip matematika yaoti teori

permutasi. 6. Proteomica

Merupakan studi biologi yang lebih mendalami pada struktur dan fungsi dari protein.

Protein merupakan senyawa organik yang penting untuk metabolism sel. Protein memiliki

peranan penting dan dapat dikatakan senyawa terbanyak yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.

(8)

materi genetik pada suatu makhluk hidup. Penerapannya adalah dengan cara menggunakan

teknolohi untuk menganalisisnya. Sehinnga didapatkan hasil yang akurat, cepat, dan maksimal

dalam analisisnya. Disamping itu pula dikarenakan pengerjaan secara manual akan memakan

waktu yang lama. Dengan adanya teknologi maka akan mempermudah dalam pengerjaannya.

Berhubungan dengan bioinformatika dikarenakan protein merupakan bagian dari studi biologi

dan teknologi yang digunakan menerapkan prinsip teknologi informasi. 7. Pharmacogenomics

Meruapakan bidang studi yang menganalisis bagaimana respon atau efek obat-obatan

terhadap seseorang. Pharmacogenomics merupakan kombinasi dari bidang ilmu farmakologi dan

genomic. Ini semua juga digunakan teknik sekuen DNA dan sekuen DNA sendiri digunakan

untuk analisis DNA.

2.6 Desain Vaksin dengan Pendekatan Bioinformatika

Dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu (Herman, 2000): 1. Pencarian Data Protein

Data yang akan digunakan dalam analisis dicari melalui National Centre of

Biotechnology Information (NCBI) (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/)dengan kata kunci sesuai

dengan data protein yang akan digunakan dalam penelitian seperti pada gambar 1.

(9)

Data yang diperoleh kemudian disimpan dalam bentuk FASTA pada Notepad untuk kemudian

digunakan pada seleksi data.

Apabila vaksin yang akan di desain spesifik terhadap reseptor-reseptor tertentu,maka

perlu dicari kristal struktur 3 dimensi dari reseptor tersebut melalui Protein Data Bank (PDB)

(h ttp://www.pdb.org/). Protein Data Bank adalah basis data tunggal yang menyimpan model

struktural 3 dimensi protein dan asam nukleat hasil eksperimental.

2. Seleksi data dengan Alignment (Pensejajaran)

Alignment dilakukan untuk pensejajaran sekuen-sekuen protein sampel. Alignment

protein dapat dilakukan dengan menggunakan softwere MEGA 5.05 (metode Clustal W). Clustal

adalah program bioinformatika untuk alignment multiple yaitu alignment beberapa sekuens

sekaligus 2 varian utama yaitu clustal W dan clustal X, seperti pada gambar 2. Alignment pada

clustal W ini dilakukan dengan metode pairwise dan multiple alignment. Pensejajaran sekuens

adalah proses penyusunan/pengaturan 2 atau lebih sekuens-sekuens tersebut tampak nyata. Hasil

dari proses tersebut juga disebut sebagai sequence alignment. Metode sequence alignment

(10)

Gambar 2. Tampilan software MEGA 5.05

Alignment dilakukan dengan langkah sebagai berikut : Align Edit /Build Alignment

Create a new alignmet (pada menu Alignment editor) Ok Protein (pada menu data type for

alignment) hingga muncul tampilan Alignment Explorer seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Tampilan Alignment Explorer MEGA 5.05

Langkah berikuntnya dalah sebagai berikut : Edit insert sequence from file memilih data

FASTA yang telah disimpan sebelumnya block data Alignment Align by Clustal W

OK (pada Clustal W parameter). Hasil alignment kemudian digunakan untuk seleksi varian

sample (dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan analisis filogenetik dengan metode

Maximum Likelihood Tree).

Untuk meminimalkan jumlah sampel, hasil seleksi sekuen dapat diseleksi kembali

berdasarkan struktur 2 dan 3 dimensinya. Seleksi berdasarkan struktur 2 dimensi dapat dilakukan

dengan menggunakan server alignment 2 dimensi DIALIGN

(http://dialignsec.gobics.de/submission). Sedangkan untuk alignment 3 dimensi dapat dilakukan

(11)

3. Modelling Protein

Modeling protein dilakukan untuk memodelkan struktur 3 dimensi dari data sekuen

yang akan digunakan dalam penelitian. Secara umum modeling protein ini dilakukan

berdasarkan metode homology modeling. Motode ini dapat dilakukan baik dengan menggunakan

template atau tanpa menggunakan template. Homologi modeling merupakan prediksi struktur

tersier protein berdasarkan kesamaan struktur primer protein. Pemodelan homologi didasarkan

pada teori bahwa 2 protein yang homolog memiliki struktur yang sangat mirip satu sama lain.

Template yang digunakan dalam homologi modeling merupakan sekuen dari protein yang akan

diteliti yang sebelumnya struktur telah dikristalkan dalam Protein Data Bank (PDB). Homologi

modeling dapat dilakukan melalui beberapa server, diantara adalah Swissmodel

(http://swissmodel.expasy.org) dan PS2 (Protein Prediction Structure Server)

(http://ps2.life.nctu.edu.tw). Kedua server ini didasarkan pada metode MODELER. Hasil

homology modeling dapat divisualisasikan pada Pymol atau Chimera.

4. Analisis Docking

Analisis docking merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui bagian dari

protein ligan dan protein reseptor yang berinteraksi. Analisis docking memungkinkan beberapa

alternativ interaksi dari kedua protein tersebut yang didasarkan pada energy pengikatan. Interaksi

dengan energy pengikatan terkecil adalah interaksi yang dapat direkomendasikan untuk dijadikan

model interaksi untuk analisis lebih lajut. Analisis docking dapat dilakukan dengan beberapa

software diantaranya : Hex, Autodock, Cluspro 2.0 dan lain sebagainya.

5. Analisis Interaksi Protein

Hasil yang diperoleh dari analisis docking meruapakan hasil yang hanya menggambarkan

(12)

untuk mengetahui residu-residu protein yang berinteraksi melalui analisis interaksi protein.

Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan server Knowledge-based FADE and Contacts

(KFC 2 Server) (http://kfc.mitchell-lab.org).

6. Analisis Antigenesitas

Protein-protein yang akan direkomendasikan sebagai kandidat vaksin harus mempunyai

antigenisitas tinggi. Oleh karena itu setiap sampel sekuen protein harus diuji antigenisitasnya

untuk mengetahui secara jelas bagian-bagian dari sekuan protein yang memiliki kemampuan

tinggi untuk menginduksi respon imun. Analisis antigenisitas dapat dilakukan dengan beberapa

metode analisis, salah satunya adalah dengan menggunakan software CLC Main Workbench 5.

Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk grafik yang disusun berdasarkan metode

Kolaskar-Tongaonkar dan metode Welling.

7. Prediksi Epitope

Selain harus mempunyai antigenisitas tinggi, protein yang direkomendasikan sebagai

kandidat vaksin juga harus memliki potensi sebagai epitope. Untuk dapat menentukan metode

yang digunakan dalam prediksi epitope, maka terlebih dahulu harus ditentukan sistem

pathogenesis dari penyakit yang akan di desain vaksinnya. Sistem pathogenesis inilah yang

nantinya akan menentukan epitop akan diprediksi berdasarkan epitope sel B ataukah epitope sel

T. Pathogenesis adalah keseluruhan proses perkembangan penyakit/pathogen, termasuk setiap

tahap perkembangan, rantai kejadian yang menuju kepada terjadinya pathogen tersebut dan

serangkaian perubahan struktur dan fungsi setiap komponen yang terlibat didalamnya.

Prediksi kedua epitope tersebut dapat dianalisis dengan beberapa software Epitope

Prediction, salah satunya adalah melalui software pada web server online Immune Epitope

(13)

adalah suatu metode yang dimaksudkan untuk memprediksi daerah protein yang dapat dikenali

sebagai epitope sehubungan dengan respon terhadap sel B. Prediksi epitope sel B dapat

dilakukan dengan dua metode yaitu : metode linier dan metode konformasional (discotope). Pada

hasil prediksi dengan metode linier akan ditunjukkan beberapa desain epitope pada jumlah asam

amino yang berbeda. Sedangkan pada metode konformasional, hasil prediksi akan ditunjukkan

oleh masing-masing asam amino yang diprediksikan berpotensi sebagai epitope.

Berbeda halnya dengan prediksi epitope sel B, prediksi epitope sel T didasarkan pada prediksi

pengikatan terhadap MHC I dan MHC II. MHC I (Molekul HLA Class I) terdapat pada hamper

semua permukaan sel mamalia yang memiliki inti sel dan berfungsi mempersentasikan antigen

kepada T CD8. MHC I tersusun dari rantai berat a polimorfik berpasangan secara non kovalen

dengan rantai non polimorfik b2-mikroglobbulin. MHC II terdapat pada sel APC (Antigen

Presenting Cells) yang merupakan sel yang mempresentasikan antigen secara professional, yaitu

sel makrifag dan monosit, sel B, sel T aktif, sel dendrite, sel epitel yang biasanya timbul setelah

ada rangsangan sitokin.

Berbeda halnya dengan prediksi epitope sel B, prediksi epitope sel T didasarkan pada

prediksi pengikatana terhadap MHC I dan MHC II. Oleh karena itu dalam pathogenesis harus

diketahui terlebih dahulu MHC spesifik yang akan ditampilkan pada patogenesisnya. Sehingga

harus diketahui secara pasti tipe dan kelompok alel MHC yangditampilkan. Hasil prediksi

berdasarkan MHC I dan MHC II memiliki berpedaan dalam hal penentuan skor. Untuk analisis

berdasarkan MHC I, semakin rendah skor maka semakin baik pengikatannya (diperhatikan pada

skor di bawah 20%), sedangkan pada analisis berdasarkan MHC II, semakin tinggi skor maka

(14)

kemudian dikonfirmasi kembali dengan hasil analisis antigenisitas dan analisis hasil interaksi.

Jika hasil ketiganya sinkron, maka dapat diuji lebih lanjut dengan analsis BLAST.

8. Analisis BLAST

Hasil prediksi epitope yang direkomendasikan kemudian dianalisis lebih lanjut dengan

analisis BLAST menggunakan perbandingan data protein manusia. Hasil analisis yang

direkomendasikan adalah hasil analisis dengan nilai kesamaan yang rendah terhadap protein

manusia. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya respon autoimun dari tubuh pasien yang

akan menerima vaksin. Pada pembacaan hasil BLAST perlu diperhatikan untuk skor hasil diatas

70% apakah terdapat sekuen yang memiliki kesamaan terhadap reseptor-reseptor tertentu

manusia khusunya yang berada pada permukaan sel. Analisis ini dapat dilakukan melalui

program BLAST pada NCBI (http://blast.ncbi.nlm.nih.gos v/Blast.cgi).

Aplikasi BLAST

Langkah-langkah menggunakan BLAST ditunjukkan pada alur metode berikut, pada contoh kali

ini digunakan molekul INS dari Homo sapiens dan Mus musculus:

(15)

b. Pada tampilan tersebut, terdapat beberapa pilihan penyejajaran, antara lain program BLAST

untuk nukleotida dan untuk protein. Pada modul ini deberikan contoh BLAST untuk

nukleotida dari INS Homo sapiens dan Mus musculus. (Pencarian sekuen mengikuti

(16)

c. Klik kolom Allign two or more sequences untuk membandingkan 2 sekuen nukleotida.

Kemudian dimasukkan sekuen yang ingin dibandingkan pada kolom yang telah tersedia.

Sekuen yang dimasukkan harus dalam format FASTA.

d. Setelah sekuen dimasukkan diklik tanda BLAST pada bagian bawah, maka akan diperoleh

(17)

e. Pada tampilan tersebut terdapat suatu skala yang menunjukkan tingkat kesamaan sekuaen

yang dibandingkan. Berdasarkan hasil tampilan tersebut terdapat suatu garis berwarna merah,

hal ini menunjukkan bahwa kedua sekuen tersebut memiliki urutan yang sangat mirip yaitu

lebih dari 200 nukleotida. Apabila discroll maka akan diperoleh tampilan

Pada tampilan tersebut dapat diartikan sebagai berikut:

(18)

- Bagian-bagian dari kedua yang tidak dihubungkan suatu garis vertikal, menunjukkan letak

perbedaan dari kedua sekuen tersebut.

(19)

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bioinformatika adalah teknologi pengumpulan, penyimpanan, analisis, dan aplikasi dari

data-data biologi terutama biologi molekul. Sarana utama bioinformatika adalah sejumlah

perangkat lunak yang didukung oleh basis data yang tersedia pada world wide web. Sejumlah

program perangkat lunak dapat diakses secara gratis melalui internet sehingga kegiatan

pencarian, analisis, prediksi, dan penyimpanan data-data biologi molekuler dapat dilakukan

dengan relativ mudah. Jika dibandingkan dengan penelitian di Laboratorium, desain vaksin

dengan menggunakan pendekatan bioinformatika ini memiliki beberapa keunggulan

diantarannya lebih cepat, hasilnya memiliki akurasi yang tinggi, biaya dapat ditekan, dan

simulasi molekuler dapat dilihat lebih jelas.

(20)

Anonim, 2010, Bioteknologi, (http://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi), diakses Hari Selasa, 25 Maret 2015 pukul 19.20 WITA.

Held, G.A., L.A., Bulla, E., Jr. Ferrari, J. Hoch, and A.I. Aronson, 1982. Proc. Natl. Acad. Sci, Cloning and localization of the lepidopteran protoxin gene of Bacillus thuringiensis biotechnology subsp. kurstaki., (79):60-65.

Herman, M., 1997., Insect resistant via genetic engineering. In: A. Darussamin, I.P. Kompiang, and S. Moeljopawiro (Eds.). Proceedings Second Conference on Agricultural Biotechnology Current Status of Agricultural Biotechtology in Indonesia, Research and Development and Priorities, Agency for Agricultural Research and Development, Ministry of Agriculture: 217-226.

Herman, M., 2002, Bioinformatika metode vaksin. Buletin BioTek, 5(1): 1-13.

MacIntosh, S.C., T.B. Stone, S.R., Sims, P. Hunst, J.T., Greenplate, P.G., Marrone, F.J., Perlak, D.A., Fischhoff, and R.L. Fuchs., 1990., J. Insects Path. Specificity and efficacy of purified Bacillus thuringiensis proteins bioinformatic against agronomically important species. (56):95-105.

Maryam dan Romsyah, 2007, Bioinformatika berbasis teknologoi informasi , (http://iirc.ipb.ac.id/jspui/handle/123456789/40843), diakses Hari Selasa, 25 Maret 2015 pukul 20.21 WITA.

Pertanyaan:

(21)

Jawab:

Desain vaksin dengan menggunakan pendekatan bioinformatika ini memiliki beberapa

keunggulan diantarannya lebih cepat, hasilnya memiliki akurasi yang tinggi, biaya dapat ditekan,

Referensi

Dokumen terkait

Estimasi Biaya Konseptual pada Jembatan Bet dengan Metode Indeks Biaya – [Bagyo

Dalam sebuah sistem pre-emptive multitasking, kernel akan memberi slot waktu kepada setiap program dan berpindah dari satu proses ke proses yang lain dengan cepat hingga

Banyak cara merancang untuk , pada penelitian ini perancangan dilakukan dengan melakukan terhadap variasi mortar dan variasi rasio volume mortar terhadap volume

Bahwa hasil korelasi antara metakognitif mahasiswa dengan prestasi belajar Struktur Aljabar-1 yang telah dihitung dengan menggunakan perhitungan statistik berbantuan

[r]

Arsitektur dapat pula diartikan sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan Antropologi selajutnya memberikan tafsiran yang

web service , sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan teknologi RESTful web service yang mempunyai keamanan akses yang lebih baik. Penelitian terdahulu

Data primer pada penelitian ini meliputi data hasil angket yang telah. diberikan kepada responden dan hasil nilai UAS