• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Resmi Praktikum Kimia Koordinasi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Resmi Praktikum Kimia Koordinasi (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Resmi Praktikum Kimia Koordinasi

“PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN GARAM RANGKAP”

Nama / NIM : Muhamad. Syaiful Ampri.(652015011)

Judul : Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap Tanggal Praktikum : 16 Februari 2017

Tujuan

1.

Landasan teori

Pembentukan senyawa kompleks koordinasi ialah perpindahan satu atau lebih

pasangan elektron dari ligan ke ion logam, maka ligan bertindak sebagai pemberi

elektron dan ion logam sebagai penerima elektron. Akibat dari perpindahan kerapatan

elektron ini, pasangan elektron jadi milik bersama antara ion logam dan ligan, sehingga

terbentuk ikatan pemberi-penerima elektron. Keadaan-keadaan antara mungkin saja

terjadi. Namun, jika pasangan elektron itu terikat kuat, maka ikatan kovalen sejati dapat

terbentuk. Proses pembentukan ikatan antara pemberi-penerima elektron tersebut dapat

dituliskan dengan persamaan :

M + :L ↔ M:L

Dimana M = ion logam, dan L = ligan yang memiliki pasangan elektron (rivai, 1995).

Senyawa koordinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompleks netral

dan ion yang dalam hal ini paling sedikit satu dari ion tersebut harus merupakan ion

kompleks. Salah satu karakteristik karakteristik senyawa kompleks ialah bahwa ion

kompleks atau kompleks netral yang menyusun senyawa tersebut masih seringkali

mempertahankan identitasnya dalam larutan. Meskipun dapat terjadi disosiasi parsial.

Misalnya senyawa yang semula ditulis 2 KBr.HgBr2 sebetulnya mengandung ion

tetrahedral [HgBr4]2- dalam padatan Kristal dan ion ini tetap mempertahankan

(2)

Selbin, 1993).

Garam kompleks merupakan garam-garam yang memiliki ikatan koordinasi

(garam yang dapat membentuk ion-ion dan salah satunya ion kompleks). Contoh dari

garam kompleks ialah Cu(SO4)2(NH4)2. Garam rangkap akan terionisasi menjadi

ion-ion komponennya ketika dilarutkan. Contoh lain dari garam kompleks yakni

[Co(NH3)6]Cl3 atau CoCl3.6NH3 yang berfungsi sebagai ligan ialah NH3 sedangkan

Cl ialah diluar daerah koordinasi (sukardjo, 1985).

Alat dan bahan

a. Alat-alat yang diperlukan

- 3 buah tabung reaksi besar dan kecil

- 1 buah gelas ukur 50 mL

- 1 buah gelas ukur 10 mL

- 2 buah gelas beker 100 mL

- 2 buah gelas arloji

- 1 set pompa vakum

- Pipet volum

- Pipet tetes

- Kertas saring

b. Bahan-bahan yang dibutuhkan

- Kristal kupri sulfat pentahidrat

- Kristal ammonium sulfat

- Etil alcohol

- Aquades

Metode

a. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat, CuSO4•(NH3)2SO4.6H2O

1. Dilarutkan 0,02 mol CuSO4•5H2O (249,5 g/mol) dan 0,02 mol ammonium

sulfat, (NH3)2SO4 (132g/mol) dengan 10 mL aquades didalam beaker glass

100 mL. dipanaskan secara pelan-pelan sampai semua garam larut sempurna. 2. Dibiarkan larutan tersebut menjadi dingin pada temperatur kamar sampai

terbentuk kristal. Apabila dibiarkan selama 1 malam maka akan diperoleh Kristal yang banyak.

3. Dilanjutkan pendinginan campuran itu dengan waterbath, kemudian didekantir untuk memisahkan Kristal dari larutan.

(3)

5. Ditimbanglah Kristal yang dihasilkan dan dicatat jumlah mol reaktan dan mol Kristal hasil. Kemudian dihitung persen hasilnya.

b. Pembuatan garam kompleks tetraammincopper(II) sulfat monohidrat, Cu(NH3)4SO4•5H2O

1. Ditempatkan 8 mL larutan ammonia 15 M dan diencerkan dengan 5 mL aquades dalam cawan penguapan.

2. Ditimbang 0,02 mol CuSO4•5H2O yang berbentuk powder. Ditambahkan

Kristal itu ke dalam larutan ammonia dan diaduk sampai semua kristal larut. 3. Ditambahkan 8 mL etil alcohol secara pelan-pelan melalui dinding beaker

sehingga larutan tertutupi oleh alcohol. Jangan diaduk atau digoyang. Ditutup dengan gelas arloji dan biarkan selama 1 malam.

4. Setelah didiamkan satu malam, diaduk pelan-pelan untuk mengendapkan secara sempurna. Dipisahkan kristal yang terbentuk dengan didekantir. Dipindahkan kristal ke dalam kertas saring dan dicuci dengan 3-5 mL campuran larutan ammonia 15 M dengan etil alcohol yang perbandingan volumenya sama.

5. Dicuci sekali lagi kristal dalam corong dengan 5 mL etil alcohol dan disaring dengan pompa vakum.

6. Ditimbang kristal kering yang dihasilkan dan tentukan berapa mol ammonia yang diperlukan.

c. Perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam kompleks

1. Ditempatkan sedikit (kira-kira 1 mL) Kristal kupri sulfat anhidrit didalam tabung reaksi kecil kering. Dicatat perubahan warna yang terjadi apabila 2 atau 3 mL aquades ditambahkan. Kemudian ditambahkan larutan 6 M ammonia tetes demi tetes sampai 5 mL. dicatat apa yang saudara amati! 2. Dilarutkan sedikit garam rangkap hasil percobaan bagian a dalam kira-kira 5

(4)

3. Ditempatkan sejumlah garam kering hasil percobaan bagian a dan b didalam tabung reaksi yang berbeda. Dipanaskan pelan-pelan masing-masing tabung dan dicatat perubahan warnanya. Gas apa yang dibebaskan oleh setiap sampel.

Hasil pengamatan

a. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat, CuSO4•(NH3)2SO4.6H2O

Massa kertas saring + cawan petri = 28,79 gram

Massa kertas saring + cawan petri + sempel = 45,65 gram Massa sempel = 6,87 gram

CuSO4.5H2O + 2(NH4)2 SO4 Cu(NH4)3(SO4)3

M : 0,02 0,02

R : 0,02 0,02 0,02

S : - - 0,02

Mr = Cu(NH4)3(SO4)3 = 419,5 mol/gram Massa = mol x Mr

= 0,02 x 419,5

= 8,39 gram

% yield = 6,86

8,39 x 100% = 81,8 %

b. Pembuatan garam kompleks tetraammincopper(II) sulfat monohidrat, Cu(NH3)4SO4•5H2O.

Massa kertas saring + cawan petri = 39,30 gram

Massa kertas saring + cawan petri + sempel = 43,55 gram Massa sempel = 4,25 gram

Mol NH3 = ρ = m

v =0,88 gram/mol

m = ρ x v = 0,88 x 13= 11,44 gram

Berat amonia yang dipakai = 0,32 x 11,4 = 3,66 gram

Mol NM3 = 3,66

17gram/mol = 0,215 mol

(5)

Massa [Cu(NH3)4]SO4 = 0,02 x 227,5 = 4,55 gram

% yield = 4,25

4,55 x 100% = 93,4%

c. Perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam kompleks.

 Kristal kupri anhidit + 3ml aquades larutan berwarna biru muda bening dan endapan

Berwarna biru muda. + larutan amonia 6M tetes demi tetes larutan berwana biru tua

Dan ada endapan.

 Sempel a + 5ml aquades larutan biru bening (biru muda ++) Biru muda +

Sempel b + 5ml aquades larutan berwarna biru keruh(toska ++) dan ada endapan biru

muda (+) dan ada endapan.

 Setelah diencerkan.

Sempel a dipanaskan tidak bau

Sempel b dipanaskan bau tajam (amonia)

Pembahasan

Daftar Pustaka

Cotton, F.A dan Wilkinson, 1989, Kimia Anorganik Dasar, UI press, Jakarta.

Day, M.C dan J. Selbin, 1993, Kimia Anorganik Teori, UGM Press, Yogyakarta. Khopkar, S.M, 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.

Rivai, H, 1995, Asas Pemeriksaan Kimia Edisi Pertama, UI, Jakarta. Sukardjo, 1985,

Kimia Koordinasi, Rineka Cipta, Jakarta.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Isolasi ekstrak kunyit dilakukan proses ekstraksi soxhlet yaitu mengekstrak senyawa kurkumin dan turunannya dalam sampel kunyit kering, kemudian dibungkus dengan

Dari percobaan ini, kemampuan buffer asetat dengan kapasitas 0,01 dalam mempertahankan pH lebih baik dibandingkan buffer fosfat, buffer asetat kapasitas 0,015 dan

Protein ( asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “ yang paling utama” ) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer

Pengemulsi adalah senyawa yang ditambahkan pada campuran es krim untuk menghasilkan struktur lemak dan kebutuhan distribusi udara yang tepat sehingga menghasilkan

Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan.. sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak

dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawa yang mengandung paling tidak satu cincin benzene; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom non karbon dalam

 Prinsip dasar destilasi yakni perbedaan titik didih dari komponen-komponen yang terdapat dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki

Telur bebek yang akan digunakan untuk pembuatan telur asin haruslah telur yang masih baru dengan umur 10 jam kurang atau maksimal 48 jam.. Hal ini untuk menghasilkan telur asin yang