• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM ILMU PENGETA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM ILMU PENGETA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM ILMU

PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DI INDONESIA

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia

Dosen Pengampu :

Khaerunnisa’ Tri Darmaningrum M.pd

Oleh : Kelompok 1 Kelas C/IV

Deri Indra Setiawan (13130104) Kiki Fauziah (15130077) Avinda Azizatun Nisa (15130105) Reviana Novianti (15130131) Faniyatul Mazaya (15130138) Faiz Nur Musyafa (15130157)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERIMAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sejarah Pengembangan Sistem Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia”ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam.

Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kami dalam hal tulis menulis, serta untuk melatih kemampuan berfikir dan analisis secara logis. Dan tentunya untuk menambah wawasan dalam Sejarah Kebudayaan Islam.

Oleh karena itu, ucapan terima kasih kami sampaikankepada:

1. Khaerunnisa’ Tri DarmaningrumM.pd selaku Dosen pembimbing matakuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang;

2. Seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi yang telah memberikan masukan dan saran dalam makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami membutuhkan saran dan kritik yang membangun dan relevan demi kesempurnaaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Malang , 3 Maret 2017

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul...i

Kata Pengantar...ii

Daftar Isi...iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang...1

1.2 RumusanMasalah...1

1.3 TujuanPenulisan...1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teknologi pada Masa Prasejarah...2

2.2 Teknologi pada Masa Purba...7

2.3 Teknologi pada Masa Madya ...13

2.4 Teknologi pada Masa Baru (Modern)...20

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan...41

... 3.2 Saran...42

... ... Daftar Pustaka...43

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi adalah suatu cabang antropologi budaya yang berhubungan dengan studi terhadap kebudayaan materi. Hal ini lebih dimaksudkan sebagai proses-proses manusia dalam menangani dan mengendalikan lingkungan fisiknya. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.

Mempelajari bagaimana kehidupan manusia pada masa pra aksara hingga saat ini adalah hal yang sangat menarik. Dimana kehidupan zaman ke zaman kehidupan mangalami perkerkembangan. Salah satu perkembangan yang sangat menonjol dan dapat dirasakan di kehidupan ini adalah teknologi. Teknologi berperan sangat kompleks dalam kehidupan manusia baik dari zaman pra aksara hingga saat ini. Yang mana dimulai dari perkembangan teknologi yang sangat sederhana hingga yang sangat kompleks.

Sebagai generasi muda kita ditunttut untuk mengetahui tentanng bagaiman perkembangan teknologi dari zaman pra aksara hingga saat ini. tujuannya agar kedepan kita lebih kompetitif dalam meraih masa depan dengan memanfaatkan teknologi dengan benar.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana perkembangan teknologi pada masa prasejarah?

1.2.2 Bagaimana perkembangan teknologi pada masa purba?

1.2.3 Bagaimana perkembangan teknologi pada masa madya?

(5)

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui perkembangan teknologi pada masa prasejarah.

1.3.2 Mengetahui perkembangan teknologi pada masa purba.

1.3.3 Mengetahui perkembangan teknologi pada masa madya.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teknologi pada Masa Prasejarah

Pada masa prasejarah yang berlangsung selama beberapa juta tahun yang lalu merupakan masa yang terpanjang yang dilalui manusia dalam sejarah kehidupannya. Keadaan alam yang tidak stabil serta silih berganti dalam bentuk fisik, iklim dan sebaginya telah dihadapi oleh manusia yang terus mengalami perkembangan akal budinya.

Tingkat penghidupan yang mula-mula bersifat sangat sederhana itu berangsur-angsur mengalami kemajuan sesuai dengan pengalaman yang diperoleh manusia dari masa ke masa, dapat dilihat dari kemajuan cara mereka membuat alat. Kemajuan dalam masa kehiduapan manusia yang panjang itu sangat lambat dan memperlihatkan juga ketergantungan kepada alam lingkungannya. Berikut ini merupakan masa-masa yang terjadi pada masa prasejarah :

1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana

Corak kehidupan Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana (plestosen) tidak dapat diikuti kembali seluruhnya diberbagai tempat, kecuali beberapa aspek saja. Terutama segi teknologis masa-masa hidup berburu tingkat sederhana ini dapat dijangka kembali hasil karya manusia yang tersisa. Khususnya benda-benda peninggalan yang dibuat dengan batu dalam berbagai bentuk. Teknologi manusia yang pada tingkat permulaan mengutamakan segi praktis, sesuai dengan pengguanaan saja.1

Pada tingkat ini di Indonesia hanya dikenal dua macam bentuk pokok , yaitu teknik perkakas batu yang disebut tradisi kapak perimbas, alat serpih dan alat tulang.

(7)

a. Kapak perimbas

Tradisi kapak perimbas di Indonesia ternyata mempunyai persebaran yang luas dan khusus berkembang ditempat yang banyak mengandung bahan batuan yang sesuai untuk pembuatannya.

Penelitian terhadap tradisi paleolitik di Indonesia dimulai pada tahun 1935,(ketika von koenigswald2 menemukan alat-alat batu di

daerah punung (kabupaten pacitan), didasar kali baksoko). Alat-alat tersebut pada umumnya berbentuk besar, massif dan kasar buatanya dengan menggunakan teknik pembenturan, kulit batunya masih melekat pada permukaan khususnya pada bagian untuk berpegang dan tajaman yang berliku atau bergerigi. Tradisi kapak perimbas yang ditemukan di punung ini kemudian dipandang sebagai tingkat perkembangan budaya batu yang terawal di Indonesia.3

b. Alat serpih

Di dalam konteks perkembangan alat-lat batu tingkat plastosen di Indonesia sering kali alat serpih ditemukan bersama-sama dengan kapak perimbas. Tradisi alat serpih menghasilkan perkakas yang berbentuk sederhana dengan memperlihatkan kerucut pukul yang jelas. Bahan batuan yang umum digunakan adalah beberapa jenis batuan tufa dan gamping kersikan serta batuan endap.4Alat tersebut digunakan sebagai

penggaruk atau serut penusuk dan pisau c. Alat tulang

Pembuatan alat tulang pada tingkat plestosen sementara ini hanya diketahui di ngandong, alat-alat berupa sudip dan mata tombak yang bergerigi pada kedua belah sisinya. Lat-alat dari tanduk menjangan memperlihatkan bagian yang diruncingkan. Duri ikan pari di temukan pula dan benda ini mungkin diguanakan sebagai tombak.5

2Ibid hlm 88 (lihat G.H.R. Von Koenigswald, Early palaelolithic stone implements from java. Bulletin rafles museum, B,1 1938 hlm 52-60

(8)

2. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut

Pada Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut (pasca plestosen) berkembang tiga tradisi pokok pembuatan alat di Indonesia, yaitu tradisi serpih bilah, tradisi alat tulangdan tradisi kapak genggam Sumatra.

a. Serpih bilah

Di Indonesia tradisi ini meninjol pada kala pasca plestosen. Teknik pembuatan alat-alatnya melanjutkan pada masa sebelumnya, tetapi bentuk alat-alatnya tampak lebih maju dalam berbagai corakuntuk bermacam kegunaan. Kadang-kadang bentuknya kecil melalui teknik pengerjaan yang rumit. Pemangkasa sekunder, yaitu pengerjaan serpih setelah dilepaskan dari batu intinya, seringkali diutamakan menuju ke bentuk alat-alat yang diperlukan. Bahan batu yang dipakai untuk membuat diantaranya ialah kalsedon, batu andesit, gamping dan sebagainya.6

b. Kapak genggam Sumatra

Di Indonesia kapak genggam sumatera ditemukan tersebar dipantai timur Sumatera Utara, beberapa buah kapak genggam Sumatera berbentuk lonjong yang dikerjakan hanya pada satu sisi beserta kapak pendek.7

3. Masa bercocok tanam

Masa bercocok tanam amat penting dalam sejarah perkembangan masyakat dan peradaban di Indonesia, karena pada masa ini beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam bertambah cepat. Berbagai macam tumbuhan dan hewan mulai dipelihara. Cara untuk memanfaatkan hutan belukar denagn menebang dan embakar pohon-pohon dan belukar mulai diekmbangkan sehinggah karenanya terciptalah lading-ladangyang meberikan hasil pertanian, meskipun sifatnya masih sederhana, untuk memenuhi kebutuahn hewani kegiatan berburu dan

(9)

menagkap ikan terus dilakukan disamping mata pencahriaan bercocok tanam.8

a. Beliung persegi

Diantara alat-alat batu yang paling menonjol dari masa bercocok tanam di Indonesia ialah beliung persegi. Pada umumnya beliung ini berbentuk memanjang dengan penampang lintang persegi, seluruh bagiannya diupam halus-halus, kecuali pada bagian pangkalnya sebagai tempat ikatan tangkai dan biasanya digunakan untuk pengerjaan kayu.9

b. Kapak lonjong

Kapak ini bentuk umumnya lonjong dan dengan pangkal agak runcing dan melebar pada bagian tajaman. Bagian diasah dari dua arah dan menghasilkan bentuk tajaman yang simetris. Disinalh bedanya dengan beliung persegi yang tidak memiliko tajaman simetris. Teknik pembuatanya melalui penyerpihan segumpal batuatau langsung dari kerakal yang sudah sesuai bentuk,diupam halus setelah permukaan batu diratakan dengan teknik pemukulan beruntun.10

c. Mata panah

Bentuk mata panah pada umumnya segitiga dengan bagian basis bersayap dan cekung. Ada pula yang cembung atau kadang-kadang rat tak bersayap. Ukuran panjang antara 3-6 cm, lebar basis 2-3 cm, dengan ketebalan rata-rata 1 cm. bahanya dari batu gmaping, seluruh permukaannya dikerjakan dengan amat teliti. Dibagian ujung dan tajamannya ditatah dari dua arah sehinggah menghasilkan tajaman yang bergerigi atau berlku dan tajam.11

d. Gerabah

(10)

Teknik pembuatan gerabah padamasa ini masih sangat sederhana, segala sesuatu nya dikerjkan dengan tangan dan teknik tatp batu.12

4. Masa perundagian

Pada masa ini teknologi pembuatan benda benda jauh lebih tinggih tingkatnya dibandingkan dengan masa sebelumnya. Hal tersebut mulai dengan penemuan baru berupa teknik peleburan, pencampuran, penempaan dan pencetakan jenis-jenis logam.. sebelumtingkat-tingkat teknik itu dikenal, rupanya telah dikenal tembaga dan emas. Kedua macam logam ini sangat mudah di lebur karena titik leburna tidak begitu tinggi. Tembaga yang mula-mula ditemukan dapat dibuat jadi benda dalam berbagai bentuk yang membutuhkan sedikit pengetahuan penuangan. Sesuai dengan kemajuan pengetahuan, ditemukan antara timah dan tembaga yang ternay menghasilkan benda-benda yang lebih kuat, bahan campran inilah yang membentuk perunggu.13

a. Benda-benda perunggu

Jenis benda perunggu yang dikenal di Indonesia ialah nekara, berbagai jens kapak, bejana, boneka, perhiasan dan senjata.Teknik pembuatan benda perunggu ada 2 macam yakni teknik setungkup dan cetakan lilin.

Teknik cetakan setungkup menggunakn dua cetakan yang dapat ditangkupkan, cetakan diberi lubang pada bagian atas dan dari lubang ini dituangkan logam yang sudah mencair kedalam cetakan. bial perunggu sudah dingin cetakan dibuka dan selesailah pengerjaannya.

Teknik cetakan lilin memperguanakan bentuk bendanya yang terlebih dahulu dibuat dari lilin yang berisi tanah liat sebagai intinya, berbentuk lilin dihias menurut keprluan, pola hiasnya dicapkan pada permukaan lilin dengan cetakan. Bentuk lilin ini lau dibungkus dengan tanah liat lunak, pada bagian atas dan bawah diberi lubang. Dari lubang atas dituangkan perunggu cair dan dari lubang bawah mengalirlah lilin yang meleleh. Bial perunggu sudah dingin, cetakan

(11)

dipecah Untuk mengambil bendanya yang sudah jadi. Cetakan seperti ini hanya bisa dipakai sekali saja.14

b. Benda-benda besi

Berbeda dengan benda perunggu, penemuan benda besi terbatas jumlahnya, seringkali bendabesi ditemukan sebgai bekal kubur. Jenis benda besi bisa digolongkan sebagai keperluan shari-hari dan senjata.15

c. Gerabah

Dalam masa perundagian, pembuatan gerabah telah mencapai tingkat yang lebih maju dari pada masa sebelumnya.

2.2 Teknologi pada Masa Purba

Kontak antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Hindu-Buddha yang berasal dari India telah menghasilkan kekayaan seni Indonesia yang beragam. Pengaruh itu berlangsung cukup lama yaitu dari abad pertama tarikh masehi sampai abad ke-15. pengaruh kebudayaan tersebut sangat terasa di daerah Jawa, Sumatra, Bali, bahkan sampai sebagian Kalimantan. Setelah agama Islam masuk sejak abad ke-13, hanya bali yang sampai saat ini masih kental mengembangkan seni dan kebudayaan India. Wilayah lain yang masih terlihat budaya hindunya adalah jawa, terutama Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.16 Di daerah-daerah tersebut tersebar peninggalan-peninggalan

sejarah dari masa pengaruh Hindu-Buddha yang bisa kita jadikan petunjuk dalam mempelajari perkembangan iptek pada masa itu. Berikut ini merupakan perkembangan iptek pada masa purba yang terjadi di Indonesia:

1. Arsitektur

14 Ibid hlm. 264-265 15 Ibid hlm. 266

(12)

Dalam perkembangan arsitektur di Indonesia banyak ditemukan candi-candi sebagai bangunan keagamaan.Pada umumnya candi terdiri atas tiga bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi, dan atap candi. Candi melambangkan macrocosmos atau alam semesta yang terbagi menjadi alam bawah sadar (bhurloka, kamadatu) tempat manusia masih dipengaruhi nafsu, alam antara (bhuwarloka, rupadatu) tempat manusia telah meninggalkan keduniawian, dan alam atas (swarloka, arupadatu) tempat dewa-dewa.17

Peletakan candi bibagi menjadi beberapa tipe, diantara lain tunggal, berkelompok, berkelompok memusat, dan berjenjang ke belakang dalam kelompok besar maupun kecil. Peletakan pengelompokan candi diduga terkait dengan keadaan sosial politik masyarakat pada zaman itu. Misalnya gugusan candi Prambanan terdiri atas candi induk di pusat yang dikelilingi oleh candi perwara yang teratur. Yang menunjukan adanya sistem pemerintahan yang memusat. Sementara candi-candi tua di Dieng dam Gedong Songo mempunyai pola bebas yang menggambarkan pola pemerintahan yang federal.18

Bangunan biara pada masa kuno juga dikelompokkan sebagai pembangunan candi. Bangunan yang dulu diperkirakan sebagai biara dan masih tersisa sampai saat ini adalah candi sari dan candi plaosan. Bangunan tersebut memiliki karakteristik yang mirip dengan candi-candi pda umumnya. Bedanya adalah biar memiliki denah persegi panjang, memiliki jendela dan berlantai dua. Sebagai bangunan sakral maka fungsinya adalah sebagai hunian untuk fungsi sakral misalnya tempat meditasi.19

2. Teknologi Astronomi

Selain menunjukan kemampuan rancangan bangunan nenek moyang indonesia yang mengagumkan, penepatan stupa terawang dan relif candi Borobudur juga menunjukan renguasaan terhadap ilmu perbintangan atau

(13)

astronomi. Hasil penelitian tim arkeoastronomi dari ITB terhadap Candi Borobudur menunjukan bahwa stupa utama Candi Borobudur berfungsi sebagai alat penanda waktu yang memanfaatkan matahari.. stupa utama yang merupakan stupa terbesar terletak di pusat candi di tanggat ke-10 atau tingkat tertinggi.20

Stupa utama dikelilingi 72 stupa terawang yang membentung lintasan lingkaran di tingkat 7, 8, dan 9. Bentuk dasar ketiga tingkat itu ditambah tingkat 10 adalah lingkaran, bukan persegi empat sama sisi seperti bentuk dasar pada tingkat 1 hingga tingkat 6. Jumlah stupa terawang pada tigkat 7, 8, dan 9 secara berurutan adalah 32 stupa, 24 stupa, dan 16 stupa. Jatuhnya bayangan stupa utama pada pucuk stupa terawang tertentu pada tingkatan tertentu menunjukan awal musim atau mangsa tertentu sesuai pranatamangsa (sistem peritungan musim jawa).21

Sejumlah relif di Candi Borobudur menunjukan kemampuan nenek moyang bangsa Indonesia dalam penguasaan ilmu perbintangan. Salah satunya ditunjukan dengan gambar perahu pelaut dalam berbagai ukuran di dinding candi. Gambar perahu menunjukan mereka sebagai pelaut. Untuk mampu mengarungi lautan dibutuhkan kemampuan navigasi (menentukan arah) yang panduan utamanya bintang-bintang di langit. Salah satu bintang yang menjadi penunjuk arah adalah bintang Polaris, yaitu bintang yang terletak tepat di atas kutub utara bumi sehingga disebut bintang utara. Polaris menjadi acuan bangsa-bangsa di belahan bumi utara. Nama bintang ini banyak disebut dalam manuskip umat Buddha.22

Sebelum tahun 800, Polaris dapat dilihat di Nusantara di sekitar Borobudur. Bintang terang ini mudah diamati karena hanya bergerak di sekitar horizontal (ufuk langit). Tetapi sejak tahun 800 sampai sekarang posisi Polaris semakin di bawah horizon akibat gerak presesi atau gerak bumi pada sumbunya sambil beredar mengelilingi matahari, sehingga bintang utara tidak mungkin lagi di lihat di Nusantara. Akibatnya para

(14)

pelaut mebcari bintang penanda utara lain, yaitu rasi ursa mayor (beruang besar). Apabila dua bintang paling terang dalam rasi ini yaitu dubhe dan merak ditarik garis lurus akan mengarah ke polaris. Ursa mayor adalah penanda arah utara selain polaris.23

Pentingnya rasi ursa mayor ini ditunjukan oleh relif bulat-bulat kecil pada tingkat ke-4 candi Borobudur di sisi utara dan mrnghadap ke utara. Tujuh bulatan kecil itu diapit oleh lingkaran besar yang diduga sebagai matahari dan bulan sabit yang dipastikan merupakan symbol bulan. Dari bumi, ursa mayor terlihat sebagai tujuh bintang terang.24

Pengetahuan mengenai perbintangan pada zaman Hindu-Buddha diterapkan pula dalam sistem pertanggalan. Pada prasasti-prasasti dari masa jawa kuno telah disebutkan adanya nama-nama bintang dan gugusan bintang-bintang atau rasi (zodiak). Nama gugusan bintang atau rasi ini juga diuraikan dalam kitab sastra jawa kuno. Kedua belas rasi tersebut adalah :mina, mesa, wrsabha, mithuna, karka, simha, kanya, tula, wrscika, dganu, makara, dan kumbha. Lambing-lambang zodiak di atas dapat di temukan padabenda-benda perunggu yang berasal dari zaman Majapahit, seperti yang ditemukan di beberapa tempat di Jawa Timur. Kebanyakan dari mangkuk petunggu tersebut berangka tahun antara 1321-1430.25

Penampakan bintang-bintang di langit dalam pengetahuan perbintangan tradisional selain dimanfaatkan sebagai pedoman penentu arah kususnya dalam pelayaran, juga digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui berbagai gejala alam seperti cuaca, datangnya pergantian musim kemarau dan musim hujan. Pranatamangsa atau sistem perhitungan musim jawa dijadikan sebagai acuan bercocok tanam.26

3. Sistem Pertanggalan Tradisional

(15)

Sistem pertanggalan diperkenalkan oleh pendatang dari India menjelang abad ke-5 M. bukti kertulis mengenai sistem pertanggalan pertama kali terdapat salam prasati tugu yang dikeluarkan oleh raja Purnawarna. Dalam prasasti tersebut telah menyebutkan unsure-unsur pertanggalan, yaitu tanggal 8 paruh gelap, bulan Phalguna dan tanggal 13 paruh-terang bulan caitra. Namun angka tahunnya tidak disebutkan. Dalam prasasti Canggal yang dikeluarkan raja Sanjaya tertulis unsur pertanggalan “13 paro-terang bulan kartika tahun saka 645”.27

Unsur-unsur pertanggalan pada masa Hindu-Buddha mengalami perkembangan dari masa ke masa. Menurut Carparis semakin muda masanya,unsure-unsur itu semakin berkembang dan semakin kompleks sehingga dapat dibagi menjadi 4 fase perkembangan. Fase I (sebelum 900 S) memiliki 5 unsur pertanggalan. Fase II (900-1000 S) memiliki 10 unsur pertanggalan, fase III (1000-1250 S) memiliki 14 unsur pertanggalan, fase IV (sesudah 125 S) memiliki 15 unsur pertanggalan.28

Unsur-unsur terpenting dalam sistem pertanggalan masa Hindu-Buddha selain angka tahun saka adalah sebagai berikut:29

1. Hari (wara) terdiri dari sistem atau siklus hari dalam satu minggu, meliputi:

a. Pancawara: pahing, pon, wagai, kalowon umanis

b. Sadwara: tunglai (daun, tumbuhan), haryang (manusia mati), kurukung (binatang mati), paniruan (ikan mati), was (burung), dan mawulu (biji-bijian).

c. Saptawara: aditya (mimggu), soma (senin), anggara (selasa), Buddha (rabu), wrhaspari (kamis), suirka (jumat), sanaiscara (sabtu).30

2. Tanggal (titi)

(16)

Dalam sistem pertanggalan Hindu-Buddha hanya dikenal tanggal 1-15 dalam setiap bulan. Dalam satu bulan ada dua bagian atau paro pertanggalan yaitu 1-15 suklapaksa (paruh terang) yaitu ketika bulan terang terang sejak bulan berbentuk sabit awal hingga bulan purnama dan tanggal 1-15 krsnapaksa yaitu ketika bulan memudar sejak setelah bulan purnama sampai kembali ke bulan sabit hingga menghilang.31

3. Bulan (masa)

Nama-nama bulan dalam satu tahun adalah Caitra, Waishaka, Jyestha, Asadha, Srawana, Badrawada, Asuji, Kartika, Margasira, Posya, Magha, Palguna.32

4. Wuku

Ada 30 wuku dalam satu tahun, yaitu sinta, landep, wukir, kurantil, tolu, gumbreg, wariga, warigadyan, julungwangi, sungsang, dungulan (galungan), kuningan, langkir, mandasiya, pujut, Pahang, kuruwelut, marakeh, tembir, madangkungan, matal, puye, manahil, prng-bakat, bala, hungu, wayang, kawula, dukut, watugunung,33

Sebagai pengaruh Hindu dan perkembangannya budayanya hingga kini masih dapat ditemui sistem petungan empat-lima dalam masyarakat jawa dalam menentukan bibit, bobot, bebet yaitu tiap hari pasaran memiliki nilai baik (neptu) dan sifat yang menyertainya. Petungan pasaran (angka hari pasaran atau neptu) bagi sebagian masyarakat jawa digunakan dalam perwayangan. Contoh: legi (putihan, neptu 5) diasosiasikan putih atau baik tokoh gunawan wibisono, pahing (arbitan, neptu 9) bermakna marah, tokoh dasamuka, pon (kuningan, neptu 7) bermakna nafsu birahi, tokoh sarpokenoko, wage (cemengan, neptu 4), siasosiasikan hitam, marah, alumah, tokoh kumbokarno, dan kliwon (mancawarna, neptu 8) merupakan campuran dari empat warna atau sifat sebagai ego keseluruhan sifat manusia yang ada dalam badan

(17)

wadag. Perhitungan tersebut menunjukan keuntungan dan kerugian bila seseorang melaksanakan sesuatu yang bernilai ghaib, misalnya pernikahan, mendirikan rumah, atau berdagang.34

2.3 Teknologi pada Masa Madya

llmu pengetahuan sudah berkembang sejak zaman Yunani. Pada zaman kejayaan Islam, ilmu pengetahuan berkembang pesat, baik yang berupa penemuan baru maupun penyempurnaan dari penemuan-penemuan zaman Yunani. Pada zaman Renaisans, dengan berpijak pada ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat di dunia muslim, bangsa Eropa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejak saat itu Eropa menjadi pusat pengembangan iptek. Selanjutnya, bangsa Eropa yang bermigrasi ke benua Amerika membawa kemajuan iptek lebih pesat di benua tersebut.Ilmu pengetahuan serta teknologi selalu mengalami perkembangan mulai dari zaman pra-sejarah hingga sampai sekarang ini.Zaman madya adalah tahapan perkembangan manusia pada masa pra sejarah antara zaman batu tua dengan zaman batu muda. Kehidupan manusia purba pada masa ini tidak begitu berbeda dengan masa-masa sebelumnya berburu atau mengumpulkan makanan merupakan cirinya. Tetapi manusia pada masa ini sudah mulai memiliki tempat tinggal semi tetap serta sudah melakukan bercocok tanam tetapi masih sederhana. Tempat tinggal manusia pada masa ini kebanyakan mempunyai lokasi di tepi pantai dan di goa-goa, karena banyak ditemukannya bekas-bekas kebudayaan zaman ini di lokasi-lokasi tersebut. Pada jaman Madya.

(18)

menghasilkan ciptaan-ciptaan yang memberi ciri tertentu kepada Kebudayaan Indonesia jaman Madya. Lain juga dengan agama Hindu/Budha pada jaman Purba menentukan corak dan sifat kebudayaan Indonesia dan berlangsung di Bali menghadapi desakan agama Islam, dalam jaman madya perannya yaitu pembentukan kebudayaan baru yang tumbuh dan berkembang karena pengaruh Islam. Berbeda dari agama Kristen dan agama lama di Bali, Islam lebih besar dan meluas pengaruhnya atas hidup dan alam pikiran bangsa Indonesia seumumnya.

Kebanyakan penduduk di Indonesia beragama Islam. Para ahli berpendapat bahwa agama Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Agama dan kebudayaan Islam masuk Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina. Agama Islam berkembang dengan pesat di tanah air. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam dan peninggalan-peninggalan sejarah Islam di Indonesia. Agama dan kebudayaan Islam mewariskan banyak sekali peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Islam antara lain masjid, kaligrafi, karya sastra, dan tradisi keagamaan.35Pada awal abad ke

15, kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, bahkan pada tahun 1478 mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri dari kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa juga banyak berkembang kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa, dan kesultanan Banjar. Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di daerah pantai saja, tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman.36

35http://catatantugassejarah.blogspot.co.id/2013/09/peninggalan-zaman-madya.html (di akses tanggal 2 Maret 2017 pukul 20.45)

(19)

Perkembangnya kebudayaan Islam di Kepulauan Indonesia telah menambah khasanah budaya nasional Indonesia, serta ikut memberikan dan menentukan corak kebudayaan bangsa Indonesia. Akan tetapi karena kebudayaan yang berkembang di Indonesia sudah begitu kuat di lingkungan masyarakat maka berkembangnya kebudayaan Islam tidak menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah ada. Dengan demikian terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada. Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia kebudayaan tertentu diharapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Hasil proses akulturasi antara kebudayaan praIslam dengan ketika Islam masuk tidak hanya berbentuk fisik kebendaan seperti seni bangunan, seni ukir atau pahat, dan karya sastra tetapi juga menyangkut pola hidup dan kebudayaan non fisik lainnya. Beberapa contoh bentuk akulturasi akan ditunjukkan pada paparan berikut.37

1. Masjid

Arti kata sebenarnya dari masjid adalah tempat sujud, yaitu tempat orang bersembahyang menurut hukum Islam. Dari masjid-masjid di Indonesia (zaman madya) ada berbagai hal yang menarik perhatian dan corak khusus :

Pertamaadalah atapnya yaitu atap yang melingkupi ruang bujur sangkar. Kubah atau atap masjid, yang boleh dikata menjadi ciri dari seni

(20)

37http://www.mikirbae.com/2015/11/akulturasi-dan-perkembangan-budaya-bangunan Islam tidak terdapat disini. Adapun atapnya itu berupa atap tumpeng, yaitu atap yang bersusun, semakin ke atas semakin kecil sedangkan tingkatan yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpeng itu selalu ganjil, biasanya 3 dan ada kalanya juga sampai 5 seperti pada masjid Banten. Ada pula yang tumpangnya 2, tapi yang demikian itu dinamakan tumpeng satu, jadi angka gasal pula. Atap tumpeng sampai kini masih lazim didapatkan di Bali.

Hal kedua yang menarik perhatian dari masjid Indonesia adalah (pada mulanya) tidak adanya Menara, tempat muadzin menyerukan adzannya pada tiap kali menyeru waktu sholat. Di Indonesia pemberitahuan waktu sholat disamping seruan adzan juga dengan pemukulan bedug atau tabuh. Meskipun menara itu bukan bagian yang harus ada, namun dalam seni bangunan Islam selalu merupakan tambahan yang memberi keindahan.

Hal yang ketiga yang menarik perhatian adalah mengenai letaknya dari masjid-masjid itu. Di ibukota kerajaan atau tempat kedudukan seorang adipati masjid itu biasa didirikan sedekat mungkin dengan istana. Selain di dekat istana letak masjid biasanya ditentukan oleh sesuatu tempat yang keramat yaitu di tempat seorang raja atau wali dimakamkan. Sayang bahwa masjid makam itu umumnya sudah berkali-kali mengalami perubahan, baik karena tambahan bangunan atau perbaikan. Disamping unsur jaman purba yang dilanjutkan, banyak pula unsur daerah yang ikut serta memberi bentuknya kepada masjid.38

(21)

Gambar2.1 Menara Masjid Kudu, bentuknya serupa dengan candi

2. Makam

(22)

paling tinggi atau suci, sedangkan yang memakai bubungan biasanya mengatapi sebuah bangsal yang terdapat banyak makam-makam berderet. Kunjungan ke makam itu dikenal dalam agama Islam sebagai “Ziarah” di Indonesia ziarah artinya kunjungan sesuatu makam atau sudah ada yang sejalan terlebih dulu dengan kebiasaan mengunjungi candi atau tempat suci dengan maksud melakukan pemujaan roh atau nenek moyang.39

Gambar 2.2 Makam Putri Suwari di Gresik

3. Seni Ukir

Dalam agama Islam larangan untuk melukiskan sesuatu makhluk hidup, apalagi manusia. Seni pahat patung yang semikian majunya di dalam jaman purba tidak mendapatkan sama sekali dalam jama madya (kecuali di Bali). Dalam jama madya kepandaian-kepandaian pahat-memahat menjadi terbatas kepada seni ukir hias saja. Seni hias mengambil pola-polanya dari jaman purba yang terdiri dari daun-daunan, bunga-bungaan (teratai), bukit-bukit, pemandangan, dan garis-garis geometri. Contohnya di Troloyo, Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lain batu-batu nisan menjadi hasil kesenian tersendiri karena bentuknua maupun karena ukirannya. Corak dan pola-pola hiasan pada gapura Sendangduwur memiliki banyak persamaanya dengan gapura-gapura di ujung Selatan pulau Bali yaitu pada pura Ulu Watu dan Pura Sakena (di pulau Serangan) yang berasal dari jaman madya. mun, seni pahat atau seni ukir terus

(23)

berkembang dalam bentuk seni hias dan seni ukir dengan motif daun-daunan dan bunga-bungaan seperti yang telah dikembangkan sebelumnya. Kemudian juga ditambah seni hias dengan huruf Arab (kaligrafi). Bahkan muncul kreasi baru, yaitu kalau terpaksa ingin melukiskan makluk hidup, akan disamar dengan berbagai hiasan, sehingga tidak lagi jelas-jelas berwujud binatang atau manusia. Banyak sekali bangunan-bangunan Islam yang dihiasi dengan berbagai motif ukir-ukiran. Misalnya, ukir-ukiran pada pintu atau tiang pada bangunan keraton ataupun masjid, pada gapura atau pintu gerbang. Dikembangkan juga seni hias atau seni ukir dengan bentuk tulisan Arab yang dicampur dengan ragam hias yang lain. Bahkan ada seni kaligrafi yang membentuk orang, binatang, atau wayang.40

Gambar 2.3 Ukiran Kayu dari Cirebon

4. Kesusastraan

Kesusasteraan jaman madya berkembang di daerah sekitar Selat Malaka dan di Jawa, melayu sebagai pertumbuhan baru dan di Jawa sebagai perkembangan lebih lanjut dari kesusasteraan jaman purba. Kesusasteraan jaman madya kebanyakan hasil-hasil karya yang sampainya kepada masyarakat yang sekarang bentuknya yang baru

(24)

40http://www.mikirbae.com/2015/11/akulturasi-dan-perkembangan-yaitu dudah dirubah bahasa serta susunannya dan menjadi gubahan baru. Dengan demikian kesusasteraan madya tidak dapat kita turutkan kepada perjalanan sejarah. Mengenai corak dan isi, pertama pembagian berdasarkan sumbernya yang memberi bahan sesuai dengan jamannya, maka yang menandai hasil-hasil kesusasteraan jaman madya itu adalah pengaruh Islam. Terutama cerita-cerita dari Persia besar sekali pengaruhnya, bahkan menjadi sumber utama. Tidak ada bedanya dengan hasil kebudayaan lainnya, bahan-bahan dari jaman purba, sebagai lanjutan dari seni sastra jaman purba yang berkembang di Jawa. Gubahan-gubahan baru dari Mahabharata, Ramayana dan Pancatantra menjadikan antara lain: Hikayat Pandawa lima, hikayat Perang Pandawa Jawa, Hikayat Seni Rama, Hikayat Maharaja Rawana, Hikayyat Panjatanderan, dsb. Khusus di Jawa terdapat : Bratayuda, Serat Rama, Arjuna Sasrabahu, dsb. Satu sumber jaman purba lagi cerita “Panji” yang berasal dari Jawa dan tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Dalam kesusasteraan jaman madya di daerah Melayu, dikenal: Sya’ir Ken Tambuhan, Lelakon Mesa Kumetir, Sya’ir Panji, Hikayat, Carita Wayang Kinudang, Hikayat Panji Kuda Semirang, Hikayat Cekel Waneng Pati, Hikayat Wila Kusuma dan Banyak lagi lainnya. Hikayat-hikayat semuanya tertulis dalam bentuk gancaran sedangkan dari hikayat yang sama tapi diubah dalam bentuk tembang tidak dinamakan “hikayat” melainkan “syair.41

2.4 Teknologi pada Masa Baru (Modern)

Perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern didorong atau diawali dengan berkembangnya zaman Renaissans. Masa ini merupakan fase lahir dan berkembangnya kembali budaya Yunani - Romawi Kuno. Perkembangan Renaissance tidak terlepas dari fase sebelumnya yakni, perkembangan ilmu pengetahuan pada masa penerjemahan di masa Islam. Setelah zaman Romawi, ilmu pengetahuan tidak hanya mengklasifikasikan atau menentukan sesuatu itu termasuk kelas atau kelompok tertentu, tetapi

(25)

memahami sesuatu atau benda-benda itu memiliki susunan dan aturan yang ada hukum-hukumnya. Leonardo Pisa ahli aljabar dari Italia, terus melakukan penyelidikan sehingga menemukan tiga akar dari persamaan pangkat tiga. Ilmu-ilmu alam terus berkembang. Kemudian tampil ilmuawan-ilmuwan seperti Copernicus, Galileo, dan Keppler. Mereka telah melakukan penelitian tentang tata surya.

Copernicus dan Galileo telah memantapkan prinsip heliosentris (matahari sebagai pusat tata surya), merombak teori geosentrisme (bumi sebagai pusat). Bumi ini bulat, bukan datar. Francis Bacon juga merupakan ilmuwan penting saat itu. Ia telah mengembangkan ilmu alam dan kegiatan eksperimental (empiriame). Perkembangan di zaman Renaissans terus bertambah maju. Memasuki zaman Aufklarung (zaman Penceharan), perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Orang mulai mengandalkan kekuatan akal dan meninggalkan dogma-dogma agama. Fase zaman Aufklarung merupakan fase yang amat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Para filsuf dan ilmuwan besar pada masa Aufklarung, antara lain Issac Newton. Ia telah mengembangkan ilmu pengetahuan alam berdasarkan prinsip-prinsip matematika. Newton yang mendorong perkembangan teori gravitasi, perhitungan Calculus, dan Optika. Tokoh lain, seperti Montesquieu, J.J Rousseau.Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan seolah-olah tidak dapat dikendalikan oleh manusia, mengingat begitu cepat kemajuannya. Aplikasi dari ilmu pengetahuan yang mengembangkan teknologi pun semakin berkembang. Pada abad ke-20, perkembangan iptek semakin menakjubkan. Dari zaman atom dan nuklir, berkembang pula teknologi informasi, komunikasi, telekomunikasi, dan kini kita kenal zaman komputer dan internet.

(26)

meninggalkan negeri. Kelompok seperti Sarekat Islam mulai menghilang dari panggung politik dan pimpinan seperti Soekarno dan Hatta menghabiskan banyak di era 1930-an. Sementara beberapa orang Indonesia telah mencapai posisi yang menonjol sebagai pegawai sipil kolonial atau militer telah berhasil mendapatkan pendidikan modern, orang kebanyakan tetap terjebak dalam kemiskinan yang menjadi lebih buruk karena Depresi Ekonomi dan krisis di Eropa. Situasi ini berubah dengan drastis pada 7 Desember 1941.42

Kemerdekaan Indonesia membawa masyarakat mengenal dunia lebih jauh lagi. Mereka kini sudah lebih mengenal teknologi dan ilmu pengetahuan yang jauh lebih baik. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman kontemporer berkembang dengan sangat cepat. Masing-masing ilmu mengembangkan disiplin keilmuannya dan berbagai macam penemuan-penemuannya. Penemuan dan penciptaan terjadi silih berganti dan makin sering. Informasi ilmiah diproduksi dengan cepat, meliputi dua setiap tahun, bahkan disiplin-disiplin tertentu seperti genetika setiap dua tahun.43

Dalam bidang kedokteran, Mahzhab Hippokrates melihat kedokteran secara historis , tetapi sekitar lima abad yang lalu terjadi perubahan besar dengan gagasan manusia harus menguasai alam; materi dan jiwa harus dipisahkan. Dalam dasawarsa-dasawarsa akhir datang pula arus kontra dengan gerakan ke holism lagi, karena pengaruh negative teknologi dan pengaruh positif ekologi (Jacob,2993:20-21).

Dalam disiplin ilmu sosial, berbagai macam pendekatan dihasilkan guna semakin menajamkan daya analisa terhadap fenomena yang ditelitinya. Sementara itu dalam ilmu pengetahuan alam, terutama fisika sianggap

42 Michael Wood, Sejarah Indonesia Modern versi Orde Baru dan para penentangnya, Penerbit Ombak, Yogyakarta, 2013, hlm. 142.

43Abdul Zahir S.Pd, “Tradisi Pemikiran Ilmiah: Yunani Kuno, Abad Pertengahan, Masa Kekhalifahan, Renaissance Dan Aufklaerung, Zaman Modern, Dan Zaman Kontemporer, diakses

dari https://hepimakassar.wordpress.com/2011/11/07/tradisi-pemikiran-ilmiah-yunani-kuno-abad-

(27)

memiliki perkembangan yang sangat spektakuler. Salah satu fisikawan yang termasyur pada masa itu adalah Albert Einstein.

Jenis-jenis Iptek

Jenis-jenis Iptek yang berkembang saat ini sudah dapat digunakan oleh masyarakat. Pada keadaan yang membutuhkan manusia selalu melakukan inovasi. Misalnya, dalam bidang kesehatan, astronomi, teknologi, perhubungan, dan arsitektur. Adapun jenis-jenis Iptek adalah sebagai berikut.44

1) Kesehatan

Dalam bidang kesehatan masalah pelayanan kesehatan, penyakit, gizi, farmasi, dan kesehatan lingkungan menjadi perhatian pokok. Untuk itu telah ditingkatkan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Disamping itu alat-alat kedokteran telah mencapai kemajuan yang sangat pesat. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan kesehatan masyarakat. Sementara itu, di beberapa rumah sakit tertentu sedang dilakukan penelitian tentang pemanfaatan RIA (Radio Immunmo Assay), yaitu suatu alat diagnosa yang menggunakan teknik radioisotope. Dengan ini maka kesehatan masyarakat semakin meningkat dan angka kematian semakin menurun.

2) Astronomi

Selama ini sebagian masyarakat hanya mengetahui matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat, tetapi tidak mengetahui ada apa sebenarnya di dalam matahari atau bagaimana terbentuknya matahari. Padahal, sejak zaman dahulu tata surya dan matahari merupakan sesuatu yang vital. Masih ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan siklus matahari sebagai patokan untuk bercocok tanam, penunjuk arah, atau patokan waktu. Bahkan di tengah

44,Perpustakaancyber“Sejarah Perkembangan Iptek di Indonesia”, diakses dari

(28)

http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/02/lmu-pengetahuan-dan-teknologi-iptek-pesatnya perkembangan teknologi, ilmu falak merupakan dasar yang diajarkan untuk kepentingan navigasi. Astronomi adalah ilmu perbintangan. Kita pernah mendengar astronomi (ahli perbintangan) berkebangsaan Polandia yang bernama Nicolaus Copernicus.

Copernicus sudah berkenalan dengan ide-ide filosof Yunani Aristarchus dari Samos (abad ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan planet-planet lain berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin dengan kebenaran hipotesa “heliocentris” ini, dan tatkala ia menginjak usia empat puluh tahun ia mulai mengedarkan buah tulisannya diantara teman-temannya dalam bentuk tulisan-tulisan ringkas, mengedepankan cikal bakal gagasannya sendiri tentang masalah itu. Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun melakukan pengamatan, perhitungan cermat yang diperlukan untuk penyusunan buku besarnya De Revolutionibus Orbium Coelestium (tentang Revolusi Bulatan Benda-benda Langit), yang melukiskan teorinya secara terperinci dan mengedepankan pembuktian-pembuktiannya.

Dalam buku itu Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi matahari. Aristarchus lebih dari tujuh belas abad lamanya dari Copernicus sudah mengemukakan persoalan-persoalan menyangkut hipotesa peredaran benda-benda langit, adalah layak. Sebab, betapapun Aristarchus sudah mengedepankan pelbagai masalah yang mengandung inspirasi, namun dia tak pernah merumuskan teori yang cukup terperinci sehingga punya manfaat dari kacamata ilmiah. Tatkala Copernicus menggarap perhitungan matematik hipotesa-hipotesa secara terperinci, dia berhasil mengubahnya menjadi teori ilmiah yang punya arti dan guna. Dapat digunakan untuk dugaan-dugaan, dapat dibuktikan dengan pengamatan astronomis, dapat bermanfaat dibanding dengan teori-teori terdahulu bahwa dunialah yang jadi sentral ruang angkasa..

(29)

Berbagai penemuan di bidang teknologi telah mendorong majunya infomasi dan teknologi. Setelah James Watt menemukan mesin uap, maka Friedrich Konig (orang Jerman) mengembangkan mesin cetak dengan tenaga. Kemudian berkembanglah cetak-mencetak berbagai berita dan pesan dengan menggunakan mesin ketik. Mesin ketik yang pertama kali dipatenkan adalah rancangan tiga orang Amerika yaitu Christoper L. Sholes, Samuel Soule, dan Carlos Glidden (1868).

Dunia elektronik semakin maju. Hal ini telah membuka babak baru bagi kegiatan komunikasi. Hal ini dimulai tahun 1840 sewaktu F.B. Morse menemukan telegram listrik. Sejak saat ini mulai komunikasi jarak jauh dengan tepat. Tahun 1876 Alexander Graham Bell menemukan telepon. Tahun 1864 Clark Maxwell menemukan toeri bahwa gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam ruang hampa. Tahun 1895, Guilerino Marconi menggabungkan pemenuan Maxwell dan hasil percobaan Hertz untuk mengirimkan pesan melalui ruang hampa yang disebut telegram tanpa kabel, yang kemudian dikenal dengan radio. Tahun 1906 bertepatan dengan malam Natal sebagai pengganti pengiriman kode Morse, pemancar radio yang pertama kali dibuat untuk menyiarkan lagu-lagu Natal. Berikutnya gambar bergerak dan teknologi pemancar radio digabung, sehingga tercipta televisi.

Vladimir K. Zworykin ahli fisika kelahiran Rusia telah mendemonstrasikan televisi elektronik pertama kali pada tahun 1928. Teknologi informasi komunikasi terus berkembang. Tahun 1960 ketika Echo I, berhasil menerima gelombang radio dari bumi dan memancarkannya kembali ke bumi. Sejak itu mulai diluncurkan satelit ke ruang angkasa. Dengan ini maka komunikasi melalui satelit berkembang di dunia.

4) Arsitektur

(30)

desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk pada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura ( yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memiliki Keindahan/Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan/Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan bahwa keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangn fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.

Bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melaui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya/politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri.

Dalam 20 tahun terakhir ini, percepatan pertumbuhan teknologi itu sedemikian rupa, sehingga kalau diukur dari jangka waktu yang pendek tersebut , pertumbuhan itu laksana sebuah ledakan. Di masa depan teknologi akan jauh lebih pesat lagi perkembangannya. Orang membayangkan masa depan yang penuh shock, yang penuh katidakpastian dan kecemasan, karena lingkungan yang terlalu cepat berubah. Perkembangan teknologi akan menambah kuatitas produk, tetapi menurunkan kualitas. Teknologi sengaja dibuat segera usang atau tidak tahan lama. Inilah yang disebut technostress.

(31)

Koran jarak jauh, dll. Sekarang microelektronik dan multi media memebawa kita ke masyarakat informasi yang sanggup menyajikan gambar, suara dan cetakan sekaligus dan dapat bersifat individual dan personal.

Perkembangan teknologi juga ditrandai dengan makin meluasnya penggunaan teknologi modern itu dalam kehidupan sehari-hari, dan makin lama makin mencapai skala masal. Disisi lain pada zaman Kontemporer perkembangan ilmu juga ditandai dengan terjadinya spesialisasi-spesialisasi yang semakin tajam. Akibatnya, bidang pengkajian suatu bidang keilmuan makin sempit yang ditambah dengan berbagai pembatasan dalam pengkajiannya seperti asumsi dan prinsip sehingga membuat lingkup penglihatan keilmuan bertambah sempit pula. Hal inilah yang menimbulkan gejala deformation professionelle.

1. Perkembangan IPTEK di Indonesia

Perkembangan IPTEK di Indonesia45 sudah menjadi bagian di

dalam kehidupan manusia pada zaman sekarang. Dengan ada nya IPTEK manusia bisa menciptkan hal-hal baru dan menciptakan berbagai karya yang bisa di gunakan, seperti contohnya adalah Handphone. Perkembangan IPTEK di Indonesia masih tertinggal sangat jauh dnegan negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menghambat perkembangan IPTEK di Indonesia masih tertinggal sangat jauh dengan negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menghambat perkembangan IPTEK di Indonesia. Diantara faktor itu adalah :

1. Keterbatasan orang Indonesia mendapatkan pendidikan tinggi.

(32)

2. Kurangnya keinginan pemerintah maupun perusahaan swasta yang ada di Indonesia untuk melakukan ahli teknologi.

3. Tidak adanya minat orang Indonesia untuk mencoba hal baru. 5. Tidak ditemukan sebuah inovasi berarti di bidang teknologi di dalam

masyarakat Indonesia.

2. Peran IPTEK dalam Budaya

Memasuki era globalisasi46, tekonologi bukanlah hal yang tabu untuk

di bicarakan, bahkan teknologi pun sudah seperti kebutuhan hidup untuk manusia pada zaman ini. Dengan ada nya tekonologi, aktifitas manusia menjadi serba mudah untuk di kerjakan. Dalam perkembangan IPTEK tersebut, terkadang budaya asli kita yang bersifat gotong royong seolah tertinggal karna berkembangnya tekonologi. Semua kegiatan yang bisa di kerjakan secara gotong royong bisa dikerjakan sendiri karna mudahnya aktifitas itu sendiri karna adanya teknologi yang makin maju.

Budaya adalah kerangka acuan bagi perilaku masyarakat pendukungnya yang berupa nilai-nilai (kebenaran, keindahan, keadilan, kemanusiaan, dll) yang berpengaruh sebagai kerangka untuk membentuk pandangan hidup manusia yang relatif menetap dan dapat dilihat dari warga budaya itu untuk menentukan sikapnya terhadap berbagai gejala dan peristiwa kehidupan. Jadi, bagaimana IPTEK mempengaruhi masyarakat dalam kebudayaan, itu semua tergantung pada diri masyarakatnya sendiri. Masyarakat harus selektif dan dapat bersifat kritis terhadap perkembangan IPTEK yang semakin pesat. Hendaknya kita menggunakan teknologi tersebut seperlu dan sepentingnya kita saja, jangan karena teknologi, semua menjadi terlupakan, baik itu waktu, kewajiban beribadah, sosialisasi di masyarakat sekitar.

Teknologi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang sangat peka mengalami perubahan. Peralatan dan teknologi lama yang kurang efisien di kembangkan menjadi peralatan dan teknologi canggih yanh lebih praktis. Perkembangan IPTEK di bidang informasi dapat di rasakan. Dunia ini terasa

(33)

sempit dan kecil sehingga dapat dirasakan di semua negara seolah tidak ada batas, baik secara geografis maupun secara administrasi.

Budaya Indonesia adalah kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka. Kebudayaan berdasarkan pancasila adalah hasil cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya masyarakat Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.

Isi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan didalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk maupun berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi dan etos kebudayaan.

(34)

Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual maupun materiel. Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi ole kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan didalamnya.

Pada zaman sekarang ini terutama memasuli abad ke 21 perkembangan teknologi terasa luar biasa terutama yang berhubungan dengan telekomunikasi dan informasi. Walaupun tujuan utama iptek adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman. Perkembangan iptek terutama teknologi informasi seperti internet sangat menunjang setiap orang mencapai tujuan hidupnya pada waktu singkat. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan

membebaskan mereka dari kefanaan dunia.

Adanya teknologi baru dapat menciptakan kebudayaan yang baru pada masyarakat serta teknologi sebagai pertanda kemajuan kebudayaan. Semakin berkembangnya teknologi dimana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita, berarti ikut serta mempengaruhi tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia ini. Banyak masyarakat Indonesia, terutama generasi muda kebanyakan lebih suka terhadap budaya asing ketimbangkebudayaan Indonesia sendiri. Hal ini menuntut kita untuk lebih waspada dalam menerima budaya luar/asing.

(35)

Namun, pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembentukan budaya mempunyai dampak positif maupun negatif.

Perkembangan Astronomi di Indonesia

Tanggal 7 Juni 1928 – tujuh puluh delapan tahun lalu terjadi peristiwa penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam di Indonesia. Peristiwa di Lembang itu, sebuah desa di pegunungan sebelah utara Bandung, adalah tempat peresmian pemakaian teropong bintang besar, refraktor ganda Zeiss yang berdiameter 60 cm, di Observatorium Bosscha..

Kegiatan di Observatorium Bosscha telah banyak dimulai bahkan sebelum teropong besar Zeiss berfungsi tahun 1928, berupa program pengamatan dengan teropong lebih kecil yang sudah berjalan aktif. Program utama yang dijalankan adalah pengamatan sejumlah besar bintang ganda, survey bintang dalam Galaksi Bima Sakti di langit selatan, pengamatan bintang variable, dan kerja sama dengan Dinas Topografi dalam studi geografi. Menjelang tahun 1950, di bawah koordinasi Dr GB van Albada, berbagai aktifitas kembali berlangsung di Observatorium Bosscha termasuk keikutsertaannya dalam pendidikan ilmu pengetahuan alam di ITB (dulu FIPIA-UI). Program utama masih tetap studi bintang ganda. Perhatian dari para astronom internasioanal pun berdatangan (termasuk dari Hertzprug dan Russel, dua nama besar dalam astrofisika), dan hal ini sangat membantu perkembangan dunia astronomi di Indonesia selanjutnya.

Dengan berlangsungnya proses peralihan ke Pemerintah Republik Indonesia, putra-putri Indonesia meneruskan kegiatan penelitian dan pendidikan astronomi di Observatorium Bosscha, yang sejak tahun 1951 bersama-sama Departemen Astronomi berada di bawah naungan ITB. Topik penelitian berkembang dari Astrofisika Bintang, Studi Galaksi Bima Sakti, Studi Tata Surya, sampai Kosmologi.

(36)

satu penegak ilmu astronomi di Indonesia. Di dalam perkembangan selanjutnya, dengan meluasnya kegiatan astronomi di Indonesia, Observatorium Bosscha diupayakan tetap menjadi pusat astronomi, sebagai situs ilmiah yang keutuhan dan nilainya selalu terlindungi, serta merupakan sumber informasi astronomi bagi masyarakat.

Ketakjuban manusia akan keindahan langit dan kerendahan hati untuk selalu bertanya akan tempatnya di semesta yang maha luas, membuat kehadiran astronomi diperlukan. Karenanya selalu besar harapan akan berlanjutnya dukungan terhadap kehadiran observatorium ini untuk kemajuan astronomi di Tanah Air.

B. Perkembangan Sistem Informasi dan Komunikasi serta Perhubungan

1. Sistem Informasi dan Komunikasi

1) Pengertian Informasi dan Komunikasi Informasi adalah keterangan berupa suara, isyarat, tulisan atau mungkin cahaya yang dengan cara tertentu dapat diterima oleh pihak penerima informasi. Penerima informasi dapat berupa makhluk hidup, tetapi juga dapat berupa mesin. Informasi sebenarnya merupakan satu tahapan dari pengertian dan proses komunikasi. Di dalam komunikasi ada penyampai pesan (komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Untuk itu diperlukan media.

(37)

dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata informar (dari bahasa Latin) yang berarti membentuk melaui pendidikan.

Mengenai tinggi rendahnya nilai atau makna informasi sangat tergantung pada digunakan atau tidaknya infomasi itu oleh penerima. Tidak semua informasi dapat diterima oleh sasaran (penerima). Hal ini terjadi karena berbagai kemungkinan, bisa timbul dari suatu proses penyampaian informasi. Misalnya pihak penyampai sedang tidak konsentrasi, kesehatan terganggu, dan lingkungan tidak mendukung. Sementara itu, kalau dinilai dan ditafsirkan bermanfaat bagi penerima, informasi dapat dikatakan baik dan dapat mengurangi atau bahkan meniadakan ketidakpastian. Dengan demikian masalah yang ada dapat terpecahkan, sehingga tidak terlalu barat. Sebaliknya, informasi juga menimbulkan keresahan.

Contoh ketika terjadi gempa bumi di Yogyakarta, kira-kira satu jam kemudian muncul berita bahwa terjadi tsunami, air laut sudah mencapai beberapa kilometer dari pantai. Komunikasi adalah transportasi informasi antar orang atau antarkelompok orang. Komunikasi berpangkal pada istilah communicare berarti berpartisipasi, memberitahukan atau menjadi milik bersama. Jadi, dari arti tersebut mengandung pengertian memberitahukan berita atau pesan, pengetahuan, pikiran-pikiran dengan maksud untuk menggugah partisipasi agar yang diberitahukan itu dipahami bersama antara si penyampai berita dengan si penerima.

(38)

komunikasi yang membawa pesan untuk orang banyak merupakan jenis komunikasi massa. Dalam hal ini jelas bahwa antara informasi dan komunikasi tidak dapat dipisah-pisahkan. Penyampaian informasi cenderung akan terjadi proses komunikasi. Di samping istilah informasi dan komunikasi, ada juga istilah telekomunikasi. Adanya telekomunikasi berawal dari kebutuhan untuk saling tukar informasi atau komunikasi antara manusia dengan manusia lain tetapi terhalang oleh jarak. Oleh karena rintangan jarak maka manusia tidak dapat bertemu muka, suaranya tidak dapat mencapai telinga orang lain (lawan bicara), maka dicari jalan untuk mengatasi jarak tersebut dengan teknologi. Dengan demikian terjadilah telekomunikasi.

2) Perkembangan Informasi dan Komunikasi

Sesuai dengan perkembangan teknologi , maka sistem informasi dan komunikasi di Indonesia mengalami perkembangan pesat, apalagi yang menyangkut komunikasi massa. Buku, surat kabar, majalah, siaran radio, dan televisi merupakan media massa yang sangat populer. Sekalipun demikian, alat tradisional berupa kentongan, kadang-kadang masih digunakan.

Beberapa sarana informasi dan komunikasi modern di Indonesia dapat diterangkan sebagai berikut:

a) Radio

(39)

Selanjutnya, James Clerk Maxwell juga telah meletakkan dasar-dasar teknik komunikasi radio. Tahun 1864 ia mengemukakan teori elektromagnetisme dengan pendekatan matematis.

Berikutnya, ahli lain mengembangkan perangkat pembangkit gelombang elektromagnetik. Alat komunikasi massa yang berupa radio sangat popular dan memasyarakat di Indonesia. Dilihat dari perkembangannya, siaran radio di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. Ketika pecah Perang Dunia I, pemerintah Hindia Belanda dan Kerajaan Belanda merasakan perlunya ada hubungan yang cepat antara kedua wilayah itu (Indonesia dan negeri Belanda). Hal ini terutama untuk menyampaikan peratuaran pemerintah dan berita, baik yang bersifat biasa maupun yang rahasia. Untuk sangat diperlukan adanya radio. Sejak itulah timbul semangat keradioan di kalangan orang-orang Belanda di negeri jajahan. Dengan bantuan Jawatan pos, telepon dan telegraf, Belanda mendirikan pemancar-pemancar, misalnya di Bandung.

b) Televisi

Di Indonesia, televisi merupakan alat komunikasi yang sangat efektif. (1) Pertumbuhan dan Perkembangan Televisi

Salah satu sistem televisi mula pertama diperkenalkan oleh George Carey, sekitar tahun 1875. Televisi ini dikenal dengan televisi mekanis. Tahun 1884 menyusul Paul Nipkon juga mengembangkan televisi denagn cakram berputar. Perkembangan sistem televisi secara langsung maupun tidak langsung sangat dibantu oleh penemuan-penemuan alat elektronik, antara lain penemuan tabung sinar katode oleh K.F. Braun pada tahun 1904, penemuan kode tabung hampa oleh I.A. Fleming dan penemuan triode tabung hampa oleh Lee De Forest pada tahun 1906. Penemuan-penemuan ini kemudian memunculkan televisi.

(40)

Setelah itu, kemudian diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Dikembangkanlah sistem televisi elektronik.

Hal ini mulai dikembangkan pada tahun 1932. Tahun 1935 sudah dilakukan penyiaran-penyiaran televisi, misalnya di Jerman, terus berkembang di Amerika dan Negara-negara Eropa yang lain, Bahkan Bred, Bell dan Frank Gray, masing-masing telah mencoba mengembangkan sistem pemancaran televisi warna.

(2) Perkembangan Televisi di Indonesia (a) TVRI

Indonesia tidak ingin ketinggalan dalam bidang informasi dan komunisi dengan media televisi. Mulailah dirintis penyiaran melalui televisi, yang kemudian disebut dengan TVRI (Televisi Republik Indonesia). Munculnya siaran televisi di Indonesia, mula pertama didorong oleh keinginan pemerintah untuk meliput acara Asian Games IV di Jakarta pada tahun 1961. Didorong oleh keinginan itu, maka pemerintah membentuk Panitia Persiapan Televisi yang dipimpin oleh R.M. Sunaryo (Direktur Urusan Teknik Jawatan radio) sebagai wakil.

Di bawah naungan Panitia Pelaksana Asian Games IV, TVRI pada tanggal 17 Agustus 1962, melakukan siaran perdananya. Waktu itu TVRI meliput upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI.

(b) Televisi Swasta

(41)

Pada tanggal 24 Agustus 1989, Presiden Soeharto meresmikan TV swasta pertama, yang dikelola oleh PT RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) di Jakarta. Kemudian, tanggal 24 Agustus 1990 mengudara pula televisi swasta yang kedua yang diselenggarakan oleh PT Surabaya Citra Televisi yang kemudian berubah nama SCTV (Surya Citra Televisi) di Surabaya.

Pada tahun 1990, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan baru di bidang penyiaran televisi. Perusahaan swasta PT CTPI (Cipta Televisi Pendidikan Indonesia) diberi izin untuk menyiarkan mata acara khusus pendidikan dengan nama TPI (Televisi Pendidikan Indonesia). Siaran pendidikan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1991. Siarannya dilangsungkan pada pagi hari. Juga diizinkan melakukan siaran iklan selama tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan.

Peralatan mula-mula menggunakan perlengkapan milik TVRI, sebelum menyelesaikan pembangunan gedung studio dan pemancarnya sendiri. Kemudian muncul pula televisi swasta Indosiar, Lativi, Trans TV, Trans 7, Global TV, dan TV swasta lainnya. Dengan perkembangan televisi baik pemerintah (TVRI) maupun televisi swasta telah semakin memasyarakatkan media televisi. Bahkan siaran-siarannya semakin menarik masyarakat. Televisi telah tampil sebagai sarana informasi dan komunikasi yang sangat efektif.

(42)

3) Sistem Transportasi dan Sarana Perhubungan

Sesuai dengan keadaan Negara Indonesia, terdiri dari banyak pulau, maka dikembangkan sistem transportasi, baik darat, udara, maupun laut. Di samping kelengkapan sarana prasarananya, juga dituntut sistem transportasi yang nyaman, cepat, dan aman. Oleh karena itu dari Pelita ke Pelita sarana dan prasarana perhubungan terus diusahakan untuk ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.

Dengan ditingkatkannya sarana-prasarana perhubungan baik kuantitas maupun kualitasnya, maka dengan lancar dapat menghubungkan daerah satu dengan daerah yang lain. Hal ini telah mendekatkan dan mengakrabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain.

Peningkatan pembangunan di bidang perhubungan juga telah meningkatkan peranan dan fungsi perhubungan dalam memberikan keanekaragan jasa dengan pola pelayanan yang semakin seimbang, terpadu dan saling mengasihi, sehingga distribusi hasil produksi ke seluruh wilayah tanah air dapat berjalan lancar dan aman.

Upaya peningkatan efesiensi dan efektivitas penyediaan jasa perhubungan juga telah dilakukan dengan penyempurnaan peraturan-peraturan di bidang perhubungan, pengelolaan, dan kelembagaan. Dengan ini diharapkan keandalan dan mutu pelayanan pada masyarakat dapat ditingkatkan, tanpa harus dihambat oleh berbagai pungutan liar. Pemerintah juga diharapkan dapat menyediakan alat transportasi dalam jumlah yang cukup, sehingga tidak menimbulkan masalah bagi masyarakat, misalnya masa-masa liburan sekolah dan lebih-lebih pada situasi Idul Fitri. Tetapi juga teknologi perhubungan juga akan mengalami hal-hal yang sangat membahayakan bagi umat manusia. Kelengahan akan manusia menyebabkan banyak kecelakaan dibidang transportasi yang banyak memakan korban jiwa.

(43)

Perhubungan dan angkutan darat merupakan sektor yang sangat dominan bagi masyarakat umum. Sebab angkutan darat relatif lebih murah. Untuk itu upaya peningkatan sarana dan prasarana terus dilakukan. Untuk prasarana jalan, sasaran utama kebijaksanaan pembangunan adalah peningkatan kemampuan struktur serta kapasitas jalan secara bertahap dan menyebar yang disesuaikan dengan pertumbuhan lalu lintas yang ada di masing-masing daerah.

Pembangunan ini juga disesuaikan dengan kemampuan dana dan daya yang tersedia. Untuk mendukung kebijaksanaan tersebut dilaksanakanlah program-progam rehabilitasi dan pemeliharaan jalan, peningkatan jalan dan jembatan serta pembangunan jalan dan jembatan baru.

Sarana angkutan semakin meningkat jumlahnya. Jadi, dengan adanya jalan-jalan yang baik telah mendorong perusahaan angkutan untuk meningkatkan sarana angkutan. Sebagai contoh peningkatan kendaraan bus DAMRI. Armada bus DAMRI sudah berhasil diremajakan tahap demi tahap guna melayani angkutan sampai daerah terpencil.

(2) Angkutan Kereta Api

Pelaksanaan pembangunan di sektor angkutan kereta api terutama dilakukan dengan rehabilitasi serta peningkatan prasarana dan sarana. Jalan-jalan kereta api direhabilitasi dan memfungsikan stasiun-stasiun kereta api yang ada secara efektif. Juga memperbaiki, meremajakan dan menambah jumlah gerbong serta meningkatkan mutu peralatan.

(44)

Di samping itu juga dioperasikan berbagai macam kereta ekonomi, dan dalam perkembangan sekarang telah dioperasikan kereta api eksklusif. Dalam perkembangan terakhir ini, telah dioperasikan kereta api cepat, Jakarta-Surabaya yang hanya ditempuh sekitar 9 jam.

Kereta api juga dikembangkan sebagai alat angkut barang hasil produksi pertanian, perkebunan, industri, dan pertambangan. Seiring dengan meningkatnya hasil-hasil pembangunan, maka kereta api barang juga terus ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya.

b) Penyeberangan dan Transportasi Laut

Sesuai dengan keadaan Indonesia yang berpulau-pulau, maka kegiatan penyebrangan dan transportasi angkutan laut menjadi semakin penting. Oleh karena itu, pembangunan si bidang perhubungan laut diharapkan dapat memperlancar arus barang dan penumpang antarpulau. Pelayaran dalam maupun luar negeri untuk memajukan kegiatan perdagangan ekspor maupun impor dan pemerataan pemabangunan terus ditingkatkan. Untuk kepentingan itu maka terus ditingkatkan jumlah dan kualitas sarana-prasarana perhubungan laut. Selain itu juga diusahakan peningkatan efisiensi pengelolaan agar dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan misalnya rehabilitasi., penggantian dan penambahan sarana prasarana seperti armada pelayaran, fasilitas pelabuhan, pengerukan alur pelayaran dan penyeberangan, keselamatan pelayaran, kesyahbandaran, telekomunikasi, navigasi, serta fasilitas pengamanan laut dan pantai.

c) Transportasi Udara

(45)

Dengan upaya rehabilitasi dan peningkatan tersebut akan meningkatkan frekuensi penerbangan. Perkembangan jasa angkutan udara dalam negeri dapat dilihat antara lain dari peningkatan baik jumlah penumpang maupun barang. Jumlah penumpang yang diangkut cenderung meningkat.

Untuk meningkatkan hubungan udara dengan daerah-daerah terpencil, dikembangkan pelayanan angkutan udara perintis. Angkutan udara perintis telah menggunakan pesawat DHC-6/Twin Otter dan pesawat C-212/Cassa. Angkutan untuk perintis cenderung meningkat.

(46)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teknologi manusia yang pada masa prasejarah mengutamakan segi praktis, sesuai dengan penggunaan saja. Masa prasejarah dibagi menjadi beberapa masa, yaitu, Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, pada tingkat ini di Indonesia hanya dikenal dua macam bentuk pokok , yaitu teknik perkakas batu yang disebut tradisi kapak perimbas, alat serpih dan alat tulang. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut (pasca plestosen) berkembang tiga tradisi pokok pembuatan alat di Indonesia, yaitu tradisi serpih bilah, tradisi alat tulang dan tradisi kapak genggam Sumatra. Masa bercocok tanam berkembang pembuatan beliung pesegi, alat kapak lonjong, mata panah, dan gerabah. Masa perundagian, masa ini teknologi pembuatan benda benda jauh lebih tinggih tingkatnya dibandingkan dengan masa sebelumnya, mulai dengan penemuan baru berupa teknik peleburan, pencampuran, penempaan dan pencetakan jenis-jenis logam.

Teknologi manusia yang pada masa purba di Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh Hindu-Budha, baik dalam segi arsitektur, teknologi astronomi, dan sistem pertanggalan tradisional

(47)

Teknologi pada Masa Baru (Modern) berkembang sangat pesat, dengan adanya IPTEK manusia bisa menciptkan hal-hal baru dan menciptakan berbagai karya yang bisa di gunakan, seperti contohnya adalah Handphone.

3.2 Saran

Gambar

Gambar 2.2 Makam Putri Suwari di Gresik
Gambar 2.3  Ukiran Kayu dari Cirebon

Referensi

Dokumen terkait

memiliki kandungan TCC yang memang antibakteri. Namun yang terpenting sebetulnya adalah ananda musti bisa menjaga kebersihan kulit, karena pada usia ananda, hormon

Berdasarkan penelitian Riski dan Mukhlis, penulis tertarik untuk mengimplementasikan model hubungan karakteristik lalu lintas menggunakan metode Greenshield pada

Seterusnya, penilaian terhadap disfungsi tidur pada siang hari dinilai apakah seberapa sering timbul masalah yang mengganggu anda tetap terjaga sadar saat

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT BIRO PERENCANAAN UMUM DAN ANGGARAN. DATA DIKJUR/PELATIHAN SATKER BIRO RENA SEMESTER II

Kelompok studi ini dimaksudkan sebagai wadah kreativitas mahasiswa dalam pengembangan diri secara akademik diluar kuliah dan praktikum formal. Program Studi Teknik

Kemampuan kepala sekolah dalam menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik, sebanyak 88% (58 orang) kepala sekolah dianggap

Sedangkan untuk hambatan yang disebabkan faktor mata pelajaran, saya harus menggunakan model pembelajaran lain untuk menyampaikan materi mata pelajaran akidah