• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa textilia )Menjadi Selai Sebagai Isian Roti Serta Daya Terima dan Kandungan Zat Gizinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa textilia )Menjadi Selai Sebagai Isian Roti Serta Daya Terima dan Kandungan Zat Gizinya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pisang (musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh sebagian besar penduduk dunia. Rasanya enak, kandungan gizinya tinggi, mudah didapat, dan harganya relatif murah (Suyanti dan Ahmad, 2000).

Jenis pisang banyak sekali antara lain pisang kepok, pisang awak, pisang raja, pisang kapas, pisang ambon, pisang susu dan masih banyak jenis pisang lainnya tetapi jenis pisang yang bisa digunakan oleh para pedagang pisang goreng, molen goreng dan para pengusaha makanan yang menggunakan buah pisang sebagai bahan baku pada umumnya adalah pisang raja, pisang kepok, pisang awak, dan pisang ambon, dimana buah pisang setelah diambil buahnya, kulitnya dibuang begitu saja ditempat pembuangan sampah dan belum dimanfaatkan untuk dicoba sebagai bahan dasar makanan yang menguntungkan secara ekonomi.

(2)

Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia (Munadjim, 1988). Dilihat dari kandungan mineralnya kulit pisang mengandung kalsium yang cukup tinggi yaitu sebesar 715 mg/100 g.

Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan sejak bayi hingga usia tua. Jumlah kebutuhan kalsium dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan usia (Wida, 2007). Pada usia anak-anak hingga remaja merupakan usia penting untuk menabung kalsium dalam tulang. Pada usia remaja 75-85 persen massa tulang yang akan dimiliki pada saat dewasa telah terbentuk. Proses pembentukan dan penimbunan massa tulang mencapai kepadatan maksimal pada usia 35 tahun. Semakin bertambah usia semakin sedikit jaringan tulang yang dibuat dan semakin banyak jaringan tulang yang dirombak sesudah usia 35 tahun, setiap tahunnya akan terjadi kehilangan massa tulang sebesar 0,5% dan setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika mencapai umur 70 tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan kalsium. Berdasarkan Recommended Daily Allowance (RDA) USA, kebutuhan kalsium rata-rata per hari yaitu: anak-anak 800 mg, remaja 1200 mg, dewasa 1000 mg, ibu hamil dan menyusui 1200 mg, usia lanjut dan menopause 1200 mg (Roby, 2009).

(3)

mengandung zat pati maka kulit pisang dapat diolah menjadi tepung yang bisa dipakai dalam pembuatan bahan makanan. Menurut Dewinta (2010), dalam diversifikasi bahan makanan, salah satu faktor yang penting adalah tersedianya bahan pangan alternatif yang bergizi tinggi, serta aman bagi tubuh.

Selai sudah ada sejak lama dikenal masyarakat sebagai makanan yang cukup baik dalam penambahan atau pelengkap sebagai isian roti maupun tanpa roti. Selain untuk makanan pelengkap, sering menggantikan menu sarapan pagi dan bekal anak sekolah dengan dilumuri diatas roti. Saat ini, selai termasuk salah satu makanan yang trend dan favorit bagi anak-anak hingga orang tua (Sufi, 2009). Pangan ini cukup mengenyangkan karena mengandung karbohidrat dan sumber energi dari manisnya gula.

(4)

Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi cuka pisang, nata, serta tepung sebagai bahan tambahan suatu makanan. Makanan olahan banyak dijumpai dimana-mana baik di pasar, terminal bis, stasiun kreta, di warung-warung sekitar rumah penduduk, pedagang keliling, di depan sekolah, dan sebagainya. Makanan ini disukai oleh hampir setiap orang, baik anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Kebanyakan makana olahan yang berharga murah dan disukai terbuat dari bahan dasar serelia dan umbi-umbian seperti kue, roti, kerupuk, gorengan, dan lain-lain.

Menurut penelitian Susanti (2006), tentang perbedaan penggunaan jenis kulit pisang terhadap kualitas nata, hasil analisisnya terbukti bahwa ada perbedaan kualitas yang nyata pada nata kulit pisang yang dibuat dari jenis kulit pisang yang berbeda dilihat dari sifat organoleptiknya.

Hasil penelitian Noviagustin (2008), tentang pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai subtituen tepung terigu dalam pembuatan mie, terbukti bahwa pati limbah kulit pisang dapat digunakan sebagai bahan subtituen tepung terigu dalam pembuatan mie dan kemampuan pati limbah kulit pisang mensubstitusi tepung terigu dalam pembuatan mie sebesar 20%.

(5)

kulitnya tebal dibandingkan dengan kulit pisang lainnya dan aroma yang tajam serta memiliki kandungan pati yang tinggi. Penetapan konsentrasi kulit pisang sebesar 50%, 60%, dan 70% dilakukan karena peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan sebelum melakukan penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, apabila persentase kulit pisang terlalu besar akan menghasilkan rasa, warna, tekstur, dan aroma selai yang tidak bagus, yaitu rasanya kurang manis, warnanya terlalu gelap, teksturnya yang kental atau padat dan aroma yang kurang baik.

Pengenalan penggunaan kulit pisang kepada masyarakat akan lebih efektif bila diterapkan sebagai bahan baku atau tambahan dalam pembuatan makanan yang sudah dikenal oleh masyarakat, salah satunya adalah selai. Hal ini menarik untuk diteliti dalam sebuah penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Kulit Pisang

Raja Menjadi Selai Isian Roti Serta Daya Terima dan Kandungan Gizinya”.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pemanfaatan

kulit pisang raja (Musa textilia) menjadi selai isian roti serta daya terima dan kandungan zat gizinya”.

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

(6)

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui daya terima masyarakat terhadap selai dengan penambahan kulit pisang raja 70%, 60% dan 50% dilihat dari indikator warna.

2. Mengetahui daya terima masyarakat terhadap selai dengan penambahan kulit pisang raja 70%, 60% dan 50% dilihat dari indikator rasa.

3. Mengetahui daya terima masyarakat terhadap selai dengan penambahan kulit pisang raja 70%, 60% dan 50% dilihat dari indikator aroma.

4. Mengetahui daya terima masyarakat terhadap selai dengan penambahan kulit pisang raja 70%, 60% dan 50% dilihat dari indikator tekstur.

5. Untuk mengetahui kandungan gizi selai dengan penambahan kulit pisang raja 70%,60% dan 50%.

1.4.Manfaat Penelitian

1. Memberi informasi tentang potensi limbah kulit pisang raja sebagai salah satu sumber pelengkap pada roti yang dapat dibuat menjadi selai.

2. Menghasilkan produk makanan yang bervariasi dari hasil olahan kulit pisang raja.

3. Sebagai salah satu upaya penganekaragaman bahan makanan dari kulit pisang raja.

Referensi

Dokumen terkait

Pisang ambon, batu, janten, kapas, kepok kuning, kepok menado, muli, nangka, raja bulu, raja sereh, tanduk mengandung pati resisten yang cukup tinggi dengan daya

Selai memiliki tekstur yang kental (setengah padat) dan rasa yang manis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima dan kandungan gizi dari selai

makanan yang menggunakan jantung pisang kepok yaitu dalam pembuatan.. dendeng, bakso, burger, keripik dan masih

Berdasarkan penelitian (saragih,2013), kepok memiliki kadar serat tertinggi (29,62%) dibandingkan dengan bonggol pisang varietas yang lain yaitu Ambon (24,06%) dan Raja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi waktu dan jenis pelarut terbaik untuk menghasilkan kadar pektin yang banyak, baik untuk pisang ambon maupun pisang kepok adalah

Berbagai jenis pisang, termasuk di dalamnya pisang lokal khas Sumatera Utara seperti pisang barangan, pisang ambon, pisang kepok, pisang awak, pisang batu, pisang raja,

Mengkaji pengaruh perbedaan jenis kulit buah pisang (kepok kuning, raja, ambon, kluthuk) terhadap sifat fisikokimia nata yang dihasilkan, meliputi: ketebalan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi waktu dan jenis pelarut terbaik untuk menghasilkan kadar pektin yang banyak, baik untuk pisang ambon maupun pisang kepok adalah