• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Jantung Pisang Kepok Dalam Pembuatan Nugget, Daya Terima dan Nilai Gizinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Jantung Pisang Kepok Dalam Pembuatan Nugget, Daya Terima dan Nilai Gizinya"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Pisang

Menurut Putro dan Rosita (2006) tanaman pisang (Musa Sp) termasuk

jenis tanaman yang mudah tumbuh. Diseluruh pelosok Indonesia baik dataran

tinggi hingga ketinggian 2000 m dari permukaan laut yang dingin, pisang tetap

bisa tumbuh dan mampu berproduksi. Namun agar produktivitas tanaman pisang

optimal sebaiknya ditanam di dataran rendah dan tanaman pisang termasuk mudah

tumbuh subur di daerah tropis. Pada dataran tinggi produksi pisang kurang

optimal dan waktu berbuah lebih lama serta kulitnya lebih tebal (Satuhu dan

Supriyadi, 2004).

Kata pisang berasal dari bahasa Arab, yaitu ”maus” yang oleh Linneus

dimasukkan ke dalam keluarga Musaceae untuk memberikan penghargaan kepada

Antonius Musa, dokter pribadi kaisar Romawi yang menganjurkan untuk

memakan pisang (Astawan, 2008). Itulah sebabnya dalam bahasa latin, pisang

disebut Musa paradisiacal.

Tanaman pisang tumbuh baik pada tanah yang subur. Jenis tanah tempat

tanaman pisang tumbuh dengan baik yaitu pada tanah liat yang mengandung

kapur dengan keasaman antara pH 4,5 – 7,5 (Dwiyati Pujimulyani, 2009). Jenis

pisang yang ada di Indonesia pun sangat beragam dan berasal dari daerah yang

berbeda – beda. Pusat produksi pisang khususnya daerah Sumatera Utara di

antaranya adalah Padang sidempuan, Natal, Samosir, Tarutung, Pematang Siantar,

(2)

Di Indonesia yang berpenduduk cukup banyak ternyata konsumsi bsuah

pisang menempati urutan tertinggi bila dibandingakan dengan konsumsi buah

lainnya. Hingga tahun 2001, pisang masih merupakan buah yang menempati

urutan pertama dalam ekspor buah segar nasional. Namun pada tahun 2005,

ekspor pisang menempati urutan kedua setelah manggis. Permintaan pasar

terhadap komoditas ini terus meningkat, baik untuk konsumsi segar maupun

bahan baku industri (Redaksi Agro Media, 2009).

Pisang dikonsumsi oleh lapisan masyarakat dari berbagai golongan usia :

bayi, anak-anak, remaja maupun orang tua. Oleh karena itu, pisang merupakan

suatu komoditas yang sangat diperlukan untuk menambah nilai gizi (Dwiyati

Pujimulyani, 2009).

2.1.1 Jenis-jenis Pisang

Menurut Dwiyati Pujimulyani (2009), secara umum jenis pisang dapat

dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

a. Pisang serat (Noe. Musa texstiles), dimanfaatkan untuk keperluan tekstil

dengan memanfaatkan serat batangnya. Pisang ini disebut juga pisang

manila karena di duga berasal dari Manila.

b. Pisang hias (Heliconia indica Lamk), umumnya ditanam bukan untuk

diambil buahnya tetapi sebagai hiasan di halaman rumah, contohnya

pisang kipas dan pisang-pisangan.

c. Pisang buah (Musa paradisiaca L.), dimanfaatkan untuk dikonsumsi

(3)

pisang susu, pisang hijau, pisang mas, pisang raja, dan sebagainya.

Golongan kedua yaitu pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih

dahulu, misalnya pisang tanduk, pisang oli, pisang kapas, dan sebagainya.

Golongan ketiga yaitu pisang yang dapat dimakan langsung setelah masak

maupun diolah terlebih dahulu, misalnya pisang kepok dan pisang raja.

Golongan keempat yaitu pisang yang dapat dimakan saat masih mentah,

contohnya yaitu pisang batu (pisang klutuk). Biasanya pisang ini dibuat

rujak sewaktu masih muda dan memiliki rasa sepat.

2.1.2 Pisang Kepok

Pisang kepok merupakan jenis pisang olahan yang harus diolah terlebih

dahulu terutama dalam pisang goreng dengan berbagai variasi, diolah menjadi

keripik, buah dalam sirup, aneka olahan tradisional dan tepung (Prabawati dkk,

2008). Di Filipina, pisang kepok disebut pisang saba, sedangkan di Malaysia

disebut pisang nipah. Karakteristik morfologi tanaman pisang kepok adalah

sebagai berikut :

a. Tinggi pohon 3 m dengan lingkar batang 40-50 m berwarna hijau dengan

sedikit atau tanpa coklat kehitaman

b. Panjang daun 180 cm, lebar 50-60 cm berlapis lilin pada permukaan

sebelah bawah

c. Tandan buah mencapai panjang 30-60 cm, merunduk, tidak berbulu halus

d. Jantung berbentuk bulat telur, agak melebar, kelopak luar berwarna ungu

(4)

e. Sisir buah berjumlah 5-9 sisir dan tiap sisir berjumlah 10-14 buah

berpenampang segi tiga atau segi empat atau bulat

f. Daging buah putih kekuning-kuningan, puting keunguunguan, rasa kurang

lunak dengan tekstur yang agak berkapur (kecuali pisang siem)

g. Termasuk dalam kelompok pisang kepok adalah pisang kepok kuning,

gajih putih, gajih kuning, saba, siem, cangklong dan pisang kates

Menurut Herbarium Medannense (2011), klasifikasi pisang kepok adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spematophyta

Kelas : Monocotyledonease

Ordo : Zingiberales

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa paradisiaca L.

Nama Lokal : Pisang Kepok

2.2 Jantung Pisang Kepok

Jantung pisang merupakan nama lain dari bunga pisang karena bentuknya

menyerupai jantung. Jantung pisang merupakan temasuk jenis sayuran berupa

bunga dan beberapa jenis sayuran memiliki bentuk yang sama yaitu bunga turi,

bunga kelapa yang masih muda, bunga kubis dan brokoli (Dwiyati

(5)

vitamin A, B dan vitamin C. Selain dibuat sayur, jantung pisang dapat pula dibuat

manisan, acar maupun lalapan.

Gambar 2.1 Jantung pisang kepok segar

Menurut Satuhu dan Supriyadi (2004), bunga jantung pisang berkelamin

satu dan berumah satu dalam tandan. Daun pelindung bunga berjejal rapat dan

tersusun secara spiral. Daun pelindung bunga atau seludang yang berada di luar

berwarna merah tua dan di dalam berwarna putih kekuningan, daun pelindung

berlilin dan mudah rontok dengan panjang 10-25 cm. Bunga tersusun dalam dua

baris melintang. Rangkaian bunga pada pangkal merupakan bunga betina dan bisa

menjadi buah. Rangkaian bunga bagian tengah merupakan bunga sempurna dan

dapat menjadi buah. Sedangkan bunga yang berada di bagian pucuk adalah bunga

jantan dan tidak bisa menjadi buah. Bunga betina berada di bawah bunga jantan

(jika ada). Lima daun tenda bunga melekat sampai tinggi, panjangnya 6-7 cm.

Benang sari 5 buah pada bunga betina tidak sempurna, bakal buah persegi,

(6)

Jantung pisang kepok memiliki rasa gurih dan hambar, sehingga banyak

dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam olahan makanan. Beberapa olahan

makanan yang menggunakan jantung pisang kepok yaitu dalam pembuatan

dendeng, bakso, burger, keripik dan masih banyak lainnya.

Jenis jantung pisang lainnya seperti jantung pisang raja memiliki rasa

sepat, jantung pisang marlin memiliki rasa asam dan jantung pisang ambon putih

memiliki rasa pahit (Putro dan Rosita, 2006). Jantung pisang yang memiliki rasa

pahit, sepat ataupun asam jarang dimanfaatkan dalam pengolahan makanan.

Jantung pisang segar pada umumnya memiliki nilai gizi yang tinggi namun

komposisi nilai gizi dari seriap jantung pisang berbeda – beda tergantung jenis

dan tempat pertumbuhannya. Kandungan zat gizi pada jantung pisang kepok dapat

dilihat pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Jantung Pisang Kepok per 100 g Bahan

Jenis Zat Gizi Kandungan Gizi

Protein (g)

Berdasarkan kandungan gizi jantung pisang kepok, pemanfaatan jantung

pisang kepok dalam pembuatan nugget dapat menambah kandungan gizi pada

(7)

2.3 Nugget Ayam

Nugget merupakan salah satu produk pangan cepat saji yang saat ini

dikenal baik oleh masyarakat. Pada tahun 1950, seorang ilmuwan pangan bernama

Robert Baker menciptakan chicken nugget. Baker menciptakan cara untuk

menggunakan sisa potongan ayam menjadi sebuah bentuk (Jaclyn S, 2012).

Nugget pertama kali dipopulerkan di Amerika Serikat dan cocok sekali dengan

kondisi masyarakat yang sangat sibuk, sehingga jenis makanan ini banyak

diminati (Nurzainah dan Namida, 2005).

Nugget merupakan rekonstruksi dari olahan daging yang dibentuk

sedemikian rupa dengan penambahan bahan-bahan tertentu sehingga membentuk

produk baru yang diterima oleh masyarakat. Nugget dibuat dari daging giling

yang diberi bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian dicetak membentuk

tertentu, dikukus, dipotong dan dilumuri perekat tepung (batter) dan diselimuti

tepung roti (breading). Nugget termasuk ke dalam salah satu bentuk produk

makanan beku siap saji, yaitu produk yang telah mengalami pemanasan sampai

setengah matang (precooked), kemudian dibekukan. Nugget dibekukan untuk

mempertahankan mutunya selama penyimpanan (Astawan, 2007).

Nugget adalah produk olahan dalam bentuk beku yang bersifat siap untuk

dimasak. Setelah penggorengan didalam minyak panas selama 5 menit, maka

nugget sudah bisa disajikan untuk dimakan. Nugget dikonsumsi setelah proses

penggorengan rendam (deep fat frying). Produk beku siap saji ini hanya

(8)

nugget tergantung dari bahan asalnya (Astawan, 2007). Sebagai pedoman standar

karateristik dan syarat mutu nugget ayam dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Syarat Mutu Nugget Ayam (SNI 01-6683- 2014)

Sumber : BSN (2014)

2.3.1 Bahan – bahan Pembuatan Nugget Ayam

Beberapa bahan dasar yang digunakan untuk membuat nugget adalah

daging ayam, tepung terigu dan air. Bahan tambahan yang digunakan dalam

pembuatan nugget adalah bumbu – bumbu seperti garam, gula, bawang putih dan

merica.

a. Daging ayam

Daging ayam adalah bahan dasar dalam pembuatan nugget subtitusi

jantung pisang. Daging ayam dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan ,

baik menggunakan teknologi sederhana (tradisional) maupun modern.

Berbagai jenis masakan daging ayam antara lain ayam goreng, sate, sosis,

nugget dan lainnya. Penggunaan jantung pisang sebagai bahan tambahan

dalam pembuatan nugget jantung pisang memiliki struktur serat yang hampir

Jenis Uji Satuan Persyaratan Mutu

Nugget ayam Nugget ayam

(9)

mirip dengan struktur serat daging sehingga memungkinkan untuk

ditambahkan pada produk olahan daging (Watimena dkk,2012).

Daging ayam merupakan salah satu produk yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan tubuh akan gizi protein yang mengandung asam amino

yang lengkap (Astawan, 1998). Daging memiliki kandungan gizi yang

lengkap, sehingga keseimbangan gizi untuk hidup dapat terpenuhi.

Tabel 2.3 Komposisi Zat Gizi Daging ayam per 100 g Bahan

Jenis Zat Gizi Kandungan Gizi

Protein (g) Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I (1996)

b. Tepung terigu

Tepung terigu digunakan sebagai bahan pengikat dalam pembuatan nugget

olahan jantung pisang. Bahan pengikat adalah bahan bukan daging yang

menaikkan daya ikat air dan emulsi lemak serta bahan pengikat mengandung

protein yang tinggi. Bahan yang dapat digunakan sebagai pengikat salah

satunya adalah tepung terigu. Tepung digunakan sebagai pengikat karena

kandungan pati didalamnya yang jika terkena air panas akan membentuk

fraksi amilosa. Fraksi amilosa berperan penting dalam stabilitas gel, karena

sifat hidrasi amilosa dalam pati yang dapat mengikat molekul air dan

(10)

adalah terigu yang memiliki kadar air 14%, kadar protein 8-12%, kadar abu

0,25-0,60%, dan glutein basah 24-36% (Astawan,2006).

Tepung terigu diperoleh dari penggilingan biji gandum yang baik yang

telah dibersihkan. Tepung terigu hasil penggilingan harus bersifat mudah

tercurah, kering, tidak boleh menggumpal bila ditekan, warna putih, bebas dari

kulit partikel, tidak berbau asing seperti busuk, berjamur atau bebas dari

serangga, kotoran dan kontaminasi lainnya (Sunaryo, 1985). Komposisi

tepung terigu dapat dilihat pada Tabel 2.4

Tabel 2.4 Komposisi Zat Gizi Tepung Terigu per 100 g Bahan

Jenis Zat Gizi Kandungan Gizi

Energi (kal)

Telur merupakan bahan pangan yang mempunyai banyak kandungan zat

gizi terutama kandungan proteinnya, biasanya digunakan dalam pembuatan

berbagai macam lauk dan adonan kue. Penambahan telur dalam pembuatan

nugget berfungsi agar adonan menajdi kompak dan padat, pemberi rasa lezat,

(11)

Tabel 2.5 Komposisi Zat Gizi Telur Ayam per 100 g Bahan

Jenis Zat Gizi Kandungan Gizi

Energi (kkal) Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (2009)

2.3.2 Bumbu – bumbu Pembuatan Nuget Ayam

Bumbu-bumbu adalah bahan yang sengaja ditambahkan dan berguna

untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman

dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa produk. Penggunaan bumbu yang

tepat pada suatu makanan menghasilkan makanan yang baik, enak dan

menggugah selera makan (Tarwotjo, 1998).

Pembuatan nugget memerlukan bahan pembantu yaitu garam, gula,

bawang putih dan merica. Bumbu ini berfungsi untuk menambah rasa sehingga

nugget yang dihasilkan akan disukai panelis (Alamsyah, 2008).

Garam yang digunakan adalah jenis garam dapur (NaCl) yaitu merupakan

komponen bahan makanan yang penting. Garam dapur adalah senyawa garam

yang berwarna putih, berbentuk kristal padat yang berfungsi sebagai penyedap

rasa, bahan pengawet dan sumber mineral yang biasa dimakan manusia. Garam

bisa terdapat secara alamiah dalam makanan atau ditambahkan pada watu

pengolahan dan penyajian makanan. Konsentrasi garam yang ditambahkan

(12)

Pemakaian gula dapat memperbaiki rasa dan aroma produk yang

dihasilkan. Pemberian gula dapat mempengaruhi aroma dan tekstur daging serta

mampu menetralisir garam yang berlebihan. Sementara itu penggunaan bawang

putih (Allium sativum L.) berfungsi sebagai penambah aroma serta untuk

meningkatkan cita rasa produk. Bawang putih merupakan bahan alami yang

ditambahkan ke dalam bahan makanan guna meningkatkan selera makan serta

untuk meningkatkan daya awet bahan makanan (bersifat fungistotik dan

fungisidal). Bau yang khas dari bawang putih berasal dari minyak volatil yang

mengandung komponen sulfur.

Merica atau lada (Paperningrum) termasuk divisi Spermathophyta yang

sering ditambahkan dalam bahan pangan. Tujuan penambahan merica adalah

sebagai penyedap masakan dan memperpanjang daya awet makanan. Lada sangat

digemari karena memiliki dua sifat penting yaitu rasa pedas dan aroma khas. Rasa

pedas merica disebabkan oleh adanya zat piperin dan piperanin, serta chavicia

yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan alkaloida.

2.3.3 Kandungan Gizi Nugget Ayam

Nugget ayam merupakan salah satu produk pangan yang paling banyak

ditemukan di pasaran. Nugget ayam adalah jenis produk makanan yang berbahan

daging ayam dan memiliki kandungan lemak yang mendekati 20% (BSN,2002).

Menurut Nurmalina (2011), nugget ayam memiliki kandungan lemak sebesar

18,82g/100g, protein sebesar 30g/100g dan serat sebesar 0,9g/100g.

(13)

penyakit lainnya seperti jantung koroner dan stroke. Oleh karena itu perlu

dilakukan pembuatan nugget yang memiliki kandungan lemak yang rendah tetapi

memiliki kandungan serat yang tinggi. Salah satu bahan baku yang dapat

dijadikan alternatif dalam pembuatan nugget adalah jantung pisang kepok.

Komposisi gizi nugget hasil penambahan jantung pisang kepok dapat dilihat

dalam tabel 2.6

Tabel 2.6 Komposisi Zat Gizi Nugget Berdasarkan Bahan Dasar per 100 g Bahan

Jenis Zat Gizi Kandungan Gizi Nugget

Jantung pisang kepok : Ayam

20% : 80% 40% : 60%

Perhitungan kandungan nilai gizi dalam pembuatan nugget hasil

penambahan jantung pisang kepok dilakukan dengan melihat komposisi nilai gizi

setiap bahan dasar pada Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bahan dasar pada

pembuatan nugget hasil penambahan jantung pisang kepok yaitu daging ayam dan

jantung pisang kepok. Berat bahan dasar yang digunakan berdasarkan resep

adalah 300 gram yang terdiri dari dua konsentrasi yaitu konsentrasi penggunaan

daging ayam 80%, 60% (240g, 180g) dan konsentrasi penggunaan jantung pisang

(14)

Perhitungan nilai gizi dihitung berdasarkan berat dari setiap bahan dasar

yang digunakan dikali dengan nilai gizi pada Daftar Komposisi Bahan Makanan

kemudian dibagi dengan berat bahan dalam Daftar Komposisi Bahan Makanan.

Selanjutnya nilai gizi yang sama dari jantung pisang kepok dan daging ayam

dijumlahkan dan didapatlah hasil total satu nilai gizi.

2.3.4 Resep Dasar Nugget Ayam

Nugget ayam dibuat dari campuran daging ayam yang dihaluskan, tepung

terigu, telur, air, garam, merica, gula pasir dan bumbu yang dihaluskan yang

terdiri dari bawang merah dan bawang putih. Menurut Sisca Soewitomo (2009),

salah satu resep dalam pembuatan nugget ayam yaitu :

1. 300 gr daging ayam, digiling

2. 100 gr tepung terigu

3. 100 ml air

4. 2 butir telur

5. 2 sdt garam

6. 1 sdt merica

7. 2 sdt gula pasir

8. 3 siung bawang merah dan 1 siung bawang putih, dihaluskan

9. Tepung roti secukupnya

Cara membuat nugget ayam meliputi beberapa proses, yaitu :

1. Cuci bersih daging ayam yang telah disisihkan tulangnya, kemudian

(15)

3. Campurkan daging ayam giling, tepung terigu, air, telur, garam, merica,

gula pasir dan bumbu yang telah dihaluskan.Aduk hingga adonan menjadi

rata.

4. Masukkan adonan kedalam loyang dan kukus selama 20 menit.

5. Setelah dingin, potong adonan dan celupkan ke dalam telur kocok

kemudian dibalut dengan tepung roti.

6. Lalu panaskan minyak goreng dan goreng nugget hingga warnanya kuning

kecoklatan.

2.3.5 Dasar Pembuatan Nugget Ayam

Pembuatan nugget memiliki beberapa tahapan pengerjaan, yaitu

penggilingan, pembuatan adonan, pengukusan, pembekuan, batter dan breading

lalu penggorengan. Bahan yang digunakan yaitu daging ayam, jantung pisang,

tepung terigu, garam, gula, bawang putih, merica dan air. Sedangkan alat yang

digunakan dalam pembuatan nugget adalah loyang berukuran sedang, pisau,

timbangan dan blender.

Tahapan pembuatan nugget yaitu proses penggilingan dimulai dengan

membersihkan daging ayam kemudian dihaluskan menggunakan alat

penggilingan untuk memudahkan proses pengadonan. Selanjutnya mencampurkan

semua bahan seperti daging ayam giling, tepung terigu, air dan bumbu bumbu

yaitu garam, gula, merica lalu diaduk sampai rata dan menjadi sebuah adonan.

Adonan yang dimasukkan ke dalam loyang dilanjutkan dengan

pengukusan dengan menggunakan suhu air lebih besar dari 100˚C selama 20

(16)

ruang kemudian dimasukkan kedalam kulkas selama 30 menit. Selanjutnya

pemotongan adonan menjadi bentuk empat persegi berukuran 4 x 4 cm dengan

tebal 1,5 cm. Irisan nugget kemudian dilumuri perekat tepung (batter) dan

diselimuti tepung roti (breading). Nugget yang sudah diselimuti tepung roti dapat

langsung digoreng dalam minyak selama 5 menit karena sudah dilakukan

pengukusan terlebih dahulu.

Formulasi bahan dalam pembuatan nugget ayam dapat dilihat pada

(17)

Gambar 2.2 Diagram Alir Pembuatan Nugget Ayam

2.4 Uji Organoleptik

Penilaian organoleptik yang disebut juga penilaian indera atau penilaian

sensorik. Metode penilaian ini banyak digunakan karena dapat dilaksanakan

dengan cepat dan langsung. Dalam beberapa hal, penilaian dengan indera Daging ayam yang telah

dibersihkan

Daging giling, garam, gula, merica, bawang putih, tepung terigu

Pencampuran dengan air dan diaduk

Penggilingan / dihaluskan

Batter dan breading Pengukusan

Penggorengan Pencetakan Adonan nugget

Pembekuan

(18)

memiliki ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan alat ukur yang paling

sensitif (Soekarto, 2002).

Salah satu cara pengujian organoleptik adalah dengan metode uji

pencicipan. Uji pencicipan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau

kualitas suatu bahan yang disukai. Pada uji pencicipan dapat dilakukan

menggunakan panelis yang belum berpengalaman. Dalam kelompok uji

pencicipan ini termasuk uji kesukaan (hedonik).

1. Warna

Faktor yang mempengaruhi suatu bahan makanan antara lain

tekstur, warna, cita rasa, dan nilai gizinya. Sebelum factor – factor yang

lain dipertimbangkan secara visual. Faktor warna lebih berpengaruh dan

kadang – kadang sangat menentukan suatu bahan pangan yang dinilai

enak, bergizi dan teksturnya sangat baik, tidak akan dimakan apabila

memiliki warna yang tidak indah dipandang atau memberi kesan telah

menyimpang dari warna yang seharusnya.

2. Aroma

Aroma dapat didefinisikan sebagai suatu yang dapat diamati

dengan indera pembau untuk data menghasilkan aroma, zat harus dapat

menguap, sedikit larut dalam air dan sedikit larut dalam lemak. Senyawa

berbau sampai ke jaringan pembau dalam hidung bersama – sama dengan

udara. penginderaan cara ini memasyarakatkan bahwa senyawa berbau

(19)

3. Tekstur

Tekstur adalah faktor kualitas makanan yang paling penting,

sehingga memberikan kepuasan terhadap kebutuhan kita. Oleh indera itu

kita menghendaki makanan yang mempunyai rasa dan tekstur yang sesuai

dengan yang kita harapkan, sehingga bila kita membeli makanan, maka

pentingnya nilai gizi biasanya ditempatkan pada mutu setelah harga,

tekstur dan rasa.

4. Rasa

Rasa merupakan faktor yang cukup penting dari suatu makanan.

Komponen yang dapat menimbulkan rasa yang diinginkan tergantung

senyawa penyusunnya. Umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri dari

satu macam rasa yang terpadu sehingga menimbulkan cita rasa makanan

yang utuh. Perbedaan penilaian penelis terhadap rasa dapat diartikan

sebagai penerimaannya terhadap flavor atau cita rasa yang dihasilkan oleh

kombinasi bahan yang digunakan.

Pada uji hedonik, panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang

kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan. Disamping panelis mengemukakan

tingkat kesukaannya. Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Dalam

penganalisaan, skala hedonik ditransformasi menjadi numerik menurut tingkat

kesukaan . Dengan data ini dapat dilakukan analisis – analisis statistik.

2.5 Panelis

Menurut Rahayu (1998), dalam penilaian organoleptik dikenal tujuh

(20)

terlatih, panel tidak terlatih, panel konsumen dan panel anak-anak. Perbedaan

ketujuh panel tersebut didasarkan pada keahlian dalam melakukan penilaian

organoleptik.

1. Panel Perseorangan

Panel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan

spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan

yang sangat intensif. Panel perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan

cara pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai metode-metode

analisa organoleptik dengan sangat baik. Keuntungan menggunakan panelis

ini adalah kepekaan tinggi, bias dapat dihindari, penilaian efisien. Panel

perseorangan biasanya digunakan untuk mendeteksi penyimpangan yang tidak

terlalu banyak dan mengenali penyebabnya.

2. Panel Terbatas

Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi

sehingga bias lebih dapat dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik

faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan mengetahui cara pengolahan dan

pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir.

3. Panel Terlatih

Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan

cukup baik. Untuk menjadi panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan

latihan-latihan. Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak

(21)

4. Panel Agak Terlatih

Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumya dilatih

untuk mengetahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari

kalangan terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data

yang sangat menyimpang boleh tidak digunakan dalam keputusannya.

5. Panel Tidak Terlatih

Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih

berdasarkan jenis suku-suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak

terlatih hanya diperbolehkan menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana

seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji pembedaan.

Panel tidak terlatih biasanya terdiri dari orang dewasa dengan komposisi

panelis pria sama dengan panelis wanita.

6. Panel Konsumen

Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada

target pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan

dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu.

7. Panel Anak-anak

Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia

3-10 tahun. Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam penilaian

produk-produk pangan yang disukai anak-anak seperti permen, es krim dan

sebagainya. Cara penggunaan panelis anak-anak harus bertahap yaitu dengan

(22)

diminta responnya terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu gambar

seperti boneka snoopy yang sedang sedih, biasa atau tertawa.

2.6 Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa dalam

penelitian ini nugget hasil subtitusi jantung pisang kepok akan dilihat daya terima

masyarakat terhadap aroma, warna, rasa dan tekstur nugget, dimana panelis yang

dipakai yaitu panelis tidak terlatih sebanyak 30 orang dan untuk mengetahui nilai

gizi nugget hasil substitusi jantung pisang kepok ini akan dilakukan di Balai Riset

dan Standarisasi Industri Medan.

Nugget

Kandungan Gizi Nugget Subtitusi Jantung Pisang

Kepok

Daya terima Masyarakat (aroma,

Gambar

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Jantung Pisang Kepok per 100 g Bahan Jenis Zat Gizi Kandungan Gizi
Tabel 2.2 Syarat Mutu Nugget Ayam (SNI 01-6683- 2014) Jenis Uji Satuan  Persyaratan Mutu
Tabel 2.4 Komposisi Zat Gizi Tepung Terigu per 100 g Bahan Jenis Zat Gizi Kandungan Gizi
Tabel 2.5 Komposisi Zat Gizi Telur Ayam per 100 g Bahan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Aryiantia (2016) pada produk cookies yang disubtitusi tepung jantung pisang yaitu semakin tinggi subtitusi tepung jantung pisang

sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “ PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca ) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil kadar protein dan hasil uji organoleptik pada bakso daging sapi yang diberi bahan tambahan jantung pisang

Meddiati Fajri Putri, S.Pd, M.. “Pembuatan Dendeng Dengan Bahan Dasar Jantung Pisang”. Tugas Akhir, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Berdasarkan analisis variansi terhadap nilai tekstur bakso ikan Jelawat dengan penambahan tepung jantung pisang kepok memberi pengaruh nyata, hal ini disebabkan

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan nugget adalah jantung pisang kepok dan daging ikan gabus yang diperoleh dari pasar pagi Arengka, pati tapioka, putih telur,

Pembuatan dendeng berbasis jantung pisang dan daging belut diduga memiliki tekstur yang berbeda, semakin banyak belut yang ditambahkan maka kandungan protein

Penggunaan jantung pisang diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan produk abon karena memiliki serat yang tinggi serta rendah lemak, namun jantung pisang memiliki kandungan gizi