• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Hubungan Sosial Ekonomi Petani Kemenyan dengan Toke di Desa Pandumaan, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbahas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Hubungan Sosial Ekonomi Petani Kemenyan dengan Toke di Desa Pandumaan, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbahas"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

Peralatan Martombak

1a. Gambar peralatan berkebun kemenyan dari kiri-kanan (a.pisau panen, b.pisau takik, c.pisau penggaruk

Proses Penanaman

(2)

Lampiran 1

2a. Getah kemenyan yang berasal dari petani ada dua jenis yakni mata kasar dan tahir (kiri-kanan)

Proses Pemanenan Getah Kemenyan

(3)

Lampiran 1

Jenis-jenis Kemenyan Yang sudah Diolah Toke Besar

3a. Getah abu pasir 3b. getah mata jagung

3c. Getah tahir 3d. getah mata kasar super

\ 3e. Getah berasang 3f. getah mata kacang

(4)

Lampiran 1

PEMASARAN KEMENYAN PETANI DENGAN TOKE

4a.proses penimbangan kemenyan 4 b. Toke memberikan uang kepada petani

4c.proses penimbangan kemenyan 4d. Toke memperhatikan kualitas kemenyan petani

(5)

INTERVIEW GUIDE

A. Pola Hubungan Sosial Ekonomi

1.Bagaimana bapak memilih petani kemenyan yang sesuai sebagai mitra kerja dalam penjualan kemenyan?

2. Berapa jumlah petani kemenyan yang bekerja dengan bapak ?

3. Apakah Bapak memiliki tambak kemenyan sendiri? Jika iya,siapa yang menegelola tambak tersebut? Apakaha ada petani yang bekerja di tambak kemenyan milik Bapak? Apakah mereka berhubungan dengan bapak secara tetap?

4. Apa saja yang dikeluhkan petani dalam budidaya kemenyan?

5. Bagaimana sistem penjualan hasil sadapan kemenyan yang diperoleh dari petani?

(6)

7. Apakah bapak menganggap bahwa pekerjaan bapak sebagai toke membuat bapak berhak untuk mengendalikan petani dalam hal menentukan kapan petani bisa berhenti bekerja sama dengan bapak?

8. Bagaimana tanggapan bapak mengenai pernyataan “toke yang mengendalikan

harga pasar kemenyan”? Mengapa demikian?

9. Bagaimana tanggapan bapak mengenai toke yang memberikan penawaran harga kemenyan yang rendah kepada petani yang berhutang pada toke?

10.Bagaimana hubungan kerja sama antara bapak dengan petani kemenyan bisa terjalin hingga sampai saat ini?

11. Berapa lama bapak menjalin hubungan penjualan kemenyan dengan petani sampai saat ini?

12. Apakah yang bapak terima dengan menjalin hubungan kerjasama dengan petani?

13. Apakah hubungan bapak dengan petani hanya sebatas hubungan kerja? Apakah ada hubungan lain diluar hubungan kerja? Mengapa demikian?

14. Apakah ada interaksi yang terjadi antara toke dengan petani diluar dari hubungan kerja?

15. Seberapa sering bapak bertemu atau berhubungan dengan petani?

(7)

17.Apakah bapak mudah mengizinkan petani untuk tidak bekerja sama dengan bapak lagi setelah sekian lama hubungan tersebut terjalin?

18. Siapakah yang menetapkan harga kemenyan petani?

19. Apakah bapak pernah menaikkan harga kemenyan petani?

20. Bagaimana pendapat bapak mengenai harga kemenyan terhadap pemenuhan kebutuhan petani?

B. Faktor Terbentuknya Pola Hubungan Sosial Ekonomi

21. Bagaimanakah hubungan kerjasama penjualan kemenyan antara bapak dengan petani bisa terjalin hingga sampai saat ini?

22. Apakah penting membangun relasi yang erat dengan petani? Apa alasannya?

PETANI

A. Kepemilikan Lahan dan Arti Hutan Marga

1. Apakah bapak memiliki lahan tambak kemenyan secara pribadi atau keluarga?

(8)

3. Apakah disini banyak petani yang menggarap lahan sendiri atau menyewa lahan? Jika banyak petani menyewa lahan, berapa harga sewa lahan tersebut dalam setahun?

4. Apa arti hutan kemenyan bagi bapak?

5. Bagaimana sistem pembagian lahan tambak kemenyan di Desa ini Pak? 6. Apakah bapak memiliki lahan tambak secara pribadi?

7. Berapa kali panen kemenyan dalam setahun?

8. Apakah lahan kemenyan disini sudah banyak dikonversi menjadi tanaman lain seperti kopi?

9. Bagaimana bapak dan petani disini menjaga keberadaan lahan kemenyan di hutan marga ini?

10.Apakah ada aturan atau upacara dalam menggunakan lahan di sekitar area hutan marga ini?

B. Pola Hubungan Sosial Ekonomi

11.Berapa banyak toke yang ada di Desa ini Pak baik toke kecil dan toke besar?

12.Apakah bapak hanya berhubungan dengan satu toke?

13.Berapa banyak toke yang bapak pilih untuk menjadi penampung hasil kemenyan?

14.Apakah yang bapak terima dengan menjalin hubungan kerjasama dengan toke?

(9)

16.Bagaimana tanggapan bapak mengenai perlakuan toke yang memberikan harga yang rendah kepada petani yang berhutang pada toke tersebut? 17.Apakah yang diperintahkan toke sampai saat ini bapak lakukan dengan

sukarela?

18.Apakah yang diperbuat toke terhadap bapak dengan toke bisa terjalin hingga sampai saat ini?

19.Apakah ada perubahan hubungan kerjasama dalam hal penjualan kemenyan dari sebelumnya atau tidak ada perubahan (statis) yang bapak rasakan?

20.Apakah hubungan bapak dengan toke hanya sebatas perdagangan kemenyan saja?

21.Apakah toke pernah mengajak bapak untuk mengunjungi rumah pada saat ada acara?

C. Arti Toke Bagi Petani

22.Bagaimana seorang itu disebut sebagai toke?

23.Menurut bapak sendiri, apa makna dan fungsi toke itu sendiri?

24.Bagaimana perlakuan toke terhadap bapak khususnya para petani yang bekerjasama atau memiliki hubungan perdagangan kemenyan di Desa ini? 25.Bagaimana tanggapan bapak mengenai kedudukan sosial toke di Desa ini?

D. Faktor Terbentuknya Pola Hubungan Sosial Ekonomi

(10)

27. Apakah penting membangun relasi yang erat dengan toke? Apa alasannya?

E. Moral Ekonomi vs Rasionalitas Petani

28.Apakah dengan bekerja sebagai petani cukup untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga?

29.Selain bertani, apakah bapak memiliki pekerjaan sampingan lainnya? 30.Apa yang bapak lakukan ketika hasil sadapan kemenyan dari lahan bapak

sedikit?

31.Apakah pernah bapak meminjam uang kepada toke ketika bapak membutuhkan uang banyak?

32.Apakah bapak hanya menjalin hubungan dan tergantung dengan satu toke saja?

33.Apakah toke pernah memberikan bantuan dengan bapak? Jika iya, apa yang bapak berikan untuk membalas bantuaan dari toke?

34.Apakah bapak selalu mengundang toke ketika bapak mengadakan acara atau pesta?

35.Apakah bapak pernah ada niat untuk mengganti toke yang lain? Apa alasannya?

36.Apakah bapak sering berkunjung ke rumah toke?

37.Apakah hubungan bapak dengan toke hanya sebatas hubungan penjualan kemenyan saja atau ada hubungan yang lain di luar hubungan perdagangan kemenyan?

(11)

39.Bagaimana menurut pendapat bapak jika toke mengendalikan harga pasaran kemenyan?

40.Bagaimana tanggapan bapak mengenai toke yang melarang bapak atau petani untuk memutus hubungan perdagangan kemenyan?

41.Apa pendapat bapak mengenai toke yang memberikan harga penawaran yang rendah terhadap petani yang berhutang kepadanya?

42.Apakah petani yang berhutang kepada toke, bisa lepas dari hubungan kerja dengan toke mereka apabila bisa membayar hutang?

43.Menurut bapak, apa yang membuat petani tidak bisa lepas dari perlakuaan toke yang sewenang-wenang terhadap petani?

44.Apakah hubungan bapak dengan toke berdasarkan perhitungan untung rugi?

45.Apa alasan bapak menjalin hubungan penjualan kemenyan dengan beberapa toke?

46.Bagaimana bapak membagi hasil getah kemenyan bapak dnegan beberapa toke ?

Referensi

Dokumen terkait

Nilai – nilai yang berlaku dalam masyarakat adat Desa Pandumaan ini juga.. mendukung dalam

Petani merupakan orang yang melakukan kegiatan usahataninya, sedangkan untuk pemasaran hasil usahatani tergantung kepada Toke yang ada di Desa Pangkatan Kecamatan Pangkatan

Petani merupakan orang yang melakukan kegiatan usahataninya, sedangkan untuk pemasaran hasil usahatani tergantung kepada Toke yang ada di Desa Pangkatan Kecamatan Pangkatan

Masyarakat Desa Hutajulu juga bermata pencaharian dari mencari rotan dan mengergaji di hutan dan sebelum tahun 1960 telah ada yang menanam kemenyan tetapi hanya beberapa

Masyarakat Desa Hutajulu juga bermata pencaharian dari mencari rotan dan mengergaji di hutan dan sebelum tahun 1960 telah ada yang menanam kemenyan tetapi hanya beberapa

Dengan demikian banyak faktor yang menyebabkan terbentuknya hubungan patron-klien antara toke dengan petani sawit pola swadaya seperti disebut di atas, antara lain adalah

(Petani di desa ini tidak ada istilah beli bibit pohon kemenyan karena bibit kemenyan jarang ada yang jual, kami memanfaatkan bibit kemenyan yang tumbuh di

Hubungan sosial yang tercipta karena adanya interaksi antara petani karet dan toke yang sudah terjalin sejak lama menjadikan mereka menjadi mengenal satu sama lain, bahkan antara petani