TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR
DI BPM HJ. SRI LUMINTU
JAJAR SURAKARTA
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
BUDI TRIANI KUSDIAR NIM : B 10 127
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR
DI BPM HJ. SRI LUMINTU
JAJAR SURAKARTA
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
BUDI TRIANI KUSDIAR NIM : B 10 127
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR
DI BPM HJ. SRI LUMINTU
JAJAR SURAKARTA
TAHUN 2013
Diajukan Oleh :
BUDI TRIANI KUSDIAR
B10.127
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 12 Juli 2013
PEMBIMBING
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR
DI BPM HJ. SRI LUMINTU JAJAR SURAKARTA
TAHUN 2013
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
BUDI TRIANI KUSDIAR NIM. B10 127
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal 17 Juli 2013
PENGUJI I PENGUJI II
ERLYN HAPSARI, S.ST RETNO WULANDARI, S.ST NIK. 200683018 NIK. 200985034
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda
Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta Tahun 2013”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, MSi, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Hj. Sri Lumintu, Amd. Keb, selaku Pimpinan BPM Hj. Sri Lumintu, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian. 5. Seluruh responden yang telah bersedia untuk menjadi responden dalam
v
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Budi Triani Kusdiar B 10 127
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM HJ. SRI LUMINTU
JAJAR SURAKARTA TAHUN 2013
xiv + 49 halaman + 17 lampiran + 5 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
LatarBelakang : Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan dalam Millenium Development Goals (MDG’s), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi baru lahir umur 0-6 hari adalah kelainan kongenital (1%), gangguan pernapasan (37%), post matur (35%), ikterus (6%), hipotermia (7%), sepsis (12%), dan prematuritas (34%). Para orang tua terutama ibu nifas seharusnya mengetahui tanda bahaya terhadap bayi mereka agar dapat mewaspadainya sejak dini. Dengan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi akan lebih cepat memperoleh pertolongan atau penanganan sehingga dapat mencegah kematian pada bayi.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta dalam kategori baik, cukup dan kurang.
MetodePenelitian : Jenis penelitian adalah Diskriptif Kuantitatif. Lokasi penelitian diambil di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta pada tanggal 1 April sampai 10 Mei 2013. Dengan jumlah populasi sebanyak 36 orang ibu nifas. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 32 responden, untuk teknik pengambilan sampel dengan metode Purposive Sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang di uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis univariat dengan distribusi frekuensi.
HasilPenelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 ibu nifas di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta terdapat 8 orang (25%) termasuk kategori baik, 19 orang (59,4%) termasuk kategori cukup dan 5 orang (15,6%) termasuk kategori kurang.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta mempunyai pengetahuan cukup (59,4%) tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
Kata Kunci : Pengetahuan, ibu nifas dan tanda bahaya bayi baru lahir
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
v Orang yang memiliki kesehatan adalah orang yang memiliki harapan, orang yang memiliki harapan adalah orang yang memiliki segalanya
(Pepatah Arab) v Pendidikan adalah senjata paling mematikan, karena dengan itu Anda
dapat mengubah dunia
(Nelson Mandela) v Orang bijak akan menciptakan lebih banyak kesempatan lebih dari
kesempatan yang ia temukan
(Francis Bacon)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini persembahkan :
1. Allah SWT yang memberikan petunjuk kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 2. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa restunya
dan cinta kasihnya selama ini.
3. Kakak-kakakku tersayang, yang telah membantuku selama ini walau hanya dalam doa.
4. Bu Retno terimakasih selama ini telah sabar membimbing.
5. Teman – temanku (risa, diva, indah dan riska) dan semua anak kelas 3C yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Budi Triani Kusdiar
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 27 Nopember 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Masaran RT 32/XI Masaran Sragen
Riwayat Pendidikan
1. SD N 1 Masaran Lulus tahun 2004 2. SMP N 5 Sragen Lulus tahun 2007 3. SMA N 8 Surakarta Lulus tahun 2010
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK... ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii
CURICULUM VITAE... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Perumusan Masalah... 3
C.Tujuan Penelitian... 3
D.Manfaat Penelitian... 4
E.Keaslian Penelitian ... 5
F.Sistematika Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori ... 8
x
2. Masa Nifas.... ... 14
3. Bayi Baru lahir ... 16
4. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir ... 18
B. Kerangka Teori ... 27
C. Kerangka Konsep ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 30
D. Instrumen Penelitian ... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ... 35
F. Variabel Penelitian ... 36
G. Definisi Operasional ... 36
H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data………...37
I. Etika Penelitian ... 39
J. Jadwal Penelitian ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian... 41
B. Hasil Penelitian... 41
C. Pembahasan... 44
D. Keterbatasan... 46
xi
B. Saran... 48
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel. 3.1 Kisi – kisi Kuesioner………... 32
Tabel. 3.2 Definisi Operasional……… 36
Tabel. 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur……….. 41
Tabel. 4.2 Hasil Pengolahan Data………. 42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Keterangan Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas Lampiran 5. Surat Keterangan Uji Validitas Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitan
Lampiran 8. Lembar Permohonan menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Persetujuan menjadi Responden Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban
Lampiran 12. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Hasil Penelitian Lampiran 16. Hasil Penelitian
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 57% kematian tersebut terjadi pada umur dibawah 1 bulan atau saat neonatus (Depkes RI, 2009). Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, derajat kesehatan anak di Indonesia masih perlu ditingkatkan, ditandai oleh Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup, dan menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010 angka kematian bayi di Indonesia tahun 2010 tercatat 26 per 1000 kelahiran. Sedangkan dalam Millenium Development Goals (MDG’s), Indonesia menargetkan pada tahun
2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup (Wijaya, 2009).
(37%), post matur (35%), ikterus (6%), hipotermia (7%), sepsis (12%), dan prematuritas (34%) (Wijaya, 2009).
Para orang tua terutama ibu nifas seharusnya mengetahui tanda bahaya terhadap bayi mereka agar dapat mewaspadainya sejak dini, karena tanda bahaya bayi baru lahir merupakan gejala yang mampu mengancam kesehatan bayi, bahkan dapat menyebabkan kematian bayi (Muslihatun, 2010). Tanda bahaya bayi baru lahir antara lain : suhu tubuh bayi terlalu dingin atau terlalu panas, warna kulit bayi kuning, pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar pus, bayi mengalami infeksi serta bayi muntah (Deslidel, 2011).
Dengan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi akan lebih cepat memperoleh pertolongan atau penanganan sehingga dapat mencegah kematian pada bayi. Namun bila terlambat mengenali tanda bahaya bayi baru lahir tersebut, bayi akan terlambat mendapat penanganan dan dapat menyebabkan kematian (Kosim, 2003).
Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan peneliti kepada 14
orang ibu nifas hari ke 0–2 di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta, dengan
mengunakan metode wawancara tentang gambaran pengetahuan tanda bahaya
bayi baru lahir, yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 3 ibu nifas
(21,5%), yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 4 ibu nifas (28,5%)
dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 7 ibu nifas (50%). Serta
menemukan beberapa kasus tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti tali
pusat kemerahan, berbau busuk, mengeluarkan pus, dan bengkak.
Berdasarkan uraian di atas, ditemukan masih banyak ibu nifas yang
mempunyai pengetahuan kurang tentang tanda bahaya bayi baru lahir
sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Di BPM Hj.
Sri Lumintu Jajar Surakarta Tahun 2013”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas perumusan masalah penelitian adalah “ Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda
bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta Tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada tingkat pengetahuan baik.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada tingkat pengetahuan kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti serupa dikemudian hari dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian khususnya tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
3. Bagi Institusi
a. Bidan Praktek Mandiri
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi bidan ataupun petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pengetahuan pada ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
b. Pendidikan
E. Keaslian Penelitian
Pebri Nur Indrasti (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta”. Penelitian
ini merupakan jenis deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di RSUD Kota Surakarta pada tanggal 7-21 Juni 2012. Populasi dalam penelitian ini 30 ibu nifas 2 hari post partum. Sampel yang diambil adalah 30 responden dengan teknik sampling jenuh. Instrument penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Variabel penelitian hanya menggunakan variable tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%) dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (23,3%).
Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul, waktu, tempat penelitian, jumlah responden serta teknik pengambilan sampel, sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah pada jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif serta pada instrument penelitian yaitu kuesioner tertutup.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas tentang Pengetahuan Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir yang meliputi : Pengetahuan, Nifas, Bayi Baru Lahir, Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir, Kerangka Teori dan Kerangka Konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan di bahas tentang Jenis dan Rancangan Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel, Instrument Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Metode Pengolahan Data dan Analisa Data, Etika Penelitian serta Jadwal penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas Gambaran umum tempat penelitian,
Hasil penelitian yang mencakup tingkat pengetahuan responden,
Pembahasan dan Keterbatasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sehingga
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan ini domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2007).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), untuk mengukur tingkat pengetahuan
seseorang secara terperinci terdiri dari 6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap apa yang telah diterima
juga bisa dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur tingkat
antara lain ibu bisa menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,
menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehesion)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahuinya. Seseorang atau ibu
yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menjelaskan, menyimpulkan,
tentang materi yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum–hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya dalam struktur organisasi.
5) Sintetis (Syntetis)
Sintetis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi diartikan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), cara memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Cara Tradisional
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya
metode ilmiah atau metode penemuan secara sestemik dan logis.
Cara–cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain :
a) Cara kekuasaan (Otoritas)
Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada kekuasaan, baik
otoritas tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin maupun
ahli ilmu pengetahuan.
b) Berdasarkan pengalaman
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
c) Melalui jalan pikiran
Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuan.
2) Cara Modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut dengan
metode penelitian ilmiah atau lebih popular lagi metodelogi
penelitian.
d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan, antara lain :
1) Umur
Umur adalah waktu untuk hidup/ada sejak di lahirkan. Umur
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin cukup umur,
maka tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir.
2) Pendidikan
Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandanganya
terhadap diri dan lingkungan. Oleh karena itu akan berbeda orang
yang berpendidikan tinggi dibanding yang berpendidikan rendah
3) Pekerjaan
Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu
untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting memerlukan
perhatian masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit
untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pengetahuan yang
mereka miliki jadi berkurang.
4) Paritas
Paritas adalah keadaan wanita yang pernah melahirkan bayi
hidup. Dimana para wanita memperoleh pengetahuan dari
pengalaman pribadi. Pengalaman merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan. Baik diperoleh secara langsung maupun tidak
langsung, namun tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun
seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar.
5) Intelegensia
Intelegensia prinsipnya mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri
dan cara – cara pengambilan keputusan.
6) Sosial Ekonomi dan Budaya
Individu yang berasal dari keluarga status ekonomi baik
dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan
lebih rendah. Adat istiadat yang berlaku setiap daerah akan
berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
e. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan di ukur dari
subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin
kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatannya (Arikunto, 2006).
Menurut Riwidikdo (2010), tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang tanda bahaya bayi baru lahir dapat dikategorikan sebagai
berikut :
1) Baik : bila nilai responden yang diperoleh ( x ) > mean + 1
SD
2) Cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3) Kurang : bila nilai responden yang diperoleh ( x ) < mean – 1
2. Masa Nifas
a. Pengertian Masa Nifas
1) Menurut Obgynacea (2009), masa nifas adalah periode setelah
melahirkan sampai pulihnya organ produksi seperti keadaan normal
sebelum hamil, yang lamanya kurang lebih 6 minggu (6-8 minggu).
2) Menurut Prawirohardjo (2009), masa nifas atau puerperium dimulai
sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42
hari) setelah itu.
3) Menurut Anggraini (2010), masa nifas (puerperium) dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung selama
kira – kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan
pulih dalam waktu 3 bulan.
b. Tahapan – Tahapan Masa Nifas
Menurut Obgynacea (2009), masa nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :
1) Puerperium dini
Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan–jalan.
2) Puerperium intermedial
Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat–alat
3) Remote puerperium
Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih sehat
sempurna, bisa sampai tahunan.
c. Lochea
Menurut Anggraini (2010), lochea adalah ekresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua
yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai bau yang amis
(anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda –
beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap menandakan
adanya infeksi. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan
warnanya, yaitu :
1) Lochea Rubra
Lochea rubra terdiri dari jaringan – jaringan sisa plasenta, dinding
rahim, rambut lanugo, sisa mekonium dan darah segar yang
berwarna merah kehitaman dan keluar selama 1 – 3 hari post
partum.
2) Lochea Sanguilenta
Lochea sanguilenta berwarna merah kecoklatan dan berisi sisa
darah bercampur lendir dan keluar pada 4 – 7 hari post partum.
3) Lochea Serosa
Lochea serosa adalah cairan yang berwarna kekuningan atau
dari leukosit dan robekan plasenta, berlangsung hari ke-7 sampai
14 post partum.
4) Lochea Alba
Lochea alba berwarna putih, mengandung leukosit, sel desidua dan
sel epitel, selaput lendir serviks serta serabut jaringan yang mati
terjadi setelah 2 minggu post partum.
5) Lochea Purulenta
Lochea purulenta adalah lochea yang menandakan adanya infeksi,
keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk.
6) Lochiastasis
Lochiastasis yaitu lochea yang tidak lancar keluarnya.
3. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
1) Menurut Donna L. Wong (2003), Bayi baru lahir adalah bayi dari
lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya biasanya dengan usia gestasi
38 – 42 minggu.
2) Menurut Dewi (2010), Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
pada umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir
2500 gram sampai 4000 gram.
3) Menurut Muslihatun (2010), Bayi baru lahir adalah bayi dengan
kehamilan 37-42 minggu, bayi lahir baru dengan umur 0-7 hari
disebut neonatal dini, sedangkan 8- 28 hari disebut neonatal lanjutan.
b. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Arief (2009), ciri bayi baru lahir normal yaitu:
1) Berat badan 2500 – 4000 gram
2) Panjang badan 48 – 52 cm
3) Lingkar dada 30 – 38 cm
4) Lingkar kepala 33 – 35 cm
5) Frekuensi jantung 120 – 160 kali per menit
6) Pernapasan ± 40 – 60 kali per menit
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9) Kuku agak panjang dan lemas
10) Genetalia : Perempuan, labia mayora menutupi labia minora
Laki-laki, testis sudah turun, skrotum sudah ada
11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12) Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13) Reflek graps atau menggenggam sudah baik
14) Eliminasi baik, mekoniun akan keluar dalam 24 jam pertama,
4. Tanda Bahaya Bayi Baru lahir
a. Pengertian
Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan dimana dapat
menyebabkan kematian pada bayi baru lahir jika tidak segera mendapat
penanganan (Deslidel, 2011).
b. Macam-macam Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Menurut Deslidel (2011), tanda bahaya bayi baru lahir antara lain:
1) Suhu tubuh bayi terlalu dingin (hipotermi) atau terlalu panas
(hipertemi)
a) Hipotermi
(1) Pengertian
Hipotermi pada BBL adalah suhu dibawah 36,5º C, yang
terbagi atas : hipotermia ringan (cold stress) yaitu suhu
antara 36-36,5º C, hipotermia sedang yaitu suhu antara
32-36º C, dan hipotermia berat yaitu < 32º C (Kosim, 2010).
(2) Tanda dan gejala
Menurut Saifuddin (2009), tanda dan gejala hipotermi antara
lain :
(a) Bayi tidak mau menyusu
(b) Bayi tampak lesu atau mengantuk
(c) Tubuh bayi teraba dingin
(d) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan
(3) Penanganan
Menurut Saifuddin (2009), penanganan untuk bayi yang
mengalami hipotermi antara lain :
(a) Menghangatkan bayi dalam inkubator
(b) Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu (metode
kangguru)
(c) Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain
hangat yang disetrika terlebih dahulu, untuk menutupi
tubuh bayi
(d) Memberi bayi ASI sesering mungkin
b) Hipertermi
(1) Pengertian
Hipertemi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh bayi
lebih dari 37,5º C (Deslidel, 2011)
(2) Tanda dan Gejala
Menurut Deslidel (2011), tanda dan gejala dari hipertermi
yaitu suhu tubuh bayi lebih dari 37,5º C, frekuensi
pernapasan bayi lebih dari 60 kali per menit, adanya
tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit
kurang, keluaran urine berkurang.
(3) Penanganan
Menurut Saifuddin (2009), penanganan dari hipertermi
(a) Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu
kamar 26º C sampai 28º C
(b) Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu tubuh
bayi normal (jangan menggunakan air es)
(c) Antibiotik diberikan apabila ada infeksi
2) Warna kulit bayi kuning (Ikterus)
a) Pengertian
(1) Menurut Dewi (2010), Ikterus adalah suatu keadaan
menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir
akibat terjadinya hiperbilirubinemia.
(2) Menurut Deslidel (2011), Ikterus adalah perubahan warna
kulit atau selaput mata menjadi kekuningan yang sebagian
besar (80%) akibat penumpukan bilirubin yang merupakan
hasil pemecahan sel darah merah karena ketidakcocokan
golongan darah ibu dan bayi.
(3) Menurut Haws (2007), Ikterus adalah peningkatan
konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi yang terjadi sebelum
usia 24 jan dan kecepatan peningkatannya >0,5 mg/dL/jam.
b) Tanda dan Gejala
Menurut Jitowiyono (2010), tanda dan gejala dari ikterus
meliputi :
(2) Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup
bulan atau melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan
(3) Peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg% per hari
(4) Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
(5) Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%
(6) Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
c) Pengananan
Menurut Surasmi (2003), penanganan ikterus dengan :
(1) Penyinaran (fototerapi)
(2) Transfusi pengganti jika diperlukan
(3) Terapi obat jika diperlukan
3) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit (sindrom
gangguan napas)
a) Pengertian
Sindrom gangguan pernapasan adalah kumpulan gejala yang
terdiri dari dispnu atau hipernu, dengan frekuensi pernapasan
lebih dari 60 kali per menit, sianosis, rintihan dan ekspirasi serta
kelainan otot-otot pernapasan pada inspirasi (Jitowiyono, 2010).
b) Tanda dan Gejala
Menurut Jitowiyono (2010), tanda dan gejala sindrom gangguan
pernapasan antara lain:
(1) Pernafasan cepat dengan frekuensi pernafasan lebih dari 60
(2) Ada tarikan dinding dada, epigastrium atau suprasternal
pada inspirasi.
(3) Sianosis atau kebiruan
(4) Terdengar suara rintihan pada saat ekspirasi
(5) Frekuensi nadi 170 kali per menit
c) Penanganan
Menurut Jitowiyono (2010), penanganan dari sindrom gangguan
pernapasan yaitu:
(1) Bersihkan jalan napas dengan menggunakan penghisap
lendir dan kasa steril
(2) Pertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi
dengan kain hangat
(3) Atur posisi tidur bayi, kepala ekstensi agar bayi dapat
bernapas dengan leluasa
(4) Apabila terjadi apnu lakukan napas buatan mouth to mouth
(5) Longgarkan pakaian bayi
(6) Beri penjelasan keluarga bahwa bayi harus dirujuk ke rumah
sakit
4) Tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar pus, bengkak dan
berdarah
a) Tanda dan Gejala
Menurut Karyuni dan Meilya (2007), tanda dan gejala dari
(1) Tali pusat berwarna merah
(2) Tali pusat berbau busuk
(3) Tali pusat mengeluarkan pus
(4) Tali pusat bengkak
(5) Tali pusat mengeluarkan darah
b) Penanganan
Menurut Karyuni dan Meilya (2007), penanganan pada infeksi
tali pusat dengan :
(1) Mencuci tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptik
dan kasa steril
(2) Apus tali pusat dan area sekitar tali pusat dengan gentian
violet 0,5% empat kali dalam sehari sampai tidak ada pus
yang keluar dari tali pusat.
(3) Jika area kemerahan dan pembengkakan meluas lebih dari 1
cm dari tali pusat, berikan kloksasilin IV sesuai dengan usia
dan berat badan bayi
5) Infeksi perinatal
a) Pengertian
Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada
masa antenatal, intranatal dan postnatal (Dewi, 2010).
b) Tanda dan Gejala
Menurut Dewi (2010), tanda dan gejala dari infeksi perinatal
(1) Bayi malas minum
(2) Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi
(3) Frekuensi pernapasan meningkat
(4) Berat badan menurun
(5) Pergerakan kurang
(6) Muntah
(7) Diare
(8) Sklerema dan odema
(9) Perdarahan, ikterus, dan kejang
(10)Suhu tubuh dapat normal, hipotermi atau hipertermi
c) Penanganan
Menurut Dewi (2010), penanganan pada infeksi dengan :
(1) Memposisikan bayi semi fowler agar sesak berkurang
(2) Bila suhu tubuh tinggi, melakukan kompres dingin
(3) Berikan ASI sedikit demi sedikit secara perlahan
(4) Bila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu posisi
tidur miring kanan atau kiri
(5) Bila diare, perhatikan personal hygiene dan keadaan
lingkungan
(6) Lakukan informed consent pada keluarga dan segera lakukan
6) Muntah
a) Pengertian
(1) Menurut Deslidel (2011), muntah adalah proses reflek yang
sangat terkoordinasi yang mungkin didahului oleh
peningkatan air liur.
(2) Menurut Dewi (2010), muntah adalah keluarnya sebagian
besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah makanan
masuk agak lama, disertai kontraksi lambung dan abdomen.
b) Penyebab
Menurut Dewi (2010), penyebab muntah antara lain :
(1) Kelainan kongenital (saluran pencernaan, iritasi lambung,
atresia esophagus, tekanan intrakranial yang tinggi)
(2) Infeksi pada saluran pencernaan
(3) Cara pemberian makan yang salah
(4) Keracunan
c) Penanganan
Menurut Dewi (2010), penanganan pada muntah dengan :
(1) Kaji faktor penyebab dan sifat muntah
(a) Jika terjadi pengeluaran cairan terus-menerus, maka
kemungkinan dikarenakan obstruksi esophagus
(b) Jika terjadi muntah berwarna hijau kekuning-kuningan,
(c) Jika terjadi proyektil, maka harus dicurigai adanya
stenosis pylorus
(d) Jika terjadi segera setelah lahir kemudian menetap, maka
kemungkinan terjadi peningkatan tekanan intrakranial
(2) Berikan pengobatan yang bergantung pada faktor penyebab
(3) Ciptakan suasana tenang
(4) Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati
(5) Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah
(6) Berikan antiemetik jika terjadi simptomatis
Tingkat Pengetahuan : Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
6. Sosial Ekonomi dan Budaya
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Notoatmodjo (2007), Arikunto (2006)
1. Pengertian tanda bahaya bayi baru lahir
2. Macam-macam tanda bahaya bayi baru lahir, yaitu:
a. Suhu tubuh terlalu dingin atau terlalu panas b. Warna kulit bayi kuning c. Pernapasan sulit atau
lebih dari 60 kali per menit
d. Tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar cairan (pus), bengkak dan berdarah
Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Pengetahuan :
1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Paritas 5. Intelegensia
6. Sosial Ekonomi dan Budaya
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Sumber : Notoatmodjo (2007), Riwidikdo (2010) Pengetahuan ibu nifas tentang
tanda bahaya bayi baru lahir
Baik
Cukup
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo,
2005). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Arikunto, 2010).
Penelitian ini menggambarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda
Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta Tahun 2013.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti
dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini
dilaksanakan di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan
(Hidayat, 2007). Penelitian ini dilakukan pada mulai tanggal 1 April 2013
sampai 10 Mei 2013.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan dikenai
generalisasi hasil penelitian (Sumantri, 2011). Populasi yang di teliti
adalah seluruh ibu nifas 0-2 hari post partum di BPM Hj. Sri Lumintu,
Jajar Surakarta dari tanggal 1 April 2013 sampai 10 Mei 2013 berjumlah
36 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).
Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah ibu nifas 0-2 hari post partum
yang memenuhi kriteria yang dibuat penulis di BPM Hj. Sri Lumintu,
Jajar, Surakarta. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 32 responden. Terdapat 4 ibu nifas yang tidak termasuk dalam
sampel pada penelitian ini di karenakan tidak memenuhi kriteria yang
telah penulis tentukan. Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari
100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat
diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.
a. Kriteria Inklusi
1) Ibu yang melahirkan di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta
2) Ibu nifas 0-2 hari post partum
3) Dapat membaca dan menulis
4) Ibu yang bersedia jadi responden.
b. Kriteria Ekslusi
1) Ibu nifas yang tidak bersedia jadi responden
2) Ibu nifas yang tidak dapat membaca dan menulis
3. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel
dengan metode Purposive Sampling yaitu anggota sampel yang dipilih
didasarkan pada suatu pertimbangan yang dibuat oleh peneliti sendiri
(Notoatmodjo, 2010).
D. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah data
primer yang berupa kuesioner yang diberikan kepada ibu nifas. Kuesioner
adalah daftar pernyataan/pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,
matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan
memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang
jawaban “benar” atau “salah” dan responden diminta memilih salah satu
jawaban tersebut. Pernyataan positif (favorabel) bila responden menjawab
benar nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif
(unfavorabel) bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah
nilainya 1. Adapun pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan tanda
centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.
Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan
kisi-kisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini.
Tabel. 3.1 Kisi – kisi Kuesioner Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Variabel Sub Variabel No Soal
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis diluar lokasi penelitian.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau
yang sah berarti memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang
rendah memiliki validitas yang rendah. Suatu instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud
(Arikunto,2006).
Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat digunakan rumus
product moment dengan bantuan program SPSS. Instrumen dikatakan
valid jika nilai r hitung > r tabel. Rumus product moment adalah:
Keterangan :
Rxy : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total
N : Jumlah responden
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
XY : Skor pertanyaan dikalikan Skor
Uji Validitas dilakukan di BPM Puji Setiani Amd.Keb,
Tegalmulyo, Mojosongo, Surakarta yang dilakukan pada tanggal 10
Februari 2013 sampai 23 Maret 2013 sebanyak 30 ibu nifas 0-2 hari post
partum. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden 30 adalah
karena kaidah umum penelitian, agar diperoleh distribusi nilai hasil
penelitian mendekati kurva normal. Dari hasil Uji Validitas sebanyak 35
item soal didapatkan 33 item soal dinyatakan valid dan 2 item soal
dinyatakan tidak valid, dikarenakan rhitung < rtabel (0,361) dengan
menggunakan taraf signifikan 0,05, dan untuk nomor soal yang tidak valid
adalah nomor 9 dan 18, sehingga pernyataan yang digunakan untuk
penelitian sejumlah 33 item pernyataan.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu instrument cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut
sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2006). Untuk
mengetahui bahwa kuesioner dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data,
maka dilakukan uji reliabilitas dengan rumus koefisien reliabilitas alfa
cronbach dengan bantuan program komputer SPSS for windows versi 16.0
yang dapat digunakan baik untuk instrument yang jawabannya berskala
maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal jawaban yang benar dan
r11 = ú
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir pernyataan
σt2 = Varians total
Dengan menggunakan Alfha Cronbach, kuesioner dikatakan
reliabel apabila nilai alfa > 0, 750 (Riwidikdo, 2010). Sedangkan hasil dari
uji reliabilitas yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai alfa sebesar
0,937 dengan demikian kuesioner ini dapat dikatakan reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data merupakan semua data yang menjadi sumber dalam
penelitian, seperti data primer dan sekunder
1. Data primer
Data primer yaitu data yang didapat langsung dari sumbernya
(subyek penelitian) (Wahyuni, 2009). Dalam penelitian ini data primer
didapatkan dari hasil jawaban pengisian kuesioner oleh responden.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang tidak didapat langsung dari sumbernya
(misal dari RM) (Wahyuni, 2009). Data sekunder didapatkan dari catatan
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) ( Nursalam, 2009).
Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional suatu penjelasan mengenai variabel yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik yang ada sebagai dasar
dalam memperoleh data ( Wahyuni, 2009)
Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian Variabel Definisi
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Setiadi (2007), Pengolahan data merupakan suatu proses
untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok
data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan
informasi yang diperlukan.
Menurut Hidayat (2007), langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam pengolahan data yaitu :
a) Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing
dengan cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan
konsistensi dari setiap jawaban dan pertanyaan.
b) Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada data yang
terdiri atas beberapa kategori.
c) Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
2. Analisa data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
univariat adalah menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap
penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap
variabel. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo
(2010), adalah sebagai berikut:
a. Baik : bila responden (x) > mean + 1 SD
Untuk memperoleh nilai rata – rata (mean) dengan rumus menurut
Riwidikdo (2010) :
Sedangkan untuk memperoleh simpangan baku dengan rumus
menurut Riwidikdo (2010) :
Keterangan :
SD : simpangan baku
xi : nilai dari data
n : banyaknya data
Rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas berdasarkan tingkat
pengetahuan menurut Arikunto (2006), yaitu :
P =
ൈ ͳͲͲΨ
Keterangan :
P = Prosentase
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian meliputi :
1. Informent Consent
Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian.
Informent consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek
mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika
subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden
2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas)
Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data tersebut. Peneliti tidak akan mencantumkan
nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini.
3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)
Confidentiality ini menjelaskan masalah-masalah responden yang
harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Penelitian ini
kerahasiaan hasil/informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek
akan di jamin oleh peneliti.
J. Jadwal Penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di BPM Hj. Sri Lumintu yang beralamat di
Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta. BPM Hj. Sri Lumintu yang dipimpin oleh
Hj. Sri Lumintu Amd. Keb., memiliki tenaga kesehatan sebanyak 5 bidan dan
1 fisioterapi. Sarana prasarana cukup memadai antara lain 1 ruang periksa, 1
ruang bersalin dengan 2 tempat tidur dan 3 ruang nifas. Pelayanan yang dapat
diberikan yaitu bersalin, nifas dengan rawat inap 0-2 hari, ANC, KIA, KB,
imunisasi dan pijat bayi. Jam buka pelayanan umum dimulai pada pukul 07.00
WIB - 21.00 WIB, pelayanan bersalin dilayani 24 jam, sedangkan pelayanan
pijat bayi hanya pada hari sabtu mulai pukul 09.00 WIB - 11.00 WIB.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur
Diskripsi umur responden menunjukan usia responden pada saat
penelitian dilakukan, distribusi frekuensi umur responden dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
Pada tabel 4.1 di atas diketahui responden yang berusia ≤ 20 tahun
sebanyak 3 responden (9,37%), responden yang berusia antara 21-30 tahun
sebanyak 27 responden (84,38%) dan responden yang berusia ≥30 tahun
sebanyak 2 responden (6,25%).
2. Analisa Data
Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas 0-2 hari post
partum yang bersalin di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta, dengan
jumlah responden sebanyak 32 responden. Untuk memperoleh data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara memberi kuesioner kepada responden
dan kemudian kuesioner dikembalikan oleh peneliti untuk diolah, dengan
menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows Versi 16.0.
Berdasarkan perhitungan diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Pengolahan data
N Minimum Maximum Mean Standar
Deviation Pengetahuan
ibu nifas tentang tanda
bahaya bayi baru lahir
32 10 28 18,68 4,95
Sumber : Data Primer, April-Mei 2013.
Berdasarkan tabel diatas pengetahuan ibu nifas tentang tanda
a. Baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam tabel pengetahuan
responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yang
disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu
Jajar, Surakarta Tahun 2013.
No Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang
tanda bahaya bayi baru lahir dalam kategori cukup sebanyak 19 responden
(59,4%) sedangkan untuk kategori baik sebanyak 8 responden (25%) dan
untuk kategori kurang sebanyak 5 responden (15,6%). Jadi tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri
Lumintu Jajar, Surakarta kebanyakan pada tingkat pengetahuan cukup yaitu
sebanyak 19 responden (59,4%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diketahui bahwa tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada kategori
baik sebanyak 8 responden (25%), pada kategori cukup sebanyak 19
responden (59,4%) dan pada kategori kurang sebanyak 5 responden (15,6%).
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Menyambung apa yang disampaikan menunjukkan rasa keingintahuan yang
tinggi sebagai respon terhadap suatu kasus.
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui responden yang berusia umur antara
21-30 tahun sebanyak 27 responden (84,38%). Menurut Notoatmodjo (2010),
bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses
perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan cukup sudah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir tetapi belum mengetahui tanda gejala pada infeksi dan penanganannya pada gangguan pernafasan. Menurut Dewi (2010), tanda dan gejala dari infeksi perinatal antara lain : bayi malas minum, gelisah dan mungkin juga terjadi letargi, frekuensi pernapasan meningkat, berat badan menurun, pergerakan kurang, muntah, diare, sklerema dan odema, perdarahan, ikterus, dan kejang, suhu tubuh dapat normal, hipotermi atau hipertermi. Menurut Jitowiyono (2010), penanganan dari sindrom gangguan pernapasan yaitu: bersihkan jalan napas dengan menggunakan penghisap lendir dan kasa steril, pertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi dengan kain hangat, atur posisi tidur bayi, kepala ekstensi agar bayi dapat bernapas dengan leluasa, apabila terjadi apnu lakukan napas buatan mouth to mouth, longgarkan pakaian bayi, beri penjelasan keluarga bahwa bayi harus dirujuk ke rumah sakit.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pebri Nur Indrasti (2012), “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya
Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta”. Hasil penelitian ini diperoleh
tingkat pengetahuan ibu nifas 2 hari post partum tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada kategori pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%).
beberapa faktor lain yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, intelegensi, paritas serta sosial, budaya dan ekonomi (Notoadmodjo, 2007). Pengetahuan tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada ibu nifas 0-2 hari post partum perlu, sehingga sangat diperlukan peran tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman dan informasi lebih baik tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Dengan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir, ibu nifas dapat mewaspadai sejak dini tanda bahaya yang mungkin terjadi pada bayinya.
D. Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa kendala dan
keterbatasan yaitu :
1. Kendala Penelitian
Kendala dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan responden ibu
nifas 0-2 hari post partum di BPM Lumintu Jajar, Laweyan, Surakarta
membutuhkan waktu yang lama karena persalinan setiap bulannya tidak
sama jumlahnya dan ada beberapa responden yang kurang paham dengan
pernyataan didalam kuesioner walaupun sudah dijelaskan oleh peneliti,
serta terdapat 4 ibu nifas yang tidak bersedia menjadi responden.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
serta jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan
A. Kesimpulan
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V,
Laweyan, Surakarta dengan jumlah 32 responden, sehingga tingkat
pengetahuan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta kategori
pengetahuan baik sebanyak 8 responden (25%).
2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta kategori
pengetahuan cukup sebanyak 19 reponden (59,4%).
3. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta kategori
pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (15,6%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V,
1. Bagi Responden
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para ibu nifas lebih aktif
mencari informasi lewat media cetak, televisi, radio dan ikut serta dalam
penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan agar ibu nifas
mengetahui tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
2. Bagi Institusi
a. BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta
Diharapkan bagi Bidan atau petugas kesehatan lainnya dapat
meningkatkan penyuluhan atau informasi kepada ibu nifas tentang
tanda bahaya bayi baru lahir.
b. STIKes Kusuma Husada Surakarta
Diharapkan akan lebih mengembangkan penelitian lebih lanjut
mengenai tanda bahaya bayi baru lahir sehingga dapat dijadikan
referensi dan bahan bacaan.
3. Bagi peneliti lain
Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain dan
menambah variabel-variabel penelitian yang berhubungan dengan tanda
bahaya bayi baru lahir sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih
baik serta dapat menggunakan kuesioner terbuka sehingga mampu
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Yetty. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihana
Arief, Z.R. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Deslidel, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : EGC
Dewi, V.N.L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta : Salemba Medika
Donna, L.W. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
Haws, Paulette S. 2007. Asuhan Neonatus Rujukan Cepat. Jakarta : EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika
______________. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba medika
Indrasti, Pebri Nur. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir. Surakarta. STIKes Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah.
Jitowiyono, S. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika
Karyuni, Eko dan Meilya, Eny. 2007. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan untuk Dokter, Perawat, dan Bidan. Jakarta : EGC
Kosim, M.S. 2003. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Perawat, Bidan di Rumah Sakit Rujukan Dasar. Jakarta : JNPK
__________dkk. 2010. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : IDAI
Muslihatun, W.N. 2010. Asuhan Neonatus dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya
Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Mahfoed, I. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Yogjakarta : Fitramaya.
Obgynacea, 2009. Obgynacea. Yogyakarta : Tosca Enterprise
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia.
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sumantri, Arif. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana
Surasmi, A. dkk. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : EGC
Wijaya. 2009. Angka Kematian Neonatal. http://www.scribd.com/doc/78334913/1 di akses pada 21 November 2012.
Wahyuni, Yuyun. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis Bidang Kesehatan.