• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKO (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKO (1)"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR

DI BPM HJ. SRI LUMINTU

JAJAR SURAKARTA

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

BUDI TRIANI KUSDIAR NIM : B 10 127

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR

DI BPM HJ. SRI LUMINTU

JAJAR SURAKARTA

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

BUDI TRIANI KUSDIAR NIM : B 10 127

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR

DI BPM HJ. SRI LUMINTU

JAJAR SURAKARTA

TAHUN 2013

Diajukan Oleh :

BUDI TRIANI KUSDIAR

B10.127

Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 12 Juli 2013

PEMBIMBING

(4)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR

DI BPM HJ. SRI LUMINTU JAJAR SURAKARTA

TAHUN 2013

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :

BUDI TRIANI KUSDIAR NIM. B10 127

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada Tanggal 17 Juli 2013

PENGUJI I PENGUJI II

ERLYN HAPSARI, S.ST RETNO WULANDARI, S.ST NIK. 200683018 NIK. 200985034

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka. Prodi D III Kebidanan

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda

Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta Tahun 2013”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, MSi, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Ibu Hj. Sri Lumintu, Amd. Keb, selaku Pimpinan BPM Hj. Sri Lumintu, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian. 5. Seluruh responden yang telah bersedia untuk menjadi responden dalam

(6)

v

6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2013

Penulis

(7)

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

Budi Triani Kusdiar B 10 127

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM HJ. SRI LUMINTU

JAJAR SURAKARTA TAHUN 2013

xiv + 49 halaman + 17 lampiran + 5 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

LatarBelakang : Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan dalam Millenium Development Goals (MDG’s), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi baru lahir umur 0-6 hari adalah kelainan kongenital (1%), gangguan pernapasan (37%), post matur (35%), ikterus (6%), hipotermia (7%), sepsis (12%), dan prematuritas (34%). Para orang tua terutama ibu nifas seharusnya mengetahui tanda bahaya terhadap bayi mereka agar dapat mewaspadainya sejak dini. Dengan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi akan lebih cepat memperoleh pertolongan atau penanganan sehingga dapat mencegah kematian pada bayi.

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta dalam kategori baik, cukup dan kurang.

MetodePenelitian : Jenis penelitian adalah Diskriptif Kuantitatif. Lokasi penelitian diambil di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta pada tanggal 1 April sampai 10 Mei 2013. Dengan jumlah populasi sebanyak 36 orang ibu nifas. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 32 responden, untuk teknik pengambilan sampel dengan metode Purposive Sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang di uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis univariat dengan distribusi frekuensi.

HasilPenelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 ibu nifas di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta terdapat 8 orang (25%) termasuk kategori baik, 19 orang (59,4%) termasuk kategori cukup dan 5 orang (15,6%) termasuk kategori kurang.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta mempunyai pengetahuan cukup (59,4%) tentang tanda bahaya bayi baru lahir.

Kata Kunci : Pengetahuan, ibu nifas dan tanda bahaya bayi baru lahir

(8)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

v Orang yang memiliki kesehatan adalah orang yang memiliki harapan, orang yang memiliki harapan adalah orang yang memiliki segalanya

(Pepatah Arab) v Pendidikan adalah senjata paling mematikan, karena dengan itu Anda

dapat mengubah dunia

(Nelson Mandela) v Orang bijak akan menciptakan lebih banyak kesempatan lebih dari

kesempatan yang ia temukan

(Francis Bacon)

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini persembahkan :

1. Allah SWT yang memberikan petunjuk kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 2. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa restunya

dan cinta kasihnya selama ini.

3. Kakak-kakakku tersayang, yang telah membantuku selama ini walau hanya dalam doa.

4. Bu Retno terimakasih selama ini telah sabar membimbing.

5. Teman – temanku (risa, diva, indah dan riska) dan semua anak kelas 3C yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

(9)

viii

CURICULUM VITAE

Nama : Budi Triani Kusdiar

Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 27 Nopember 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Masaran RT 32/XI Masaran Sragen

Riwayat Pendidikan

1. SD N 1 Masaran Lulus tahun 2004 2. SMP N 5 Sragen Lulus tahun 2007 3. SMA N 8 Surakarta Lulus tahun 2010

(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK... ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii

CURICULUM VITAE... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Perumusan Masalah... 3

C.Tujuan Penelitian... 3

D.Manfaat Penelitian... 4

E.Keaslian Penelitian ... 5

F.Sistematika Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori ... 8

(11)

x

2. Masa Nifas.... ... 14

3. Bayi Baru lahir ... 16

4. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir ... 18

B. Kerangka Teori ... 27

C. Kerangka Konsep ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 30

D. Instrumen Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Variabel Penelitian ... 36

G. Definisi Operasional ... 36

H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data………...37

I. Etika Penelitian ... 39

J. Jadwal Penelitian ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian... 41

B. Hasil Penelitian... 41

C. Pembahasan... 44

D. Keterbatasan... 46

(12)

xi

B. Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel. 3.1 Kisi – kisi Kuesioner………... 32

Tabel. 3.2 Definisi Operasional……… 36

Tabel. 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur……….. 41

Tabel. 4.2 Hasil Pengolahan Data………. 42

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Keterangan Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas Lampiran 5. Surat Keterangan Uji Validitas Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitan

Lampiran 8. Lembar Permohonan menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Persetujuan menjadi Responden Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban

Lampiran 12. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Hasil Penelitian Lampiran 16. Hasil Penelitian

(16)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 57% kematian tersebut terjadi pada umur dibawah 1 bulan atau saat neonatus (Depkes RI, 2009). Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, derajat kesehatan anak di Indonesia masih perlu ditingkatkan, ditandai oleh Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup, dan menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010 angka kematian bayi di Indonesia tahun 2010 tercatat 26 per 1000 kelahiran. Sedangkan dalam Millenium Development Goals (MDG’s), Indonesia menargetkan pada tahun

2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup (Wijaya, 2009).

(17)

(37%), post matur (35%), ikterus (6%), hipotermia (7%), sepsis (12%), dan prematuritas (34%) (Wijaya, 2009).

Para orang tua terutama ibu nifas seharusnya mengetahui tanda bahaya terhadap bayi mereka agar dapat mewaspadainya sejak dini, karena tanda bahaya bayi baru lahir merupakan gejala yang mampu mengancam kesehatan bayi, bahkan dapat menyebabkan kematian bayi (Muslihatun, 2010). Tanda bahaya bayi baru lahir antara lain : suhu tubuh bayi terlalu dingin atau terlalu panas, warna kulit bayi kuning, pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar pus, bayi mengalami infeksi serta bayi muntah (Deslidel, 2011).

Dengan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi akan lebih cepat memperoleh pertolongan atau penanganan sehingga dapat mencegah kematian pada bayi. Namun bila terlambat mengenali tanda bahaya bayi baru lahir tersebut, bayi akan terlambat mendapat penanganan dan dapat menyebabkan kematian (Kosim, 2003).

Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan peneliti kepada 14

orang ibu nifas hari ke 0–2 di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta, dengan

mengunakan metode wawancara tentang gambaran pengetahuan tanda bahaya

bayi baru lahir, yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 3 ibu nifas

(21,5%), yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 4 ibu nifas (28,5%)

dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 7 ibu nifas (50%). Serta

(18)

menemukan beberapa kasus tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti tali

pusat kemerahan, berbau busuk, mengeluarkan pus, dan bengkak.

Berdasarkan uraian di atas, ditemukan masih banyak ibu nifas yang

mempunyai pengetahuan kurang tentang tanda bahaya bayi baru lahir

sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tingkat

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Di BPM Hj.

Sri Lumintu Jajar Surakarta Tahun 2013”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas perumusan masalah penelitian adalah “ Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda

bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta Tahun 2013?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada tingkat pengetahuan baik.

(19)

c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada tingkat pengetahuan kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti serupa dikemudian hari dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya.

2. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian khususnya tentang tanda bahaya bayi baru lahir.

3. Bagi Institusi

a. Bidan Praktek Mandiri

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi bidan ataupun petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pengetahuan pada ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir.

b. Pendidikan

(20)

E. Keaslian Penelitian

Pebri Nur Indrasti (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta”. Penelitian

ini merupakan jenis deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di RSUD Kota Surakarta pada tanggal 7-21 Juni 2012. Populasi dalam penelitian ini 30 ibu nifas 2 hari post partum. Sampel yang diambil adalah 30 responden dengan teknik sampling jenuh. Instrument penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Variabel penelitian hanya menggunakan variable tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%) dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (23,3%).

Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul, waktu, tempat penelitian, jumlah responden serta teknik pengambilan sampel, sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah pada jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif serta pada instrument penelitian yaitu kuesioner tertutup.

F. Sistematika Penulisan

(21)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas tentang Pengetahuan Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir yang meliputi : Pengetahuan, Nifas, Bayi Baru Lahir, Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir, Kerangka Teori dan Kerangka Konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan di bahas tentang Jenis dan Rancangan Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel, Instrument Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Metode Pengolahan Data dan Analisa Data, Etika Penelitian serta Jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas Gambaran umum tempat penelitian,

Hasil penelitian yang mencakup tingkat pengetahuan responden,

Pembahasan dan Keterbatasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan

(22)
(23)

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sehingga

sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan ini domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2007).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), untuk mengukur tingkat pengetahuan

seseorang secara terperinci terdiri dari 6 tingkatan, yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap apa yang telah diterima

juga bisa dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur tingkat

(24)

antara lain ibu bisa menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehesion)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahuinya. Seseorang atau ibu

yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menjelaskan, menyimpulkan,

tentang materi yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum–hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya dalam struktur organisasi.

5) Sintetis (Syntetis)

Sintetis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

(25)

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi diartikan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), cara memperoleh kebenaran

pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1) Cara Tradisional

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya

metode ilmiah atau metode penemuan secara sestemik dan logis.

Cara–cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain :

a) Cara kekuasaan (Otoritas)

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada kekuasaan, baik

otoritas tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin maupun

ahli ilmu pengetahuan.

b) Berdasarkan pengalaman

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman

yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

(26)

c) Melalui jalan pikiran

Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuan.

2) Cara Modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut dengan

metode penelitian ilmiah atau lebih popular lagi metodelogi

penelitian.

d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan, antara lain :

1) Umur

Umur adalah waktu untuk hidup/ada sejak di lahirkan. Umur

dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin cukup umur,

maka tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir.

2) Pendidikan

Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandanganya

terhadap diri dan lingkungan. Oleh karena itu akan berbeda orang

yang berpendidikan tinggi dibanding yang berpendidikan rendah

(27)

3) Pekerjaan

Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu

untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting memerlukan

perhatian masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit

untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pengetahuan yang

mereka miliki jadi berkurang.

4) Paritas

Paritas adalah keadaan wanita yang pernah melahirkan bayi

hidup. Dimana para wanita memperoleh pengetahuan dari

pengalaman pribadi. Pengalaman merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman

pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Baik diperoleh secara langsung maupun tidak

langsung, namun tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun

seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar.

5) Intelegensia

Intelegensia prinsipnya mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri

dan cara – cara pengambilan keputusan.

6) Sosial Ekonomi dan Budaya

Individu yang berasal dari keluarga status ekonomi baik

dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan

(28)

lebih rendah. Adat istiadat yang berlaku setiap daerah akan

berpengaruh terhadap perilaku seseorang.

e. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan di ukur dari

subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin

kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan-tingkatannya (Arikunto, 2006).

Menurut Riwidikdo (2010), tingkat pengetahuan ibu nifas

tentang tanda bahaya bayi baru lahir dapat dikategorikan sebagai

berikut :

1) Baik : bila nilai responden yang diperoleh ( x ) > mean + 1

SD

2) Cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

3) Kurang : bila nilai responden yang diperoleh ( x ) < mean – 1

(29)

2. Masa Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

1) Menurut Obgynacea (2009), masa nifas adalah periode setelah

melahirkan sampai pulihnya organ produksi seperti keadaan normal

sebelum hamil, yang lamanya kurang lebih 6 minggu (6-8 minggu).

2) Menurut Prawirohardjo (2009), masa nifas atau puerperium dimulai

sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42

hari) setelah itu.

3) Menurut Anggraini (2010), masa nifas (puerperium) dimulai setelah

plasenta lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung selama

kira – kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan

pulih dalam waktu 3 bulan.

b. Tahapan – Tahapan Masa Nifas

Menurut Obgynacea (2009), masa nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :

1) Puerperium dini

Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan–jalan.

2) Puerperium intermedial

Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat–alat

(30)

3) Remote puerperium

Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih sehat

sempurna, bisa sampai tahunan.

c. Lochea

Menurut Anggraini (2010), lochea adalah ekresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua

yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai bau yang amis

(anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda –

beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap menandakan

adanya infeksi. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan

warnanya, yaitu :

1) Lochea Rubra

Lochea rubra terdiri dari jaringan – jaringan sisa plasenta, dinding

rahim, rambut lanugo, sisa mekonium dan darah segar yang

berwarna merah kehitaman dan keluar selama 1 – 3 hari post

partum.

2) Lochea Sanguilenta

Lochea sanguilenta berwarna merah kecoklatan dan berisi sisa

darah bercampur lendir dan keluar pada 4 – 7 hari post partum.

3) Lochea Serosa

Lochea serosa adalah cairan yang berwarna kekuningan atau

(31)

dari leukosit dan robekan plasenta, berlangsung hari ke-7 sampai

14 post partum.

4) Lochea Alba

Lochea alba berwarna putih, mengandung leukosit, sel desidua dan

sel epitel, selaput lendir serviks serta serabut jaringan yang mati

terjadi setelah 2 minggu post partum.

5) Lochea Purulenta

Lochea purulenta adalah lochea yang menandakan adanya infeksi,

keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk.

6) Lochiastasis

Lochiastasis yaitu lochea yang tidak lancar keluarnya.

3. Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

1) Menurut Donna L. Wong (2003), Bayi baru lahir adalah bayi dari

lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya biasanya dengan usia gestasi

38 – 42 minggu.

2) Menurut Dewi (2010), Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

pada umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir

2500 gram sampai 4000 gram.

3) Menurut Muslihatun (2010), Bayi baru lahir adalah bayi dengan

(32)

kehamilan 37-42 minggu, bayi lahir baru dengan umur 0-7 hari

disebut neonatal dini, sedangkan 8- 28 hari disebut neonatal lanjutan.

b. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal

Menurut Arief (2009), ciri bayi baru lahir normal yaitu:

1) Berat badan 2500 – 4000 gram

2) Panjang badan 48 – 52 cm

3) Lingkar dada 30 – 38 cm

4) Lingkar kepala 33 – 35 cm

5) Frekuensi jantung 120 – 160 kali per menit

6) Pernapasan ± 40 – 60 kali per menit

7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup

8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

9) Kuku agak panjang dan lemas

10) Genetalia : Perempuan, labia mayora menutupi labia minora

Laki-laki, testis sudah turun, skrotum sudah ada

11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

12) Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik

13) Reflek graps atau menggenggam sudah baik

14) Eliminasi baik, mekoniun akan keluar dalam 24 jam pertama,

(33)

4. Tanda Bahaya Bayi Baru lahir

a. Pengertian

Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan dimana dapat

menyebabkan kematian pada bayi baru lahir jika tidak segera mendapat

penanganan (Deslidel, 2011).

b. Macam-macam Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Menurut Deslidel (2011), tanda bahaya bayi baru lahir antara lain:

1) Suhu tubuh bayi terlalu dingin (hipotermi) atau terlalu panas

(hipertemi)

a) Hipotermi

(1) Pengertian

Hipotermi pada BBL adalah suhu dibawah 36,5º C, yang

terbagi atas : hipotermia ringan (cold stress) yaitu suhu

antara 36-36,5º C, hipotermia sedang yaitu suhu antara

32-36º C, dan hipotermia berat yaitu < 32º C (Kosim, 2010).

(2) Tanda dan gejala

Menurut Saifuddin (2009), tanda dan gejala hipotermi antara

lain :

(a) Bayi tidak mau menyusu

(b) Bayi tampak lesu atau mengantuk

(c) Tubuh bayi teraba dingin

(d) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan

(34)

(3) Penanganan

Menurut Saifuddin (2009), penanganan untuk bayi yang

mengalami hipotermi antara lain :

(a) Menghangatkan bayi dalam inkubator

(b) Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu (metode

kangguru)

(c) Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain

hangat yang disetrika terlebih dahulu, untuk menutupi

tubuh bayi

(d) Memberi bayi ASI sesering mungkin

b) Hipertermi

(1) Pengertian

Hipertemi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh bayi

lebih dari 37,5º C (Deslidel, 2011)

(2) Tanda dan Gejala

Menurut Deslidel (2011), tanda dan gejala dari hipertermi

yaitu suhu tubuh bayi lebih dari 37,5º C, frekuensi

pernapasan bayi lebih dari 60 kali per menit, adanya

tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit

kurang, keluaran urine berkurang.

(3) Penanganan

Menurut Saifuddin (2009), penanganan dari hipertermi

(35)

(a) Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu

kamar 26º C sampai 28º C

(b) Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu tubuh

bayi normal (jangan menggunakan air es)

(c) Antibiotik diberikan apabila ada infeksi

2) Warna kulit bayi kuning (Ikterus)

a) Pengertian

(1) Menurut Dewi (2010), Ikterus adalah suatu keadaan

menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir

akibat terjadinya hiperbilirubinemia.

(2) Menurut Deslidel (2011), Ikterus adalah perubahan warna

kulit atau selaput mata menjadi kekuningan yang sebagian

besar (80%) akibat penumpukan bilirubin yang merupakan

hasil pemecahan sel darah merah karena ketidakcocokan

golongan darah ibu dan bayi.

(3) Menurut Haws (2007), Ikterus adalah peningkatan

konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi yang terjadi sebelum

usia 24 jan dan kecepatan peningkatannya >0,5 mg/dL/jam.

b) Tanda dan Gejala

Menurut Jitowiyono (2010), tanda dan gejala dari ikterus

meliputi :

(36)

(2) Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup

bulan atau melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan

(3) Peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg% per hari

(4) Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama

(5) Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%

(6) Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik

c) Pengananan

Menurut Surasmi (2003), penanganan ikterus dengan :

(1) Penyinaran (fototerapi)

(2) Transfusi pengganti jika diperlukan

(3) Terapi obat jika diperlukan

3) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit (sindrom

gangguan napas)

a) Pengertian

Sindrom gangguan pernapasan adalah kumpulan gejala yang

terdiri dari dispnu atau hipernu, dengan frekuensi pernapasan

lebih dari 60 kali per menit, sianosis, rintihan dan ekspirasi serta

kelainan otot-otot pernapasan pada inspirasi (Jitowiyono, 2010).

b) Tanda dan Gejala

Menurut Jitowiyono (2010), tanda dan gejala sindrom gangguan

pernapasan antara lain:

(1) Pernafasan cepat dengan frekuensi pernafasan lebih dari 60

(37)

(2) Ada tarikan dinding dada, epigastrium atau suprasternal

pada inspirasi.

(3) Sianosis atau kebiruan

(4) Terdengar suara rintihan pada saat ekspirasi

(5) Frekuensi nadi 170 kali per menit

c) Penanganan

Menurut Jitowiyono (2010), penanganan dari sindrom gangguan

pernapasan yaitu:

(1) Bersihkan jalan napas dengan menggunakan penghisap

lendir dan kasa steril

(2) Pertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi

dengan kain hangat

(3) Atur posisi tidur bayi, kepala ekstensi agar bayi dapat

bernapas dengan leluasa

(4) Apabila terjadi apnu lakukan napas buatan mouth to mouth

(5) Longgarkan pakaian bayi

(6) Beri penjelasan keluarga bahwa bayi harus dirujuk ke rumah

sakit

4) Tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar pus, bengkak dan

berdarah

a) Tanda dan Gejala

Menurut Karyuni dan Meilya (2007), tanda dan gejala dari

(38)

(1) Tali pusat berwarna merah

(2) Tali pusat berbau busuk

(3) Tali pusat mengeluarkan pus

(4) Tali pusat bengkak

(5) Tali pusat mengeluarkan darah

b) Penanganan

Menurut Karyuni dan Meilya (2007), penanganan pada infeksi

tali pusat dengan :

(1) Mencuci tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptik

dan kasa steril

(2) Apus tali pusat dan area sekitar tali pusat dengan gentian

violet 0,5% empat kali dalam sehari sampai tidak ada pus

yang keluar dari tali pusat.

(3) Jika area kemerahan dan pembengkakan meluas lebih dari 1

cm dari tali pusat, berikan kloksasilin IV sesuai dengan usia

dan berat badan bayi

5) Infeksi perinatal

a) Pengertian

Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada

masa antenatal, intranatal dan postnatal (Dewi, 2010).

b) Tanda dan Gejala

Menurut Dewi (2010), tanda dan gejala dari infeksi perinatal

(39)

(1) Bayi malas minum

(2) Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi

(3) Frekuensi pernapasan meningkat

(4) Berat badan menurun

(5) Pergerakan kurang

(6) Muntah

(7) Diare

(8) Sklerema dan odema

(9) Perdarahan, ikterus, dan kejang

(10)Suhu tubuh dapat normal, hipotermi atau hipertermi

c) Penanganan

Menurut Dewi (2010), penanganan pada infeksi dengan :

(1) Memposisikan bayi semi fowler agar sesak berkurang

(2) Bila suhu tubuh tinggi, melakukan kompres dingin

(3) Berikan ASI sedikit demi sedikit secara perlahan

(4) Bila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu posisi

tidur miring kanan atau kiri

(5) Bila diare, perhatikan personal hygiene dan keadaan

lingkungan

(6) Lakukan informed consent pada keluarga dan segera lakukan

(40)

6) Muntah

a) Pengertian

(1) Menurut Deslidel (2011), muntah adalah proses reflek yang

sangat terkoordinasi yang mungkin didahului oleh

peningkatan air liur.

(2) Menurut Dewi (2010), muntah adalah keluarnya sebagian

besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah makanan

masuk agak lama, disertai kontraksi lambung dan abdomen.

b) Penyebab

Menurut Dewi (2010), penyebab muntah antara lain :

(1) Kelainan kongenital (saluran pencernaan, iritasi lambung,

atresia esophagus, tekanan intrakranial yang tinggi)

(2) Infeksi pada saluran pencernaan

(3) Cara pemberian makan yang salah

(4) Keracunan

c) Penanganan

Menurut Dewi (2010), penanganan pada muntah dengan :

(1) Kaji faktor penyebab dan sifat muntah

(a) Jika terjadi pengeluaran cairan terus-menerus, maka

kemungkinan dikarenakan obstruksi esophagus

(b) Jika terjadi muntah berwarna hijau kekuning-kuningan,

(41)

(c) Jika terjadi proyektil, maka harus dicurigai adanya

stenosis pylorus

(d) Jika terjadi segera setelah lahir kemudian menetap, maka

kemungkinan terjadi peningkatan tekanan intrakranial

(2) Berikan pengobatan yang bergantung pada faktor penyebab

(3) Ciptakan suasana tenang

(4) Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati

(5) Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah

(6) Berikan antiemetik jika terjadi simptomatis

(42)

Tingkat Pengetahuan : Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

6. Sosial Ekonomi dan Budaya

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Notoatmodjo (2007), Arikunto (2006)

1. Pengertian tanda bahaya bayi baru lahir

2. Macam-macam tanda bahaya bayi baru lahir, yaitu:

a. Suhu tubuh terlalu dingin atau terlalu panas b. Warna kulit bayi kuning c. Pernapasan sulit atau

lebih dari 60 kali per menit

d. Tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar cairan (pus), bengkak dan berdarah

(43)

Faktor – faktor yang

Mempengaruhi Pengetahuan :

1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Paritas 5. Intelegensia

6. Sosial Ekonomi dan Budaya

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Sumber : Notoatmodjo (2007), Riwidikdo (2010) Pengetahuan ibu nifas tentang

tanda bahaya bayi baru lahir

Baik

Cukup

(44)

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif

adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo,

2005). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Arikunto, 2010).

Penelitian ini menggambarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda

Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta Tahun 2013.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti

dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini

dilaksanakan di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan

(45)

(Hidayat, 2007). Penelitian ini dilakukan pada mulai tanggal 1 April 2013

sampai 10 Mei 2013.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan dikenai

generalisasi hasil penelitian (Sumantri, 2011). Populasi yang di teliti

adalah seluruh ibu nifas 0-2 hari post partum di BPM Hj. Sri Lumintu,

Jajar Surakarta dari tanggal 1 April 2013 sampai 10 Mei 2013 berjumlah

36 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).

Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah ibu nifas 0-2 hari post partum

yang memenuhi kriteria yang dibuat penulis di BPM Hj. Sri Lumintu,

Jajar, Surakarta. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 32 responden. Terdapat 4 ibu nifas yang tidak termasuk dalam

sampel pada penelitian ini di karenakan tidak memenuhi kriteria yang

telah penulis tentukan. Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari

100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat

diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.

(46)

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu yang melahirkan di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta

2) Ibu nifas 0-2 hari post partum

3) Dapat membaca dan menulis

4) Ibu yang bersedia jadi responden.

b. Kriteria Ekslusi

1) Ibu nifas yang tidak bersedia jadi responden

2) Ibu nifas yang tidak dapat membaca dan menulis

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel

dengan metode Purposive Sampling yaitu anggota sampel yang dipilih

didasarkan pada suatu pertimbangan yang dibuat oleh peneliti sendiri

(Notoatmodjo, 2010).

D. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah data

primer yang berupa kuesioner yang diberikan kepada ibu nifas. Kuesioner

adalah daftar pernyataan/pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,

matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan

memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang

(47)

jawaban “benar” atau “salah” dan responden diminta memilih salah satu

jawaban tersebut. Pernyataan positif (favorabel) bila responden menjawab

benar nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif

(unfavorabel) bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah

nilainya 1. Adapun pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan tanda

centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.

Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan

kisi-kisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini.

Tabel. 3.1 Kisi – kisi Kuesioner Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Variabel Sub Variabel No Soal

(48)

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis diluar lokasi penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau

yang sah berarti memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang

rendah memiliki validitas yang rendah. Suatu instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan

data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas

instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak

menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud

(Arikunto,2006).

Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat digunakan rumus

product moment dengan bantuan program SPSS. Instrumen dikatakan

valid jika nilai r hitung > r tabel. Rumus product moment adalah:

Keterangan :

Rxy : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total

N : Jumlah responden

X : Skor pertanyaan

Y : Skor total

XY : Skor pertanyaan dikalikan Skor

(49)

Uji Validitas dilakukan di BPM Puji Setiani Amd.Keb,

Tegalmulyo, Mojosongo, Surakarta yang dilakukan pada tanggal 10

Februari 2013 sampai 23 Maret 2013 sebanyak 30 ibu nifas 0-2 hari post

partum. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden 30 adalah

karena kaidah umum penelitian, agar diperoleh distribusi nilai hasil

penelitian mendekati kurva normal. Dari hasil Uji Validitas sebanyak 35

item soal didapatkan 33 item soal dinyatakan valid dan 2 item soal

dinyatakan tidak valid, dikarenakan rhitung < rtabel (0,361) dengan

menggunakan taraf signifikan 0,05, dan untuk nomor soal yang tidak valid

adalah nomor 9 dan 18, sehingga pernyataan yang digunakan untuk

penelitian sejumlah 33 item pernyataan.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu instrument cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut

sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2006). Untuk

mengetahui bahwa kuesioner dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data,

maka dilakukan uji reliabilitas dengan rumus koefisien reliabilitas alfa

cronbach dengan bantuan program komputer SPSS for windows versi 16.0

yang dapat digunakan baik untuk instrument yang jawabannya berskala

maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal jawaban yang benar dan

(50)

r11 = ú

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir pernyataan

σt2 = Varians total

Dengan menggunakan Alfha Cronbach, kuesioner dikatakan

reliabel apabila nilai alfa > 0, 750 (Riwidikdo, 2010). Sedangkan hasil dari

uji reliabilitas yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai alfa sebesar

0,937 dengan demikian kuesioner ini dapat dikatakan reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data merupakan semua data yang menjadi sumber dalam

penelitian, seperti data primer dan sekunder

1. Data primer

Data primer yaitu data yang didapat langsung dari sumbernya

(subyek penelitian) (Wahyuni, 2009). Dalam penelitian ini data primer

didapatkan dari hasil jawaban pengisian kuesioner oleh responden.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang tidak didapat langsung dari sumbernya

(misal dari RM) (Wahyuni, 2009). Data sekunder didapatkan dari catatan

(51)

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) ( Nursalam, 2009).

Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional suatu penjelasan mengenai variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik yang ada sebagai dasar

dalam memperoleh data ( Wahyuni, 2009)

Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian Variabel Definisi

(52)

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Setiadi (2007), Pengolahan data merupakan suatu proses

untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok

data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan

informasi yang diperlukan.

Menurut Hidayat (2007), langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam pengolahan data yaitu :

a) Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing

dengan cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan

konsistensi dari setiap jawaban dan pertanyaan.

b) Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada data yang

terdiri atas beberapa kategori.

c) Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel.

2. Analisa data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

(53)

univariat adalah menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap

penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap

variabel. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo

(2010), adalah sebagai berikut:

a. Baik : bila responden (x) > mean + 1 SD

Untuk memperoleh nilai rata – rata (mean) dengan rumus menurut

Riwidikdo (2010) :

Sedangkan untuk memperoleh simpangan baku dengan rumus

menurut Riwidikdo (2010) :

(54)

Keterangan :

SD : simpangan baku

xi : nilai dari data

n : banyaknya data

Rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas berdasarkan tingkat

pengetahuan menurut Arikunto (2006), yaitu :

P = —ŽƒŠ ‹„— „‡”†ƒ•ƒ” –‹‰ƒ– ’‡‰‡–ƒŠ—ƒ

—ŽƒŠ ”‡• ’‘†‡

ൈ ͳͲͲΨ

Keterangan :

P = Prosentase

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian meliputi :

1. Informent Consent

Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian.

Informent consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek

mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika

subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden

(55)

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data tersebut. Peneliti tidak akan mencantumkan

nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini.

3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)

Confidentiality ini menjelaskan masalah-masalah responden yang

harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Penelitian ini

kerahasiaan hasil/informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek

akan di jamin oleh peneliti.

J. Jadwal Penelitian

(56)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BPM Hj. Sri Lumintu yang beralamat di

Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta. BPM Hj. Sri Lumintu yang dipimpin oleh

Hj. Sri Lumintu Amd. Keb., memiliki tenaga kesehatan sebanyak 5 bidan dan

1 fisioterapi. Sarana prasarana cukup memadai antara lain 1 ruang periksa, 1

ruang bersalin dengan 2 tempat tidur dan 3 ruang nifas. Pelayanan yang dapat

diberikan yaitu bersalin, nifas dengan rawat inap 0-2 hari, ANC, KIA, KB,

imunisasi dan pijat bayi. Jam buka pelayanan umum dimulai pada pukul 07.00

WIB - 21.00 WIB, pelayanan bersalin dilayani 24 jam, sedangkan pelayanan

pijat bayi hanya pada hari sabtu mulai pukul 09.00 WIB - 11.00 WIB.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur

Diskripsi umur responden menunjukan usia responden pada saat

penelitian dilakukan, distribusi frekuensi umur responden dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

(57)

Pada tabel 4.1 di atas diketahui responden yang berusia ≤ 20 tahun

sebanyak 3 responden (9,37%), responden yang berusia antara 21-30 tahun

sebanyak 27 responden (84,38%) dan responden yang berusia ≥30 tahun

sebanyak 2 responden (6,25%).

2. Analisa Data

Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas 0-2 hari post

partum yang bersalin di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta, dengan

jumlah responden sebanyak 32 responden. Untuk memperoleh data dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara memberi kuesioner kepada responden

dan kemudian kuesioner dikembalikan oleh peneliti untuk diolah, dengan

menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows Versi 16.0.

Berdasarkan perhitungan diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Pengolahan data

N Minimum Maximum Mean Standar

Deviation Pengetahuan

ibu nifas tentang tanda

bahaya bayi baru lahir

32 10 28 18,68 4,95

Sumber : Data Primer, April-Mei 2013.

Berdasarkan tabel diatas pengetahuan ibu nifas tentang tanda

(58)

a. Baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD

Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam tabel pengetahuan

responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yang

disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu

Jajar, Surakarta Tahun 2013.

No Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

1

(59)

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang

tanda bahaya bayi baru lahir dalam kategori cukup sebanyak 19 responden

(59,4%) sedangkan untuk kategori baik sebanyak 8 responden (25%) dan

untuk kategori kurang sebanyak 5 responden (15,6%). Jadi tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri

Lumintu Jajar, Surakarta kebanyakan pada tingkat pengetahuan cukup yaitu

sebanyak 19 responden (59,4%).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diketahui bahwa tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada kategori

baik sebanyak 8 responden (25%), pada kategori cukup sebanyak 19

responden (59,4%) dan pada kategori kurang sebanyak 5 responden (15,6%).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Menyambung apa yang disampaikan menunjukkan rasa keingintahuan yang

tinggi sebagai respon terhadap suatu kasus.

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui responden yang berusia umur antara

21-30 tahun sebanyak 27 responden (84,38%). Menurut Notoatmodjo (2010),

(60)

bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses

perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan cukup sudah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir tetapi belum mengetahui tanda gejala pada infeksi dan penanganannya pada gangguan pernafasan. Menurut Dewi (2010), tanda dan gejala dari infeksi perinatal antara lain : bayi malas minum, gelisah dan mungkin juga terjadi letargi, frekuensi pernapasan meningkat, berat badan menurun, pergerakan kurang, muntah, diare, sklerema dan odema, perdarahan, ikterus, dan kejang, suhu tubuh dapat normal, hipotermi atau hipertermi. Menurut Jitowiyono (2010), penanganan dari sindrom gangguan pernapasan yaitu: bersihkan jalan napas dengan menggunakan penghisap lendir dan kasa steril, pertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi dengan kain hangat, atur posisi tidur bayi, kepala ekstensi agar bayi dapat bernapas dengan leluasa, apabila terjadi apnu lakukan napas buatan mouth to mouth, longgarkan pakaian bayi, beri penjelasan keluarga bahwa bayi harus dirujuk ke rumah sakit.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pebri Nur Indrasti (2012), “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya

Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta”. Hasil penelitian ini diperoleh

tingkat pengetahuan ibu nifas 2 hari post partum tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada kategori pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%).

(61)

beberapa faktor lain yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, intelegensi, paritas serta sosial, budaya dan ekonomi (Notoadmodjo, 2007). Pengetahuan tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada ibu nifas 0-2 hari post partum perlu, sehingga sangat diperlukan peran tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman dan informasi lebih baik tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Dengan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir, ibu nifas dapat mewaspadai sejak dini tanda bahaya yang mungkin terjadi pada bayinya.

D. Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa kendala dan

keterbatasan yaitu :

1. Kendala Penelitian

Kendala dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan responden ibu

nifas 0-2 hari post partum di BPM Lumintu Jajar, Laweyan, Surakarta

membutuhkan waktu yang lama karena persalinan setiap bulannya tidak

sama jumlahnya dan ada beberapa responden yang kurang paham dengan

pernyataan didalam kuesioner walaupun sudah dijelaskan oleh peneliti,

serta terdapat 4 ibu nifas yang tidak bersedia menjadi responden.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

(62)

serta jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan

(63)

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V,

Laweyan, Surakarta dengan jumlah 32 responden, sehingga tingkat

pengetahuan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta kategori

pengetahuan baik sebanyak 8 responden (25%).

2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta kategori

pengetahuan cukup sebanyak 19 reponden (59,4%).

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta kategori

pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (15,6%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar RT 5/V,

(64)

1. Bagi Responden

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para ibu nifas lebih aktif

mencari informasi lewat media cetak, televisi, radio dan ikut serta dalam

penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan agar ibu nifas

mengetahui tentang tanda bahaya bayi baru lahir.

2. Bagi Institusi

a. BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta

Diharapkan bagi Bidan atau petugas kesehatan lainnya dapat

meningkatkan penyuluhan atau informasi kepada ibu nifas tentang

tanda bahaya bayi baru lahir.

b. STIKes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan akan lebih mengembangkan penelitian lebih lanjut

mengenai tanda bahaya bayi baru lahir sehingga dapat dijadikan

referensi dan bahan bacaan.

3. Bagi peneliti lain

Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain dan

menambah variabel-variabel penelitian yang berhubungan dengan tanda

bahaya bayi baru lahir sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih

baik serta dapat menggunakan kuesioner terbuka sehingga mampu

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetty. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihana

Arief, Z.R. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Deslidel, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : EGC

Dewi, V.N.L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta : Salemba Medika

Donna, L.W. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Haws, Paulette S. 2007. Asuhan Neonatus Rujukan Cepat. Jakarta : EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika

______________. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba medika

Indrasti, Pebri Nur. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir. Surakarta. STIKes Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah.

Jitowiyono, S. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika

Karyuni, Eko dan Meilya, Eny. 2007. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan untuk Dokter, Perawat, dan Bidan. Jakarta : EGC

Kosim, M.S. 2003. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Perawat, Bidan di Rumah Sakit Rujukan Dasar. Jakarta : JNPK

__________dkk. 2010. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : IDAI

Muslihatun, W.N. 2010. Asuhan Neonatus dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya

Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

(66)

Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Mahfoed, I. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Yogjakarta : Fitramaya.

Obgynacea, 2009. Obgynacea. Yogyakarta : Tosca Enterprise

Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia.

Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sumantri, Arif. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana

Surasmi, A. dkk. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : EGC

Wijaya. 2009. Angka Kematian Neonatal. http://www.scribd.com/doc/78334913/1 di akses pada 21 November 2012.

Wahyuni, Yuyun. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis Bidang Kesehatan.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tabel. 3.1 Kisi – kisi Kuesioner Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian Definisi Alat Ukur Skala
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pada dua stasiun kerja utama yang bermasalah yaitu mesin chinfong dan ada yang menggunakan tiga tools yaitu Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Nordic Body Map

Dewasa ini masih banyak orang tua, guru dan masyarakat menganggap bahwa program pendidikan anak usia dini di Taman Kanak-kanak merupakan lembaga yang hanya menyiapkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan teknik peta pikiran dalam upaya meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V.1 SD BOPKRI

Analisis data dan pembahasan pada penelitian ini menghasilkan kesimpulan yaitu: (1) penerapan blended learning tipe station rotation berbantuan iSpring Suite 8 untuk

Agar lembaga-lembaga pendi- dikan Islam memiliki wajah ramah, ( Islamic school with a smiling face ), Tan merekomendasikan agar lembaga- lembaga pendidikan Islam

Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Adik untuk menjadi partisipan.. dalam

Pada keilitis angularis yang berhubungan dengan defisiensi nutrisi, lesi terjadi bilateral yang biasanya meluas beberapa mm dari sudut mulut pada mukosa pipi dan ke lateral pada

evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses. sebuah program kegiatan. 7)