• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN P (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN P (1)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT ASMA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan akan menimbulkan perubahan yang luas terhadap sebagian besar pada fisiologi organ-organ tubuh sehubungan dengan rahim yang membesar bersama dengan tuanya kehamilan sehingga rongga dada menjadi sempit dan gerakan paru akan terbatas untuk mengambil O2 selama pernapasan, ini akan mengakibatkan gangguan pernapasan yaitu Asma. Dalam penatalaksanaannya pun juga akan berbeda antara Asma dalam kehamilan dan persalinan dengan asma pada wanita yang tidak sedang hamil atau bersalin.

Penyulit kehamilan dan persalinan khususnya ibu hamil/bersalin dengan asma inilah yang akan kami angkat sebagai judul dari makalah kami yaitu ”Kehamilan dan Persalinan dengan Asma”.

1.2 Rumusan Masalah.

Rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian dari Asma?

2. Apa etiologi dari Asma?

3. Bagaimana tanda dan gejala dari Asma.

4. Bagaimana Patofisiologi dari Asma?

5. Bagaimana cara menentukan diagnosa pada Asma ?

6. Bagaimana cara penatalaksanaan Asma pada kehamilan ?

7. Bagaimana pencegahan Asma ?

(2)

9. Bagaimana Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan Asma ?

1.3 Tujuan

A. Tujuan Umum.

Agar mahasiswa mempu mendeteksi dini penyulit. Penyulit kehamilan terutama pada kehamilan dan persalinan yang disertai oleh Asma.

B. Tujuan Khusus.

1) Untuk mengetahui pengertian dari Asma.

2) Untuk mengetahui etiologi dari Asma.

3) Untuk mengetahui tanda gejala Asma.

4) Untnuk mengetahui patofiologi dari Asma.

5) Untuk mengetahui cara menentukan diagnosa pada Asma.

6) Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Asma pada kehamilan.

7) Untuk mengetahui pencegahan terhadap Asma.

8) Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan Asma.

9) Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan Asma.

1.4 Manfaat.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Asma

- Asma adalah kondisi dimana otot-otot bronchi (saluran udara pada paru) mengalami

kontraksi penyimpitan sihingga menyulitkan pernapasan.

- Asma adalah peradangan kronik saluran nafas dengan heredites utama.

- Asma adalah salah satu manifestasi gangguan alergi. ( http :

//kaskus.us/archive/index.php/t-103450-p-6.htmi )

- Asma merupakan penyakit kronik dari saluran pernapasan yang hilang dan timbul diduga

mempunyai hubungan yang erat dengan sistem imun dari tubuh.

( http ://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/18 abstrak 015.pdf/18 abstrak 015.htmi ).

- Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas abstruktif intermutten reversible dimana

trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.

- Asma bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus

terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyimpitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The American Thorakic Society)

2. 2 Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial.

a. Faktor Predisposisi

- Genetik.

(4)

penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.

b. Faktor Prepisitas

- Alergen

Dimana alergen dapat dibagai menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan

Ex : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi 2. Ingestan, yahg masuk melalui mulut

Ex : Makanan dan obat-obatan

3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.

Ex : perhiasan, logam, dan jam tangan

- Perubahan Cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga,. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga danb debu

- Stress

Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.

- Lingkungan Kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polusi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

- Olahraga / aktifitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas.

2.3 Tanda / Gejala Asma

- Kesulitan bernafas

(5)

- Nafas berbunyi, terutama saat menghembuskan udara

- Batuk kering

- Kejang otot di sekitar dada

Adapun tingkatan klinik asma dapat dilihat pad atabel berikut dibawah ini :

Tingkatan PO2 PCO2 pH FEVI (% predicted)

Alkalosis respiratori ringan

Pada kasus asma sedang, hipoksia pada awalnya dapat dikompensasi oleh hiperventilasi sebagai refleksi dari PO2 arteri normal, menurunnya PO2 dan alkalosis respiratori. Pada

Asma dibagi menjadi dua jenis, yaitu : a. Asma interisik (berasal dari dalam)

Yang sebab serangannya tidak diketahui b. Asma eksterisik (berasal dari luar)

Yang pemicu serangannya berasal dari luar tubuh (biasanya lewat pernafasan)

Serangan asma dapat berlangsung singkat atau berhari-hari. Bisanya serangan dimulai hanya beberapa menit setelah timbulnya pemicu. Frekuensi asma berbeda-beda pada tiap penderita. Serangan asma yang hebat dapat menyebabkan kematian

2.5 Patofisiologi

(6)

di saluran nafas dan menjadi responsive terhadap beberapa rangsangan termasuk zat iritan, infeksi virus, aspirin, air dingin dan olahraga. Aktifitas sel mast oleh sitokin menjadi media konstriksi bronkus dengan lepasnya histamine, prostalgladine D2 dan leukotrienes. Karena

prostagladin seri F dan ergonovine dapat menjadikan asma, maka penggunaanya sebagai obat-obat dibidang obstetric sebaiknya dapat dihindari jika memungkinkan.

2.6 Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya :

- Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil.

- Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.

- Crede yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

- Netrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan

viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

b. Pemeriksaan darah

- Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,

hiperkapnia, atau asidosis.

- Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

- Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang diatas 15000 / mm3 dimana menandakan

terdapatnya suatu infeksi.

- Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan

menurun pada waktu bebas dari serangan.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut :

 Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak dihilus akan bertambah

 Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin

bertambah.

(7)

 Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.

 Bila terjadi penuomonia mediastinum, pneuomotoraks dan penuomoperi kardium, maka dapat

dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

b. Pemeriksaan tes kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

c. Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjaid selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru, yaitu :

- Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise

rotation

- Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right Bundle

Branch Block)

- Tanda – tanda hipoksemia, yakni sinus tachycardia, SVES dan VES atau terjadinya depresi

segmen ST negative.

d Scanning Paru

Dengan scaning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

e. Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidka saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk berat obstruksi dan efek pengobatan. Banyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi

f. USG

(8)

g Electronic Fetal Heart rate Monitoring Untuk memeriksa detak jantung janin

2.8 Penatalaksanaan

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :

a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.

b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma.

c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma,

baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatannya yang diberikan dan bekerja sama dengan dokter atauperawat yang merawatnya.

Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2 , yaitu : 1. Pengobatan non Farmakologik.

 Memberikan penyuluhan

 Menghindari faktor pencetus

 Pemberian cairan

 Fisiotherapy

 Beri O2 bila perlu

2. Pengobatan Farmakologi

- Bronkodilator yang melebarkan saluran nafas

Seperti aminofilin atai kortikosteroid inhalasi atau oral pada serangan asma ringan. Obat antiasma umumnya tidak berpengaruh negatife terhadap janin kecuali adrenalin.

 Adrenalin mempengaruhi pertumbuhan janin karena penyempitan pembuluh daraj ke janin

yang dapat mengganggu oksigenasi pada janin tersebut.

 Aminofilin dapat menyebabkan penurunan kontraksi uterus

- Menangani serangan asma akut (sama dengan wanita tidak hamil), yaitu :

 Memberikan cairan intravena

 Mengencerkan cairan sekresi di paru

 Memberikan oksigen (setelah pengukuran PO2, PCO2) sehingga tercapai PO2 lebih 60 mmHG

dengan kejenuhan 95% oksigen atau normal.

 Cek fungsi paru

 Cek janin

(9)

- Menangani status asmatikus dengan gagal nafas

 Secepatnya melakukan intubasi bila tidak terjadi perubahan setelah pengobatan intensif

selama 30 – 60 menit

 Memberikan antibiotik saat menduga terjadi infeksi

- Mengupayakan persalinan

 Persalinan spontan dilakukan saat pasien tidak berada dalam serangan

 Melakukan ekstraksi vakum atau forseps saat pasien berada dalam serangan

 Seksio sesarea atas indikasi asma jarang atau tidak pernah dilakukan.

 Meneruskan pengobatan reguler asma selama proses kelahiran.

 Jangan memberikan analgesik yang mengandung histamin tetapi pilihlah morfin atau

analgesik epidural.

 Hati-hati pada tindakan intubasi dan penggunaan prostagladin E2 karena dapat menyebabkan

bronkospasme.

- Memilih obat yang tidak mempengaruhi air susu.

 Aminofilin dapat terkandung dalam air susu sehingga bayi akan mengalami gangguan

pencernaan, gelisah dan gangguan tidur.

 Obat antiasma lainnya dan kortikosteroid umumnya tidak berbahaya karena kadarnya dalam

air susu sangat kecil

2.9 Pengaruh Terhadap Kehamilan & Persalinan

 Keguguran

 Persalinan prematur

 Pertumuhan janin terhambat

Kompensasi yang terjadi pada fetus adalah :

- Menurunnya aliran darah pada uterus

- Menurunnya venous return ibu

- Kurva dissosiasi oksi ttb bergeser ke kiri

Sedangkan pada ibu yang hipoksemia, respon fetus yang terjadi :

- Menurunnya aliran darah ke pusat

- Meningkatnya resistensi pembuluh darah paru dan sistemik

(10)

Perlu diperhatikan efek samping pemberian obat-obatan asma terhadap fetus, walaupun tidak ada bukti bahwa pemakaian obat – obat anti asma akan membahayakan asma.

2.10. Hal-Hal Untuk Mencegah Agar Tidak Terjadi Serangan Asma Selama Hamil

- Jangan merokok

- Kenali faktor pencetus

- Hindari flu, batuk, pilek atau infeksi saluran nafas lainnya. Kalu tubuh terkena flu segera

obati. Jangan tunda pengobatan kalu ingin asma kambuh.

- Bila tetap mendapat serangan asma, segera berobat untuk menghindari terjadinya kekurangan

oksigen pada janin

- Hanya makan obat-obatan yang dianjurkan dokter.

- Hindari faktor risiko lain selama kehamilan

- Jangan memelihara kucing atau hewan berbulu lainnya.

- Pilih tempat tinggal yang jauh dari faktor polusi, juga hindari lingkungan dalam rumah dari

perabotan yang membuat alergi. Seperti bulu karpet, bulu kapuk, asap rokok, dan debu yang menempel di alat-alat rumah tangga.

- Hindari stress dan ciptakan lingkungan psikologis yang tenang

- Sering – sering melakukan rileksasi dan mengatur pernafasan

- Lakukan olahraga atau senam asma, agar daya tahan tubuh makin kuat sehingga tahan

terhadap faktor pencetus.

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Asma Pada Kehamilan

I. Pengkajian

Tanggal : 01 April 2008

Jam : 10.00 di BPS Mojoroto Kediri

A. Data Subjektif

1. Biodata

Nama Ibu : Ny S Umur : 25 tahun Agama : Islam

(11)

Pekerjaan : IRT Pendidikan : SMA Alamat : Banyuwangi Nama Suami : Tn ”D” Umur : 30 tahun Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan : SMA Alamat : Banyuwangi

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan merasakan sesak saat bernafas Riwayat Kesehatan

Riwayat Penyakit Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Hepatitis B dll, menahun seperti DM, Hipertensi, jantung, dll, Menurun Hipertensi, DM dll

Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan ibunya pernah menderita penyakit asma Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakan pad akehamilannya sekarang disertai penyakit Asma sejak trimester 2 yaitu pada usia kehamilan 6 bulan.

3. Riwayat Menstruasi

- Amenorhoe : 7 bulan

- Menarche : 12 tahun

- Lama : ± 7 hari

- Banyak/sedikit : Banyak

- Siklus : ± 28 hari

- Dismonerhoe : (+) pada hari 1 – 3 menstruasi

Fluor albus : (+) kadang-kadang sebelum 2 hari menstruasi HPHT : 24 Juli 2007

TP / HPL : 01 Mei 2008

4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas

(12)

5. Riwayat KB

Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB

6. Riwayat perkawinan

Ibu mengatakan pernikahan 1 x dan usia pernikahannya 1 th

7. Riwayat Psikososial

Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga, tetangga dan lingkungan sekitarnya baik

8. Riwayat Sosial Budaya

Ibu mengatakan kadang masih mempercayai adat istiadat yang ada didaerahnya.

9. Pola kebiasaan sehari – hari

(13)

1. Pemeriksaan Umum

Rambut hitam, kulit kepala bersih, luka (-), ketombe (-), tidak rontok, benjolan (-).

Simetris

Konjungtiva merah muda, sklera puith anemis (-), oedema palpebra (-)

Simetris, tidak polip, tidak ada sekret hidung Cyanosis (-), mukosa kering (-), stomatitis (-), lidah tdk kotor

Caries (-)

Bersih, tidak ada serumen

(14)
(15)

2. Palpasi

(Kedaruratan ibstetri dan ginekologi Hal : 95)

(16)

4. Pemeriksaan Diagnostik a. Laboratorium

e.

: Dilakukan

1. Px Sputum  terdapat adanya kristal

charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.

2. Px darah  AGD normal, terdapat

peningkatan dari SGOT dan LDH, Hiponatremia dan kadar leukosit

kadang-kadang diatas 15.000 / mm3

menandakan terdapatnya suatu infeksi

3. Px faktor alergi  peningkatan IGE pada

waktu serangan dan menurun pd waktu bebeas dari serangan

b.Laboratorium

f.

: Dilakukan

1. Px Radiologi (Foto thoraks)  Normal,

juga digunakan untuk mengetahui, jika ada komplikasi seperti pneomonia.

(Kedaruratan Obstetri dan Gynekologi ; hal 97)

2. Px tes kulit  Normal, untuk mencari

faktor alergi

3. EKG  terdapatnya tanda-tanda

hipertropi otot jantung

4. Px USG  Janin tunggal, hidup,

(17)

II. INTERPRETASI DATA

Dx : NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma Bronchial

Ds : Ibu mengatakan adanya serangan asma dan sesak dada disertai oleh batuk dan mengi Do : Ku Baik

TTV ; TD : 120/90 mmHg Bising mengi (+) N : 90 x / mnt

S : 3670 C

Ronchi : (+)

Masalah : - Sesak dada - Bising mengi

Kebutuhan : - Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat dan minum - Menganjurkan ibu untuk bernafas normal saat timbul serangan - Menganjurkan ibu untuk menghindari tempat-tempat polusi

III. Megantisipasi Diagnosa / Masalah Potensial

Dx : NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma Bronchial

Dx Potensial : Infeksi saluran pernafasan Mx Potensial : - Sesak nafas

- Foetel Nafas Antisipasi penanganan :

Mx Sesak nafas :

- Memberikan obat – obatan Asma yang sama dengan obat asma saat tidak hamil misalnya :

Aminofilin, Eidrin, Epinefrin dan Kortikosteroid. (Sinopsis Obstetri, hal : 156)

- Mencegah agar tidak terjadi serangan asma saat hamil yaitu dengan menghindari kebiasaan

(18)

Mx Foetal Distres :

- Memeriksa janin secara teratur melalui USG dan Doppler

- Memberi obat yang tidak membahayakan janin

- Anjurkan ibu untuk miring ke kiri saat tidur agar sirkulasi O2 ke janin lancar.

IV. Mengidentifikasi Kebutuhan Segera

Kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain untuk menemukan terapi yang tepat untuk metalaksanakan pasien

V. Menyusun Rencana Asuhan

Tujuan : Asma pada ibu berkurang / sembuh

Kriteria hasil : sesak nafas, mengi batuk-batuk pada ibu berkurang dan kehamilannya normal sampai aterm INTERVENSI :

1. Sembuhkan dan mengendalikan gejala Asma

R/ Agar gejala dini langsung diatasi dan asma tidak makin memburuk.

2. Hindarkan kemungkinan infeksi pernafasan dan tekanan emosional

R/ Tekanan emosional seperti terkejut, marah, sedih dll, akan memicu serangan asma yang jika terjadi secara berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya infeksi pernafasan.

3. Ajarkan Olahraga atau senam asma

R/ Agar daya tahan tubuh makin kuat sehingga tahan terhadap faktor pencetus terjadinya asma

4. Ingatkan agar ibu hanya minum obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter

R/ Mencegah agar tidak mempengaruhi pertumbuhan janin

5. Berikan terapi inhalasi kortikosteroid, bronkodilator dan Aminofilin

R/ Penggunaan terapi inhalasi / inhaler dapat digunakan sendiri sewaktu-waktu jika terjadi serangan asma

6. Berikan bronkhodilator (terbutaline 2,5 mg oral setiap 4 – 6 jam atau 250 g setiap 15 menit

dalam 3 dosis )

R/ Merelaksasi otak halus dan menurunkan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.

7. Berikan antibiotik jika ada kecurigaan adanya infeksi

R/ Antibiotikmencegah terjadinya infeksi

8. Hindari stress dan ciptakan lingkungan psikologi yang tenang.

(19)

9. Beri KIE pada ibu untuk tidak memelihara kucing dan hewan berbulu lainnya

R/ Dulu hewan merupakan salah satu faktor pencetus alergi

10. Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien contoh : meninggikan kepala tempat tidur, duduk

pada sandaran tempat tidur.

R/ Peninggian kepala tempat tidur memudahkan fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi

11. Beri penjelasan pad aklien tentang penyakitnya dan diskusikan obat pernafasan efek samping

dan reaksi yang tidak diinginkan.

R/ Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan serta penting bagi pasien memahami perbedaan antara efek samping mengganggu dan merugikan.

12. Tingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung memberikan

air hangat.

R/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, penggunaan cairan hangat dapat menurunkan kekentalan sekret, penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus

VI. Implementasi

- Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma

- Mengajarkan olahraga atau senam asma

- Mengingatkan agar ibu hanya minum obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter

- Memberikan terapi inhalasi kortikosteroid, bronkodilator dan Aminofilin

- Memberikan bronkodilator (terbutaline 2,5 mg oral setiap 4 – 6 jam atau 250 g setiap 15

menit dalam 3 dosis )

- Memberikan KIE pada ibu untuk tidak memelihara kucing dan hewan berbulu lainnya

- Menempatkan posisi yang nyaman pada pasien. Contoh : meninggikan kepala tempat tidur,

duduk pada sandaran tempat tidur.

- Memberikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan mendiskusikan obat pernafasan

efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan

- Menganjurkan untuk meningkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/hari sesuai

toleransi jantung memberikan air hangat.

(20)

S : Ibu mengatakan sudah mengerti dengan apa yang disampaikan petugas O : KU Baik

TTV ; TD : 140/80 mmHg N : 84 x / mnt

RR : 28 x / mnt S : 3670 C

A : Ny ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma Brnchial

P : - KIE tentang keadaan Ibu

(21)

3.2 Asma Pada Persalinan

I. Pengkajian

Tanggal : 31 Mei 2008 Jam : 08.00 WIB

Tempat : RSUD “AG” Kediri

A. Data Subjektif

1. Biodata

Nama Ibu : Ny “S” Umur : 25 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Guru SD Pendidikan : S 1

Penghasilan : ± Rp 1.500.000

,-Alamat : Jln Selomagleng No 5 Kediri

Nama Suami : Tn ”D” Umur : 30 tahun Agama : Islam Pekerjaan : PNS Pendidikan : S 1

Penghasilan : ± Rp 1.650.000

,-Alamat : Jln Selomagleng No 5 Kediri

2. Alasan Kunjungan :

Rujukan Bidan Desa Selomangleng

3. Keluhan Utama

Ibu mengatakan perutnya kenceng – kenceng sejak 3 hari yang lalu dan disertai dengan sesak nafas

4. Riwayat Kesehatan

Riwayat Penyakit Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Hepatitis B dll, menahun seperti DM, Hipertensi, jantung, dll, Menurun Hipertensi, DM dll

Riwayat Penyakit Keluarga

(22)

Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakan pada kehamilannya sekarang disertai penyakit Asma sejak trimester 3 yaitu pada usia kehamilan 8 bulan.

5. Riwayat Menstruasi

- Amenorhoe : 7 bulan - Menarche : 12 tahun - Lama : ± 7 hari - Banyak/sedikit : Banyak - Siklus : ± 28 hari

- Dismonerhoe : (+) pada hari 1 – 3 menstruasi - Fluor albus : (+) kadang-kadang sebelum 2 hari menstruasi

- HPHT : 24 Juli 2007 - TP / HPL : 01Mei 2008

6. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas

Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama.

7. Riwayat KB

Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB

8. Riwayat Psikososial

Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga, tetangga dan lingkungan sekitarnya baik.

9. Riwayat Sosial Budaya

Ibu mengatakan kadang masih mempercayai adat istiadat yang ada didaerahnya. 10. Riwayat Perkawinan

(23)

11. Pola kebiasaan sehari – hari

Pola Kebiasaan Sebelum hamil Sesudah hamil 7. Nutrisi

(24)

Kesadaran : Composmetis

Rambut hitam, kulit kepala bersih, luka (-), ketombe (-), tidak rontok, benjolan (-). Simetris, cloasma gravidarum

Konjungtiva pucat (-), sklera putih anemis (+), anemis (-), oedema palpebra

Simetris, tidak polip, tidak ada sekret Cyanosis (-), mukosa kering (-), stomatitis (-), lidah tdk kotor

Caries (-) bersih (+) Bersih, tidak ada serumen

(25)

- Payudara : Massa (-) inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi memanjang pada status asmatikus, pernapasan sangat sulit dan bising mengi dapat didengar tanpa

Px faktor laergi : peningkatan Ig E

(Kapita Selekta, hal 477)

b. Penunjang :1. Px Radiologi (oto thoraks) : normal

(26)

II. INTERPRETASI DATA

Ds : - Ibu mengatakan mules-mules mulai jam

- Ibu mengatakan keluar lendir dan darah

- Ibu mengatakan dadanya amat sesak

Do :

TTV ; TD : 130/80 mmHg Bising mengi (+) N : 92 x / mnt

RR : 28 x / mnt S : 3710 C

Ronchi : (+)

DJJ : 130 x / mnt

His : 3 x 10menit, lama 30 detik  : 7 cm

effiseen : 75% Preskep UUK Hodge : III

Dx : NY ”S” GIP0000 UK 36 T/H/I letkep Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Asma Bronchial

Mx : - Sesak nafas saat inpartu

- Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya

III. Megantisipasi Diagnosa / Masalah Potensial

Dx Potensial : Kala II lama Mx Potensial : - Fetal Distress - Ibu tampak lelah Antisipasi penanganan :

1. Memantau keadaan janin

2. memberikan tx O2 pada ibu

(27)

IV. Mengidentifikasi Kebutuhan Segera

Melakukan konsultasi , kolaborasi dengan DSOG dan tenaga kesehatan lain untuik penatalaksanaan lebih lanjut.

V. Menyusun Rencana Asuhan

Dx : NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I letkep Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Asma

Tujuan :

a) Persalinan berjalan normal

b) Mencegah terjadinya komplikasi baik pada ibu maupun pada janin

Kriteria Hasil :

- KU : baik

- TD = 110/70 – 120/90

- RR = 16 – 24 x / mnt

- Nadi = 60 – 100 x / mnt

- Suhu = 36,5 – 37,5 0 C

- DJJ – 120 – 160 x / i

- Asma berkurang

INTERVENSI : KALA I

1. Observasi TTV

- TD tiap 4 jam sekali

- Nadi setiap 30 menit

- RR setiap 2 jam

- Suhu tiap 4 jam

- Rx : mendeteksi dini jika ada tanda-tanda bahaya, sehingga kita bisa mengambil keputusan

secepatnya

2. Observasi

- DJJ setiap 30 menit

- His setiap 30 menit

- VT tiap 4 jam sekali

3. Persiapan Persalinan

- Pastikan kebersihan ibu setiap ada pengeluaran pervaginam

(28)

- Perawatan sayang ibu

Rx Meminimalkan rasa kesakitan ibu

- Pengosongan kandung kemih

Rx agar jalan tidak terhalang oleh kandung kemih yang penuh.

- Persipan penolong persalinan

Rx untuk melindungi diri dari cairan yang keluar saat ibu melahirkan yaitu berupa air ketuban darah dll

- Persiapan peralatan persalinan, juga obat-obatan esensial

Rx mempermudah penolong dalam menatalaksa persalinan dan komplikasi yang mungkin terjadi

- Anjurkan ibu untuk mobilisasi bila masih kuat

Rx membantu dalam penurunan kepala

- Anjurkan ibu untuk makan minun

Rx untuk menambah energi yang digunakan untuk mengejan

- Berikan terapi O2 dengan tekanan yang sesuai

Rx membantu pernafasan ibu dan janin

- Ajarkan ibu cara dan waktu mengejan yang benar

Rx agar ibu tidak terlalu lemah

- Hadirkan pasangan atau orang tua terdekat ibu

Rx kehadiran orang terdekat mampu memberikan dukungan psikologis pada infartu.

KALA II

1. Siapkan pertolongan kelahiran bayi

a. Letakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi jika kepala bayi sudah nampak membuka

dengan diameter 5 – 6 cm

b. Letakkan Underpad dibawah bokong ibu dilipat 1/3 bagian.

Rx Mempermudah penolong daam menatalaksana persalinan serta komplikasinya, Underpad berguna untuk tempat cairan serta sebagai penyangga perineum agar tidak neptur.

c. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

Rx Meneliti kembali apakah alat sudah lengkap atau masih ada yang kurang.

d. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

Rx Menjaga keseterilan dalam persalinan, dan untuk melindungi diri.

2. Pakai pertolongan kelahiran bayi dengan vakum ekstraksi dengan indikasi ibu kelelahan.

(29)

a. Memasang bagian-bagian dari alat vakum ekstraksi dengan tepat.

Rx Menatalaksana Kala II dengan cepat agar ibu cepat relaksasi.

b. Setelah kepala bayi nampak pada introitus vagina mangkuk dimasukkan kedalam vagina dan

langsung diletakkan pada bagian terbawah janin dengan mempergunakan jari telunjuk dan ibu jari dengan posisi miring sedikit.

Rx ketepatan posisi pemasangan mangkuk akan mempengaruhi keberhasilan vakum ekstraksi

c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan apakah letak mangkuk sudah benardan tidak

ada jalan lahir yang terjepit antara mangkuk dan kepala janin, jangan letakkan mangkuk diatas ubun-ubun.

Rx Jika jalan lahir terjepit diantara mangkuk dan kepala janin, maka akan kesulitan melahirkan janinnya, ubun-ubun masuk lunak dikhawatirkan.

d. Setelah dilakukan VT ulang Asisten membantu memompa ekstraktor sampai menjadi hampa

udara 0,2 kg/cm2 lalu ditunggu selama kurang dari 2 menit, selama menunggu dilakukan

periksa dalam kembali untuk mengetahui apakah cup sudah benar dan tidak ada jalan lahir yang terjepit antara mangkuk dan kepala.

Rx Menghindari jika jalan lahir terjepit.

e. Lakukan traksi dengan arah yang sesuai dengan sumbu jalan lahir traksi dilakukan sewaktu

his datang dan pasien disuruh mengejan serta searah dengan titik tengah dari mangkuk (supaya pinggir cup tidak lepas dari kepala).

Rx Mempercepat pengeluaran janin, dan agar ibu segera lega.

3. Lakukan penanganan bayi baru lahir

a. Lakukan penilaian segera BBL dengan APGAR SCORE

Rx Mendeteksi diri ketidaknormalan pada bayi

b. Keringkan dan isap lendir yang ada pada bayi, lalu selimuti tubuh bayi hingga kepala.

Rx Mencegah hipotermi, penghisapan lendir dilakukan agar pernafasan bayi lancar.

c. Jepit tali pusat dengan klem

Rx Menghentikan aliran darah agar tidak mengganggu pengguntingan tali pusat.

d. Pegang tali pusat dengan satu tangan lindungi perut bayi dan lakukan pertolongan.

Rx Tali pusat harus dipotong karena bayi sudah lahir cukup bulan, placenta sudah tidak berfungsi lagi

e. Ganti handuk bayi yang telah basah, tali pusat pendahkan bayi ke ruang bayi untuk

(30)

4. Lakukan Penatalaksanaan Managemen aktif Kala III

a. Beritahu bahwa ia akan disuntik

Rx Memberikan komunikasi yang akurat pada pasien

b. Suntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir.

Rx Merangsang kontraksi uterus agar placenta segera lahir

c. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva dan segera lahirkan

placena dorso kranid Rx Memudahkan PTT

d. Lahirkan placenta dengan kedua tangan pegang dan putar hingga selaput ketuban terpilin,

tempatkan placenta pada tempat yang telah disediakan.

Rx Menghindari adanya sisa placenta yang tertinggal yang akan mempengaruhi uterus

5. Nilai Perdarahan

a. Periksa kedua sisi placenta baik foetel maupun maternal.

Rx Observasi secara teratur untuk menantu keadaan ibu.

b. Evaluasi laserasi pada vagina dan Perineum dan lakukan penjahitan jika ada

Rx Menghindari adanya perdarahan dan infeksi akibat laserasi yang tidak diketahui.

6. Lakukan prosedur pasca persalinan

a. Pastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan

Rx Observasi secara teratur untuk memantau keadaan ibu

b. Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam

- 2 – 3 dalam 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan

- setiap 15 menit pada 1 jam kedua pasca persalinan

- jika uterus tidak berkontrasi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk

menatalaksanAtonia Uteri

Rx Mengantisipasi terjadinya perdarahan yang tidak diketahui  syok

c. Ajarkan ibu / keluargacara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

Rx Agar ibu tahu bagaimana perbedaan kontraski uterus yang baik dan yang buruk

d. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

Rx Mengetahui berapa banyak darah yang ibu keluarkan dan menentukan penataksanaan selanjutnya jika terjadi perdarahan

e. Periksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca

persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan

(31)

 Lakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal

Rx : Memantau kondisi ibu.

VI. IMPLEMENTASI

1. Mengobservasi TTV

2. Mengobservasi DJJ setiap 30 menit, HIS setiap 30 menit dan VT tiap 4 jam sekali.

3. Mempersiapkan persalinan

 Memastikan kebersihan ibu setiap ada pengeluaran pervaginam

 Melakukan Perawatan sayang ibu

 Mengosongkan kandung kemih

 Mempersipan penolong persalinan

 Mempersiapan peralatan persalinan, juga obat-obatan esensial

 Menganjurkan ibu untuk makandan minun

 Memberikan terapi O2 dengan tekanan yang sesuai

 Mengajarkan ibu cara dan waktu mengejan yang benar

KALA II

1. Menyiapkan pertolongan kelahiran bayi

a. Meletakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi.

b. Meletakkan Underpad dibawah bokong ibu melipatnya 1/3 bagian.

c. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

d. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

2. Pakai pertolongan kelahiran bayi dengan vakum ekstraksi.

a. Memasang bagian-bagian dari alat vakum ekstraksi dengan tepat.

b. Setelah kepala bayi nampak pada introitus vagina mangkuk dimasukkan kedalam vagina dan

langsung meletakkan pada bagian terbawah janin dengan mempergunakan jari telunjuk dan ibu jari dengan posisi sedikit miring.

c. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan letak mangkuk

d. Setelah melakukan VT ulang Asisten membantu memompa ekstraktor sampai menjadi hampa

udara 0,2 kg/cm2 lalu ditunggu selama kurang dari 2 menit, selama menunggu dilakukan

(32)

Melakukan traksi dengan arah yang sesuai dengan sumbu jalan lahir traksi dilakukan sewaktu his datang dan Menyuruh pasien mengejan

3. Melakukan penanganan BBL

a. Melakukan penilaian segera BBL dengan APGAR SCORE

b. Mengeringkan dan menghisap lendir yang ada pada bayi, lalu selimuti tubuh bayi hingga

kepala.

c. Menjepit tali pusat dengan klem

d. Memegang tali pusat dengan satu tangan lindungi perut bayi dan lakukan pertolongan.

e. Mengganti handuk bayi yang telah basah, menali tali pusat Memindahkan bayi ke ruang bayi

untuk mendapatkan penanganan labih lanjut

4. Lakukan Penatalaksanaan Managemen aktif Kala III

a. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik

b. Menyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir.

c. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva dan segera lahirkan

placena dorsokranial

d. Melahirkan placenta dengan kedua tangan pegang dan putar hingga selaput ketuban terpilin,

tempatkan placenta pada tempat yang telah disediakan.

5. Menilai Perdarahan

a. Memeriksa kedua sisi placenta baik foetel maupun maternal.

b. Mengevaluasi laserasi pada vagina dan Perineum dan lakukan penjahitan jika ada

6. Melakukan prosedur pasca persalinan

a. Memastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan

b. Melakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam

c. Mengajarkan ibu / keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

d. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

e. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca

persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan

VII. EVALUASI

KALA I

S : Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng dan nafasnya sesak O : - KU : Baik

(33)

RR : 28 x / mnt

A : NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I letkep Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Asma Bronchial

P : - Memberikan terapi O2 dengan tekanan yang sesuai

- Bimbing persalinan

KALA II

S : Ibu mengatakan bahwa ia telah malhirkan bayinya

O : Bayi lahir dengan vakum ekstraksi jam : 12.30 Jenis kelamin : ♀ BB 3000 gr PB 49 cm A : GIP1000 Masuk Kala IV

P : Lanjutkan MAK III KALA III

S : Ibu mengatakan bahwa ari-arinya sudah lahir O : Placenta lahir

A : GIP1000 Masuk Kala IV

P : Lanjutkan pemantauan Kala IV

KALA IV

S : - Ibu mengatakan bahwa dirinya sudah lega

- Ibu mengatakan bahwa sesak nafasnya masih ada A : Ku ; Baik

P : - Lanjutkan asuhan ibu post partum

(34)

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/ H /I

Letkep dengan inpartu kala I Fase Aktif yang disertai Asma Bronchial di RSUD ”AG”. Tanggal 01 April 2008 penulis megambil kesimpulan sebagai berikut :

Tanda-tanda vital dalam batas normal, kecuali pada RR, dengan diagnosa GIP0000 UK

36 minggu dengan inpartu yang disertai dengan Asma Bronchial, ditemukan masalah potensial yang mungkin timbul, diperlukan tindakan segera untuk mengatasi masalah, khususnya masalah penyakit asma yang diderita oleh ibu, intervensi sesuai dengan asuhan kebidanan, implementasi sesuai dengan tujuan, kriteria hasil dan waktu yang sudah ditentukan, evaluasi tergantung kerjasama antara pasien, keluarga dan petugas juga sarana dan prasarana yang tersedia kala II, III, IV masuk dalam catatan perkembangan

4.2 Saran

a. Untuk Petugas

- Mampu melasanakan asuhan kebidanan pada ibu yang menderita penyakit asama dalam

persalinan

- Meningkatkan ushaa pencegahan infeksi baik untuk klien maupun petugas.

- Mampu memberikan KIE yang dibutuhkan pada kala I, II, III & IV

b. Untuk pasien dan keluarga

- Lebih kooperatif dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan

- Melaksanakan anjuran-anjuran yang diberikan

c. Untuk Mahasiswa

- lebih menguasai teori sehingga mampu menerapkan dalam praktek

- Lebih banyak membaca buku-buku / referensi untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton C Arthur . 1997 .fisiologi Kedokteran . Jakarta : EGC

Brownes . 1980 . Antenatal Care London . The English and Language Book Society and J& A Churcill Taber Ben-Zion M D . 1994 . Kedaruratan Obstetri dan Gynekologi . Jakarta : EGC

(35)

Prawirohardjo Sarwono . 2005 . Ilmu Kebidanan . Jakarta : YBP – SP Mochtar Rustam . 1998 . Sinopsis Obstetri Jilid I . Jakarta : EGC

Manuaba Ida Bagus Gde . 1998 . Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan . Jakarta : EGC

Saifudin, Abdul Bari . 2002 . Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan neonatal . Jakarta : JNPKKR – POGI

Price A Syvia . 2005 . Patofisiologi Konsep Penyakit Klinis Proses 2 Penyakit . Jakarta : EGC

Mansjoer Arief . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga Jilid I . Jakarta : Media Aesculapius.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Posted: Maret 29, 2010 in Uncategorized

Tag:askeb, askeb ibu hamil dengan penyakit asma, ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL, ibu hamil dengan penyait asma

0

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Ny. A 27 Tahun G2 P1 Ab0 Ah1 dengan umur kehamilan 30 minggu dengan penyakit asma

NO REGISTER : 09058

MASUK RS TANGGAL, JAM : 13 Mei 2009 JAM 08.00 WIB

DI RAWAT DI RUANG : RB Mangkuyudan

Biodata IBU SUAMI

Nama : Ny. Agnes Tn. Andreas

Umur : 27 tahun 30 tahun

Agama : Katholik Katholik

Suku/ bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia

Pendidikan : SMA S1

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga PNS

Alamat : Jl. Mangkuyudan MJ III/305 Yk Jl. Mangkuyudan MJ III/305 Yk

(36)

V

-DATA SUBYEKTIF

1. Kunjungan saat ini Kunjungan pertama Kunjungan ulang

Keluhan Utama Ibu takut penyakit asmanya kambuh di kehamilan kedua ini.

1. Riwayat perkawinan

Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 21 tahun. Dengan suami sekaran 6 tahun.

1. Riwayat menstruasi

Menarche umur 13 tahun. Siklus 28 hari. Teratur. Lama 6-7 hari. Sifat darah encer. Bau amis. Fluor albus ya. Dismenorroe ya. Banyaknya tidak terkaji.

HPM 14 Oktober 2008 HPL 21 Juli 2009

1. Riwayat kehamilan ini

1. Riwayat ANC

ANC sejak umur kehamilan 5 minggu. ANC di RSUD Wirosaban

Frekuensi : Trimester I 1 kali.

Trimester II 1 kali.

Trimester III belum.

1. Pergerakan janin yang pertama pada umur kehamilan 16 minggu

Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir ±10 kali.

1. Keluhan yang dirasakan

Ibu mengeluh susah BAB dan sering merasa sesak nafas dan ibu tidak sedang meminum obat-obatan.

1. Pola nutrisi Makan Minum

Frekuensi 3 kali sehari 5-7 kali sehari

(37)

Jumlah 1 piring/makan 5-7 gelas sehari

Keluhan tidak ada tidak ada

Pola Eliminasi BAB BAK

Frekuensi 1 kali sehari 6-8 kali sehari

Warna Khas feses Khas urine

Bau Khas feses Khas urine

Konsistensi padat cair

Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji

Pola Aktivitas

Kegiatan sehari-hari : Ibu mengatakan ia mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Istirahat/tidur : malam ±6-7 jam, siang ± 1 jam

Seksualitas : frekuensi 1 kali seminggu

Keluhan tidak ada

1. Personal Hygiene

2. Kebiasaan mandi 2 kali/hari

Kebiasaan membersihkan alat kelamin dari depan sampai belakang setiap mandi, BAB dan BAK

Kebiasaan mengganti pakaian dalam setiap setelah mandi

Jenis pakaian dalam yang digunakan kain katun

1. Imunisasi

TT1 tanggal sebelum menikah TT4 tanggal tahun 2004

TT2 ± 1 bulan setelah TT1 TT5 tanggal belum

TT3 tanggal tahun 2003

1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

(38)

Hamil ke

Mulai memakai Berhenti / ganti cara

tanggal oleh tempat keluhan Tanggal oleh tempat alasan

Belum KB

1. Riwayat kesehatan

1. Penyakit yang / sedang diderita

Ibu mengatakan dirinya menderita penyakit asma sejak kecil,terakhir kali kambuh umur 24 tahun.

1. Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga

Ibu mengatakan bahwa dari keluarga tidak ada riwayat penyakit menurun/menular serta alergi.

1. Riwayat keturunan kembar

Tidak ada keturunan kembar.

1. Kebiasaan-kebiasaan

Merokok : ibu dan suami tidak merokok, lingkungan sekitar juga tidak ada

Minum jamu-jamuan : ibu tidak minum jamu

Minum-minuman keras : ibu dan suami tidak minum-minuman keras

Makanan / minuman pantang / alergi : ibu tidak mempunyai makanan/minuman /alergi

Perubahan pola nafsu makan (termasuk nyidam, nafsu makan turun dll) : ibu tidak nafsu makan saat awal kehamilan namun sekarang sudah tidak bermasalah.

(39)

1. Keadaan psikososiospiritual / kesiapan menghadapi proses persalinan

1.

-V

3. Kehamilan ini Diinginkan Tidak diinginkan

1. Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan keadaan sekarang

Ibu mengerti nutrisi yang baik untuk ibu hamil yaitu 4 sehat 5 semourna dan ibu lebih berhati-hati menjaga kehamilan yang sekarang.

1. Penerimaan Ibu terhadap kehamilan saat ini

Ibu sangat senang bisa hamil lagi dan berharap persalinannya normal.

1. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan

Keluarga sangat senang terhadap kehamilan ibu namun anak pertama masih sering manja / mencari perhatian ibu.

DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : baik Kesadaran : compos mentis

2. Tanda vital

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 90 kali/ menit

Pernafasan : 22 kali/ menit

Suhu : 37,3 0 C

1. TB : 156 cm

BB : sebelum hamil 48 kg ; BB sekarang : 62 kg

IMT : 19,70

LLA : 24 cm

(40)

Edema wajah : tidak ada

Cloasma gravidarum : tidak ada

Mata : sclera putih, konjungtiva merah muda, palpebra tidak edema

Mulut : bersih, tidak ada caries, tidak ada gusi berdarah, bibir lembab

Leher : tidak ada pembesaran tyroid, limfe, dan vena jugularis

1. Payudara

Bentuk : simetris, membesar

Areola mamae : hiperpigmentasi, bersih

Putting susu : bersih, menonjol

Kolostrum : sudah keluar

1. Abdomen

Pembesaran : simetris, membesar

Benjolan : tidak ada benjolan abnormal

Bekas luka : tidak ada

Striae gravidarum : ada di samping kanan dan kiri, warna coklat

Palpasi Leopold

Leopold I : TFU 4 jari di atas pusat, teraba bagian lunak, kurang bulat,

kurang melenting (bokong)

Leopold II : bagian kiri teraba bagian luas rata tahanan kuat (punggung),

kanan teraba bagian sempit, berbenjol-benjol, tahanan kurang

kuat (ekstremitas)

Leopold III : teraba bagian bulat, keras, melenting, bias digoyang-goyang

(41)

Leopold IV : posisi tangan konvergen

Osborn test : tidak dilakukan

TBJ : ( 28 – 12) x 155 = 2480 gram

Auskultasi DJJ : punctum maximum bawah pusat sebelah kiri

Frekuensi : 136 kali/menit (11/11/12)

1. Ekstremitas

Edema : tidak ada/ tidak ada

Varises : tidak ada/ tidak ada

Reflek patella : + / +

Kuku : bersih, merah muda, pendek

1. Genitalia luar

Tanda chadwich : ada

Varises : tidak ada

Bekas luka : episiotomy mediolateral 4 cm, keloid tidak ada

Kelenjar bhartolini : tidak ada kista, edema dan peradangan

Pengeluaran : fluor albus, tidak bau, tidak terkaji banyaknya

1. Anus

Hemoroid : tidak ada

1. Pemeriksaan panggul luar

Distansia spinarum : 23 cm

Distansia kristarum : 27,5 cm

Boudelogue : 18,5 cm

Lingkar panggul : 89 cm

1. Pemeriksaan penunjang

(42)

ASSESMENT

1. Diagnosis kebidanan

Ny ‘A’ 27 th, sekundigravida, UK30 minggu, intra uterin, janin tunggal, hidup, letak

memanjang, presentasi kepala belum masuk panggul, punggung sebelah kiri dengan riwayat asma.

1. Masalah

Ibu mengalami ketakutan akan kambuhnya asma pada kehamilan kedua ini karena sering merasa sesak nafas dan susah BAB.

1. Kebutuhan

Konseling tentang pencegahan dan penanganan asma yang dapat dilakukan oleh ibu dan keluarga, penyebab susah BAB dan cara mengatasi.

1. Diagnosis potensial

Asma dalam kehamilan potensial terjadi pertumbuhan janin terlambat dan lahir preterm.

1. Masalah potensial

Tidak ada

1. Kebutuhan tindakan segera berdasarkan kondisi klien

1. Mandiri

Edukasi terhadap pasien untuk menghindari pencetus asma dan pengawasan terhadap penggunaan obat-obatan.

1. Kolaborasi

Kolaborasi dengan dr. Erlina SpPD untuk pemberian terapi penyakit asma pada ibu hamil.

1. Merujuk

Tidak dilakukan saat ini karena belum ada indikasi.

PLANNING ( termasuk pendokumentasian implementasi dan evaluasi)

Tanggal 13 Mei 2009 jam 08.00 WIB

1. Memberi tahu Ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam kondisi baik dan sehat.

(43)

3. Memberikan konseling mengenai penanganan asma yang dapat dilakukan oleh ibu dan keluarganya.

4. Memberikan konseling kepada ibu bahwa pada usia kehamilan trimester III ibu akan mengalami susah BAB dan sering BAK karena terjadi perubahan hormone yang mengakibatkan Kerja peristaltic usus menjadi lambat dan pembesaran rahim yang mendesak kandung kemih. Menganjurkan ibu agar makan makanan berserat serta olahraga ringan dan menganjurkan ibu agar tidak banyak minum menjelang tidur.

5. Mengingatkan ibu untuk dating control ulang 1 minggu lagi tanggal 20 Mei 2009 atau jika ada keluhan.

Evaluasi

Tanggal 13 Mei 2009 jam 08.00

1. Ibu senang mendengar kondisi dirinya dan bayinya sehat

2. Ibu setuju menghindari pencetus asma

3. Ibu dan suami mengerti penjelasan bidan dan bersedia melaksanakan nasehat bidan

4. Ibu dan suami mengerti penjelasan bidan dan bersedia melaksanakan nasehat bidan

5. Ibu bersedia untuk control ulang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan

Referensi

Dokumen terkait

EMMY ROSITA, 2015 : Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Media Terhadap Pembentukan Tunas Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Secara In Vitro, dibimbing oleh

Memahami kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran

[r]

The general objective of this meeting was to review the progress in polio eradication, measles control, and strengthening routine immunization and strategies for introducing new

Objek penelitian yang digunakan untuk pembuatan pola pembakaran melalui deteksi emisi gas buang adalah asap dari kendaraan dengan sistem konvensional atau sistem karburator

Manajer dapat melakukan penyimpangan dengan mengubah dan merekayasa informasi laporan keuangan untuk kepentingan pribadinya (Yendrawati, 2013). Kualitas laporan keuangan akan

Perceived organizational support (POS) dinyatakan sebagai kepercayaan karyawan pada organisasi mereka untuk menghargai kontribusi mereka dan peduli tentang

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan, yang telah melimpahkan Ridho dan Rahmat – Nya sehingga Laporan Tugas Akhir yang berjudul “PERKEMBANGAN