• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TEORI KONSTRUKTIVISTIK . docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TEORI KONSTRUKTIVISTIK . docx"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdullillah kami panjatkan do’a kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk serta melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun Makalah Teori Belajar Dan Pembelajaran Konstruktivistik yang sangat sederhana ini.

Dan kami sampaikan terima kasih kepada berbagai pihak telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Mohammad Effendi, M.Pd M.Kes selaku Ketua Prodi PLB.

2. Shinta Yuni Susilawati S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. 3. Seluruh Teman – Teman yang bekerja sama membuat makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam proses pengumpulan data maupun penyajiannya. Untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan agar menjadi lebih baik sesuai harapan, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai masukan yang positif.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, Agustus 2014 Penulis

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia memang terus berkembang dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Hal ini lah yang mendorong manusia untuk terus belajar. Oleh NASUTION belajar diartikan sebagai menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Definisi lain mengenai belajar dikemukakan oleh ERNEST H. HILGARD yaitu Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu.

Dari pandangan-pandangan belajar dari beberapa ahli tersebut, munculah teori belajar. Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses yang kompleks dari belajar. Ada beberapa teori belajar, yaitu Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme. Oleh karena itu, makalah ini membahas salah satu teori belajar, yaitu teori belajar

konstruktivisme dan implikasinya dalam pembelajaran. B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, kami mengemukakan beberapa permasalahan antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar dan pembelajaran konstruktivistik kognitif dan sosial?

2. Bagaimana implikasi teori konstruktivistik dalam pembelajaran ? 3. Apa kelebihan dan kekurangan teori konstruktivistik ?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat untuk mengetahui penerapan teori belajar dan pembelajaran konstrutivistik kognitif dan sosial dalam pembelajaran.

(3)

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme

Ada beberapa pendapat mengenai definisi konstruktivisme yang dikemukan beberapa ahli. Menurut Suyono dan Hariyanto konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksi pengalaman, kita membangun,

mengkonstruksi pengetahuan kita tentang dunia tempat kita hidup. Sedangkan menurut Sedangkan menurut Cahyo konstruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekan bahwa pengetahuan adalah buatan kita sendiri sebagai hasil konstruksi kognitif melalui kegiatan individu dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membangun pengetahuan tersebut. Dan menurut Triyanto

konstruktivisme merupakan teori pembelajaran cognitive baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan

informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisi apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.

Dari ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori belajar konstruktivistik adalah teori belajar yang menuntut siswa mengkonstruksi atau menyusun kegiatan belajar dan merubah informasi kompleks untuk membangun pengetahuan secara mandiri.

B. Pembelajaran menurut Teori Belajar Konstruktivisme

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa menurut teori belajar konstruktivisme, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Seperti yang dikemukakan oleh Tasker sebagai berikut :

1. peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna. 2. pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara

bermakna.

3. mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima.

(4)

1. pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa.

2. fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.

Kedua pengertian di atas menekankan bagaimana pentingnya keterlibatan anak secara aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian ilmu pengetahuan melalui lingkungannya. Bahkan secara spesifik Hudoyo mengatakan bahwa seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari pada apa yang telah diketahui orang lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu materi yang baru,

pengalaman belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi terjadinya proses belajar tersebut. Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, Tytler

mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran, sebagai berikut:

1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri.

2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif.

3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.

4. Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa.

5. Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka. 6. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi

3 C. Pembagian Teori Belajar dan Pembelajaran Konstruktivistik

Teori belajar konstruktivisme dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu menurut Piaget (kognitif) dan Vygotsky (sosial).

(5)

Menurut Piaget manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti sebuah kota-kotak yag masing mempunyai makna yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam proses belajar terjadi dua proses, yaitu proses organisasi informasi dan adaptasi.

Proses organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan informasi yang diterimanya dengan struktur- struktur pengetahuan yang sudah disimpan atau sudah ada sebelumnya dalam otak. Sedangkan proses adaptasi adalah proses yang berisi dua kegiatan. Pertama, menghubungkan atau mengintergrasi pengetahuan yang diterima manusia atau disebut asimilasi. Kedua, mengubah struktur pengetahuan baru sehingga akan terjadi kesinambungan (equilibrium). Proses mengkonstruksi, sebagaimana dijelaskan Piaget, adalah sebagai berikut :

a. Skemata

Piaget mengatakan bahwa schemata orang dewasa mulai dari schemata anak melaui proses adaptasi sampai pada penataan dan organisasi. Makin mampu seseorang membedakan satu stimulus dengan stimulus lainnya, makin banyak schemata yang dimilikinya. Dengan demikian, schemata adalah struktur organisasi kognitif yang selalu berkembang dan berubah. Proses yang

menyebabkan adanya perubahan tersebut adalah asimilasi dan akomodasi b. Asimilasi

Asimilasi merupakan proses kognitif dan penyerapan baru ketika seseorang memadukan stimulus atau presepsi ke dalam schemata atau perilaku yang sudah ada. Pada dasarnya, asimilasi tidak mengubah schemata, tapi mempengaruhi atau memungkinkan pertumbuhan schemata. Asimilasi terjadi secara kontinu, berlangsung terus-menerus dalam perkembanfan intelektual anak.

c. Akomodasi

Akomodasi adalah proses struktur kognitif yang berlangsung sesuai

pengalaman baru. Proses tersebut menghasilkan terbentuknya schemata baru dan berubahnya schemata lama.

4 d. Keseimbangan

Dengan adanya keseimbangan, efisiensi interaksi antara anak yang sedang berkambang dengan lingkungannya dapat tercapai dan terjamin. Piaget membagi fase perkembangan manusia ke dalam empat perkembangan yang tertera dalam table di bawah ini:

Tahapan Usia Gambaran

(6)

instingtif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui

pengoorgadinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik

Operational 2-7 Anak mulai merepresentasikan dunia denan kata-kata dan gambar-gambar. Concerte

operational

7-11 Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret

Formal operational

11-15 Anak remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis. Pemikiran lebih idealistik

2. Teori belajar konstruktivisme Vygotsky (sosial)

Vygotsky, yang menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial. Konstruktivisme ini oleh Vygotsky disebut konstruktivisme sosial.

5 D. Implikasi Teori Pembelajaran Secara Konstruktivistik Kognitif dan Sosial Dalama

Pembelajaran 1. Fase Start

(7)

tentang situasi tersebut. Alih-alih langsung mengintroduksikan sebuah definisi atau konsep pada murid-murid, guru akan berusaha membuat mereka menemukan berbagai aturan dan definisi dan akan menetapkan sebuah kegiatan yang memungkinkan mereka untuk melakukan hal itu.

3. Fase Eksplorasi

Murid sakarang mengerjakan kegiatan yang ditetapkan guru di fase 1. Kegiatan ini biasanya bersifat eksploratik, melibatkan situsi atau bahan-bahan riil,dan memberikan kesempatan untuk kerja kelompok. Kegiatannya mestinya distrukturisasikan

sedemikian rupa sehingga para murid menghadapi isi-isu yang memungkinkan mereka mengembangkan pemahaman, dan mestinya juga cukup menantang(meskipun tidak melamppaui kemampuan mereka). Ada baiknya juga untuk mengingatkan murid tentang proses-proses metakognitif yang mungkin ingin mereka terapkan ketika menyelesaikan masalah.

4. Fase Refleksi

Selama fase ini, murid mungkin diminta untuk menengok kembali kegiatan itu dan menganalisisa serta mendiskusikan apa yang telah mereka kerjakan, baik dengan kelompok-kelompok lain atau dengan guru. Guru dapat memberikan scaffolding yang bermanfaat selama fase ini, melalui pertanyaan dan komentar yang dirancang untuk mengaitan eksplorasi itu dengan konsep kunci yang sedang dieksplorasi.

5. Fase Aplikasi dan Diskusi

Setelah itu guru dapat meminta seluruh kelas untuk mendiskusikan berbagai temuan dan menarik kesimpulan. Langkah berikutnya dapat diidentifikasi oleh guru dan murid,dan poin-poin kunci direkap.

6 E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI KONSTRUTIVISME

1. Kelebihan

Berfikir : Alam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjana idea dan membuat keputusan. Faham : Oleh kerana murid terlibat secara langsung dalam mebina

pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.

Ingat : Oleh kerana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri kefahaman mereka. Justeru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.

(8)

Seronok : Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru.

2. Kelemahan

Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung.

Beberapa kelebihan dalam pembelajaran ini adalah:

Pebelajar lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.

Melibatkan secara aktif memecahkan maslah dan menuntut ketrampilan berfikir

pebelajar yang lebih tinggi tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki pebelajar sehingga pembelajaran bermakna.

Pembelajar dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah-masalah yang diseleseikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan pebelajar terhadap bahan yang dipelajari.

Menjadikan pebelajar lebih mandiri dan dewasa mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara pebelajar.

Pengkondisian pebelajar dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajaran dan temuannya sehingga pencapaian kesempatan belajar pebelajar dapat diharapkan.

7 BAB III

PENUTUP A. Kesimpulan

Teori konstruktivisme merupakan teori belajar yang menuntut siswa

(9)

8 DAFTAR PUSTAKA

Mardevin Kartianto. 2013. Makalah Konstruktivisme dalam Belajar dan Pembelajaran. Blogspot.com

http://warnet178meulaboh.blogspot.com/2013/05/makalah-konstruktivisme-dalam-belajar.html

Indri. 2014. TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME DAN IMPLIKASI TERHADAP PEMBELAJARAN. Blogspot.com

http://indrierb.blogspot.com/2014/01/teori-belajar-konstruktivisme-dan.html

Abdul Aziz. 2011. penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran . Blogspot.com

(10)

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Rosda

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Dari prinsip utama dalam pembelajaran dengan metode pendekatan belajar konstruktivistik adalah pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif

Konstruktivistik merupakan salah satu pendekatan dalam belajar yang menekankan bahwa proses belajar terbaik seorang individu terjadi ketika individu secara

Aplikasi teori psikologi kognitif-konstruktivistik dalam pembelajaran matematika memiliki keuntungan belajar matematika dengan pendekatan konstruktivisme adalah siswa

Menurut pandangan konstruktivistik belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan individu yang belajar. Ia harus aktif

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh siswa belajar. Ia harus aktif

Hakikat pembelajaran menurut teori Konstruktivistik adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk melakukan proses aktif

Dari berbagai pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah untuk membantu siswa maupun guru dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga

Dalam pendekatan konstruktivistik proses belajar-mengajar dilakukan bersama- sama oleh guru dan peserta didik dengan produk kegiatan adalah membangun persepsi dan cara