• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kecepatan Aliran Darah Otak Pada Penderita Stroke Iskemik, Hipertensi Dan Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Menggunakan Transcranial Doppler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kecepatan Aliran Darah Otak Pada Penderita Stroke Iskemik, Hipertensi Dan Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Menggunakan Transcranial Doppler"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Latar belakang dan Tujuan : Obesitas dan stroke adalah dua masalah utama kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Indeks Massa Tubuh (IMT) yang meningkat merupakan faktor risiko untuk stroke, penyakit serebrovaskular, dan penurunan fungsi kognitif, selain faktor usia, hipertensi, merokok, dan alkohol. Diabetes melitus, hipertensi dan faktor risiko kardiovaskular berpengaruh terhadap mikrovaskular serebral yang dapat mempercepat penurunan aliran darah otak yang terjadi pada usia tua normal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan IMT dengan kecepatan aliran darah otak pada penderita stroke iskemik, hipertensi dan DM tipe 2 melalui pemeriksaan Transcranial Doppler (TCD).

Metode : Studi ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan pada penderita stroke iskemik, hipertensi, dan DM Tipe 2 di RS.H.Adam Malik Medan pada Februari 2014 hingga Juni 2014. Semua kelompok yang memenuhi kriteria inklusi, diukur berat badan dan tinggi badan kemudian dihitung indeks massa tubuh, kemudian dilakukan pemeriksaan TCD untuk mengukur nilai Mean Flow Velocity (MFV) dan Pulsatility Index (PI) pada arteri serebri media.

Hasil : Subyek penelitian terdiri dari 34 penderita stroke iskemik, 34 penderita hipertensi, dan 34 penderita Diabetes Melitus (DM) Tipe 2. Rerata usia penderita stroke iskemik 54,06±5,23 tahun dan penderita DM Tipe 2 adalah 54,53±6,16 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan rerata usia penderita hipertensi 51,47±7,01 tahun. Rerata IMT lebih tinggi pada penderita DM Tipe 2 yaitu 25,72±2,58 kg/m2 dibanding penderita hipertensi 24,48±1,71 kg/m2 dan penderita stroke iskemik 24,05±2,27 kg/m2, dan perbedaan ini signifikan (p<0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai rerata MFV arteri serebri media kanan dan kiri pada kelompok Stroke Iskemik, Hipertensi, dan DM Tipe 2 (p<0.05). Terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai rerata PI pada arteri serebri media kiri pada kelompok Stroke Iskemik, Hipertensi, dan DM Tipe 2 (p<0.05). Dari uji korelasi Pearson menunjukkan terdapat korelasi negatif sangat lemah (r = - 0.104) antara IMT dengan rerata Cerebral Blood Flow Velocity (CBFV) pada penderita stroke iskemik, dan dari uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat korelasi positif sangat lemah IMT dengan rerata CBFV pada penderita hipertensi (r =0.044) dan DM Tipe 2 (r =0.160), tetapi tidak signifikan secara statistik. Dari uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan Usia dan TDS dengan rerata CBFV pada penderita stroke iskemik, hipertensi, dan DM Tipe 2, tetapi tidak signifikan secara statistik.

Kesimpulan : Terdapat hubungan negatif sangat lemah yang tidak signifikan antara IMT dengan kecepatan aliran darah otak pada penderita stroke iskemik, dan terdapat hubungan positif sangat lemah yang tidak signifikan antara IMT dengan kecepatan aliran darah otak pada penderita hipertensi dan DM Tipe 2.

Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh, transcranial doppler, cerebral blood flow velocity, mean flow velocity, stroke iskemik, hipertensi, DM Tipe 2

xvi

(2)

ABSTRACT

Background and Purpose

:

Obesity and stroke are two major public

health problems all over the world. Body mass index (BMI) is being

increasingly recognized as a risk factor for stroke, cardiovascular disease,

and cognitive decline, in addition to known factors such age, hypertension,

smoking, and alcohol. Diabetes mellitus, hypertension and cardiovascular

risk factors exert complex effects on cerebral microvasculature which

accelerate cerebral blood flow (CBF) decline that occurs with normal

aging.This study aimed to find out the association of BMI and CBF velocity

in patients with type-2 diabetes mellitus, hypertension, and ischemic

stroke using transcranial Doppler.

Methods

:

This is cross sectional study who underwent in type-2 diabetes

mellitus, hypertension, and ischemic stroke at Adam Malik General

Hospital on February 2014 until June 2014. Participants were

prospectively recruited according to inclusion criteria, measured their BMI,

then assessment MFV and PI with transcranial Doppler on middle cerebral

artery.

Results : We analyzed data from 34 ischemic stroke, 34 hypertensives,

and 34 diabetics patients. The mean

±

SD age were higher in ischemic

stroke (54,06±5,23 years) and diabetics patients (54,53±6,16 years) than

hypertensives patients (51,47±7,01 years). The mean

±

SD BMI were

statistically significant higher (p<0.05) in diabetics patients (25,72±2,58

kg/m

2

) than hypertensives (24,48±1,71 kg/m

2

) and ischemic stroke

patients (24,05±2,27 kg/m

2

). There were statistically significant different of

MFV of both middle cerebral arteries on the groups (p<0.05). There were

statistically significant different of PI of left middle cerebral arteries on the

groups (p<0.05). Pearson test showed that there was correlation negative

BMI and mean CBF velocity on ischemic stroke patient, and from

Spearman test showed that there were correlation positive BMI and mean

CBF velocity on hypertensives and diabetic patient, but statistically

insignificant. And Spearman test showed that there were correlation age

and systolic blood pressure with mean CBF velocity on the groups, but

statistically insignificant

Conclusion

:

There was poor negative correlation statistically insignificant

between BMI and CBFV in stroke patients, and there were poor positive

correlations statistically insignificant in hypertensives and diabetics

patients.

Key words : Body Mass Index, transcranial doppler, cerebral blood flow

velocity, mean flow velocity, ischemic stroke, hypertension, type-2

diabetes mellitus

xvii

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan suhu tubuh juga sering terjadi pada penderita stroke iskemik, hasil penelitian menunjukan responden yang mengalami hipertemi sebesar 23,8% dengan derajat

Dengan mengetahui adanya beda pengaruh parasetamol (asetaminofen) dengan asam asetil salisilat pada suhu tubuh penderita stroke iskemik akut, maka dapat dilakukan

Telah dilakukan penelitian mengenai analisis total harga obat rata-rata penderita hipertensi dengan komplikasi stroke iskemik di Rumah Sakit Semen Gresik selama tahun

Peningkatan suhu tubuh juga sering terjadi pada penderita stroke iskemik, hasil penelitian menunjukan responden yang mengalami hipertemi sebesar 23,8% dengan derajat

Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang signifikan nilai MFV dan PI MCA kiri pasien stroke iskemik akut pada kelompok dislipidemia dan non- dislipidemia, tetapi tidak terdapat

Penderita 3 bulan Pasca Stroke Iskemik yang berobat atau kontrol di Poliklinik Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr.Kariadi Semarang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan