1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah
Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Pegunungan Bintang Masih Minim,
setelah memisahkan diri dari kabupaten induk yaitu Kabupaten Jayawijaya atau
Wamena. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan
Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di Propinsi Irian
Barat (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2907); SK Gubernur Provinsi Papua No: 016/SK/GB/023/PB/2002.Sejak 27
November 2002 dengan secara resmi dibuka daerah otonom baru yaitu kabupaten
Pegunungan Bintang dari provinsi Papua. Pada awal pembentukan pemerintahan
Kabupaten Pegunungan Bintang mengalami persoalan mengenai ketersediaan
Sumber Daya Manusia, dalam hal ini ketersediaan tenaga fungsional dan non
fungsional, guna mendukung dalam kelancaran pembangunan di Kabupaten
Pegunungan Bintang. Untuk meyelesaikan masalah tersebut dilakukan kebijakan
Pemerintah Daerah melalui program matrikulasi untuk proses persiapan siswa
lulusan SMA/SMK di Kabupaten Pegunungan Bintang untuk melanjutkan kuliah ke
Pulau Jawa.
Matrikulasi merupakan program penyetaraan ilmu atau pengulangan materi
SMA/SMK di sekolah sebelumnya untuk lebih memperdalam materi dalam rangka
mempersiapkan memasuki perguruan tinggi ataupun hal lainya untuk lebih
meningkatkan kematangan ilmu dan keterampilan. Program matrikulasi ini bertujuan
untuk lebih mempersiapkan dan mendalami ilmu sebelum memasuki perguruan
tinggi di Yogyakarta dan sekitarnya sesuai dengan jurusan yang akan dipilih setiap
calon mahasiswa matrikulasi.
Kebijakan merupakan tujuan tertentu atau serangkaian prinsip atau tindakan yang dilakukan oleh pemerintah pada periode tertentu dalam hubunganya dengan suatu subyek atau tanggapan terhadap krisis (solahuddin 2010:4)
2
Program kebijakan matrikulasi ini berkaitan erat dengan perubahan kurikulum
yang selalu beruba dan tidak terealisasi di selurh Papua terutama di daerah pedalaman
yang sering tertinggal implementasi kurikulum baru tersebut yang dibuat oleh
pemerintah pusat. Kurikulum pendidikan yang diterapkan oleh semua level sekolah
di lingkungan Kabupaten Pegunungan Bintang adalah kurikulum pendidikan
nasional maka akan terpengaruh jika ada perubahan kurikulum baru. Meskipun ada
mulo (muatan lokal) sebagai kearifan lokal yang bisa diadopsi dalam kurikulum
pendidikan namun pada prinsipnya kurikulum yang ada dan diimplementasikan di
sekolah-sekolah adalah kurikulum pendidikan berstandar nasional. Karena
kurikulum pendidikan yang ada bersifat nasional maka sekolah-sekolah di Kabupaten
Pegunungan Bintang tanpa terkecuali harus mematuhi kurikulum pendidikan
tersebut.
Namun juga muncul persoalan lokal adalah tidak adanya kesiapan secara
maksimal seluruh perangkat pendukung yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
kurikulum itu. Dampak yang timbul adalah tidak adanya pemerataan penguasaan
materi pembelajaran bagi siswa di setiap tingkatan sekolah antara sekolah yang satu
dengan sekolah yang lain di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Kondisi-kondisi yang serba terbatas ini berimplikasi sangat kuat terhadap output
lulusan yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan selanjutnya. Dengan
berbekal semangat juang, sebagian besar anak yang melanjutkan pendidikan ke
tingkatan atas harus bersaing dengan teman-temannya dari daerah dan sekolah lain
yang datang dari latar belakang lingkungan geografis maupun fasilitas penunjang
sekolah yang relatif baik dan memadai.Bisa dibayangkan, kualitas lulusan seperti apa
yang diperoleh. Tentu sangat tidak memuaskan, jauh dari mimpi indah teks
Undang-Undang Kurikulum Pendidikan Nasional.
Dengan demikian maka, Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang melakukan
Kerjasama antara Universitas Sanata Dharma atau MoU (memorandum of
understanding). Kerjasama pemerintah ini adalah suatu bentuk kebijakan lembaga
tertentu merupakan langkah awal dimana saling mendukung dalam membangun
Sumber Daya Manusia (SDM) suatu daerah atau membangun masyarakat. Untuk
mebangun dan menjawab tantangan suatu daerah adalah melalui suatu kerjasama
yang dilandasi dengan suatu kesepakatan bersama dimana tidak keluar dari tujuan
3
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan
setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala
aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah,
manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun
dengan makhluk hidup lainnya. Begitupun kita, dalam aktivitas usahanya setiap
orang selalu membutuhkan kehadiran dan peran orang lain. Tidak seorang pun yang
sukses karena hasil kerja atau usahanya sendiri.
Salah satu contoh bentuk kerjasama adalah antara Pemerintah Daerah Kabupaten
Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma. Setelah melakukan kerja sama
maka, pemerintah daerah mulai mengirimkan calon mahasiswa ke pulau Jawa
maksimal 25 orang pertahunya untuk mengikuti program pendidikan matrikulasi dan
pengulangan materi pelajaran SMA dan tahap penyesuaian selama satu tahun.
Program ini tentu langkah awal yang dilakukan oleh kedua instansi tersebut untuk
menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing di masa mendatang.
Kerjasama ini sudah berjalan selama 10 tahun sejak tahun 2007 sampai saat ini.
Upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan sumber daya manusia di
Pegunungan Bintang adalah dengan melakukan suatu kebijakan kerjasama dengan
berbagai instansi pendidikan di seluruh Indonesia.Peningkatan sumber daya manusia
merupakan salah satu prioritas pembangunan di bidang pendidikan. Dengan
demikian kerjasama tersebut didasarkan pada suatu kesepahaman bersama antara
kedua belah pihak.
Kerjasama ini didasarkan pada pertimbangan keuntungan dari kedua belah pihak
dan dipahami sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
di antara manusia untuk tujuan bersama dan mendapatkan hasil yang lebih cepat dan
lebih baik.Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata
Dharma menyadari bahwa dalam membangun dan meningkatkan sumber daya
manusia suatu daerah adalah melalui sebuah kerjasama di bidang pendidikan yang di
dalamnya tercantum Nota Kesepahamaan bersama.
Menindak lanjuti kebijakan pemerintah berdasarkan Nota kesepahaman dengan
NOMOR: 420/154/BUP-PB NOMOR: 008/MOU-USD/IV/2007,antara Pemerintah
Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dengan Universitas Sanata Dharma
kerjasama ini ditandatangani di Yogyakarta pada tanggal 27 Juli 2007 dalam dua
naskah asli, masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang
4
Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh masing- masing perwakilan
yakni Universitas Sanata Dharma dan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang
Di dalam kerjasama ini kedua pihak memerlukan komunikasi. Karena dengan adanya
komunikasi akan memperlancar kerjasama tersebut.
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi
diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim,
pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan
balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima. Komunikasi
adalah suatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah
makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam berkomunikasi
seseorang harus memiliki dasar sebagai berikut; niat, minat, pandangan, lekat, libat.
Dalam proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa ada hambatan yaitu baik dari
pengirim, saluran, penerima dan umpan balik serta hambatan fisik dan psikologis.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk
mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Dalam hal ini,
Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma
membutuhkan komunikasi guna mencapai tujuan dan maksud yang tertera di dalam
Nota Kesepahaman. Komunikasi ini diperuntukkan bagi kedua pihak agar dapat
mengkomunikasikan segala macam persoalan yang terjadi dalam kerjasama tersebut
di atas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah diatas maka, rumusan masalah
penelitianya adalah
1. Bagaimanakahkeb ijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang
dalam upaya meningkatan SDM bagi warganya?
2. Bagaimanakah proses pendidikan matrikulasi bagi calon mahasiswa selama
setahun di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
3. Bagaimanakah manfaat pendidikan matrikulasi bagai calon mahasiswa selama
5 C.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejauh mana kebijakan pemerintah Daerah Kabupaten
Pegunungan Bintang dalam implementasi kerja sama antara Universitas Sanata
Dharma.
2. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pembelajaran selama mengikuti
pendidikan para anggota matrikulasi selama setahun.
3. Untuk mengetahui hasil pendidikan matrikulasi terhadap perubahan
perilaku-perilaku belajar di papua setelah mengikuti pendidikan matrikulasi.
D. Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat kepada pemerintah
daerah mengenai impelementasi dan hasi dari para calon mahasiswa yang akan
memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam hal pengembangan Sumber
Daya Manausia (SDM) di Kabuapaten Pegunungan Bintang.
b. Hasil penelitian ini masukan untuk perkembangan pendidikan di Indonesia yang
kurang berkualitas. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan evaluasi
Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan secara umum di Provinsi
Papua serta bangsa Indonesia. Diharapkan untuk bagaimana meningkatkan