• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATISTIK PPI 2016 (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STATISTIK PPI 2016 (1)"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

2016

Telepon : +62 (21) 5730144 Faksimili : + 62 (21) 5720194 Email : setditjenppi@menlhk.go.id Website : http://ditjenppi.menlhk.go.id

(2)

i | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

KATA PENGANTAR

Penyusunan buku statistik Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Tahun 2016 ini didasarkan pada Sasaran Pengendalian

Perubahan Iklim dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) tahun 2015-2019 Direktorat Jenderal Pengendalian

Perubahan Iklim yaitu untuk tersedianya data dan informasi yang mendukung penanganan perubahan iklim.

Acuan penyusunan buku ini berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2008 tanggal 18 Maret 2008 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Statistik Kehutanan, sedangkan data dan informasi dikumpulkan dari seluruh struktur organisasi dalam

lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim.

Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga buku ini diterbitkan, disampaikan ucapan terimakasih. Saran-saran

untuk perbaikan pada penerbitan-penerbitan yang akan datang sangat kami harapkan.

Kami menyadari bahwa dalam Buku Statistik ini masih banyak kekurangan, namun harapan kami semoga Buku Statistik ini dapat

memberikan manfaat dan informasi yang akurat.

Direktur Jenderal

Dr. Ir. Nur Masripatin , M.For.Sc NIP. 19580108 198603 2 002

(3)

ii | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... v

I. ORGANISASI ... 1

1.1 Latar Belakang ... 2

1.2 Tugas dan Fungsi ... 2

1.3 Struktur Organisasi ... 4

1.4 Program ... 5

II. KESEKRETARIATAN... 7

2.1 Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal PPI Tahun 2016 Per Belanja ... 8

2.2 Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal PPI Tahun 2016 Per Sumber Dana ... 12

2.3 Tabel Sebaran PNS/CPNS Berdasar Tingkat Pendidikan Menurut Satuan Kerja Lingkup Direktorat Jenderal PPI ... 16

2.4 Tabel Sebaran PNS/CPNS Berdasarkan Golongan Menurut Satuan Kerja Lingkup Direktorat Jenderal PPI ... 17

2.5 Tabel Sebaran PNS/CPNS Fungsional Tertentu Satker Pusat ... 18

2.6 Tabel Sebaran PNS/CPNS Fungsional Tertentu Satker UPT ... 19

2.7 Tabel Perkembangan Diklat Perjenjangan PNS ... 20

(4)

iii | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

III. ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM ... 23

3.1 Tabel Daftar Jumlah Pengusulan, Verifikasi dan Penerima Penghargaan Proklim Tahun 2016 ... 24

3.2 Tabel Daftar Penerima Penghargaan Trophy, Sertifikat dan Insentif Proklim Tahun 2016 ... 26

3.3 Tabel Daftar Penerima Penghargaan Trophy dan Sertifikat Proklim Tahun 2016 ... 28

3.4 Tabel Penerima Penghargaan Sertifikat Proklim Tahun 2016... 30

3.5 Tabel Situasi KerentananTerhadap Perubahan Iklim Berbasis Desa Di Indonesia ... 34

IV. MITIGASI PERUBAHAN IKLIM ... 36

4.1 Tabel Capaian Sasaran Penurunan Konsumsi Bahan Perusak Ozon (BPO) ... 37

4.2 Tabel Perkembangan Konsumsi BPO Indonesia ... 39

4.3 Tabel Capaian Penurunan Emisi GRK Aksi Mitigasi Pengelolaan Sampah di TPA Sampai 2016 ... 40

4.4 Tabel Capaian Penurunan Emisi GRK Bidang Kehutanan Pada Tahun Pemantauan 2016 ... 42

V. INVENTARISASI GAS RUMAH KACA DAN MONITORING PELAPORAN DAN EVALUASI ... 46

5.1 Tabel Emisi GRK Sektoral Periode 2000 – 2014 ... 48

5.2 TabelTingkat Emisi GRK Sektor Energi Tahun 2000-2014 ... 51

5.3 Tabel Tingkat Emisi GRK Sektor IPPU Tahun 2000-2014 ... 53

5.4 Tabel Tingkat Emisi Dari Sektor Pertanian Menurut Kategori Tahun 2000-2014 ... 55

5.5 Tabel Tingkat Emisi Dari Sektor Kehutanan Dan Penggunaan Lainnya Tahun 2000-2014 ... 57

(5)

iv | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

VI. PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN ... 60

6.1 Tabel Target dan Realisasi Jumlah Hotspot NOAA-18/19pada Kawasan Hutan non Konservasi dan Lahan ... 61

6.2 Tabel Jumlah Hotspot Terbanyak di Kawasan Hutan Non Konservasi Dan Lahan10 Provinsi di Indonesia ... 62

6.3 Tabel Jumlah Hotspot Terbanyak di Semua Fungsi Kawasanpada Tahun 2016 ... 63

6.4 Tabel Hotspot di Kawasan Hutan non Konservasi dan Lahan di 3 Pulau Tahun 2016 ... 64

6.5 Tabel Sebaran Hostpot di 6 Provinsi Prioritas Tahun 2016 ... 65

6.6 Tabel Jumlah Sebaran Hostpot NOAA-18/19 Per Provinsi Tahun 2016... 66

6.7 Tabel Rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan (Ha) Per Provinsi Di Indonesia Tahun 2010-2016 ... 68

6.8 Tabel Data Manggala Agni tahun 2016 ... 70

VII. MOBILISASI SUMBER DAYA SEKTORAL DAN REGIONAL ... 73

7.1 Tabel Project Clean Development Mechanism (CDM) Sampai Dengan Tahun 2016 ... 74

7.2 Tabel Daftar Ahli Perubahan Iklim Yang Didaftarkan Dalam Kegiatan IPCC Tahun 2016 ... 79

(6)

v | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

DAFTAR GAMBAR

Halaman

III. ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

3.1 Lokasi Proklim dan Tingkat Kerentanan ... 33

V. INVENTARISASI GAS RUMAH KACA DAN MONITORING PELAPORAN DAN EVALUASI 5.1 Gambar Kategori utama sumber emisi GRK [IPCC-2006 GLs] ... 47

5.2 Gambar Tingkat Emisi GRK Nasional Tahun 2000-2014 ... 49

5.3 Gambar Tingkat Emisi GRK Sektor Energi Tahun 2000-2014 ... 50

5.4 Gambar Tingkat Emisi GRK Sektor IPPU Tahun 2000-2014 ... 52

5.5 Gambar Tingkat Emisi Dari Sektor Pertanian Menurut Kategori Tahun 2000-2014 ... 54

5.6 Gambar Tingkat Emisi Dari Sektor Kehutanan Dan Penggunaan Lainnya Tahun 2001-2014 ... 56

(7)

1 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

BAB 1

(8)

2 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

I. ORGANISASI 1.1. Latar Belakang

Penggabungan Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, Dewan Nasional Perubahan Iklim dan BPREDD+ ke dalam Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan sebagai konsekuensi dari Peraturan Presiden No.16 Tahun 2015, dan dioperasionalisasikan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 18 Tahun 2015 melahirkan Unit Eselon I bernama Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (DJPPI) untuk

menangani perubahan iklim dan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.

DJPPI dipimpin oleh Dr. Nur Masripatin, M.For.Sc yang dilantik oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Siti Nurbaya pada tanggal 29 Mei 2015,

dan menangani pengendalian perubahan iklim dan kebakaran hutan dan lahan ke depan dengan reshaping baseline dan modalitas yang sudah dihasilkan

dari keempat institusi tersebut sebelumnya dan menjawab tantangan ke depan.

1.2. Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan PermenLHK No. P.18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan tata kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, DJPPI mempunyai

tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian perubahan iklim. Dalam melaksanakan tugas, DJPPI

menyelenggarakan fungsi:

a) perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusanbahan perusak

ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan

(9)

3 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I b) pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak

ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan

dan lahan;

c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan

penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta

pengendalian kebakaran hutan dan lahan;

d) koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan

bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian

kebakaran hutan dan lahan;

e) pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanan urusan penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan

dan penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim

serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan di daerah;

f) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan

g) penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, dan monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim

serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan;

h) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim;

(10)

4 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

1.3. Struktur Organisasi

(11)

5 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

1.4. Program

Program DJPPI adalah meningkatkan efektivitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui 5 sasaran dan indikator capaian yang terukur yaitu:

a) Adaptasi Perubahan Iklim, yaitu meningkatnya kemampuan adaptasi perubahan iklim di 15 wilayah. Indikator capaian dari sasaran kegiatan ini yaitu: wilayah yang difasilitasi pengembangan skenario iklim sebanyak 15 wilayah; wilayah yang difasilitasi dalam pengembangan (downscaling) rencana aksi

adaptasi perubahan iklim di daerah sebanyak 15 wilayah; fasilitasi wilayah dalam pengembangan adaptasi perubahan iklim berbasis ekosistem di 15 wilayah

rentan; fasilitasi desa/kelurahan yang menerapkan Program Kampung Iklim (Proklim) sebanyak 2.000 desa/kelurahan.

b) Mitigasi Perubahan Iklim, yaitu tersedianya kebijakan dan perangkat mitigasi perubahan iklim di bidang kehutanan, lahan gambut, dan limbah, dengan indikator capaian yaitu: (1.a) kebijakan yang termutakhirkan dalam penurunan emisi GRK di bidang kehutanan, lahan gambut, dan limbah; (1.b)

perangkat mitigasi perubahan iklim yang termutakhirkan di bidang kehutanan dan lahan gambut (baseline, faktor emisi, data aktivitas, skenario mitigasi,

dan safeguards); dan (1.c) provinsi yang menerapkan RAD-GRK di bidang kehutanan dan lahan gambut dan limbah; konsumsi bahan perusak ozon menurun,

dengan indikator tercapainya persentase tingkat penurunan konsumsi bahan perusak ozon enis HCFC dari 403,9 ODP ton tahun 2013 menjadi 282,71 ODP

ton atau 30%.

c) Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) serta Monitoring, Pelaporan dan Verifikasi, yaitu terwujudnya penyelenggaraan inventarisasi GRK, serta monitoring, pelaporan dan verifikasi aksi mitigasi yang dilaporkan secara berkala setiap tahun. Indikator capaian sasaran kegiatan ini yaitu: laporan hasil

inventarisasi GRK, laporan Komunikasi Nasional (National Communication) perubahan iklim dan laporan terkait; bidang mitigasi yang telah diukur, dilaporkan

dan diverifikasi (MRV); dan bidang aksi mitigasi yang terdaftar dalam Sistem Registry Nasional.

d) Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional untuk Perubahan Iklim, yaitu meningkatnya insentif dalam penanganan perubahan iklim. Indikator capaian dari sasaran kegiatan ini yaitu: diterapkannya mekanisme pengembangan manfaat dan penanganan deforestasi dan degradasi hutan di 25

lokasi; kerjasama dengan dunia usaha, perguruan tinggi dan lembaga lainnya terkait perdagangan karbon, teknologi rendah karbon dan sains perubahan

(12)

6 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I sebanyak 200 yang akan dibiayai melalui pusat pembiayaan pembangunan hutan dan lingkungan; dan d) perjanjian dan forum internasional bidang

perubahan iklim (termasuk kebakaran hutan dan lahan) yang dikoordinasikan sebagai pelaksanaan fungsi National Focal Point sebanyak 7 perjanjian/ forum.

e) Kebakaran Hutan dan Lahan, yaitu menurunkan luas areal kebakaran hutan dengan 4 sasaran dan indikator capaian yang terukur yaitu terjaminnya efektivitas dan jangkauan pengendalian karhutla, dengan indikator capaian yaitu: jumlah hotspot pada kawasan non konservasi dan lahan di Pulau Sumatera,

Kalimantan, dan Sulawesi menurun 10% dari batas toleransi maksimum jumlah hotspot sebesar 32.323 HS menjadi 29.091 HS pada tahun 2019; penurunan

luas kebakaran hutan non konservasi dan lahan di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi sebesar 10% dari batas toleransi maksimum luas kebakaran

hutan dan lahan dari 498.736 ha menjadi 448.863 ha pada tahun 2019; SDM Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang ditingkatkan kapasitasnya

(Manggala Agni dan MPA) sebanyak 5.000 orang; dan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang difasilitasi

(13)

7 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

BAB 2

(14)

8 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel II.1 Pagu dan Realisasi Anggaran DIPA Bagian Anggaran 29 Direktorat Jenderal PPI Tahun 2016 Per Belanja

No Satuan Kerja

Jenderal 28,522,093,000 28,500,376,211 99.92 9,259,650,000 8,557,218,388 92.41 800,302,000 796,322,200 99.50 38,582,045,000 167,000,000

38,415,045,000

37,853,916,799 98.11 98.54

2 Direktorat Adaptasi

Perubahan Iklim - - - 9,775,800,000 8,162,400,627 83.50 1,684,200,000 1,625,092,750 96.49 11,460,000,000 1,120,000,000

10,340,000,000

9,787,493,afvg 85.41 94.66

3 Direktorat Mitigasi

Perubahan Iklim - - - 17,626,600,000 14,297,178,199 81.11 1,719,400,000 1,691,116,970 98.36 19,346,000,000 1,020,000,000

18,326,000,000

- - - 7,501,290,000 5,578,356,174 74.37 2,340,710,000 2,032,433,860 86.83 9,842,000,000 960,000,000

8,882,000,000

- - - 8,903,000,000 6,394,047,978 71.82 1,059,000,000 1,029,252,000 97.19 9,962,000,000 950,000,000

9,012,000,000

- - - 255,738,032,000 162,961,713,259 63.72 146,529,300,000 87,254,427,365 59.55 402,267,332,000 136,710,497,000

265,556,835,000

250,216,140,624 62.20 94.22

Jumlah (Satker Pusat) 28,522,093,000 28,500,376,211 99.92 308,804,372,000 205,950,914,625 66.69 154,132,912,000 94,428,645,145 61.26 491,459,377,000 140,927,497,000

350,531,880,000

328,879,935,981 66.92 93.82

B. Satker Daerah

I Balai PPI dan KHL

1 BPPI&KHL Sumatera 1,237,315,000 974,480,432 78.76 1,600,000,000 1,395,452,667 87.22 - - - 2,837,315,000 - 2,369,933,099 2,369,933,099 83.53 83.53

2 BPPI&KHL Kalimantan 1,117,610,000 715,673,426 64.04 1,441,310,000 1,313,144,257 91.11 - - - 2,558,920,000 - 2,053,169,033 2,053,169,033 80.24 80.24

3 BPPI&KHL Jawa, Bali &

Nusa Tenggara 1,394,640,000 1,134,881,553 81.37 1,250,000,000 1,161,750,797 92.94 - - - 2,644,640,000 - 2,296,632,350 2,296,632,350 86.84 86.84

(15)

9 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

5 BPPI&KHL Maluku Papua 1,054,429,000 657,222,688 62.33 950,000,000 918,490,139 96.68 150,000,000 149,900,000 99.93 2,154,429,000 - 1,725,612,827 1,725,612,827 80.10 80.10

II Satker KSDAE

UTARA 6,550,000,000 6,513,520,928 99.44 850,000,000 842,943,000 99.17 7,400,000,000 - 7,356,463,928 7,356,463,928 99.41 99.41

(16)
(17)

11 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I No Satuan Kerja

Belanja Pegawai (51)

Belanja Barang (52)

Belanja Modal

(53) TOTAL

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Awal Self Blokir Pagu Setelah Self

Blokir Realisasi %

% Setelah Self Blokir

32 BBKSDA PAPUA BARAT - - - 85,650,000 63,843,000 74.54 - - - 85,650,000 - 63,843,000 63,843,000 74.54 74.54

(18)

12 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel II.2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2016 berdasar Sumber Dana Tahun 2016

No Satker

3,219,500,000 2,911,704,617 90.44 5,750,500,000 4,532,569,457 78.82 - - - 2,490,000,000 2,343,219,303 94.11 11,460,000,000 1,120,000,000 10,340,000,000 9,787,493,377 85.41 94.66

3

Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim

3,940,340,000 3,410,096,445 86.54 6,335,660,000 4,898,059,416 77.31 5,320,459,000 4,744,035,090 89.17 3,749,541,000 2,936,104,218 78.31 19,346,000,000 1,020,000,000 18,326,000,000 15,988,295,169 82.64 87.24

4

396,558,800,000 248,122,784,051 62.57 5,708,532,000 2,093,356,573 36.67 - - - 402,267,332,000 136,710,497,000 265,556,835,000 250,216,140,624 62.2 94.22

Jumlah Satker

(Pusat) 445,131,775,000 294,499,571,161 66.16 34,767,602,000 24,357,006,209 70.06 5,320,459,000 4,744,035,090 89.17 6,239,541,000 5,279,323,521 84.61 491,459,377,000 140,927,497,000 350,531,880,000 328,879,935,981 66.92 93.82

(19)
(20)
(21)
(22)

16 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel II.3. Perkembangan Jumlah Pegawai Berdasar Tingkat Pendidikan Lingkup Direktorat Jenderal PPI Tahun 2016 (PNS dan PPNPN)

No Satuan Kerja STATUS

4 Direktorat Inventarisasi GRK dan Monitoring Pelaporan dan Verifikasi

(23)

17 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel II.4 Sebaran PNS/CPNS Berdasar Golongan Menurut Satuan Kerja Direktorat Jenderal PPI Tahun 2016

No Satuan Kerja

TAHUN 2016 GOLONGAN (Orang)

IV III II I TOTAL

A Satker Pusat

1 Sekretariat Direktorat Jenderal 7 29 8 0 44

2 Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim 9 16 3 1 29

3 Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim 5 19 1 0 25

4 Direktorat Inventarisasi GRK dan Monitoring Pelaporan dan Verifikasi 5 17 4 0 26

5 Direktorat Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional 5 15 1 0 21

6 Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 9 38 6 0 53

JUMLAH A 40 134 23 1 198

B Satker Daerah

1 BPPI dan KHL Sumatera 3 15 13 1 32

2 BPPI dan KHL Kalimantan 1 18 2 0 21

3 BPPI dan KHL Jawa, Bali, Nusa Tenggara 3 23 11 0 37

4 BPPI dan KHL Sulawesi 2 20 10 0 32

5 BPPI dan KHL Maluku Papua 3 13 6 0 22

JUMLAH B 12 89 42 1 144

JUMLAH A + B 52 223 65 2 342

(24)

18 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel II.5 Sebaran PNS/CPNS Fungsional Tertentu Satker Pusat Tahun 2016

(25)

19 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel II.6 Sebaran PNS/CPNS Fungsional Tertentu Satker UPT Tahun 2016

(26)
(27)

21 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel II.8 Daftar Kerjasama Teknis Lingkup Direktorat Jenderal PPI Sampai Dengan Tahun 2016

No EA PROGRAM/PROYEK MITRA JANGKA WAKTU PROYEK MULAI PROYEK AKHIR NO REGISTER MEKANISME PROYEK

UNDP 5 tahun 2013 2018 72829501 Hibah Terencana 8.052.800 Seluruh Wilayah Indonesia

2. Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim. Ditjen PPI

HCFC Phase-out in the

Polyurethane Foam Sector Project World Bank 5 tahun 2013 2018 73921901 Hibah Terencana 2.714.187

Seluruh Wilayah Indonesia

3. Ditjen PPI (Selaku Implementing Agency)

Forest Carbon Partnership

Facility (FCPF) World Bank 5 tahun 2011 2016 79671901 Hibah terencana 3.600.000

6 Provinsi (Riau,

UNDP 3 tahun Feb 2013 Des 2016 73530301 Hibah Langsung Kas 5.100.000 Nusa Tenggara Timur

(28)

22 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

No EA PROGRAM/PROYEK MITRA JANGKA WAKTU PROYEK MULAI PROYEK AKHIR NO REGISTER MEKANISME PROYEK

NILAI (ORIGINAL CURENCIES)

(US $)

LOKASI PROYEK

7 Ditjen PPI

Support to The Establishment of REDD+ Infrastructure and Capacity - Transition Phase

UNDP 2 tahun November

2015

Desember

2016 70728801

Hibah Langsung

Barang Jasa 12.841.200

Aceh, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulteng, Papua, Papua Barat

8 Setditjen PPI, Ditjen PPI Support to Indonesia Climate

Change Response (SICCR) Uni Eropa 5 tahun

28 Des

(29)

23 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

BAB 3

(30)

24 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel III.1 Daftar Jumlah Pengusulan, Verifikasi, dan Penerima Penghargaan Proklim Tahun 2016

(31)

25 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

No. Provinsi

Jumlah Lokasi yang Diusulkan

Jumlah Lokasi yang Diverifikasi

Penerima Penghargaan Trophy, Sertifikat,

dan Insentif

Trophy dan

Sertifikat Sertifikat

25 Papua 1 1 - - -

Jumlah 293 229 22 31 47

Catatan: Lokasi yang diverifikasi adalah lokasi yang telah memenuhi kriteria seleksi awal yaitu aksi lokal adaptasi dan mitigasi perubahan iklim pada lokasi yang diusulkan telah dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 tahun secara berkelanjutan dan kelompok masyarakat sebagai penggerak kegiatan telah terbentuk di lokasi.

(32)

26 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel III.2 Penerima Penghargaan Trophy, Sertifikat dan Insentif Proklim Tahun 2016

No. Nama Lokasi Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi

1 Desa Bukti Kubutambahan Kabupaten Buleleng Bali

2 Dusun Pendulan,

Desa Sumberagung Moyudan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

3 RW 01,

Kelurahan Sunter Jaya Tanjung Priuk Kota Jakarta Utara DKI Jakarta

4 RW 08,

Kelurahan Petukangan Selatan Pesanggrahan Kota Jakarta Selatan DKI Jakarta

5 Dusun Bahagia, Desa Tungkal I Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung

Jabung Barat Jambi

6 Desa Mekarjaya Cidaun Kabupaten Cianjur Jawa Barat

7 Desa Tajur Citeureup Kabupaten Bogor Jawa Barat

8 RW 08, Kelurahan Cicurug Majalengka Kabupaten Majalengka Jawa Barat

9 Dusun Situgede,

Desa Sagalaherang Panawangan Kabupaten Ciamis Jawa Barat

10 Kelurahan Cikundul Lembur Situ Kota Sukabumi Jawa Barat

11 Dusun Madukoro 2,

Desa Madukoro Kajoran Kabupaten Magelang Jawa Tengah

12 RW 23, Kelurahan Kadipiro Banjarsari Kota Surakarta Jawa Tengah

13 Desa Pujon Kidul Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur

14 Dusun Perintis, Desa Nibung Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat

15 Dusun Palm Agung, Kepenghuluan Balam Jaya Balai Jaya Kabupaten Rokan Hilir Riau

16 Dusun Aek Mual,

Kepenghuluan Balam Jaya Balai Jaya Kabupaten Rokan Hilir Riau

(33)

27 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

No. Nama Lokasi Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi

18 Dusun Parukku, Desa Bulolohe Rilau Ale Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan

19 Jorong Piruko Utara,

Nagari Sitiung Sitiung

Kabupaten

Dharmasraya Sumatera Barat

20 Jorong Kampung Hangus,

Nagari Koto Kaciak Bonjol Kabupaten Pasaman Sumatera Barat

21 Desa Pagar Dewa Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan

(34)

28 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel III.3 Penerima Penghargaan Trophy dan Sertifikat Proklim Tahun 2016

No. Nama Lokasi Kecamatan Kabupaten Provinsi

1 Kelurahan Sukajaya Bungursari Kota Tasikmalaya Jawa Barat

2 Desa Cupang Gempol Kabupaten Cirebon Jawa Barat

3 Desa Citepus Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

4 Desa Pulosari Pengalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat

5 Dusun Cihideung, Desa Budiasih Sindangkasih Kabupaten Ciamis Jawa Barat

6 Desa Kujangsari Langensari Kota Banjar Jawa Barat

7 Desa Mundu Karangampel Kabupaten Indramayu Jawa Barat

8 Dusun Cilimus, Desa Indragiri Panawangan Kabupaten Ciamis Jawa Barat

9 RW 04,

Kelurahan Gunung Puyuh Gunung Puyuh Kota Sukabumi Jawa Barat

10 Desa Bantarjati Klapanunggal Kabupaten Bogor Jawa Barat

11 Desa Sinartanjung Pataruman Kota Banjar Jawa Barat

12 RW 20, Kelurahan Margahayu Bekasi Timur Kota Bekasi Jawa Barat

13 RW 09, Desa Kabandungan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

14 RW 06, Kelurahan Nanggeleng Citamiang Kota Sukabumi Jawa Barat

15 Desa Suntenjaya Lembang Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat

16 Dusun Brunggendis,

Desa Sukaraja Sindangkasih Kabupaten Ciamis Jawa Barat

17 Desa Raharja Wanayasa Kabupaten Purwakarta Jawa Barat

18 Kelurahan Parakannyasag Indihiang Kota Tasikmalaya Jawa Barat

19 Desa Cilingga Darangdan Kabupaten Purwakarta Jawa Barat

20 Desa Belawa Lemah Abang Kabupaten Cirebon Jawa Barat

21 RW 13, Kelurahan Kencana Tanah Sareal Kota Bogor Jawa Barat

(35)

29 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

No. Nama Lokasi Kecamatan Kabupaten Provinsi

23 RW 06, Desa Cibadak Pabuaran Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

24 Desa Sumur Musuk Kabupaten Boyolali Jawa Tengah

25 Desa Teluk Papal Bantan Kabupaten Bengkalis Riau

26 Dusun Lasitai Lingkungan Pabacue, Desa Macanang

Tanete Riattang

Barat Kabupaten Bone Sulawesi Selatan

27 Dusun 3, Desa Cabbeng Dua Boccoe Kabupaten Bone Sulawesi Selatan

28 Korong Ladang Laweh,

Nagari Sicincin

2x11 Enam

Lingkung Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat

29 Jorong Padang Sidondang,

Nagari Sitiung Sitiung Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat

30 Desa Sumaja Makmur Bangun Sari Gunung Megang Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan

(36)

30 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel III.4 Penerima Penghargaan Sertifikat Proklim Tahun 2016

No. Nama Lokasi Kecamatan Kabupaten Provinsi

1 Banjar Soka, Desa Antap Selemadeg Kabupaten Tabanan Bali

2 Banjar Tengah, Desa Sobangan Mengwi Kabupaten Badung Bali

3 Banjar Karangdalem I,

Desa Bongkasa Pertiwi Abiansemal Kabupaten Badung Bali

4 RW 07, Kelurahan Baru Pasar Rebo Kota Jakarta Timur DKI Jakarta

5 RW 05,

Kelurahan Pulau Panggang Kepulauan Seribu Utara Kabupaten Kepulauan Seribu DKI Jakarta

6 Dusun Margo Mulyo,

Desa Jernih Jaya Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci Jambi

7 RW 07, Kelurahan Jayaraksa Baros Kota Sukabumi Jawa Barat

8 Kelurahan Cipanengah Lembur Situ Kota Sukabumi Jawa Barat

9 Desa Linggarjati Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat

10 RW 03, Desa Pasirbaru Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

11 Desa Langensari Langensari Kota Banjar Jawa Barat

12 RW 09, Kelurahan Kasepuhan Lemahwungkuk Kota Cirebon Jawa Barat

13 Desa Sindanglaka Karangtengah Kabupaten Cianjur Jawa Barat

14 RW 07, Kelurahan Pulasaren Pekalipan Kota Cirebon Jawa Barat

15 RW 18, Desa Lamajang Pengalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat

16 RW 08, Kelurahan Cimahi Cimahi Tengah Kota Cimahi Jawa Barat

17 Kampung Parakan,

Desa Muncang Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat

18 Desa Leles Sagalaherang Kabupaten Subang Jawa Barat

19 Desa Palimanan Barat Gempol Kabupaten Cirebon Jawa Barat

(37)

31 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

No. Nama Lokasi Kecamatan Kabupaten Provinsi

21 RW 10, Kelurahan Bakti Jaya Sukmajaya Kota Depok Jawa Barat

22 Dusun Kauman,

Desa Ngembalrejo Bae Kabupaten Kudus Jawa Tengah

23 RW III, Kelurahan Plalangan Gunung Pati Kota Semarang Jawa Tengah

24 Desa Sedayu Loano Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

25 Dukuh Pakis,

Desa Suwawal Timur Pakis Aji Kabupaten Jepara Jawa Tengah

26 RW I, Kelurahan Temanggung I Temanggung Kabupaten Temanggung Jawa Tengah

27 Dusun Dukuh, Desa Ngropoh Kranggan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah

28 RW 01, Desa Mojodeso Kapas Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur

29 RW I, Kelurahan Rampal Celaket Klojen Kota Malang Jawa Timur

30 Desa Pasir Jaya Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu Riau

31 Desa Mentayan Bantan Kabupaten Bengkalis Riau

32 Desa Muara Lembu Singingi Kabupaten Kuantan Singingi Riau

33 Dusun Kayangan,

Kepenghuluan Balam Sempurna Balai Jaya Kabupaten Rokan Hilir Riau

34 Desa Kemuning Muda Bunga Raya Kabupaten Siak Riau

35 Dusun Bonto Tinggi,

Desa Tondongkura Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan

36 Dusun Labempa,

Desa Abbatireng Gilireng Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan

37 Dusun Lingkungan Sarajoko,

Desa Ballasaraja Bulukumpa Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan

38 Dusun Padang Malua,

Desa Pinang Cendana Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

(38)

32 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

No. Nama Lokasi Kecamatan Kabupaten Provinsi

40 Korong Kampung Apar,

Nagari Sungai Buluh Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat

41 Kampung Koto Baru,

Nagari Koto Berapak Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat

42 Kampung Pancung Taba,

Nagari Pancung Taba Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat

43 Desa Tanah Abang Jaya Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab

Lematang Ilir Sumatera Selatan

44 Dusun 8, Desa Muara Medak Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

45 RW 02, Kelurahan Cambai Cambai Kota Prabumulih Sumatera Selatan

46 RW 02, Kelurahan Gunung Ibul Prabumulih Timur Kota Prabumulih Sumatera Selatan

(39)

33 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

(40)

34 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel III.5 Situasi Kerentanan Terhadap Perubahan Iklim Berbasis Desa Di Indonesia

(41)

35 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Data : dalam perhitungan indikator menggunakan data Potensi Desa tahun 2014 yang bersumber dari

Badan Pusat Statistik.

Manfaat : dengan diketahuinya indeks kerentanan (indikatif) suatu wilayah dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan langkah adaptasi terhadap perubahan

(42)

36 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

BAB 4

(43)

37 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

TABEL IV.1. Capaian Sasaran Penurunan Konsumsi Bahan Perusak Ozon (BPO) No.

Sasaran RKT

2016 Indikator sasaran

Tahun 2015 Tahun 2016

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

Penurunan konsumsi bahan perusak ozon

Persentase tingkat penurunan konsumsi bahan perusak ozon jenis HCFC dari 403,9 ODP ton tahun 2013 menjadi 282,71 ODP ton atau 30%.

10% 10% 100% 15% 38,90% 259,30%

jumlah penerbitan surat rekomendasi impor BPO dalam

rangka Pembatasan alokasi konsumsi BPO 375 375 100% 24 19 79%

jumlah perusahaan yang melaksanakan alih teknologi dari HCFC ke non HCFC untuk sektor AC, refrigerasi dan foam

9 9 100% 2 2 100%

jumlah Pedoman pemantauan penggunaan BPO dalam

bentuk aplikasi mobile MAWAS - - - 1 1 100%

(44)

38 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I Keterangan:

Penerbitan rekomendasi; Sejak diterbitkannya Permendag No.84/M-Dag/PER/2015 tentang Ketentuan Impor Barang Berbasis Sistem Pendingin maka mulai tanggal 1 Januari 2016 Impor Barang Berbasis Sistem Pendingin sudah tidak menggunakan rekomendasi dari KLHK, sedangkan untuk Impor Bahan Perusak Ozon berdasarkan Permendag No.84/M-Dag/PER/2015 tentang Ketentuan Impor Bahan Perusak Ozon, tetap melalui rekomendasi dari KLHK. Hal tersebut berdampak pada penurunan jumlah surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh KLHK. Berdasarkan keputusan rapat inter kementerian tanggal 17 Desember 2015 disepakati daftar Importir BPO sebanyak 30 perusahaan, yang terdiri dari 25 importir BPO jenis HCFC dan 5 importir BPO jenis Metil Bromida. Dari 30 importir tersebut hanya 25 yang mengajukan surat permohonan rekomendasi kepada Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, terdiri dari 18 importir HCFC dan 4 importir Metil Bromida. 2 (dua) importir HCFC mengajukan dua kali permohonan rekomendasi. Terdapat 1 (satu) perusahaan yang mengajukan permohonan penggunaan halon sebagai critical use

Alih teknologi Pada tahun 2016 tercatat 1 (satu) perusahaan refrigerasi yang ditargetkan selesai melaksanakan alih teknologi, yaitu PT Rotaryana Prima. PT Rotaryana Prima pada tahun 2015 telah menyelesaikan 3 dari 5 tahap alih teknologi yang sudah disepakati dengan Pemerintah Indonesia. Di sektor Foam, ada 1 perusahaan integral skin yang telah selesai melakukan alih teknologi dari HCFC ke HFC-245fa, yaitu UD Nirwana.

Pedoman pemantauan BPO

Untuk mempermudah dalam melakukan pendataan bengkel dan perusahaan foam yang menggunakan BPO jenis HCFC diciptakan Aplikasi MAWAS yang berbasis Android dapat di unduh di PlayStore/ google play. Di dalam aplikasi ini para teknisi RAC, perusahaan RAC dan Foam serta Balai Latihan Kerja (BLK) yang melaksanakan Tempat Uji Kompetensi (TUK) dapat memberikan data dan berperan aktif dalam melaporkan penggunaan BPO Jenis HCFC.

Pembinaan teknis pengendalian BPO

(45)

39 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

(46)

40 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel IV.3. Capaian Penurunan Emisi GRK Aksi Mitigasi Pengelolaan Sampah di TPA Sampai 2016.

Provinsi Lokasi Pemantauan/ Perhitungan Capaian Mitigasi PI Tahun

Tingkat

Nangroe Aceh Darussalam TPA Gampong Jawa 2015 40,486.07 40,482.70 3.37 pengomposan

2016 44,135.61 43,980.67 154.95 SRT, pengomposan

Sumatera Selatan TPA Sukowinatan

Tidak ada kegiatan mitigasi di TPA Babagan dan TPA Pasir Impun. Biodigester Gedebage tidak beroperasi dan rusak.

Aksi mitigasi pengomposan, biogas dan pirolisis di TPA Cikundul masih pada tahap uji coba.

Daerah Istimewa Yogyakarta

TPA Banyuroto

2014 3,791.59 3,536.19 255.41 LFG rec, pengomposan 2015 4,275.75 3,822.34 453.41 LFG rec, pengomposan 2016 4,709.82 4,120.25 589.57 LFG rec, pengomposan

TPA Piyungan 2015 84,100.47 83,594.76 505.71 pengomposan, 3R kertas

2016 89,569.20 88,595.07 974.13 pengomposan, 3R kertas

Nusa Tenggara Barat TPA Kebun Kongok 2015 23,427.62 23,425.77 1.86 pengomposan

2016 24,187.93 24,185.10 2.83 pengomposan

Kalimantan Timur TPA Manggar

2010 68,248.50 68,238.89 9.61 pengomposan

2011 72,670.56 72,652.70 17.86 pengomposan

(47)

41 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I Provinsi Lokasi Pemantauan/ Perhitungan Capaian Mitigasi PI Tahun

Tingkat

2015 87,665.94 17,924.24 69,741.70 LFG rec, pengomposan, 3R kertas

Kalimantan Tengah TPA Tjilik Riwut

(48)

42 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel IV.4 Capaian Penurunan Emisi GRK Bidang Kehutanan Pada Tahun Pemantauan 2016.

Prov Lokasi

PCK Hutan Lindung 1,674.3 27,984.0 29,108.5 31,217.5 33,874.8 122,184.8

PCK Taman Buru 1,133.0 25,770.9 26,901.9 26,901.9 26,901.9 106,476.6

PCK Mangrove 248.9 2,738.1 2,738.1 2,738.1 2,738.1 10,952.4

PPCK Provinsi Sumut 8,669,049.9 1,843,088.4 6,653,876.4 2,105,221.1 n/a

Secara agregat PPCK Provinsi Sumut tidak dihitung, karena sudah diwakili oleh PPCK Tahura

Bukit Barisan Sumut

PPCK Tahura Bukit Barisan Sumut 21,007.6 0.0 21,007.6 21,007.6 n/a 21,007.6

(49)

43 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

PPCK Prov. Jambi 21,461,636.4 0.0 12,823,578.4 14,700,751.8 n/a 14,700,751.8

PPCK Prov. Jateng 4,617,107.2 3,680,763.1 1,194,833.6 4,199,579.7 n/a 4,199,579.7

PCK KBR BPDAS Pemali Jratun Semarang 31,735.0 73,535.0 114,785.0 130,872.5 130,872.5 450,065.0

PCK Hutan Rakyat Dishut Prov Jateng 55.6 187.9 341.0 400.7 400.7 1,330.3

PCK Hutang Lindung 2,743.0 15,337.6 16,650.9 16,948.6 17,845.3 66,782.4

PCK Mangrove 113.0 796.9 1,571.5 1,571.5 1,571.5 5,511.4

(50)

44 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

PCK BPDAS Kahaya Kalteng 7,905.3 5,700.8 10,853.2 12,417.7 13,933.1 42,904.8

Jumlah 42,904.8

PPCK Prov Kaltim 47,856,470.6 12,893,172.1 28,796,600.8 1,381,990.3 n/a 1,381,990.3

PCK pada Tahura Bukit Suharto Kaltim 822.9 2,206.7 4,124.3 4,124.3 4,124.3 14,579.6

(51)

45 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I PCK Hutan Lindung Kab. Papua Barat 6,622.0 11,192.4 19,735.9 33,405.6 51,064.3 115,398.2

Jumlah 115,398.2

(52)

46 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

BAB 5

INVENTARISASI GAS RUMAH KACA

DAN

(53)

47 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I Sub bab ini membahas rangkuman Inventarisasi GRK Nasional Indonesia tahun 2000-2014 dan kecenderungannya. Inventarisasi GRK Nasional mencakup rincian emisi antropogenik berdasarkan sumber dan resapan, yang dihitung menggunakan IPCC 2006 Guidelines. Inventarisasi GRK nasional mencakup sektor-sektor sebagai berikut: (a) energi, (b) proses industri dan penggunaan produk, (c) pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya; dan (d) limbah.

Gambar 5.1 Kategori utama sumber emisi GRK [IPCC-2006 GLs]

GHG Sources

1. Energy

2. Industrial Processes and Product Use (IPPU)

3. Agriculture, Forestry, and Other Land Use (AFOLU)

4. Waste

(54)

48 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel V.1 Emisi GRK Sektoral Periode 2000 – 2014

Tahun Energi IPPU Agriculture Waste LULUCF Peat Fire Total Gg CO2e

2000 298.412 42.534 99.717 60.107 343.797 161.571 1.006.137

2001 327.938 46.987 97.789 62.820 329.243 50.885 915.663

2002 340.323 40.518 97.479 65.430 373.189 301.753 1.218.691

2003 350.244 40.263 98.547 68.252 328.958 132.075 1.018.340

2004 368.508 42.047 100.299 70.260 475.851 232.018 1.288.984

2005 372.891 41.196 102.419 72.311 439.638 258.887 1.287.342

2006 391.424 37.504 101.819 77.445 479.246 510.710 1.598.148

2007 386.593 34.788 105.757 78.704 553.803 62.747 1.222.391

2008 409.736 35.366 103.030 79.045 513.712 81.744 1.222.634

2009 398.639 36.396 107.733 83.430 620.566 299.920 1.546.683

2010 453.178 36.146 108.487 86.341 383.405 51.383 1.118.941

2011 488.936 35.768 108.718 90.920 427.310 189.026 1.340.677

2012 508.120 40.199 112.727 94.660 487.928 207.050 1.450.685

2013 546.398 38.993 112.104 97.545 402.252 205.076 1.402.368

(55)

49 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Gambar V.2 Tingkat Emisi GRK Nasional Tahun 2000-2014

0 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000 1.800.000 2.000.000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

G

g

C

O

2

e

q

Peat Fire

LULUCF

Waste

Agriculture

IPPU

Energy

(56)

50 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

1. Sektor Energi

Gambar V.3 Tingkat Emisi GRK Sektor Energi Berdasarkan Kegiatan Sub Sektor Tahun 2000-2014

0

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(57)

51 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel V.2 Tingkat Emisi GRK Sektor Energi Tahun 2000-2014

Source of GHG Emissions Emission (Gg CO2e)

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

By Type of Fuel

1. Liquid Fuels 155.515 159.934 174.080 173.785 188.172 191.501 170.507 170.041 158.206 188.034 187.820 189.793 183.924 183.762 191.432 2. Solid Fuels 52.998 67.474 69.393 77.206 85.518 101.838 117.410 145.686 163.786 133.421 158.793 188.555 194.682 231.681 280.909 3. Gas Fuels 67.748 79.664 86.497 89.883 89.971 72.003 90.821 49.182 52.524 63.433 82.855 76.427 76.019 81.586 87.190 Total by type of fuel 276.262 307.071 329.971 340.874 363.661 365.341 378.738 364.910 374.516 384.889 429.467 454.775 454.625 497.029 559.531

By Sector/Sorces

1.A.1. Energy Industries 89.716 110.764 119.793 130.188 129.518 127.816 137.094 124.026 124.485 136.599 144.526 173.803 187.631 189.860 223.213 1.A.1.a Electricity Generation 62.030 76.614 80.964 90.946 93.516 101.948 108.930 121.696 121.940 136.058 130.886 160.771 174.873 177.294 208.671 1.A.1.b Oil and Gas 27.686 34.151 38.829 39.242 36.002 25.867 28.049 2.211 2.442 395 13.449 12.988 12.672 12.529 14.503

1.A.1.c Coal Processing - - - - 115 119 103 146 192 44 86 37 39

1.A.2 Manufacturer 72.300 77.379 77.393 74.019 88.365 94.005 108.118 111.441 134.824 99.255 132.306 133.226 123.738 151.256 171.593 1.A.3 Transportation 58.916 62.158 64.636 67.601 72.841 74.947 73.120 76.219 81.367 96.352 108.745 117.518 131.458 136.646 116.122

1.A.4.a Commercial 3.489 3.483 3.572 3.632 3.819 3.271 3.979 3.946 3.732 3.668 3.798 3.438 3.541 3.259 2.899

1.A.4.b Residential 33.167 34.381 35.836 36.930 36.930 36.449 34.340 34.699 32.397 29.379 28.299 27.842 28.865 32.303 32.720 1.A.5 Non-Specified 11.421 11.742 11.996 12.120 12.286 12.276 11.372 10.828 10.787 11.423 12.496 10.743 11.301 10.045 8.687 1.A Fuel Combustion 269.009 299.907 313.227 324.491 343.759 348.764 368.023 361.158 387.591 376.676 430.171 466.571 486.534 523.369 555.233

1.B Fugitives 29.404 28.031 27.096 25.753 24.749 24.127 23.401 25.435 22.145 21.963 23.007 22.365 21.586 23.028 22.518

(58)

52 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(59)
(60)

54 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

3. Sektor Pertanian

Gambar V.5 Tingkat Emisi Dari Sektor Pertanian Menurut Kategori Tahun 2000-2014

-2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(61)

55 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel V.4 Tingkat Emisi Dari Sektor Pertanian Menurut Kategori Tahun 2000-2014

Kategori 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Gg CO2 eq

Enteric fermentation (3A1) 12.570 12.585 12.813 12.351 12.339 12.239 12.597 13.129 13.697 14.212 15.024 15.590 16.828 14.247 16.084

Manure Management (3A2a) 1.422 1.429 1.549 1.575 1.545 1.659 1.595 1.693 1.758 1.811 1.910 1.995 2.103 1.937 2.031

Biomass Burning Cropland

(3C1b) 1.098 1.100 1.152 1.166 1.146 1.213 1.235 1.318 1.397 1.488 1.532 1.537 1.761 1.657 1.664

Biomass Burning Grassland

(3C1c) 1.224 1.084 1.084 1.112 1.140 1.153 1.109 1.162 1.072 1.043 1.106 1.002 1.112 1.172 989

Direct N2O Manure Management

(3A2b) 5.265 5.259 5.378 5.331 5.348 5.448 5.611 5.876 6.046 6.292 6.630 6.821 7.371 6.953 7.625

Indirect N2O Manure

Management (3C6) 751 773 850 824 826 836 861 915 931 978 1.007 1.084 1.162 1.117 1.202

Liming (3C2) 872 933 976 1.001 1.057 1.091 1.146 1.200 1.275 1.441 1.515 1.631 1.771 1.858 1.920

Urea Fertilization (3C3) 3.900 3.562 3.547 3.809 4.056 4.210 4.124 4.440 4.581 4.865 4.709 4.813 4.853 4.619 4.836

Direct N2O Soils (3C4) 26.775

26.237 25.366 26.839 27.758 28.546 27.876 29.102 30.641 32.454 31.731 31.780 32.646 33.624 32.575

Indirect N2O Soils (3C5) 7.254 7.108 6.951 7.167 7.405 7.514 7.383 7.651 7.953 8.372 8.333 8.331 8.479 8.691 8.520

Rice Cultivation (3C7) 38.587

37.720 37.813 37.374 37.679 38.510 38.283 39.272 33.679 34.776 34.990 34.134 34.641 36.230 35.994

(62)

56 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

4. Sektor Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya

Gambar V.6 Tingkat Emisi Dari Sektor Kehutanan Dan Penggunaan Lainnya Tahun 2001-2014

505.368

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

G

Forest remaining Forest Non-Forest to Forest Cropland remaining Cropland Non-Cropland to Cropland Grassland remaining Grassland Non-Grassland to Grassland Wetland remaining Wetland Non-Wetland to Wetland Settlement remaining Settlement Non-Settlement to settlement Otherland remaining Otherland Non-Otherland to Otherland

(63)

57 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel V.5 Tingkat Emisi Dari Sektor Kehutanan Dan Penggunaan Lainnya Tahun 2000-2014 (Gg CO2e)

(64)

58 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

5. Sektor Limbah

Gambar V.7 Tingkat Emisi Dari Sektor Limbah Tahun 2001-2014

-20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

G

g

CO

2

eq

(65)
(66)

60 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

BAB 6

(67)

61 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I Presentase penurunan jumlah Hotspot pada kawasan hutan non konservasi dan lahan di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi sebesar 4% dari batas

toleransi maksimum jumlah Hotspot sebesar 32.323 HS menjadi 31.030 HS pada tahun 2016. Mulai perengahan tahun 2019, data hotspot diambil juga dari

NOAA-19. Hotspot merupakan indikator kebakaran hutan dan lahan yang mendeteksi suatu lokasi yang memiliki suhu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan

suhu di sekitarnya.

Tabel VI.1 Target dan Realisasi Jumlah Hotspot NOAA-18/19 pada Kawasan Hutan Non Konservasi dan Lahan di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi

No Provinsi 2016

Toleransi Realisasi

3 Pulau (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi)

1 Aceh 586 148

2 Sumatera Utara 847 320

3 Sumatera Barat 661 84

4 Riau dan Kepulauan Riau 4.567 356

5 Jambi 2.364 54

6 Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 6.823 263

7 Bengkulu 295 34

8 Lampung 864 26

9 Kalimantan Barat 6.288 1.560

10 Kalimantan Tengah 3.973 259

11 Kalimantan Selatan 975 56

12 Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara 1.813 390

13 Sulawesi Utara dan Gorontalo 61 9

14 Sulawesi Tengah 209 32

15 Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan 345 95

16 Sulawesi Tenggara 358 29

Jumlah 31.030 3.715

(68)

62 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I Baseline data Hotspot yang digunakan adalah data Hotspot NOAA-18 tahun 2012 yaitu 32.323 titik (Hotspot di 3 pulau). Pada tahun 2016, target penurunan

Hotspot adalah sebesar 4% dari baseline yang telah ditentukan atau turun sebesar 1.293 titik, sehingga batas maksimal Hotspot tahun 2016 adalah 31.030

titik. Berdasar Tabel di atas, jumlah Hotspot berdasarkan pantauan satelit NOAA-18 pada kawasan hutan non konservasi dan lahan di 3 pulau adalah 3.715

titik. Hal ini berarti pada tahun 2016 berhasil menurunkan jumlah Hotspot di kawasan hutan non konservasi dan lahan sebanyak 28.608 titik dari rerata baseline

data Hotspot tahun 2012. Dengan kata lain, penurunan Hotspot pada kawasan hutan non konservasi dan lahan di 3 pulau pada tahun 2016 sebesar 88,51%

dari target yang ditetapkan sebesar 4% sehingga capaian penurunan Hotspot sebesar 150%. Keberhasilan capaian indikator penurunan Hotspot pada kawasan

hutan non konservasi dan lahan di 3 pulau pada tahun 2016 lebih dari 100%.

Tabel VI.2 Jumlah Hotspot Terbanyak di Kawasan Hutan Non Konservasi Dan Lahan di 10 Provinsi Tahun 2016

Nomor Provinsi 2016

1 Kalimantan Barat 1.560

2 Riau 345

3 Sumatera Utara 320

4 Kalimantan Timur 301

5 Kalimantan Tengah 259

6 Sumatera Selatan 170

7 Aceh 148

8 Bangka Belitung 93

9 Sulawesi Selatan 92

10 Kalimantan Utara 89

Jumlah 3.377

(69)

63 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel VI.3 Jumlah Hotspot Terbanyak Semua Fungsi Kawasan di 10 Provinsi di Indonesia pada Tahun 2016

Nomor Provinsi 2016

1 Kalimantan Barat 1.576

2 Riau 383

3 Sumatera Utara 339

4 Kalimantan Timur 329

5 Kalimantan Tengah 263

6 Sumatera Selatan 171

7 Aceh 161

8 Bangka Belitung 95

9 Sulawesi Selatan 93

10 Kalimantan Utara 91

Jumlah 3.481

Sumber: NOAA-18/19, Direktorat PKHL, 2016

Berdasarkan tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 (berdasar data NOAA18/19) terdapat 10 provinsi dengan jumlah Hotspot terbanyak dibandingkan

dengan provinsi lainnya. Dengan demikian, ke-10 provinsi tersebut harus mendapatkan perhatian lebih dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta

perlu terus dilakukan pembinaan dan upaya-upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan guna melakukan antisipasi dalam menghadapi musim kemarau di

tahun 2017, diikuti pembinaan kepada provinsi lainnya yang termasuk dalam provinsi rawan karhutla.

(70)

64 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel VI.4 Jumlah Hotspot di Kawasan Hutan Non Konservasi Dan Lahan di 3 Pulau Tahun 2016

No. Provinsi KK HL HP HPK HPT Perkebunan APL Total % Hutan % Non Hutan

1. Aceh 13 33 24 0 4 15 72 161 45.96 54.04

2. Sumatera Utara 19 33 97 1 66 7 116 339 63.72 36.28

3. Sumatera Barat 7 17 6 10 11 3 37 91 56.04 43.96

4. Riau 38 16 127 33 84 41 44 383 77.81 22.19

5. Kepulauan Riau 0 4 0 2 1 2 2 11 63.64 36.36

6. Jambi 5 0 23 0 8 1 22 59 61.02 38.98

7. Sumatera Selatan 1 0 7 0 2 3 158 171 5.85 94.15

8. Bangka Belitung 2 4 31 0 0 0 58 95 38.95 61.05

9. Bengkulu 1 5 3 0 7 0 19 35 45.71 54.29

10. Lampung 9 0 0 0 0 4 22 35 25.71 74.29

11. Kalimantan Barat 16 79 299 14 174 33 961 1576 36.93 63.07

12. Kalimantan Tengah 4 7 81 67 40 9 55 263 75.67 24.33

13. Kalimantan Selatan 0 1 25 1 1 5 23 56 50.00 50.00

14. Kalimantan Timur 28 7 91 11 11 15 166 329 44.98 55.02

15. Kalimantan Utara 2 1 26 5 2 0 55 91 39.56 60.44

16. Gorontalo 0 0 0 0 0 1 0 1 - 100.00

17. Sulawesi Utara 1 0 0 0 0 0 8 9 11.11 88.89

18. Sulawesi Tengah 1 2 4 1 6 1 18 33 42.42 57.58

19. Sulawesi Barat 0 0 0 0 1 0 2 3 33.33 66.67

20. Sulawesi Selatan 1 57 3 0 5 0 27 93 70.97 29.03

21. Sulawesi Tenggara 6 3 7 3 5 0 11 35 68.57 31.43

J u m l a h 154 269 854 148 428 140 1876 3869 47.89 52.11

(71)

65 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I Pada tahun 2016, ditetapkan 6 provinsi prioritas penanganan kebakaran hutan dan lahan yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan

Tengah dan Kalimantan Selatan. Provinsi-provinsi tersebut mempunyai jumlah Hotspot yang tinggi dan kawasan lahan gambut yang rawan terbakar yang cukup

luas sehingga dapat mengakibatkan bencana kabut asap apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan. Perkembangan jumlah Hotspot di 6 provinsi tersebut

sepanjang tahun 2016 tersaji pada Tabel VI.5. Secara umum, jumlah Hotspot di 6 provinsi rawan telah mengalami peningkatan sejak bulan Juli, kemudian

mengalami peningkatan secara umum pada bulan Agustus, dimana di seluruh Indonesia pada bulan Agustus jumlah hotspot tercatat 1.267 titik kemudian

secara umum mengalami penurunan pada bulan September dimana jumlah total seluruh hotspot di Indonesia sebanyak 1.029 titik, kecuali untuk provinsi

Kalimantan Tengah dimana puncak hotspot tertinggi tercatat pada bulan Oktober sebanyak 106 titik.

Tabel VI.5 Sebaran Hostpot di 6 Provinsi Prioritas Tahun 2016

No Provinsi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jml

1. Riau 4 22 54 33 21 15 37 137 16 30 1 12 382

2. Jambi - 3 1 - 8 6 10 13 6 3 1 8 59

3. Sumatera Selatan 1 3 - 2 14 17 17 52 47 4 8 6 171

4. Kalimantan Barat 2 2 6 1 7 4 25 780 666 69 3 11 1.576

5. Kalimantan Tengah 6 - 1 - - 4 9 37 82 106 11 7 263

6. Kalimantan Selatan 13 - - - - 1 1 15 12 12 2 - 56

Jumlah total Indonesia 175 166 165 112 107 155 247 1.267 1.029 346 67 79 3.915

(72)

66 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel VI.6 Jumlah Sebaran Hotspot NOAA18/19 Per Provinsi Tahun 2016*)

(73)

67 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Sumber Peta : Peta Dasar Tematik Kehutanan Tahun 2010, dan Peta Kawasan Hutan 2014 *) sampai dengan tanggal 31 Desember 2015

Jumlah hotspot di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi = 3.869 HS (98,52%) Jumlah hotspot di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi = 3.869 HS (98,52%) Jumlah hotspot di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi di luar Kawasan Konservasi = 3.715 HS (94,60%)

Jumlah hotspot di Pulau Lainnya = 58 HS (1,48%)

(74)

68 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel VI.7 Rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan (Ha) Per Provinsi Di Indonesia Tahun 2010-2016

No PROVINSI 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Aceh 5,00 - 13,00 - 155,66 - -

2 Bali 10,10 - 250,00 60,50 30,00 8,50 -

3 Bangka Belitung - - - -

4 Banten - - - - 2,00 - -

5 Bengkulu - 0,50 - - 5,25 181,00 -

6 DKI Jakarta - - - -

7 Gorontalo - - - 2.082,74 -

8 Jambi 2,50 89,00 11,25 199,10 3.470,61 19.528,00 36,80

9 Jawa Barat - 1.278,55 1.945,50 252,80 552,69 3.292,40 -

10 Jawa Tengah - 712,24 454,00 31,20 159,76 6.995,34 -

11 Jawa Timur 204,90 48,35 2.960,05 1.352,14 4.975,32 975,95 -

12 Kalimantan Barat - - 577,40 22,70 3.556,10 3.191,98 1.859,05

13 Kalimantan Selatan - - 60,50 417,50 341,00 1.714,89 160,00

14 Kalimantan Tengah - 22,00 55,15 3,10 4.022,85 122.882,90 912,89

15 Kalimantan Timur - 148,80 51,50 - 325,19 19.179,86 1.197,20

16 Kalimantan Utara - - - 3,00

17 Kepulauan Riau - - - -

18 Lampung 106,00 31,00 - - 22,80 19.695,86 -

19 Maluku - - - - 179,83 3.394,48 -

20 Maluku Utara 10,00 - - - 6,50 60,00 -

21 Nusa Tenggara Barat 2,00 - - 12,00 3.977,55 1.462,04 -

(75)

69 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

No PROVINSI 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

23 Papua 39,00 - - - 300,00 1.792,44 -

24 Papua Barat 1,12 - - - -

25 Riau 26,00 74,50 1.060,00 1.077,50 6.301,10 4.040,50 1.928,26

26 Sulawesi Barat - - - -

27 Sulawesi Selatan 28,00 31,75 45,30 40,50 483,10 720,40 18,91

28 Sulawesi Tengah - - 30,83 1,00 70,73 - -

29 Sulawesi Tenggara 16,00 85,90 346,10 13,00 2.410,86 57,82 184,86

30 Sulawesi Utara - - 1,80 0,25 236,06 18.268,93 -

31 Sumatera Barat 56,00 - 3,50 - 120,50 - -

32 Sumatera Selatan - 84,50 - 484,15 8.504,86 30.984,98 266,49

33 Sumatera Utara 80,00 5,00 1.181,00 295,40 3.219,90 177,00 547,50

(76)

70 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

Tabel VI. 8 Data Manggala Agni Tahun 2016

NO NAMA PERSONIL JUMLAH REGU ALAMAT

Provinsi Riau

1 DAOPS Pekanbaru 28 2 Jalan Sultan Syarif Kasim , Minas, Siak

2 DAOPS Batam 28 2 Jalan Lingkar Barat Pal 10 Kota Baru, Kota Jambi

3 DAOPS Siak 54 4 Jalan Baru Sungai Pinang, Siak

4 DAOPS Dumai 54 4 Pinang Kampai, Kota Dumai

5 DAOPS Rengat 54 4 Jalan Seminai 40, Pematang Reba

Provinsi Sumatera Utara

6 DAOPS Labuhan Batu 54 4 Jalan Kota Pinang-Padang Sidempuan, Desa Padang Rie, Kec. Kota Pinang, Labuhan Batu, Sumatera

Utara

7 DAOPS Pematang Siantar 56 4 Jalan Siantar-Parapat KM 166 Simpang Desa Sibaganding Simalungun, Sumatera Utara

8 DAOPS Sibolangit 58 4 Jalan Raya Medan-Brastagi KM 38, Sibolangit, Deli Serdang

Provinsi Jambi

9 DAOPS Kota Jambi 60 4 Jalan Lingkar Barat Pal 10 Kota Baru, Kota Jambi

10 DAOPS Muara Bulian 30 2 Jalan Lintas Muara Tembesi, Tembesi, Batanghari

11 DAOPS Sarolangun 60 4 Kompleks Pemerintahan Sarolangun, Gunung Kembang Sarolangun

12 DAOPS Muara Tebo 60 4 Kompleks Pemerintahan Tebo, Lintas Tebo, Muara Bungo Km 13 Tebo

13 DAOPS Bukit Tempurung 45 3 Jalan Lintas Jambi-Kula Tungkal KM 64, Mandahara Ulu-Tanjung Jabung Timur

(77)

71 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

NO NAMA PERSONIL JUMLAH REGU ALAMAT

Provinsi Sumatera Selatan

15 DAOPS Banyuasin 55 4 Kompleks Perkantoran Pemda Kabupaten Banyuasin, sekojo, Pangkalan Balai, Banyuasin

16 DAOPS Lahat 55 4 Jl. Lintas Barat Sumatera Desa Muara Maung Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat Provinsi

Sumatera Selatan

17 DAOPS Musi Banyuasin 55 4 Palembang-Jambi KM 205, Bayung Lincir MUBA

18 DAOPS Ogan Komering Ilir 55 4 Kolaban/Kolaraya, Kayu Manis, OKI

Provinsi Kalimantan Barat

19 DAOPS Ketapang 60 4 Jalan Wolter Monginsidi, Kauman, Ketapang

20 DAOPS Pontianak 60 4 Jalan Rasau Jaya Km 26, rasau Jaya, Pontianak

21 DAOPS Singkawang 60 4 Bengkayang, Bagak sahwa, Singkawang Timur

22 DAOPS Sintang 90 6 Sintang Putussibau Akcaya I, Km 1, Sintang

23 DAOPS Putussibau 45 3 Jalan Semitau-Suhaid No. 45, Suhaid Kapuas Hulu, Kalimantan Barat

Provinsi Kalimantan Tengah

24 DAOPS Palangka Raya 90 6 Jalan Mahir Mahar Km. 7,8 Kalampangan, Palangkaraya

25 DAOPS Kapuas 45 3 Jalan Panti Rumpi 44, Kuala Kapuas

26 DAOPS Muara Teweh 45 3 Jalan Kandui KM 6,5 Muara Teweh

27 DAOPS Pangkalan Bun 60 4 Jalan pasir Panjang I, Pangkalan Bun

28 DAOPS Sebangau 30 2 Kompleks Perkantoran Pemkab Katingan, Dikereng Humbalang, Kasongan, Katingan

Provinsi Kalimantan Selatan

(78)

72 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

NO NAMA PERSONIL JUMLAH REGU ALAMAT

30 DAOPS Tanah Bumbu 60 4 Jalan Transmigrasi Km. 12 Saridung Batu Licin, Tanah Bumbu

31 DAOPS Banjar 60 4 Jalan PM Noor, Mandiangin Timur, Karang Intan, Banjar

Provinsi Kalimantan Timur

32 DAOPS Paser 60 4 Jalan Negara Km 12 Janju, Tanah Grogot-Paser

33 DAOPS Sangkima 30 2 Jalan Poros Bontang-Sangatta KM38, Sangkima, Kab. Kutai Timur

Provinsi Sulawesi Selatan

34 DAOPS Gowa 60 4 Poros Malino KM 40,Lanna, Parangloe, Gowa, Sulawesi Selatan

35 DAOPS Malili 60 4 Poros Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan

Provinsi Sulwesi Tenggara

36 DAOPS Tinanggea 30 2 Desa Tatangge, Kec. Tinanggea, Kab. Konawe Selatan

Provinsi Sulwesi Utara

37 DAOPS Bitung 30 2 Toliliu Supit, Sulawesi Utara

JUMLAH 1926 132

(79)

73 | P a g e S t at i s t i k D i r e k t o r a t J e n d e r a l P P I

BAB 7

Gambar

Tabel II.1  Pagu dan Realisasi Anggaran DIPA Bagian Anggaran 29 Direktorat Jenderal PPI Tahun 2016  Per Belanja
Tabel II.2  Perkembangan Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2016 berdasar Sumber Dana Tahun 2016
Tabel II.3. Perkembangan Jumlah Pegawai Berdasar Tingkat Pendidikan Lingkup Direktorat Jenderal PPI Tahun 2016 (PNS dan PPNPN)
Tabel II.6  Sebaran PNS/CPNS Fungsional Tertentu Satker UPT Tahun 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

perubahan energi listrik dan energi potensial berdasarkan contoh ilustrasi berdasarkan penggunaan keran air. 4) Menanyai perubahan yang terjadi pada energi ginetik.

selain itu mereka tak lupa untuk menggosok gigi menggunakan sikat gigi yang diberi pasta gigi sehingga gigi mereka menjadi putih dan kuat bobi dan nita juga terhindar dari

Nasution (2010) dalam penelitiannya “Pengaruh senam kaki terhadap peningkatan sirkulasi darah kaki pada pasien penderita Diabetes Melitus di RSUD Haji Adam Malik”

Penelitian ini menghasilkan empat tema yang berkaitan dengan fenomena tentang pengalaman psikososial pasien kanker payudara yang menjalani terapi kemoterapi yaitu:

Setelah kita membahas tentang apa yang dimaksud dengan misi profetik ilmu serta tanggung jawab ilmuan, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai bagaimana

Inteligensia Semu atau dalam bahasa inggrisnya Artificial Intelligence merupakan cabang dari ilmu komputer, yang memiliki tujuan untuk membuat.. komputer dapat

yakni apabila melodi ngajak pada awalnya hanya dimaikan oleh piol dengan tidak terikat dengan tempo, pada tahap nutup, ayunan atau melodinya dimainkan secara

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kredit UMKM terhadap kinerja bank umum dengan membandingkan rasio kinerja perbankan (NPL, LDR,