• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tertinggal atau Melaju : Studi Kapasitas Masyarakat Lokal Pasca Pembangunan Bandara Silangit Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tertinggal atau Melaju : Studi Kapasitas Masyarakat Lokal Pasca Pembangunan Bandara Silangit Chapter III V"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian mixed methodini menggunakanmixed method

menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Mixed method research adalah suatu desain penelitian yang didasari asumsi bahwa dalam menunjukkan arah atau memberi petunjuk cara pengumpulan dan menganalisis data serta perpaduan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa fase proses penelitian. Mixed methods research berfokus pada pengumpulan dan analisis data serta memadukan antara data kuantitatif dan data kualitatif, baik dalam single study (penelitian tunggal) maupun series study (penelitian berseri) (Creswell dan Clarck Vicki, 2008).

3.2 Lokasi Penelitian

(2)

3.3 Metode Kuantitatif

3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ada dalam suatu unit penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk didesa Parik Sabungan pada tahun 2016 adalah 1.844 orang

3.3.1.2 Sampel

Dalam penarikan sampel penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data Taro Yamane dengan perhitungan sebagai berikut : Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi = 1.844 orang d = Presisi (0,1)

1 . 2 + =

d N

N n

n = 1.844 1.844 (0,1)2 + 1 n = 1.844 1.844 (0,01) + 1 n = 19,44 = 20 orang

(3)

masing-masing dari masyarakat lokal dan masyrakat pendatang karena untuk dijadikan pembanding dan membantu peneliti agar lebih efektif.

Adapun kriteria dari informan yakni :

1. Untuk masyarakat lokal ialah masyarakat yang telah lama tinggal diDesa Parik Sabungan minimal 5 tahun atau lebih dari 10 tahun. 2. Masyarakat yang mempunyai usaha setelah adanya pasca

pembangunan bandara Silangit.

3. Masyarakat pendatang yang telah tinggal selama 6 bulan – 5 tahun dan mempunyai usaha karena pasca adanya pembangunan bandara

Silangit.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari narasumber asli (tidak melaluimedia perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian dalam penelitian tersebut. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu:

1. Kuesioner

(4)

yaitu skala yang bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi responden terhadap suatu objek, dimana dalam angket diberikan pertanyaan sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban. 2. Wawancara

Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.

b. Data sekunder adalah data yangd iperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil referensi, dokumen, makalah, jurnal, serta bahan dari situs internet yang dianggap revelan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini tentunya yang berkaitan dengan kebutuhan peneliti dalam membutuhkan data.

3.3.3 Instrumen dan Aspek Pengukuran a. Instrumen

Instrumen adalah alat yang dipakai untuk pengumpulan data adalah berupa kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.Kuesioner berisi pertanyaan mengenai Studi Kapasitas Masyarakat Lokal Pasca Bandara Silangit.

b. Aspek Pengukuran

(5)

menjadi sampel di Desa ParikSabungan.Pengukuran dalam kuesioner menggunakan skala likert untuk mengukur Kapasitas Masyarakat Lokal Pasca Pembangunan Bandara Silangit, untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan.Untuk digunakan jawaban yang dipilih.Dengan Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi. Rating Scale merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap sebagai butir-butir atau item. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan pengertian Rating Scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat / ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat.

(6)

orang, yang kemudian dipelajari bersama-sama untuk mendapatkan suatu diskripsi tentang kepribadian seseorang yang cukup terandalkan dan sesuai dengan kenyataan.

3.3.4 Pengolahan Data

Dalam penelitian kuantitatif peneliti dapat mengumpulkan data dari hasil kuesioner yang bersifat semi terbuka.Data tersebut semua umumnya masih dalam bentuk hasil penelitian langsung, oleh karena itu perlu di seleksi dan dibuat kategori-kategori. Di sini peneliti akan mengelompokkan data yang diperoleh di lapangan. Dari hasil penyebaran kuesioner yang selanjutnya akan dipelajari, ditelaah dan dianalisis secara kuantitatif, secara seksama agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik. Pengelolahan data menggunakan SPSS 20.Proses pengolahan datadalam penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

1. PengeditanData(Editing)

Kegiataninidilakukanuntukmenelitisetiapdaftar pertanyaanyang telah diisi, berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, relevansi, dan konsistensi jawabandankoreksiterhadapkesalahan pengisian.

2. Pengkodean Data(Coding)

Pemberiankodeyangdimaksudkanuntukmempermudahpada saat analisisdatadanjugamempercepatpadasaatpemasukandata,yaitu dengan memberikan kode pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner. 3. PemasukkanData(Entry)

(7)

4. PengecekanData(Cleaning)

adalah pengecekan data yang sudah dimasukkan, apakah ada kesalahanatautidak.

3.3.4 Teknik Analisa Data

3.3.4.1 Analisis DistribusiFrekuensi

Analisis distribusi frekuensi adalah analisa yang dilakukan dengan membagi variabel penelitian ke dalam kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi.Tabel distribusi frekuensi merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom (Singarimbun, 1995:266) yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.

Distribusi Frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas interval (Kuswanto,2006). Distribusi Frekuensi adalah membuat uraian dari suatu hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang baik, yakni bentuk stastistik popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih mudah mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian. 3.3.4.2 Uji Validitas

(8)

Tujuan dari adanya uji validitas mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.

3.3.4.3 Uji Realibitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui ketepatan pengukuran objek yang dikaji yaitu untuk menentukan sejauh mana alat ukur dapat dipertanggung jawabkan ataupun jika diulangi pengukurannya akan menghasilkan data yang tidak berbeda. (Kerlinger dan Lee, 2000).Uji reabilitas ini menggunakan alat ukur Alpha Cronbach. Apabila suatu komponen di uji akan menunjukkan angka lebih dari 0.50 berarti item-item kuesioner yang diukur telah mempunyai kepercayaan yang cukup berarti (Nunnally, 1994).

3.3.4.4 Uji Normalitas

Adapun yang dibutuhkan juga dalam penelitian ini adalah dengan mengguakan uji normalitas.Uji normatlitas yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov dengan IBM SPSS. Pengujian:

Ho : Populasi nilai variabel (X1,X2, dan Y) berdistribusi norma Ha : Populasi nilai variabel X tidak berdistribusi norma

Dengan menggunakan ketentuan penerimaan/ penolakan Ho sebagai berikut: Jika sig < α (0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima

(9)

Selain itu peneliti juga menggunakan Diagram Normal Quantile and Quantil (Q-Q) Plot. Cara menyimpulkannya dalah, jika ordinat data pada sumbu Observed Value dan sumbu ordinat Expected Normal megumpul pada garis diagonal dan hal ini cenderung berdistribusi normal (Riadi, 2016)

3.3.4.5 Uji Korelasi Pearson

Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel secara parsial, yaitu antara variabel independen dan variabel dependen. Adapun korelasi yang digunakan dalam analisis ini adalah korelasi Person Product Moment, teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila kedua variabel terbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama.

Korelasi yang terjadi antara dua variabel adalah sebagai berikut: 1. Korelasi Linear Positif (+1)

Perubahan salah satu nilai variabel diikuti perubahan nilai variabel yang lainnya secara teratur dengan arah yang sama. Jika nilai variabel X mengalami kenaikan, maka variabel Y akan ikut naik. Jika nilai variabel X mengalami penurunan, maka variabel Y akan ikut turun. Apabila nilai koefisien korelasi mendekati +1 (positif satu) berarti pasangan data variabel X dan variabel Y memiliki korelasi linear positif yang kuat/erat/sempurna.

(10)

Perubahan salah satu nilai variabel diikuti perubahan nilai variabel yang lainnya secara teratur dengan arah yang berlawanan. Jika nilai variabel X mengalami kenaikan, maka variabel Y akan turun. Jika Nilai variabel X mengalami penurunan, maka nilai variabel Y akan naik. Apabila nilai koefisien korelasi mendekati -1 (negatif Satu) maka hal ini menunjukan pasangan data variabel X dan variabel Y memiliki korelasi linear negatif yang kuat/erat/sempurna.

3. Tidak Berkorelasi (0)

Kenaikan nilai variabel yang satunya bisa diikut dengan penurunan variabel lainnya atau kadang-kadang diikuti dengan kenaikan variabel yang lainnya.Arah hubungannya tidak teratur, bisa searah atau pun berlawanan.Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati 0 (Nol) berarti pasangan data variabel X dan variabel Y memiliki korelasi yang sangat lemah atau berkemungkinan tidak berkorelasi.

4. Korelasi Sempurna

Terjadi apabila dua variabel yaitu variabel X meningkat atau menurun berbanding dengan kenaikan atau menurunnya variabel Y.

Tabel 3.1 Tabel Korelasi

Nilai Korelasi

0 Tidak Ada Korelasi Antar Variabel

> 0 – 0,25 Korelasi Sangat Lemah > 0,25 – 0,5 Korelasi Cukup

> 0,5 – 0,75 Korelasi Kuat

> 0,75 – 0,99 Korelasi Sangat Kuat

(11)

3.4Metode Kualitatif

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini maka teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

a.Data Primer Kualitatif

Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian kualitatif ini akan dilakukan dengan cara penelitian lapangan, yaitu:

1. Metode Observasi

Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data penelitian itu dapat diamati oleh peneliti.Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada penelitian.Hal ini hal ini ditujukan untuk mendapatkan data yang mendukung hasil wawancara.

2.Metode Wawancara

(12)

b. Data SekunderKualitatif.

Data yang diperoleh dari data kedua atau sumber-sumber yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebelum menuju tahap berikutnya.Data sekunder diperoleh dari data kedua atau sumber-sumber yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebelum menuju tahap berikutnya. Data sekunder diperoleh dengan cara studi kepustakaan dan pencatatan dokumen yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari kepala desa.

3.4.2 Unit Analisis

Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin, 2007).Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Dalam pengertian yang lain, unit analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus atau komponen yang diteliti. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reabilitas penelitian dapat terjaga.Karena terkadang peneliti masih bingung membedakan antara objek penelitian, subjek penelitian dan sumber data.Unit analisis suatu penelitian dapat berupa individu, kelompok, organisasi, benda, wilayah dan waktu tertentu sesuai dengan fokus permasalahannya.Dalam penelitian ini, yang menjadi unit analisis penelitian adalah rumah tangga dan kepala rumah tangga masyarakat lokal dan masyarakat pendatang dari setiap dusun di Desa Parik Sabungan.

3.4.3 Informan

(13)

2007).Peneliti memilih informan dengan menggunakan teknik purposive.Alasan peneliti menggunakan teknik purposive karena peneliti memilih informan menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan.Kriteria ini harus sesuai dengan topik penelitian.

a. Informan Kunci

Informan kunci adalah orang yang dianggap memahami masalah penelitian yang diteliti oleh peneliti. Adapun kriteria yang menjadi informan dalam penelitian adalah:

1. Kepala Desa

2. Bagian Humas dari Bandara Silangit

3. Masyarakat yang mewakili masyarakat lokal (masyarakat yang sudah tinggal lebih dari 5 tahun - 10 tahun) dan masyarakat pendatang.( masyakarakat yang sudah tinggal selama 6 bulan-5 tahun).

b. Informan biasa

Informan biasa adalah orang yang ikut dalam penelitian yang diteliti.Informan ini bertujuan untuk mengetahui tentang gambaran Desa Parik Sabungan serta bagaimana kondisi masyarakat Desa Parik Sabungan pasca pembangunan Bandara Silangit.

3.4.4 Interpretasi Data

(14)

ditolak.Sedangkan pada penelitian deskriptif, interpretasi ini adalah untuk menjelaskan fenomena secara mendalam berdasarkan data dan informasi yang tersedia.

3.4.5 Batasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti akan membatasi penelitian yakni mengetahui kapasitas masyarakat lokal dan masyarakat pendatang pasca pembangunan bandara Silangit serta mengetahui tertinggal atau melaju kondisi yang dialami masyarakat lokal Desa Parik Sabungan pasca pembangunan bandara Silangit.

3.5 Jadwal Kegiatan

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian N

(15)

BAB IV

DESKRIPSI DATA DAN INTEPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi

Siborong-siborong merupakan sebua

2

serta letak keberadaanya berada di 1.000 – 1.500 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Siborong-borong memiliki 21 desa/kelurahan. Dengan mempunyai perbatasan:

1. Sebelah Utara/ Northern : Kecamatan Lintong Nihuta, Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Sebelah Selatan/Southern : Kecamatan Sipoholon. 3. Sebelah Barat/Western : Kecamatan Pagaran.

(16)

Berikut adalah peta wilayah dari Kecamatan Siborong-borong:

Gambar 4.1 Peta Kecamatan Siborong-borong

4.1.2Gambaran Umum Desa Parik Sabungan

(17)

mempunyai perkebunan dan pertanian yang cukup luas, perkebunan padi dengan luas 55 ha, perkebunan kopi dengan luas 114 ha, perkebunan jagung dengan luas 30 ha, sedangkan perkebunan sayur-sayuran atau holtikultura dengan luas 50 ha. Pertanian dan perkebunan ini sepenuhnya dimiliki masyarakat. Berikut dibawah ini adalah peta wilayah desa Parik Sabungan:

Gambar 4.2 Peta Wilayah Desa Parik Sabungan

(18)

4.1.3 Gambaran Umum Bandara Silangit

Bandara Silangit adalah bandar udara yang terletak di Siborong-borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Bandara ini memiliki ukuran landas pacu 2.400 m x 30 m. Jarak dari pusat kota sekitar 7 km. Bandara Silangit dibangun pada masa penjajahan Jepang. Pembangunan kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun 1995 dengan menambah landas pacu sepanjang 900 meter sehingga menjadi 1.400 meter. Pada Maret 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan langsung pengoperasian Bandara Silangit, sejak saat itu pembangunan Bandara pun mulai dilakukan dengan gencar. Pada tahun 2011, Bandara Silangit akhirnya memiliki landas pacu sepanjang 2.400 meter dan direncanakan pada tahun 2015 akan diperpanjang kembali menjadi 2.650 kali 45 ms (8.700 × 150 kaki), sehingga bisa didarati pesawat berbadan lebar secara reguler.Bandara Silangit mulai beroperasional kembali pada tanggal 24 April 2016. (http://silangit-airport.co.id/id/general/about-us diakses pada tanggal 03 Maret 2017).

Pembangunan dari Bandara Silangit memakan ribuan hektar tanah di Desa Parik Sabungan ini semua menimbulkan dampak pergeseran peralihan baik secara ekonomi, sosial, dan ketersediaan infrastruktur.Namun dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Desa Parik Sabungan akibat dari pembangunan bandara tersebut.

(19)

pemerintah berharap akan adanya dampak positif bagi kemajuan dari masyarakat sekitar Bandara Silangit.

Gambar 4.3 Bandara Silangit dilihat dari Google Maps

Sumber :google maps

4.2 Demografi Wilayah

(20)

Tabel 4.1 Jumlah Luas Wilayah Perdesa/Kelurahan pada tahun 2015

Sumber: Kecamatan Siborong-borong dalam Angka

4.3 Komposisi Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Siborong-borongtahun 2015 menurut angka proyeksi BPS Kabupaten Tapanuli Utara adalah sebesar 46.402 jiwa.Penduduk

laki-Desa/Kelurahan Luas Wilayah

(Km2)

Lumban Tonga-tonga 8,90

Paniaran 9,70

Bahal Batu III 14,40 Bahal Batu II 15,40

Bahal Batu I 11,30

Sitabo-tabo 6,97

Siborong-borong I 10,00

Siaro 6,40

Sitampurung 13,50

Pasar Siborong-borong 5,00

Pohan Tonga 14,70

Lobu Siregar II 16,10

Hutabulu 14,30

Lobu Siregar I 22,30

Pohan Jae 27,30

Pohan Julu 31,50

Parik Sabungan 17,51 Siborong-borong II 14,63

Sigumbang 8,50

Sitabo tabo Toruan 4,43

Silait-lait 7,07

(21)

laki pada tahun 2014 adalah sebanyak 23.137 jiwa dan penduduk perempuan adalah sebanyak 22.865 jiwa.

Sex ratio yang diketahui adalah 102 artinya dikatakan bahwa jika ada 100 penduduk perempuan maka ada 102 penduduk laki-laki di kecamatan Siborong-borong. Adapun perbandingan jumlah penduduk perdesa/kelurahan di kecamatan Siborong-borong dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Perdesa/Kelurahan pada tahun 2015

Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Siborong-borong dalam kutipan Kecamatan Siborong-borong dalam Angka

No Desa/Kelurahan Jumlah

Penduduk

1 Lumban Tonga-tonga 2.016 jiwa

(22)

4.3.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk desa Parik Sabungan Berdasarkan Jenis Kelamin pada tahun 2016

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 896 orang

Perempuan 498 orang

Total 1.844 orang

Sumber : Data dari Kepala Desa Parik Sabungan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki sebanyak 896 orang sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 498 orang. Sex ratio yang diketahui adalah 180 artinya dikatakan bahwa jika ada 100 penduduk perempuan maka ada 180 penduduk laki-laki di kecamatan Siborong-borong.

4.4Karakteristik Responden

(23)

4.4.1 Identitas Responden

Tabel 4.4 Komposisi Responden Berdasarkan Lama Bermukim

Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017

Sampel yang telah ditetapkan responden dalam penelitian ini terbagi atas dua kelompok yaitu masyarakat lokal dan masyarakat pendatang.Masyarakat lokal merupakan masyarakat yang sudah lebih dari 10 tahun tinggal didesa Parik Sabungan sedangkan masyarakat pendatang merupakan masyarakat yang kurang dari 5 tahun

tinggal didesa Parik

Sabungan.

Tabel 4.5

Komposisi Responden

berdasarkan Pekerjaan

Utama

Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017

Pada tabel 4.5 terdapat beberapa jenis pekerjaan utama responden berdasarkan pilihan dari kuesioner yang peneliti bagikan diantaranya guru sebanyak 2 orang dengan presentase 5 %, Pegawai swasta sebanyak 3 orang dengan presentase 7,5 %, petani sebanyak 18 orang dengan presentase 45 %, PNS sebanyak 3 orang dengan presentase 7,5 %, Supir sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5 %, Teknisi Bandara

Lama Bermukim Jumlah masyarakat

> 5 tahun – 62 tahun 20 orang ( Masyarakat Lokal ) < 5 tahun 20 orang ( Masyarakat pendatang )

(24)

sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5%, Wiraswasta sebanyak 7 orang dengan presentase 17,5 %, Wirausaha sebanyak 5 orang dengan presentase 12,5 %. Jumlah responden sebanyak 40 orang dapat diketahui bahwa masyarakat lokal memiliki pekerjaan utama sebagai wiraswasta sebanyak 1 orang, PNS sebanyak 3 orang, wirausaha sebanyak 1 orang, guru sebanyak 1 orang, Petani sebanyak 13 orang, dan Pegawai Swasta sebanyak 1 orang. Masyarakat pendatang memiliki pekerjaan utama sebagai wiraswasta sebanyak 5 orang, wirausaha sebanyak 2 orang, guru sebanyak 1 orang, Petani sebanyak 5 orang, dan Pegawai Swasta sebanyak 1 orang.

(25)

Tabel 4.6 Komposisi Responden berdasarkan Pekerjaan Sampingan.

Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017

Pada tabel 4.6 terdapat beberapa jenis pekerjaan sampingan responden berdasarkan pilihan dari kuesioner yang peneliti bagikan diantaranya Berdagang dan Bertani sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5 %, Berternak sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5 %, Buruh tani sebanyak 1 dengan presentase 2,5 %, Kuli Bangunan sebnayak 2 orang dengan presentase 5 %, Organisasi Spsi – SPTi sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5 %, Pedagang sebanyak 2 orang dengan presentase 5%, Wiraswasta sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5 %, Wirausaha sebanyak 7 orang dengan presentase 17,5 %. Jumlah responden sebanyak 40 orang dapat diketahui bahwa masyarakat lokal memiliki pekerjaan sampingan sebagai berikut, Berternak sebanyak 1 orang, Buruh tani sebanyak 1 orang, Kuli Bangunan sebanyak 2 orang, Organisasi Spsi – SpTi sebanyak 1 orang, Pedagang sebanyak 1 orang, Petani sebanyak 3 orang, Wirausaha sebnyak 2 orang dan sebanyak 9 orang tidak memiliki pekerjaan sampingan. Masyarakat pendatang memiliki pekerjaan sampingan sebagai

Jenis Pekerjaan F %

- 18 45

Pedagang dan Petani 1 2,5

Berternak 1 2,5

Buruh Tani 1 2,5

Kuli Bangunan 2 5

Organisasi Spsi & SpTi 1 2,5

Pedagang 2 5

Petani 6 15

Wiraswasta 1 2,5

Wirausaha 7 17,5

(26)

berikut : Pedagang sebanyak 1 orang, : Pedagang dan Petani sebanyak 1 orang, Petani 3 orang, Wiraswasta 1 orang, Wirausaha 5 orang, dan sebanyak 9 orang tidak memiliki pekerjaan sampingan.

Tabel 4.7 Karakteristik Rumah Tangga dan Kepimilikan Aset

N = 40

Sumber : Kuesioner, Juni 2017

Pada tabel 4.7 karakteristik rumah tangga dan kepimilikan 51ampo responden berdasarkan dari kuesioner yang peneliti bagikan 40 responden diantaranya memiliki kondisi rumah dengan bahan utama lantai tanah 1 orang (2,5%), keramik 7 orang (17,5%), semen 32 orang (80%), kondisi rumah: kondisi atap 40 orang dari responden yang diteliti memiliki kondisi atap bahan seng (100%). Sumber ampon memasak LPG 32 orang, (80%), Kayu bakar 6 orang (15%), dan tidak masak dirumah 2 orang (5%). Karakteristik rumah tangga dan kepemilikan 51ampo secara keseluruhan terlihat sama bagi masyarakat lokal maupun masyarakat pendatang

Pertanyaan Jawaban %

Kondisi Rumah: baham utama lantai

Kondisi rumah: kondisi atap

Atap kayu -

Seng 40

(100%) Sumber 51ampon untuk

memasak

LPG 32

(80%)

Kayu bakar 6

(15%)

Tidak masak dirumah 2

(27)
(28)

Kegunaan Kepemilikan

kendaraan

Kepentingan pribadi 16

(40%)

Mata pencaaharian 2

(5%)

Kepentingan tugas 2

(5%)

Cangkul/sekop 27

(67,5%)

200.000-750.000 9

(22,5%)

750.000-1.500.000 7

(17,5%)

1.500.000-2.000.000 4

(10%)

2.000-2.500.000 8

(20%)

Perternakan 2

(5%)

Usaha dagang kecil 8

(20%)

Pegawai negeri 6

(15%)

Karyawan swasta 6

(29)

untuk pertanian Tidak ada 18 Kepunyaan ternak Ayam:

(30)

N = 40

Sumber : Kuesioner, Juni 2017

Pada tabel 4.8 karakteristik rumah tangga dan kepimilikan 55ampo responden berdasarkan dari kuesioner yang peneliti bagikan 40 responden diantaranya fasilitas yang dimiliki per rumah tangga memiliki listrik dan sumbernya PLN 36 orang (90%), dan tidak memiliki listrik 4 orang (10 %). Air minum dan sumber mata air tidak memiliki sumber air 2 orang (5%), PAM 8 orang (20%), ledeng 55ampong 1 orang (2,5%), sumur 16 orang (40%), dan mata air 13 orang (32,5%). Kepimilikan kamar mandi dengan tidak ada kamar mandi atau wc 1 orang (2,5%), wc saja 2 (5%) dan tidak ada rumah tangga yang memiliki kamar mandi saja.

Kepemilikan HP atau telpon sebanyak 40 responden memiliki hp atau telpon 39 orang (97,5%) dan tidak memiliki hp atau telpon 1 orang (2,5%). Kepemilikan komputer dengan 34 orang (85%) tidak memiliki komputer dan memiliki komputer 6

(31)

orang (15%).Kepimilikan telivisi dengan mempunyai 32 orang (80%) dan tidak memiliki telivisi 8 orang (20%).

Kepemilikan kendaraan sepeda motor sebanyak 40 responden memiliki sepeda motor 33 orang (82,5%), dan tidak memiliki sepeda motor 7 orang (17,5%). Kepemilikan kendaraan mobil atau truk memiliki mobil sebanyak 8 orang (20%), dan tidak memiliki mobil atau truk 32 orang (80%). Kegunaaan kepemilikan kendaraan untuk kepentingan pribadi 16 orang (40%), mata pencaharian 2 orang (5%), kepentingan tugas 2 orang (5%), kepentingan tugas dan mata pencaharian 12 orang (30%), dan kegunaan kepentingan pribadi, kepentingan tugas dan mata pencaharian sebanyak 8 orang (20%).

Kepemilikan peralatan pertanian sebanyak 40 responden memiliki sekop 27 orang (67%) dan tidak memiliki sekop 13 orang (32,5%), alat semprot 16 orang (40%) dan tidak memiliki alat semprot 24 orang (65%), alat tanam 14 orang (35%) dan tidak memiliki alat semprot 24 orang (65%), alat panen 12 orang (30%) dan tidak memiliki alat panen 28 orang (70%).

Jumlah pendapatan perbulan rumah tangga sebnayak 40 responden dengan pendapatan Rp 200.000-750.000 sebanyak 9 orang (22,5%), Rp 750.000-1.500.000 sebanyak 7 orang (17,5%), Rp 1.500.000-2.000.000 sebanyak 4 orang (10%), Rp 2.000-2.500.000 sebanyak 8 orang (20%), dan > Rp 2.500.000 sebanyak 12 orang (30%).

(32)

(5%). Kepemilikan lahan untuk pertanian sebanyak 22 orang (55%) memiliki lahan untuk pertanian sedangkan 18 orang (45%) tidak memiliki lahan untuk pertanian.

Kepemilikan tanah dan luas tanah dari 40 responden memililki tanah dengan 1 orang (5%) untuk rumah 2000m2 dan 9x8 m2 dan luas tanah dengan lahan kosong 1 ha sebanyak 9 orang (22,5%), 1,5 ha sebanyak 1 orang (2,5%), 1000 m2 sebanyak 1 orang (2,5%), 500 m2 sebanyak 2 orang(5%), 5000 m2 sebanyak 3 orang (7,5%), dan 8000 m2 sebanyak 1 orang (2,5%).

4.4.2 Analisis Tabel Tunggal

Tabel 4.9 Sumber Daya Manusia

Pertanyaan Jawaban %

dalam mengelola keuangan untuk usaha Mempuyai ketrampilan dalam

mengelola pertanian Menjual alat dan

mesin pertanian

0

Menjual bibit 0

Menjual pupuk 0

(33)

produk pangan Mempunyai Ketrampilan

dalam dalam non pertanian

Ya 14

(35%)

Tidak 26

(65%) Mendapatkan pelatihan dalam

melatih ketrampilan untuk mengelola usaha

Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017

(34)

ketrampilan yang didapatkan didapatkan bukanlah dari pemerintah ataupun kepala desa melainkan dari teman dari responden yaitu penyuluhan ketrampilan dalam beternak babi, penyuluhan ketrampilan dibidang otomotif dan mebel.

Tabel 4.10 Modal Sosial

Pertanyaan Jawaban % Organisasi yang diikuti

dalam meningkatkan

Organisasi yang diikuti Arisan 6

(15%)

bandara Silangit dalam meningkatkan usaha

Ada 10

(25%)

Tidak ada 30

(75%) Hubungan dengan: Sangat

baik 3. Hubungan dengan

kedinasaan

(35)

Pada tabel 4.10 diatas menunjukkan presentase dari modal sosial dari kerangka penghidupan. Dari 40 responden masyarakat dengan mendapatkan bantuan keuangan dari pemerintah menjawab ya 9 orang (22,5%) tetapi tidak menjawab berapa nominal bantuan yang diberikan pemerintah dalam meningkatkan usaha dan menjawab tidak 31 orang (77,5%). Organisasi yang diikuti dalam meningkatkan modal usaha dari 40 responden terdapat 19 orang (4,7%) mengikuti organisasi, 21 orang (52,5%) tidak mengikuti organisasi, dan tidak menjawab 18 orang (45%).

Keterlibatan pihak bandara terhadap peningkatan usaha dari 40 responden peneliti memiliki pengaruh yang sangat baik untuk 10 orang (25%), keterlibatan bandara memberikan pengaruh dengan:

- memberikan lapangan pekerjaan dengan menjadikan masyarakat sebagai karyawan bandara.

- meningkatkan usaha kedai kopi, rumah makan dan bengkel. - mengadakan pasar murah terhadap masyarakat.

Dari 40 responden kondisi hubungan dan kepercayaan terhadap pemerintah, sesama, kedinasan, keanggotaan desa dan pihak bandara dengan presentase sangat baik 1 orang (2,5%), baik 38 (95%), sangat kurang 1 (2,5%).

Tabel 4.11 Sumber Daya Fisik

Pertanyaan Jawaban %

Manfaat dari transportasi yang diberikan pemerintah dalam meningkatkan usaha

(36)

(10%) Peran pemerintah

menjalankan infrastruktur yang memadai dalam

meningkatkan usaha Memiliki persediaan air dan

sanitasinyang memadai

Ya 11

(27,5%)

Tidak 29

(72,5%) Kondisi akses informasi yang

diberikan pemerintah dalam menigkatkan usaha

Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017

Pada tabel 4.11 diatas menunjukan presentasi sumber daya fisik yang dimiliki dari 40 responden peneliti. Manfaat dari transportasi yang diberikan pemerintah dalam meningkatkan usaha, sangat baik 5 orang (12,5%), baik 17 orang (42,5%), kurang 14 orang (35%), sangat kurang 4 orang (10%). Peran pemerintah menjalankan infrastruktur dari 40 responden, sangat baik 6 orang (15%), baik 15 (37%), kurang 17 orang (42,5%), sangat kurang 2 orang (5%). Persediaan air dan sanitasi yang memadai dari 40 responden 11 orang (27,%) memiliki air dan sanitasi memadai dan 29 orang (37,5%) tidak memiliki air dan sanitasi yang memadai.

(37)

Tabel 4.12 Struktur dan Proses

Pertanyaan Jawaban %

Anggota dari rumah tangga yang berpartisipasi pada

program pemerintah

Ya 16

(40%)

Tidak 24

(60%)

Status Keanggotaan Biasa 13

(32,5%)

Luar biasa 2

(5%)

Bukan Anggota 25

(62,5%)

Status Kepengurusan Bukan Pengurus 35

(37,5%) Pengurus Tidak Aktif 1

(2,5%)

Pengurus aktif 4

(10%) Berapa lama dalam

berpartisipasi program Pernah atau tidak mengikuti

penyuluhan dari pemerintah

Pernah 12

(30%)

Tidak pernah 28

(70%)

Penyuluhan menabung Sangat bermanfaat -

Bermanfaat 4

(10%)

Kurang Bermanfaat -

Penyuluhan pertanian Sangat bermanfaat -

Bermanfaat 7

(17,5%)

Kurang bermanfaat -

Penyuluhann Peternakan Sangat bermanfaat 1 (2,5%)

Bermanfaat -

(38)

N = 40

Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017

Pada tabel 4.12 diatas menunujukkkan presentase struktur dan proses dalam pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan Bandara Silangit. Anggota rumah tangga yang berpartisipasi pada program pemerintah dari 40 responden 16 orang (40%) pernah mengikuti dan 24 orang (60%) tidak pernah mengikuti program. Status keanggotaan dalam program, anggota biasa 14 orang (35%), anggota luar biasa 2 orang (5%), bukan anggota 25 orang (62,5%). Status kepengurusan dalam program pemerintah yang pernah diikuti merupakan 35 orang (37,5%) bukan pengurus, pengurus tidak aktif 1 orang (2,5%), pengurus tidak aktif 4 orang (10%) dengan 0-1 tahun sebanyak 1 orang (2,5%), 1-2 tahun sebanyak 1 orang (2,5%), 2-3 tahun sebanyak 2 orang (7,5%), 3-4 tahun sebanyak 3 orang (7,5%) dan 4-5 tahun sebanyak 4 orang (10%) secara keseluruhan 11 orang (27,%), terlihat bahwa responden peneliti tidak terlalu terbuka dengan status kepengurusan dan keangggotaan program pemerintah yang pernah diikuti.

(39)

Tabel 4.13 Strategi Penghidupan Mengalami anggota keluarga wafat

(40)

Majikan 2 (5%) Perkawinan anggota keluarga

Keluarga luas 15 Biaya pendidikan anak

(41)

(5%) Sikap menabung

3 tahun lalu

Tidak ada tabungan 24

(60%) Ada tabungan dibawah 1 juta 8

(20%)

Ada tabungan 1-5 juta 4

(10%) Ada tabungan 5-10 juta 1

(2,5%) Ada tabungan diatas 10 juta 2

(2,5%) Sikap menabung

saat ini

Tidak ada tabungan 23

(57,5%) Ada tabungan dibawah 1 juta 7

(17,5%)

Ada tabungan 1-5 juta 5

(12,5%) Ada tabungan 5-10 juta 2

(5%) Ada tabungan diatas 10 juta 3

(7,5%) N = 40

Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017

Pada tabel 4.13 tentang strategi penghidupan terdapat presentase anggota rumah tangga mengalami kesulitan dan memerlukan pinjaman apabila kejadian kegagalan panen, kejadian mengalami sakit, mengalami anggota keluarga wafat, perkawinan anggota keluarga, biaya pendidikan anak, dan modal usaha sebanyak 40 responden dari meminta bantuan keuangan kepada keluarga luas sebanyak 15 orang (37,5%), tetangga sebanyak 2 orang (5%), teman sebanyak 15 orang (37,5%), penjabat desa sebanyak 2 orang (5%), bank sebanyak 3 orang (7,5%), koperasi 1 orang (2,5%), dan majikan sebanyak 2 orang (5%).

(42)

tahun lalu dari 40 responden tidak ada tabungan sebanyak 24 orang (60%), ada tabungan dibawah 1 juta sebanyak 7 orang (17,5%), ada tabungan 1-5 juta sebanyak 5 orang (12,5%), ada tabungan 5-10 juta sebanyak 2 orang (5%), da nada tabungan diatas 10 juta sebanyak 3 orang (7,5%). Sikap menabung saat ini tidak ada tabungan sebanyak 23 orang (57,5%), ada tabungan dibawah 1 juta sebanyak 7 orang (17,5%), ada tabungan 5-10 juta sebanyak 2 orang (5%), dan ada tabungan diatas 10 juta sebanyak 3 orang (7,5%).

4.5 Uji Validitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya yaitu agar data yang

diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.

(43)

4.5.1 Uji Validitas Kapasitas Masyarakat Lokal dan Pendatang (X)

Tabel 4.15 Tabel Uji Kapasitas Masyarakat Lokal (X) Item

Pengujian Kesimpulan

(44)

20. 0,988 0,000 Sig. > 0,05 Valid

21. 0,997 0,000 Sig. > 0,05 Valid

Tabel 4.16Tabel Uji Validitas Kapasitas Masyarakat Pendatang (X)

Item

Pengujian Kesimpulan

(45)

19. 0,991 0,000 Sig. > 0,05 Valid

20. 0,992 0,000 Sig. > 0,05 Valid

21. 0,997 0,000 Sig. > 0,05 Valid

Tabel 4.16 Tabel Uji Validitas Pemanfaatan Peluang Usaha Pasca Pembangunanan Bandara Silangit Masyarakat Lokal (Y)

Item

Pengujian Kesimpulan

(46)

Tabel 4.17 Tabel Uji Validitas Pemanfaatan Peluang Usaha Pasca Pembangunan Bandara Silangit Masyarakat Pendatang (Y)

Item Pernyataan

R-Hitung Validitas

Sig. (2-Tailed)

Pengujian Kesimpulan

1. 0,988 0,000 Sig. > 0,05 Valid

2. 0,990 0,000 Sig. > 0,05 Valid

3. 0,989 0,000 Sig. > 0,05 Valid

4. 0,984 0,000 Sig. > 0,05 Valid

5. 0,990 0,000 Sig. > 0,05 Valid

6. 0,993 0,000 Sig. > 0,05 Valid

7. 0,994 0,000 Sig. > 0,05 Valid

8. 0,994 0,000 Sig. > 0,05 Valid

9. 0,994 0,000 Sig. > 0,05 Valid

10. 0,994 0,000 Sig. > 0,05 Valid

11. 0,994 0,000 Sig. > 0,05 Valid

12. 0,992 0,000 Sig. > 0,05 Valid

13. 0,991 0,000 Sig. > 0,05 Valid

14. 0,988 0,000 Sig. > 0,05 Valid

(47)

4.6Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kehandalan berkaitan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur dilihat dari stabilitas atau konsistensi internal dari informasi, jawaban dan pertanyaan, jika pengukuran atau pengamatan dilakukan berulang.Pengujian reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan formula Alpha’s Cronbach.

Berikut ini adalah tabel perbandingan angka dari pengukuran rincian uji reabilitas.

Hasil uji Alpha Crobanch Derajat Keandalan

0,5 Tidak dapat

Tabel 4.18Hasil Uji Reabilitas Variabel Penelitian

Variabel Cronbach's Alpha

Reabilitas Keandalan

Kapasitas Masyarakat

Usaha Pasca Pembangunan Bandara Silangit (Y)

0,872 0,999 Luar Biasa

Bagus

(48)

Usaha Pasca Pembangunan Bandara Silangit (Y)

Bagus

Sumber :Data lapangan yang diolah dengan SPSS, 2017

4.7Uji Normalitas

Salah satu syarat untuk melakukan penelitian dengan menggunakan prodact moment mengetahui tingkat normalitas data, selanjutnya apakah data itu bisa dianalisis dengan product moment.Uji distribusi normal tersebut diartikan sebagai uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan tersebut merupakan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik inferensial. Dengan kata lain, apakah data yang dimiliki yang berasal dari populasi sudah berdistribusi normal.

(49)

Tabel 4.19 Uji

Normalitas Uji Kolmogorov Smirnov Variabel Kapasitas Masyarakat Lokal

Ho : data tidak berdistribusi normal Ha : data berdistribusi normal

Ketentuan:

Jika siq < α (0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima Jika siq > α (0,05) maka Ho diterima, Ha ditolak

Maka:

Dengan demikianhasil uji yang didapatkan sebesar 0,709 lebih besar dibandingkan 0,05. Maka data variabel Kapasitas Masyarakat Lokal (X) berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X lokal

N 20

Poisson Parametera,,b Mean 75.5000

Most Extreme Differences Absolute .159

Positive .159

Negative -.123

Kolmogorov-Smirnov Z .709

Asymp. Sig. (2-tailed) .695

a. Test distribution is Poisson.

(50)

Tabel 4.20 Uji Normalitas Uji Kolmogorov Smirnov Variabel Kapasitas Masyarakat Pendatang

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X pendatang

N 20

Poisson Parametera,,b Mean 233.30

Most Extreme Differences Absolute .950

Positive .950

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z 4.249

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Poisson.

b. Calculated from data.

Ho : data tidak berdistribusi normal Ha : data berdistribusi normal

Ketentuan:

Jika siq < α (0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima Jika siq > α (0,05) maka Ho diterima, Ha ditolak

Maka:

(51)

Tabel 4.21 Uji Normalitas Uji Kolmogorov Smirnov Variabel Pemanfaatan Peluang Usaha Pasca Pembangunan Bandara Silangit

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ylokal

N 20

Poisson Parametera,,b Mean 152.3000

Most Extreme Differences Absolute .848

Positive .848

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z 3.793

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Poisson.

b. Calculated from data.

Ho : data tidak berdistribusi normal Ha : data berdistribusi normal

Ketentuan:

Jika siq < α (0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima

Jika siq > α (0,05) maka Ho diterima, Ha ditolak

Maka:

(52)

Tabel 4.22 Uji Normalitas Uji Kolmogorov Smirnov Variabel Pemanfaatan Peluang Usaha Pasca Pembangunan Bandara Silangit

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ypendatang

N 20

Poisson Parametera,,b Mean 62.7000

Most Extreme Differences Absolute .800

Positive .800

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z 3.577

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Poisson.

b. Calculated from data.

Ho : data tidak berdistribusi normal Ha : data berdistribusi normal

Ketentuan:

Jika siq < α (0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima Jika siq > α (0,05) maka Ho diterima, Ha ditolak

Maka:

(53)

4.8Uji Korelasi

Uji ini untuk melihat seberapa kuat hubungan antar variabel yang akan di lihat pada pengujian ini. Dalam uji korelasi ini menggunakan uji korelasi sederhan (Bivariate Correlation) digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi.Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel.Dalam pengujian ini setiap variabel di uji secara satu per satu antara variabel untuk melihat seberapa besar variabel masing-masing mempengaruhi variabel lainnya.

Tabel di bawah ini memperlihatkan bahwaa nilai t-hitungkorelasi adalah

sebesar 0,997 dengan nilai sig-p = 0.000. Karena nilai sig-p (0.000) lebih kecil dari nilai sig-α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X (Studi Kapasitas Masyarakat Lokal) memiliki korelasi yang tidak signifikan dengan variabel Y (Pemanfaatan Peluang Usaha Pasca Pembangunan Bandara Silangit). Dengan ketentuan:

Ho : koefisien korelasi tidak signifikan Ha : koefisien korelasi signifikan

Ketentuan:

(54)

Maka:

Selanjutnya untuk melihat tingkat kekuatan hubungan variabel X (Studi Kapasitas Masyarakat Lokal) memiliki korelasi yang tidak signifikan dengan variabel Y (Pemanfaatan Peluang Usaha Pasca Pembangunan Bandara Silangit), bahwa nilai

t-hitungkorelasi sebesar 0,997 dibandingkan dengan t-tabel korelasi sebesar 0.000.

Berdasarkan tabel di bawah ini, menunjukkan hubungan sangat signifikan dengan variable X dan Y. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.23 Hasil Uji Korelasi Studi Kapasitas Masyarakat Lokal

Terhadap Pemanfaatan Peluang Usaha Pasca Pembangunan Bandara Silangit

Correlations

XLOKAL YLOKAL

XLOKAL Pearson Correlation 1 .997**

Sig. (2-tailed) .000

N 20 20

YLOKAL Pearson Correlation .997** 1 Sig. (2-tailed) .000

N 20 20

Sumber :Data lapangan yang diolah dengan SPSS, 2017

Tabel 4.24Hasil Uji Korelasi Studi Kapasitas Masyarakat Pendatang

(55)

Sumber :Data lapangan yang diolah dengan SPSS, 2017

Tabel di atas ini memperlihatkan bahwaa nilai t-hitungkorelasi adalah sebesar

0,992 dengan nilai sig-p = 0.000. Karena nilai sig-p (0.000) lebih kecil dari nilai sig-α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X (Studi Kapasitas Masyarakat Pendatang) memiliki korelasi yang sangat signifikan dengan variabel Y (Pemanfaatan Peluang Usaha Pasca Pembangunan Bandara Silangit). Dengan ketentuan:

Ho : koefisien korelasi tidak signifikan Ha : koefisien korelasi signifikan

Ketentuan:

Jika siq < α (0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima

Jika siq > α (0,05) maka Ho diterima, Ha ditolak Maka:

Selanjutnya untuk melihat tingkat kekuatan hubungan variabel X (Studi Kapasitas Masyarakat Lokal) memiliki korelasi yang tidak signifikan dengan variabel Y (Pemanfaatan Peluang Usaha Pasca Pembangunan Bandara Silangit), bahwa nilai

t-Correlations

XP YP

XP Pearson Correlation 1 .992 **

Sig. (2-tailed) .000

N 20 20

YP Pearson Correlation .992 **

1 Sig. (2-tailed) .000

(56)

hitungkorelasi sebesar 0,992 dibandingkan dengan t-tabel korelasi sebesar 0.000.

Berdasarkan tabel di bawah ini, menunjukkan hubungan sangat signifikan dengan variable X dan Y.

4.9Uji T Sample Berpasangan

Uji t sample berpasangan sering kali disebut sebagai paired-sampel t test. Uji t untuk data sampel berpasangan membandingkan rata-rata dua variabel untuk suatu grup sampel tunggal.Uji ini menghitung selisih antara nilai dua variabel untuk tiap kasus dan menguji apakah selisih rata-rata tersebut bernilai nol.

Kriteria data untuk uji t sampel berpasangan :

• Data untuk tiap pasang yang diuji dalam skala interval atau rasio.

• Data berdistribusi normal.

• Nilai variannya dapat sama ataupun tidak.

Uji t berpasangan (paired t-test) umumnya menguji perbedaan antara dua pengamatan. Uji seperti ini dilakukan pada Subjek yang diuji untuk situasi sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa (sejenis). Dibawah ini adalah tabel tahap output dari hasil uji T test berpasangan :

1. Output pertama

(57)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 XLOKAL 147.35 20 320.796 71.732

YLOKAL 76.05 20 165.749 37.063

Pair 2 XPENDATANG 86.00 20 188.128 42.067

YPENDATANG 62.70 20 136.584 30.541 Sumber :Data lapangan yang diolah dengan SPSS, 2017

Pair 1 Rata-rata XLokal 147.35 Rata-rata YLokal 76.05 Pair 2 Rata-rata XPendatang 86.00

Rata-rata YPendatang 62.70

Sdv untuk Y pendatang diperoleh hasil yang paling kecil yaitu 136.6 menunjukkan bahwa pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan tersebar merata atau dalam artian bahwa kapasitas masyarakat pendatang desa Parik Sabungan dalam memanfaatkan peluang usaha memiliki transformasi sosial sumber pendapatan yang merata.Dalam pengambilan peluang usaha masyarakat pendatang lebih mendominasi dibandingkan masyarkat lokal.

2. Output Kedua

(58)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 XLOKAL & YLOKAL 20 .997 .000

Pair 2 XPENDATANG &

YPENDATANG

20 .992 .000

Sumber :Data lapangan yang diolah dengan SPSS, 2017

3. Output Ketiga

Hipotesis T Test yang diajukan adalah :

• Jika nilai Sig. (2 tailed) < 0,05, maka rata-rata masyarakat lokal dan masyarakat pendatangmemiliki kapasitas yang sama dalam pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan bandara Silangit.

• Jika nilai Sig. (2 tailed) > 0,05, maka rata-rata masyarakat lokal dan masyarakat pendatangmemiliki kapasitas yang tidak sama dalam pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan bandara Silangit.

Sumber :Data lapangan yang diolah dengan SPSS, 2017

Paired Samples Test

Interval of the

(59)

Kesimpulan didapatkan dari hasil Uji T Test Samples Test adalah masyarakat lokal dengan t hitung 2.041 dan Sig 0,55> 0,05 sedangkan untuk masyarakat pendatang dengan t hitung 1.866 dan Sig 0,75> 0,05 maka “rata-rata masyarakat lokal dan masyarakat pendatang memiliki kapasitas yang tidak sama dalam pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan bandara Silangit”

4.10Uji Hipotesis

Ho = Terdapat hubungan kapasitas masyarakat lokal dan masyarakat pendatang terhadap pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan bandara Silangit.

Ha = Tidak terdapat hubungan antara kapasitas masyarakat lokal dan masyarakat pendatang terhadap pemanfaatan peluang uaha pasca pembangunan bandara Silangit.

Untuk menguji hipotesi signifikansi korelasi, dengan ketentuan: Jika siq < α (0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima

Jika siq > α (0,05) maka Ho diterima, Ha ditolak

KORELASI PEARSON

Sumber :Data lapangan yang diolah dengan SPSS, 2017

(60)

Berdasarkan data di atas signifikansi (2-tailed) 0,000 > α 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima. Jadi hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan kapasitas masyarakat lokal dan masyarakat pendatang terhadap pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan bandara Silangit.

4.11Perbandingan Sumber Penghidupan

Perbandingan sumber penghidupan antara masyarkat lokal dan pendatang pasca pembangunan Bandara Silangit terlihat pada masyarakat lokal masih bekerja dibidang pertanian sedangkan pada masyarakat pendatang memilih mengambil peluang usaha dengan bekerja sebagai seorang wirausaha.

(61)

sembako, usaha salon, usaha papan bunga, usaha doorsmeer, usaha bengkel, usaha bahan bangunan, usaha distributor minuman, dan usaha pemecah batu.

4.12Kapasitas Masyarakat Lokal dalam Memanfaatkan Peluang Usaha

Kapasitas masyarakat lokal dalam memanfaatkan peluang usaha pasca pembangunan Bandara Silangit menurut hasil wawancara dari Pak Juli sebagai seorang masyarakat asli desa Parik Sabungan mengatakan sumber pendapatan pasca pembangunan Bandara Silangit sangat berpangaruh karena kehadirannya bandara sehingga ia berani membuka usaha bengkel, Pekerjaan Pak Juli sebelum adanya peresmian bandara adalah bertani. Pak Juli mengatakan sumber pendapatan bagi masyarakat pendatang pasca pembangunan Bandara Silangit juga sangat berpengaruh karena kehadiran bandara untuk mendapatkan peluang usaha ataupun pekerjaan yang lebih baik.

(62)

4.13Faktor-faktor yang Menghambat dan Mendorong Transformasi Sosial Sumber Pendapatan

Faktor- faktor yang menghambat dan mendorong dari transformasi sumber pendatan berdasarkan dari hasil wawancara Pak Mangatur mengatakan bahwa factor utama yang menghambat dari transformasi sumber pendapatan masyarakat lokal dan masyarakat pendatang adalah hal ganti rugi tanah bagi pihak PT Angkasa Pura yang kurang memuaskan bagi masyarakat sekitar sehingga masyarakat masih mempertahankan lahan mereka dan tetap bekerja sebagai seorang petani sehingga kecemburuan social muncul dari masyarakat lokal terhadap masyarakat pendatang. Sedangkan factor pendorong dari transformasi sumber pendapatan masyarakat lokal dan masyarakat pendatang terlihat dari ramainya lingkungan sekitar desa karena adanya pembangunan Bandara Silangit. Agenda Pekerjaan Pak Mangatur dalam memberikan peningkatan sosial dan ekonomi ditahun 2017 yakni: Pengerjaan terhadap Jalan Usaha Tani, Memberikan Usaha kepada masyarakat dan mencari bantuan kepada masyarakata serta keinginan untuk melakukan program irigasi.

(63)

dalam memanfaatkan peluang usaha dibandingkan masyarakat pendatang didesa Parik Sabungan sudah memiliki pemikiran maju dengan memanfaatkan peluang usaha disektor non pertanian yakni membuka usaha travel, membuka pangkas rambut, membuka usaha grosir dan kuliner.

(64)

yang belum membantu dalam memberikan penyuluhan untuk meningkatkan SDM didesa.

(65)

4.14 Profil Informan Informan 1

Nama : Mangatur Simanjuntak, SH

Usia : 43 tahun

Pekerjaan : Kepala Desa

Pekerjaan sampingan : -

Informan 2

Nama : Roy Tobing

Usia : 33 tahun

Pekerjaan : Kepala Humas dari Bandara Silangit Pekerjaan sampingan : -

Informan 3

Nama : T Simanjuntak

Usia : 44 tahun

Lama bermukim didesa : 17 tahun ( Masyarakat Lokal )

Pekerjaan : Pegawai Swasta

(66)

Informan 4

Nama : Juli Anggiat Napitupulu

Usia : 42 tahun

Lama bermukin didesa : 20 tahun ( Masyarakat Lokal )

Pekerjaan : Pengusaha Bengkel

Pekerjaan Sampingan : -

Informan 5

Nama : R Hutasoit

Usia : 49 tahun

Lama bermukim didesa : 5 tahun ( Masyarakat Pendatang )

Pekerjaan : Wiraswasta

Pekerjaan Sampingan : Pengusaha Rumah Makan

Informan 6

Nama : Hotnida Napitupulu

Usia : 48 tahun

Lama bermukum didesa : 5 tahun ( Masyarakat Pendatang )

Pekerjaan : Wiraswasta

(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis terhadap data penelitian berdasarkan analisis data kuantitatif dan kualitatif, maka peneliti menarik kesimpulan yaitu:

1. Berdasarkan uji validitas dengan ketentuan sehingga dihasilkan hasil korelasi dan dibandingkan dengansig 2 tailed. jika hasil yang ditemukan, angka korelasi Pearson lebih kecil dibandingkan dengan sig 2 taileddan alat pengujian sebesar 0,05, maka dinyatakan valid. Semua item pernyataan dalam variabel memiliki kecenderungan untuk dikatakan valid.

2. Berdasarkan uji realibilitas dengan ketentuan uji statistik Alpha Crobsnch derajat keandalan variabel penelitian Kapasitas Masyarakat Lokal (X) (1,000), Kapasitas Masyarakat Pendatang (1,000), pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan bandara Silangit.Masyarakat lokal (0,999), dan pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan bandara Silangit Masyarakat Pendatang (0,999), artinya keseluruhan variabel dalam penelitian sudah realibel.

(68)

4. Perbandingan sumber penghidupan antara masyarakat lokal dan masyarakat pendatang Desa Parik Sabungan pasca pembangunan bandara Silangit didapatkan dari hasil Uji T Samples Test yakni masyarakat lokal dengan t hitung 2.041 dan Sig 0,55> 0,05 sedangkan untuk masyarakat pendatang dengan t hitung 1.866 dan Sig 0,75 > 0,05 maka “rata-rata masyarakat lokal dan masyarakat pendatang memiliki kapasitas yang tidak sama dalam pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan bandara Silangit”. Pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan tersebar merata atau dalam artian bahwa kapasitas masyarakat pendatang desa Parik Sabungan dalam memanfaatkan peluang usaha memiliki transformasi sosial sumber pendapatan yang merata. Dalam pengambilan peluang usaha masyarakat pendatang lebih mendominasi dibandingkan masyarkat lokal.

5. Sumber penghidupan antara masyarakat lokal dan masyarakat pendatang Desa Parik Sabungan pasca pembangunan bandara Silangit disimpulkan dengan hasil data kuantitatif dan data kualitatif bahwa sumber penghidupan masyarakat lokal masih bertahan bekerja disektor pertanian sebelum dan sesudah kehadiran dari bandara Silangit dan masyarakat pendatang sebagian besar memilih bekerja sebagai seorang wirausaha dan wiraswasta dengan berjualan sembako, usaha kuliner, bengkel maupun sebagai seorang supir.

(69)

pasca pembangunan bandara Silangit. Terbukti dengan hasil wawancara peneliti dengan beberapa narasumber masyarakat pendatang merasa dirugikan dengan kesirikan dan pemikirannegative masyarakat lokal terhadap masyarakat pendatang yang mampu menjalankan bisnis lebih baik. Faktor yang mendorong sumber pendapatan masyarakat Desa Parik Sabungan pasca pembangunan bandara dengan adanya kabar akan diresmikan bandara Silangit sebagai bandara internasional karena danau toba ditetapkan menjadi salah satu menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sehingga masyarakat lokal diusahakan mampu menjadi masyarakat yang lebih baik dalam mengambil peluang usaha dan mampu bertahan hidup dalam menghadapi persaingan nanti.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas yang menjadi saran penelitian adalah sebagai berikut:

(70)

akan pentingnya pengetahuan, pengelolaan dan pengetahuan lain dalam bidang pertanian.

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Korelasi
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Siborong-borong
Gambar 4.2 Peta Wilayah Desa Parik Sabungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa alat pengukur massa tubuh dan panjang badan elektronik terintegrasi untuk evaluasi gizi balita menggunakan

Estimasi Kepadatan Populasi Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Jumlah Sarang Di Marike dan Sikundur Kecil Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera

[r]

Merrick dan Haas (1994) menggunakan sensor cahaya untuk membaca nilai cahaya merah dan inframerah dari pulse oximeter untuk kemudian dimodulasi dengan nilai

Museum memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Museum Sumpah Pemuda yang berada di Jalan Keramat Raya, nomor 106, Jakarta Pusat, menjalankan fungsinya sebagai

Sua`adah, 2005, Sosiologi Keluarga, Malang: Universitas Muhammadiyah.. Festival Jogokali : Resistensi Terhadap Penggusuran

a) Penangkar tidak memenuhi syarat untuk memiliki TRUP, karena tidak memiliki modal untuk membeli biji bersertifikat, dan memunikan kebun entres. b) Penangkar yang

Alamat : Jalan Mansun No.