• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sstem Informasi Registrasi Pasien Rawat Inap Dengan Visual C Di Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Sstem Informasi Registrasi Pasien Rawat Inap Dengan Visual C Di Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi

Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang

dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Kadir, 2003). Sedangkan informasi

merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi

penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau

secara tidak langsung pada saat mendatang (Sutanta, 2004). Sistem informasi

adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari

komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan

informasi (Ladjamudin, 2005).

2.1.1 Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem informasi Rumah sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan

dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi serta

penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan Rumah sakit (Sabarguna

dalam barsasella, 2012)

2.1.2 Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Komputer

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang Berbasis Komputer

(Computer Based Hospital Information System) sangat diperlukan untuk sebuah

rumah sakit dalam era globalisasi, di mana untuk pengembangan dan

pemeliharaan dibutuhkan penggunaan teknologi informasi yang menyebabkan

(2)

maka rumah sakit tersebut selamanya harus menggunakan teknologi informasi

(Sanjoyo, 2008).

2.2 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dengan menggunakan Microsoft Visual C#

2.2.1 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

SIM-RS merupakan sistem yang menangkap data tentang rumah sakit,

menyimpan, dan memelihara data serta menyediakan informasi yang berguna

untuk manajemen rumah sakit. SIM-RS terdiri dari beberapa bagian seperti bagian

registrasi pasien, rawat jalan, rawat inap, pembayaran dan penagihan, persediaan,

dan lain-lain (Noerlina, 2009).

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 82 Tahun 2013, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang

selanjutnya disingkat SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi

yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah

Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi

untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari

Sistem Informasi Kesehatan. Peran sistem informasi didalam kegiatan manajemen

rumah sakit sangatlah membantu dan mempunyai peran yang sangat efektif dalam

proses pelayanan kesehatan di rumah sakit, dengan sistem informasi seorang

pemimpin rumah sakit dapat mengambil suatu kebijakan secara cepat, tepat dan

akurat berdasarkan informasi yang didapat dari pelayanan kesehatan di rumah

(3)

2.2.2 Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu

sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau

memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau

diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut: (Jogiyanto, 1999).

1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang

lama.

2. Pertumbuhan organisasi yang menyebakan harus disusunnya sistem yang baru.

3. Untuk meraih kesempatan-kesempatan karena saat ini teknologi informasi telah

berkembang dengan cepatnya.

4. Adanya intruksi-intruksi (directives).

Adapun untuk mengembangkan sistem informasi manajemen di dalam

organisasi termasuk Rumah Sakit dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu

metode System Development Life Cycle (SDLC) atau disebut juga Siklus Hidup

Pengembangan Sistem (SHPS), metode prototyping, dan metode pengembangan

proses cepat.

2.2.2.1 System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Raymond Mc Leod dalam Nugroho (2008) merumuskan bahwa

sistem SHPS terdiri atas lima fase, dengan empat fase pertama disediakan untuk

pengembangan dan yang kelima untuk penggunaan. Adapun menurut Nugroho

(2008) diagram pengembangan dengan metode SHPS dapat digambarkan seperti

(4)

Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

2.2.2.1.1 Fase perencanaan

Perencanaan sistem (systems planning) ini menyangkut estimasi dari

kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk

mendukung pengembangan sistem ini serta untuk mendukung operasinya setelah

ditetapkan. Perencanaan sistem dapat terdiri dari perencanaan jangka panjang dan

perencanaan jangka pendek (Jogiyanto, 1999). Untuk melakukan perencanaan,

perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (Nugroho, 2008)

1. Mengevaluasi masalah

Panitia perlu melakukan evaluasi atas latar belakang masalah yang

dihadapi. Pada tahap ini panitia perlu sekali melihat berbagai macam faktor yang

nantinya akan memengaruhi pengembangan SIM. Untuk itu panitia harus

meminta masukan dari semua bagian maupun semua tingkat manajemen

(5)

2. Menetapkan masalah

Setelah menilai berbagai macam faktor dan alasan tentang perlunya

dikembangkan SIM, panitia perlu mulai merumuskan masalah yang dihadapi oleh

organisasi. Pada tahap ini panitia tidak berusaha menghimpun semua masalah

secara rinci, melainkan hanya mencari informasi untuk menunjukkan di mana

masalah tersebut berada dan apa penyebabnya.

3. Menentukan tujuan sistem

Panitia mengembangkan sebuah daftar tujuan sistem yang harus dicapai

untuk memenuhi kebutuhan para pemakai. Misalnya apakah sistemnya dibangun

secara terotomasi penuh ataukah semi-otomatis.

4. Mengidentifikasi keterbatasan sistem

Semua sistem pasti mempunyai keterbatasan, baik keterbatasan dana,

sumber daya manusia, lokasi dan lain sebagainya. Semuanya ini perlu

diidentifikasi agar hasil fase perancangan yang nantinya diperoleh realistis.

5. Mengadakan studi kelayakan

Studi kelayakan dilakukan untuk menilai apakah sistem yang sudah

ditetapkan tujuan-tujuannya tersebut akan mungkin dicapai. Ada enam aspek yang

perlu dipertimbangkan, yaitu:

a. Kelayakan teknis, yaitu menyangkut ketersediaan hardware dan software yang

dibutuhkan untuk implementasi SIM.

b. Kelayakan ekonomis, yaitu perlu dipastikan bahwa sistem yang dibangun akan

(6)

c. Kelayakan nonekonomis, yaitu adakah keuntungan nonekonomis dari hasil

pembangunan sistem yang akan dilakukan, misalnya keuntungan politis. Bila

ada maka perlu dirumuskan agar nantinya dapat dilihat keuntungan sistem

secara global.

d. Kelayakan hukum dan etika, yaitu perlu dipastikan apakah sistem yang

dikembangkan akan melanggar batas-batas hukum yang berlaku. Misalnya,

menggunakan perangkat lunak yang dijual secara komersial ataukah perangkat

lunak open source yang didistribusikan secara bebas.

e. Kelayakan operasional, yaitu perlu dipertimbangkan apakah sistem yang

dikembangkan akan menerima dukungan dari para pemakai di dalam

organisasi.

f. Kelayakan jadwal, yaitu perlu diperhatikan kemungkinan melaksanakan

sistem dalam batas waktu yang telah ditentukan.

2.2.2.1.2 Fase Analisis

Fase analisis pada dasarnya adalah fase untuk menentukan input dan

output yang diperlukan untuk diimplementasikan pada SIM. Tahapan dalam fase

analisis tersebut adalah sebagai berikut: (Nugroho, 2008)

1. Sosialisasi adanya pengembangan SIM di organisasi

Pengembangan SIM di dalam organisasi perlu disosialisasikan kepada

semua personel yang ada di dalam organisasi. Sosialisasi ini penting agar SIM

nantinya dapat diterima oleh semua personel. Sosialisasi dapat dilakukan melalui

berbagai cara, antara lain diumumkan di dalam rapat, pertemuan-pertemuan

(7)

2. Mengorganisasi tim panitia

Panitia yang sudah ada pada tahap ini dapat dikembangkan lebih jauh

dengan menambah personel ahli (jika belum ada) dari berbagai macam kualifikasi

yang diperlukan antara lain analis sistem, ADB, spesialis jaringan, programer,

wakil, ahli manajemen perusahaan, kalau perlu akuntan perusahaan dan lain-lain

hingga terbentuk lengkap tim yang dianggap cakap melakukan pengembangan

SIM sampai dapat digunakan.

3. Menyusun input

Panitia harus menyususn kebutuhan informasi bagi para pemakai. Proses

penggalian kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya

wawancara secara pribadi, observasi, melihat contoh laporan, melihat formulir

input, survei dan sebagainya. Dari seluruh metode ini, wawancara pribadi adalah

yang paling efektif.

4. Merancang kinerja output

Apabila kebutuhan informasi bagi para personel (termasuk tentunya

manajemen) telah ditetapkan maka sangatlah mungkin untuk dapat menentukan

kriteria kinerja sistem yang diinginkan.

5. Menyiapkan proposal desain

Panitia menyusun laporan analisis dan sekaligus proposal untuk masuk ke

tahap selanjutnya, yaitu tahap perancangan.

6. Setuju atau tidak menyetujui proyek desain

Manajemen setelah mengevaluasi proposal dan berdiskusi dengan panitia

(8)

2.2.2.1.3 Fase perancangan

Fase perancangan adalah fase perancangan sistem secara lengkap, baik

dari aspek perangkat keras maupun perangkat lunak. Dalam pengembangan SIM

ada dua hal yang harus dirancang, yaitu aspek perancangan proses dan aspek

perancangan data. Pada fase ini jasa ahli komputerlah yang lebih diperlukan.

Apabila sistem dipandang layak maka proses diteruskan dengan tahap

implementasi. Namun, bila tidak maka pengembangan dihentikan (Nugroho.

2008).

Fase perancangan ini adalah fase kritis. Apabila perancangannya baik

maka implementasinya akan lancar, dan sebaliknya (Nugroho,2008).

1. Menyiapkan desain sistem secara umum

Pada tahap desain secara umum, komponen-komponen sistem informasi

dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada user bukan untuk

pemrogram. Komponen sistem yang didesain adalah model, output, input,

database, teknologi dan kontrol (Jogiyanto, 1999).

2. Menyiapkan desain sistem secara terperinci

Perancangan desain sistem yang terinci harus dilakukan atas dua aspek,

aspek proses dan aspek data. Adapun dokumen perancangan sistem yang harus

dibuat sebaliknya dimaksudkan untuk dua kelompok, yaitu pemilik atau

(9)

3. Mengidentifikasi alternatif sistem

Perlu disadari bahwa pengembangan suatu sistem biasanya tidak hanya

bermuara pada sebuah kemungkinan, melainkan akan muncul berbagai alternatif

yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

4. Mengevaluasi berbagai alternatif sistem

Panitia mengevaluasi berbagai alternatif sistem yang ditemukan.

Keuntungan dan kerugian tersebut perlu dipandang dari berbagai aspek, baik

aspek ekonomi, hukum, waktu, politis, dan lain sebagainya.

5. Memilih sistem terbaik

6. Menyiapkan usulan penerapan

7. Setuju atau tidak setuju dengan pelaksanaan sistem

2.2.2.1.4 Fase Implementasi

Fase implementasi adalah fase dimana program ditulis, diuji dan

disesuaikan sampai memenuhi kebutuhan pemakai. Pada fase ini semua perngkat

lunak dan perangkat keras dipasang, dicoba dan diatur sampai memenuhi harapan

yang ditetapkan. Pada fase ini jasa ahli komputerlah yang lebih dominan

dibanding jasa ahli manajemen. Apabila proses dipandang memuaskan maka

pengembangan diteruskan ke tahap operasional. Apabila tidak maka proses dapat

saja dihentikan. Pada tahap ini fase kritis terletak pada fase perpindahan dari

sistem lama ke sistem baru (Nugroho, 2008).

2.2.2.1.5 Fase penggunaan

Fase penggunaan adalah fase dimana SIM mulai digunakan untuk

(10)

penyempurnaan-penyempurnaan kecil pada sistem, maupun juga penambahan-penambahan kecil

pada kinerja sistem. Pada tahap ini secara teratur dilakukan audit sistem untuk

menjamin quality assurance dari kinerja sistem (Nugroho, 2008).

2.2.2.2 Prototyping

Metode prototyping cocok digunakan sebagai metode pengembangan SIM

bagi organisasi yang mempunyai karakteristik sebagai berikut: (Nugroho, 2008)

1. Organisasi yang berisiko tinggi

2. Sistem yang inovatif

3. Perilaku pemakai yang sukar ditebak

4. Penyelesaian pengembangan SIM yang cepat

5. Perkiraan pnggunaan SIM yang pendek

2.2.2.3 Metode Pengembangan Proses Cepat

Mengingat adanya kebutuhan akan pengembangan SIM dalam waktu

pendek, banyak perusahaan menerapkan pengembangan SIM dengan metode

Pengembangan Proses Cepat (PPC). Pengembangan metode PPC ini biasanya

menggunakan perangkat lunak yang disebut CASE (Computer Aided Software

Engineering), yaitu suatu jenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk

mengembangkan SIM dengan cepat (Nugroho, 2008).

2.2.3 Program Komputer untuk Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem informasi manajemen Rumah Sakit dapat dilakukan

dengan menggunakan bantuan beberapa program komputer, seperti Visual Basic,

(11)

2.2.3.1 Mengenal Microsoft Visual C#

Microsoft Visual C# adalah bahasa pemrograman yang hadir utuk

menjembatani pengembangan aplikasi yang andal, sederhana dan tentunya

mempunyai performa yang memadai. C# adalah dua bahasa modern yang hadir

dengan konsep OOP dan mengesampingkan konsep sulit seperti pointer, multiple

inheritence, dan juga alokasi sumber daya. Hal ini dilakukan dengan

menghadirkan suatu Framework khusus di atas sistem operasi yang ada pada C#

lingkungan eksekusi aplikasi ini dikenal dengan .NET CLR (runtime environment

pada java). Di dalam .NET CLR ini berlangsung eksekusi , pengelolaan sumber

daya hingga penanganan error secara otomatis (Ferdiana, 2006).

2.2.3.2 Sejarah Perkembangan Microsoft Visual C#

C# pertama kali diperkenalkan pada bulan Juli 2000 sebagai sebuah bahasa

pemrograman modern berorientasi objek yang menjadi sebuah bahasa

pemrograman utama di dalam pengembangan di dalam platform Microsoft .NET

Framework. Pengalaman Helsberg dalam pendesain bahasa pemrograman seperti

Visual J++, Delphi, Turbo Pascal) dengan mudah dilihat dalam sintaksis bahasa

C#, begitu pula halnya pada inti Common Language Runtime (CLR). Dari kutipan

atas interview dan makalah-makalah teknisnya ia menyebutkan

kelemahan-kelemahan yang terdapat pada bahasa pemrograman yang umum digunakan saat

ini, misalnya C++, Java, Delphi, ataupun Smalltalk. Kelemahan-kelemahan yang

dikemukakannya itu yang menjadi basis CLR sebagai bentukan baru yang

menutupi kelemahan-kelemahan tersebut, dan pada akhirnya memengaruhi desain

(12)

Ada kritik yang menyatakan C# sebagai bahasa yang berbagi akar dari

bahasa-bahasa pemrograman lain. Fitur-fitur yang diambilnya dari bahasa C++

dan Java adalah desain berorientasi objek, seperti garbage collection, reflection,

akar kelas (root class), dan juga penyederhanaan terhadap pewarisan jamak

(multiple inheritance). Fitur-fitur tersebut di dalam C# kini telah diaplikasikan

terhadap iterasi, properti, kejadian (event), metadata, dan konversi antara tipe-tipe

sederhana dan juga objek. C# didesain untuk memenuhi kebutuhan akan sintaksis

C++ yang lebih ringkas dan Rapid Application Development yang 'tanpa batas'

(dibandingkan dengan RAD yang 'terbatas' seperti yang terdapat pada Delphi dan

Visual Basic) (Jarkom, 2013).

Agar mampu mempromosikan penggunaan besar-besaran dari bahasa C#,

Microsoft, dengan dukungan dari Intel Corporation dan Hewlett-Packard,

mencoba mengajukan standardisasi terhadap bahasa C#. Akhirnya, pada bulan

Desember 2001, standar pertama pun diterima oleh European Computer

Manufacturers Association atau Ecma International (ECMA), dengan nomor

standar ECMA-334. Pada Desember 2002, standar kedua pun diadopsi oleh

ECMA, dan tiga bulan kemudian diterima oleh International Organization for

Standardization (ISO), dengan nomor standar ISO/IEC 23270:2006 (Jarkom,

2013).

Adapun versi-versi program C# adalah sebagai berikut: (Perwanto, 2011)

(13)

1.1 1.1.4322.573 2003-04-24 Visual Studio .NET

2003

Windows Server 2003

2.0 2.0.50727.42 2005-11-07 Visual Studio 2005 3.5 3.5.21022.8 2007-11-19 Visual

Studio 2008

Windows 7, Windows 2008 R2 4.0 4.0.30319.1 2010-04-12 Visual

Studio 2010

-

2.2.3.3 Kelebihan Microsoft Visual C#

Adapun kelebihan dari program Microsft Visual C#, yaitu sebagai berikut:

(Triananda, 2013)

1. Flexible: C# program dapat di eksekusi di mesin komputer sendiri atau di

transmiskan melalu web dan dieksekusi di komputer lainnya.

2. Powerful: C# memiliki sekumpulan perintah yang sama dengan C++ yang kaya

akan fitur yang lengkap tetapi dengan gaya bahasa yang lebih diperhalus

sehingga memudahkan penggunanya.

3. Visually oriented: The .NET library code yang digunakan oleh C#

menyediakan bantuan yang dibutuhkan untuk membuat tampilan yang

complicated dengan frames, dropdown , tabbed windows, group button , scroll

bar , backgroundimage , dan lainnya.

4. Secure: semua bahasa pemprograman yg digunakan untuk kebutuhan internet

mesti memiliki security yg benar-benar aman untuk menghindari aksi

kejahatan dari pihak lain seperti hacker , C# memiliki segudang fitur untuk

(14)

5. Memory management lebih mudah karena adanya garbage collector, yg

membebaskan memory secara otomatis sehingga dapat mencegah memory

leak.

2.2.4 Pemrograman Berorientasi Objek (OOP)

Pemrograman berorientasi objek (Inggris: object-oriented programming

disingkat OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada

objek. Ini adalah jenis pemrograman di mana programmer mendefinisikan tidak

hanya tipe data dari sebuah struktur data, tetapi juga jenis operasi (fungsi) yang

dapat diterapkan pada struktur data. Dengan cara ini, struktur data menjadi objek

yang meliputi data dan fungsi. Selain itu, pemrogram dapat membuat hubungan

antara satu benda dan lainnya. Sebagai contoh, objek dapat mewarisi karakteristik

dari objek lain (Subiyantoro, 2013).

2.2.5 .NET Framework

.NET adalah sebuah platform yang berisi sekumpulan tool dan layanan

yang akan memberikan makna yang berbeda bagi tiap orang. Bagi seorang

pengembang .NET, platform ibarat sebagai sebuah sekumpulan API dan tool

pengembangan aplikasi terkini, yakni sebuah visual Studio .NET. Sementara bagi

seorang administrator jaringan platform .NET dapat diibaratkan sebagai

seperangkat piranti lunak yang memudahkan baginya dalam mengelola server

seperti halnya sumplan solusi piranti lunak yang dikenal dengan .NET Server

Family (Ferdiana, 2006).

.NETFramework adalah teknologi inti yang menyediakan berbagai library

(15)

Common Language Runtime (CLR) yang menyediakan run time environment

untuk aplikasi yang dibangun menggunakan Visual Studio .NET, terlepas dari

jenis bahasa pemrogramannya (Amri, 2003).

2.2.6 Common Language Runtime (CLR)

Common Language Runtime adalah sebuah environment modern untuk

menjalankan program saat runtime. Tugasnya sebagai berikut: (Jaenuddin, 2006)

1. mengatur dan mengelola eksekusi kode program

2. mengelola alokasi memori ketika program dieksekusi

3. memberikan layanan seperti JIT kompilasi

4. mengelola penanganan kesalahan atau eksepsi

5. melakukan proses debug dan mengatur keamanan program

6. bersifat assembly saat proses deployment (penyebaran) atau kompilasi

7. memungkinkan adanya variasi dan intregrasi berbagai bahasa pemrograman

yang ada di lingkungan Framework.NET.

2.2.7 Kompilasi Kode

Pada dasarnya ada dua jenis bahasa pemograman, yaitu interpreter dan

compiler. Interpreter adalah perangkat lunak yang mampu mengeksekusi code

program (yang ditulis oleh programmer) lalu menterjemahkannya ke dalam

bahasa mesin, sehingga mesin melakukan instruksi yang diminta oleh programmer

tersebut. Perintah-perintah yang dibuat oleh programmer tersebut dieksekusi baris

demi baris, sambil mengikuti logika yang terdapat di dalam kode tersebut.

Sedangkan compiler sendiri adalah program sistem yang digunakan sebagai alat

(16)

penterjemahan kode (yang dibuat programmer) ke dalam bahasa mesin. Hasil dari

terjemahan ini adalah bahasa mesin. Pada beberapa compiler, output berupa

bahasa mesin dilaksanakan dengan proses assembler yang berbeda (Mulyadi,

2012).

2.2.8 MySQL

Menurut Nugroho (2008) dalam Syukron dan Hasan (2015) “ MySQL(My

Structured Query Language) adalah sebuah program pembuat dan pengelola

database atau yang sering disebut dengan DBMS (Database Management

System)”. Database berfungsi sebagai penampung data yang akan dimasukkan

melalui form website. Selain itu dapat juga dibalik dengan menampilkan data yang

tersimpan dalam database ke dalam halaman website. MySQL merupakan

penyimpanan data yang fleksibel dan cepat aksesnya sangat dibutuhkan dalam

sebuah website yang interaktifdan dinamis.

2.3 Diagram alir data (DAD) atau Data Flow diagram (DFD)

Diagram alir data (DAD) atau Data Flow diagram (DFD) adalah sebuah

alat dokumentasi grafik yang menggunakan simbol-simbol untuk menjelaskan

suatu proses (Nugroho, 2008). Sedangkan menurut Ladjamuddin (2005) DAD

adalah model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang

lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan DAD adalah memudahkan

pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti

(17)

2.4 Flowchart

Flowchart adalah representasi grafis dan langkah-langkah yang harus

diikuti dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terdiri dari sekumpulan

simbol, di mana maisng-masing simbol merepresentasikan kegiatan tertentu

(Yatini, 2010).

Tabel 2.2 Simbol-simbol Flowchart

No Simbol Keterangan

1 5. Arus/Flow, untuk menyatakan jalannya arus suatu proses

2 Communication link, simbol transmisi untuk

informasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya

3

Connector, simbol untuk keluar/ masuk prosedur atau proses dalam lembar/halaman yang sama

4 Off-line connector, simbol untuk keluar/masuk prosedur atau proses dalam lmbar atau halaman yang lain

5 Process, simbol yang menunjukkan pengolahan yang dilakukan oleh komputer

6 Manual operation, simbol yang menunjukkan

pengolahan yang tidak dilakukan oleh komputer

7 Decision, simbol untuk kondisi yang akan

menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban/aksi

8 Preparation, digunakan untuk memberikan nilai awal pada suatu variabel

(18)

10 6. Off-line storage, untuk menunjukkan bahwa data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu.

11 7. Manual input, untuk memasukkan data secara

manual dengan menggunakan online keyboard

12 8. Input-Output, untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya

13 9. Punched Card, untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu

14 Magnetic tape unit, simbol yang menyatakan input berasal dari pita magnetik atau output disimpan ke pita magnetik

15 10. Disk storage, untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk

16 11. Document, untuk mencetak laporan ke printer

17 12. Display, untuk menyatakan peralatan output yang digunakan berupa layar.

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Tabel 2.1 Versi-versi C#

Referensi

Dokumen terkait

Target/luaran yang diharapkan melalui program ini adalah terbentuknya Karang Taruna sebagai wadah bagi generasi muda untuk berkontribusi di masyarakat

Tombol TUTUP dalam Form Private Sub bt_batal_Click() Unload UserForm1.

Hasil penelitian: (1) pengrajin batik dapat membuat design motif green batik dengan banyak pola dan corak, (2) beberapa pengrajin terbiasa memasarkan batik tulis

Selain untuk memisahkan kelompok produk menjadi tiga golongan yaitu: produk yang masih bagus ( good ), produk yang hampir kadaluarsa ( almost expired ), dan produk yang

Penelitian ini membuat Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bantuan Mandiri Pariwisata melalui Desa Wisata Menggunakan Metode Weighted Product pada Dinas

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa manajemen penyelesaian konflik yang dilakukan Partai Golkar dalam konflik pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karo menggunakan

Hubungan Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham dengan Likuiditas sebagai variabel pemoderasi menunjukkan adanya hubungan yang positif karena semakin tinggi nilai CR akan

Diinjak sampai mulai menekan. Fungsi kebebasan kopling ini dimaksudkan agar saat pedal kopling dilepas, unit pengoperasian kopling khususnya bantalan tekan tidak