• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Motivasi Belajar

2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar

Pengertian belajar menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1993:3).

Sedangkan menurut Moh. Surya (1981 : 32) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Ada tiga komponen dalam motivasi, yaitu : 1. Kebutuhan

2. Dorongan 3. Tujuan

(Koesworo 1989 ; Siagian 1989 ; Shein 1991 ; Biggs dan Tlefe, 1987)

2.1.2 Jenis-jenis Motivasi

Makmun (2005 : 37) membagi motivasi kedalam beberapa kelompok sebagai berikut :

(2)

6

1. Motif Primer atau dasar Motif Primer merupakan motif yang tidak dipelajari yang untuk ini digunakan istilah Dorongan (Drive) Motif ini dibedakan dalam :

Dorongan fisiologis yang bersumber pada kebutuhan organis antara lain rasa lapar, haus, istirahat.

Dorongan psikologis/ dorongan kejiwaan dalam diri seseorang, seperti rasa takut, kasih sayang dan lainnya.

2. Motif sekunder, merupakan motif yang berkembang akibat adanya pengalaman, atu dipelajari. Termasuk dalam motif sekunder ini adalah motif berprestasi, motif- motif social sepeti ingin diterima, status, dan sebagainya.

2.1.3 Pentingnya Motivasi Dalam Proses Pembelajaran

Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan.

Dua anak memiliki kemampuan yang sama dan diberikan peluang serta kondisi yang sama untuk mencapai tujuan kinerja dan hasil-hasil yang dicapai oleh anak yang termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi. Hal ini dapat diketahui dari pengalaman dan pengamatan sehari-hari.

Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan medorong siswa berperilaku aktif untuk prestasi didalam kelas.

Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :

1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan, misalnya belajar.

(3)

7

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah mengarahkan perbuatan mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak yang artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Pembelajaran

Hukum dari motivasi mengatakan bahwa partisipan/ peserta harus punya keinginan untuk belajar, dia harus siap untuk belajar dan harus punya alasan untuk belajar.Pelatih menemukan bahwa jika peserta mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar atau rasa keinginan untuk berhasil. Jika kita gagal menggunakan hukum kesesuaian (appropriateneness) tersebut dan mengabaikan untuk membuat material relevan, kita akan secara pasti akan kehilangan motivasi peserta.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mengenai motivasi adalah sebagai berikut :

a. Kematangan fisik, sosial dan psikis haruslah diperhatikan, karena hal ini dapat mempengaruhi motivasi, seandainya dalam pemberian motivasi itu tidak memperhatikan kematangan, maka akan mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal. b. Usaha yang bertujuan

Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan untuk belajar.

c. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi .

Dengan mengetahui hasil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan berusaha untuk mempertahankan atau meningkat intensitas belajarnya

(4)

8

untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik dikemudian hari. Prestasi yang rendah menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya. d. Partisipasi

Dalam kegiatan mengajar perlu diberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian kebutuhan siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui, karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.

e. Penghargaan dengan hukuman

Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Penghargaan adalah alat bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan ini menjadi tujuan.

Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas.

2.1.5 Aspek-aspek Motivasi Belajar

Mc. Clleland dalam Dwi Rinti Astutik (2009 : 9) mengemukakan 6 aspek motivasi belajar pada individu :

1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas, yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi kan selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan selalu menerima tugas dengan senang hati. 2. Umpan balik atau perbuatan (tugas) yang dilakukannya, yaitu individu

akan selalu mengharapkan hasil atau feedback dari setiap pekerjaan yang dilakukannya.

3. Tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah yang penting adanya tantangan

(5)

9

dalam tugas, serta dimungkinkan diraih dengan hasil yang memuaskan, yaitu individu akan tertarik dengan tugas yang menantang serta memberikan hasil yang maksimal.

4. Tekun dan ulet dalam bekerja, yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan selalu berusaha melakukan tugas pekerjaannya sebaik mungkin dan pantang menyerah.

5. Dalam melakukan tugas penuh pertimbangan dan perhitungan (spekulasi dan untung-untungan), yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan menghindari pekerjaan yang asal-asalan atau berspekulasi karena setiap tugas yang dikerjakan penuh dengan pertimbangan.

6. Keberhasilan tugas merupakan faktor yang penting bagi dirinya yang akan meningkatkan aspirasi dan tetap bersifat relistres, yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi kan selalu bersikap realistis dan mengutamakan keberhasilan dalam tugas.

Clegg dalam Hapsari (2004) menyatakan bahwa timbulnya motivasi belajar karena ada keinginan kebutuhan, dorongan dan desakan hati untuk mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut, Clegg mengemukakan aspek-aspek motivasi sebagai berikut :

1. Harapan untuk sukses yaitu adanya usaha untuk berusaha lebih baik dan mengulang memperbaiki kegagalan.

2. Kecenderungan untuk menghidari kegagalan atau kesalahan yaitu berupa dorongan dari dalam diri untuk berusaha tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.

3. Gigih tidak mudah menyerah yaitu memandang suatu kegagalan sebagai cambuk pemicu untuk terus berusaha bukan pembuat putus asa.

(6)

10

4. Dorongan untuk belajar yaitu adanya keinginan dari dalam diri untuk belajar.

Mc Cray dalam Wirabayu (2005) menyebutkan bahwa individu-individu yang mempunyai motifasi belajar tinggi cenderung untuk memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri, tahan terhadap tekanan masyarakat, mengharapkan pengetahuan konkret atas hasil kerjanya, ambisius, keras kepala, untuk teman bekerja individu lebih suka mengambil resiko yang sedang dalam situasi yang mengandalkan kemampuan individu sendiri, akan tetapi tidak bagi situasi yang tergantung kebutuhan.

2.2. Hadiah (Reward)

2.2.1 Pengertian Hadiah (Reward)

Reward merupakan alat pendidikan yang refresif yang menyenangkan. Hadiah diberikan pada anak yang telah menunjukkan hasil baik dalam pendidikan menurut Indra Kusuma (2001 : 85)

Reward diartikan sebagai salah satu alat pendidikan yang diberikan pada murid sebagai imbalan terhadap prestasi yang dicapainya (Zaenuddin : 2001)

Menurut Ramayulis : hadiah diberikan atas perbuatan-perbuatan / hal-hal yang baik yang telah dilakukan Ramayulis (2008 :211)

Menurut Atmail Arif (2002 : 127) Pengertian hadiah dapat dilihat sebagai berikut :

1. Hadiah adalah alat pendidikan prevetif dan represif yang menyenangkan dan bisa menjadi motivator belajar siswa

2. Hadiah juga termasuk memberikan sesuatu terhadap perilaku baik siswa dalam proses pendidikan

(7)

11

Hasbullah (2006 : 27) mengemukakan bahwa pengertian hadiah dalam pendidikan adalah merupakan alat pendidikan yang berupa tindakan pendidik yang berpengaruh terhadap tingkah laku anak didik. Sedangkan alat pendidikan sendiri adalah suatu tiindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. Alat pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan yang diinginkan.

Reward adalah suatu yang berfungsi insentif, yaitu suatu yang penting bagi anak yang dapat membesarkan kemungkinan bertambah giatnya usaha untuk mempertinggi / memperbaiki prestasi, maka pemberian reward sangat penting untuk meningkatkan motivasi kegiatan yang produktif Kertamiharja dan Ardiwinata (1997:142)

Pemberian hadiah (Reward) bukanlah semata-mata karena hasil seorang anak melainkan dengan hasil yang telah dicapai anak itu. Pendidikan bertujuan untuk membentuk kata hati kemauannya lebih baik dan lebih keras pada anak. Oleh karena itu maka seorang pendidik hendaklah menanamkan pada diri anak supaya mengerjakan berbuat lebih dan tidak mengharapkan pujian atau penghargaan untuk siswa yang berprestasi.

Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi, disamping itu siswa yang berprestasi akan termotivasi untuk mengejar siswa yang lain.

Hadiah berupa benda seperti buku tulis, pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan sebagainya untuk dapat dimanfaatkan untuk kepentingan belajar anak didik, hadiah berupa makanan seperti permen, roti, susu juga dapat digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari anak didalam kegiatan belajar mengajar.

(8)

12 2.2.2 Tahap Pemberian Hadiah (Reward)

Langkah-langkah memberikan hadiah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, perlu memperhatikan :

1. Menjanjikan dahulu kepada semua peserta didik artinya tidak diberikan tiba-tiba

2. Pemberian hadiah harus disertai dengan bimbingan dan nasehat-nasehat agar siswa belajar tidak semata-mata untuk mendapatkan hadiah, melainkan untuk mencapai sukses yang lebih baik

3. Hadiah diberikan tidak terlalu sering. karena akan membiasakan anak manja dan pamrih dalam bekerja

4. Hadiah diberikan dalam kaitannya untuk dorongan sosial dan keberhasilan belajar, seperti kasih sayang, pujian, pemberian makanan ataupun berupa benda untuk menunjang belajar.

Adapun langkah-langkah pemberian hadiah (reward) dalam pembelajaran menurut Prayitno (2002) adalah sebagai berikut:

a. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas pada setiap pertemuan dalam kegiatan pembelajaran

b. Siswa memperhatikan guru ketika guru menerangkan materi yang akan diajarkan

c. Guru memotivasi siswa dengan pemberian hadiah (reward) yang akan diberikan oleh guru ketika pembelajrana berlangsung

d. Setiap siswa yang menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar akan mendapatkan hadiah (reward) dari guru atau seluruh siswa. e. Demikian seterusnya ketika siswa-siswa maju dan berhasil

mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru f. Kesimpulan dan penutup

(9)

13 2.3. Pengertian Pelajaran Matematika

Matematika merupakan pelajaran yang diberikan pada semua jenjang pendidikan dari pra sekolah sampai jenjang sekolah menengah bahkan di sekolah tinggi. Mulai dari sekolah tingkat dasar hingga sekolah menengah tingkat atas, matematika diberikan dengan jumlah jam pelajaran setiap minggunya termasuk paling banyak. Banyaknya jam pelajaran matematika tiap minggu dikarenakan matematika sebagai ilmu dasar bagi berbagai disiplin ilmu yang lain. Moeliono dalam Widiyanti (2007) mengartikan matematika sebagai ilmu tentang bilangan – bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.

Beberapa definisi formal tentang pelajaran matematika menurut Sujono (1988) adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi dengan sistematik, bagian pengetahuan manusia tentang bilangan dan kalkulasi, matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai ide dan kesimpulan, ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah – masalah yang berhubungan dengan bilangan, matematika berkenaan dengan fakta – fakta kuantitatif dan masalah – masalah tentang ruang dan bentuk, ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruang.

Sumarmo (2002: 2) mengemukakan beberapa karakteristik matematika yaitu materi matematika menekankan penalaran yang bersifat deduktif, materi matematika bersifat hirarkis dan terstruktur. Sedangkan menurut Hudoyo (1988: 3) pelajaran matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak, sehingga pemahamannya membutuhkan daya nalar yang tinggi dibutuhkan ketekunan, keuletan, perhatian dan motivasi yang tinggi untuk dapat memahami materi pelajaran matematika.

Kitcher (dalam Jackson, 1992:753) lebih memfokuskan pengertian pelajaran matematika kedalam komponen – komponen dalam kegiatan matematika. Komponen dalam matematika yang diklaim oleh Kitcher berupa

(10)

14

(2) pernyataan (statements) yang digunakan oleh matematikawan, (3) pertanyaan (questions) penting yang hingga saat ini belum terpecahkan, (4) alasan (reasoning) yang digunakan untuk menjelaskan pernyataan, dan (5) ide matematika itu sendiri.

Dari sisi abstraksi matematika, Newman dalam Jackson (1992:755) melihat tiga ciri utama matematika, yaitu; (1) matematika disajikan dalam pola yang ketat, (2) matematika berkembang dan digunakan lebih luas dari pada ilmu – ilmu lain, dan (3) matematika lebih terkonsentrasi pada konsep.

Soedjadi dan Masriyah (1994) mengemukakan bahwa meskipun terdapat berbagai pendapat yang nampak berlainan, tetapi dapat ditarik ciri – ciri yang sama yaitu matematika memiliki objek kajian yang abstrak, matematika mendasarkan daripada kesepakatan – kesepakatan, matematika sepenuhnya menggunakan pola pikir deduktif, dan matematika dijiwai dengan kebenaran konsistensi.

Jadi pelajaran matematika dapat diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak sekaligus mendasari berbagai disiplin ilmu lain yang terorganisasi secara sistematik. Dimana matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang keluasan, bilangan, ruang, dan bagian – bagiannya, besatan dan hubungannya yang bersifat abstrak, deduktif, aksiomatif, dan terstuktur yang membutuhkan sarana berfikir logis dan masalah yang berhubungan dengan bilangan, matematika juga sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.

2.4 Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan atau hampir sama dengan penelitian ini adalah perbaikan iklim kelas untuk meningkatkan motivasi belajar fisika siswa kelas XI TR semester III di SMK N 7 Jakarta.

Dalam perbaikan iklim kelas yang dilakukan terhadap kelas XI TR semester III di SMK N 7 Jakarta dalam dua siklus, melalui tindakan-tindakan

(11)

15

berupa pembuatan tata tertib. Melaksanakan pembelajaran dengan metode bervasriasi, melibatkan siswa belajar berkelompok dan pemberian motivasi ekstrinsik berupa penghargaan (reward) serta penguatan (reinforcement). Tindakan-tindakan tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II masing-masing sebesar 3,49% dan 1,84% dengan kriteria dari cukup ke baik.

Hasil penelitian yang dilakukan meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V B MI Nurul Huda Mulyorejo Malang (2011) dengan jumlah siswa 30 siswa. Penelitian ini menerapkan metode inquiry, menggunakan media belajar, dengan memodifikasi kegiatan belajar dengan cara mengorganisir siswa untuk melakukan inquiry secara kelompok, memberi variasi berupa simulasi, stimulasi berupa hadiah (reward).

Dari hasil lembar observasi penelitian tindakan kelas pada saat dilakukan pre test, siklus I, siklus II dan siklus III. Menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa yang memuaskan.

Pada siklus I menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata peningkatan motivasi belajar siswa yang semula dalam (pretest) sebesar 40% setelah dilakukan siklus I meningkat menjadi 65,8% pada siklus II dari siklus I sebesar 65,8% setelah dilakukan siklus II meningkat menjadi 76,3%. Peningkatan motivasi dari siklus II sebesar 76,3% dan di siklus III meningkat menjadi 84,8%.

Dorongan siswa berprestasi dalam kelompok (cukup baik) partisipasi dalam kelompok mengalami peningkatan (baik) motivasi dalam mendalami IPA (cukup baik), sedangkan usaha menyelesaikan tugas dengan lebih baik (baik) dan motivasi dalam berprestasi (cukup baik) sehingga membuat suasana belajar siswa menjadi hidup. Karena, antar tim terdorong untuk maju bersama dan meraih prestasi bersama. Dan rasa individualisme siswa mulai berkurang, karena ingin maju bersama dalam satu kelompok tersebut.

(12)

16 2.5 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam penelitian ” Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar melalaui Pemberian Hadiah(Reward) Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 03 Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah partisipasi anak kurang baik saat proses pembelajaran Matematika kelas V SD Negeri 03 Pingit Kecamatan Pringsurat berlangsung, motivasi yang kurang sehingga berimbas pada hasil belajar. Pengajaran merupakan suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan yang terorganisir yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan satu sama lain dalm rangka pencapaian tujuan yang dimaksudkan(Atmadja, Suma, 1984). Sebagai suatu sistem pengajaran mengandung komponen antara lain: mata pelajaran, metode, media, alat evaluasi dan lain-lain, yang berinteraksi satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan salah satu cara yang dilakukan dalam PBM yaitu dengan pemberian hadiah(reward) kepada siswa.

Adapun langkah-langkah pemberian hadiah (reward) dalam pembelajaran matemtika sebagai berikut:

a. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas pada setiap pertemuan dalam kegiatan pembelajaran

b. Siswa memperhatikan guru ketika guru menerangkan materi yang akan diajarkan

c. Guru memotivasi siswa dengan pemberian hadiah (reward) yang akan diberikan oleh guru ketika pembelajrana berlangsung

d. Setiap siswa yang menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar akan mendapatkan hadiah (reward) dari guru atau seluruh siswa.

e. Demikian seterusnya ketika siswa-siswa maju dan berhasil mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru

(13)

17

Pemberian hadiah pada penelitian ini diterapkan karena diharapkan dapat memotivasi siswa saat belajar dan memancing siswa untuk giat belajar sehingga di dalam kelas terdapat persaingan yang mengarah ke hal positif dan siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Hadiah yang diberikan dapat berupa buku tulis, pensil, balpoin, penggaris dan juga berupa makanan seperti permen, roti sehingga motivasi belajarnya meningkat. Adapun skema dapat dilihat dalam gambar 2.1

(14)

18 Gambar 2.1 Kerangka berfikir Hasil belajar ≥ KKM

SI Siswa berkelompok SI Siswa berkelompok SI Siswa berkelompok SI Siswa berkelompok

KD: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang hubungan antarbangun dan Mengubah bentuk pecahan ke bentuk

pecahan dan desimal, serta sebaliknya

Pembelajaran Konvensional

Guru ceramah, pembelajaran berpusat pada guru, komunikasi 1 arah (guru-siswa), siswa hanya mendengarkan dan menghafal, siswa mengantuk dan bermain sendiri

Penilaian : tes formatif

Hasil belajar ≤ KKM KD: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan Mengubah pecahan ke

bentuk persen dan desimal, serta sebaliknya

Pemberian Hadiah (Reward) berupa benda yaitu:buku tulis, pensil, balpoint, penggaris juga berupa makanan, yaitu roti,snack, dan permen

Langkah-langkah :

Penilaian hasil Siswa berkelompok

Mendengarkan penjelasan guru tentang materi pelajaran

Penugasan untuk setiap kelompok

Pemberian hadiah

Guru memotivasi siswa dengan reward

(15)

19 2.6 Hipotesis Penelitian

Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka ditemukan pula hipotesis atau dugaan perkiraan untuk melakukan penelitian sebagai berikut: pemberian hadiah (reward) kepada siswa dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa Kelas V SD Negeri 03 Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Ajaran 2011 / 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Ledakan penduduk juga terjadi karena rumah tangga tidak direncanakan secara baik dan tidak melihat faktor sebab akibat, banyak rumah tangga yang berdiri tapi tidak

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

dan M otivasi Belajar Siswa SM K Pada Topik Limbah Di Lingkungan Kerja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.

Penelitian mengenai pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh manusia menyatakan bahwa untuk daya sampai dengan 10 mW/cm2 masih termasuk dalam nilai ambang batas aman

Sertifikasi Bidang Studi NRG

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan menikah pada wanita usia dewasa awal yaitu meliputi sifat individu yang terlalu idealis mengenai pria, kurang percaya diri

 Semakin tinggi (naik) prestasi akademik mahasiswa, maka semakin tinggi pula (naik) kematangan sosial mahasiswa..  Ada hubungan