• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian

Basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan.1 Berbagai macam bahan telah digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan seperti kayu, tulang, ivori, keramik, logam, logam aloi dan berberapa jenis polimer. Perkembangan yang pesat dalam bahan basis gigitiruan menyebabkan terjadinya peralihan dari penggunaan bahan alami menjadi penggunaan resin sintesis dalam pembuatan basis gigitiruan.19

2.1.2 Bahan Basis Gigitiruan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu logam dan non logam. 3,4

2.1.2.1Logam

Bahan yang digunakan sebagai basis gigitiruan pada umumnya berupa aluminium kobalt, logam emas, aluminium, dan stainlesss steel.4 Meskipun bahan logam memiliki kekuatan yang baik, tahan terhadap fraktur dan abrasi, tetapi bahan ini mempunyai kelemahan seperti pembuatannya memerlukan biaya yang mahal serta estetis yang kurang baik.2

(2)

2.1.2.2Non-Logam

Basis non logam dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan ada tidaknya perubahan kimia yang terjadi dalam proses pembentukannya, yaitu:2,3

1. Thermo-plastic 2. Thermo-hardening

2.1.2.2.1 Thermo-plastic

Bahan thermo-plastic adalah bahan yang tidak mengalami perubahan kimia dalam proses pembentukannya. Produk yang dihasilkan serupa dengan bahan dasar, hanya saja terjadi perubahan dalam bentuknya. Bahan ini dapat dilunakkan dengan panas dan dibentuk menjadi bentuk yang lain. Jenis bahan dari kelompok ini yang digunakan sebagai bahan basis gigitiruan antara lain: seluloid, selulosa nitrat, resin vinil, nilon, polikarbonat, dan resin akrilik.3,4

2.1.2.2.2 Thermo-hardening

Bahan basis thermo-hardening adalah bahan basis yang mengalami perubahan kimia dalam proses dan pembentukan. Hasil produk tersebut berbeda dari bahan dasar setelah diproses, bahan ini tidak dapat dilunakkan dengan panas ataupun dibentuk kembali. Contoh bahan thermo-hardening adalah fenol-formaldehid, vulkanit, dan resin akrilik.3,4

Bahan fenol-formaldehid lebih dikenal dengan Bakelite yang merupakan suatu kondensasi polimer yang terbentuk dari reaksi antara fenol dan formaldehid. Pada tahun 1924, bahan ini mulai diperkenalkan sebagai salah satu bahan pembuatan basis gigitiruan, namun mempunyai berberapa kelemahan seperti dapat terjadi perubahan

(3)

warna, estetis yang kurang, sulit dipreparasi, memiliki kekuaan impak yang rendah, serta lebih sulit dalam pembuatannya.2,4

Vulkanit pertama kali digunakan sebagai bahan basis gigitiruan pada tahun 1855 dan selama bertahun-tahun cukup banyak digunakan sebagai bahan basis gigitiruan dibandingkan dengan bahan lain yang tersedia.3,19 Vulkanit tidak mengiritasi, tidak bersifat toksis dan mempunyai sifat-sifat mekanis yang sangat baik. Namun bahan ini mempunyai kekurangan seperti: estetis yang jelek karena sifat opak dari karet, mengabsorpsi saliva sehingga bahan menjadi tidak higienis oleh karena terjadinya proliferasi bakteri, dapat terjadi perubahan dimensi serta dapat menyebabkan stomatitis.2,4

Resin akrilik (poli(metil-metakrilat)) adalah rantai polimer yang terdiri dari unit-unit metil metakrilat yang berulang.17 Resin akrilik dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu : 3,4,10,11

1. Resin akrilik polimerisasi sinar yaitu resin yang diaktivasi menggunakan sinar yang terlihat oleh mata, menggunakan empat buah lampu halogen tungsten yang menghasilkan gelombang cahaya sebesar 400-500 nm. Bahan ini digambarkan sebagai suatu komposit yang memiliki matriks uretan dimetakrilat, silika ukuran mikro, dan monomer resin akrilik berberat molekul tinggi. Butir-butir resin akrilik dimasukkan sebagai bahan pengisi organik. Sinar yang terlihat oleh mata adalah aktivator, sementara camphoroquinone bertindak sebagai aktivator polimerisasi. 4,10,11

(4)

aktivator kimia sehingga tidak memerlukan energi termal dan dapat dilakukan pada temperatur ruangan. Komposisinya sama dengan resin akrilik polimerisasi panas kecuali pada komponen cairannya mengandung bahan aktivator seperti dimetil-para-toluidin.4,11

3. Resin akrilik polimerisasi panas yaitu resin yang polimerisasinya menggunakan energi panas lewat pemanasan air atau oven gelombang micro (microwave). Pada umumnya disediakan dalam bentuk bubuk dan cairan.

2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Resin akrilik polimerisasi panas digunakan dalam pembuatan hampir semua basis gigitiruan karena estetisnya yang baik, mudah dimanipulasi dan ekonomis. Namun resin ini memiliki kelemahan yakni mudah fraktur. Energi termal yang diperlukan untuk polimerisasi bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan pemanasan air atau oven gelombang mikro (microwave). Kebanyakan sistem resin poli(metil-matakrilat) terdiri atas komponen bubuk dan cairan. Resin jenis ini diproses dan dibentuk dengan teknik molding-tekanan.4,9-12

2.2.1 Komposisi

Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari:2,5,19 a. Bubuk

Polimer : butiran atau granul poli(metil-metakrilat) Inisiator peroksida : berupa 0,2-0,5 % benzoil peroksida

Pigmen/pewarna : garam cadmium atau besi, atau pigmen organik sekitar 1% tercampur dalam partikel polimer

(5)

b. Cairan

Monomer : metil metakrilat

Cross-linking agent : etilen glikoldimetakrilat

Inhibitor : sekitar 0,006 % hidroquinon untuk mencegah berlangsungnya polimerisasi selama penyimpanan

2.2.2 Manipulasi

Resin akrilik polimerisasi panas pada umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan menggunakan teknik molding-tekanan.5 Pencampuran bubuk dan cairan dengan perbandingan volume 3 : 1 atau perbandingan berat 2 : 1 dilakukan di dalam tempat yang tertutup lalu dibiarkan hingga mencapai dough stage.2,5,7

Pada saat pencampuran ada empat tahap yang terjadi yaitu:2,5

1. Sandy stage adalah terbentuknya campuran yang meyerupai pasir basah. 2. Sticky stage adalah saat bahan akan melekat ketika bubuk mulai larut dalam cairan dan berserat ketika ditarik.

3. Dough stage adalah tahap dengan konsistensi adonan mudah diangkat dan tidak melekat lagi, serta merupakan waktu yang tepat memasukkan adonan ke dalam mould dan kebanyakan dicapai dalam waktu 10 menit.

4. Rubber hard stage adalah berwujud seperti karet dan tidak dapat dibentuk dengan tekanan konvensional.

Setelah adonan resin akrilik mencapai dough stage, adonan diisikan dalam mold gips. Setelah pengisian adonan, dilakukan tekanan pres pertama sebesar 1000 psi untuk mencapai mold terisi dengan padat dan kelebihan resin dibuang kemudian

(6)

dilakukan tekanan press terakhir mencapai 2200 psi lalu kuvet dikunci.32 Selanjutnya kuvet dibiarkan pada temperatur kamar kemudian kuvet dipanaskan pada suhu 70°C dipertahankan selama 30 menit, kemudian suhu dinaikkan menjadi 100°C dan dipertahankan selama 90 menit. Setelah itu pelan-pelan diturunkan hingga sama dengan suhu ruangan.31

2.2.3 Keuntungan

Keuntungan bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas adalah sebagai berikut:9,10,12

1. Estetis yang optimum 2. Mudah dimanipulasi 3. Mudah dipoles 4. Mudah direparasi 5. Harga relatif murah

6. Stabil dalam lingkungan rongga mulut 7. Tidak larut dalam cairan rongga mulut 8. Perubahan dimensinya kecil

9. Tidak mengiritasi jaringan

2.2.4 Kerugian

Kerugian bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas adalah sebagai berikut :32,33

(7)

1. Kekuatan terhadap benturan rendah 2. Kekuatan fleksural rendah

3. Monomer bebas dapat lepas dari gigitiruan dan mengiritasi jaringan mulut 4. Tidak tahan abrasi

5. Konduktivitas termal rendah

2.2.5 Sifat-sifat Mekanis

Sifat-sifat mekanis adalah respon yang terukur, baik elastik (reversibel/dapat kembali ke bentuk semula bila tekanan dilepaskan) maupun plastis (ireversibel/tidak dapat kembali ke bentuk semula) dari bahan bila terkena gaya atau distribusi tekanan.5 Akibat yang dapat ditimbulkan dari bahan basis gigitiruan resin akrilik dengan sifat mekanis yang rendah adalah :

a. Retak : pada permukaan resin akrilik dapat terjadi retak karena adanya tekanan tarik yang menyebabkan terpisahnya molekul-molekul primer.

b. Fraktur : gigitiruan resin akrilik dapat mengalami fraktur yang disebabkan karena benturan (impact) misalnya terjatuh pada permukaan yang kasar, fatique yang terjadi karena gigitiruan mengalami pembengkokan yang berulang-ulang selama pemakaian dan kekuatan transversal yang diterima basis gigitiruan selama proses pengunyahan.

(8)

Kekuatan tarik adalah ukuran kekuatan suatu bahan ketika bahan tersebut menerima beban yang cenderung merenggangkan atau memperpanjang bahan tersebut. Kekuatan tarik umumnya ditentukan dengan meletakkan suatu bahan berbentuk panjang, kawat atau bentuk dumbbell terhadap gaya tarik (uji tarik satu sumbu). Uji ini hanya dapat digunakan pada bahan yang umumnya menunjukkan deformasi elastik dan sedikit atau tanpa deformasi plastis. Uji kekuatan tarik cukup mudah dilakukan, namun penggunaan uji ini pada bahan yang menunjukkan kecenderungan mengalami deformasi plastis sebelum terjadi fraktur menghasilkan kesalahan dalam penentuan kekuatan tarik yang tinggi.5

2.2.5.2 Kekuatan Geser

Kekuatan geser adalah beban maksimal yang masih dapat ditahan oleh suatu bahan sebelum bahan itu fraktur ketika mendapatkan tekanan geser. Tekanan geser dapat dihasilkan dengan memberikan gerak memutar atau memilin pada suatu bahan. Kekuatan geser menjadi sangat penting ketika meneliti hubungan antara dua bahan misalnya keramik dengan logam atau implan dengan jaringan mulut.5,39

Salah satu metode untuk mengukur kekuatan geser suatu bahan kedokteran gigi adalah dengan metode pukulan dimana beban aksial diberikan untuk mendorong bahan yang satu ke bahan yang lain. Menurut Jhon dkk (2006), besar kekuatan geser basis gigitiruan resin akrilik adalah sekitar 1244,05 Kg/cm2.39

(9)

Kekuatan fatique adalah ukuran kekuatan suatu bahan ketika bahan tersebut menerima beban yang diberikan secara berulang-ulang hingga dapat menyebabkan fraktur pada bahan tersebut. Kekuatan fatique diuji di laboratorium dengan cara memberi sebanyak-banyaknya gerakan menekuk atau memilin terhadap suatu sampel dan menghitung jumlah putaran (N) yang dapat diterima oleh bahan tersebut pada besar stress (S) yang diketahui.2

Basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas di dalam mulut menerima beban pengunyahan secara berulang-ulang sehingga dapat menyebabkan kelelahan pada basis hingga menyebabkan fraktur.20

2.2.5.4 Kekuatan Impak

Kekuatan impak adalah ukuran kekuatan dari suatu bahan ketika bahan tersebut patah akibat benturan yang terjadi secara tiba-tiba misalnya pada basis gigitiruan resin akrilik yang fraktur apabila jatuh ke lantai.16,20 Kekuatan Impak dapat diukur dengan dua tipe alat penguji kekuatan impak yaitu Charpy dan Izod. Pada alat penguji Charpy kedua ujung spesimen diikat dalam posisi horizontal, sedangkan pada alat Izod spesimen dipegang oleh alat hanya pada salah satu ujungnya dan spesimen diletakkan pada posisi vertikal.2

Pengukuran kekuatan impak dilakukan menggunakan sampel dengan ukuran tertentu yang diletakkan pada alat penguji kekuatan impak yang mempunyai lengan pemukul yang dapat diayun. Pemukul tersebut kemudian diayun hingga membentur dan mematahkan sampel. Hasil pengurangan amplitudo ayunan pemukul tersebut

(10)

diukur dan energi yang dibutuhkan untuk mematahkan bahan tersebut dapat dihitung.2

2.2.5.5 Kekuatan Transversal

Kekuatan transversal atau fleksural adalah beban yang diberikan pada sebuah benda berbentuk batang yang terdukung pada kedua ujungnya dan beban tersebut diberikan ditengah-tengahnya, selama batang ditekan maka beban akan meningkat secara beraturan dan berhenti ketika batang uji patah. Load (beban) yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus kekuatan transversal. Kekuatan transversal juga merupakan kombinasi dari kekuatan kompresi, kekuatan tarik dan kekuatan geser dimana uji kekuatan transversal sering digunakan untuk mengukur sifat mekanis dari suatu basis gigitiruan karena cukup mewakili tipe-tipe gaya yang terjadi selama proses pengunyahan.5,19,22

Perhitungan kekuatan transversal digunakan rumus:5 (Philips 2003) 3IP S = 2 bd2 Keterangan: S = kekuatan transversal (kg/cm2) I = jarak pendukung (cm) P = beban (kg)

b = lebar batang uji (cm) d = tebal batang uji (cm)

(11)

Nilai kekuatan transversal minimal suatu bahan basis gigitiruan adalah sekitar 652,618 Kg/cm2. Ozlem dkk (2008), dalam penelitiannya mencoba membandingkan kekuatan transversal dari enam jenis resin akrilik yakni Meliodent HC (resin akrilik polimerisasi panas), Acron HC (resin akrilik polimerisasi panas), Lucitone 199 (resin akrilik polimerisasi panas high impact), Acron MC (resin akrilik pemanasan mikro),

Meliodent SC (resin akrilik swapolimerisasi) dan Triad VLC (resin polimerisasi sinar). Didapatkan rata-rata nilai kekuatan transversal berturut turut adalah 1223,65 Kg/cm2, 1155,33 Kg/cm2, 1054,38 Kg/cm2, 1267,50 Kg/cm2, 863,08 Kg/cm2 dan 818,01 Kg/cm2.17 Hasil penelitian Lee dkk (2001), menyatakan kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas merek Vertex RS adalah 840,24 Kg/cm2.26 Vojvodic dkk (2009), dalam penelitiannya menggunakan resin akrilik polimerisasi panas merek

Meliodent (Heraeus Kulzer, Hanau, Germany) dengan ketebalan basis 3 mm dengan penambahan serat kaca berbentuk batang (StickTech Ltt., Turku, Finland) memperoleh kekuatan transversal sebesar 1371,68 Kg/cm2.25 Haslinda (1996) dalam penelitiannya menyatakan terdapat perbedaan kekuatan transversal yang signifikan pada resin akrilik polimerisasi panas menggunakan pemanasan air dengan pemanasan menggunakan gelombang mikro.22

2.3 Usaha Penanggulangan Fraktur

Kelemahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas adalah mudah fraktur, oleh karena itu dilakukan usaha penanggulangan dengan mempertebal basis gigitiruan dan menambahkan serat kaca.

(12)

2.3.1 Penambahan Ketebalan Basis Gigitiruan

Untuk mencegah terjadinya fraktur, kekuatan basis gigitiruan dapat ditingkatkan dengan menambah ketebalan basis gigitiruan. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Orsi IA (2004), menyatakan nilai kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas dengan merek QC 20 dengan ketebalan 2,5 mm adalah 947,7 Kg/cm2.38 Menurut Tarik dkk (2009), basis gigitiruan resin akrilik yang lebih tebal memiliki kekuatan transversal yang lebih besar sehingga dapat mencegah terjadinya fraktur. Pada penelitian tersebut, Tarik dkk membuat sampel dengan tiga ketebalan yang berbeda. Pada ketebalan 1,5 mm, 2,5 mm, 3 mm berturut-turut dihasilkan kekuatan transversal sebesar 750 Kg/cm2, 821,38 Kg/cm2 dan 938,95 Kg/cm2. Semakin tebal basis gigitiruan, semakin besar pula kekuatan transversalnya.23 Hasil penelitian Ozlem dkk (2010), menyatakan kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas merek Acron HC dengan ketebalan 3 mm adalah 1155,33 Kg/cm2.17 McCabe menyimpulkan kekuatan transversal yang biasanya menjadi penyebab frakturnya basis gigitiruan sangat tergantung kepada derajat ketebalan suatu basis gigitiruan.18

Basis yang tebal menyebabkan perasaan tidak nyaman pada pasien, kesulitan berbicara dan keluhan karena gigitiruan yang digunakan berat.19,20 Menambah ketebalan pada basis gigitiruan rahang atas dapat mengganggu pergerakan prosesus koronoideus selama pergerakan rahang bawah. Selain itu, mempertebal daerah palatal pada gigi anterior rahang atas dapat menyebabkan kesulitan mengucapkan huruf “S”.21 Dalam pembuatan gigitiruan, ketebalan basis berdasarkan anatomi rongga mulut bervariasi, tidak mungkin dengan satu ketebalan yang sama. Keadaan ini

(13)

tergantung kepada bentuk anatomi dan resorpsi linggir alveolaris. Menurut Kimura dkk, ketebalan basis gigitiruan pada daerah palatal dan bukal berkisar 1,5 milimeter sedangkan daerah alveolar berkisar 3-4,5 milimeter. Haslinda (1996) dalam penelitiannya menyatakan terdapat perbedaan kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas yang signifikan pada ketebalan 1,5 mm, 3 mm dan 4,5 mm.22

2.3.2 Penambahan Serat Kaca 2.3.2.1 Pengertian

Serat kaca adalah salah satu jenis serat yang dapat ditambahkan ke dalam resin akrilk untuk memperbaiki sifat fisik dan mekanik resin akrilik.13 Serat kaca merupakan material yang terbuat dari serabut-serabut yang sangat halus dari kaca. Serat kaca dapat beradhesi dengan matriks polimer di dalam resin akrilik sehingga memiliki kekuatan ikatan yang baik dengan resin akrilik, oleh karena itu serat kaca menjadi pilihan untuk ditambahkan ke dalam resin akrilik sebagai bahan penguat.28 John dkk (1996), menyatakan resin akrilik yang ditambahkan serat kaca menghasilkan peningkatan kekuatan transversal. Valitu PK (1994), menyatakan modulus elastisitas yang dihasilkan oleh serat kaca sangat tinggi, hampir seluruh tekanan diterima oleh serat kaca tidak menimbulkan perubahan bentuk atau pembengkokan.12 Serat kaca juga dapat mengasorbsi energi secara merata pada basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca.40

2.3.2.2 Komposisi

(14)

- Al2O3 : 14,8 % - K20 : 0,2 %

- B2O3 : 7,3 % - Na2O3, Fe2O3, F2: 0,3 % - MgO : 3,3 %

Komposisi utama serat kaca adalah silikon oksida (SiO2) yang memiliki sifat kaku sehingga dapat berfungsi sebagai penguat. Konsentrasi serat kaca yang ditambahkan pada resin akrilk juga dapat mempengaruhi kekuatan resin tersebut. Kekuatan transversal basis gigitiruan akan lebih baik jika ditambahkan serat kaca sebesar 1 %. Konsentrasi serat kaca yang tinggi akan bertindak sebagai benda asing di dalam polimer dan mengganggu kehomogenan matriks resin sehingga dapat melemahkan resin akrilik. Stipho dkk (1998), menyimpulkan bahwa penambahan serat kaca pada bahan basis gigitiruan sebesar 1 % dapat meningkatkan kekuatan transversal basis gigitiruan tetapi bila konsentrasi yang diberikan lebih dari 1 % dapat melemahkan kekuatan transversal basis gigitiruan. Konsentrasi serat kaca yang tinggi pada basis gigitiruan menyebabkan serat kaca menggumpal di berberapa bagian sehingga porositas meningkat.35,40

2.3.2.3 Bentuk-bentuk

Serat kaca mempunyai beberapa bentuk diantaranya adalah bentuk batang, anyaman dan potongan kecil.

(15)

Serat kaca berbentuk batang terbuat dari serat kaca continuous unidirectional

yang terdiri atas 1.000 – 200.000 serabut serat kaca dan diameternya adalah 3 – 25 μm.34

Beberapa penelitian menyatakan bahwa penggabungan serat kaca pada bahan basis gigitiruan resin akrilik akan meningkatkan kekuatan basis gigitiruan, tetapi terdapat beberapa kekurangan yaitu penanganan yang lebih sulit dan penyerapan serat dengan resin akrilik tidak adekuat.26,34

Gambar 1. Serat kaca bentuk batang34 2.3.2.3.2 Anyaman

Serat kaca berbentuk anyaman sesuai sebagai bahan penguat karena bentuk ini memiliki ukuran yang bervariasi. Serat ini memiliki ketebalan 0,005 mm dan lebih mudah untuk dibasahi monomer. Serat kaca bentuk anyaman dapat digunakan untuk mereparasi basis gigitiruan. Hasil peneltian Uzun dkk (1999), menyatakan bahwa serat kaca berbentuk anyaman yang ditambahkan pada bahan basis gigitiruan dapat

(16)

meningkatkan kekuatan impak dan kekuatan transversal. Namun serat ini juga memiliki kekurangan yaitu penempatannya pada mold lebih sulit dan cenderung mengalami perubahan dimensi yang besar.26,27

Gambar 2. Serat kaca bentuk anyaman26

2.3.2.3.3 Potongan Kecil

Penggunaan serat kaca berbentuk potongan kecil telah banyak dilakukan dalam beberapa penelitian. Serat kaca bentuk ini memiliki banyak kelebihan diantaranya lebih mudah digunakan di klinik. Hal ini disebabkan proses pencampuran antara serat kaca dan resin yang lebih sederhana serta ukuran serat yang kecil memudahkan untuk dimanipulasi dan dimasukkan ke dalam adonan resin akrilik. IH Tacir dkk (2006) dan Rinda M dkk (2006), menyatakan resin akrilik yang ditambahkan serat kaca memiliki kekuatan transversal yang secara signifikan lebih besar daripada resin akrilik yang tidak ditambahkan serat kaca.23,28 Lee (2001) dalam penelitiannya menggunakan resin akrilik polimerisasi panas merek vertex dengan ketebalan basis 3 mm dengan penambahan serat kaca potongan kecil sepanjang 3 mm

(17)

sebanyak 1 %, 3 %, 6 % dan 9 % berat menghasilkan kekuatan transversal berturut-turut 825,97 Kg/cm2, 856,56 Kg/cm2, 948,33 Kg/cm2 dan 987,08 Kg/cm2. Kemudian dengan menggunakan resin akrilik polimerisasi panas merek vertex dengan penambahan serat kaca potongan kecil sepanjang 6 mm sebanyak 1 %, 3 %, 6 % dan 9 % berat menghasilkan kekuatan transversal berturut-turut 806,59 Kg/cm2, 839,22 Kg/cm2, 999,32 Kg/cm2 dan 819,85 Kg/cm2.26 Stipho (1998) menyatakan bahwa kekuatan transversal tertinggi diperoleh dari penambahan serat kaca 1 % dari total berat polimer dan monomer.35,40

Gambar 3. Serat kaca bentuk potongan kecil23

Penambahan serat kaca ke dalam resin akrilik sering menimbulkan kesulitan dalam hal penyatuan serat ke dalam matriks polimer, tetapi masalah ini diatasi dengan

(18)

meningkatkan kandungan monomer ke dalam campuran sehingga serat lebih mudah meresap ke dalam resin akrilik.36 Salah satu cara penambahan serat kaca bentuk potongan kecil ke dalam resin akrilik polimerisasi panas adalah dengan merendam serat kaca yang akan digunakan ke dalam sejumlah monomer selama beberapa menit untuk meningkatkan penyatuannya ke dalam resin akrilik. Serat kaca kemudian dikeluarkan dari monomer dan ditiriskan. Serat kaca kemudian dimasukkan ke dalam campuran resin akrilik dan diaduk sampai merata, setelah mancapai fase dough

campuran dimasukkan ke dalam mold.23 Sanjiv dkk (2008) dalam penelitiannya menggunakan resin akrilik polimerisasi panas merek DPI dengan ketebalan 3 mm dengan penambahan serat kaca (Voltas Ltd., Pune, India) berbentuk potongan kecil sepanjang 5 mm yang terlebih dahulu direndam di dalam silane coupling agent

dimana berat serat kaca yang digunakan sebanyak 2 % berat satu sampel menghasilkan kekuatan transversal yang jauh lebih besar dari resin akrilik polimerisasi panas dengan serat kaca yang hanya direndam dalam larutan monomer.

Silane coupling agent secara kimia mengikat serat kaca dan resin matriks jauh lebih kuat daripada merendam serat kaca yang akan digunakan ke dalam sejumlah monomer selama beberapa menit.12

BAB 3

Gambar

Gambar 2. Serat kaca bentuk anyaman 26

Referensi

Dokumen terkait

konflik antar agama adalah konflik yang sesungguhnya bukan terjadi karena agama.. melainkan lebih mengarah kepada masalah polik, ekonomi, maupun

Aplikasi ini juga sebagai panduan dengan harapan pemakai dapat dengan mudah dan cepat mengetahui

Guru meyampaikan tujuan pembelajaran pada saat ini, yaitu membuat kalimat yang berkaitan dengan tarkib yang telah dipelajari.. Guru memberi penjelasan mengenai tehnik

Kegiatan kemahasiswaan bertaraf nasional yang dapat memperoleh bantuan dana, paling sedikit melibatkan (panitia dan peserta) mahasiswa dari sekurang-kurangnya

ُﺔﱠﻴ ِﺼ ْﺨ ﱠﺸﻟا ُتﺎَﻧﺎَﻴَﺒْﻟا.. 4.1 Mensimulasikan dialog sederhana tentang cara merespon ungkapan, Mendemonstrasikan ungkapan sederhana tentang cara

 Pendaft aran program Bidikmisi bebas biaya (biaya daft ar, biaya seleksi, dan biaya-biaya lainnya)..  M endapat bant uan biaya hidup sesedikit nya 600.000 /

Madinah al-Munawaroh http://bloginfohaji.blogspot.com.. Berikan arahan kepada peserta didik untuk mengamati gambar yang disediakan pada judul A. Berikan kesempatan kepada peserta

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program bantuan biaya pendidikan