• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, harapan pasien adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya dan dengan waktu sesingkat-singkatnya. Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik swasta maupun dokter praktek sesungguhnya tidak hanya memberikan pelayanan medis profesional namun juga memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Selain mendapatkan pelayanan kesehatan sebaik- baiknya, pasien dan keluarga juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan baik dari segi petugas yang cekatan, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang tidak terlalu lama, kebersihan toilet maupun dari sumber daya manusia yang bertugas ditempat pelayanan kesehatan tersebut harus profesional. Selain itu instalasi rawat jalan sebagai salah satu tempat pelayanan yang pertama, yang diharapkan pasien maupun keluarga pasien adalah sebagai tempat pemberi informasi yang jelas sebelum pasien mendapatkan tindakan / pelayanan berikutnya bahkan sampai memerlukan rawat inap.

Sebagai bagian dari rumah sakit, insalasi rawat jalan berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan dan berusaha memenuhi segala aspesialisek mutu kesehatan. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta tuntutan masyarakat akan pemenuhan kesehatan yang prima maka instalasi rawat jalan Rumah Sakit Harapan Keluarga pelayanan diantaranya, terdiri dari;

a. Poli kebidanan &kandungan b. Poli anak

c. Poli uroligi d. Poli umum e. Poli internist

f. Poli kulit dan kelamin g. Poli gigi

h. Poli jantung & pembuluh darah i. Poli mata

j. Poli THT

k. Poli Bedah Umum l. Poli Bedah orthopedi m. Poli saraf

n. Poli paru o. Poli bedah anak

(2)

p. Poli anastesi q. Poli bedah digestif r. Poli kesehatan jiwa s. Poli gizi

2. TUJUAN PEDOMAN a. Tujuan khusus

Terwujudnya penyelanggaraan pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan dengan mutu tinggi serta mengutamakan keselamatan pasien.

b. Tujuan umum

- Pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan dapat berjalan dengan baik berdasarkan SPO sehingga keselamatan pasien dapat dimaksimalkan.

- Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,terjangkau dengan pengutamaan

pada upaya preventif dan kuratif.

- Menciptakan instalasi rawat jalan dengan pelayanan yang nyaman dan lingkungan yang aman.

- Menjadi instalasi rawat jalan dengan SDM yang berbelas kasih, asertif, profesional, tim, dan sejahtera.

3. RUANG LINGKUP PELAYANAN

a. Ruang lingkup pelayanan klinik umum : Memberikan pelayanan dengan lingkup yang terbatas yaitu pasien dengan diagnosa yang ringan dan di periksa oleh dokter umum dan dokter gigi umum

b. Ruang lingkup pelayanan klinik spesialisesialis : Memberikan pelayanan kepada pasien yang memerlukan penanganan lebih lanjut dengan dilayani oleh dokter spesialis, yang meliputi spesialis kebidanan & kandungan, anak, urologi, internist, kulit & kelamin, bedah mulut, ortodentist, jantung & pembuluh darah, mata,THT, bedah umum,bedah ortopedi, saraf, paru, bedah anak, bedah digestif, anastesi, kesehatan jiwa

c. Ruang lingkup pelayanan one day care : Memberikan pelayanan kepada pasien yang memerlukan perawatan observasi selama sehari,setelah itu pasien bisa dilihat lagi apakah sudah bisa diijinkan rawat jalan atau memerlukan rawat inap.

(3)

4. BATASAN OPERASIONAL a. Pelayanan poliklinik

1) Klinik Umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan penentuan diagnosa dan yang memeriksa adalah dokter umum dan dokter gigi umum

2) Klinik Obgyn dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan kehamilan,

konsultasi kandungan / alat kontrasepsi, penentuan diagnosa, tindakan pemasangan dan lepas alat kontrasepsi iud. yang melayani adalah dokter Spesialis.Obgyn.

3) Klinik Bedah umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,

penentuan diagnosa dan rawat luka. Dokter yang melayani adalah dokter Spesialis bedah umum

4) Klinik Dalam dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis penyakit dalam

5) Klinik Anak dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,penentuan

diagnosa serta pelayanan imunisasi. Dokter yang melayani adalah Spesialis anak

6) Klinik THT dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan

diagnosa,tindakan tht salah satunya adalah endoskopi, audiometri, spolling, ekstraksi serumen. Dokter yang melayani adalah THT

7) Klinik Mata dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan

diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis Mata

8) Klinik Gizi dimana didalamnya mencakup pelayanan konseling gizi.yang akan di layani oleh Ahli Gizi.

9) Klinik jantung & pembuluh darah dimana didalamnya mencakup pelayanan

pemeriksaan, penentuan diagnosa, yang tindakannya meliputi EKG, Treadmill, ECHO. Dokter yang melayani adalah Spesialis jantung & pembuluh darah

10)Klinik saraf dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan

diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis saraf

11)Klinik Kesehatan jiwa dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,

(4)

12)Klinik paru dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis paru

13)Klinik orthopedi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis orthopedi

14)Klinik anastesi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis anastesi

15)Klinik digestif dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis bedah digestif 9K0

b. Pelayanan administrasi

1) Menerima daftar dari bagian admisi untuk didata dan membagi pendistribusian ke poli pelayanan yang di tuju.

2) Mendata jumlah pasien untuk tiap tiap dokter.

3) Mencatat dan menerima pendaftaran per telepone bagi pasien yang kembali kontrol klinik yang selanjutnya akan didaftarkan ke petugas pendaftaran.

5. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

3. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D Departemen

Kesehatan 1991.

4. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

5. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.

6. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 1999.

7. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.

8. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2001.

9. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.

10.Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik

(5)

11.Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.

12.Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.

13.Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Rumah Sakit.

14.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009

Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.

15.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010

Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

16.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.

17.Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010

Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.

18.Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011

Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

19.Keputusan Direktur Utama PT. Mataram Sentra Medika Mataram Nomor

009/SK/DIR/PT MSM/VI/2014 tertanggal 25 Juni 2014, tentang struktur organisasi Rumah Sakit Harapan Keluarga.

(6)

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

1. KUALIFIKASI STANDAR MANUSIA

Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di instalasi rawat jalan adalah : a. Tenaga medis

Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga medis yang bersertifikat,dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari pendidikan kedokteran baik sebagai dokter umum maupun dokter spesialisesialis serta lulus dalam kredential yang di lakukan oleh komite medik

b. Tenaga perawat

Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi rawat jalan harus di dukung oleh tenaga perawat yang memiliki ketrampilan, pendidikan dan pelatihan yang mendukung dalam pelayanan instalasi rawat jalan.

c. Tenaga kesehatan lain

Dalam hal ini tenaga kesehatan lain juga juga diperlukan oleh instalasi rawat jalan untuk mendukung berjalannya pelayanan rawat jalan,diantaranya ahli gizi, farmasi, dan pekarya kesehatan yang terdidik dan terlatih.

(7)

2. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Nama jabatan Kualifikasi formal&

in formal

Waktu kerja Jumlah sdm

Kepala intalasi Minimal lulusan

D3 Keperawatan -Pelatihan

Manajemen Bangsal

Minimal 5 tahun 1

Perawat pelaksana - Minimal

lulusan D3 keperawatan

- S. Kep, Ns

8

5

Bidan Minimal lulusan

P2B / D3 kebidanan

3

Pekarya Kesehatan Minimal lulusan

SMA

1

3. PENGATURAN JAGA

Dalam pelayanan diinstalasi rawat jalan pengaturan jaga/ shift dinas diatur sebagai berikut

Nama jabatan Jam masuk Jam pulang keterangan

Koordinator 07:00 wita 15:00 wita

Perawat pelaksana 07:00 wita

14:00 wita

14:00 wita 21:00 wita

Shift pagi Shift siang

(8)

BAB III

STANDAR FASILITAS

(9)

2. DENAH FASILITAS

kelengkapan alat dalam instalasi rawat jalan Rumah Sakit Harapan Keluarga terdiri dari:

No Poli Fasilitas Jumlah Kondisi alat

Bai k Rusak ringan Rusak berat

1 Obgyn - Komputer Hasee

- Keybord dan mouse - Remout TV Tosiba - Televise 24 inci Tosiba - bantal

- Tempat tidur

- Tempat duduk pasien - Kursi dokter

- Kursi bulat USG - Tempat sampah medis - Tempat sampah non medis - USG 2 Dimensi Logiq - UPS

- Troli biru - Meja dokter

- Tempat tidur ginekologi - Kolposkopi

- Lemari laci kecil - Laci plastic - Kursi biru - Lampu sorot 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2 Poli anak - Komputer Hasee

- Keyboard dan mouse

- Bantal

- Tempat tidurtempat

duduk pasien - Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil

- Kulkas

- Stetoskop anak Infinity

- spesialishignomanometer

anak Riester

- thermometer Rasilez

- termometer anak

- view rontgen medical

film 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(10)

3 Poli urologi

- Komputer Hasee

- Keyboard dan mouse

- Bantal

- Tempat tidur

- tempat duduk pasien

- Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil - Uroflometri Sinpro - Troli biru Arnez

- View rontgen medical

film 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4 Poli internist - Komputer Hasee

- Keyboard dan mouse

- Bantal

- Tempat tidur

- tempat duduk pasien

- Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil - Troli stenlis Hilman

- View rontgen medical

film 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 5 Poli umum - Komputer Hasee

- Keyboard dan mouse

- Bantal

- Tempat tidur

- tempat duduk pasien

- Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil - Troli stenlis Hilman

- View rontgen medical

film 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(11)

6 Poli kulit

- Komputer Hasee

- Keyboard dan mouse

- Bantal

- Tempat tidur

- tempat duduk pasien

- Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil - Troli stenlis Hilman

- View rontgen medical

film - Elektrocouter Alsatum su 50 MPC 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 Poli gigi - Komputer Hasee

- Keyboard dan mouse

- Tempat duduk pasien

- Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil - Dental unit Genatus

- Lampu whitening teeth

monitex 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Poli jantung - Komputer Hasee

- Keyboard dan mouse

- Bantal

- Tempat tidur

- tempat duduk pasien

- Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil

- Printer Canon - EKG Mac 1200 ST - Treadmill Case - Troli emergency Platinum 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(12)

9 Poli bedah

- Komputer Hasee

- Keyboard dan mouse

- Bantal

- Tempat tidur

- tempat duduk pasien

- Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil - Troli stanles Hilman

- Medical lamp GEA

- View rontgen medical

film 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 Poli mata - Komputer Hasee

- Keyboard dan mouse

- Bantal

- Tempat tidur

- tempat duduk pasien

- Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil - Proyektor Eucaris tscp

700

- Remot proyektor Eucaris

- Lensa meter Trial lenset - Istihara KT

- Tonometer kotak

- Keratometer/autoref

- Troli biru Arnez

1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 Poili paru - Komputer Hasee

- Keyboard dan mouse

- Bantal

- Tempat tidur

- tempat duduk pasien

- Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil

1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(13)

- Oksigen - Spesialisirometri Minato 1 1 √ √ 12 Poli THT - Komputer - Audiometri - Printer audiometri - Kursi tindakan THT - Otoscope - View rontgen - endoskopi

- tempat duduk pasien

- Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 Poli ortopedi - Komputer Hasee

- Keyboard dan mouse

- Bantal

- Tempat tidur

- tempat duduk pasien

- Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil - Troli stainless Hilman

- View rontgen Medical

film

- Cutter gips one med

Healt care 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 Poli saraf - Komputer Hasee

- Keyboard dan mouse

- Bantal

- Tempat tidur

- tempat duduk pasien

- Kursi dokter

- Meja dokter

- Tempat sampah medis

- Tempat sampah non

medis

- Lemari laci kecil

1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(14)

- View rontgen medical film

(15)

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN RSHK

Tata laksana palayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan secara team work, dilakukan sesuai asuhan keperawatan dan terdokumentasikan dengan baik

1. PASIEN RAWAT JALAN

Setelah menerima list dari bagian rekam medik, petugas registrasi akan memasukan data ke komputer rawat jalan untuk ke pelayanan dokter yang di tuju, setelah teregister pasien siap ke pelayanan anamnesa yang terdiri dari timbang badan, ukur suhu tubuh, tensimeter dan selanjutnya pasien siap untuk diperiksa dokter sesuai antrian, sedangkan pasien yang memerlukan pemeriksaan darah secara lengkap dan perlu ke radiologi, maka segera dibuatkan lembar permintaan pemeriksaan ke laboratorium dan radiologi. Setelah semua hasil laboratorium dan radiologi jadi, pasien kembali ke dokter untuk diperiksa. Setelah pasien menyelesaikan tahap pemeriksaan dokter selanjutnya pasien menunggu di depan kasir dan farmasi untuk pembayaran dan menerima obat.

Assessment awal pasien rawat jalan adalah prosedur yang harus dilakukan untuk

memperoleh semua informasi yang di butuhkan pasien, diagnostik, dan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

(16)

Alur masuk rawat jalan ya tidak tidak tidak tidak ya ya Mulai Pasien Masuk poliklinik Keperawatan

Memeriksa kelengkapan administrasi Mengentri data px ke divisi yang dituju

DPJP assesment medis : anamnesa dan pemeriksaa fisik Perlu penunjang ? Perlu tindakan ? Perlu MRS? Kasus bedah? DPJP bedah Menulis permintaasn MRS Prosedur tindakan/one day care Dpjp menulis resep/surat kontro/rujuk balik Selesai Prosedur penunjang

DPJP menulis surat dan entri work order

(17)

Tabel 4.1 S.P.O Pelayanan Instalasi Rawat Jalan RS Harapan Keluarga RS HARAPAN KELUARGA Jl. Ahmad Yani No 9 Selagalas Mataram

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN RS HARAPAN KELUARGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman : 1/1

Standar prosedur operasional Tanggal ditetapkan Ditetapkan Oleh, dr. M. Fuad

Pengertian Pelayanan rekam medis terhadap semua pasien yang datang berobat ke instalasi rawat jalan

Tujuan Agar semua pasien memiliki dokumen rekam medis untuk menyimpan

catatan riwayat penyakitnya

Kebijakan 1. Semua perawat poliklinik Rumah Sakit Harapan Keluarga

berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan sesuai denga S.P.O yang dibuat oleh Rumah Sakit.

2. S.P.O ini adalah acuan yang menjadi titik tolak pelaksanaan pelayanan keperawatan.

3. Tulis yang anda kerjakan dan kerjakan yang anda tulis.

Prosedur 1. Petugas registrasi memasukkan data ke komputer rawat jalan

2. Petugas poliklinik menerima list dari rekam medik

3. Petugas poliklinik melakukan anamnesa yang meliputi timbang,

mengukur suhu tubuh, dan mengukur tekanan darah pasien.

4. Petugas poliklinik memanggil pasien sesuai nomor antrian poli yang dituju

5. Pasien menunggu di farmasi dan kasir untuk pembayaran dan

(18)

2. PASIEN ONE DAY CARE

Pasien one day care adalah pasien yang memerlukan perawatan dan observasi dalam satu hari, apabila dalam satu hari perawatan / observasi tersebut pasien belum ada perubahan kondisi yang lebih baik maka pasien dianjurkan untuk rawat inap. Pelayanan one day care bekerjasama dengan instalasi rawat jalan untuk proses observasi yang lebih baik.

(19)

BAB V

KESELAMATAN PASIEN

1. Pengertian

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

2. Tujuan :

a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit

d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

3. Programme WHO, World Alliance for Patient Safety

Pada Januari 2002 Executive Board WHO menyusun usulan resolusi, dan kemudian diajukan pada World Health Assembly ke 55 Mei 2002, dan diterbitkan sebagai Resolusi WHA55.18. Selanjutnya pada World Health Assembly ke 57 Mei 2004, diputuskan membentuk aliansi International untuk peningkatan keselamatan pasien dengan sebutan World Alliance for Patient Safety, dan ditunjuk Sir Liam Donaldson sebagai Ketua.

World Alliance for patient safety pada tahun 2004 menerbitkan 6 program keselamatan pasien, dan tahun 2005 menambah 4 program lagi, keseluruhan 10 program WHO untuk keselamatan pasien adalah sbb :

a. Global Patient Safety Challenge :

(20)

c. 2nd Challenge : 2007-2008 : Safe Surgery Safe Lives

d. Patient for Patient Safety

e. Taxonomy for Patient Safety

f. Research for Patient Safety

g. Solutions for Patient Safety

h. Reporting and Learning

i. Safety in action

j. Technology for Patient Safety

k. Care of acutely ill patients

l. Patient safety knowledge at your fingertips

4. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

WHO Collaborating Centre for Patient Safety, dimotori oleh Joint Commission

International, Suatu badan akreditasi dari Amerika Serikat, mulai tahun 2005

mengumpulkan pakar keselamatan pasien dari lebih 100 Negara, dengan kegiatan mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamatan pasien, dan mencari solusi berupa sistem atau intervensi sehingga mampu mencegah atau mengurangi cedera

pasien dan meningkatkan keselamatan pasien. Pada tgl 2 Mei 2007 WHO Colaborating

Centre for Patient Safety resmi menerbitkan panduan “Nine Life-Saving Patient Safety

Solutions” (“Sembilan Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit”).

Sembilan topik yang diberikan solusinya adalah sbb:

a. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike Medication

Names)

b. Pastikan Identifikasi pasien

c. Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar e. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)

f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang (tube) h. Gunakan alat injeksi sekali pakai

(21)

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Didalam instalasi rawat jalan ada beberapa standar yang harus dilaksanakan dalam keselamatan pasien :

a. Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi adalah 100

%. Label identitas tidak tepat apabila tidak terpasang, salah pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar ( Tn,Ny,Sdr,An ) salah jenis kelamin dan salah alamat. b. Terpasang gelang identitas bagi pasien yang akan rawat inap, dalam hal ini target yang

harus terpenuhi adalah 100 %.

c. Bagi perawat atau petugas kesehatan yang memerlukan konsul dengan dokter via telpon harus menggunakan metode SBAR, target yang harus terpenuhi 100 %.

d. Ketepatan penyampaian hasil penunjang harus 100 %.yang dimaksud tidak tepat apabila salah ketik, salah memasukkan diberkas pasien / list pasien lain.

e. Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identitas/pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat cara/rute (oral, parental, topikal, rektal, inhalasi ), tepat waktu dan tepat

(22)

BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjanya,perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan disekitar tempat kerja tersebut. Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas medis maupun non medis dapat menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya ;

TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Mengacu kepada standar keselamatan pasien (Permenkes

1691/MENKES/PER/VIII/2011), maka RS Harapan Keluarga harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja mutu serta keselamatan pasien.

Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi,misi, dan tujuan RS Harapan Keluarga, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan “ Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit”

Berkaitan hal tersebut diatas maka perlu ada kejelasan perihal tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit tersebut

Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut:

A. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN

Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil. Langkah penerapan:

1. Tingkat Rumah Sakit :

a. RS Harapan Keluarga telah memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga

(23)

b. RS Harapan Keluarga telah memiliki kebijakan dan prosedur yang menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bilamana ada insiden.

c. RS Harapan Keluarga telah berupaya menumbuhkan budaya pelaporan dan

belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit.

d. Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan pasien.

2. Tingkat Unit Kerja/Tim :

a. Pastikan semua rekan sekerja merasa mampu untuk berbicara mengenai kepedulian

mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden.

b. Demonstrasikan kepada seluruh personil ukuran-ukuran yang dipakai di RS Harapan Keluarga untuk memastikan semua laporan dibuat secara terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang tepat

B. PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA

Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan Pasien di seluruh jajaran RS Harapan Keluarga .

Langkah penerapan :

1. Tingkat Rumah Sakit :

a. Direksi bertanggung jawab atas keselamatan pasien

b. Telah dibentuk Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien yang ditugaskan untuk menjadi “penggerak” dalam gerakan keselamatan pasien

c. Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat jajaran Direksi maupun rapat-rapat manajemen rumah sakit

d. Keselamatan Pasien menjadi materi dalam semua program orientasi dan pelatihan

di RS harapan Keluarga . dan dilaksanakan evaluai dengan pre dan post test.

2. Tingkat Unit Kerja/Tim :

 Semua pimpinan unit kerja wajib memimpin gerakan Keselamatan Pasien

 Selalu jelaskan kepada seluruh personil relevansi dan pentingnya serta manfaat bagi mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien

(24)

C. INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO

Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi dan asesmen hal yang potensial bermasalah.

Langkah penerapan:

1. Tingkat Rumah Sakit :

a. Telah kembali input dan proses yang ada dalam manajemen risiko klinis dan non

klinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan terintegrasi dengan Keselamatan Pasien dan staf

b. Kembangkan indikator-indikator kinerja mutu dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) bagi sistem pengelolaan risiko yang dapat dimonitor oleh Direksi/Manajer Rumah Sakit RS Harapan Keluarga

c. Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif meningkatkan kepedulian terhadap pasien.

2. Tingkat Unit Kerja/Tim:

a. Dalam setiap rapat koordinasi selalu laksanakan diskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Keselamatan Pasien guna memberikan umpan balik kepada Manajer terkait

b. Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam proses asesmen risiko rumah sakit

c. Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk menentukan akseptabilitas setiap risiko, dan ambilah langkah-langkah yang tepat untuk memperkecil risiko tersebut

d. Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan ke proses asesmen dan pencatatan risiko rumah sakit.

D. KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN

Pastikan staf anda agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS).

(25)

Langkah penerapan :

1. Tingkat Rumah Sakit

Sistem pelaporan insiden ke dalam maupun ke luar rumah sakit mengacu pada Pedoman Keselamatan Pasien RS Harapan Keluarga .

2. Tingkat Unit Kerja/Tim :

Berikan semangat kepada seluruh personil untuk secara aktif melaporkan setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena mengandung bahan pelajaran yang penting.

E. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN

Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien. Langkah penerapan :

1. Tingkat rumah sakit :

a. RS Harapan Keluarga memiliki kebijakan dan pedoman yang jelas tentang

cara-cara komunikasi terbuka selama proses asuhan tentang insiden dengan para pasien dan keluarganya.

b. Seluruh staf RS harapan keluaraga terkait harus mampu memastikan bahwa pasien dan keluarga mendapat informasi yang benar dan jelas bilamana terjadi insiden.

c. Seluruh jajaran manajerial harus mampu memberi dukungan, pelatihan dan dorongan semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien dan keluarganya.

2. Tingkat Unit Kerja/Tim :

a. Pastikan seluruh personil menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan keluarganya bila telah terjadi insiden.

b. Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana terjadi insiden, dan segera berikan kepada mereka informasi yang jelas dan benar secara tepat. c. Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepada pasien dan

(26)

F. BELAJAR DAN BERBAGI PENGALAMAN TENTANG KESELAMATAN PASIEN Seluruh staf harus mampu untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa KTD itu timbul.

Langkah penerapan:

1. Tingkat Rumah Sakit:

a. Pastikan staf yang tekait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden secara tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab.

b. Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria pelaksanaan

Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) yang mencakup insiden yang

terjadi dan minimum satu kali per tahun melakukan melakukan Failure Modes

and Effects Analysis (FMEA) untuk proses risiko tinggi.

2. Tingkat Unit Kerja/Tim:

a. Diskusikan dalam jajaran unit/tim pengalaman dari hasil analisis insiden.

b. Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak di masa depan dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas.

G. CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KESELAMATAN

PASIEN

Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

Langkah Penerapan:

1. Tingkat Rumah Sakit :

a. Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis, untuk menentukan solusi. b. Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem (input dan proses),

penyesuaian pelatihan staf dan/atau kegiatan klinis, termasuk penggunaan instrumen yang menjamin keselamatan pasien.

c. Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan.

d. Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS-PERSI.

e. Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas insiden yang dilaporkan.

(27)

2. Tingkat Unit Kerja/Tim :

a. Libatkan seluruh personil dalam mengembangkan berbagai cara untuk membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.

b. Telah kembali perubahan-perubahan yang telah dibuat dan pastikan

pelaksanaannya.

c. Pastikan seluruh personil menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan

(28)

BAB VII

PENGENDALIAN MUTU Ketersediaan pelayanan di instalasi rawat jalan

No. Jenis Pelayanan Indikator Standar keterangan

1. Rawat Jalan 1. Dokter pemberi

pelayanan di poliklinik spesialis 2. Ketersediaan pelayanan 3. Jam buka pelayanan 4. Waktu tunggu di rawat jalan 5. Kepuasan 1. 100 % dokter spesialis. 2. a. Klinik Anak b. Klinik Dalam c. Klinik Kebidanan d.Klinik Bedah 3. Jam 08.00 s.d Jam 13.00, setiap hari kerja kecuali hari jumat: 08:00 s.d 11:00 4. ≤ 60 menit 5. ≥ 90 % 1. Di Rumah Sakit Harapan Keluarga poliklinik sudah 100% dokter spesialis a. Klinik obgyn b. Klinik anak c. Klinik uroligi d. Klinik umum e. Klinik internist f. Klinik kulit dan

kelamin g. Klinik gigi h. Klinik jantung &

pembuluh darah i. Klinik mata j. Klinik THT k. Klinik Bedah Umum l. Klinik Bedah orthopedi m. Klinik saraf n. Klinik paru o. Klinik bedah anak p. Klinik anastesi q. Klinik bedah digestif r. Klinik kesehatan jiwa s. Klinik gizi 2. 07:00 s.d 21:00 kecuali hari libur

(29)
(30)

BAB VIII PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan mengutamakan keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan – pelatihan.

Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini pelayanan di Instalasi Rawat Jalan dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.

Gambar

Tabel 4.1 S.P.O Pelayanan Instalasi Rawat Jalan RS Harapan Keluarga  RS  HARAPAN  KELUARGA  Jl

Referensi

Dokumen terkait

1. Teknik role playing melalui video animasi Nussa dan Rara untuk meningkatkan perilaku akhlakul karimah anak usia dini dilakukan sebagaimana proses dan tahapan

7 Dalam suatu sistem3 1umlah !alor yang di'eri!an oleh suatu at yang mem-unyai suhu le'ih tinggi sama dengan 1umlah !alor yang diterima at lain yang 'ersuhu le'ih rendah. 7 5u!um

September %&&0 setelah mulai diren:anakan sekitar dua tahun sebelumnya/ dua tahun sebelumnya/ *2alnya, proyek $rans Studio #esort Makassar ini selain untuk bersaing

Garam adalah bahan/bumbu masakan yang ditemukan hampir di semua peradaban.Diperkirakan awal munculnya adalah sejak jaman neolitikum.Reay Tannahill dalam bukunya Food

laki yang jatuh cinta pada ibu dan adik kandungnya. Materi lawakan adegan pertama.. 6 Jurnal Pendidikan Seni Musik Edisi ... Setelah adegan pertama berakhir

(9) Strategi pembangunan Fasilitas Kepariwisataan yang mendorong pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya saing Parangtritis-Depok- Kuwaru dan sekitarnya sebagaimana

Surat Teguran dan Surat Paksa yang diterbitkan dibayar dengan waktu yang bervariasi, ada beberapa yang membayar sebelum diterbitkannya Surat Teguran atau Surat

Data primer adalah data yang langsung di ambil pada lokasi atau lapangan (dari sumbernya) atau data yang masih asli dan masih memerlukan analisis lebih