• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN INTERAKSI ORANG TUA DENGAN PERILAKU MEROKOK DAN MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL PADA REMAJA Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN INTERAKSI ORANG TUA DENGAN PERILAKU MEROKOK DAN MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL PADA REMAJA Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
244
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

SKRIPSI

HUBUNGAN INTERAKSI ORANG TUA DENGAN PERILAKU MEROKOK DAN MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

PADA REMAJA

CROSS-SECTIONAL STUDY

OLEH:

HARY BUDIARTO NIM. 131611123025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(2)

i

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

SKRIPSI

HUBUNGAN INTERAKSI ORANG TUA DENGAN PERILAKU MEROKOK DAN MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

PADA REMAJA

CROSS-SECTIONAL STUDY

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperwatan (S. Kep) Pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga

OLEH:

HARY BUDIARTO NIM. 131611123025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(3)

ii

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

LEMBAR PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang

(4)

iii

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

HALAMAN PERNYATAAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Airlangga. Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hary Budiarto

NIM : 131611123025

Program Studi : Pendidikan Ners Fakultas : Keperawatan Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Airlangga Hak Bebas Royalti Non – eksklusif (Non – exclusive Royalty Free Right)atas karya saya yang berjudul: “Hubungan Interaksi Orang Tua Dengan Perilaku Merokok dan Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Remaja” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non – esklusif ini Universitas Airlangga berhak menyimpan, alihmedia / format, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap dicantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

(5)

iv

(6)

v

(7)

vi

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

MOTTO

(8)

vii

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah dan limpahan karunia – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Hubungan Interaksi Orang Tua Dengan Perilaku Merokok dan Konsumsi

Minuman Beralkohol Pada Remaja”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.

Ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya dan penghargaan yang setinggi – tingginya penulis ucapkan kepada Ibu Ilya Krisnana, S. Kep., Ns., M. Kep. selaku pembimbing I dan Ibu Iqlima Dwi Kurnia, S. Kep., Ns., M. Kep. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, arahan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu bersama ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs., (Hons), selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

2. Bapak Dr. Kusnanto, S.Kp., M. Kes., selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ferry Efendi, S.Kep., Ns., M.Sc.Ph.D selaku ketua penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang bermanfaat dalam menyempurnakan skripsi ini.

4. Ibu Praba Diyan R, S.Kep.Ns., M.Kep selaku dosen penguji proposal yang telah memberikan saran dan masukan yang bermanfaat dalam menyempurnakan skripsi ini.

(9)

viii

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

6. Seluruh responden yang telah berpartisipasi selama proses pengambilan data berlangsung.

7. Kepada Kedua Orang tua (Ir. Sudjarno dan Sukasiti) dan kelurga besar yang ada di Palembang, terima kasih banyak yang tidak terhingga atas semua dukungan baik moril maupun materiil serta semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Travellers Group (Anam, Ziqin, Erwin, Aldi, Anis, Bagus, Sayid, Nia, Delisa, Rini, Agis, Rian, dan Dhinar) yang telah memberikan dukungan, bantuan, semangat, motivasi, dan canda tawa dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

9. Terima kasih untuk teman-teman Poltekkes angkatan 45 yang telah memberikan dukungan, motivasi dan semangat yang luar biasa.

10. Teman – teman seperjuangan B19, yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan semangat.

11. Teman – teman seperjuangan kelas AJ1 saya ucapkan terima kasih telah memberikan bantuan, dukungan dan semangat.

12. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberi motivasi dan bantuan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi profesi keperawatan. Aamiin Allaahumma Aamiin

Surabaya, Desember 2017

Hary Budiarto

(10)

ix

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

ABSTRAK

HUBUNGAN INTERAKSI ORANG TUA DENGAN PERILAKU MEROKOK DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL PADA

REMAJA

Hary Budiarto

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga harybudiarto05@gmail.com

Pendahuluan: Masalah yang sering terjadi pada remaja adalah kurangnya interaksi

dengan orang tua. Saat kualitas interaksi dengan orang tua berkurang, remaja cenderung lebih memilih perilaku merokok dan konsumsi minuman beralkohol. Rokok dan minuman beralkohol dapat menyebabkan kecanduan dan berpengaruh pada kesehatan remaja. Tujun dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan interaksi orang tua dengan perilaku merokok dan Konsumsi Minuman beralkohol pada remaja. Metode: Desain dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan Simple Random sampling. Hasil perhitungan power analisis didapatkan sampel sebesar 744. Pengumpulan data menggunakan kuesioner online menggunakan google forms PACHIQ-R, Perilaku Merokok, & Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol dan dianalisis dengan uji Chi-Square. Variabel independen dan dependen adalah interaksi orang tua, Perilaku Merokok dan Konsumsi Minuman Beralkohol. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi orang tua terhadap perilaku merokok (p=0,044). Adanya hubungan interaksi orang tua dengan perilaku konsumsi minuman beralkohol (p=0,00) Diskusi: meningkatkan interaksi orang tua kepada anaknya meliputi meningkatkan itensitas waktu yang dihabiskan anak bersama orang tua, kualitas interaksi orang tua kepada anak, kasih sayang orang tua, pentingnya hubungan, dan jenis kelamin remaja akan mempengaruhi kualitas hubungan secara keseluruhan antara orang tua dan remaja.

Kata Kunci: Interaksi, Orang Tua, Remaja, Perilaku Merokok, Perilaku Konsumsi

(11)

x

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

ABSTRACT

CORELATION BETWEEN PARENTS INTERACTION WITH SMOKING BEHAVIOR AND ALCOHOL CONSUMPTION AMONG ADOLESCENT

Hary Budiarto

Faculty of Nursing Airlangga University harybudiarto05@gmail.com

Introduction: The problem that often occurs in adolescents is the relationship with parents. When the quality of interaction with parents is reduced, adolescents tend to prefer smoking behavior and consumption of alcoholic consumption. Cigarettes and alcohol consumption can cause addiction and development in adolescent health. The purpose of this study is to know the relationship between parents with smoking behavior and alcohol consumption in adolescents. Method: The design in this study was cross-sectional with Simple Random sampling. Results calculation of power analysis 744 samples. Data collection using an online questionnaire using google form. PACHIQ-R, Smoking Behavior, & Alcoholi Consumption Behavior and analyzed by Chi-Square test. Independent and dependent variables are parents, Smoking Behavior and Consumption of Alcoholic Beverages. Results: The results showed a significant relationship between parental interactions with smoking behavior (p = 0.044). Existence of parent interaction relationship with alcohol consumption behavior (p = 0,00) Discussion: improvement of parent interaction with good children, parents, parents love, good relationship and teen sex will affect the quality of relationship between people old and teenagers

Keywords: Interaction, Parents, Adolescents, Smoking Behavior, Alcohol

(12)

xi

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Lembar Pernyataan ... ii

Halaman Persetujuan Publikasi ... iii

Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing ... iv

Lembar Pengesahan ... v

Motto………..vi

Ucapan Terima Kasih ... vii

Abstrak………...ix

Abstract ………...x

Daftar Isi………xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

Daftar Lambang, Singkatan, Dan Istilah ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan khusus ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Teoritis ... 6

1.4.2 Praktis ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Konsep Remaja ... 8

2.1.1. Pengertian remaja ... 8

2.1.2. Batasan usia remaja ... 9

2.1.3. Ciri-ciri remaja ... 9

2.1.4. Tahap perkembangan remaja ... 11

2.1.5. Tugas perkembangan remaja ... 12

(13)

xii

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

2.2. Pola Interaksi Keluarga ... 16

2.2.1. Pengertian keluarga ... 16

2.2.2. Fungsi Keluarga ... 16

2.2.3 Karakteristik Keluarga ... 19

2.2.4. Peran Keluarga ... 21

2.2.5. Pengertian Interaksi ... 24

2.2.6. Pola Interaksi ... 26

2.2.7. Interaksi Orangtua dan Anak ... 27

2.2.8. Konsep Kuesioner PACHIQ-R (The Parent-Child Interaction Questionaire-Revised) ... 30

2.3. Konsep Perilaku Merokok ... 31

2.3.1. Pengertian Perilaku Merokok ... 31

2.3.2. Klasifikasi Perokok... 32

2.3.3. Etiologi Perilaku Merokok Pada Remaja ... 33

2.3.4. Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok ... 34

2.3.5. Bahaya Merokok... 38

2.3.6. Dampak Dari Merokok ... 39

2.3.7. Pencegahan dan Penanggulangan Kebiasaan Merokok ... 41

2.4. Konsep Minuman Beralkohol ... 41

2.4.1. Pengertian Minuman Beralkohol ... 41

2.4.2. Jenis-Jenis Minuman Beralkohol... 42

2.4.3. Efek Minuman Beralkohol ... 43

2.4.4. Etiologi Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol ... 43

2.4.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seseorang Menjadi Pecandu Minuman Beralkohol ... 46

2.4.6. Konsumsi Minuman Beralkohol ... 48

2.5. Konsep Perilaku ... 50

2.5.1. Bentuk Perilaku ... 50

2.5.2. Ranah (domain) Perilaku ... 51

2.6. Teori Keperawatan Menurut Kathryn E. Barnard ... 53

2.7. Keaslian Penulisan ... 57

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .... 63

(14)

xiii

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

3.2. Hipotesis Penelitian ... 65

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 66

4.1. Desain Penelitian ... 66

4.2. Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Teknik Sampling ... 67

4.2.1 Populasi ... 67

4.2.2 Sampel dan besar sampel ... 67

4.2.3 Teknik Sampling... 68

4.3. Variabel Penelitian ... 68

4.3.1 Variabel independen ... 68

4.3.2 Variabel dependen ... 68

4.4. Definisi Operasional ... 69

4.5. Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 72

4.5.1 Instrumen penelitian ... 72

4.5.2 Lokasi dan waktu penelitian ... 73

4.5.3 Prosedur pengumpulan dan Pengambilan data ... 73

4.6. Kerangka Operasional ... 75

4.7. Analisis Data... 76

4.7.1 Persiapan ... 76

4.7.2 Tabulasi data ... 76

4.7.3 Uji statistik ... 77

4.8. Masalah Etik (ethical clearance) ... 77

4.9. Keterbatasan Penulisan ... 79

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 80

5.1. Hasil Penelitian ... 80

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 80

5.1.2 Karakteristik Demografi Responden ... 80

5.1.3 Distribusi Data Variabel Yang Diukur ... 82

5.2. Pembahasan ... 89

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ... 105

6.1. Simpulan ... 105

6.2. Saran ... 106

(15)

xiv

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.7 Keaslian Penulisan ... 57 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Jumlah Sample Size ... 67 Tabel 4.3 Definisi Operasional Hubungan Interaksi Orang Tua dengan

Perilaku Merokok dan Konsumsi Minuman Beralkohol ... 70 Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Demografi Responden pada Bulan September

- November 2017 ... 80 Tabel 5.2 Distribusi Data Interaksi Orang Tua pada Remaja Bulan

September - November 2017 ... 82 Tabel 5.3 Distribusi Data Interaksi Orang Tua pada Remaja Bulan

September - November 2017... 82 Tabel 5.4 Distribusi Data Perilaku Merokok pada Remaja Bulan September -

November 2017 ... 83 Tabel 5.5 sDistribusi Data Perilaku Konsumsi Minuman Beralkol pada

Remaja Bulan September - November 2017 ... 83 Tabel 5.6 Crosstabulation Tinggal Bersama dengan Interaksi Orang Tua

Pada Remaja ... 84 Tabel 5.7 Crosstabulation Tinggal Bersama dengan Perilaku Merokok Pada

Remaja ... 85 Tabel 5.8 Crosstabulation Tinggal Bersama Dengan Perilaku Konsumsi

Minuman Beralkohol Pada Remaja ... 85 Tabel 5.9 Crosstabulation Perilaku Merokok dengan Konsumsi Minuman

Beralkohol Pada Remaja ... 86 Tabel 5.10 Crosstabulation Interaksi Orang Tua dengan Perilaku Merokok

Pada Remaja ... 87 Tabel 5.11 Crosstabulation Interaksi Orang Tua dengan Perilaku Konsumsi

(16)

xv

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan ... 52 Gambar 2.2 Kerangka Model Teori Menurut Kathryn E. Barnard ... 53 Gambar 2.3 Model Interaksi Pengkajian Kesehatan Anak Menurut

Barnard ... 53 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Interaksi Orang Tua dengan Perilaku

Merokok dan Konsumsi Minuman Beralkohol ... 63 Gambar 4.1 Kerangka Operasional Interaksi Orang Tua dengan Perilaku

(17)

xvi

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Penelitian Bagi Responden Penelitian ... 113

Lampiran 2 Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden Penelitian (Informed Concent) ... 115

Lampiran 3 Kuesioner PACHIQ-R (Parent Child Interaction Questionnaire-Revised) ... 116

Lampiran 4 Kuesioner Perilaku Merokok ... 120

Lampiran 5 Kuesioner Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol ... 121

Lampiran 6 Lembar Keterangan Lolos Uji Etik ... 122

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 123

Lampiran 8 Surat Permohonan Pengambilan Data ... 131

Lampiran 9 Hasil Uji Statistik... 132

Lampiran 10 Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Pengambilan Data ... 140

(18)

xvii

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

BNN : Badan Narkoba Nasional

NIAA : National Institute on Alcohol Abuse And Alcoholism PACHIQ-R : The Parent-Child Interaction Questionaire-Revised RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

(19)

1

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interaksi orang tua dan remaja sangat penting dalam membantu perkembangan kecerdasan emosi yang baik pada remaja (Santrock, 2007). Tujuan dari interaksi yang dilakukan orang tua kepada remaja adalah untuk membangun kesesuaian antara karakteristik dan kemampuan remaja dalam beradaptasi dengan lingkungan (Santrock, 2014). Namun berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menyebutkan remaja yang merasakan penerimaan orang tua melalui interaksi orang tua dan anak dapat meningkatkan kemampuan remaja untuk mengetahui dan mengelola emosi, serta dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi (Kim et al. 2003 dalam (Ramadhianti, 2017)). Dampak dari kurangnya interaksi orang tua terhadap anak dapat menimbulkan perilaku negatif pada anak, seperti perilaku beresiko. Perilaku beresiko meliputi berbagai aspek yaitu dari perilaku agresif, seks bebas, alkohol dan obat-obatan terlarang, dan perilaku merokok (Pratiwi & Hastuti, 2017).

(20)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO merokok, iklan rokok, psikologis, lingkungan, dan kurangnya interaksi orang tua terhadap anak (Chung & Joung, 2014).

(21)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO berada pada persentase 63.7% dan konsumsi minuman keras 20.3% (Nurwidayanti 2015).

(22)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO dengan gejolak emosi dan ketidakseimbangan yang mencakup storm dan stress dalam usaha untuk mencapai jati diri yang di pengaruhi oleh lingkungan sekitar. Perkembangan emosi remaja dipengaruhi oleh perubahan interaksi dan pola komunikasi dalam keluarga. Setiap remaja mengalami konflik baik dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungannya karena memiliki nilai berdasarkan umur dan berdasarkan lingkungan masyarakat. Sehingga remaja mencari kelompok teman sebaya yang membuat remaja melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok. Apabila di dalam kelompok tersebut melakukan kegiatan merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol maka individu remaja harus melakukannya juga (Gunawan, 2013). Remaja yang menolak terhadap perilaku merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol mengakibatkan remaja akan dikucilkan dari kelompok tersebut (Santosa et al. 2012). Remaja yang terlalu sering merokok akan beresiko terjangkit penyakit kanker, penyakit jantung, insomnia, stroke, emphysema dan kemandulan (Wulandari, 2011). Sedangkan remaja yang mengonsumsi minuman beralkohol akan berdampak negatif yaitu dampak fisik, dampak neurology, Psychologi, dan juga dampak sosial (Wijaya, 2012).

(23)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO anak bersama orang tua, kualitas interaksi orang tua kepada anak, kasih sayang orang tua, pentingnya hubungan, dan jenis kelamin remaja akan mempengaruhi kualitas hubungan secara keseluruhan antara orang tua dan remaja (Krisnatuti & Putri, 2012). Upaya pencegahan terhadap pengaruh lingkungan luar yang bersifat negatif sangat diperlukan, demikian pula terhadap pengaruh dari dalam diri yang dapat memunculkan perilaku yang bertentangan dengan masyarakat. Pencegahan tersebut dapat berupa nilai dan norma yang mengarahkan, mengendalikan, dan mencegah keinginan-keinginan yang kurang atau tidak sesuai dengan keadaan masyarakat. Pencegahan melalui dalam diri remaja dapat dengan menanamkan nilai-nilai moral pada anak sejak dini (Wulaningsih, 2015). Peningkatan pengetahuan orang tua-remaja dengan cara memahami karakteristik masing-masing antara orang tua-remaja sehingga terjalin hubungan yang efektif dapat menggunakan pendekatan teori Parent Child Interaction yang dibuat oleh Kathryn E. Barnard dengan model Caregiver-Parent Characteristic dan Infant Characteristic (Ismanti, 2012).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah hubungan interaksi orang tua dengan perilaku merokok dan konsumsi alkohol pada remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

(24)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi interaksi orang tua dan remaja. 2. Mengidentifikasi perilaku merokok pada remaja. 3. Mengidentifikasi konsumsi alkohol pada remaja.

4. Menganalisis hubungan tempat tinggal dengan interaksi orang tua 5. Menganalisis hubungan tempat tinggal dengan perilaku merokok

dan konsumsi minuman beralkohol

6. Menganalisis perilaku merokok dan konusmsi minuman beralkohol 7. Menganalisis hubungan interaksi dan perilaku merokok pada

remaja.

8. Menganalisis hubungan interaksi dan konsumsi alkohol pada remaja.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Segi pengembangan ilmu, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah dan referensi ilmu keperawatan dalam hal peningkatan pengetahuan terhadap psikologi anak terkait dengan dampak dari perilaku merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol.

1.4.2 Praktis

1. Bagi Tenaga Kesehatan

(25)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO mencegah atau mengurangi perilaku merokok dan konsumsi minuman beralkohol pada remaja.

2. Bagi Orang tua

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukkan bagi para orang tua dalam menerapkan pola interaksi terhadap remaja sehingga dapat memberikan motivasi serta dukungan dalam memantau perilaku merokok dan konsumsi minuman beralkohol pada remaja dengan cara melakukan pola pengasuhan yang efektif

3. Bagi remaja

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para remaja yang telah merokok dan konsumsi minuman beralkohol maupun remaja yang tidak merokok dan konsumsi minuman beralkohol dapat berhenti menggunakan dan terhindar dari perilaku beresiko tersebut.

4. Bagi penelitian selanjutnya

(26)

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Remaja

2.1.1. Pengertian remaja

Adolescence atau remaja berasal dari bahasa latin adolescenre yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan (Elizabeth B Hurlock, 1997) Masa remaja merupaka periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, merupakan waktu kematangan fisik, kognitif, sosial dan emosional yang cepat pada laki-laki dan perempuan (Wong, Donna L, 2009).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2007, remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO 2007 adalah 12 sampai 24 tahun. Bagi remaja yang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua, maka tetap dimasukkan ke dalam kelompok remaja (WHO, 2007).

(27)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO perubahan pesat dalam hidupnya di berbagai aspek (Effendy & Makhfudli, 2009)

2.1.2. Batasan usia remaja

Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 sampai 24 tahun (Efendi 2009) Batasan usia remaja menurut (Wong, Donna L 2009) dibagi menjadi tiga fase, yaitu :

1. Remaja awal : dimulai pada usia 11 tahun sampai usia 14 tahun. 2. Remaja pertengahan: dimulai pada usia 15 tahun sampai usia 17 tahun

3. Remaja akhir : dimulai pada usia 18 tahun sampai usia 20 tahun

2.1.3. Ciri-ciri remaja

1. Masa remaja adalah masa yang penting

Penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat baru terutama pada masa remaja awal sangatlah penting karena perkembangan fisik dan mental yang cepat (Hurlock 1997 dalam Ali & Asrori, 2009).

2. Masa remaja adalah masa peralihan

Masa remaja adalah masa dimana beralihnya dari tugas dan tahap perkembangan yang satu ke tugas dan tahap perkembangan yang selanjutnya. Disini, remaja tidaklah disebut sebagai seorang anak dan tidak disebut juga sebagai seorang dewasa. Mereka bebas memilih gaya dan pola hidup yang diinginkan (Hurlock 1997 dalam Ali & Asrori, 2009).

(28)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO Perubahan fisik yang pesat pada masa remaja, diikuti pula oleh perubahan sikap dan perilaku. Perubahan emosi, minat, perilaku, dan peran adalah empat perubahan yang besar selama masa remaja (Hurlock 1997 dalam Ali & Asrori, 2009).

4. Masa remaja adalah masa yang penuh masalah

Seiring dengan perubahan sikap dan perilaku remaja, maka banyak pula masalah yang timbul pada diri remaja. Belum terbiasanya menyelesaikan suatu permasalahan dan tanpa meminta bantuan orang lain dalam menyelesaikan masalah, menyebabkan remaja tidak dapat menyelesaikan suatu masalah dengan baik (Hurlock 1997 dalam Ali & Asrori, 2009).

5. Masa remaja adalah masa pencarian identitas

Identitas yang dicari remaja adalah siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat. Terkadang ia memperlihatkan dirinya sebagai individu, terkadang juga ia mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya (Hurlock 1997 dalam Ali & Asrori, 2009).

6. Masa remaja adalah masa yang menimbulkan ketakutan

(29)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO 7. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis

Remaja dalam berperilaku memandang perilakunya dari pandangannya sendiri. Mereka melihat dirinya sendiri dan orang lain seperti yang mereka inginkan (Hurlock 1997 dalam Ali & Asrori, 2009).

8. Masa remaja adalah masa ambang dewasa

Remaja yang semakin matang dalam berkembang, berusaha memberi kesan sebagai seseorang yang hampir dewasa. Ia akan memusatkan dirinya pada perilaku yang dihubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam berpakaian dan bertindak (Hurlock 1997 dalam Ali & Asrori, 2009).

2.1.4. Tahap perkembangan remaja

Terdapat batasan usia pada masa remaja yang difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku ke kanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Berdasarkan Depkes RI 2009 dalam (Agustiani, 2009) masa remaja dibagi menjadi :

1. Masa remaja awal (12-16 tahun)

(30)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO 2. Masa remaja akhir (17-25 tahun)

Remaja mulai mempersiapkan dirinya untuk masuk dalam tahap perkembangan berikutnya, yaitu memasuki peran-peran untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok dewasa.

2.1.5. Tugas perkembangan remaja

Menurut Hurlock dalam Ali & Asrori (2009) tugas perkembangan remaja antara lain :

1. Mampu menerima keadaan fisiknya

2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

3. Mampu membina hubungan fisik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.

4. Mencapai kemandirian emosional 5. Mencapai kemandirian ekonomi

6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat. 7. Mengembangkan perilaku perilaku tanggung jawab sosial yang

diperlukan untuk memasuki dunia dewasa

8. Mamahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua

9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan

10.Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

(31)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO 1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya. 2. Mencapai peran social pria dan wanita.

3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif 4. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang

dewasa lainnya

5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi 6. Memilih dan mempersiapkan karier

7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.

8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.

9. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial 10.Memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai

petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku.

Fokus tugas perkembangan pada remaja terletak pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan menuju cara sikap dan berperilaku secara dewasa (Yusuf, 2008)

2.1.6. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

(32)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO 1. Perkembangan Biologis

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2006)

2. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget dalam (Santrock, 2011) pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan bahwa bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat pemahaman lebih mendalam.

(33)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO misalnya dapat menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan

3. Perkembangan Sosial

Menurut (Potter, P.A, Perry, 2005) perubahan emosi selama pubertas dan masa remaja sama dramatisnya seperti perubahan fisik. Masa ini adalah periode yang ditandai oleh mulainya tanggung jawab dan asimilasi penghargaan masyarakat.

(34)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

2.2Pola Interaksi Keluarga

2.2.1. Pengertian keluarga

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga (Duval, 1972 dalam (Setiadi, 2008)). Menurut Salvision Bailon dan Aracelis Maglaya tahun 1989 dalam Mubarak (2012), keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

2.2.2. Fungsi Keluarga

Menurut Widyanto (2014) fungsi keluarga secara umum didefinisikan sebagai hasil akhir atau akibat dari struktur keluarga. Adapun sebuah keluarga mempunyai fungsi antara lain.

1. Fungsi Afektif ( The Affective Function)

(35)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO penghargaan terhadap kehidupan keluarga. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif terlihat pada kebehagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Dengan demikian setiap anggota keluarga dapat saling mempertahankan iklim atau kondisi yang positif.

2. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Sosialisasi (Socialization and Social Place Finction)

Sosialisasi merupakan proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarga. Fungsi sosialisasi dapat ditunjukkan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, serta meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Keluarga mengajarkan anggotanya untuk bersosialisasi baik secara internal maupun eksternal keluarga.

3. Fungsi Reproduksi (The Reproductive Function)

(36)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO 4. Fungsi Ekonomi (The Economic Function)

Fungsi ekonomi keluarga dengan mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal, pakaian dan lain sebagainya. Fungsi ini juga termasuk pengaturan penggunaan penghasilan keluarga serta menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang keluarga dengan kriteria dibawah keluarga sejahtera seperti keluarga pra sejahtera, keluarga miskin atau juga keluarga miskin sekali sulit untuk memenuhi kebutuhan fungsi ekonomi ini.

5. Fungsi Keperawatan Kesehatan (The Health Care Function)

Fungsi keluarga dalam keperawatan kesehatan dengan melaksanakan peraktek asuhan kesehatan yaitu keluarga mempunyai tugas untuk memelihara kesehatan anggota keluarganya agar tetap memiliki produktivitas dalam menjalankan perannya masing-masing. Fungsi keperawatan kesehatan ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan. Adapun tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (2010) yaitu :

a) Mengenal Masalah atau Gangguan Kesehatan Keluarga

(37)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO kekuatan sumber daya, pikiran, waktu, tenaga, dan bahkan harta keluarga akan digunakan untuk mengatasi permasalahan kesehatan tersebut.

b) Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari bantuan yang tepat sesuai dengan masalah kesehatan yang menimpa keluarga.

c) Merawat anggota keluarga yang sakit

Tugas merawat anggota keluarga yang sakit seringkali harus dilakukan keluarga untuk memberikan perawatan lanjutan setelah memperoleh pelayanan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan. d) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk mendayagunakan potensi internal yang ada di lingkungan rumah untuk mempertahankan kesehatan atau membantu proses perawatan anggota keluarga yang sakit.

e) Menggunakan fasilitas kesehatan

Tugas ini merupakan bentuk upaya keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan keluarganya dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. (Widyanto, 2014)

2.2.3 Karakteristik Keluarga

(38)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO berhubungan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Dalam keluarga sering kita lihat tidak adanya kedisiplinan, model peran, dan perceraian yang mungkin dapat membuat anak berperilaku menyimpang. Penggolongan Karakterisitik keluarga dalam Jhonson & Lheny (2010) :

1. Pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua dalam suatu keluarga sangat berpengaruh dalam pengasuhan anak didalam keluarga, dikarenakan gaya pengasuhan orang tua yang salah dapat menyebabkan perilaku meyimpang pada anak. 2. Jenis kelamin

Interaksi orang tua di pengaruhi oleh jenis kelamin, biasanya kelekatan anak di dominasi oleh seorang ibu, dikarenakan seorang ibu lebih sering kontak dan bertemu dengan anak.

3. Lingkungan keluarga

Orang disekitar keluarga biasanya menjadi role model yang akan ditiru oleh anak, apabila role model itu baik maka perkembangan anak juga baik, begitu pula sebaliknya.

4. Status ekonomi keluarga

(39)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO orang tua yang sibuk sehingga komunikasi antara orang tua dan anak juga terganggu, sehingga anak kurang diperhatikan oleh orang tuanya. 5. Lingkungan sosial

Lingkungan masyarakat juga berpengaruh dalam pembentukan kepribadian anak. Lingkungan yang baik dapat ditiru oleh anak sehingga menjadi pribadi yang baik. Begitu pula sebaliknya apabila lingkungan itu buruk kepribadian anak tersebut akan menjadi buruk.

6. Jenis pekerjaan

Jenis pekerjaan orang tua mempengaruhi dikarenakan orang tua yang sibuk akan pekerjaan dan tidak memiliki waktu luang untuk melakukan interaksi antara orang tua dan anak, sehingga anak menjadi kurang perhatian.

7. Struktur keluarga

Struktur keluarga sangat berperan dalam perkembangan psikologis anak, perkembangan anak dalam keluarga yang utuh dan keluarga yang telah bercerai sangat berbeda. Dikarenakan kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua.

2.2.4. Peran Keluarga

(40)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelau psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual (Setiadi, 2008).

Terdapat dua peran yang mempengaruhi keluarga yaitu peran formal dan peran informal yang disampaikan (Mubarak, 2009) antara lain :

1. Peran Formal

(41)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO keluarga paternal dan maternal, peran terpeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), dan peran sosial.

2. Peran Informal kelurga

Peran-peran informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak, hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran adapif diantaranya adalah :

1) Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan mendorong, memuji, dan menerima kontribusi dari orang lain. Sehingga ia dapat merangkul orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk di dengarkan.

2) Pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggota, penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.

3) Inisiator-kontributor yang mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

4) Pendamai berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.

(42)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO 6) Perawaatan keluarga adalah peran yang dijalankan terkait

merawat anggota keluarga jika ada yang sakit.

7) Penghubung keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan memonitori kemunikasi dalam keluarga. 8) Poinir keluarga adalah membawa keluarga pindah ke satu

wilayah asing mendapat pengalaman baru.

9) Sahabat, penghibur, dan koordinator yang berarti mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat keakraban dan memerangi kepedihan.

10) Pengikut dan sanksi, kecuali dalam beberapa hal, sanksi lebih pasif. Sanksi hanya mengamati dan tidak melibatkan dirinya.

2.2.5. Pengertian Interaksi

(43)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO ditentukan oleh kondisi situasi keluarga dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orangtuanya

Interaksi merupakan hubungan antar manusia yang bersifat dari hubungan tersebut adalah dinamis, yang artinya hubungan tersebut tidak statis, dan selalu mangalami dinamika (Setiadi, 2011). Sedangkan menurut (Saleh, 2013), interaksi adalah kontak dan komunikasi yang diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.

Menurut (Izzaty, 2005) emosi merupakan reaksi yang terorganisir terhadap suatu hal yang berhubungan dengan kebutuhan, tujuan, dan ketertarikan, serta minat individu. Emosi dapat terlihat dari reaksi fisiologis, perasaan dan perubahan perilaku yang nampak. Sedangkan (Syaodih, 2005) menyampaikan emosi adalah suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu. Hampir sama dengan yang dikemukakan diatas, menurut (Syaodih, 2005), emosi adalah keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diri individu yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan

Menurut (Izzaty, 2005), terdapat dua fungsi emosi pada anak usia dini, yaitu :

a. Sebagai pendorong, emosi akan menentukan perilaku dalam melakukan sesuatu.

(44)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO Pada umumnya anak kecil lebih emosional daripada orang dewasa karena pada usia ini anak masih relatif muda dan belum dapat mengendalikan emosinya. Menurut (Elizabeth B Hurlock, 2000), pada usia 2-5 tahun karakteristik anak muncul pada ledakan marahnya. Untuk menampilkan rasa tidak senangnya, anak melakukan tindakan yang berlebihan, misalnya menangis, menjerit-jerit, melemparkan benda, berguling-guling, memukul ibunya, atau aktivitas besar lainnya. Pada usia ini anak tidak memperdulikan akibat dari perbuatannya, apakah merugikan orang lain atau tidak, selain dari itu, pada usia ini anak lebih bersifat egosentris. Ekspresi emosi yang baik pada anak dapat menimbulkan penilaian sosial yang menyenangkan, sedangkan ekspresi emosi yang kurang baik seperti cemburu, marah, atau tidak dapat menimbulkan penilaian yang tidak menyenangkan

Jadi interaksi emosi adalah kontak dan komunikasi tentang perasaan yang bergejolak padadiri individu satu yang dapat mempengaruhi individu lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan timbal balik (Artanti, 2013).

2.2.6. Pola Interaksi

Menurut (Saleh, 2013) bentuk-bentuk interaksi antara lain : 1. Mutualisme (kerjasama/cooperation)

Merupakan bentuk interaksi yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

2. Parasialisme

(45)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO 3. Persaingan (competition)

Merupakan suatu proses ketika suatu individu atau kelompok berusaha dan berebut untuk mencapai suatu keuntungan dalam waktu bersamaan

4. Konflik/ pertentangan

Merupakan suatu proses ketika suatu individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan melalui ancaman atau kekerasan.

5. Akomodasi/persesuaian

Adalah usaha-usaha suatu individu atau kelompok untuk meredakan atau menghindari suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.

2.2.7. Interaksi Orangtua dan Anak

Masa transisi menjadi orang tua pada saat kelahiran anak pertama terkadang menimbulkan masalah bagi interkasi pasangan dan di persepsikan menurunkan kualitas perkawinan

(46)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO transmisi nilai. Jadi didalam membina hubungan interaksi orang tua anak perlu adanya komunikasi

Dalam tinjauan psikologi perkembangan, pandangan tentang interaksi orang tua-anak pada umumnya merujuk pada teori kelekatan (attachment theory). Istilah Kelekatan (attachment) untuk pertamakalinya dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby. Kemudian formulasi yang lebih lengkap dikemukakan oleh Mary Ainsworth pada tahun 1969 dalam (Mc Cartney, K. & Dearing, E., 2002). Kelekatan merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua.

Hubungan akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan manusia yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figur lain pengganti ibu (Haditono, S R, 1994). Sejalan dengan apa yang dikemukakan (Adiyanti, 1985) mengenai kelekatan, tidak semua hubungan yang bersifat emosional atau afektif dapat disebut kelekatan. Adapun ciri afektif yang menunjukkan kelekatan adalah: hubungan bertahan cukup lama, ikatan tetap ada walaupun figur lekat tidak tampak dalam jangkauan mata anak, bahkan jika figur digantikan oleh orang lain dan kelekatan dengan figure lekat akan menimbulkan rasa aman.

(47)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO yang dapat membuat anaka merasa dicintai dan mengembangkan rasa percaya diri. Mereka memiliki rasa percaya dan menikmati kesertaan mereka dalam aktivitas bersama orang tua. Kehangatan memberi konteks bagi afeksi positif yang akan meningkatkan mood untuk peduli dan tanggap terhadap orang lain (Lestari, 2012).

Berkaitan dengan kualitas interaksi remaja-orang tua, Fontana 1981 dalam Ali & Asrori (2016) mengemukakan konsep yang meliputi sejumlah aspek dan masing masing aspek mengandung sejumlah indicator, yaitu sebagai berikut.

1. Persepsi remaja mengenai partisipasi dan keterlibatan dirinya dalam keluarga aspek ini mengandung indikator-indikator sebagai berikut : a. Persepsi remaja mengenai sikap saling menghargai diantara anggota

keluarga.

b. Persepsi remaja mengenai keterlibatan dirinya dalam membicarakan dan memecahkan masalah yang dihadapi keluarga

2. Persepsi remaja mengenai keterbukaan sikap orang tua aspek ini mengandung indikator-indikator sebagai berikut

a. Persepsi remaja mengenai toleransi orang tua terhadap perbedaan pendapat

b. Persepsi remaja mengenai kemampuan orang tua untuk memberikan alasan yang masuk akal terhadap suatu perbuatan atau keputusan yang diambil

(48)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO d. Persepsi remaja mengenai upaya orang tua untuk mengembangkan

komitmen terhadap tugas

e. Persepsi remaja mengenai kehadiran orang tua dirumah dan keakraban hubungan antara orang tua dengan remaja.

3. Persepsi remaja mengenai kebebasan dirinya untuk melakukan eksplorasi lingkungan. Aspek ini mengandung indikator-indikator sebagai berikut.

a. Persepsi remaja mengenai dorongan orang tua untuk menegembangkan rasa ingin tahu yang lebih besar

b. Persepsi remaja mengenai perasaan aman dan bebas yang diberikan oleh orang tua yang mengadakan eksplorasi dalam rangka mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

c. Persepsi remaja bahwa dalam keluarga terdapat aturan yang harus dipatuhi tetapi tidak cenderung mengancam.

2.2.8. Konsep Kuesioner PACHIQ-R (The Parent-Child Interaction

Questionaire-Revised)

(49)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO konflik dan penerimaan) stabil dan kuat di antara ayah, ibu dan anak-anak (Lange et al. 2002).

2.3Konsep Perilaku Merokok

2.3.1. Pengertian Perilaku Merokok

Wibisono (2008) menyatakan bahwa perilaku merokok merupakan kebiasaan yang sudah membudaya di Negara Indonesia. Konsumsi rokok terus meningkat setiap tahun dengan total perokok aktif di Indonesia pada tahun 2008 adalah sekitar 70% total penduduk. Oleh Karena itu, bukanlah sesuatu yang mencengangkan jika setiap saat dapat dijumpai orang yang merokok di tempat-tempat umum, seperti pasar, angkot, jalan-jalan, bahkan rumah sakit, tidak terkecuali lingkungan Pendidikan seperti sekolah dan kampus.

Perilaku merokok dilakukan oleh orang dari berbagai lapisan masyarakat, dari yang tua sampai anak-anak, juga tidak mengenal perbedaan jenis kelamin dan status pekerjaan. Perilaku merokok pada pelajar pun merupakan fenomena social yang sudah amat sangat lumrah di temui di lingkungan sekolah (Arum, 2008).

(50)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO

2.3.2. Klasifikasi Perokok

Menurut Al Bachri dalam Aryani (2010), berdasarkan management of Affect Theory, ada empat tipe perilaku merokok yaitu:

1. Perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif

Mereka berpendapat bahwa dengan merokok seorang akan merasakan penambahan rasa yang positif. Green dalam Psyhicological Factor in Smoking (1978) menambahkan subtipe sebagai berikut.

a. Pleasure relaxation, yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi.

b. Stimulation to pick them up, yaitu perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.

c. Pleasure of handling the cigarette, yaitu kenikmatan yang didapatkan dengan memegang rokok.

2. Perokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif

Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negative, misalnya saat marah, cemas, dan gelisah. Rokok dianggap sebagai penenang pikiran. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang kurang nyaman.

3. Perilaku merokok yang adiktif

(51)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO mulai berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah untuk membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena khawatir rokok tidak tersedia saat ia menginginkannya.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan

Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi kerena benar-benar sudah menjadi kebiasaan rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini, merokok sudah menjadi perilaku yang bersifat otomatis, sering kali tanpa terpikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan lagi api rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.

5. Klasifikasi Merokok menurut WHO (World Health Organization)

Seseorang dikategorikan sebagai perokok aktif apabila ia merokok setiap hari dalam jangka waktu selama hidupnya. Selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari, yaitu seseorang yang mengkonsumsi rokok 1-10 batang per hari disebut perokok ringan, 11-20 batang per hari perokok sedang, dan lebih dari 20 batang per hari disebut perokok berat.

2.3.3. Etiologi Perilaku Merokok Pada Remaja

(52)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO menyalahgunakannya atau menjadi tergantung secara fisik padanya. Setelah menggunakannya secara berlebihan dalam waktu lama, orang yang bersangkutan akan terikat oleh proses-proses biologis toleransi dan putus zat. Secara lebih spesifik, Kurt Lewin dalam (Rachmat 2013) berpendapat bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri juga disebabkan oleh faktor lingkungan. Berbagai penelitian di beberapa negara telah dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang berperan terhadap perilaku merokok pada remaja. Beberapa penelitian yang dilakukan terhadap para remaja menghubungkan perilaku merokok ini dengan etnis (Scragg 2010), usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua, perilaku merokok orang tua, jumlah uang saku (Rachiotis 2008), perilaku merokok teman, dan intensitas melihat iklan rokok (Rachmat 2013).

2.3.4. Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok

Menurut Mu’tadin dalam Aryani (2010) membagi beberapa factor yang mempengaruhi kebiasaan merokok adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Interaksi a) Peran Orang Tua

(53)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai social dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/obat-obatan/tembakau dibandingkan dengan keluarga permisif. Paling kuat pengaruhnya adalah orang tua sendiri menjadi figure contoh, yaitu sebagia perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya.

b)Pengaruh teman sebaya

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja yang merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok dan demikian sebaliknya. Terdapat dua fakta yang kemungkinan terjadi, yaitu remaja terpengaruh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja di pengaruhi oleh remaja tersebut.

c) Pengaruh Iklan

Melihat iklan di media massa elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambing kejahatan atau glamour, membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada di dalam iklan tersebut.

2. Faktor Kepribadian

(54)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO 3. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang, mereka yang berpengetahuan tinggi diharapkan berperilaku positif. Kebanyakan orang yang berperilaku merokok memiliki tingkat pengetahuan yang rendah.

4. Sikap

Sikap merupakan faktor personal yang berkaitan dengan perilaku, termasuk perilaku merokok. Sikap seseorang cenderung setuju dengan pernyataan tentang perilaku merokok dan remaja percaya bahwa dengan merokok terlihat lebih gaul dan matang, serta merasa bahwa merokok dapat diterima dalam pertemanan.

5. Faktor Lingkungan

Perilaku dan sistem nilai seorang remaja terbentuk oleh sekumpulan interaksi yang kompleks antara hubungan-hubungan sosial interpersonal. Perilaku bermasalah pada remaja, termasuk merokok, merupakan hasil interaksi antara interpersonal seperti kepribadian, sikap, dan perilaku, dengan sistem lingkungan, termasuk lingkungan keluarga dan teman sebaya

(55)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO terhadap pemakaian dan penyalahgunaan zat pada remaja, termasuk perilaku merokok. Pola interaksi dan hubungan dalam sebuah keluarga merupakan faktor yang juga berkontribusi terhadap perilaku merokok, misalnya dalam keluarga dengan tingkat peraturan dan pengawasan yang lebih ketat akan menurunkan tingkat perilaku merokok secara signifikan (Gullota & Adams 2005). Pola asuh adalah faktor lain yang mempengaruhi perilaku merokok. Secara lebih spesifik dapat dijelaskan bahwa perilaku merokok berhubungan dengan pola asuh permisif dan rendahnya tingkat kelekatan. Selain itu, penelitian-penelitian terdahulu menghasilkan temuan bahwa perilaku merokok orang tua mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku merokok remaja, seperti perilaku orang tua yang merokok dapat ditiru oleh remaja tersebut.

(56)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO terhadap penggunaan berbagai zat termasuk nikotin dapat mempengaruhi individu untuk menggunakan zat tersebut.

Di samping karena pengaruh teman sebaya dan lingkungan keluarga, perilaku merokok juga dapat muncul sebagai akibat dari iklan di media massa. Iklan rokok di berbagai tempat dan media massa yang saat ini makin merajalela sangat menarik bagi para remaja (Widiyarso 2008).

2.3.5. Bahaya Merokok

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2003 dalam Aryani (2010) menyebutkan bahaya orang yang merokok sebagai berikut : 1. Bagi perokok aktif

a. Meningkatkan resiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung.

b. Meningkatkan resiko dua kali lebih besar untuk mengalami stroke c. Meningkatkan resiko mengalami serangan jantung dua kali lebih besar

pada mereka yang mengalami tekanan darah tinggi atau kadar kolestrol lebih tinggi

d. Meningkatkan resiko 10 kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung bagi wanita pengguna pil KB

e. Meningkatkan resiko lima kali lebih besar menderita kerusakan jaringan anggota tubuh yang rentan.

2. Bagi perokok pasif

(57)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO jantung yang lebih tinggi bagi mereka yang berpenyakit jantung. Anak-anak yang orang tuanya merokok akan mengalami batuk, pilek, dan radang tenggorokan serta penyakit paru-paru lebih tinggi. Wanita hamil yang merokok beresiko mendapatkan baye mereka lahir kurus, cacat dan kematian.

b. Jika suami perokok, maka asap rokok yang dihirup oleh istrinya akan mempengaruhi bayi dalam kandungan

2.3.6. Dampak Dari Merokok

Bahaya merokok bagi keseharan menurut Tandra 2003 dalam Aryani (2010) yaitu merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga merugikan bagi orang sekitar. Adapun dampak merokok terhadap kesehatan:

1. Dampak bagi paru-paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur fungsi saluran nafas dan jaringan paru-paru yaitu saluran nafas besar, sel mukosa membesar, dan kelenjar mucus bertambah banyak. Saluran nafas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpikan lendir, dan pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.

(58)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma. Penyebab utama dari penyakit tersebut adalah asap rokok, asap rokok juga dapat menyebabkan penyakit kanker paru. Partikel yang terdapat dalam asap rokok yaitu benzoperin, dibonzeperin, dan uretan, dikenal sebagai karsinogen. 2. Dampak terhadap Jantung

Banyak penelitian membuktikan adanya hubungan antara merokok dengan kejadian penyakit jantung coroner. Asap yang dihembuskan oleh perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.

Telah ditemukan 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis diantaranya bersifat karsiogenik, di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama yaitu benzopiren 3 kali lipat dan amoniak 50 kali lipat. Bahan-bahan ini ini dapat bertahan selama beberapa jam lamanya di dalam ruangan setelah rokok mati. Peranan nikotin dan CO dapat meningkatkan kebutuhan oksigen, dan juga dapat menganggu suplai oksigen ke otot jantung sehingga mengganggu kerja dari jantung. Nikotin dapat mengganggu system saraf simpatis dengan mengakibatkan meningkatkan kebutuhan oksigen.

(59)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO gangguan irama jantung.nikotin juga dapat mengganggu kinerja saraf, otak dan banyak bagian tubuh lainnya.

3. Stroke

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak banyak dikaitkan dengan merokok. Resiko stroke dan kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.

2.3.7. Pencegahan dan Penanggulangan Kebiasaan Merokok

Upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk di pertimbangkan dan dikembangkan dengan menumbuhkan motivasi dalam diri remaja untuk berhenti merokok atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang dating dari teman, media massa, atau kebiasaan orang tua/keluarga (Aryani, 2010)

Program kampanye anti rokok buat para remaja yang dilakukan oleh Richard evans 1980 dalam Aryani (2010) dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar remaja tidak merokok, Karena ternyata program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok.

2.4 Konsep Minuman Beralkohol

2.4.1. Pengertian Minuman Beralkohol

(60)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya beragam jenis minuman beralkohol seperti bir, anggur, brandy, arak, whisky, berem, tuak dan lain-lain. Alkohol itu sendiri adalah zat paling sering disalahgunakan manusia, alkohol diperoleh atas/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan sampai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke seluruh jaringan dan cairan tubuh. Peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euphoria, namun dengan penurunannya orang tersebut akan menjadi depresi (Arifianto, 2012).

2.4.2. Jenis-Jenis Minuman Beralkohol

Menurut Permenkes RI No 86/Men.Kes/IV/97 minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol, tetapi bukan obat, yang meliputi minuman keras golongan A, golongan B dan golongan C.

a. Golongan A adalah minuman keras dengan kadar etanol (C1H5OH) dari 1-5 persen, yang antara lain: Bintang Baru Bir, Champindo Anggur Buas, San Miquel, Jinro (Korean Gingseng White), Tegerlarger Beer, Anker Bir, Bali Hai Bir dan Baby Breem.

(61)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO c. Golongan C adalah minuman keras dengan kadar etanol lebih dari 20 – 55%, yang diantaranya meliputi : Kuda Mas Brendi, Mansion House, Mc. Donald Brandy, Orang tua Arak, dan Kuda Pacu

2.4.3. Efek Minuman Beralkohol

Menurut Jocye 1999 dalam Harnanto (2009), apabila orang yang meminum minuman beralkohol akan menimbulkan efek adalah sebagai berikut:

a. Mengkonsumsi minuman beralkohol secara terus menerus dalam jangka panjang dapat merusak system di tubuh.

b. Alkohol akan merusak fungsi otak dan system saraf secara permanen. Hari merupakan organ yang berfungsi memecahkan dan mengeluarkan alkohol dari darah. Organ vital ini akan mengalami peradangan (sirosis hepatitis) dan kanker hati

c. Konsumsi alkohol secara terus menerus dapat menyebabkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, gagal jantung dan stroke. d. Jumlah alkohol yang berlebihan akan mengiritasi lambung sehingga

timbul gastritis.

e. Alkohol mengandung efek diuretic, sehingga jika berlebihan akan menimbulkan kerusakan ginjal

f. Alkohol dapat meningkatkan gairah seksual, namun, bila berlebihan malah dapat menimbulkan impotensi.

2.4.4. Etiologi Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol

(62)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO utama penyebab individu mengkonsumsi minuman beralkohol yaitu melalui keluarga dan lingkungan (sosio kultural), kemudian hal tersebut mempengaruhi kepribadian, kognitif, dan toleransi tubuh individu terhadap kadar alkohol. Faktor sosiokultural memiliki peranan yang sangat beragam dalam konsumsi minuman beralkohol, banyak individu yang mengkonsumsi disekitarnya mempengaruhi untuk mulai menggunakan minuman beralkohol. Orang tua yang mengkonsumsi minuman beralkohol kemungkinan anaknya untuk mengkonsumsi, dengan adanya model sebagai contoh, individu akan memiliki kecenderungan semakin besar menjadi pengkonsumsi minuman beralkohol disbanding yang tidak ada model pengkonsumsi (Sarafino 2008).

Teman sebaya juga mempengaruhi remaja untuk menggunakan minuman beralkohol atau tidak, kebiasaan konsumsi minuman beralkohol secara social membuat remaja akhirnya mengkonsumsi juga agar dapat diterima dalam kelompok tersebut (Hotton & Hans 2004 dalam (Wardah 2013)). Budaya konsumsi minuman beralkohol membuat individu semakin familiar terhadap minuman beralkohol, hal ini terjadi dan memiliki pengaruh berbeda-beda pada tiap daerah di Indonesia (Wardah 2013).

(63)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO hal yang membuatnya tertekan (Davison 2004 dalam (Wardah 2013)). Pemehaman terhadap resiko konsumsi minuman beralkohol juga mempengaruhi individu untuk mengkonsumsinya, hal ini juga terkait dengan budaya yang ada di keluarga individu (Wardah 2013).

Kepribadian individu juga mempengaruhi dalam konsumsi minuman beralkohol. Pribadi individu yang cemas dan susah diatur memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi minuman beralkohol lebih besar dibandingkan faktor-faktor lain (Davison 2004 dalam (Wardah 2013)). Dalam penelitian Nicolai (2008) juga mengungkapkan bahwa faktor kepribadian tertentu mempengaruhi besarnya resiko konsumsi minuman beralkohol. Kepribadian dan kognitif individu mempengaruhi toleransi kadar alkohol dalam tubuh yang nantinya akan mempengaruhi ekspetansi individu terhadap perilaku konsumsi alkohol yang dapat berujung pada penggunaan bahkan hingga kecanduan minuman beralkohol.

Faktor genetis juga memiliki peranan pada individu dalam konsumsi minuman beralkohol. Ada komponen genetic yang berpengaruh pada konsumsi minuman beralkohol pada remaja, sehingga jika orang tua mengkonsumsi minuman beralkohol anaknya kemungkinan yang sanat tinggi untuk mengkonsumsi juga.

(64)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO Reinforcement yang diterima melalui pengalaman konsumsi minuman beralkohol meningkatkan kecenderungan untuk terus mengkonsumsinya, Karena dengan adanya reinforcement yang diterima akan meningkatkan ekspetansi pada minuman beralkohol sehingga individu memiliki keyakinan bahwa dengan konsumsi minuman beralkohol akan mendapatkan reinforcement lagi. Indvidu yang mendapatkan reinforcement dengan konsumsi minuman beralkohol akan lebih memilih untuk terus mengkonsumsi terus daripada individu yang tidak memperoleh reinforcement melalui konsumsi minuman beralkohol (Cox & Klinger 1988 dalam (Wardah 2013)).

Dapat diketahui bahwa individu mulai mengkonsumsi minuman beralkohol dikarenakan pengalman masa hidupnya dengan konsumsi minuman beralkohol yaitu bagaimana kondisi lingkungan disekitarnya terhadap minuman beralkohol termasuk faktor lingkungan, genetis dan budaya. Hal tersebut kemudian mempengaruhi kepribadian dan kognitif individu untuk mengambil sikap dalam konsumsi minuman beralkohol.

2.4.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seseorang Menjadi Pecandu

Minuman Beralkohol

Menurut WHO 1996 dalam Harnanto (2009) factor penyebab penyalahgunaan NAPZA pada remaja ada beberapa, antara lain sebagai berikut:

a. Factor individu/perorangan

1) Adanya kepercayaan bahwa obat dapat mengatasi semua persoalan.

(65)

SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI… HARY BUDIARTO 3) Untuk dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang

dirasakan

4) Sebagai pernyataan tidak puas terhadap system atau nilai social yang berlaku

5) Bagi generasi muda adanya tekanan kelompok sebaya untuk dapat diterima/diakui dalam kelompoknya

6) Sebagai pernyataan sudah dewasa atau ikut zaman 7) Ingin coba-coba

8) Kurangnya interaksi orang tua terhadap anak b. Faktor Lingkungan tempat tinggal

1) Tempat tinggal berada di lingkungan peredaran atau pemakaian narkotika, psikotropika, atau zat adiktif lainnya.

2) Bersekolah di tempat atau lingkungan yang rawan terhadap obat terlarang yang sering digunakan

3) Bergaul dengan para pengedar dan para pemakai c. Faktor Keluarga

Keluarga yang tidak harmonis dan suasana keluarga yang tidak baik, tidak ada perhatian cinta dan kasih sayang, tidak adanya interaksi yang baik antara orang tua dan anak, tidak ada ketenangan membuat anak tidak nyaman dan akibatnya anak mencari kesenangan di luar rumah atau lingkungan sekitar

d. Keadaan sekolah

Gambar

Gambar 2.1 Hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan.
Gambar 2.2  Model Barnard
Gambar 2.3 Model Interaksi Pengkajian Kesehatan Anak Menurut Barnard (Diadopsi dari Barnard, 1994 dalam Tomey & Aligood, 2010)
Tabel 2.1 Keaslian Penulisan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menyimpulkan: (1) tingkat dukungan negatif keluarga pada remaja laki-laki adalah sedang, (2) perilaku merokok pada remaja laki-laki sebagian besar adalah

Karena probabilitas hitung kurang dari 0,05 atau 0,00 = 0,05, maka H0 penelitian ditolak, sehingga diputuskan terdapat hubungan antara dukungan keluarga

“Hubungan antara Dukungan Orang Tua, Teman Sebaya dan Iklan Rokok dengan Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-Laki Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali”.. Jurnal

Kurangnya dorongan dan perhatian orang tua pada belajar anak sangat berhubungan dengan hasil belajar anaknya dan keadaan keluarga dapat mempengaruhi keadaan

Persepsi orang tua terhadap lingkungan keluarga yang mempengaruhi perilaku merokok pada anak sekolah dasar pada pernyataan yang menyatakan bahwa kurangnya perhatian orang

Sebaliknya sikap orang tua yang terlalu mengekang juga tidak bagus karena hal ini akan berdampak pada pemikiran remaja.Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara

Namun sebagaimanapun hubungan orang tua dan remaja begitu baik, tetap saja dengan adanya masalah yang timbul dalam keluarga itu sendiri terutama masalah antara ibu dan ayah

Kesimpulan yang diperoleh adalah dukungan orang tua memiliki hubungan yang bermakna dengan masalah psikososial remaja, di mana remaja yang mendapatkan dukungan keluarga di bawah