• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bentuk upaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bentuk upaya"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bentuk upaya dari pendidikan untuk mewujudkan pengembangan potensi diri peserta didik atau siswa agar dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Bimbingan dan konseling di sekolah juga berperan dalam rangka memenuhi hak siswa untuk mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat dan kemampuannya, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 12 ayat b, undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam pelaksanaan proses bimbingan dan konseling di sekolah, terdapat bermacam-macam kegiatan, yaitu : (1) Pelayanan orientasi, (2) Pelayanan informasi, (3) Pelayanan penempatan dan penyaluran, (4) Pelayanan pembelajaran, (5) Pelayanan konseling perserorangan, (6) Pelayanan bimbingan kelompok, (7) Pelayanan konseling kelompok, (8) Pelayanan aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling, (9) Pelayanan himpunan data, (10) Konferensi kasus, (11) Pelayanan kunjungan rumah, dan (12) Pelayanan alih tangan kasus atau rujukan. (Sukardi dan Nila Kusmawati, 2008:234).

Salah satu kegiatan yang penting dari pelaksanaan proses bimbingan dan konseling di sekolah adalah pelayanan himpunan data, yakni proses mengumpulkan atau menghimpun data dan keterangan yang relevan dengan keperluan peserta didik atau konseli yang diselenggarakan secara berkelanjutan dan sistematis.

(2)

Dalam kegiatan pelayanan himpunan data ini digunakan bermacam-macam bentuk instrumentasi pengumpulan data yang perlu dikerjakan atau dijawab oleh para siswa sekolah. Setelah instrumentasi tersebut dikerjakan dan dikumpulkan, maka dilakukan analisa lebih lanjut untuk dapat mengidentifikasi berbagai aspek kemasalahan siswa, minat, kepribadian siswa dan sebagainya. Instrumentasi pengumpulan data ini pada umumnya meliputi 2 (dua) sifat, yakni instrumentasi pengumpulan data yang bersifat tes dan non tes. Instrumentasi pengumpulan data dalam bentuk tes pada umumnya adalah tes inteligensia, tes bakat, tes kepribadian, tes hasil belajar dan tes diagnostik. Sedangkan instrumentasi pengumpulan data dalam bentuk non tes adalah catatan, kuesioner, daftar cek, sosiometri dan inventori. Proses pengumpulan data melalui kuesioner yang dilakukan secara manual melalui pembuatan lembar kuesioner dan pengisian pada lembar jawaban oleh para siswa cukup memakan waktu dan tidak efisien. Disamping itu proses koreksi dan perhitungan juga memerlukan waktu dan ketergantungan dari guru pembimbing atau konselor, sehingga informasi yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh dengan cepat dan tepat waktu. Ketersediaan (availability) informasi dari hasil proses pengumpulan data yang dilakukan secara manual juga tidak terintegrasi, sehingga mengalami kesulitan untuk memperoleh informasi bimbingan dan konseling terhadap seorang siswa, baik dari setiap tingkatan kelas.

Rancangan sistem aplikasi instrumentasi pengumpulan data bimbingan dan konseling berbasis web yang dikembangkan ini merupakan rancangan aplikasi untuk mendukung proses pengumpulan data yang bersifat non tes. Terdapat beberapa instrumentasi non tes yang dapat digunakan dalam proses pengumpulan

(3)

data, yakni : (1) Catatan, (2) Angket atau Kuesioner, (3) Daftar cek, (4) Sosiometri, dan (5) Inventori.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang sudah dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Masalah-masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pengumpulan data melalui instrumentasi non tes dapat dilakukan dengan cepat dan efisien ?

2. Bagaimana proses perhitungan dan tabulasi hasil pengumpulan data dapat dilakukan dengan tepat, cepat, dan efisien ?

3. Bagaimana riwayat informasi hasil pengumpulan data dan perhitungan dapat terdokumentasi secara lengkap dan berkesinambungan, mudah diperoleh dengan cepat dalam setiap tingkatan kelas ?

4. Bagaimana menghindari kesalahan dalam koreksi dan perhitungan instrumentasi bimbingan dan konseling yang dapat merugikan para siswa dan pengambilan keputusan ?

5. Bagaimana mengurangi penggunaan kertas dan mengurangi biaya anggaran sekolah dalam pencetakan dan pengadaan instrumentasi pengumpulan data ?

1.3 Batasan Masalah

Dengan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, penulis membatasi masalah yang akan dianalisa mengingat adanya keterbatasan waktu dalam proses penyusutan. Batasan permasalahan dalam perancangan sistem aplikasi ini meliputi :

(4)

1. Perancangan aplikasi intsrumentasi pengumpulan data ini hanya untuk instrumentasi yang bersifat non tes.

2. Format-format kuesioner instrumentasi pengumpulan data non tes menggunakan 3 (tiga) jenis format kuesioner pengumpulan data, yakni (1) instrumen identifikasi kemasalahan siswa, (2) instrumen pengukuran minat jabatan serta (3) instrumen pengukuran kepribadian.

3. Pengujian dilakukan pada localhost dan belum melibatkan pihak sekolah dan siswa karena keterbatasan waktu penyusunan dan pengembangan.

1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan

Merancang aplikasi instrumentasi pengumpulan data non tes bimbingan dan konseling berbasis web yang dapat :

1. Memfasilitasi proses pengumpulan data bimbingan konseling dilakukan secara cepat dan efisien.

2. Mengotomasi proses penilaian dan perhitungan hasil pengumpulan data.

3. Mendokumentasikan riwayat informasi hasil penilaian dan perhitungan bimbingan dan konseling siswa secara lengkap dan berkesinambungan dalam setiap tingkatan kelas.

4. Menghindari kesalahan koreksi dan perhitungan.

5. Mendistribusikan hasil penilaian secara cepat dan tepat waktu.

1.4.2 Manfaat

Hasil rancangan sistem informasi instrumentasi pengumpulan data non tes bimbingan dan konseling siswa berbasis web memberikan manfaat sebagai berikut:

(5)

a. Guru bimbingan dan konseling dapat membuat kuesioner instrumentasi pengumpulan data non tes secara on line dan dijawab oleh para siswa secara on line, tanpa proses pencetakan dan pengadaan materi instrumentasi.

b. Guru bimbingan dan konseling tidak perlu menghabiskan waktu untuk melakukan perhitungan manual terhadap hasil pengisian instrumentasi pengumpulan data non tes yang dilakukan oleh para siswa, karena hasil perhitungan dan analisa dapat dilakukan secara otomatis oleh sistem aplikasi. c. Ketersediaan (availability) informasi hasil pengumpulan data dan penilaian

terdokumentasi dalam suatu database, sehingga riwayat informasi hasil pengumpulan data dan penilaian dari setiap siswa dapat diperoleh dengan mudah dan cepat dari setiap tingkatan kelas.

d. Mengurangi penggunaan kertas, anggaran biaya sekolah dalam pengadaan lembar kuesioner-kuesioner dan lembar jawaban instrumentasi pengumpulan data.

e. Menghindari kesalahan dalam pelaksanaan koreksi dan perhitungan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling yang dapat merugikan siswa dan pengambilan keputusan.

1.5 Metodologi Penelitian Perancangan

Dalam mengimplementasikan proses System Development Life Cycle (SDLC), terdapat beberapa metodologi, dimana metodologi tersebut dibagi menjadi beberapa kategori, yakni Structure Design, Rapid Application Development (RAD) dan Agile Development. (Allan Dennis. dkk, 2005:8). Structure design terdiri atas waterfall development, pararell development. Rapid

(6)

Application Development terdiri atas phased development dan prototyping, sedangkan termasuk dalam kategori Agile adalah extreme programming. Dalam pengembangan aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling berbasis web ini menggunakan metode Iteratif1, yakni model waterfall, namun dalam pelaksanaanya dapat dilakukan penelusuran balik. Pada metode waterfall setiap proses pengembangan dilakukan secara berurutan dari satu tahap ke tahap berikutnya, setelah setiap fase disetujui, maka akan dilanjutkan fase selanjutnya tanpa dimungkinkan dilakukan langkah mundur, misalnya dari desain ke analisis. Sedangkan pada metode Iteratif dimungkinkan untuk melakukan penelusuran balik ke fase sebelumnya, hal ini untuk mengakomodasi masukan dalam melengkapi kebutuhan sistem yang telah di rancang pada awal pengembangan atau untuk memenuhi kebutuhan perubahan bisnis. Metode iteratif ini, dapat dikatakan pengembangan sistem sebagai rangkaian dari metode waterfall. Tahapan metode waterfall sebagai berikut :

a. Analisa b. Desain (Perancangan) c. Pengkodean d. Pengujian e. Deploy (implementasi) 1

(7)

1.5.1. Analisa

Tahap analisa dilakukan untuk menentukan kebutuhan yang diperlukan atas sistem yang akan dibangun, agar dapat memenuhi dan memecahkan masalah yang dihadapi. Analisa dilakukan dengan berbagai langkah sebagai berikut :

1.5.1.1 Studi Pustaka

Melakukan studi pustaka, dengan mempelajari buku-buku, jurnal dan situs yang ada hubungannya dengan proses bimbingan dan konseling serta perancangan sistem informasi bimbingan dan konseling. Studi juga dilakukan untuk mempelajari buku-buku, materi yang berhubungan dengan format pertanyaan kuesioner (instrumen identifikasi) bimbingan dan konseling di sekolah. Proses perhitungan dan pentabulasian hasil jawaban instrumentasi bimbingan dan konseling.

1.5.1.2 Diskusi

Melakukan diskusi dengan seorang praktisi bimbingan dan konseling dan juga dosen. Untuk memperoleh pemahaman terhadap proses bimbingan dan konseling, pemahaman terhadap perhitungan dan analisa hasil kuesioner bimbingan dan konseling.

1.5.1.3 Pengumpulan data

Mengumpulkan data yang diperlukan, untuk mengetahui kebutuhan dari format-format template yang akan digunakan dan dibangun dalam sistem, yakni : 1.3.1 Format pertanyaan identifikasi permasalahan serta proses perhitungannya. 1.3.2 Format pertanyaan identifikasi pengukuran kepribadian serta proses

perhitungannya.

(8)

1.3.4 Format data pribadi siswa

1.3.4 Format pelaporan untuk masing-masing format instrumentasi.

1.5.2. Design (Perancangan)

Melakukan perancangan terhadap sistem aplikasi yang akan dibuat berdasarkan hasil analisa terhadap bisnis proses dan format-format instrumentasi dalam bentuk permodelan perancangan sistem. Permodelan yang akan digunakan adalah functional modeling dalam bentuk use case diagram dan activitiy diagram. Structure modeling dalam bentuk class diagram. Kemudian behavioral modeling dalam bentuk sequence diagram. Setelah permodelan sistem selesai dibuat, dilanjutkan dengan perancangan database dan spesifikasi database, perancangan tampilan input dan ouput.

1.5.3. Pengkodean

Pada tahap ini, sistem yang telah dirancang mulai di buatkan penulisan program sesuai dengan spesifikasi yang telah dibuat dalam rancangan sistem. Pengkodean menggunakan PHP, JQuery dan pembuatan database dengan menggunakan aplikasi database MySQL.

1.5.4. Pengujian Sistem

Melakukan pengujian terhadap perangkat lunak yang telah dirancang. Pengujian perangkat lunak dilakukan dengan metode black box, yakni dengan melakukan pembuatan check list pengujian dan melakukan pengujian terhadap proses input dan output.

(9)

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan dalam penelitian perancangan sistem aplikasi instrumentasi ini disusun sebagai berikut :

Bab I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini menguraikan penjelasan latar belakan masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitan perancangan, serta sistematika penulisan laporan.

Bab II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tinjauan pustaka untuk mengetahui penelitian perancangan sistem aplikasi yang terkait dengan bimbingan dan konseling, uraian teori yang berkaitan dengan penelitian pengembangan sistem informasi, penjelasan terhadap masing-masing instrumentasi dan prosedur pengskoran.

Bab III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi penjelasan dari hasil analisa penelitian dan data, serta uraian perancangan sistem dalam bentuk diagram permodelan sistem dan rancangan tampilan layar pada proses input dan output.

Bab IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini menjelaskan mekanisme pengujian yang akan dilakukan serta hasil pengujian yang dilakukan sesuai skenario pengujian yang disajikan dalam script pengujian yang sudah dibuat, serta analisa terhadap hasil pengujian.

(10)

Bab V KESIMPULAN DAN PENUTUP

Bab ini merupakan penjelasan kesimpulan dan saran yang bermanfaat dari hasil penelitian perancangan sistem aplikasi instrumentasi pengumpulan data bimbingan dan konseling ini.

Referensi

Dokumen terkait

Suatu radiofarmaka yang akan digunakan untuk tujuan diagnosis di dalam tubuh, harus terakumulasi dengan baik pada organ atau tempat yang akan disidik dengan rentang waktu

Apabila efek infeksi bakteri hasil isolasi dari ikan sakit terhadap ikan sehat menyebabkan ikan sehat tersebut menjadi sakit dengan gejala seperti ikan sakit pada

Suneki, Sri (2012 : 307) menyatakan bahwa Globalisasi sebagai fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian

One-Group Pretest-Posttest Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi keterlaksanaan, lembar tes keterampilan proses sains, dan lembar angket

Dapat disimpulkan bahwa Musim memberikan pengaruh terhadap pertambahan berat badan sapi Brahman Cross (BX) dan pada musim kemarau menunjukkan PBBH yang lebih

Sama dengan pengelolaan resiko operasional, lembaga keuangan dapat meminimalisir resiko kredit pada kontrak Musyarakah permanen dengan cara terlibat langsung dalam

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Analisis Employee Stock Ownership Plans (ESOP) Terhadap Earning Per Share (EPS) dan dampaknya Terhadap Harga Saham,”

dengan metode tafsir al-Qur’an seperti ini, menurut Hanafi, seorang Mufasir yang ingin mendekati makna al-Qur’an tidak saja mendeduksi makna dari teks, tapi