BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
A. Media Pornografi
1. Definisi Media Pornografi
Media pornografi merupakan konsep komunikasi antar pribadi, medium penyimpanan dan medium informasi yang mengandung unsur pornografi (Wen dalam Bungin, 2003). Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat (UU No. 44, 2008). Jenis media pornografi Jenis media pornografi menurut UU No. 44 (2008), yaitu: televisi, telepon, surat kabar, majalah, radio, internet.
2. Macam-macam Media Pornografi
a. Televisi ( TV )
Media adalah suatu alat untuk menyampaikan informasi komunikasi secara aktif maupun tidak aktif (pasif). Sedangkan Televisi berasal dari dua kata yaitu tele yang artinya jauh dan visi artinya pandangan. Jadi yang dimaksudkan disini adalah pandangan
jarak jauh. Namun arti secara global adalah sebuah alat media informasi audio visual satu arah. Yaitu media yang paling populer dan tersebar di seluruh dunia.
b. Handphone ( HP )
Telepon genggam atau handphone adalah sebuah perangkat telekomunkasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga konvensional namun dapat dibawa kemana – mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel.
c. Surat kabar
Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca” (Effendy,1993:241).
d. Majalah
Majalah terdiri dari sekumpulan kertas cetakan yang disatukan. Tulisan-tulisan di dalam majalah dibuat bukan oleh tulisan tangan, namun oleh suatu mesin cetak. Tidak ada ketentuan baku dalam penyusunan isi sebuah majalah. Majalah biasanya berisi berbagai macam topik tulisan yang sesuai dengan tujuan dan topik dari
majalah yang bersangkutan. Bukan hanya terdapat tulisan, di dalam majalah juga ada gambar-gambar yang bertujuan sebagai ilustrasi dari tulisan dan juga bertujuan untuk membuat isi majalah menjadi cantik dan menarik. Gambar-gambar tersebut bisa berbentuk gambar orang, gambar benda, atau gambar kartun.
e. Radio
Radio adalah alat teknologi yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal dengan cara melakukan modulasi dan dapat digunakan dengan cara menggunakan radiasi yang berasal dari gelombang elektromagnetik radio.
f. Internet
Internet atau yang merupakan kependekan dari Inter-connected Network merupakan sebuah jaringan komputer yang menghubungkan antar komputer secara global. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa internet dapat juga disebut sebagai jaringan alam, yaitu suatu jaringan yang sangat luas.
Internet juga dapat bekerja sama seperti jaringan komputer pada umumnya, eperti halnya jarnigan komputer lokal maupun jaringan komputer area luas, internet juga menggunakan sebuah protokol komunikasi yang sama yaitu TCP/IP (Tranmission Control Protol / Internet Protocol), Sibero (2011).
B. Remaja
1. Definisi Remaja
Pengertian Remaja - Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak – kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda (Soetjiningsih. 2012).Remaja pada tahap perkembangan awal (early adolescence) adalah seorang reamja yang masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunnya seja dengan lawan jenis, ia sudah berfantasi erotic.kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali tahap “ego” menyebabkan para remaja ini sulit mengerti orang dewasa (sarwono, 2011).
2. Tahapan Remaja
Tahapan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 20 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan
atas tiga, yaitu 12 - 15 tahun = masa remaja awal, 15 - 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 - 20 tahun = masa remaja akhir (Deswita, 2006).
Masa remaja digolongkan menjadi 3 tahap menurut (Deswita, 2006) yaitu :
a. Masa pra remaja : 12 – 14 tahun
Yaitu periode sekitar kurang lebih 2 tahun sebelum terjadinya pemasakan seksual yang sesungguhnya tetapi sudah terjadi perkembangan fisiologi yang berhubungan dengan pemasakan beberapa kelenjar endokrin.
b. Masa remaja awal : 14 – 17 tahun
Yaitu periode dalam rentang perkembangan dimana terjadi kematangan alat – alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi.
c. Masa remaja akhir : 17 – 20 tahun
Berarti tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.
3. Ciri-ciri Masa Remaja
Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (2011), antara lain:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada
emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kaca mata berwarna merah jambu,
melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan di dalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalamperilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan. Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab.
4. Ciri-ciri perkembangan Remaja
Menurut Wong, et al (2009 p.585) perkembangan remaja terlihat pada: a. Perkembangan biologis
Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder.
b. Perkembangan psikologis
Teori psikososial tradisional menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa remaja mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang lain.
c. Perkembangan kognitif
Berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan berfikir abstrak. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang merupakan ciri periode berfikir konkret, remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi.
d. Perkembangan moral
Anak yang lebih muda hanya dapat menerima keputusan atau sudut pandang orang dewasa, sedangkan remaja, untuk memperoleh autonomi dari orang dewasa mereka harus menggantikan seperangkat moral dan nilai mereka sendiri.
e. Perkembangan spiritual
Remaja mampu memahami konsep abstrak dan mengintepretasikan analogi serta simbol - simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi dan berfikir secara logis.
f. Perkembangan sosial
Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap temen dekat dan teman sebaya.
5. Tugas Remaja
Tugas perkembangan remaja menurut (Sofyan S. Willis. 2005: 8 – 15) yaitu :
a. Memperoleh sejumlah norma – norma dan nilai – nilai. b. Belajar memiliki peran sosial sesuai dengan jenis kelamin
masing – masing.
c. Menerima kenyataan jasmaniah serta dapat menggunakannya secara efektif dan merasa puas terhadap keadaan tersebut. d. Mencapai kebebasan dari kebergantungan terhadap orang
tua dan orang dewasa lainnya. e. Mencapai kebebasan ekonomi.
f. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kesanggupannya.
g. Memperoleh informasi tentang perkawinan dan mempersiapkannya.
h. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep – konsep tentang kehidupan bermasyarakat.
i. Memiliki konsep – konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untuk kehidupan bermasyarakat
C. Perilaku Seksual Pranikah
1. Definisi Perilaku Seksual Pranikah
Perilaku seksual pranikah adalah perilaku yang timbul karena adanya dorongan seksual atau kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku seperti berfantasi, pegangan tangan, berciuman, berpelukan sampai dengan melakukan hubungan seksual yang dilakukan sebelum menikah (Kusmiran, 2013). Perilaku seksual pranikah adalah segala macam tindakan seperti bergandengan tangan, berciuman sampai dengan bersenggama yang dilakukan dengan adanya dorongan hasrat seksual yang dilakukan sebelum ada ikatan pernikahan yang sah,Simanjuntak (dalam prastawa & Lailatushifah, 2009).
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini beraneka ragam mulai dari perasaan tertarik hingga kencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain seperti berpegangan tangan, berciuman, petting, dan senggama. Bisa juga dilakukan oleh diri sendiri seperti onani atau masturbasi Sarlito (2006: 142).
2. Macam – macam Perilaku Seksual Pranikah
Dikutip dari PKBI ( Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) berikut beberapa perilaku seksual, yaitu:
a. Berfantasi,
Adalah perilaku yang normal dilakukan. Fantasi merujuk pada citra mental seseorang, objek atau situasi, yang seringkali, meskipun tidak selalu melibatkan komponen seksual. Mungkin saja didasarkan pada pengalaman masa lalu atau seluruhnya imajinasi. Memiliki fantasi tentang perilaku seksual tertentu tidak berarti orang tersebut benar-benar berharap akan melakukan atau akan menyukai perilaku tersebut. Dampak fantasi yaitu aktivitas seksual ini bisa berlanjut ke kegiatan lainnya, seperti : masturbasi, berciuman,dan aktivitas lainnya.
b. Berpegangan tangan
Aktivitas ini memang tidak terlalu menimbulkan rangsangan seksual yang kuat, namun biasanya muncul keinginan untuk mencoba aktivitas seksual lainnya (hingga kepuasan dapat tercapai)
c. Cium kening
Biasanya dilakukan pada kening, pipi, tangan, rambut. Pada bibir biasanya dilakukan dalam waktu singkat. Dampaknya yaitu Imajinasi atau fantasi seksual jadi berkembang.
d. Cium basah
Adalah ciuman yang dilakukan dalam waktu yang relative lebih lama dan intim. Dampak dari ini bisa menimbulkan Jantung menjadi lebih berdebar-debar, dapat menimbulkan sensasi seksual yang kuat sehingga membangkitkan dorongan seksual hingga tak terkendali. e. Meraba
Dalam pengertian ini artinya meraba sesuatu yang lebih vital dampaknya yaitu bisa terangsang secara seksual,ketagihan, muncul perasaan “dilecehkan” pada pasangan.
f. Berpelukan
Dalam hal ini antara lawan jenis ataupunn sesame jenis dapat menimbulkan jantung menjadi berdegup lebih cepat, perasaan aman,
nyaman dan tenang, rangsangan seksual (terutama jika mengenai daerah erogenous)
g. Mastrubasi
Mastrubasi adalah rangsangan sengaja oleh diri sendiri terhadap bagian tubuh yang sensitive seperti alat kelamin. Masturbasi bisa dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Masturbasi yang berbahaya adalah masturbasi yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat berbahaya atau tidak higienis. Masturbasi yang dilakukan terus-menerus juga dianggap berbahaya karena menunjukkan adanya masalah emosional yang membutuhkan bantuan konsultasi.
h. Seks oral
Adalah rangsangan seksual yang dilakukan oleh mulut terhadap alat kelamin pasangannya. Ada dua jenis seks oral, yaitu fellatio (mulut dengan penis) dan cunnlilingus (mulut dengan vagina).
i. Seks vagina
Adalah perilaku seksual dengan cara memasukan penis ke dalam vagina. Dampak seks vagina
3. Faktor – faktor perilaku seksual pranikah
Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya perilaku seksual pranikah di kalangan remaja,Pratiwi (2004):
a. Biologis
Yaitu, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan hormonal yang dapat menimbulkan prilaku seksual.
b. pengaruh Orang
kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dalam masalah seksual, dapat memperkuat munculnya penyimpangan prilaku seksual.
c. Pengaruh teman sebaya
Pengaruh teman sebaya membuat remaja mempunyai kecenderungan untuk memakai norma teman sebaya dibandingkan norma sosial yang ada. d. Adanya media pornografi
Adanya media pornografi yang mempertontonkan dan menyediakan gambar,film,animasi,kartun yang mengandung unsur seksual yang dapat mempengaruhi pikiran remaja untuk melakukan perilaku seksual.
e. Akademik
Remaja yang prestasi dan aspirasi yang rendah cenderung lebih sering memunculkan prilaku seksual dibandingkan remaja dengan prestasi yang baik di sekolah.
f. Pemahaman
Pemahaman kehidupan sosial akan membuat remaja mampu untuk mengambil keputusan yang akan memberikan pemahaman prilaku seksual dikalangan remaja. Remaja yang mampu mengambil keputusan secara tepat
berdasarkan nilai – nilai yang dianutnya akan menampilkan prilaku seksual yang sehat.
g. Pengalaman Seksual
Semakin banyak remaja mendengar, melihat dan mengalami hubungan seksual maka semakin kuat stimulasi yang mendorong munculnya prilaku seksual tersebut, misalnya melihat gambar – gambar porno diinternet ataupun mendengar obrolan dari teman mengenai pengalaman seksual.
h. Pengalaman dan Penghayatan Nilai – Nilai Keagamaan
Remaja yang memiliki penghayatan yang kuat mengenai nilai – nilai keagamaan, integritas yang baik juga cenderung mampu menampilkan seksual selaras dengan nilai yang diyakininya serta mencari kepuasan dari prilaku yang produktif.
i. Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian seperti harga diri, kontrol diri dan tanggung jawab akan membuat remaja mampu mengambil dan membuat keputusan.
j. Pengetahuan mengenai Kesehatan Reproduksi
Remaja yang memiliki pemahaman secara benar dan proporsional tentang kesehatan reproduksi cenderung memahami prilaku seksual serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan seksual secara sehat dan bertanggung jawab.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi prilaku seksual pada remaja menurut Pratiwi (2004) yaitu biologis, pengaruh teman sebaya, pengaruh orang tua, adanya media pornografi, akademik, pemahaman, pengalaman seksual, pengalaman dan penghayatan nilai – nilai keagamaan, kepribadian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi.
4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah
Dampak perilaku seksual Menurut Mutadin (2006). Yaitu: a. Dampak Psikososial
Dampak psikososial yang timbul akibat perilaku seksual antara lain adalah ketegangan mental dan kebigungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil di luar nikah. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut. Selain itu resiko yang lain adalah terganggunya kesehatan yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi. Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan adanya murid yang hamil diluar nikah.
b. .Dampak psikologis
1) Rasa bersalah: Seseorang yang melakukan hubungan seksual pranikah secara psikologis akan memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil.
2) Depresi: Salah satu dampak secara psikologis yang disebabkan oleh hubungan seksual pranikah adalah hilangnya harga diri, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat. Terlebih lagi mereka harus putus sekolah, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan adanya murid yang hamil diluar nikah.
3) Marah dan agresi: Sebagian perilaku seksual yang dilakukan oleh seseorang akan menimbulakan dampak seperti rasa marah dan agresi, hal ini disebabkan karena dampak dan akibat yang mereka tanggung yang mungkin terjadi pada diri mereka. Kehamilan di luar nikah misalnya, hal ini mengkibatkan terjadinnya perubahan peran dan status yang mendadak bagi diri mereka serta dengan adanya suatu penolakan terhadap dirinya. Terlebih sebagai seorang remaja mereka belum siap untuk membina suatu keluarga, serta kesiapan salah satu dari mereka yang dapat menimbulkan perbedaan dan perselisihan sehingga memicu rasa marah yang ujungnya akan mengakibatkan perilaku agresif.
D. KERANGKATEORI
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian modifikasi
Sumber: pratiwi (2004), PKBI (2013), Mutadin (2006). Tahapan remaja
Pra remaja 12-14 th Remaja awal 14-17
th
Remaja akhir 17-21
Kasus perilaku seksual pranikah Adanya pemerkosaan Hamil diluar nikah Adanya aborsi Remaja
Perilaku seksual remaja Berfantasi Berpegangan tangan Cium kening Cium basah Merba Berpelukan Mastrubasi Seks oral Seks vagina Tugas tahap tumbang remaja
Memperoleh sejumlah norma-norma
Memilikii peran sosial Mencapai kebebasan dari
kebergantungan terhadaporang tua Mempirsiapkan diri untuk pekerjaan. Mengembangkan kecakapan intelektual Tumbuh kembang remaja
Bologis Psikologis Kognitif Moral Spiritual Sosial Dampak perilaku seksual pranikah 1. Psikososial Rasa ketegangan mental dan kebingungan akan peran soosial yang tiba-tiba berubah 2. Psikologis
a. Rasa bersalah b. Depresi Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
seksual pranikah Biologis
Pengaruh orangtua Pengaruh teman sebaya Adanya media pornografi Akademik Pemahaman Pengalaman seksual Dampak perilaku seksual pranikah 3. Psikososial Rasa ketegangan mental dan kebingungan akan peran soosial yang tiba-tiba berubah 4. Psikologis
c. Rasa bersalah d. Depresi
E. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 : Variabel Independen dan Dependen
F. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara atau jawaban dari suatu penelitian (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis penelitian yang di uji yaitu :
Ho : Tidak terdapat hubungan paparan media pornografi terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di MTs Negeriegeri Bangbayang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes tahun 2017.
Ha : Terdapat hubungan paparan media pornografi terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di MTs Negeriegeri Bangbayang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes tahun 2017.
Perilku Seksual Pranikah pada Remaja Paparan Media